ANALISIS
MANAJEMEN PERSEDIAAN OBAT DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH GRESIK DENGAN METODE ABC
DAN EOQ
Oktavina Ervianti1, Ratna Kartika Sari2,
Divya Rachmadana3
Program Pascasarjana
Magister Management, Universitas Muhammadiyah Gresik
Email: vina.okta2010@gmail.com,
ratna.kartika96@yahoo.com, divyaikvanka@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi manajemen inventory di
Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik melalui pendekatan kualitatif deskriptif dengan menerapkan analisis ABC, dan analisis EOQ. Metode ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengelompokkan,
dan mengoptimalkan pengelolaan
inventory untuk meningkatkan
produktivitas dan mengurangi
biaya. Pertama, analisis ABC digunakan untuk mengelompokkan item
inventory berdasarkan tingkat
kontribusinya terhadap
total nilai inventory. Hasil dari
penelitian menunjukkan identifikasi barang yang memiliki dampak signifikan terhadap ketersediaan dan profitabilitas. Dengan pemahaman ini, manajemen dapat fokus pada item-item kunci yang memerlukan perhatian khusus. Selanjutnya, analisis EOQ
(Economic Order Quantity) digunakan untuk menentukan jumlah pemesanan optimal agar biaya total inventory (biaya pesanan, biaya penyimpanan, dan biaya kekurangan persediaan) dapat diminimalkan. Penerapan EOQ membantu menghindari overstock atau
understock, meningkatkan efisiensi
operasional, dan mengoptimalkan
alokasi sumber daya. Terkait dengan
hasil dari pembahasan penelitian yg dilakukan, implementasi
analisis ABC, EOQ diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya inventory. Penelitian ini memberikan landasan bagi rumah sakit
dan lembaga kesehatan serupa untuk meningkatkan
praktik manajemen inventory.
Kata Kunci: Manajemen Inventory, ABC, EOQ
Abstract
This study aims to improve the efficiency of inventory
management at Muhammadiyah Gresik Hospital through a descriptive qualitative
approach by applying ABC analysis, and EOQ analysis. This method aims to
identify, categorize, and optimize inventory management to increase
productivity and reduce costs. First, ABC analysis is used to group inventory
items based on their level of contribution to the total inventory value. The
results of the study show the identification of goods that have a significant
impact on availability and profitability. With this understanding, management
can focus on key items that require special attention. Furthermore, EOQ
(Economic Order Quantity) analysis is used to determine the optimal order
quantity so that total inventory costs (order costs, storage costs, and
inventory shortage costs) can be minimized. The implementation of EOQ helps
avoid overstock or understock, improve operational efficiency, and optimize
resource allocation. Related to the results of the research discussion
conducted, the implementation of ABC analysis, EOQ is expected to increase
operational efficiency, reduce inventory costs. This research provides a foundation
for hospitals and similar health institutions to improve inventory management
practices.
Keywords:
Inventory
Management, ABC, EOQ
Pendahuluan
Berdasarkan Permenkes No. 4 tahun 2018, rumah sakit
didefinisikan sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan individu secara keseluruhan yang memberikan layanan gawat
darurat, rawat jalan, dan rawat inap (Basabih, 2018;
Mailintina et al., 2019). Rumah sakit diharapkan
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi dengan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dengan memberikan layanan yang cepat, tepat, akurat, dan lengkap
kepada seluruh lapisan Masyarakat (Khainuddin
et al., 2019). Menurut (Robbins et al., 2017), manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian upaya-upaya sumber
daya manusia dan lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Menurut (Render et al., 2017; Suwandi et al., 2023), manajemen operasi adalah
desain, operasi, dan perbaikan sistem produksi dan pengiriman barang dan
layanan. Menurut (Christopher, 2016; Raza & Komala, 2020), manajemen logistik
adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian efektif dan efisien dari
aliran dan penyimpanan barang, jasa, dan informasi terkait dari titik asal
hingga titik konsumsi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. (Mulyana et al., 2023; Oluwaseyi et al., 2017) mendefinisikan manajemen
persediaan sebagai pengelolaan persediaan barang dan komponen untuk memastikan
ketersediaan yang memadai untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan biaya yang
minimal. Salah satu rumah sakit swasta di Gresik adalah Rumah Sakit Muhammadiyah
Gresik. Jumlah pasien yang datang dalam sehari bervariasi dari balita hingga
orang dewasa. Kesiapan obat dan alat kesehatan sangat penting untuk rumah
sakit. Suatu masalah muncul di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik ketika
perencanaan obat di gudang dilakukan berdasarkan stok. Sebenarnya, Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik sering mengalami kekosongan beberapa jenis obat dan over stok obat. Jumlah
obat dan peralatan medis yang tidak menentu menunjukkan adanya over stok obat dan alat kesehatan.
