ANALISIS KEEFEKTIFAN PENERAPAN SISTEM DEMOKRASI SUBSTANSIAL DI MA PEMBANGUNAN UIN DALAM SETIAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 

Mulyadi1, Yuliana Yuli2, Irawan3, Hasan Basri4, Esra Cistia Sianturi5, Siti Eka Putri Salsabila6

1,2 Manajemen Program Sarjana, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Email: esracistiasianturi@gmail.com; sitiekaputri@gmail.com

 

Abstrak

Indonesia telah menetapkan visi penting untuk menjadi negara maju dan mandiri secara ekonomi pada tahun 2045, yang dikenal sebagai ‘‘Indonesia Emas 2045‘‘. Visi ini mencakup berbagai aspek pembangunan nasional, termasuk pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan kemajuan teknologi. Sekolah sebagai instansi pendidikan harus andil bertanggung jawab atas pendidikan dan pembentukan karakter generasi muda, yang akan menjadi motor penggerak pembangunan masa depan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa sistem demokrasi substansial diterapkan secara efektif di MA Pembangunan UIN, agar pengambilan keputusan pendidikan sesuai dengan kebutuhan masa depan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan atau efektivitas penerapan demokrasi substansial di lingkungan sekolah dalam hal peningkatan partisipasi, peningkatan kualitas keputusan, atau dampak positif terhadap pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang sumbernya diambil dari kegiatan peninjauan ke lokasi MA Pembangunan UIN dimana siswa-siswi terkait diwawancarai dengan tujuan memperoleh data yang dibutuhkan. Sumber-sumber seperti artikel ilmiah dan jurnal juga dipergunakan untuk melengkapi data-data primer hasil penelitian. Yang diharapkan dari penelitian ini berupa luaran artikel, video, dan poster yang berisi gambaran tentang keberhasilan serta efektivitas penerapan demokrasi substansial di lingkungan sekolah MA Pembangunan UIN. Hasil-hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memenuhi tugas pembelajaran berbasis proyek yang digagas oleh kampus.

 

Kata Kunci: Demokrasi Substansial, Indonesia Emas 2045, OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), MPK (Majelis Perwakilan Kelas), Siswa.

 

Abstract

Indonesia has set an important vision to become a developed and economically independent country by 2045, known as ''Golden Indonesia 2045''. This vision covers various aspects of national development, including economic growth, social welfare, and technological advancement. Schools as educational institutions must take responsibility for the education and character building of the younger generation, which will be the driving force of future development. Therefore, it is important to ensure that a substantial democratic system is implemented effectively in MA Development UIN, so that educational decision-making is in line with Indonesia's future needs. This study aims to measure the success or effectiveness of implementing substantial democracy in the school environment in terms of increasing participation, improving the quality of decisions, or having a positive impact on achieving the vision of Indonesia Emas 2045. This research is a qualitative research whose source was taken from a review activity to the location of MA Development UIN where related students were interviewed with the aim of obtaining the required data. Sources such as scientific articles and journals are also used to complete primary data on research results. What is expected from this research is in the form of articles, videos, and posters that contain an overview of the success and effectiveness of implementing substantial democracy in the MA Development UIN school environment. The results of this research are also expected to fulfill the project-based learning tasks initiated by the campus.

 

Keywords: Substantial Democracy, Golden Indonesia 2045, Student Council (Intra-School Student Organization), MPK (Class Representative Council), Students.

 

Pendahuluan

Visi Indonesia Emas 2045 adalah upaya penting Indonesia untuk menjadi negara maju dan mandiri secara ekonomi pada tahun 2045 dalam usianya yang ke-100 tahun (Wena, 2020). Untuk menyambut usia emas tersebut, seluruh elemen bangsa, salah satunya generasi muda, memiliki tanggung jawab dalam mempersiapkan bangsa Indonesia menjadi lebih kuat dan maju ke depannya (Puspa et al., 2023). Selain itu, dalam mencapai upaya-upaya tersebut perlu adanya pengambilan keputusan yang bijaksana dalam berbagai sektor.

Demokrasi tampak dalam proses pengambilan keputusan di sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan lainnya (Damaresti, 2018). Pentingnya menerapkan prinsip demokrasi dalam pendidikan bertujuan memberikan peluang yang lebih besar bagi pelajar untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan pengambilan keputusan bagi kehidupan mereka. Sehingga, pendidikan tidak hanya menjadi sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga alat untuk membentuk warga negara yang aktif, berpikir kritis, dan peduli terhadap masalah-masalah sosial (Septikasari & Frasandy, 2018).

