ANALISIS FAKTORYANG MEMPENGARUHI LOYALITAS PELANGGAN BERAS KHUSUS IMPOR
PT
SARINAH UNIT DISTRIBUSI JAKARTA
Erwin Rasyid1,
Eza Alif Fianto2
STIE Unisadhuguna,
Jakarta, Indonesia
Email: erwin.rasjid@ubs-usg.ac.id, ezaalif17@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh kondisi
perusahaan yang mengalami penurunan jumlah pelanggan setiap tahunnya. Penurunan jumlah pelanggan ini didasari oleh harga jual beras
khusus impor PT SARINAH
yang juga mengalami kenaikan
harga jual dalam 3 (tiga) tahun terakhir. Maka penelitian ini dibuat untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang membuat pelanggan tidak bekerja sama lagi
dan juga untuk merancang
strategi apa yang dilakukan
perusahaan, terutama
strategi untuk memahami kualitas pelayanan yang dilakukan oleh staf PT SARINAH, sehingga perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup pelanggan. perusahaan dan mampu mempertahankan pelanggan dalam persaingan pangsa pasar yang cukup tinggi. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh harga dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan pada PT
SARINAH baik secara parsial maupun simultan. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel
bebas yaitu Harga (X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Loyalitas
Pelanggan (Y). Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari beberapa literatur yang relevan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pelanggan dan mitra yang pernah melakukan pembelian di PT SARINAH lebih dari dua kali sebanyak 76 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah slovin sampling. Pengujian dilakukan dengan uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,
uji t, uji f, analisis regresi
linier berganda dan koefisien
determinasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan variabel harga dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada PT
SARINAH.
Kata
kunci: Harga, Kualitas Pelayanan, Loyalitas Pelanggan.
Abstract
This research is based on the condition of the
company which has experienced a decrease in the number of customers each year.
The decrease in the number of customers is based on the selling price of PT
SARINAH's special imported rice which has also experienced an increase in
selling price in the last 3 (three) years. So this research was made to find
out what factors made customers not work together again and also to design what
strategies the company was carrying out, especially strategies to understand the
quality of service by PT SARINAH staff, so that the company could maintain the
viability of the company and was able to retain customers in a fairly high
market share competition. This aim is to find out whether there is an effect of
price and service quality on customer loyalty at PT SARINAH either partially or
simultaneously. The variables of this study consist of independent variables, namely
Price (X1) Quality of Service (X2) and the dependent variable in this study is
Customer Loyalty (Y). This study uses primary
data obtained by distributing questionnaires to
respondents, while secondary data is obtained from some relevant literature.
The population in this study were all customers and partners who had made
purchases at PT SARINAH more than twice as many as 76 respondents. The sampling
technique used is slovin sampling. The test is carried out by testing the
validity, reliability test, normality test, multicollinearity test,
heteroscedasticity test, t test, f test, multiple linear regression analysis
and the coefficient of determination. The results showed that partially or
simultaneously the price and service quality variables had a positive and
significant effect on customer loyalty at PT SARINAH.
Keywords: Price, Service Quality, Customer Loyalty.
Pendahuluan
Pemasaran merupakan fungsi bisnis yang mengidentifikasikan kebutuhan dan
keinginan pelanggan, menetapkan pasar sasaran mana
yang dapat dilayani secara baik oleh perusahaan, merancang produk layanan dan program yang tepat untuk memikirkan
dan melayani pelanggan. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya terdapat individu dan kelompok yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
PT Sarinah adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang Ritel, Perdagangan dan Properti. Saat ini PT Sarinah aktif melakukan kegiatan impor komoditi yang salah salah satunya adalah beras khusus. Pengadaan
impor beras khusus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan Toko Modern, Hotel, dan Restoran.
Impor beras khusus hanya dapat
dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dalam hal ini
PT Sarinah memenuhi kriteria
yang dipersyaratkan. Dimana tingkat
kepecahan beras adalah maksimal 5% dan tidak boleh diperjual
belikan di pasar induk dan tradisional hal itu sesuai dengan
peraturan Kementerian Perdagangan
Nomor 20 Tahun 2021.
