PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KOMUNIKASI
ORGANISASIONAL DAN KOMPETENSI TEKNIS TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT FINNET
INDONESIA
Eko Wirawan Bakkara1,
Mafajri Dwi Praja2
Universitas Budi Luhur
Email: ekowirawan20@gmail.com1,
mafajri11@gmail.com2
Abstrak
Perkembangan teknologi saat ini sangat mempengaruhi
cara bekerja dan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi, sosial dan lingkungan dengan memanfaatkan teknologi keuangan digital. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. hasil
kerja yang telah dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya didasarkan
pada kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu. kesimpulan
penelitian sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan
signifikan secara simultan good corporate governance, komunikasi
organisasional kompetensi teknis dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan
pada PT Finnet Indonesia. 2. Terdapat pengaruh
positif dan signifikan good
corporate governance terhadap kepuasan
kerja karyawan PT Finnet Indonesia. 3. Terdapat pengaruh
positif dan signifikan komunikasi organisasional terhadap kepuasan kerja karyawan PT Finnet Indonesia. 4. Terdapat pengaruh
positif dan signifikan kompetensi teknis terhadap kepuasan kerja karyawan PT Finnet Indonesia. 5. Terdapat pengaruh
positif dan signifikan good
corporate governance terhadap kinerja
karyawan PT Finnet
Indonesia.
Kata
kunci: Implementasi Good Corporate Governance, Komunikasi
Organisasional, Kompetensi
Teknis
Abstract
Current
technological developments greatly influence the way we work and our daily
lives. One of them is meeting economic, social and environmental needs by
utilizing digital financial technology. The research method used is a
quantitative method with an associative approach. work results that have been
achieved by a person or group of people in an organization in accordance with
the duties and responsibilities assigned to them based on skill, experience,
seriousness and time. The research conclusions are as follows: 1. There is a
simultaneous positive and significant influence of good corporate governance,
organizational communication, technical competence and job satisfaction on employee
performance at PT Finnet Indonesia. 2. There is a
positive and significant influence of good corporate governance on the job
satisfaction of PT Finnet Indonesia employees. 3.
There is a positive and significant influence of organizational communication
on employee job satisfaction at PT Finnet Indonesia.
4. There is a positive and significant influence of technical competence on the
job satisfaction of PT Finnet Indonesia employees. 5.
There is a positive and significant influence of good corporate governance on
the performance of PT Finnet Indonesia employees.
Keywords: Implementation
of Good Corporate Governance, Organizational Communication, Technical
Competence
Pendahuluan
Perkembangan teknologi saat
ini sangat mempengaruhi cara bekerja dan dalam kehidupan sehari-hari (Danuri, 2019). Salah satunya dalam memenuhi
kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan dengan memanfaatkan teknologi keuangan
digital. Saat perekonomian mendapatkan tantangan yang disebabkan adanya pandemi
Covid 19 ternyata mampu menjadi peluang dalam mengubah perilaku dan interaksi manusia
secara fundamental, pada momen inilah fintech
atau financial technology berperan
mengubah perilaku manusia dalam aktifitas transaksi keuangan seperti
berbelanja, belajar, konsultasi ke dokter dan dalam melakukan transaksi
keuangan lainnya. Tidak hanya mengubah perilaku pengguna tetapi juga mengubah
ekosistem suatu industri salah satunya adalah industri keuangan digital.
Beberapa waktu belakangan ini,
istilah fintech tengah mengemuka di
kalangan masyarakat. fintech pada dasarnya
adalah sebuah lini bisnis yang berbasis pada penggunaan software atau aplikasi dalam menyediakan jasa finansial (Sihombing, 2021). Biasanya, fintech hadir sebagai perusahaan
rintisan atau perusahaan startup. Di Indonesia sendiri, fintech hadir sebagai salah satu katalis dalam meningkatkan inklusi
finansial. Indonesia memiliki lebih dari 200 juta penduduk yang tersebar dalam
wilayah kepulauan yang luas. Kondisi geografis yang sedemikian rupa menjadikan
tantangan tersendiri bagi perbankan tradisional untuk menjangkau masyarakat
yang berada di pedalaman Indonesia (Untari, Avenzora, Darusman, & Prihatno,
2014).
McKinsey (2022)
menghasilkan penelitian bahwa transaksi pembayaran digital telah berkembang
pesat di pasar negara berkembang selama dua tahun terakhir, karena pandemi
mempercepat peralihan ke pembayaran nirsentuh dan e-commerce. Penggunaan dompet elektronik dari tahun ke tahun
semakin berkembang, transfer antar akun ke akun dapat dilakukan seketika (real time), dan pemain industri fintech melakukan sinergi kemitraan
untuk memperluas penetrasi pelanggan.
Ekosistem
fintech di Indonesia terdiri dari
beberapa klasifikasi produk. Diantaranya yang ditawarkan adalah produk yang
menawarkan jasa lending dan crowdfunding (Yoyo Sudaryo et
al., 2020). Melalui
aplikasi yang menyediakan jasa ini, orang-orang yang membutuhkan dana cukup
membuat account pada aplikasi
penyedia jasa lending dan crowdfunding dan
mengunggah informasi terkait jumlah dana yang dibutuhkan, tujuan penggunaan
dana, dan informasi lainnya yang relevan.
Nilai
transaksi fintech di Indonesia terus
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016, mencapai USD 15,02 miliar atau
sekitar Rp 202,77 triliun. BI memprediksi nilai transaksi uang elektronik
(termasuk fintech di sistem
pembayaran, e-money dan e-wallet) mencapai Rp 284 triliun pada
2021. Inklusi keuangan digital menargetkan kalangan masyarakat ekonomi kelas
bawah, daerah tertinggal dan sebagainya yang belum mendapatkan akses pelayanan ekonomi
secara baik. Inilah peluang bagi fintech dan
masyarakat yang ada dalam segmen ini. Pertumbuhan startup yang sangat masif di Indonesia juga menjadi peluang
tersendiri bagi fintech. Aturan yang jelas
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk fintech
lending yang mengatur jumlah maksimum angka bunga perhari sebesar 0,8% akan
sangat memberikan keuntungan bagi para pengusaha startup.