MA Pembangunan UIN memiliki peran strategis dalam mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Sekolah ini bertanggung jawab atas pendidikan dan pembentukan karakter generasi muda, yang akan menjadi motor penggerak pembangunan masa depan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa sistem demokrasi substansial diterapkan secara efektif di MA Pembangunan UIN, agar pengambilan keputusan pendidikan sesuai dengan kebutuhan masa depan Indonesia.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini berupa penelitian kualitatif yang membutuhkan data-data konkrit dari sumber penelitian yang telah peneliti tentukan. Maka peneliti diharuskan untuk turun ke lapangan dalam rangka mengumpulkan data tersebut.

Tempat peneliti mengambil data-data yang dibutuhkan di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta yang beralamat beralamat JL. Ibnu Taimia IV Kompleks UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian waktu dimulai dari tanggal 27 September 2023. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi yang menjadi anggota organisasi sekolah, yaitu OSIS MA Pembangunan UIN, anggota MPK. Salah satu guru PPKN sekolah tersebut juga kami wawancara untuk memperluas data penelitian.

Peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur, observasi dan dokumentasi untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang diteliti. Menurut Esterberg dalam (Sugiyono, 2013), wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Esterberg dalam (Sugiyono, 2013), mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu: Wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur, dan tidak terstruktur.

(Sugiyono, 2013) mengemukakan wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data, mencatatkan (Sugiyono, 2013). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, sebelum peneliti mewawancarai narasumber, peneliti sudah menyusun pertanyaan-pertanyaan tertulis dan narasumber yaitu Siswa-Siswi Anggota Osis dan Anggota MPK MA Pembangunan UIN diberi pertanyaan yang sama mengenai penerapan sistem demokrasi substansial dalam setiap pengambilan keputusan pada masing-masing organisasi di MA Pembangunan UIN. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak dalam penelitian (Hariandi & Irawan, 2016).

Cartwright & Cartwright, mendefinisikan observasi adalah sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu (Hasanah, 2017).

Teknik observasi yang akan digunakan oleh peneliti adalah observasi non partisipatoris yaitu peneliti tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan demokrasi di MA Pembangunan UIN.

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik tertulis, gambar, maupun elektronik. (Khaatimah & Wibawa, 2017). (Ginanjar et al., 2019) mengemukakan dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk lisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, dan sketsa. Dokumen berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat pelengkap dari penggunaan metode observasi wawancara dalam penelitian kualitatif (Arum & Irhandayaningsih, 2020). Metode penelitian ini digunakan untuk memperoleh data yang berwujud gambar, cerita, peraturan, dan kebijakan melalui laman media sosial, peraturan dan kebijakan, serta cerita dari kepala sekolah dan guru MA Pembangunan UIN Jakarta.

 

Hasil dan Pembahasan

 

No

Nama

Jabatan

1

Aufar Khadafi

Anggota OSIS

2

Yusuf Bagas Maulana

Anggota OSIS

3

Maulano

Anggota OSIS

4

Fawwaz Ghifari

Anggota MPK

5

Zaki Mubarak

Guru PKN

 

Peneliti melakukan observasi dan wawancara di MA Pembangunan UIN dengan guru mata pelajaran PKn yaitu ZM, siswa anggota OSIS yaitu AK, YB, dan M, serta siswa anggota MPK yaitu FG. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di lapangan, terlihat bahwa penerapan demokrasi substansial di MA Pembangunan UIN telah berjalan dengan baik, meskipun belum mencapai tingkat optimal.

 

Efektivitas Sistem Demokrasi Substansial di MA Pembangunan UIN

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan beberapa narasumber yaitu guru PKn, siswa anggota OSIS dan MPK tentang penerapan sistem demokrasi substansial di MA Pembangunan UIN, diketahui bahwa MA Pembangunan UIN menerapkan kebijakan yang mengharuskan setiap siswa-siswi untuk berpartisipasi dalam pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS MPK. Pemilihan ketua OSIS MPK selalu berpasangan dengan wakil. Proses pemilihan ketua OSIS MPK MA Pembangunan UIN dilakukan secara demokratis melalui serangkaian tahapan. Siswa-siswi yang berminat untuk mengajukan diri dalam pencalonan ketua OSIS MPK akan mengikuti seleksi untuk diajukan sebagai pasangan calon resmi. Para calon kandidat diberikan waktu untuk melakukan sosialisasi/kampanye memperkenalkan diri serta menjelaskan visi misi yang mereka buat kepada pemilih. Kemudian, dilakukan pemungutan suara secara sistematis dan bergantian, diikuti dengan perhitungan suara secara terbuka. Hasil pemungutan ketua terpilih dipublikasikan dengan jelas kepada warga sekolah.