Tabel 1.1 menunjukan bahwa pada tahun
2019 dan tahun 2020 Harga Beras Khusus di
PT SARINAH sebesar
Rp.26.000/kg, sementara pada tahun 2021 Harga Beras Khusus mengalami kenaikan sebesar
Rp. 1.500. dari Rp. 26.000/kg menjadi Rp. 27.500/kg, hal tersebut dilakukan
untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Di tahun berikutnya yaitu pada
tahun 2022, Harga Beras Khusus impor
mengalami kenaikan kembali menjadi Rp. 29.000 /kg. Hal itu dikarenakan
kurs USD pada saat impor beras tersebut
juga mengalami kenaikan sehingga harga jual beras khusus
PT Sarinah mengalami kenaikan.
Dari kenaikan Harga Beras Khusus yang
dilakukan PT SARINAH terjadi pengurangan jumlah pelanggan seperti terlihat pada
Tabel 1 berikut.
Tabel
1. 1
Harga dan Jumlah Pelanggan Beras Khusus PT Sarinah
NO |
TAHUN |
HARGA /Kg |
JUMLAH PELANGGAN |
1 |
2019 |
26.000 |
39 |
2 |
2020 |
26.000 |
39 |
3 |
2021 |
27.500 |
33 |
4 |
2022 |
29.000 |
31 |
Sumber: Daftar
harga jual beras khusus PT SARINAH unit Distribusi Tahun 2019-2022
Jumlah
pelanggan beras khusus impor PT SARINAH tahun
2019 - 2020 terdapat 39 pelanggan. Pada tahun 2021 jumlah pelanggan
beras khusus PT SARINAH mengalami penurunan, hal ini disebabkan pada
tahun 2021 PT SARINAH menaikan harga jual beras khusus sebesar Rp. 1.500/ kg yang membuat pelanggan tidak melanjutkan kerjasama untuk tahun berikutnya. Pada tahun 2022 PT SARINAH
kembali mengalami penurunan jumlah pelanggan dimana pada tahun 2021 terdapat 33 pelanggan dan 2022 menjadi 31 pelanggan, hal tersebut
terjadi dikarenakan kenaikan Harga Beras Khusus kembali yang dilakukan oleh PT SARINAH dari Rp. 27.500 /kg menjadi Rp.
29.000 / kg,
dikarenakan tingginya harga yang diterapkan serta
masih adanya komunikasi yang tidak baik serta kurs vallas yang tinggi,
mengakibatkan pelanggan PT SARINAH tidak bekerjasama kembali.
Kenaikan
harga jual mengakibatkan berkurangnya jumlah penjualan dan berkurangnya jumlah
pelanggan pada periode waktu tersebut tetapi beberapa pelanggan yang loyal
masih tetap berhubungan dengan PT SARINAH bahkan pesanannya juga ada yang
semakin bertambah. Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa,
setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat.
Harga
merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau
pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, tempat, dan
promosi) menyebabkan timbulnya biaya/pengeluaran. Menurut Kotler dan Armstrong
(2014) harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk. Untuk menetapkan harga, Lovelock dan Wright (1999)
mengemukakan dasar-dasar strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
memutuskan kenaikan harga pada produk dan jasa.
Dasar-dasar
strategi penetapan harga suatu perusahaan digambarkan oleh Lovelock dan Wright
(1999) seperti Tripod yang terdiri dari: (1) biaya bagi penyedia, (2)
persaingan dan (3) nilai bagi perlanggan. Sedangkan menurut Menurut Zeithhalm,
Bitner dan Gremler (2010), menyatakan bahwa ada tiga dasar untuk menetapkan
harga yang biasa digunakan dalam menentukan harga, yaitu: (1) Penetapan harga
berdasarkan biaya/cost-based pricing,
(2) Penetapan harga berdasarkan persaingan/competition-based
princing, dan (3) Penetapan harga berdasarkan permintaan/demand-based. Lain halnya pendapat yang
diutarakan oleh Beneke, Flynn, Greig, and Mukaiwa (2013) menjelaskan tentang
harga relatif merupakan harga yang dikodekan oleh pelanggan sebagai bahan
referensi produk alternatif yang dihubungkan dengan harga untuk disubstitusikan
dengan harga produk lain.