Data berikut berasal dari Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik.
Tabel 1. Laporan
Kekurangan dan Kelebihan Obat
Bulan dan Tahun |
Dari (per jenis) |
Pas (per jenis) |
Minus (per jenis) |
Lebih (per jenis) |
Maret 2023 |
452 |
40 |
157 |
237 |
Juni 2023 |
485 |
36 |
250 |
199 |
Juli 2023 |
488 |
40 |
233 |
215 |
Agustus 2023 |
481 |
43 |
227 |
211 |
September 2023 |
475 |
48 |
211 |
216 |
Oktober 2023 |
467 |
44 |
209 |
214 |
Sumber : Rumah Sakit
Muhammadiyah Gresik 2023
Proses pengobatan pasien
terhambat karena kurangnya pengawasan obat dan alkes di Rumah Sakit
Muhammadiyah. Studi ini menunjukkan bahwa rumah sakit yang kekurangan obat akan
mengalami peningkatan biaya pengeluaran. Karena itu, rumah sakit harus
mempertimbangkan ketersediaan obat saat ini dan menggantinya dengan obat
alternatif. Proses pengambilan keputusan tentang pengadaan obat dapat
dipengaruhi oleh kekurangan dan kelebihan obat. Pada Maret-Oktober 2023, gudang rumah sakit
muhammadiyah gresik melakukan distribusi obat setiap bulan sekali, yang
digambarkan di bawah ini.
Tabel 2. Laporan
Pendistribuasian Obat
Bulan dan Tahun |
Awal (per jenis) |
Keluar (per jenis) |
Akhir (per jenis) |
Maret 2023 |
67,254 |
106,404 |
172,850 |
Juni 2023 |
-26,092 |
200,092 |
173,450 |
Juli 2023 |
975 |
172,489 |
173,450 |
Agustus 2023 |
31,986 |
141,524 |
173,450 |
September 2023 |
17,773 |
155,757 |
173,450 |
Oktober 2023 |
-48,371 |
220,671 |
173,450 |
Sumber : Rumah Sakit
Muhammadiyah Gresik 2023
Manajemen inventory yang efektif merupakan aspek krusial dalam
operasional rumah sakit untuk memastikan
ketersediaan obat, peralatan medis, dan kebutuhan pasien lainnya. serta mengintegrasikan analisis ABC,
dan analisis EOQ. Analisis
ABC digunakan untuk mengelompokkan barang inventory berdasarkan
tingkat kontribusinya terhadap nilai total inventory. Seiring dengan itu, analisis
EOQ digunakan untuk menentukan jumlah pemesanan optimal guna meminimalkan biaya total inventaris. Kombinasi kedua metode ini
diharapkan dapat memberikan solusi yang holistik dan efektif dalam mengelola inventory di Rumah Sakit
Muhammadiyah Gresik.
Metode Penelitian
Metode Kualitatif Metode ini di sebut juga sebagai
metode analisis ABC dan
EOQ, karena proses penelitian bersifat seni (kurang terpola), dan di sebut
juga sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan
dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini,
menggunakan pendekatan Kualitatif yang dimana bertujuan
untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai Obat-Obatan di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik
Informan Penilitian
Informasi di peroleh langsung dari informan yang terpercaya. Informan yang
dipilih yaitu yang mengetahui permasalahan dengan jelas, untuk dapat menjadi
sumber data yang baik serta mampu mengemukakan pendapat secara baik dan benar.
Informan merupakan orang-orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang
akan di teliti. Informan dalam penelitian ini di tetapkan pada prinsip
kecukupan dan kesesuaian (Sugiyono, 2020). Kesesuaian berarti sampel yang di pilih berdasarkan pengetahuan yang di
miliki yang berkaitan dengan pengelolaan Persediaan obat seperti Pendidikan,
jabatan, lama kerja dan Pengalaman Dalam penelitian ini ada 2 informan yaitu,
informan kunci dan informan non-kunci. Informan kunci yaitu orang – orang yang
sangat memahami permasalahn yang akan di teliti.