Pemungutan suara dilakukan secara bergantian per kelas dan jumlah suara yang masuk dihitung sehingga dapat dipastikan bahwa tidak ada pemilih yang golput. Selain itu, setiap pemilih yang telah memberikan suaranya akan ditandai dengan tinta di jarinya sehingga terdapat penanda yang jelas bahwa orang tersebut telah berpartisipasi dalam pemungutan suara.

 

Hambatan atau Tantangan serta Faktor yang Berpengaruh dalam Penerapan Sistem Demokrasi Substansial di MA Pembangunan UIN

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan beberapa narasumber yaitu guru PKn, siswa anggota OSIS dan MPK tentang hambatan atau tantangan yang dialami dalam penerapan sistem demokrasi substansial di MA Pembangunan UIN, diketahui bahwa meskipun partisipasi pemilih sudah baik, masih ada pemilih yang bersikap apatis dan ada beberapa pihak yang terkesan memaksakan pemilih lain untuk memilih pilihannya. Beberapa pemilih bersikap apatis terhadap proses pemilihan ketua OSIS MPK karena kurangnya minat untuk berpartisipasi, rendahnya kesadaran tentang pentingnya memberikan suara, serta merasa adanya tekanan untuk memberikan hak suaranya kepada kandidat yang bukan pilihannya.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sistem demokrasi substansial di MA Pembangunan UIN adalah strategi kampanye dan kebijakan sekolah. Kandidat ketua OSIS MPK yang memiliki strategi kampanye yang kreatif, inovatif, dan menarik mampu meningkatkan antusias pemilih untuk berpartisipasi dalam proses pemilihan. Kebijakan sekolah yang mengharuskan setiap siswa-siswi untuk memberikan hak suaranya juga terbukti meminimalisir terjadinya golongan putih.

Peran Sekolah dalam Mewujudkan Realisasi Penerapan Demokrasi Substansial

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan beberapa narasumber yaitu guru PKn, siswa anggota OSIS dan MPK tentang peran sekolah dalam mewujudkan realisasi penerapan demokrasi substansial, diketahui bahwa MA Pembangunan UIN mengikutsertakan siswa-siswi dalam proses demokrasi di sekolah. Siswa-siswi diberikan kebebasan untuk memilih ketua dan wakil ketua OSIS MPK serta pengurus kelas. Hal ini bertujuan agar siswa dapat belajar untuk menjadi bagian dalam proses demokrasi, memilih pemimpin, serta bertanggung jawab atas pilihannya.

 

Efektivitas Sistem Demokrasi Substansial di MA Pembangunan UIN

MA Pembangunan UIN menerapkan kebijakan pemilihan yang mewajibkan setiap siswa-siswi untuk berpartisipasi dalam pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS MPK yang dilakukan secara bergantian per kelas. Kebijakan ini merupakan langkah strategis dalam mendorong partisipasi aktif serta meminimalisir golput di dalam proses pemilihan. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah memastikan bahwa seluruh siswa terlibat secara langsung dalam proses pemilihan dan meminimalisir golput (golongan putih). Dengan mewajibkan partisipasi setiap siswa secara bergantian, sekolah berupaya untuk menjamin bahwa suara setiap individu dihitung, sehingga diharapkan keputusan yang dihasilkan akan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi dari keseluruhan siswa di sekolah.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh (Aulawi & Srinawati, 2019), perilaku demokratis siswa di luar kelas atau lingkungan sekolah meliputi kebebasan berpendapat dalam rapat OSIS, kebebasan memilih dan dipilih sebagai pengurus OSIS, adanya kerja sama dalam menyelesaikan masalah, serta adanya kepercayaan kepada guru, kepala sekolah, dan staf petugas sekolah.

Dalam Alkitab yaitu pada Mazmur 146:5-9, 146:5 Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya: 146:6 Dia yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya, 146:7 yang menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas, yang memberi roti kepada orang-orang yang lapar. TUHAN membebaskan orang-orang yang terkurung, 146:8 TUHAN membuka mata orang-orang buta, TUHAN menegakkan orang yang tertunduk, TUHAN mengasihi orang-orang benar. 146:9 TUHAN menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya”. Tuhan secara tidak langsung mengajarkan ketaatan dan ketertiban dalam menggunakan hak dan kewajiban.

