PENGARUH
PDRB, DANA BAGI HASIL DAN INVESTASI TERHADAP BELANJA DAERAH DI PROVINSI
SUMATERA BARAT PERIODE 2019-2021
Mey Sindi Sagala1, Yois Nelsari Malau
2
Fakultas Ekonomi Universitas Prima Indonesia Medan
sindisagala05@gmail.com
Abstrak
Riset ini diteliti
agar bisa mengenali pengaruh variabel X terhadap variabel Y Pengaruh Belanja Daerah periode
2019-2021. Bersumber pada variabel
independennya yaitu PDRB, Dana
Bagi Hasil, Investasi. Dimana ada
57
total Sampel yang terdaftar
di BPS Sumatera Barat Periode 2019-2021. Tata cara
pada riset ini ialah analisis regresi linier berganda oleh dorongan program
SPSS 2021. Analisis yang dihasilkan
meyakinkan pada periode
2019- 2021 di Daftar BPS Sumatera Utara yang pada uji T menciptakan
Bahwa PDRB dengan Belanja
Daerah secara parsial tidak mempunyai pengaruh, Dana
Bagi Hasil secara parsial tidak adanya pengaruh
signifikan dengan variabel Belanja Daerah, Investasi
secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan dengan Belanja Daerah, Tetapi
begitu pula pada uji F PDRB, Dana
Bagi Hasil, Investasi, berpengaruh tetapi tidak signifikan
dengan variabel Belanja
Daerah secara simultan. Hasil R Square 0,791 berarti
variabel independen berpengaruh pada Belanja Daerah hanya sebesar
79,1% dan sisanya
20,9% dipengaruhi
variabel lain seperti Ekspor, Impor, Desentralisasi Fiskal, Belanja Modal, Utang Luar Negeri,
Peningkatan Infrastruktur serta variabel lainnya.
Kata
kunci: Investasi, Belanja, PDRB
Abstract
This research was examined in order to recognize the
effect of variable X on variable Y. The effect of Regional Expenditure for the
period 2019 - 2021. It is based on the independent variables, namely GRDP,
Profit Sharing Funds, Investment. Where there are 57 total samples registered
at BPS Sumatra Barat for the 2019-2021 period. The procedure for this research
is multiple linear regression analysis by means of the SPSS 2021 program. The
resulting analysis is convincing for the 2019-2021 period in the BPS North
Sumatra List which on the T test shows that GRDP with Regional Expenditure
partially has no effect, Revenue Sharing Funds partially partially there is no
significant effect on Regional Expenditure variables, Investment partially does
not have a significant effect on Regional Expenditures, but so does the PDRB F
test, Profit Sharing Funds, Investment, but not significant effect on Regional
Expenditure variables simultaneously. The R Square result of 0.791 means that
the independent variables affect Regional Expenditure only by 79.1% and the
remaining 20.9% is influenced by other variables such as Exports, Imports, Fiscal
Decentralization, Capital Expenditures, Foreign Debt, Improved Infrastructure
and other variables.
Keywords: Investment,
Shopping, PDRB
Pendahuluan
Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) merupakan
suatu daftar
atau pernyataan yang
terperinci mengenai kondisi keuangan Negara yang mencakup penerimaan dan pengeluaran negara (Lestari,
n.d.). Keuangan Negaraa dalah hal-hal
yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran Negara
serta pengaruhnya terhadap perekonomian (Adrian
Sutedi, 2022). Seluruh sumber penerimaan dan pengeluaran diperhitungkan oleh pemerintah secara cermat dan teliti serta bertanggung jawab, yang semuanya disusun dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) (Gorahe,
Masinambow, & Engka, 2014).