Harga
relatif yang dirasakan oleh konsumen dari merek tersendiri dapat dianggap
sebagai persepsi harga produk yang dibandingkan dengan merek lainnya dalam
kategori barang yang sama (Kwon, Lee, and Kwon, 2008). Oleh karena itu, dalam
membuat keputusan pembelian, persepsi harga merupakan hal yang signifikan
sebagai isyarat ekstrinsik dan penawaran yang diterima dari informasi yang
tersedia untuk pelanggan (Wangenheim dan Bayon, 2007; Ralston, 2003). Sedangkan
Beneke et al., 2013) menyoroti tentang harga merupakan hal yang paling relevan
dengan persepsi responden terhadap nilai suatu produk. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa harga tinggi dapat mengikis daya beli (Boksberger dan Melsen,
2011; DeSarbo, Jedidi, dan Sinha 2001; Kashyap dan Bojanic, 2000).
Selain
dari harga, konsumen juga dapat merasakan manfaat atau nilai suatu produk dari
pelayanan yang diberikan oleh perusahan, karena kualitas layanan berarti
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Lin & Su, 2003; Ye, Li, dan
Wang, 2014). Senada dengan pendapat Chen dan Wang (2009) yang memandang bahwa
kepuasan pelanggan merupakan suatu evaluasi konsistensi antara harapan
sebelumnya dan kinerja pelayanan yang dirasakan. Dengan demikian, evaluasi
positif dari produk atau jasa yang mengakuisisi pelanggan adalah alasan utama
untuk melanjutkan hubungan dengan produk perusahaan atau jasa dan dapat menjadi
pilar penting untuk menjunjung tinggi loyalitas, karena pelanggan yang puas
dimungkinkan untuk membeli kembali dengan cara menurunkan sensitivitas harga
mereka, merekomendasikan kepada konsumen lain melalui word-of-mouth, dan menjadi pelanggan setia (Chen dan Wang, 2009).
Dengan
demikian baik tidaknya kualitas layanan bukanlah berdasarkan sudut pandang atau
persepsi penyedia layanan, melainkan berdasar pada persepsi konsumen. Persepsi
konsumen terhadap kualitas layanan itu sendiri merupakan penilaian menyeluruh
atas keunggulan suatu layanan tujuan utama perusahaan yang ingin dicapai yaitu
kepuasan konsumen dengan terciptanya kepuasan konsumen diharapkan tercipta
pula rasa loyal konsumen dalam menggunakan produk.
Phlip Kotler dan Keller (2007), mendefinisikan
loyalitas sebagai sebuah komitmen atau janji yang harus disepakati oleh pembeli terhadap produsen atau penjual
di kesempatan yang akan datang. Seorang pebisnis harus merebut loyalitas pelanggan dengan berbagai cara, mulai dari produk
yang mereka jual, pelayanan yang mereka berikan dan faktor-faktor lain
yang membuat pelanggan
loyal terhadap perusahaan. Loyalitas pelanggan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan, jika penjual dapat mempertahankan
loyalitas tersebut, maka penjual bisa
memenangkan persaingan dari kompetitornya.
Indikator dari loyalitas
pelanggan menurut Kotler
dan Armstrong (2014) adalah (1) Repeat Purchase (kesetiaan terhadap pembelian produk, (2) Retention
(Ketahanan terhadap pengauh yang negative mengenai perusahaan), dan (3) Referalls (mereferensikan
secara total esistensi perusahaan). Untuk itulah perusahaan dituntut untuk mampu memupuk keunggulan
kompetetifnya masing-masing melalui
upaya yang kreatif, inovatif, serta efisien sehingga menjadi pilihan dari banyak pelanggan
yang pada gilirannya diharapkan
menjadi loyal. Karena disadari
atau tidak bahwa eksistensi sebuah perusahan dipengaruhi oleh beberapa factor,
salah satu diantaranya adalah kesetiaan para pelanggan untuk terus melakukan pembelian produk yang ditawarkan pemasoknya, oleh karenanya pelanggan yang loyal merupakan aset yang penting bagi perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh harga dan kualitas pelayanan baik secara parsial maupun secara bersama-sama
(simultan) terhadap loyalitas pelanggan beras khusus PT. SARINAH.
Metode
Metode yang digunakan
di dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif dan
uji regresi linear berganda.