Tabel 3. Responden Penelitian
No. |
Status |
Sampel |
Jumlah |
1. |
Wakil Manajer |
Non kunci |
1 |
2. |
Kepala instalasi
Farmasi/kepala Apoteker |
informan kunci |
1 |
3. |
Petugas Gudang |
Non kunci |
1 |
4. |
Petugas Apoteker |
Non kunci |
1 |
Jumlah |
4 |
Sumber : Hasil
Pertimbangan Peneliti
Unit Analisis
Menurut (Saleh, 2017) Unit analisis berkaitan dengan agregasi data yang di kumpulkan sebelum
diteliti. Analisis ini di gunakan untuk mengetahui Efektivitas Manajemen Operasi
Dalam Mengendalikan Persediaan Obat Di Gudang Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik yang berfokuskan pada obat-obatan dan
peralatan medis. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah individu yang
berkaitan langsung dengan Manajemen Inventaris
Obat-Obatan di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik
Jenis dan Sumber Data
Menurut (Permatasari, 2018) data dapat di peroleh dari data primer dan sekunder, data primer
di peroleh langsung tangan pertama oleh peneliti, sedangkan data sekunder adalah informasi
yang di kumpulkan dari sumber data yang telah ada. Adapun jenis data menurut (Sugiyono, 2016) “data dapat dibedakan dengan cara memperolehnya. Jenis dan Sumber
Data-data yang telah di temukan yaitu ada dua jenis sumber data yaitu sebagai
berikut :
1. Data primer
Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Yang dimana artinya adalah data diperoleh dari penelitian
secara langsung pada objek yang sedang diteliti dimana dalam hal ini adalah
Gudang obat Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik. Data dan informasi yang dibutuhkan
meliputi hasil observasi dan wawancara di gudang obat Rumah Sakit Muhammadiyah
Gresik.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumentasi. Yang
artinya dimana data diperoleh dari dokumen-dokumen yang relevan dengan masalah
yang diteliti. Dimana data ini menggunakan data stok obat pada Rumah Sakit
Muhammadiyah Gresik.
Analisis ABC
Analisis ABC digunakan untuk persediaan untuk menentukan volume uang
tahunan dan mengukur permintaan tahunan untuk setiap produk persediaan dengan
biaya per unit. Barang-barang kelas A adalah barang-barang yang memiliki volume
tinggi setiap tahunnya, meskipun barang-barang ini mungkin hanya mewakili 15%
dari semua barang persediaan. Tapi mewakili 70% sampai 80% dari total
penggunaan uang. Barang-barang
persediaan kelas B memiliki volume uang tahunan yang sedang, yang mewakili 30%
dari barang-barang persediaan dan 15% hingga 25% dari nilai totalnya.
Barang-barang kelas C, yang memiliki volume uang tahunan yang kecil, hanya
mewakili 5% dari volume uang tahunan, tetapi sekitar 55% dari barang-barang
persediaan (Dhiyaâ, 2018). Kebijakan-kebijakan analisis ABC, menurut (Render et al., 2017), adalah sebagai berikut:
1. Harga barang A harus jauh lebih tinggi daripada harga barang C karena
sumber daya yang ditunjukkan pada pengembangan pemasok dibeli;
2. Barang A harus memiliki pengendalian persediaan fisik yang lebih ketat;
barang tersebut mungkin ditempatkan di tempat yang lebih aman; dan catatan
persediaannya mungkin benar untuk barang A dan C.
3. Meramalkan bahwa barang A memerlukan perhatian lebih banyak daripada
barang B dan C lainnya.
Analisis EOQ dan ROP
Ekonomi
Order Quantity (EOQ) Model adalah salah satu metode yang paling umum untuk
mengelola stok. EOQ dirancang untuk mengurangi biaya. Teknik ini hanya dapat
digunakan jika memenuhi syarat berikut:
A. Jumlah kebutuhan bahan dalam jangka waktu tertentu yang tetap atau tidak
berubah;
B. Bahan baku selalu tersedia atau dapat diperoleh secara mudah;
C. Harga bahan baku tetap
EOQ ini sangat terkait dengan JIT (Just
In Time), terutama jika:
1. Tujuannya adalah untuk menekan biaya pemesanan
2. Tujuannya adalah untuk meningkatkan biaya set-up
3. Ada biaya simpanan yang tinggi.
EOQ digunakan untuk menghitung jumlah pemesanan optimum, menurut Haizer dan
Rader (2017):
Dimana :
Q = Jumlah optimum per unit pesanan
D = Jumlah permintaan suatu periode
S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan
H = Biaya Penyimpanan per unit per tahun
Menurut (Render et al., 2017), titik pemesanan ulang biasanya ditentukan oleh lamanya watu tunggu (lead time) dalam sistem pembelian, yang
terdiri dari waktu tunggu antara penempatan dan penerimaan pemesanan, yang
mencakup waktu menunggu, antrian, pemaangan, dan operasi untuk komponen yang
dihasilkan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghitung titik
pemesanan ulang adalah metode ROP (Reorder
Point), yang merupakan tingkat persediaan ketika persediaan mencapai titik
tertentu dan ketika pemesanan ulang harus dilakukan, yang dihitung dengan rumus
berikut:
ROP = d × L + SS
Dimana:
d : permintaan per hari
L : waktu tunggu (Lead Time)
SS : Stok pengaman (Sefety Stock /
Buffer Stock)
Dalam mengetahui (Sefety Stock / Buffer
Stock) harus dilakukan pertimbangan Service
Lavel (Target pencapaian kerja). Apabila Buffer Stock/Safety Stock dengan Service Lavel 98% (Z=2,05) Serta Standart dari Lead Time telah diketahui dan mempunyai sifat konstan, maka
Rumusnya adalah sebagai berikut :
SS=Z×d×L
Dimana :
SS : Sefety Stock/Buffer Stock
Z : Service Lavel
d : Rata-rata Pemakaian
L : Waktu Tunggu (Lead Time)
Dengan perhitungan diatas dapat diketahui jumlah yang harus di pesan dan
kapan waktu harus memesan ulang.
Triagulasi Data
Triagulasi Penelitian ini menggunakan
pertanyaan yang sama kepada berbagai informan, tetapi dengan hasil yang
berbeda. Data ini berasal dari sejumlah informan yang bekerja di berbagai
posisi.Namun, triagulasi teknik unggul, menggunakan observasi, wawancara,
dokumentasi, dan data dari Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik tentang stok obat
terakhir. Penelitian ini akan melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data
yang relevan atau sumber lain jika hasilnya berbeda. Untuk menghasilkan hasil,
penelitian ini menggunakan teknik triagulasi untuk menguji data yang
dikumpulkan dari wawancara, observasi, dan data rumah sakit.
Hasil dan Pembahasan
Metode Analisis
EOQ
Jumlah permitaan periode, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan diperlukan untuk menentukan EOQ. Jumlah permintaan telah dihitung dengan analisis ABC. Petugas gudang mengatakan bahwa biaya pesanan sendiri
sebesar Rp. 2000, dan biaya
penyimpanan sebesar 26% dari harga per item (Haizer dan
Rader, 2017). Setelah mengetahui
semua jumlah yang diperlukan, contoh perhitungan untuk obat Tab Paracetamol adalah sebagai berikut: Jumlah pemakaian maret-oktober 2023 = 2.310
Biaya pemesanan = 2.000
Biaya Penyimpanan = 1.373
Jadi jumlah pesanana obat Acran Tab adalah 82 Tablet.
perhitungan Buffer stock dari obat Tab Paracetamol dan hasil lainya yaitu :
Jumlah Pemakaian :
Rata-rata (d) =
2.310 Tablet/181
Hari =
13 Tablet
Z (98%) =
2,05
Buffer Stock SS = Z×d×L
= 2,05×13×2
= 53,3 atau 54
Tablet
Perhitungan Buffer
Stock, maka setelah itu di lakukan perhitungan ROP (Reorder
Point). Dan di bawah ini
adalah perhitunganya :
ROP = (d×L)+SS
= (13×2)+54
= 80 Tablet
Hasil dari ROP (Reorder Point) dari obat Tab
Paracetamol yaitu 80 Tablet.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa waktu tunggu obat adalah dua hari, dan rata-rata 80 tablet obat digunakan. Jika stok obat Tab Paracetamol mencapai 80 tablet dan 54 adalah stok keamanan, obat dapat dipesan kembali.
Identifikasi
Rumah
Sakit Muhammadiyah Gresik tidak memiliki
sumber daya manusia yang diperlukan untuk mengelolanya. Hanya ada seorang kepala
gudang yang juga berfungsi sebagai kepala apoteker dan seorang petugas gudang yang berfungsi sebagai administrasi gudang dan staf pelaksana untuk memantau keluar masuk obat.