Pendapatan atau penerimaan suatu negara itu diperoleh dengan hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman, kewajiban Negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan
Negara dan membayar tagihan
pihak ketiga, penerimaan negara, pengeluaran negara,
penerimaan daerah, pengeluaran daerah, kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan
uang,termasuk kekayaan yang dipisahkan
pada perusahaan negara/perusahaan
negara, kekayaan pihak lain
yang dikuasai
oleh pemerintah dalam
rangka penyelenggaran tugas pemerintahan dan atau kepentingan umum, dan Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah (Rusdi,
2021).
Pengeluaran dan penerimaan
daerah disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang merupakan
rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan
dengan peraturan daerah (Wance,
2019). Tujuan dan
fungsi APBD pada prinsipnya,
sama dengan tujuan dan fungsi APBN. APBD terdiri dari pendapatan
daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Belanja daerah biasanya direalisasikan digunakan untuk belanja pegawai, barang dan jasa, dan untuk belanja modal.
Tiga komponen APBD
yaitu belanja daerah, pendapatan daerah dan pembiayaan daerah, sangat mempengaruhi keberhasilan perekonomian suatu daerah, Jika ketiganya diolah dengan baik maka
akan memberikan dampak yang baik pula bagi perekonomian daerah (Tumbelaka,
Kawung, & Tumilaar, 2018).
Belanja daerah dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu belanja
tidak langsng dan belanja langsung,belanja
tidak langsung, belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial belanja bagi hasi kepada Provinsi/Kabupaten dan pemerintah desa, belanja bantuan
keuangan kepada propinsi/kabupaten dan pemerintah desa. Sedangkan Belanja Langsung meliputi belanja pegawai barabg dan jasa, Belanja Modal (Sihombing,
2019).
Untuk meningkatkan belanja daerah, jumlah Produk Domestik
Reginal Bruto
(PDRB) harus besar. Karena smakin besar PDRB, maka akan semakin
besar pula pendapatan yang diterima oleh kabupaten/kota dengan semakin
besar pendapatan yang diperoleh daerah, maka pengalokasian belanja oleh pemerintah pusat akna lebih
besar untuk meningkatkan berbagai potensi lokal di daerah tersebut untuk kepentingan pelayanan public (Kairupan,
2013).
Pengeluaran Belanja daerah dilihat dari perkembangan jumlah penduduk di suatudaerah, apabila perkembangan jumlah penduduk semakin besar akan memerlukan
anggaran yang semakin besar (Sutjipto,
Suci, & Umbara, 2019). Karena meningkatnya
jumlah penduduk menuntut konsekuensi logis adanya peningkatan
sarana dan prasarana umum, baik dari
aspek kuantitas maupun kualitas. Perkembangan jumlah penduduk yang semakin besar akan memerlukan
anggaran yang semakin besar, supaya kualitas
pertumbuhan ekonomi lebih baik, pertumbuhan penduduk harus selalu dikendalikan.
PDRB ialah jumlah
nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian diseluruh daerah dalam tahun
tertentu atau periode tertentu dan biasanya satutahun. PDRB merupakan penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang ditimbulkan
oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah tertentu (provinsi dan kabupaten/kota), dan dalam satu kurun
waktu tertentu (satu tahun kelender).
Kegiatan ekonomi yang dimaksud kegiatan pertanian, pertambangan, industri pengolahan, sampai dengan jasa.
Dalam perhitungannya, untuk
menghindari hitung ganda, nilai output bersih diberinama secara spesifik, yaitu nilai tambah
(value added). Demikian juga harga
yang digunakan dalam perhitungan ini adalah harga produsen. Penilaian pada harga konsumen akan menghilangkan PDRB subsektor pedagangan
dan sebagian subsektor perdagangan dan sebagai subsector
penggangkutan.
Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana
yang bersumber dari pendapatan APBN
yang\ dialokasikan kepada
pemerintah daerah berdasarkan angka persentase untuk memadai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DBH merupakan sumber pendapatan yang cukup potensial dan merupakan
salah satu modal dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan
dana pembangunan dan memenuhi
belanja daerah yang bukan berasal dari Pendapatan Asli daerah (PAD) selain Dana Alokasi Umum (DAU)
dan Dana Alokasi
Khusus (DAK).