Metode kuantitatif adalah ilmu yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisa data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan. Menurut Priono 2016, Regresi linier berganda merupakan perluasan dari regresi
linier
sederhana, yaitu menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya
satu menjadi dua atau lebih variabel bebas. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh antara kualitas produk dan brand image terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini akan melakukan
survey dengan menggunakan alat kuisioner sebagai instrumen pengumpulan data dan hasil itulah akan diolah
dengan software SPSS versi
22.
Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian
ini adalah semua mitra dan pelanggan PT SARINAH sebanyak 76
orang. Dalam teknik pengambilan
sampel ini penulis menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2018), dalam penelitian ini penulis menggunakan
rumus slovin karena dalam penarikan
sampel, jumlahnya harus repsentative agar hasil penelitian dapat digeneralisikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan
dengan rumus dan perhitungan sederhana.
Teknik Pengumpulan Data
Di sini penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi dan data
yang berkaitan dengan kondisi nyata atau
fakta yang ada dilapangan. Langkah-langkah yang ditempuh antara lain:
a) Observasi
Merupakan
metode pengumpulan data
yang menggunakan pengamatan
terhadap obyek penelitian yang dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Teknik pengumpulan data observasi digunakan untuk memperoleh data proses jalannya pengisian angket.
b) Kuesioner (Angket)
Merupakan suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pernyataan kepada mitra dan pelanggan PT SARINAH sebanyak 76 orang. Kuesioner disusun menggunakan pertanyaan tertutup diberi skor menurut
skala Likert.
Hasil dan Pembahasan
Uji Instrumen
Variabel Penelitian
Tabel 2. Uji Validitas
dan Uji Reliabilitas
Variabel |
Rhitung |
Rtabel |
Keterangan |
Cronbach Alpha |
Keterangan |
X1 |
0.667 |
0.1901 |
Valid |
0,772 |
Reliabel |
0.798 |
0.1901 |
Valid |
Reliabel |
||
0.686 |
0.1901 |
Valid |
Reliabel |
||
0.765 |
0.1901 |
Valid |
Reliabel |
||
0.700 |
0.1901 |
Valid |
Reliabel |
||
|
0.791 |
0.1901 |
Valid |
|
Reliabel |
|
0.788 |
0.1901 |
Valid |
|
Reliabel |
X2 |
0.798 |
0.1901 |
Valid |
|
Reliabel |
|
0.805 |
0.1901 |
Valid |
0,850 |
Reliabel |
|
0.781 |
0.1901 |
Valid |
|
Reliabel |
|
0.721 |
0.1901 |
Valid |
|
Reliabel |
|
0.710 |
0.1901 |
Valid |
|
Reliabel |
Y |
0.747 |
0.1901 |
Valid |
|
Reliabel |
|
0.714 |
0.1901 |
Valid |
0,768 |
Reliabel |
|
0.711 |
0.1901 |
Valid |
|
Reliabel |
Sumber: Hasil data diolah tahun 2023
Tabel 2 menunjukan nilai r hitung lebih besar
dari r tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peryataan 1 sampai 8 variabel Harga (X1)
valid. Demikian juga untuk semua pernyataan variable kualitas pelayanan dan vaeiabel loyalitas pelanggan.
Uji reliabilitas terhadap semua variable-variabel pada penelitian ini, semua variable dinyatakan reliabel karena mempunyai nilai Cronbachs Alpha
di atas 0,600 (Sugiyono,
2017).
Uji Asumsi
Klasik
Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2018:161) Uji normalitas
merupakan suatu pengujian yang berfungsi untuk menguji apakah data pada
variabel bebas dan variabel terikat pada persamaan regresi, menghasilkan data
yang berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Model yang digunakan
untuk mendeteksi uji normalitas dalam peneitian ini adalah Uji One Sample
Kolmogorov Smirnov.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
Data
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
76 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
1.24614750 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.101 |
Positive |
.101 |
|
Negative |
-.091 |
|
Test Statistic |
.101 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.055c |
Sumber: Hasil data diolah tahun 2023
Karena nilai signifikansi di atas 0,05 yaitu sebesar 0,055. Hal ini berarti data residual tersebut terdistribusi secara normal.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan cara melihat nilai variance inflation factor (VIF)
tiap - tiap variabel independen. Multikolinearitas terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) melebihi
10 dan nilai tolerance kurang dari 0,10. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 atau nilai tolerance
lebih dari 0,10 maka model regresi berganda tidak terjadi
multikolinearitas.