Petugas gudang merasa sedikit kualahan karena tidak memiliki sarana dan prasarana yang mendukung. Tidak adanya kantor yang seharusnya terpisah dari gudang
dan sistem komputerisasi
yang baru menimbulkan beberapa kesulitan bagi petugas.
Untuk menghitung kebutuhan obat Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik, jumlah obat yang dikonsumsi pada periode sebelumnya dihitung atau digunakan. Oleh karena itu, kelompok obat yang bergerak cepat akan mendapatkan jumlah uang yang cukup besar, sementara kelompok obat yang bergerak lambat akan mendapatkan jumlah uang yang lebih sedikit. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa dana rumah sakit tidak terlalu banyak dihabiskan atau dikurangi.
Didasarkan pada nilai investaris obat yang ada di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik, data di atas telah menunjukkan jenis obat apa yang tersedia di gudang obat Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik. Hasil wawancara menunjukkan bahwa: “Untuk menentukan jenis obat yang akan diberikan di sini, saya harus menggunakan formularium yang sudah ada di rumah sakit ini untuk penentuan obat-obatan, dan yang saya sediakan telah dimasukkan ke dalam formularium tersebut.”
Rumah
Sakit Muhammadiyah Gresik belum pernah
mengkategorikan obat berdasarkan nilai investasi. Sebaliknya, mereka hanya mengkategorikan
obat berdasarkan jenisnya dan pengalaman pasien.
“Di rumah sakit ini, analisis
ABC tidak digunakan. Ini karena rumah sakit
ini hanya menggunakan fast moving dan slow moving dan tidak pernah melakukan
pengelompokan berdasarkan jenis obat yang digunakan, seperti rawat jalan, rawat
inap, obat luar, obat dalam,
atau obat khusus. Jadi, meskipun fast
moving dan slow moving tidak dipisahkan,
petugas logistik tahu mana yang lebih baik.”
Hasil
observasi menunjukkan bahwa belum ada
pengelompokan obat berdasarkan nilai investasinya, yang mendukung pernyataan di atas. Obat diklasifikasikan hanya berdasarkan cara penggunaannya, seperti obat rawat inap,
obat rawat jalan, obat luar,
obat dalam, dan obat narkotika, yang diurutkan menurut abjad.Metode Analisis
ABC menggunakan prinsip
Pareto untuk inventory, juga dikenal
sebagai "analisis
ABC", yang membagi inventaris
tangan ke dalam tiga kelompok
berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang atau nilai investasi.
Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan studi analisis ABC untuk membagi inventaris ke dalam tiga
kelompok berdasarkan volume
tahunan. Hasil dari klasifikasi metode analisis ABC adalah sebagai berikut: Berikut adalah totalnya:
Tabel 4. Klasifikasi Obat Berdasarkan
Nilai Investasinya
Kelompok |
Jumlah Obat jenis |
Jumlah Pemakaian
(Pcs) |
Presentase Obat |
Total Investasi |
Presentase Investasi |
A |
143 |
658.433 |
25,17% |
Rp 3.142.113.336 |
913,26% |
B |
118 |
263.529 |
20,77% |
Rp 587.141.253 |
174,03% |
C |
307 |
259.923 |
54,04% |
Rp 387.190.521 |
112,74% |
Total |
568 |
1.181.885 |
99,98% |
Rp 4.116.445.110 |
53,24% |
Sumber:Hasil pengolahan data sekunder
Tabel di atas menunjukkan klasifikasi obat berdasarkan Analisis ABC.
Kelompok A terdiri dari 106
jenis obat, kelompok B terdiri dari 82 jenis obat,
dan kelompok C terdiri dari 369 jenis obat yang tersedia di Gudang
Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik.
Interprestasi Hasil
Peneliti membuat kerangka yang bertujuan untuk memudahkan karyawan yang bekerja di gudang obat Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik untuk memahami alur obat.
Gambar 3. Kerangka Interprestasi Hasil
Sumber : Hasil Pembahasan
Kerangka perhitungan di atas dapat membantu dalam menentukan jumlah obat yang dipesan di gudang Rumah sakit dan prosedur pengendalian obat. Forcasting dapat digunakan untuk mengetahui hasil EOQ dan ROP untuk golongan A, B, dan C. Namun, perhitungan forcasting tidak boleh dilakukan secara asal-asalan karena penggunaan yang tidak tepat akan menghasilkan hasil yang tidak tepat juga.
Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik membutuhkan sistem informasi dan komputerisasi yang memadai untuk memantau jumlah penggunaan obat-obatan baik setiap bulan, triwulan, enam bulan, atau tahunan. Untuk memudahkan pengendalian obat-obatan dan alat kesehatan, manajemen operasi rumah sakit harus saling berhubungan. Analisis ABC diperlukan untuk menentukan jenis obat apa yang harus diprioritaskan dan untuk mengetahui nilai investasi dari obat-obatan tersebut. agar petugas gudang mudah dapat mengawasi Untuk menentukan waktu yang tepat untuk pemesanan dan jumlah obat yang harus dipesan, perhitungan dengan menggunakan metode EOQ juga harus dilakukan. Rumah Sakit harus meningkatkan jumlah pekerja yang ada di gudang dan membentuk staf gudang sendiri untuk mencegah kekosongan atau kelebihan stok dan menghemat biaya penyimpanan dan pemesanan obat. agar dapat merencanakan pemesanan obat dengan cara yang paling efektif.
Pengendalian Pada
Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik, Gudang obat Rumah
Sakit Muhammadiyah Gresik bertanggung jawab untuk mengelola
dan mengawasi persediaan obat dan alat kesehatan.
Untuk memastikan bahwa obat tersedia
dengan baik, dalam jumlah yang tepat, dan disediakan dengan waktu yang tepat dan dengan biaya yang rendah, gudang obat harus
mengupayakan pengendalian persediaan obat yang tepat. Hasil wawancara mendalam menunjukkan bahwa proses pengendalian persediaan di gudang dilakukan dengan melakukan Stock Opename dan mencatatnya dalam kartu stok setiap
bulan dengan mengecek dan memastikan bahwa kondisi barang
sesuai dengan kartu stok. Dokter di Rumah Sakit
akan langsung diberitahu tentang obat yang hampir habis masa pakainya untuk diresepkan kepada pasien terlebih
dahulu, atau obat tersebut dapat
dikembalikan langsung ke distributornya.
Pencatatan Kartu
Stok Obat digunakan untuk mencatat setiap mutasi yang terjadi pada obat. Kartu ini
digunakan untuk mencatat kapan obat diterima, didistribusikan, hilang, rusak, atau kadaluarsa.
Untuk melakukan pemesanan ulang, petugas menggunakan forcasting atau peramalan untuk menghitung konsumsi bulan sebelumnya. Karena obat yang dibeli pasti lebih mahal daripada yang dibeli di
distributor, ketidaksesuaian akan
menyebabkan kekosoangan obat, yang pada gilirannya akan mengakibatkan peningkatan biaya atau pemborosan. Untuk menjalankan operasi Rumah Sakit, obat harus tersedia dalam jumlah yang tepat, kualitas yang baik, dan dalam waktu yang tepat untuk didistribusikan. Selain itu, obat harus
sesuai dengan kebutuhan pasien dan tidak mahal. Ini menunjukkan bahwa layanan persediaan
obat di gudang Rumah Sakit
Muhammadiyah belum mencapai
tingkat optimal. dengan menggunakan metode kansumsi selama satu bulan sekali
dengan mempertimbangkan konsumsi bulan sebelumnya. Perencanaan obat di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik dipengaruhi
oleh kecepatan pergerakan obat, yang dikenal sebagai Fast Moving dan Slow Moving. Hanya mengira-ngira untuk menentukan jenis obat yang memiliki pergerakan yang tidak menentu di Rumah Sakit. Karena Rumah Sakit Muhammadiyah
Gresik belum menggunakan metode ABC dan EOQ untuk menghitung jumlah investasi obat-obatan dan waktu pemesanan ulang, maka terjadi
kekosongan dan kelebihan obat-obatan karena obat-obatan tidak terkendali, yang dapat menyebabkan kerugian bagi Rumah Sakit.
Kesimpulan
Rumah Sakit Muahammadiyah Gresik menggunakan
Stock Opename untuk mengelola stok obat di gudangnya. Kartu stok dicatat setiap
bulan. Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik belum melakukan perhitungan khusus untuk
mengelola persediaan obat. Rumah Sakit hanya menggunakan peramalan atau
forcasting berdasarkan konsumsi atau penggunaan bulan sebelumnya. Perhitungan
yang dilakukan oleh Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik belum sepenuhnya berjalan
dengan baik; ada banyak kesalahan yang membuat perhitungan yang telah dibuat
lebih kuat. Oleh karena itu, diperlukan beberapa perhitungan tambahan untuk
mendukung perhitungan yang telah dilakukan.