Investasi juga mempengaruhi
Belanja Daerah. Hak ini dikarenakan semakin mudah proses investasi, maka akan semakin
banyak pula kegiatan investasi dan semakin tinggi juga pendapatan yang bisa dihasilkan suatu negara yang mengakibatkan Belanja Daerah juga akan meningkat.
Tabel 1
Tabel Fenomena
Variabel |
Tahun 2019 2020 2021 |
PDRB |
172, 205, 571,030 T 169,416,717,087 T 174,996,062,029 T |
DBH |
279,847,357,067 T
348,811,919,001 T 535,512,527,014
T |
INVESTASI |
88,775
828,093
T 88,100,702,094 T 95,306,174,011 T |
BD |
677 322 869,058 T 604,928,207,084 T 666
844 996,26 T |
Sesuai tabel fenomena diatas menunjukkan peningkatan dan penurunan jumlah yang dicapai setiap tahunnya. Hal ini disebabkan perputaran uang di Indonesia setiap
tahunnya berbeda. Ada juga beberapa peneliti yang menunjukkan perbedaan hasil penelitian. Salah satunya penelitian yang dilakukan Penelitian (Liando
& Hermanto, 2017) menyatakan
bahwa PDRB berpengaruh positif terhadap belanja daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Barat (Liando
& Hermanto, 2017). Penelitian
serupa yang dilakukan oleh
yang dilakukan oleh (Maimunah,
2006), menyatakan
bahwasanya PDRB berpengaruh
positif terhadap belanja daerah. Sedangkan penelitian menurut Kindleber (1996:354) bahwa investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah.
Berdasarkan hasil penelitian yang berbeda-beda diatas mendorong peneliti untuk mencari tahu lebih
dalam tentang apa saja yang mempengaruhi
“Belanja Daerah”. Selanjutnya
akan dibahas didalam penelitian ini yang berjudul “PENGARUH
PDRB, DANA BAGI HASIL DAN INVESTASI TERHADAP BELANJA DAERAH DI PROVINSI SUMATERA
BARAT PERIODE 2019-2021”
Metode
Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif dan bersifat deskriptif. Metode kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan model-model matematis,
teori-teori atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang terjadi. Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap dan klarifikasi mengenai suatu fenomena dengan cara mendeskripsikan
sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang akan diuji.
Hasil dan Pembahasan
Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif untuk setiap
variabel dimana variabel bebas yaitu PDRB, DBH, INVESTASI, dan
adapun variabel dependen yaitu BD, jumlah data observasi sebanyak 57 dengan 3 tahun pengamatan.
Berikut data dan pembahasan
statistic variabel yang digunakan:
Tabel 2
Statistik Deskriptif
Descriptive
Statistics |
|
|||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
|
PDRB |
57 |
.00000000000 |
4522795656.00000000000 |
894028111.9298247000000 |
922801957.48896060000000 |
|
DBH |
57 |
1582178.55 |
1354098588.00 |
43943414.3304 |
178517704.91305 |
|
Investasi |
57 |
72356756.00 |
2276843521.00 |
493802559.9298 |
465615216.33649 |
|
Belanja
Daerah |
57 |
494650066.50 |
2351499269.00 |
998270216.4509 |
404967390.90857 |
|
Valid N (listwise) |
57 |
|
|
|
|
|
Sumber: Hasil Olah
Data SPSS 2021
Berdasarkan
table diatas diketahui banyak data, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan standart defiasi masing-masing variabel X
dan Y iyalah sebagai berikut:
1.
PDRB
pada kabupaten/kota Sumatera Barat tahun
2019-2021 dengan nilai minimum sebesar Rp.0000000000 diperoleh oleh
Kota Padang Panjang dan nilai maksimum sebesar Rp. 45 227 956,56 diperoleh kota Padang
pada tahun 2021.