Kinerja
Fintech dapat dilihat dari
pertumbuhan Asset Under Management (AUM)
Selling Agent Fintech (SAF) untuk lima
tahun terakhir yang disajikan pada gambar berikut.
Gambar
1 Pertumbuhan AUM SA Fintech Tahun 2018-2022
Sumber:
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSE)
Berdasarkan
data di atas terlihat bahwa dari tahun 2018 sampai Juli 2022 pertumbuhan Asset Under Management (AUM) Selling Agent Fintech mengalami kenaikan
secara terus menerus. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan Fintech di Indonesia memiliki peluang
yang baik dalam kegiatan usahanya.
Seiring
dengan peluang baru, bank, perusahaan telekomunikasi, dan fintech mengalami persaingan yang semakin ketat. Bank konvensional
masih mempertahankan posisi terdepan dalam pembayaran di sebagian besar negara,
tetapi nonbank memiliki aplikasi pembayaran front-end
yang dominan di beberapa pasar negara berkembang, khususnya di lima negara
ASEAN yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Philipina, dan Vietnam.
Sejauh
ini permasalahan yang terjadi pada industri fintech
khususnya di Indonesia adalah soal persepsi. Teknologi yang identik dengan
generasi muda mungkin akan menjadi hal menguntungkan dan membantu bagi setiap transaksi
ekonomi. Namun, bagi kalangan generasi di atas millenial, perspektif tentang
penggunaan teknologi keuangan digital adalah sesuatu yang membuat aktivitas
semakin rumit. Oleh sebab itu, edukasi yang menyentuh semua kalangan sangat dibutuhkan.
Terlebih untuk kalangan inklusi di daerah, di tempat-tempat yang masih sulit
terjangkau akses komunikasi.
Adapun
permasalahan lainnya yaitu fintech menawarkan
banyak inovasi produk sistem keuangan digital yang terus berkembang, tetapi di
satu sisi kehadirannya masih belum banyak masyarakat yang tahu tentang hal
tersebut. Pelaku fintech perlu terus
melakukan edukasi secara masif kepada masyarakat tentang produk dan layanan
serta keunggulan yang dimiliki.
PT Finnet
Indonesia suatu perusahaan yang merupakan bagian dari Telkom Group (parent) dengan fokus menyediakan
layanan digital payment technology atau
penyedia layanan sistem pembayaran, yang didirikan di Jakarta pada 26 Januari
2006, dengan No. Akta 97 oleh Notaris Imas Fatimah, SH. Berkedudukan hukum dan beralamat
kantor di Gedung Telkom Landmark Tower Lantai 28, Jalan Jenderal Gatot Subroto,
Kavling 52, Kelurahan Kuningan Barat, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
12710. Terdapat 3 (tiga) portofolio Finnet yaitu Bill Payment Switching, Bill Payment Aggregator dan Online Payment Solution.
Manajemen kinerja secara umum dapat dikatakan
sebagai suatu proses untuk menciptakan pemahaman bersama antara atasan dan bawahan mengenai apa yang harus dicapai dan bagaimana mencapainya dalam bentuk kompensasi. Kinerja dalam bahasa Indonesia sebenarnya
terjemahan secara bebas dari kata performance. Kinerja atau prestasi
kerja dalam arti yang agak terbatas sering digunakan untuk mengukur pencapaian
kerja seseorang seperti tugas yang diberikan kepada seseorang dalam perusahaan
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan model maupun
etika (Prawirosentono & Primasari, 2017).
(Sajangbati, 2013) menyatakan bahwa kinerja adalah nilai serangkaian
perilaku pekerja yang memberikan kontribusi, baik secara positif maupun
negatif, pada penyelesaian tujuan organisasi. Pendapat lain menyatakan bahwa
kinerja adalah hasil dari pekerjaan yang berkaitan dengan tujuan organisasi
seperti kualitas, efisiensi dan kinerja lain dari efektivitas (Syam, 2020). (Kamijan, 2021), telah menetapkan kinerja kegiatan yang biasanya
merupakan bagian dari pekerjaan dan aktivitas individu dan harus melakukannya.
Menurut (Safitri, Manajemen, & Ekonomi,
2013), kinerja karyawan adalah kemampuan karyawan dalam melakukan sesuatu
keahlian tertentu. Kinerja karyawan sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini
akan diketahui seberapa jauh kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya. Mangkunegara (2016 : 93) menyatakan bahwa kinerja
merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Wibowo (2016:7) menyatakan bahwa kinerja adalah tentang
melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut (Lestary & Chaniago, 2017). Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan
bagaimana cara mengerjakannya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat
disintesiskan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang telah dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya didasarkan pada kecakapan, pengalaman,
kesungguhan dan waktu.
Tercapainya tujuan suatu perusahaan hanya
dimungkinkan karena upaya para pelaku yang terdapat pada organisasi lembaga
atau perusahaan tersebut. Dalam hal ini sebenarnya terdapat hubungan yang erat
antara kinerja perorangan dengan kinerja lembaga atau kinerja perusahaan.
Dengan kata lain bila kinerja karyawan tinggi, maka kemungkinan besar kinerja
perusahaan juga tinggi. Kinerja seorang karyawan akan tinggi bila dia mempunyai
keahlian yang tinggi, bersedia bekerja karena digaji atau diberi upah sesuai
dengan perjanjian, mempunyai harapan masa depan lebih baik (Prawirosentono & Primasari, 2017).
Metode
Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif
dengan pendekatan asosiatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2016).
Metode kuantitatif adalah penelitian dengan
memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Pada
dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian dalam rangka
pengujian hipotesis dan mengambil kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas
nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok
atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.
Pendekatan asosiatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel
atau lebih, (Sugiyono, 2017). Asosiatif adalah suatu penelitian yang bertujuan
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini menganalisis
pengaruh good corporate
governance, komunikasi organisasional, kompetensi teknis terhadap
kepuasan kerja serta dampaknya pada kinerja karyawan. Untuk mengkaji seluruh masalah penelitian, data yang diperlukan diperoleh melalui survei lapangan dengan menggunakan kuesioner. Kemudian dilakukan analisis dan uraian terhadap seluruh permasalahan penelitian melalui analisis data, perhitungan statistik dan interpretasi data.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara kuesioner yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengajukan
daftar pernyataan kepada pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan masalah
yang akan diteliti dan diisi oleh responden sendiri serta bertujuan untuk
memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden dimana pernyataan yang
diberikan sesuai dengan pokok bahasan dalam penelitian yaitu tentang good corporate governance, komunikasi
organisasional, kompetensi teknis terhadap kepuasan kerja serta dampaknya pada
kinerja karyaran. Kuesioner disebarkan kepada karyawan yang bekerja di PT Finnet Indonesia.