Partisipasi pemilih dalam pemilihan ketua OSIS MPK merupakan bentuk musyawarah, di mana pemilih memberikan pendapatnya untuk pengambilan keputusan. Musyawarah, sebagai prinsip demokrasi dalam Islam, secara eksplisit dijelaskan dalam al-Qur’an, seperti tertera dalam QS. As-Syura:38 dan Ali Imran:159. Dalam kehidupan umat Islam, lembaga yang secara khusus melaksanakan prinsip Syura adalah ahl halli wal‘aqdi pada masa khulafaurrasyidin. Mereka berfungsi mirip tim formatur dalam memilih kepala negara atau khalifah. Musyawarah menjadi unsur penting sebagai pertimbangan dan tanggung jawab bersama dalam pengambilan keputusan, mencerminkan penghargaan terhadap pendapat bersama.

Kebijakan yang diterapkan MA Pembangunan UIN yaitu dengan pemilihan yang mewajibkan setiap siswa-siswi untuk berpartisipasi dalam pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS MPK yang dilakukan secara bergantian per kelas untuk mendorong siswa-siswa-nya taat dan tertib dalam menggunakan hak dan kewajibannya, yaitu hak untuk memilih dan dipilih, serta kewajiban untuk mematuhi aturan dan kebijakan sekolah. Kebijakan yang yang diterapkan sekolah juga menjadi salah satu langkah pemenuhan aturan Undang-undang di negara Indonesia yaitu, Pasal 43 Ayat (1 dan 2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) dinyatakan, “setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Efektivitas kebijakan ini terbukti dengan menurunnya angka golput, menunjukkan bahwa partisipasi aktif dari seluruh siswa dijamin dan keputusan yang dihasilkan lebih akurat serta lebih mewakili keseluruhan siswa. Implementasi kebijakan ini berperan dalam menciptakan lingkungan yang lebih demokratis, di mana partisipasi siswa dihargai dan setiap suara dianggap penting dalam pengambilan keputusan, sejalan dengan perilaku demokratis siswa di luar kelas seperti yang dijelaskan oleh Winarno.

 

Hambatan atau Tantangan serta Faktor yang Berpengaruh dalam Penerapan Sistem Demokrasi Substansial di MA Pembangunan UIN

Dalam lingkungan MA Pembangunan UIN, penerapan demokrasi substansial dalam pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS MPK terdapat sejumlah kendala dan tantangan yang dapat mempengaruhi proses tersebut. Meskipun partisipasi pemilih yang relatif baik dalam proses demokratis, masih ada tingkat apatis dan kurangnya minat dari sebagian pemilih terhadap kampanye yang dilakukan oleh para pasangan calon. Tantangan utama muncul dalam memastikan bahwa setiap siswa memahami pentingnya peran serta mereka dalam proses demokrasi, menyampaikan aspirasi, dan merasa termotivasi untuk terlibat dalam proses pemilihan.

Sebagaimana yang ditekankan oleh Yusuf al-Qardhawi bahwa substansi demokrasi sejalan dengan nilai-nilai Islam, termasuk dalam pemilihan umum yang mencakup konsep pemberian saksi. Kelalaian dalam menggunakan hak pilih dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap perintah Allah untuk memberikan kesaksian pada saat dibutuhkan.

Untuk memperbaiki penerapan demokrasi substansial, diperlukan upaya seperti edukasi dan sosialisasi guna meningkatkan kesadaran dan partisipasi siswa. Penting untuk memastikan adanya pemahaman yang kuat tentang hak suara, aspirasi siswa, dan keterlibatan dalam proses demokratis agar kesuksesan implementasi demokrasi substansial dapat terwujud.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan penerapan demokrasi substansial di MA Pembangunan UIN melibatkan strategi kampanye yang lebih menarik, efektif, dan informatif dari para calon. Diperlukan kreativitas dalam menyampaikan visi, misi, dan informasi yang relevan melalui media sosial dan berbagai sumber informasi, bukan hanya melalui metode konvensional seperti orasi visi misi, poster atau pemberian hadiah. Informasi yang lebih akurat dan merata akan membuat pemilih memiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap pasangan calon yang akan mereka pilih. Kampanye yang menarik juga mampu meningkatkan antusias pemilih untuk terlibat dalam proses pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS MPK. Dengan mengetahui lebih jelas informasi pemimpin yang akan siswa pilih maka para siswa-siswi dapat mempertanggungjawabkan pilihan mereka lewat pengetahuan dan keyakinan terhadap calon yang akan dipilih dan calon pemimpin juga hendaknya menjadi pemimpin yang demokratis, hasil diharapkan adalah kesejahteraan bagi seluruh siswa karena output dari seluruh kebijakan yang diterapkan sekolah adalah untuk siswa-siswi itu sendiri.