2.
DBH
pada kabupaten/kota Sumatera Barat tahun
2019-2021 derngan nilai minimum sebesar Rp.1582178,55 diperoleh kabupaten Dhamasraya tahun 2019 dan nilai maksimum sebesar Rp.1354096588,00 diperoleh kota Padang
tahun 2021.
3.
Investasi
pada kabupaten/kota Sumatera Barat tahun
2019-2021 dengan nilai
minimum sebesar Rp. 7.235.675.60 diperoleh kabupaten
Padang Pariaman tahun 2021 dan nilai maksimum sebesar Rp. 22.768.435,21 diperoleh
kota Padang tahun 2021.
4.
Belanja
Daerah pada kabupaten/kota Sumatera Barat tahun 2019-2021 dengan nilai minimum
sebesar Rp. 49.465.006,50 diperoleh Kota
Solok tahun 2020 dan nilai maksimum sebesar
Rp. 23.514.992,69 di peroleh Kota
Padang 2019
UJI ASUMSI KLASIK
Uji Normalitas
Gambar
1 Histogram
Gambar histogram menunjukkan bahwa garis tidak melenceng ke arah kanan ataupun
ke arah kiri dan berbentuk lonceng terbalik. Hal ini menandakan data
tersebut berdistribusi
normal.
Gambar
2 P-P Plot
Sumber: Hasil Olah
Data SPSS 2021
Gambar diatas memperlihatkan titik- titik menyebar
searah garis diagonal menandakan
bahwa data berdistribusi
normal.
Tabel 3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
57 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
-.0000002 |
Std. Deviation |
185151344.56652394 |
|
Most Extreme
Differences |
Absolute |
.082 |
Positive |
.082 |
|
Negative |
-.062 |
|
Test Statistic |
.082 |
|
Asymp.
Sig. (2-tailed) |
.200c,d |
Sumber: Hasil Olah
Data SPSS 2021
Dapat dilihat dari table diatas bahwa nilai
signifikan sebesar 0.200 >0.05 artinya
data berdistribusi
normal.
Uji Multikolinieritas
Tabel 4
Uji
Multikolinieritas
Coefficientsa |
|||
Model |
Collinearity Statistics |
||
Tolerance |
VIF |
||
1 |
PDRB |
.166 |
6.036 |
DBH |
.998 |
1.002 |
|
Investasi |
.166 |
6.040 |
|
Sumber: Hasil Olah
Data SPSS 2021 |
Sesuai tabel diatas tidak
terjadi gejala multikolinieritas karena hasil nilai tolerance diatas 0.10 dan nilai VIF dibawah 10.
Uji Autokorelasi
Tabel 5
Uji
Autokorelasi
Runs Test |
|
|
Unstandardized Residual |
Test Valuea |
-17794754.01764 |
Cases < Test Value |
28 |
Cases >= Test Value |
29 |
Total Cases |
57 |
Number of Runs |
13 |
Z |
.410 |
Asymp.
Sig. (2-tailed) |
.200 |
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 2021 |
Berdasarkan tabel diatas angka Cases < di Unstandardized Residual sebesar 28 dan
Cases >= di Unstandardized Residual sebesar 29. Total Cases di Residual
57.
Uji Heteroskedastisitas
Uji hetetro scatterplot
Gambar
2
Grafik Plot
Sumber: Hasil Olah
Data SPSS 2021
Gambar grafik scatterplot diatas memperlihatkan titik-titik secara tak beraturan bersebaran
pada sumbu Y diatas dan dibawah angka 0. Hal tersebut menandakan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada regresi ini.