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
4.579 |
1.787 |
|
2.562 |
.012 |
|
|
HARGA |
.551 |
.103 |
.543 |
5.331 |
.000 |
.557 |
1.794 |
|
KUALITAS PELAYANAN |
.253 |
.091 |
.283 |
2.779 |
.007 |
.557 |
1.794 |
|
a. Dependent Variable:
LOYALITAS PELANGGAN |
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Hasil data diolah tahun 2023
Nilai
VIF semua variable penelitian
lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari
0,1 Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
multikolinearitas di dalam
model.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas
dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregresi
nilai absolut residual terhadap variabel independen.
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
3.502 |
1.067 |
|
3.282 |
.002 |
HARGA |
-.025 |
.062 |
-.061 |
-.404 |
.687 |
|
KUALITAS PELAYANAN |
.089 |
.054 |
.247 |
1.647 |
.104 |
|
a. Dependent Variable:
ABS_RES |
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Hasil data diolah tahun 2023
Nilai signifikansi dari masing masing
variabel independen lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi pada penelitian ini.
Uji Regresi
Linear Berganda
Tabel 5. Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
4.579 |
1.787 |
|
2.562 |
.012 |
HARGA |
-.551 |
.103 |
-.543 |
-5.331 |
.000 |
|
KUALITAS PELAYANAN |
.253 |
.091 |
.283 |
2.779 |
.007 |
|
a. Dependent Variable:
LOYALITAS PELANGGAN |
Sumber: Hasil data diolah tahun 2023
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh
persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y= 4.579 - 0,551 (X1) + 0,253 (X2)
Persamaan pengujian regresi linier tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Konstanta = 4.579
Jika nilai variabel Harga (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) bernilai nol, maka
nilai variabel Loyalitas Pelanggan (Y) sebesar 4.579.
b.
Koefisien X1
Jika nilai variabel Harga (X1) mengalami kenaikan satu satuan, sementara
Kualitas Pelayanan (X2) dianggap tetap, maka akan menurunkan
variabel Loyalitas Pelanggan (Y) sebesar 0,551 satuan.
c.
Koefisien X2
Jika nilai variabel Kualitas Pelayanan (X2) mengalami kenaikan satu satuan, sementara
Harga (X1) dianggap tetap, maka akan mempengaruhi
kenaikan variabel Loyalitas Pelanggan (Y) sebesar 0,253 satuan.
Uji t
a.
Variabel harga memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05 yang berarti hipotesis diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa harga berpengaruh negative pada loyalitas pelanggan. Hal ini berarti jika
terjadi kenaikan harga jual akan
menurunkan loyalitas pelanggan.
Dalam jurnal Kencana (2019) harga adalah suatu
nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang
atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Istilah harga digunakan untuk memberi nilai
finansial pada suatu kelompok produk barang atau jasa.
Disebutkan juga menurut
Kotler & Amstrong dalam Irawan 2020, harga adalah sejumlah
uang yang ditagihkan atas suatu produk atau
jasa, atau jumlah dari nilai
yang ditukarkan para pelanggan
untuk memperoleh manfaat dari memiliki
atau menggunakan suatu produk atau
jasa.
Dalam Tjiptono (2019; 237) menjelaskan nilai (value) bisa dipersepsikan secara berbeda oleh para pelanggan dikarenakan perbedaan preferensi, selera, pengetahuan dan pengalaman dengan jasa, daya beli
dan kesediaan untuk membeli. Dijelaskan juga bahwa menurut Zeithaml dalam Irawan 2020, mengidentifikasikan
nilai berdasarkan perspektif pelanggan yang berimplikasi pada alternatif
strategi penetapan harga jasa:
1)
Nilai (value) adalah harga murah.
2)
Nilai adalah segala sesuatu yang diinginkan dari suatu produk atau
jasa.
3)
Nilai adalah kualitas yang didapatkan dari harga yang dibayarkan.
4)
Nilai adalah semua yang didapatkan dari semua yang diberikan konsumen.
