DIGITAL MARKETING SEBAGAI
STRATEGI PEMASARAN PERIKANAN DI DESA SATHEAN
Anna Maria Ngabalin
Politeknik Perikanan
Negeri Tual
Email: edha_143@yahoo.com
Abstrak
Pandemi covid-19 telah menghadirkan berbagai tantangan khususnya bagi Nelayan sebagai pelaku UMKM. Cara melakukan pemasaran online dari offline memaksa UMKM untuk dapat mengikuti perubahan tersebut. Saat ini, Data yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII) menunjukkan sebanyak 87% usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia telah
menggunakan internet dalam berbisnis. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah penerapan digital marketing dapat
digunakan oleh Nelayan pada
Desa Sathean dan apa kendala yang dihadapi saat menerapkan digital
marketing. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan wawancara terstruktur, wawancara mendalam, dan observasi terhadap pelaku usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan digital marketing dilakukan
dengan memposting produk di media sosial seperti Facebook dan status Whatsapp
belum maksimal dan Kendala
yang dihadapi dalam menerapkan digital marketing adalah
masalah internal yakni kurangnya SDM pada Nelayan sebagai pelaku usaha dalam pelaksanaan
promosi di media social serta
koneksi internet yang belum
stabil.
Kata
kunci: Digital Marketing, Strategi Pemasaran, UMKM
Abstract
The
Covid-19 pandemic has presented various challenges, especially for fishermen as
MSMEs. How to do online marketing from offline forces MSMEs to be able to
follow these changes. Currently, data released by the Indonesian Internet
Service Providers Association (APJII) shows that as many as 87% of micro, small
and medium enterprises (MSMEs) in Indonesia have used the internet for
business. The aim of this research is to find out whether the application of
digital marketing can be used by fishermen in Sathean
Village and what obstacles they face when implementing digital marketing. This
research uses qualitative methods using structured interviews, in-depth
interviews, and observations of business actors. The research results show that
the use of digital marketing by posting products on social media such as
Facebook and WhatsApp status is not optimal and the obstacles faced in
implementing digital marketing are internal problems, namely the lack of human
resources for fishermen as business actors in implementing promotions on social
media and poor internet connections not yet stable.
Keywords: Digital
Marketing, Marketing Strategy, MSME
Pendahuluan
Kemajuan inovatif memberikan pintu terbuka bagi
pakar bisnis untuk menilai informasi dan memanfaatkan data untuk meningkatkan
efisiensi (Keegan & Rowley, 2017). Penerapan
praktis berbagai alat online bagi wirausahawan membuka kemungkinan-kemungkinan
baru (Gaikwad & KATE, 2016). Organisasi
memanfaatkan Web sebagai instrumen promosi untuk pencapaian keuangan dan
korespondensi. Saluran transaksi online dan publikasi hiburan virtual adalah
cara sukses untuk bergerak menuju berbagai sektor bisnis untuk mengembangkan
bisnis Anda (Lindawati et al., 2020).
Lebih dari 73% UMKM memiliki catatan
pusat komersial untuk menjual barangnya. Selain itu, kajian yang dilakukan Bank
Dunia menunjukkan bahwa UMKM yang memasuki pasar komputerisasi memiliki
kekuatan yang tinggi. Sementara itu, tinjauan lain yang dipimpin oleh Singtel
Singapura pada tahun 2019 menunjukkan bahwa UMKM yang menganut inovasi
terkomputerisasi mengalami peningkatan pendapatan sebesar 26%. Konsentrasi pada
UMKM oleh ASEAN menunjukkan bahwa peningkatan digitalisasi bermanfaat dan
menurunkan biaya produksi sebesar 44% dan meningkatkan produktivitas UMKM.
Pandemi virus corona telah menimbulkan
berbagai kesulitan, terutama bagi usaha kecil dan menengah (UKM). Seiring
dengan beralihnya desain display produk UMKM dari offline ke online, nampaknya
UMKM perlu mengikuti perubahan tersebut. Berdasarkan Layanan UKM, saat ini
terdapat sekitar 8 juta UMKM atau hanya 13 dari seluruh UMKM yang dapat
memanfaatkan IT dalam bisnisnya (Avriyanti, 2021). Meski begitu,
meski sudah memasuki era normal baru, banyak bidang yang harus tetap berjalan
dan UMKM perlu melakukan beberapa upaya, termasuk menjadikan pengembangan
sebagai jalan menuju variasi.
Kemajuan mendasarnya adalah dengan mengiklankan
kesepakatan-kesepakatan yang terputus dan mengoordinasikannya dengan
kesepakatan-kesepakatan online, sehingga penerimaan yang terkomputerisasi akan
sangat penting seiring dengan pelaksanaan pengembangan yang inovatif (Veranita et al., 2021). Saat ini,
e-commerce tidak hanya menjadi
wadah berjualan bagi pelaku usaha kecil
dan menengah, namun juga menjadi wadah untuk menguji kemampuan mereka dalam
memperkenalkan dan mempromosikan produknya secara online, meningkatkan kualitas
produk, bahkan menyempurnakan metode pembayaran dan pembelian.