Uji Hetero Glejer
Tabel 6
Uji
Gletser
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
647036763.658 |
37598003.568 |
|
17.209 |
.000 |
PDRB |
.338 |
.068 |
.769 |
4.985 |
.183 |
|
DBH |
-.119 |
.143 |
-.052 |
-.831 |
.409 |
|
Investasi |
.111 |
.134 |
.127 |
.825 |
.413 |
|
|
Sumber: Hasil Olah
Data SPSS 2021
Tabel diatas menunjukkan nilai signifikansi diatas 5% pada seluruh variabel independen sesuai α yang telah ditetapkan. Hal tersebut berarti tidak ada
gejala heteroskedastisitas
pada data penelitian ini.
ANALISIS REGRESI LINIER
BERGANDA
Tabel 7
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
647036763.658 |
37598003.568 |
|
17.209 |
.000 |
PDRB |
.338 |
.068 |
.769 |
4.985 |
.000 |
|
DBH |
-.119 |
.143 |
-.052 |
-.831 |
.409 |
|
Investasi |
.111 |
.134 |
.127 |
.825 |
.002 |
|
Sumber: Hasil Olah
Data SPSS 2021 |
Berdasarkan tabel diatas LN_BD = 647036763,6 + 0,058 LN_PDRB
- 0,338 Ln_DBH - 0,119
LN_INVESTASI +
0,111. Berikut adalah interpretasi dari hasil uji regresi linier berganda :
1.
Nilai konstanta sebesar 647036763,6 berarti jika PDRB, DBH, INVESTASI bernilai
0, maka nilai harga sebesar 647036763,6.
2.
Nilai koefisien
PDRB 0,338 berarti setiap kenaikan PDRB satu kali maka BD
naik sebesar 0,338
kali.
3.
Nilai koefisien DBH -0,119 berarti setiap kenaikan DBH satu kali maka BD turun sebesar 0,119 kali.
4.
Nilai koefisien
INVESTASI 0,111 berarti setiap kenaikan INVESTASI satu kali maka BD
naik sebesar 0,111
kali
Uji Deteminasi
Koefisien Determinasi
Adjusted (R2)
Tabel 8
Koefisien Determinasi
Adjusted (R2)
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the
Estimate |
1 |
.889a |
.791 |
.779 |
190319351.38466 |
Sumber: Hasil Olah
Data SPSS 2021 |
||||
Berdasarkan
hasil diatas dilihat bahwa nilai R Square 0,791 berarti variabel independen berpengaruh pada Belanja Daerah hanya sebesar 79,1%
dan sisanya 20,9% dipengaruhi variabel lain seperti Ekspor, Impor, Desentralisasi Fiskal, Belanja Modal, Utang Luar
Negeri, Peningkatan Infrastruktur
serta variabel lainnya. |
Pengujian Hipotesis secara simultan (Uji F)
Tabel 9
Hasil
Uji F
ANOVAa |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1 |
Regression |
7264183769051972600.000 |
3 |
2421394589683991000.000 |
66.850 |
.000b |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Residual |
1919737142108335360.000 |
53 |
36221455511478024.000 |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Total |
9183920911160307700.000 |
56 |
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sumber: Hasil Olah
Data SPSS 2021 Dari hasil uji F diatas signifikansi simultan dari nilai Fhitung sebesar 6,850
dengan sig 0,000 dapa disimpulkan bhwa seluruh variabel X mempengaruhi variabel
Y. |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengujian Hipotesis
secara parsial (Uji t) Tabel 10 Hasil Uji t
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengaruh DBH terhadap Belanja Daerah
Dari data riset yang telah diteliti menunjukkan bahwa DBH tidak ada pengaruhnya terhadap Belanja Daerah.
Hasil
ini bertolak belakang dengan peneletian Menurut Yolanda (2014: 14) Bagi
Hasil menunjukkan pengaruh signifikan positif terhadap Belanja Daerah periode 2009-2011, dilihat dari signifikansi 0,000 < 0,05
dan thitung> ttabel.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah daerah yang memiliki dana bagi hasil tinggi
maka pengeluaran untuk alokasi belanja daerahnya juga semakin tinggi.