Metode Analisis Data
Statistik Deskriptif
Analisis
stastistik deskriptif ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai gambaran
umum dari data yang diperoleh. Gambaran tersebut meliputi nilai minimum,
maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi yang berkaitan dengan
data sebagai jawaban atas pertanyaan yang terdapat dalam instrumen penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Kinerja Karyawan
Data variabel kinerja karyawan diperoleh
melalui penyebaran kuesioner kepada karyawan yang
bekerja pada PT Finnet Indonesia dengan menggunakan 5 kriteria yang
dianggap sebagai parameter kinerja karyawan dan dibuat dalam bentuk butir
pernyataan dengan lima item jawaban: sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N),
tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Berikut disajikan data
pengamatan variabel kinerja karyawan dengan score jawaban dari jumlah responden sebanyak 153 orang pada Tabel 6
Tabel 6 Data Variabel Kinerja Karyawan
Kode |
SS |
S |
KS |
TS |
Mean |
||||
F |
% |
F |
% |
F |
% |
F |
% |
||
KK1 |
40 |
26 |
63 |
41 |
41 |
27 |
9 |
6 |
3.88 |
KK2 |
47 |
31 |
66 |
43 |
33 |
22 |
7 |
5 |
4.00 |
KK3 |
25 |
16 |
79 |
52 |
41 |
27 |
8 |
5 |
3.79 |
KK4 |
40 |
26 |
62 |
41 |
40 |
26 |
11 |
7 |
3.86 |
KK5 |
34 |
22 |
75 |
49 |
33 |
22 |
11 |
7 |
3.86 |
KK6 |
38 |
25 |
68 |
44 |
41 |
27 |
6 |
4 |
3.90 |
KK7 |
35 |
23 |
74 |
48 |
36 |
24 |
8 |
5 |
3.89 |
KK8 |
37 |
24 |
74 |
48 |
32 |
21 |
10 |
7 |
3.90 |
KK9 |
39 |
25 |
64 |
42 |
42 |
27 |
8 |
5 |
3.88 |
KK10 |
36 |
24 |
66 |
43 |
41 |
27 |
10 |
7 |
3.84 |
KK11 |
43 |
28 |
66 |
43 |
35 |
23 |
9 |
6 |
3.93 |
KK12 |
36 |
24 |
67 |
44 |
41 |
27 |
9 |
6 |
3.85 |
KK13 |
40 |
26 |
70 |
46 |
35 |
23 |
8 |
5 |
3.93 |
Rata-rata |
25 |
|
45 |
|
25 |
|
6 |
|
Sumber: data primer diolah,
2023
Berdasarkan
tabel data pengamatan kinerja karyawan terlihat bahwa rata-rata responden yang
menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 25%, setuju (S) sebanyak 45%, netral (N)
sebanyak 25% dan tidak setuju (TS) sebanyak 6%, dan sangat tidak setuju (STS)
sebanyak 0%. Berdasarkan jawaban responden yang menjawab sangat setuju (SS)
mencapai 25% dan setuju (S) mencapai 45% membuktikan bahwa kinerja karyawan pada
PT Finnet Indonesia sudah baik.
Pernyataan
yang paling besar nilainya menurut persepsi responden adalah butir pernyataan
nomor dan 2 dengan nilai mean
sebesar 4,00 sedangkan butir pernyataan yang paling kecil nilainya menurut
persepsi responden adalah butir pernyataan nomor 3 dengan nilai mean
sebesar 3,79.
Evaluasi Outer Model
Convergent Validity
Untuk menguji convergent
validity digunakan nilai
outer loading atau loading factor. Suatu indikator dinyatakan memenuhi convergent
validity dalam kategori
baik apabila nilai outer loading > 0,7.
Gambar 1. Outer Model (PLS
Algorithm)
Berikut adalah nilai outer loading masing-masing item pernyataan variabel penelitian:
Tabel 7 Outer Loading
Variabel |
Indikator |
Outer Loading |
Reliability |
Good Corporate Governance (X1) |
GC1 |
0.730 |
Reliabel |
GC2 |
0.683 |
Reliabel |
|
GC3 |
0.769 |
Reliabel |
|
GC4 |
0.755 |
Reliabel |
|
GC5 |
0.722 |
Reliabel |
|
GC6 |
0.728 |
Reliabel |
|
GC7 |
0.804 |
Reliabel |
|
GC8 |
0.710 |
Reliabel |
|
GC9 |
0.752 |
Reliabel |
|
GC10 |
0.689 |
Reliabel |
|
Komunikasi Organisasional (X2) |
KO1 |
0.782 |
Reliabel |
KO2 |
0.800 |
Reliabel |
|
KO3 |
0.781 |
Reliabel |
|
KO4 |
0.769 |
Reliabel |
|
KO5 |
0.735 |
Reliabel |
|
KO6 |
0.771 |
Reliabel |
|
Kompetensi Teknis (X3) |
KT1 |
0.718 |
Reliabel |
KT2 |
0.762 |
Reliabel |
|
KT3 |
0.717 |
Reliabel |
|
KT4 |
0.791 |
Reliabel |
|
KT5 |
0.743 |
Reliabel |
|
KT6 |
0.732 |
Reliabel |
|
KT7 |
0.771 |
Reliabel |
|
KT8 |
0.786 |
Reliabel |
|
Kepuasan Kerja
(Z) |
KS1 |
0,769 |
Reliabel |
KS2 |
0.779 |
Reliabel |
|
KS3 |
0.688 |
Reliabel |
|
KS4 |
0.751 |
Reliabel |
|
KS5 |
0.768 |
Reliabel |
|
KS6 |
0.728 |
Reliabel |
|
KS7 |
0.786 |
Reliabel |
|
KS8 |
0.765 |
Reliabel |
|
KS9 |
0.708 |
Reliabel |
|
KS10 |
0.745 |
Reliabel |
|
KS11 |
0.716 |
Reliabel |
|
Kinerja
Karyawan (Y) |
KK1 |
0,745 |
Reliabel |
KK2 |
0.745 |
Reliabel |
|
KK3 |
0.701 |
Reliabel |
|
KK4 |
0.749 |
Reliabel |
|
KK5 |
0.759 |
Reliabel |
|
KK6 |
0.758 |
Reliabel |
|
KK7 |
0.701 |
Reliabel |
|
KK8 |
0.776 |
Reliabel |
|
KK9 |
0.755 |
Reliabel |
|
KK10 |
0.739 |
Reliabel |
|
KK11 |
0.747 |
Reliabel |
|
KK12 |
0.750 |
Reliabel |
|
KK13 |
0.734 |
Reliabel |
Sumber: Hasil Pengolahan PLS, 2023
Berdasarkan data tabel 7 di atas, diketahui bahwa masing-masing indikator variabel penelitian seluruhnya memiliki nilai outer loading > 0,6. Hal ini sesuai pendapat
Chin yang dikutip oleh Imam Ghozali
(2015:39), nilai outer loading antara 0,5 – 0,6 sudah dianggap cukup untuk memenuhi syarat convergent validity. Data di atas menunjukkan tidak ada indikator
variabel yang nilai outer
loading-nya di bawah 0,7,
sehingga semua indikator dinyatakan layak atau valid untuk digunakan penelitian dan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.