Masyarakat di Kepulauan Kei Kecil
khususnya Desa Sathean
melakukan kegiatan penangkapan ikan tangkap di perairan Kepulauan Kei Kecil dengan
menggunakan berbagai jenis alat tangkap untuk keperluan penangkapan ikan dasar. Alat penangkapan
ikan ini dibagi menjadi tiga kelompok alat tangkap: Jaring insang (bottom gill
net), joran (alat tangkap), bubu (trap), dan alat tangkap lainnya. Diketahui, alat
penangkapan ikan yang digunakan di perairan Kepulauan Kei
Kecil berjumlah 2.345
buah. Temuan
di lapangan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara KKP3K dan non-KKP3K
dalam penangkapan ikan tangkap. Hal ini disebabkan hampir semua desa nelayan
menggunakan jenis alat tangkap yang relatif sama.
Dalam beberapa tahun terakhir, konsumen menjadi
lebih berhati-hati dalam menggunakan produk dan layanan, dan kepercayaan
terhadap produk dan layanan yang dijual oleh perusahaan telah menurun (Wijoyo et al., 2021; Wiyata et al., 2020). Selain itu,
pembatasan pembelian konsumen secara langsung berdampak pada penurunan jumlah
pembelian yang dilakukan konsumen. Oleh karena itu,
pelaku ekonomi perlu meningkatkan kualitas produk dan gencar melakukan
komunikasi mengenai kualitas produk untuk
meningkatkan kepercayaan konsumen (Ramadhan et al., 2020).
Pemancing sebagai UMKM seharusnya
mempunyai pilihan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan digitalisasi.
Penggunaan internet sangat penting bagi bisnis sehingga tidak dapat dihindari.
Untuk mempertahankan bisnis, itu harus sepenuhnya berbasis web. Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari bagaimana pemasaran digital digunakan di Desa Sathean, Kecamatan
Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, dan kendala apa saja yang ditemui.
Pemancing sebagai UMKM seharusnya
mempunyai pilihan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan digitalisasi.
Penggunaan internet sangat penting bagi bisnis sehingga tidak dapat dihindari.
Untuk mempertahankan bisnis, itu harus sepenuhnya berbasis web. Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari bagaimana pemasaran digital digunakan di Desa Sathean, Kecamatan
Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, dan kendala apa saja yang ditemui.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut (Arikunto,
2016), Teknik eksplorasi
subjektif adalah metodologi penelitian yang menghasilkan informasi berbeda dalam bentuk
teks tertulis atau lisan tentang
suatu tema atau cara berperilaku
yang jelas. Teknik pengumpulan
informasi merupakan perpaduan antara wawancara terorganisir, pertemuan luar dan dalam, serta persepsi
pemancing sebagai penghibur UMKM. Narasumber dalam pemeriksaan ini adalah para pemancing Kota Satean, salah satu unsur berbasis
UMKM yang efektif menggunakan
inovasi data.
Hasil dan Pembahasan
Wawancara dan observasi
ekstensif dilakukan terhadap para informan, yaitu para nelayan yang memperoleh hasil tangkapan terbanyak dalam tiga bulan
terakhir. Perkembangan teknologi menuntut para pelaku ekonomi untuk beradaptasi terutama dalam proses pemasaran. Pemasaran digital memudahkan bisnis untuk terlibat dan berinteraksi langsung dengan konsumen dengan memanfaatkan media sosial, platform chat, kemitraan
pasar, dan platform lainnya.
Nelayan di Desa Satean
menggunakan media sosial untuk mengedukasi dan berkomunikasi dengan konsumen. Media sosial yang
paling banyak digunakan adalah Facebook dan WhatsApp. Platform ini
sangat efektif dalam memberikan informasi hasil tangkapan dan berinteraksi langsung dengan konsumen. Platform obrolan yang umum digunakan adalah WhatsApp dan
Facebook Messenger. Kedua platform tersebut tidak hanya mudah digunakan,
tetapi juga banyak digunakan oleh konsumen.
Namun Para Nelayan belum bermitra
dengan marketplace
untuk menjual produknya, seperti Go-Food,
Grab-Food, dan Shopee-Food. Kemitraan ini belum dilakukan
bukan karena belum memiliki keinginan tetapi marketplace
tersebut belum tersedia di Kabupaten Maluku
Tenggara maupun Kota Tual. Dengan
demikian maka proses pemasaran hanya Pemasaran produk perikanan dilakukan
dengan dua cara, yaitu dari produsen
(mitra) ke konsumen akhir dan dari produsen (mitra) ke tengkulak
(pedagang pengumpul). Keterbatasan pasar penjualan produk perikanan hanya pada pasar lokal, hal ini disebabkan
belum memaksimalkan pemanfaatan media digital yang ada.