Pengaruh Investasi terhadap Belanja Daerah
Dari data riset yang telah diteliti menunjukkan bahwa Investasi tidak ada pengaruhnya terhadap Belanja Daerah.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori Darmadji dan Fakhrudin (2006) menjelaskan bahwa Investasi berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap Belanja daerah di Kota Padang. Hal ini disebabkan jika investasi meningkat akan menurunkan belanja daerah. Namun
hasil ini sependapat dengan teori Dahlan Siamat (2005:2) teori ini menjelaskan bahwa investasi
sangat mempengaruhi belanja daerah, hal
ini disebabkan karena meningkatnmya belanja daerah maka terdapat peran pemerintah dalam kegiatan dan kehidupan perekonomian masyarakat.
Kesimpulan
Dari hasil riset ini dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama PDRB, Dana Bagi Hasil, Investasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja
Daerah sedangkan, secara parsial PDRB,
Dana Bagi Hasil, Investasi tidak
memiliki pengaruh terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/
Kota di
Provinsi Sumatera Barat Periode
2019-2021.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian Sutedi, S. H. (2022). Hukum
keuangan negara. Sinar Grafika.
Gorahe, Irdha, Masinambow, Vecky,
& Engka, Daisy. (2014). Analisis belanja daerah dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya di provinsi sulawesi utara. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi,
14(3).
Kairupan, Siestri Pristina. (2013).
Produk domestik regional bruto (PDRB), inflasi dan belanja daerah pengaruhnya
terhadap kesempatan kerja di Sulawesi Utara Tahun 2000-2012. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(4).
Lestari, Etty Puji. (n.d.). Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
Liando, Ivoni Ike, & Hermanto,
Suwardi Bambang. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belanja Daerah Pada
Kabupaten/Kota Jawa Timur. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA), 6(6).
Maimunah, Mutiara. (2006). Flypaper
Effect pada dana alokasi umum (DAU) dan pendapatan asli daerah (PAD) terhadap
belanja daerah pada kabupaten/kota di pulau Sumatera. Universitas Gadjah
Mada.
Rusdi, Dina Rosdiana. (2021). Peranan
Penerimaan Negara Bukan Pajak dalam Pendapatan dan Belanja Negara. JISIP
(Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 5(1).
Sihombing, Tanly Boy. (2019). Analisis
Komposisi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung pada Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi Sumatera Utara.
Sutjipto, Hady, Suci, Stania Cahaya,
& Umbara, Yogi Sabarudin. (2019). Analisis Desentralisasi Fiskal terhadap
Belanja Modal Pemerintah Daerah di Indonesia. SUBSTANSI: Sumber Artikel
Akuntansi Auditing Dan Keuangan, 3(2), 104–117.
Tumbelaka, Riko, Kawung, George M. V,
& Tumilaar, Richard L. (2018). ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI
BELANJA DAERAH KABUPATEN MINAHASA. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 18(6).
Wance, Marno. (2019). Dinamika
perencanaan anggaran pada anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) buru
selatan. The Indonesian Journal of Public Administration (IJPA), 5(1).
Fazri, Rahma. 2014. Dampak Inflasi
terhadap Anggaran Pendapat dan Belanja Daerah(APBD) pada Pemerintah Kota
Tasikmalaya. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Jaya, I. P. N.P.K., & Dwirandra, A. A. N. B. (2014).Pengaruh Pendapatan Asli daerah
pada Belanja Modal dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Pemoderasi.E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 79-92.
oordiawan, Deddi. 2007. Akuntansi Pemerintahan.
Salemba Empat, Jakarta
Supriyanto, Ali Muhson,2007.Ekonomi.Surakarta:CV Haka MJ
Wandari, Yolanda. 2014. Pengaruh Dana Bagi Hasil Terhadap Belanja
Daerah pada Kabutan dan Kota di Indonesia.Skripsi. Universitas Negeri
Padang.