Discriminant Validity
Pada
bagian ini akan diuraikan hasil uji discriminant validity. Uji discriminant
validity dilakukan dengan melihat nilai average variant
extracted (AVE) untuk masing-masing indikator dipersyaratkan nilainya harus > 0,5 untuk model yang baik. Berikut
disajikan hasil uji discriminant validity
pada tabel 4.8. berikut:
Tabel 8 Average Variant Extracted (AVE)
Variabel |
AVE |
Validity |
Good
corporate governance |
0,540 |
Valid |
Komunikasi organisasional |
0,598 |
Valid |
Kompetensi teknis |
0,567 |
Valid |
Kepuasan
kerja |
0,557 |
Valid |
Kinerja
karyawan |
0,553 |
Valid |
Sumber: Hasil Pengolahan PLS, 2023
Berdasarkan tabel 8 di atas, diketahui bahwa nilai AVE variabel good corporate governance, komunikasi organisasional, kompetensi teknis, Kepuasan kerja dan kinerja karyawan > 0,5. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa setiap variabel
telah memiliki discriminant
validity yang baik.
Composite Reliability
Composite
Reliability merupakan bagian yang digunakan
untuk menguji nilai reliabilitas indikator-indikator pada suatu variabel. Suatu variabel dapat dinyatakan memenuhi composite
reliability apabila memiliki
nilai composite reliability ³ 0,7. Berikut ini adalah
nilai composite reliability dari masing-masing variabel penelitian:
Tabel 9 Composite Reliablity
Variabel |
Composite Reliabilty |
Reliability |
Good
corporate governance |
0,921 |
Reliabel |
Komunikasi organisasional |
0.899 |
Reliabel |
Kompetensi teknis |
0.913 |
Reliabel |
Kepuasan
kerja |
0.932 |
Reliabel |
Kinerja
karyawan |
0.941 |
Reliabel |
Sumber: Hasil Pengolahan PLS, 2023
Berdasarkan tabel 9 di atas, dapat diketahui
bahwa nilai composite
reliability yang diperoleh pada semua variabel penelitian ³ 0,7. Hasil ini
menunjukkan bahwa
masing-masing variabel telah
memenuhi composite realibility
sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel adalah reliabel dengan tingkat yang tinggi.
Cronbach Alpha
Uji
realibilitas dengan composite
reability di atas dapat diperkuat dengan menggunakan nilai cronbach alpha.
Suatu variabel dapat dinyatakan reliabel atau memenuhi
cronbach alpha apabila
memiliki nilai cronbach alpha > 0,7 Berikut
ini adalah nilai cronbach alpha dari masing-masing variabel:
Tabel 10 Cronbach Alpha
Variabel |
Cronbach Alpha |
Reliability |
Good
corporate governance |
0,905 |
Reliabel |
Komunikasi organisasional |
0.865 |
Reliabel |
Kompetensi teknis |
0.891 |
Reliabel |
Kepuasan
kerja |
0.920 |
Reliabel |
Kinerja
karyawan |
0.932 |
Reliabel |
Sumber: Hasil Pengolahan PLS, 2023
Berdasarkan tabel 10, dapat diketahui bahwa nilai cronbach
alpha dari masing-masing variabel
penelitian ³ 0,7. Dengan
demikian hasil ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel penelitian telah memenuhi persyaratan nilai cronbach alpha,
sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.
Evaluasi Inner Model
Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hasil pengujian Inner Model
(model struktural) yang meliputi
output r-square, koefisien parameter dan t-statistik. Untuk melihat apakah suatu hipotesis itu
dapat diterima atau ditolak diantaranya dengan memperhatikan nilai signifikansi
antar konstrak, t-statistik, dan p-values. Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan bantuan software SmartPLS
(Partial Least Square) 3.0. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat dari hasil
bootstrapping. Rules of thumb yang digunakan
pada penelitian ini adalah t-statistik >1,96 dengan tingkat signifikansi p-value 0,05 (5%) dan koefisien beta bernilai positif. Hasil model penelitian boot
straping ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2 Inner Model (Boot Strapping)
Uji Path Coefficient
Evaluasi path coefficient digunakan
untuk menunjukkan seberapa kuat efek
atau pengaruh variabel independen kepada variabel dependen. Sedangkan coefficient
determination (R-Square) digunakan untuk mengukur seberapa banyak variabel endogen dipengaruhi oleh
variabel lainnya. Chin dalam Ghozali (2015:42) menyatakan bahwa hasil R2 sebesar 0,67 ke atas untuk
variabel laten endogen dalam
model struktural mengindikasikan
pengaruh variabel eksogen (yang mempengaruhi) terhadap variabel endogen (yang dipengaruhi) termasuk dalam kategori baik. Sedangkan jika hasilnya sebesar
0,33 – 0,67 maka termasuk dalam kategori sedang, dan jika hasilnya sebesar 0,19 – 0,33 maka termasuk dalam
kategori lemah.