Bagus Subantoro dan Aniek Wahyati (2019)
menyebutkan bahwa harga memiliki dua peran utama dalam
proses pengambilan keputusan
para pembeli yaitu peran alokasi harga
dan peran informasi dari harga.
b.
Variabel Kualitas Pelayanan memiliki signifikansi 0,019 <
0,05 yang berarti hipotesis
diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh pada keputusan pembelian.
Secara sederhana istilah perilaku konsumen dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif utama, yaitu (1) pikiran dan Tindakan manusia, serta (2) bidang studi atau
accumulated body of knowledge. Sebagai pikiran dan tindakan manusia, perilaku konsumen merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan konsumen dalam rangka mencari solusi atau kebutuhan
dan keinginannya. Rangkaian
aktivitas tersebut meliputi berbagai proses psikologis seperti pikiran, perasaan dan perilaku. Keseluruhan proses tersebut bermuara pada terciptanya nilai (value), spesifik (nilai = yang didapat dikurangi apa yang diberikan).
Sudarso
(2016) menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Artinya semakin tinggi kualitas pelayanan yang di berikan, maka semakin tinggi
loyalitas pelanggan. Hal ini semakin diperkuat
dengan penelititian yang di
lakukan oleh Santoso dan Oetomo
(2013) melalui hasil penelitiannya menyatakan bahwa kualitas pelayanan mempengaruhi loyalitas konsumen.
Menurut Tjiptono (2019), salah satu faktor fundamental dalam studi perilaku
konsumen adalah premis bahwa people often buy
products not for what they do, but for what they mean. Artinya,
konsumen membeli sebuah produk bukan
semata-mata karena mengejar manfaat fungsionalnya, namun lebih dari itu
juga mencari makna tertentu (seperti citra diri, gengsi,
bahkan kepribadian).
Dalam jurnal Joko Bagio Santoso (2019) menjelaskan bahwa menurut Fandy Tjiptono (2012:39) kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan konsumen. Lupiyoadi dan Hamdani (2006) mendefinisikan
kualitas pelayanan sebagai kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dimensi kualitas pelayanan dibangun atas adanya perbandingan
2 faktor utama yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (perceived service) dengan
layanan yang sesungguhnya diharapkan atau diinginkan (expected
service).
Uji F
Tabel 6. Hasil Uji F
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
159.889 |
2 |
79.944 |
50.108 |
.000b |
Residual |
116.466 |
73 |
1.595 |
|
|
|
Total |
276.355 |
75 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable:
LOYALITAS PELANGGAN |
||||||
b. Predictors:
(Constant), KUALITAS PELAYANAN, HARGA |
Sumber: Hasil data diolah tahun 2023
Tabel 6 di
atas memberikan informasi tentang uji-F, dengan membandingkan signifikansi dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil uji F di atas diperoleh nilai Fhitung sebesar
50,108 dan Ftabel sebesar
2,76. Karena nilai Fhitung
(50,108) > Ftabel (2,76) maka
dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh kedua variabel independen harga dan kualitas pelayanan secaara bersama-sama.
Koefisien Determinasi
(R2)
Tabel 7.
Nilai Koefisien Determinasi
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the
Estimate |
1 |
.761a |
.579 |
.567 |
1.26310 |
a. Predictors:
(Constant), KUALITAS PELAYANAN, HARGA |
||||
b. Dependent Variable:
LOYALITAS PELANGGAN |
Sumber: Hasil data diolah tahun 2023
Dari Tabel 7 diketahui
bahwa nilai dari nilai R Square = 0,579 hal ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara variabel
harga dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya kemampuan variabel harga dan kualitas pelayanan terhadap variabel loyalitas pelanggan adalah 57,9 %, sedangkan sisanya 42,1% dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diikutsertakan dalam model penelitian ini
Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis
maka penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Variable
Harga (X1) memiliki pengaruh
negative dan signifikan terhadap
Loyalitas Pelanggan (Y).
Hal ini mengindikasikan bahwa setiap terjadi
kenaikan harga akan menurunkan loyalitas pelanggan. 2. Variable Kualitas
Pelayanan (X2) memiliki pengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan (Y). Hal ini mengindikasikan bahwa jika terjadi kenaikan
kualitas pelayanan akan menaikan loyalitas
pelanggan. 3. Variable Harga (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan (Y).