Prognosis
adalah pendekatan yang tepat untuk menentukan obat, tetapi prediksi juga harus
didukung oleh perhitungan yang matang agar tepat dan sesuai dengan kebutuhan
agar perusahaan tidak rugi. Untuk menentukan pemesanan obat yang ada di Gudang
Rumah Sakit Muahammadiyah Gresik, analisis ABC, EOQ, dan ROP adalah perhitungan
yang tepat. Berdasarkan dari perhitungan Analisis ABC
yang di gunakan untuk menghitung prioritas obat-obatan adalah menunjukan hasil
Kelompok obat A dengan jumlah 143 jenis obat dengan presentase 25,17%, dan
Kelompok B dengan jumlah 118 dengan presentase 20,77%, sedangkan Kelompok C
dengan jumlah 307 dengan presentase 54,04%. Untuk
perhitungan ROP sebelumnya, terlebih dahulu harus menghitung Buffer Stock untuk
mengetahui titik pemesanan kembali dan waktu pemesanan, sedangkan perhitungan
EOQ dilakukan untuk mengurangi biaya yang akan dikeluarkan dan menentukan hasil
pemesanan yang optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Basabih, M. (2018). Perlukah
Keselamatan Pasien Menjadi Indikator Kinerja RS BLU? Jurnal Administrasi
Rumah Sakit Indonesia, 3(2).
Christopher, M. (2016). Logistics
and Supply Chain Management: Logistics & Supply Chain Management.
Pearson UK.
Dhiyaâ, S. (2018). Analisis
Manajemen Persediaan Bahan Baku Dodol Picnic dengan Pendekatan Metode Analisis
Abc dan Economic Order Quantity (EOQ). Jurnal Wacana Ekonomi, 17(2),
101–114.
Khainuddin, K., Kusmanto, H., &
Isnaini, I. (2019). Analisis Kualitas Pelayanan Publik Rawat Inap Pada Badan
Layanan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam. Strukturasi: Jurnal
Ilmiah Magister Administrasi Publik, 1(1), 22–31.
Mailintina, Y., Dewi, S., &
Hutapea, F. (2019). Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Loylitas Pelanggan di
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bhayangkara Brimob tahun 2018. Jurnal
Bidang Ilmu Kesehatan, 9(1), 37–49.
Mulyana, A., Susilawati, E.,
Putranto, A. H., Arfianty, A., Muangsal, M., Supyan, I. S., Kurniawan, R.,
Harahap, L. R., & Soegiarto, D. (2023). Manajemen Keuangan.
Penerbit Widina.
Oluwaseyi, J. A., Onifade, M. K.,
& Odeyinka, O. F. (2017). Evaluation of the role of inventory management
in logistics chain of an organisation. LOGI–Scientific Journal on Transport
and Logistics, 8(2), 1–11.
Permatasari, M. (2018). Perancangan
Sistem Informasi Akuntansi Manual pada Yayasan Asy-Syifa Sumberjambe. International
Journal of Social Science and Business, 2(4), 216–223.
Raza, E., & Komala, A. L.
(2020). Manfaat dan Dampak Digitalisasi Logistik di Era Industri 4.0. Jurnal
Logistik Indonesia, 4(1), 49–63.
Render, B., Heizer, J., &
Munson, C. (2017). Principles of operations management: Sustainability and
supply chain management. Pearson.
Robbins, S. P., Coulter, M., &
DeCenzo, D. A. (2017). Fundamentals of management: Management myths
debunked. Pearson.
Saleh, S. (2017). Analisis data
kualitatif. Pustaka Ramadhan, Bandung.
Sugiyono. (2020). Metodelogi
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. In Jurnal Ecodemica
(Vols. 25–30).
Sugiyono, S. (2016). Metode
penelitian kuantitatif, kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.
Suwandi, E., Le Xuan, T., Zidane,
Z., Saputra, T. A. H., & Hendri, H. (2023). Analisa Penerapan Manajemen
Operasional Pada Perusahaan Danone Indonesia. Jurnal Mirai Management, 8(2),
188–195.