Berdasarkan skema outer model yang
telah ditampilkan pada gambar 4.1 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien
jalur pada path coefficient yang dominan ditunjukkan pada variabel good corporate governance terhadap kepuasan kerja sebesar 0,515. Kemudian koefisien jalur kedua ditunjukkan
pada variabel good corporate governance terhadap kinerja karyawan sebesar 0,354. Sedangkan nilai yang paling kecil ditunjukkan pada variabel kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 0,217.
Berdasarkan skema inner model yang
telah ditampilkan pada gambar 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai t-statistik
terbesar ditunjukkan dengan good corporate governance terhadap
kepuasan kerja sebesar 7,250. Kemudian pengaruh terbesar kedua adalah pengaruh
good corporate governance terhadap kinerja karyawan sebesar 5,395. Sedangkan pengaruh terkecil ditunjukkan
pada variabel kompetensi teknis terhadap kepuasan kerja sebesar 2,284.
Berdasarkan
uraian hasil tersebut, menunjukkan bahwa variabel bebas terhadap kepuasan kerja
dalam model ini memiliki nilai path coefficient dengan angka yang
positif. Hal ini menunjukkan bahwa jika semakin besar nilai path coefficient
pada salah satu variabel independen terhadap variabel kepuasan kerja, maka
semakin kuat pula pengaruh antar variabel independen terhadap variabel kepuasan
kerja. Sedangkan variabel bebas terhadap kinerja karyawan dalam model ini
memiliki nilai path coefficient dengan angka yang positif. Hal ini
menunjukkan bahwa jika semakin besar nilai path coefficient pada salah satu
variabel independen terhadap variabel kinerja karyawan, maka semakin kuat pula
pengaruh antar variabel independen terhadap variabel kinerja karyawan tersebut.
Uji Kebaikan
Model (Goodness of Fit)
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan program smartPLS 3.0, diperoleh nilai R-Square kepuasan kerja dan kinerja karyawan sebagai berikut:
Tabel 11 Nilai R-Square
Variabel |
Nilai R Square |
Kepuasan
kerja |
0,882 |
Kinerja
karyawan |
0,938 |
Sumber: Hasil Pengolahan PLS, 2023
Berdasarkan data pada tabel 11 di
atas, dapat diketahui bahwa nilai R-Square untuk variabel kepuasan kerja sebesar 0,882. Nilai tersebut menjelaskan bahwa kepuasan kerja dapat dijelaskan
oleh variabel good corporate governance, komunikasi organisasional dan
kompetensi teknis sebesar 88,2%
sedangkan sisanya sebesar 11,8% dapat dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti. Kemudian untuk variabel kinerja karyawan memiliki nilai R-Square sebesar 0,938.
Nilai tersebut menjelaskan bahwa kinerja karyawan
dapat dijelaskan oleh variabel good corporate governance, komunikasi organisasional,
kompetensi teknis dan kepuasan kerja sebesar 93,8% sedangkan sisanya sebesar 6,2% dapat dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Tabel 12 Nilai f-Square
Variabel |
Kepuasan Kerja |
Kinerja Karyawan |
Good corporate governance |
0.342 |
0.230 |
Kepuasan kerja |
0.090 |
|
Kompetensi teknis |
0,029 |
0,114 |
Kinerja karyawan |
|
|
Komunikasi organisasional |
0.107 |
0.090 |
Sumber: Hasil Pengolahan
PLS, 2023
Berdasarkan tabel 12 terlihat bahwa pengaruh good corporate governance, komunikasi organisasional dan kompetensi teknis terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja diperoleh nilai sebesar 0.09 atau 9%. Hal ini berarti bahwa
secara tidak langsung good corporate governance, komunikasi organisasional dan kompetensi teknis memberikan kontribusi pengaruh sebesar 9% terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja, sedangkan sisanya sebesar 91% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Penilaian goodness of fit diketahui
dari nilai Q-Square
predictive relevance, dimana nilai
Q2 > 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance, sedangkan
nilai Q2 < 0 menunjukkan
bahwa model kurang memiliki predictive relevance. Adapun hasil perhitungan nilai Q-Square dengan blind
folding adalah sebagai berikut:
Tabel 13 Hasil Nilai Q2
|
SSO |
SSE |
Q² (=1-SSE/SSO) |
Good Corporate Governance |
1530.000 |
1530.000 |
|
Kepuasan Kerja |
1683.000 |
867.488 |
0.485 |
Kinerja Karyawan |
1989.000 |
972.109 |
0.511 |
Kompetensi Teknis |
1224.000 |
1224.000 |
|
Komunikasi Organisasional |
918.000 |
918.000 |
|
Sumber: Hasil Pengolahan
PLS, 2023
Berdasarkan
Tabel 13 di atas, diperoleh
nilai Q-Square untuk
kepuasan kerja sebesar 0,485 sedangkan untuk kinerja karyawan
sebesar 0,511. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Q-Square tersebut berada di atas 0. Dengan demikian, dari hasil tersebut
maka model penelitian ini dapat dinyatakan
telah memiliki goodness
of fit yang baik.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Good Corporate
Governance, Komunikasi Organisasi,
Kompetensi Teknis dan Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai Fhitung 559,77
> 2,666 artinya good corporate governance, komunikasi organisasi, kompetensi teknis dan kepuasan kerja secara simultan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan.
Jika dalam suatu perusahaan good
corporate governance dan komunikasi organisasi dapat diterapkan dengan baik oleh perusahaan, dan tingginya kompetensi teknis serta kepuasan
kerja yang dimiliki karyawan secara bersama-sama dapat mempengaruhi kinerja karyawan semakin meningkat.
Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Kepuasan Kerja
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai t-value 7,250 > 1,96 artinya
good corporate governance berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja. Koefisien jalur adalah 0,515 yang berarti besarnya kontribusi pengaruh good corporate governance terhadap kepuasan kerja adalah sebesar
51,5% dan sisanya sebesar 48,5%
adalah faktor lain yang tidak diteliti.