Kebijakan pemilihan secara bergantian per kelas juga menjadi langkah penting untuk memastikan setiap suara dihitung, mengurangi golput, dan menegaskan partisipasi aktif seluruh siswa dalam proses pemilihan.

 

Peran Sekolah dalam Mewujudkan Realisasi Penerapan Demokrasi Substansial

Peran sekolah dalam mewujudkan realisasi penerapan demokrasi substansial di lingkungan sekolah yaitu dengan mengikutsertakan siswa dalam proses demokrasi seperti pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS MPK serta pengurus kelas. Hal ini bertujuan untuk memunculkan jiwa demokrasi serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar tentang pentingnya memilih pemimpin yang tepat dan bertanggung jawab.

Sekolah memberikan kebebasan penuh kepada siswa dalam memilih, tetapi tetap menekankan tanggung jawab siswa untuk bertanggung jawab terhadap pilihan mereka. Dalam hal ini, sekolah bertanggung jawab untuk membentuk karakter demokrasi dalam lingkungan sekolah. Oleh karena itu, peran sekolah dan guru menjadi sangat penting dalam menerapkan nilai-nilai demokrasi, karena sekolah merupakan tempat kedua setelah lingkungan keluarga dalam membentuk karakter siswa yang demokratis dan bertanggung jawab.

Seperti yang dipaparkan oleh (Hudayah & Harmanto, 2021) perilaku demokratis siswa di luar kelas atau lingkungan sekolah melibatkan kebebasan menyampaikan pendapat dalam rapat OSIS, kebebasan memilih dan dipilih sebagai pengurus OSIS, kerja sama dalam menyelesaikan masalah, serta kepercayaan kepada guru, kepala sekolah, dan staf petugas sekolah.

Salah satu prinsip demokrasi dalam Islam adalah kebebasan. Al-Hurriyah (kebebasan) merupakan hak setiap individu untuk mengekspresikan pendapatnya dengan bijak dan memperhatikan al-akhlaq al-karimah. Dalam demokrasi Islam, keputusan yang diambil tidak boleh melanggar hak-hak setiap individu. Prinsip keadilan dan kesetaraan juga memberikan peluang bagi pemilih untuk memiliki hak yang sama dalam menyampaikan pendapatnya tanpa adanya diskriminasi. Sehingga, kebebasan berpendapat dalam demokrasi Islam harus senantiasa dijalankan dengan tanggung jawab, memperhatikan etika, dan selaras dengan nilai-nilai Islam yang mendorong kebaikan dan keadilan bagi seluruh individu dalam masyarakat.

Sebagaimana dikisahkan Alkitab dalam Nehemia 2:17 “Berkatalah aku kepada mereka: "Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar”. Dapat dimaknai tentang perlunya kesatuan dan bekerjasama dalam membangun untuk mencapai tujuan dan kesejahteraan bersama, sekolah dan seluruh murid harus sama-sama terlibat dalam mewujudkan realisasi penerapan demokrasi substansial.

Keterlibatan siswa dalam proses demokrasi di sekolah akan mengajarkan mereka untuk mendengarkan pendapat orang lain, menghargai perbedaan, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan mempersiapkan mereka untuk berpartisipasi dalam masyarakat yang demokratis di masa depan. Melibatkan siswa dalam proses demokrasi di sekolah memberikan rasa dihargai karena diberikan kebebasan untuk memilih, sesuai dengan hak setiap individu dalam demokrasi untuk berpendapat dan dihormati. Ketika siswa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan di sekolah, mereka akan merasa diakui sebagai anggota yang penting dalam komunitas sekolah sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar mereka.

 

Kesimpulan

Untuk mendukung visi “Indonesia Emas 2045”, dimana Indonesia bertujuan untuk menjadi bangsa yang maju dan mandiri secara ekonomi pada tahun 2045, penelitian ini menyoroti peran pendidikan dalam menciptakan generasi muda yang memiliki kesadaran demokratis dan mampu berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan.