Perusahaan
perikanan dapat menggunakan pemasaran digital untuk meningkatkan produktivitas, menetapkan arah yang konsisten untuk upaya pemasaran
online mereka, dan mengintegrasikan
aktivitas ini dengan upaya pemasaran
lainnya untuk mendukung tujuan bisnis secara keseluruhan.
Pemasaran digital mengikuti
strategi yang sama seperti pemasaran tradisional, namun menggerakkan ranah pemasaran ke dalam ruang
digital tanpa batas dan bebas
hambatan (borderless).
Strategi Pemasaran Nelayan Perikanan dalam Menerapkan Digital
Marketing
Tujuan dari
diskusi ini adalah untuk mengidentifikasi
strategi pemasaran yang digunakan
oleh nelayan di Desa Satean
ketika menerapkan pemasaran digital. Penelitian menunjukkan bahwa mereka menjual produknya melalui pemasaran digital. Pemanfaatannya
berupa publikasi produk di media sosial seperti status Facebook dan WhatsApp. Selain itu, hingga saat
ini kemitraan dengan perusahaan e-commerce seperti Go-Food, Grab-Food, dan Shopee-Food masih belum terealisasi
karena sebagian besar platform tersebut belum tersedia di vendor-vendor
di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual.
Berbeda dengan dengan penelitian oleh (Hadi
& Zakiah, 2021; Saifuddin, 2021) menyatakan
bahwa promosi terkomputerisasi adalah sistem yang layak untuk menarik pembeli.
Sebab, manfaat yang didapat tidak hanya
sekedar pengembangan produk dan peningkatan data yang diperoleh, namun juga kemampuan untuk menyebarkan data secara lebih intuitif, meningkatkan pengorganisasian dan
kesadaran produk, serta mendapatkan data yang dapat dijadikan semacam perspektif dalam survei statistik.
Pasalnya, memanfaatkan hiburan berbasis web seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp sebagai tempat menjual barang merupakan langkah yang tepat. Penelitian oleh (Arda
& Andriany, 2019) menemukan bahwa sebanyak 43,1% pengguna berbelanja melalui media social.
Teknik promosi
terkomputerisasi yang dapat
diterapkan pada periklanan
ikan meliputi, pertama, sistem pemasaran terpadu yang berfokus pada jalur pemasaran yang diperkirakan akan menjadi semakin kompleks dan canggih di masa depan. Campuran di sini menyiratkan kerangka pemasaran total dan akses sederhana tanpa melalui komponen
atau rantai pasokan yang panjang. Yang kedua adalah menyelidiki
kemampuan untuk memberikan data dan akses mudah ke lingkungan
luar, aset dan barang dalam.
Ketiga, hal ini menyangkut penentuan pilihan-pilihan penting untuk mencapai
tujuan promosi yang terkomputerisasi dan membuat keputusan yang masuk akal, termasuk tujuan umum. Hal ini mencakup pembuatan
sistem untuk mengatasi pilihan metodologi promosi dan menyusun penentuan lokasi dan menampilkan kombinasi.
Keempat, periklanan terkomputerisasi harus membantu mengenali sistem mana yang tidak boleh dicari
dan strategi pemasaran mana yang tidak
masuk akal untuk dilakukan. Kelima, proposisi pelanggan baru (produk dan harga), fitur situs web baru, atau komunikasi online lainnya yang terkait langsung dengan penyampaian produk dan layanan baru yang menghasilkan pendapatan dapat diciptakan melalui pemasaran digital.
Keenam, mendapatkan
klien atau Menampilkan Kunci, yaitu tugas penting
untuk meningkatkan kemampuan dan memberikan prosedur pemasaran internet terpisah untuk mendapatkan klien baru, metodologi kemajuan dan pengembangan klien, serta untuk
lebih mengembangkan wawasan, spekulasi dan pengaturan item dan administrasi kepada klien yang sudah ada. Ketujuh,
pemasaran terkomputerisasi memberikan peluang terbaik untuk meningkatkan
ruang promosi yang luas yang dapat menjangkau berbagai pertemuan dan meningkatkan nilai bisnis produk
perikanan. Dengan memanfaatkan teknik periklanan terkomputerisasi di atas, upaya membangun
efisiensi kawasan perikanan dengan memperluas pemahaman masyarakat nelayan di wilayah tersebut dapat diartikan bahwa kerangka kerja yang canggih tentu akan
lebih mudah dicapai. Hal ini dapat dicapai dengan
membantu komunitas nelayan dalam mengelola
usaha mereka melalui penggunaan teknologi seperti ponsel pintar.