Good Corporate
Governance adalah suatu sistem
pengendalian internal perusahaan
yang memiliki tujuan utama mengelola risiko yang signifikan guna memenuhi tujuan
bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang
perusahaan, dan suatu
proses yang transparan atas
penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya (Effendi,
2022). Jika pelaksanaan good corporate governance tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien maka seluruh proses aktivitas perusahaan akan berjalan dengan
baik, sehingga hal-hal yang berkaitan dengan kinerja perusahaan baik yang sifatnya kinerja finansial maupun kinerja non finansial akan juga turut membaik.
Penerapan prinsip-prinsip good corporate governance dengan baik oleh perusahaan seperti penerapan keterbukaan informasi, kewenangan yang jelas antara bagian,
membuat keputusan yang objektif, bertindak adil kepada semua
karyawan dan lain sebagainya
dapat menjadikan karyawan merasa mendapatkan perhatian dari perusahaan sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan yang tinggi.
Hasil penelitian
ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Gustari
& Widodo, 2020), (Hijazi,
2020) yang menyatakan
bahwa good corporate governance berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.
Pengaruh Komunikasi Organisasional Terhadap Kepuasan Kerja
Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh nilai t-value 4,024 > 1,96 artinya komunikasi organisasional berpengaruh
secara signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja. Koefisien jalur adalah
0,298 yang berarti besarnya kontribusi pengaruh komunikasi organisasional terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 29,8%
dan sisanya sebesar 70,2% adalah faktor lain yang tidak diteliti.
Komunikasi organisasional adalah
proses saling menukar pesan dalam satu jaringan yang saling berketergantungan
satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu
berubah-ubah (Subkhi & Jauhar, 2013). Fungsi utama komunikasi dalam organisasi ada empat yang meliputi informatif, pengendalian (regulatory), persuasif,
integrative (Muhith
& Siyoto, 2021).
Komunikasi organisasional yang diterapkan dengan baik pada suatu perusahaan akan memudahkan karyawan mendapatkan informasi dalam menyelesaikan pekerjaan, perusahaan lebih mudah mengontrol
dan mengendalikan organisasi,
mendorong karyawan untuk lebih kreatif
dan termotivasi dalam menyelesaikan pekerjaan dan mendorong karyawan untuk menjalin komunikasi di antara rekan kerja. Penerapan
komunikasi organisasional
yang baik dapat berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.
Hasil penelitian
ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Musah,
Zulkipli, & Ahmad, 2017), (Usman,
2019) yang menyatakan
bahwa komunikasi organisasional berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja.
Pengaruh Kompetensi Teknis Terhadap Kepuasan Kerja
Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh nilai t-value 2,284 > 1,96 artinya kompetensi teknis berpengaruh
secara signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja. Koefisien jalur adalah
0,156 yang berarti besarnya kontribusi pengaruh kompetensi teknis terhadap kepuasan
kerja adalah sebesar 15,6% dan sisanya sebesar 84,4% adalah faktor lain yang
tidak diteliti.
Kompetensi teknis adalah pengetahuan
dan kemampuan teknis yang dimiliki seseorang. Pengetahuan teknis yang meliputi
pengetahuan dibutuhkan untuk profesi tertentu dan mengembangkannya sesuai
dengan teknologi, mampu mengatasi masalah yang terjadi serta menganalisis
(Alam, 2015:14).
Kompetensi teknis yang
dimiliki oleh karyawan dapat menjadikan karyawan memiliki kemampuan berpikir
secara logis dan kritis, membantu pekerjaan lebih mudah, pemahaman tentang
pekerjaan lebih mendalam, dan memiliki wawasan yang luas. Dapat disimpulkan
bahwa tingginya kompetensi teknis yang dimiliki karyawan membuat pekerjaan karyawan
terasa lebih mudah dan menyenangkan, sehingga hal ini dapat mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan meningkat.
Hasil penelitian
ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Cahyono,
KUSWANDI, Sanggarwati, & SOPHAN, 2022), (Kanafiah, Prahiawan, & Suherna, 2021) yang menyatakan
bahwa kompetensi teknis berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.
Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai t-value 5,395 > 1,96 artinya
good corporate governance berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. Koefisien jalur adalah 0,354 yang berarti besarnya kontribusi pengaruh good corporate governance terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 35,4% dan sisanya sebesar 64,6% adalah faktor lain yang tidak diteliti.
Penerapan prinsip-prinsip good corporate governance dengan baik oleh perusahaan seperti penerapan keterbukaan informasi, kewenangan yang jelas antara bagian,
membuat keputusan yang objektif, bertindak adil kepada semua
karyawan dan lain sebagainya
dapat menjadikan karyawan merasa mendapatkan perhatian dari perusahaan. Perhatian yang diberikan perusahaan kepada karyawan dapat menjadikan karyawan memiliki semangat kerja yang tinggi, lebih fokus dalam
bekerja, merasa nyaman dan aman sehinga dapat mempengaruhi
peningkatan kinerja karyawan.
Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Badza,
Bhebhe, & Danha, 2020) (MAKMURI,
2020), (Hilman,
2018), yang menyatakan
bahwa good corporate governance berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Pengaruh Komunikasi Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh nilai t-value 3,064 > 1,96 artinya komunikasi organisasional berpengaruh secara signifikan dan positif
terhadap kinerja karyawan. Koefisien jalur adalah 0,208 yang berarti besarnya
kontribusi pengaruh komunikasi
organisasional terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 20,8% dan
sisanya sebesar 79,2% adalah faktor lain yang tidak diteliti.