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, M. G., dan Irawan, A. 2020. Pengaruh Persepsi Nilai, Kesadaran Kesehatan dan Kepedulian Keamanan
Pangan Terhadap Niat Beli Makanan Organik di Kota Malang. Jurnal
Administrasi Bisnis, 78(1), 140149.
Andriasan Sudarso, 2016, Manajemen Pemasaran Jasa Perhotelan,
Yogyakarta: Budi Utama.
Bagio, Joko. 2019. Pengaruh
Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, dan Harga Terhadap Kepuasan dan Loyalitas
Konsumen (Studi pada Konsumen Geprek Bensu Rawamangun. Jurnal
Akuntansi dan Manajemen. Volume 16 Nomor 1.
Bagus Subantoro, Aniek Wahyati. "Pengaruh Kualitas Layanan, Harga, Citra Perusahaan Terhadap Kepuasan
Pelanggan Grab di Surabaya." Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume
8 Nomor 6, Juni 2019: 1-19.
Beneke, J.,
Flynn, R., Greig, T., and Mukaiwa, M. (2013). The influence of perceived product quality, relative price and risk on
customer value and willin gness to buy: A study of private label merchandise.
Journal of Product & Brand Management. Vol. 22 No. 3, pp. 218228.
Boksberger,
P. E., and Melsen, L. (2011). Perceived
value: a critical examination of definitions, concepts and measures for the
service industry. Journal of Services Marketing. Vol. 25 No. 3, pp.
229240.
Chen, M.
F., and Wang, L. H. (2009). The
moderating role of switching barriers on customer loyalty in the life insurance
industry. The Service Industries Journal. Vol. 29 No.8, pp. 11051123
DeSarbo, W.
S., Jedidi, K., and Sinha, I. (2001). Customer
value analysis in a heterogeneous market. Strategic Management Journal.
Vol. 22 No. 9, pp. 845857.
Fandy Tjiptono, Ph.D. Pemasaran
Jasa - Prinsip, Penerapan dan Penelitian. Yogyakarta: PENERBIT ANDI, 2019
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan
Program IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Irawan. Pengaruh Kualitas Produk,
Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Kain Textile (Studi
Kasus: Toko Mumbay Textile House of Fashion). Jakarta: Universitas Satya
Negara Indonesia, 2020.
Kashyap, R., and Bojanic, D. C. (2000). A structural analysis of value, quality, and price perceptions of
business and leisure travelers. Journal of Travel Research. Vol. 39, No. 1,
pp. 4551.
Kotler, Philip dan Keller, 2007, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Kedua
belas, PT. Indeks, Jakarta.
Kotler, P., and Armstrong, G. (2014). Principles
of Marketing. Essex: Pearson Education Limited.
Kwon, K. N., Lee, M. H., and Kwon, Y. J. (2008). The effect of perceived product characteristics on private brand
purchases. Journal of Consumer Marketing. Volume 25 Number 2. pp. 105114.
Lin, Y., and Su, H. (2003). Strategic
analysis of Customer Relationship Management a field study on hotel
enterprises. Total Quality Management & Business Excellence. Vol. 14 No. 6,
pp. 715731.
Lovelock, C. H., and Wright, L. K. (1999). Principles of Service Marketing and Management. Indiana: Prentice
Hall.
Priyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo: Zifatama Publishing.
Ralston, R. W. (2003). The effects
of customer service, branding, and price on the perceived value of local
telephone service. Journal of Business Research. Vol. 56, No. 3, pp.
201213.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R
& D. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung:
Alfabeta.
Wangenheim,
F., and Bayon, T. (2007). Behavioural
consequences of overbooking service capacity. Journal of Marketing. Volume
71 Number 4. pp. 36-47.
Ye, Q., Li,
H., and Wang, Z. (2014). The Influence of
hotel price on perceived service quality and value in e-tourism: An empirical
investigation based on online traveler reviews. Journal of Hospitality
& Tourism Research. Vol. 38 No. 1, pp. 2339.
Zeithaml, V. A., Bitner, M. J., and Gremler, D. D. (2010). Services Marketing Strategy, in Wiley International Encyclopedia of Marketing: Marketing Strategy, Vol. 1, Robert A. Peterson and Roger A. Kerin, eds. Chic[1]hester, UK: John Wiley & Sons, 208