Menurut informasi yang kami dapat, prinsip-prinsip dasar demokrasi dalam agama Kristen disebutkan dalam beberapa kelompok ciri-ciri dasar negara demokrasi, yaitu: supremasi hukum, pemerintahan dikendalikan oleh masyarakat, Peran sekolah dalam menerapkan demokrasi substantif di lingkungan sekolah adalah dengan melibatkan siswa dalam proses demokrasi seperti pemilihan Ketua dan Wakil Ketua MPK OSIS dan pengelolaan kelas. Melibatkan siswa dalam proses demokrasi di sekolah mengajarkan mereka untuk mendengarkan pendapat orang lain, menghargai perbedaan, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di lapangan, terlihat bahwa implementasi demokrasi substantif di MA Pembangunan UIN sudah berjalan dengan baik, meski belum mencapai taraf optimal.

 

Ucapan Terima Kasih

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, karunia, anugerah dan mukjizat yang diberikan, kami dapat menyelesaikan surat Pilar 4 PJBL dengan topik “ Analisis efektivitas penerapan sistem demokrasi dan perkembangan UIN dalam setiap pengambilan keputusan”.

Pertama-tama, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh anggota yang telah berkontribusi terhadap keberhasilan proyek ini, yang telah bekerja keras dan menunjukkan dedikasi, komitmen yang besar dalam perencanaan, dan pelaksanaan. Kami terutama mengucapkan terima kasih kepada para Dosen yang sabar, meluangkan waktunya, mencurahkan tenaga dan gagasannya.

Terima kasih juga kepada MA Pembangunan UIN yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan penelitian disana. Kami sangat berharap bila adanya kekurangan dan ketidaksempurnaan pada artikel ini, masukan yang bersifat membangun, kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Arum, T. N., & Irhandayaningsih, A. (2020). Pengolahan arsip dinamis inaktif dalam upaya mendukung layanan informasi di Dinas Perpustakaan Dan Arsip Kabupaten Batang. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 8(2), 246–255.

 

Aulawi, A., & Srinawati, S. (2019). Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi dalam Pengambilan Keputusan Organisasi untuk Meningkatkan Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis) di SMK Darus Syifa Kota Cilegon. Pro Patria: Jurnal Pendidikan, Kewarganegaraan, Hukum, Sosial, Dan Politik, 2(1), 38–50.

 

Damaresti, M. (2018). Strategi Sekolah Dalam Menerapkan Pendidikan Demokrasi Sebagai Wujud Implementasi Nilai-Nilai Pancasila (Studi pada SMAN 1 Kertosono). Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 6(2).

 

Ginanjar, E. G., Darmawan, B., & Sriyono, S. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya partisipasi belajar peserta didik smk. Journal of Mechanical Engineering Education, 6(2), 206–219.

 

Hariandi, A., & Irawan, Y. (2016). Peran guru dalam penanaman nilai karakter religius di lingkungan sekolah pada siswa sekolah dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 1(1), 176–189.

 

Hasanah, H. (2017). Teknik-teknik observasi (sebuah alternatif metode pengumpulan data kualitatif ilmu-ilmu sosial). At-Taqaddum, 8(1), 21–46.

 

Hudayah, C. P., & Harmanto, H. (2021). Peran Pembina Dalam Membangun Sikap Demokratis Bagi Pengurus Osis Di Smkn 1 Buduran Sidoarjo. Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 9(1), 1–15.

 

Khaatimah, H., & Wibawa, R. (2017). Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Teknologi Pendidikan: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pembelajaran, 2(2), 76–87.

 

Puspa, C. I. S., Rahayu, D. N. O., & Parhan, M. (2023). Transformasi Pendidikan Abad 21 dalam Merealisasikan Sumber Daya Manusia Unggul Menuju Indonesia Emas 2045. Jurnal Basicedu, 7(5), 3309–3321.

 

Septikasari, R., & Frasandy, R. N. (2018). Keterampilan 4C abad 21 dalam pembelajaran pendidikan dasar. Tarbiyah Al-Awlad: Jurnal Kependidikan Islam Tingkat Dasar, 8(2), 107–117.

 

Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D.

 

Wena, I. M. (2020). Pembelajaran berorientasi HOTS (Higher Order Thinking Skill) di era revolusi industri 4.0 untuk mewujudkan generasi indonesia emas 2045. Prosiding Mahasaraswati Seminar Nasional Pendidikan Matematika.