Komunikasi organisasional yang
diterapkan dengan baik pada suatu perusahaan akan memudahkan karyawan
mendapatkan informasi dalam menyelesaikan pekerjaan, perusahaan lebih mudah
mengontrol dan mengendalikan organisasi, mendorong karyawan untuk lebih kreatif
dan termotivasi dalam menyelesaikan pekerjaan dan mendorong karyawan untuk
menjalin komunikasi di antara rekan kerja. Penerapan komunikasi organisasional
yang baik dapat menjadikan karyawan lebih mudah dalam menyelesaikan pekerjaan
sehingga hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Eka & Anik, 2020), (Lantara, 2019), (Nwata, Umoh, & Amah, 2016) yang menyatakan
bahwa komunikasi organisasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Pengaruh Kompetensi Teknis Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh nilai t-value 3,929 > 1,96 artinya kompetensi teknis berpengaruh
secara signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. Koefisien jalur adalah
0,226 yang berarti besarnya kontribusi pengaruh kompetensi teknis terhadap kinerja
karyawan adalah sebesar 22,6% dan sisanya sebesar 77,4% adalah faktor lain yang
tidak diteliti.
Kompetensi teknis yang
dimiliki oleh karyawan dapat menjadikan karyawan memiliki kemampuan berpikir
secara logis dan kritis, membantu pekerjaan lebih mudah, pemahaman tentang
pekerjaan lebih mendalam, dan memiliki wawasan yang luas. Dapat disimpulkan
bahwa tingginya kompetensi teknis yang dimiliki karyawan membuat pekerjaan
karyawan terasa lebih mudah dan menyenangkan, sehingga hal ini dapat
mempengaruhi kinerja karyawan meningkat.
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh (Kanafiah et al., 2021), (Nugraha, Sitiari, & Yasa, 2021), (Vidi & Affandi, 2023), (Sumar, Soehardi, Rony, & Nurbaiti, 2020), yang menyatakan
bahwa kompetensi teknis berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh nilai t-value 3,178 > 1,96 artinya kepuasan kerja berpengaruh
secara signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. Koefisien jalur adalah
0,217 yang berarti besarnya kontribusi pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja
karyawan adalah sebesar 21,7% dan sisanya sebesar 78,3% adalah faktor lain yang
tidak diteliti.
Kepuasan kerja adalah suatu perasaan
positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi
karakteristik (Robbins, 2016:108). Kepuasan kerja sangat diperlukan bagi
karyawan karena dengan adanya kepuasan kerja karyawan dapat meningkatkan
produktivitas. Adanya ketidakpuasan kerja di antara karyawannya dapat
menimbulkan hal-hal yang tidak menguntungkan bagi perusahaan maupun bagi
karyawan itu sendiri.
Tingginya kepuasan kerja yang
dimiliki atau dirasakan karyawan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan menjadikan
karyawan merasa nyaman dalam bekerja, semangat kerja dan motivasi kerja tinggi,
lebih teliti dan fokus dalam bekerja, memberikan ide kreatif dalam
menyelesaikan pekerjaan, sehingga hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja
karyawan yang semakin meningkat.
Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Langi, 2015) dan (Eliyana & Ma’arif, 2019) yang menyatakan
bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhdap kinerja karyawan.
Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Karyawan yang Dimediasi Kepuasan Kerja
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh tidak langsung good corporate
governance terhadap kinerja
karyawan melalui kepuasan kerja diperoleh nilai t-value 3,111
> 1,96 artinya kepuasan kerja dapat memediasi
hubungan antara good
corporate governance dengan kinerja
karyawan.
Kepuasan kerja dapat memediasi secara parsial hubungan antara good corporate
governance dengan kinerja
karyawan. Hal ini terlihat bahwa secara parsial good corporate
governance berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Demikian juga kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Pengaruh Komunikasi
Organisasional Terhadap Kinerja
Karyawan yang Dimediasi Kepuasan Kerja
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh tidak langsung komunikasi organisasional terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja diperoleh nilai t-value 2,195 >
1,96 artinya kepuasan kerja dapat memediasi
hubungan antara komunikasi organisasional dengan kinerja karyawan.
Kepuasan kerja dapat memediasi secara parsial hubungan antara komunikasi organisasional dengan kinerja karyawan. Hal ini terlihat bahwa secara parsial komunikasi organisasional berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Demikian juga kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Pengaruh Kompetensi
Teknis Terhadap Kinerja Karyawan
yang Dimediasi Kepuasan Kerja
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh tidak langsung kompetensi teknis terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja diperoleh nilai t-value 1,790 <
1,96 artinya kepuasan kerja tidak dapat
memediasi hubungan antara kompetensi teknis dengan kinerja
karyawan.
Kepuasan kerja tidak dapat memediasi secara parsial hubungan antara kompetensi teknis dengan kinerja
karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi teknis dapat meningkatkan kinerja karyawan walaupun karyawan kurang memiliki kepuasan kerja yang tinggi.
Kesimpulan
Berdasarkan pada temuan dari hasil
penelitian tentang kinerja karyawan dan faktor-faktor yang mempengaruinya serta
penjelasan pada bab-bab sebelumnya dapat saya kemukakan beberapa kesimpulan penelitian
sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara simultan good
corporate governance, komunikasi organisasional kompetensi teknis dan
kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Finnet Indonesia. 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan good
corporate governance terhadap kepuasan
kerja karyawan PT Finnet Indonesia. 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan komunikasi organisasional terhadap kepuasan kerja karyawan PT Finnet Indonesia. 4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kompetensi teknis terhadap kepuasan kerja karyawan PT Finnet Indonesia. 5. Terdapat pengaruh positif dan signifikan good
corporate governance terhadap kinerja
karyawan PT Finnet
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Badza, Precious, Bhebhe, Thomas,
& Danha, Kizito. (2020). An Evaluation of the Effects of Corporate
Governance Practices on Employee Performance and Job Satisfaction: A Case of
SMEs in Harare Metropolitan Province.
Cahyono, Rosadiro, Kuswandi, Kuswandi,
Sanggarwati, Diah Ayu, & SOPHAN, TIARA D. W. I. FULANDARI. (2022). Effect
of Hard Skill, Workload and Technology on Job Satisfaction and Work
Productivity At Pt. Delta Jaya Mas Gresik. The International Journal of
Business & Management, 10(12), 31–38.
Danuri, Muhamad. (2019). Perkembangan
dan transformasi teknologi digital. Jurnal Ilmiah Infokam, 15(2).
Effendi, Arief. (2022). the Power
of Good Corporate Governance Teori dan Implementasinya Ed 2.