Kendala Nelayan Perikanan Desa Sathean dalam Menerapkan Digital Marketing
Tujuan dari
diskusi ini adalah untuk menyoroti
kendala-kendala yang dihadapi
para pelaku ekonomi dalam menerapkan pemasaran digital. Penelitian menemukan bahwa nelayan di Desa Satean menghadapi kendala dalam mengadopsi pemasaran digital. Kendala tersebut
disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia
yang mengoperasikan media digital untuk
pemasaran, koneksi internet
yang tidak stabil, dan jam kerja (keterlambatan pengiriman).
Optimalisasi pemasaran
digital produk makanan laut merupakan bagian penting dari pengembangan sektor makanan laut yang bertumpu pada pengembangan komunitas nelayan. Negara harus mampu mengoptimalkan kondisi ini guna
meningkatkan taraf hidup para nelayan dan tentunya memajukan sektor perikanan laut itu sendiri.
Kesimpulan
Berdasarkan penelaahan dan pembahasan di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa Satean Kota Perikanan memanfaatkan hiburan
virtual untuk memberikan data dan menyampaikan kepada pembeli. Hiburan online
yang paling banyak digunakan adalah Facebook dan WhatsApp. Platform ini
sangat efektif dalam memberikan
informasi kepada para nelayan desa Satean tentang produknya dan berinteraksi
langsung dengan konsumen. Selain itu, Selain itu, Nelayan Desa Sathean juga
menjalin kemitraan dengan Go-Food, Grab-Food, dan Shopee-Food untuk menyertakan
platform pemasaran produk digital dan menyederhanakan pesan-antar makanan. Kendala yang
dihadapi para nelayan desa Satean dalam menerapkan pemasaran digital adalah permasalahan internal akibat koneksi
internet yang tidak stabil, keterlambatan
pengiriman, dan kurangnya sumber daya manusia akibat banyaknya pesanan
akibat promosi media sosial.
.
DAFTAR PUSTAKA
Arda, M., & Andriany, D. (2019).
Analisis Faktor Stimuli Pemasaran dalam Keputusan Pembelian Online Produk
Fashion Pada Generasi Z. Jurnal INTEKNA: Informasi Teknik Dan Niaga, 19(2),
115–120.
Arikunto, S. (2016). Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.
Avriyanti, S. (2021). Strategi
bertahan bisnis di tengah pandemi covid-19 dengan memanfaatkan bisnis digital
(studi pada ukm yang terdaftar pada dinas koperasi, usaha kecil dan menengah
kabupaten Tabalong). PubBis: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Administrasi
Publik Dan Administrasi Bisnis, 5(1), 60–74.
Gaikwad, J., & KATE, P. H.
(2016). E-Marketing: A Modern Approach Of Business At The Door Of Consumer. Clear
International Journal of Research in Commerce & Management, 7(9).
Hadi, D. F., & Zakiah, K. (2021).
Strategi digital marketing bagi UMKM (usaha mikro kecil menengah) untuk
bersaing di era pandemi_strategi digital marketing bagi UMKM (usaha mikro kecil
menengah) untuk bersaing di era pandemi. Competitive, 16(1),
32–41.
Keegan, B. J., & Rowley, J.
(2017). Evaluation and decision making in social media marketing. Management
Decision, 55(1), 15–31.
Lindawati, S., Hendri, M., &
Hutahaean, J. (2020). Pemasaran Digital. Yayasan Kita Menulis.
Ramadhan, H., Gunawan, C., &
Taslim, M. (2020). Media Sosial Instagram Sebagai Sarana Promosi Untuk
Meningkatkan Penjualan Krispy Yammy Babeh. Winter Journal: IMWI Student
Research Journal, 1(2), 1–10.
Saifuddin, M. (2021). Digital
Marketing: Strategi Yang Harus Dilakukan Umkm Saat Pandemi Covid-19. Jurnal
Bisnis Terapan, 5(1), 115–124.
Veranita, M., Yusuf, R., Sahidin, Y.,
Susilowati, R., Fatihah, D. C., & Warsiati, W. (2021). Empowering UMKM
Dengan Pemanfaatan Digital Marketing Di Era New Normal (Literasi Media Digital
Melalui Webinar): Literasi Media Digital melalui Webinar. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat UBJ, 4(2).
Wijoyo, H., Ariyanto, A., &
Wongso, F. (2021). Strategi Pemasaran UMKM di masa pandemi. Insan Cendekia
Mandiri.
Wiyata, M. T., Putri, E. P., &
Gunawan, C. (2020). Pengaruh Customer Experience, Ease of Use, dan Customer
Trust Terhadap Repurchase Intention Konsumen Situs Jual Beli Online Shopee. Cakrawala
Repositori IMWI, 3(1), 11–21.