Eka, Febrial, & Anik,
Herminingsih. (2020). The effect of organizational communication and job
satisfaction on employee engagement and employee performance at PT. Abyor
International. Dinasti International Journal of Education Management And
Social Science, 1(4), 479–489.
Eliyana, Anis, & Ma’arif,
Syamsul. (2019). Job satisfaction and organizational commitment effect in the
transformational leadership towards employee performance. European Research
on Management and Business Economics, 25(3), 144–150.
Gustari, Irvandi, & Widodo, W.
(2020). Exploring the effect of empowerment and GCG on OCB: Mediating by job
satisfaction. Journal of Xi’an University of Architecture & Technology,
12(5), 753–761.
Hijazi, Haitham Ali. (2020). The
impact of applying good governance principles on job satisfaction among public
sector employees in Jordan. Open Journal of Business and Management, 9(01),
1.
Hilman, Sherly Yuspitasari Ikhwan
Hamdani H. (2018). Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Pegawai (Studi kasus Bank Syriah Mandiri Cabang Bogor). MALIA:
Jurnal Ekonomi Islam, 9(2), 224–243.
Kamijan, Yuyun. (2021). Faktor Internal
Dan Faktor Eksternalterhadap Kinerja Guru Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 2(5), 630–638.
Kanafiah, Kanafiah, Prahiawan, Wawan,
& Suherna, Suherna. (2021). Pengaruh Kompetensi (Hard skill) Dan Pelatihan
Terhadap Kinerja Pelaksana Teknis Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening (Studi Pada Pelaksana Teknis Dinas PUPR Kabupaten Serang). Jurnal
Riset Bisnis Dan Manajemen Tirtayasa, 5(2), 186–199.
Langi, Stifan. (2015). The impact of
leadership style, work motivation, and job satisfaction on employee performance
(Bank Bni Kawangkoan Branch). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 15(5).
Lantara, Andi. (2019). The effect of
the organizational communication climate and work enthusiasm on employee
performance. Management Science Letters, 9(8), 1243–1256.
Lestary, Lyta, & Chaniago,
Harmon. (2017). Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Jurnal
Riset Bisnis Dan Investasi, 3(2), 94–103.
MAKMURI, KUMRONI. (2020). Pengaruh
Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Semen Baturaja
(Persero) Tbk. Bina Darma Conference on Engineering Science (BDCES), 2(2),
213–221.
Muhith, Abdul, & Siyoto, Sandu.
(2021). Aplikasi komunikasi terapeutik nursing & health. Penerbit
Andi.
Musah, Adiza Alhassan, Zulkipli,
Ghazali, & Ahmad, Nizam Shahrul Isha. (2017). Relationship between
organizational communication and job satisfaction in temporary work
environment: An empirical study of plant turnaround workers. Global Business
and Management Research, 9(1s), 73.
Nugraha, I. Gusti Bagus Sindu Martha,
Sitiari, Ni Wayan, & Yasa, Putu Ngurah Suyatna. (2021). Mediation effect of
work motivation on relationship of soft skill and hard skill on employee
performance in Denpasar Marthalia skincare clinical. Jurnal Ekonomi &
Bisnis JAGADITHA, 8(2), 136–145.
Nwata, U. Philip, Umoh, G. I., &
Amah, E. (2016). Internal organizational communication and employees’
performance in selected banks in Port Harcourt. International Journal of
Novel Research in Humanity and Social Sciences, 3(3), 86–95.
Prawirosentono, Suyadi, &
Primasari, Dewi. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Kinerja dan Motivasi
Karyawan Membangun Organisasi Kompetitif Era Perdagangan Bebas Dunia. Yogyakarta:
BPFE.
Safitri, Erma, Manajemen, J., &
Ekonomi, F. (2013). Pengaruh pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja
karyawan. Jurnal Ilmiah Manajemen, 1(4), 1044–1054.
Sajangbati, Ivonne A. S. (2013).
Motivasi, disiplin, dan kepuasan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai pt. Pos
Indonesia (persero) cabang Bitung. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(4).
Sihombing, Grece Linda. (2021).
Perlindungan Konsumen Dalam Pengawasan Perusahaan Berbasis Financial
Technology. Jurnal Kebijakan Publik, 12(2), 73–80.
Subkhi, Akhmad, & Jauhar,
Mohammad. (2013). Pengantar Teori dan perilaku organisasi. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Sugiyono. (2016). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (PT Alfabet). Bandung.
Sugiyono. (2017). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung.
Sumar, Sumar, Soehardi, Soehardi,
Rony, Zahara Tussoleha, & Nurbaiti, Betty. (2020). Pengaruh Kompetensi
Teknis, Disiplin Dan Kompensasi Tidak Langsung Terhadap Kinerja Anggota Provos
Resimen Iii Pasukan Pelopor Korps Brimob Polri. Jurnal Ilmiah Manajemen
Ubhara, 2(2), 29–45.
Syam, Shofiana. (2020). Pengaruh
Efektifitas Dan Efisiensi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan
Banggae Timur. Jurnal Ilmu Manajemen Profitability, 4(2), 128–152.
Untari, Dhian Tyas, Avenzora, Ricky,
Darusman, Dudung, & Prihatno, Joko. (2014). Pengembangan Ekowisata Kuliner
Sebagai Tantangan Bagi Pengembangan Sektor Pariwisata Di Indonesia. Ekonomi
Kreatif Guna Mensejahterakan Rakyat, 53.
Usman, Khalid. (2019). Impact of
organizational culture, organizational communication and supervisor support on
the job satisfaction of employees working in online IT based distance learning
institutions of Pakistan. Open Praxis, 11(2), 143–156.
Vidi, Natasya Thabita, & Affandi,
H. Azhar. (2023). Pengaruh Perencanaan Sumber Daya Manusia Dan Pengawasan
Kerja Terhadap Komitmen Karyawan Serta Dampaknya Pada Kinerja Karyawan Di Pt.
Hephaistos Plan Kabupaten Bandung Barat. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Yoyo Sudaryo, S. E., MM, M., Efi,
Nunung Ayu Sofiati, Yosep, Mohamad Arfiman, SE, M., Nurdiansyah, Budi, &
ST, I. N. (2020). Digital Marketing dan Fintech di Indonesia. Penerbit
Andi.