IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN
EFEKTIVITAS DISTRIBUSI PENGETAHUAN DAN PEMBELAJARAN DI PT. MASS RAPID TRANSIT
JAKARTA
Muhammad Nasha Suprapto1, Windie Geo
Iraiasa2, Laura Fauziah Sri Wahyuni3
Universitas Budi Luhur, Jakarta
Email: 2231600038@student.budiluhur.ac.id,
2231600210@student.budiluhur.ac.id,
2231600160@student.budiluhur.ac.id
Abstrak
Knowledge Management sangat penting bagi sebuah perusahaan. Sehingga perusahaan
tersebut bisa berkembang pesat. Knowledge Management (KM)
dikembangkan oleh Karl- Erick Svelby yang
menekankan adanya sikap keterbukaan dan siap terhadap informasi-informasi baru.
Setiap pengetahuan dimulai dari individu, ketika pengetahuan individu itu dapat
ditransfer menjadi pengetahuan organisasi, maka pengetahuan itu akan sangat
berharga untuk meningkatkan produktivitas perusahaan atau organisasi. Manajemen
pengetahuan yang efektif telah diidentifikasi dalam literatur sebagai salah
satu metode untuk meningkatkan kinerja
inovasi. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Kesuksesan sebuah organisasi
untuk memenangkan kompetisi bisa dilakukan dengan cara merancang dan
mengaplikasikan strategi secara tepat.
Kata
kunci: knowledge management
system; efektivitas distribusi; pembelajaran
Abstract
Knowledge Management is very important for a
company. So the company can grow rapidly. Knowledge Management (KM) was
developed by Karl-Erick Svelby who emphasized an attitude of openness and
readiness for new information. Every knowledge starts from the individual, when
that individual knowledge can be transferred into organizational knowledge,
then that knowledge will be very valuable for increasing the productivity of
the company or organization. Effective knowledge management has been identified
in the literature as one method for improving innovation performance. The
conclusion of this research is that an organization's success in winning
competitions can be done by designing and applying strategies appropriately.
Keywords: knowledge management system; distribution
effectiveness; learning
Pendahuluan
Knowledge Management sangat penting bagi sebuah perusahaan.
Sehingga perusahaan tersebut bisa berkembang pesat (Darudiato &
Setiawan, 2013). Knowledge management
berfungsi sebagai pendekatan yang terencana dan juga sistematis agar menjamin
penerapan pengetahuan organisasi yang baik. Sekaligus meningkatkan gagasan,
inovasi, pemikiran, kompetensi dan keahlian (Hilditia Cici,
n.d.).
Dengan begitu organisasi bisa berjalan lebih
terarah, efektif dan efisien. Kesuksesan sebuah organisasi untuk
memenangkan kompetisi bisa dilakukan dengan cara merancang dan mengaplikasikan
strategi secara tepat (Prami, 2020). Knowledge management
adalah strategi unggul yang bisa diandalkan organisasi. Setiap organisasi harus
bisa melakukan eksplorasi sumber daya, pengetahuan sekaligus kapabilitas yang
dimiliki organisasi.
PT. Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, sebagai
salah satu Badan Usaha Milik Daerah di bawah naungan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta, tentunya juga perlu menerapkan knowledge management system yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sejak tahun 2019, MRT Jakarta telah
menerapkan knowledge management di internal perusahaan ke dalam sebuah environment
sistem yang diberi nama ’KINETIC’ (Knowledge, Information, and Education
Center);
(Homepage Knowledge Management System PT. MRT Jakarta)
PT MRT Jakarta memiliki visi dan misi untuk menjadi penyedia jasa
transportasi publik terdepan yang berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi melalui peningkatan mobilitas, pengurangan kemacetan, dan pengembangan
sistem transit perkotaan serta mencapai keunggulan yang berkesinambungan di
semua elemen kinerja. Hal tersebut akan diperoleh melalui perusahaan yang
berkelanjutan dengan manajemen pengetahuan, strategi perusahaan, dan perbaikan
serta inovasi yang konsisten. Mendorong budaya inovasi
untuk keberlanjutan perusahaan, PT MRT Jakarta meluncurkan program strategic
business partner and associate yang terdiri dari karyawan di
masing-masing departemen dan divisi. Harapannya, setiap mereka akan menjadi
agen perubahan untuk sebuah inovasi yang berkesinambungan.
Peran dua elemen ini akan ada pada tiga program,
yaitu pertama, formulasi strategi (strategic formulation) dalam bentuk
pemetaan strategi di setiap tingkatan organisasi dengan memperhatikan empat
perspektif ini, yaitu learning and growth, internal business process,
customer, dan financial. Kedua, manajemen pengetahuan (knowledge
management) agar memastikan proses dokumentasi, pengelolaan dokumen, akses,
dan publikasi atas sebaran pengetahuan yang seringkali terjadi melalui proses
komunikasi antar-insan PT MRT Jakarta. Dengan demikian, pengetahuan strategis
akan tersimpan dalam memori organisasi untuk bisnis MRT Jakarta yang
berkelanjutan. Dan ketiga, business and process improvement atau initiative.
Eksploitasi dan eksplorasi yang diterapkan
organisasi menerapkan dua pendekatan khusus. Pendekatan itu adalah organisasi
tersebut dan anggota yang terlibat di organisasi tersebut. Cara yang diterapkan
dengan mengembangkan pengetahuan secara menyeluruh sebagai pengukuran manajemen
pengetahuan. Dengan begitu membantu setiap anggota guna melakukan identifikasi
segala kebutuhan atas pengetahuannya. Sekaligus memberikan ruang kepada anggota
guna melakukan diskusi dan melakukan perdebatan seputar manajemen pengetahuan. Sehingga mereka bisa melakukan pengukuran atas
dampak dari manajemen pengetahuan, memberikan fasilitas pengetahuan berdasarkan
budaya perusahaan dan manajemen pengetahuan dipersembahkan dalam wujud database
dan dokumen.
PT MRT Jakarta juga berhasil memperoleh
penghargaan Global MIKE Award 2021 tentang pengelolaan pengetahuan (knowledge
management) dari International Global Most Innovative Knowledge
Enterprise (MIKE) Study Group. Penghargaan ini merupakan bentuk
pengakuan internasional terkait pengelolaan pengetahuan yang ada di PT MRT
Jakarta baik internal maupun eksternal. Tercatat sebanyak 26 organisasi dari 10
negara (Belgia, Cina, Hong Kong, India, Indonesia, Iran, Italia, Middle East
and North Africa (MENA), Thailand, dan Amerika Serikat) yang menerima
penghargaan ini. Penghargaan diumumkan pada Jumat (3-12-2021) melalui situs
web: http://www.globalmikeaward.com/winner-list-2021.html
Dalam ajang penghargaan ini PT MRT Jakarta
berhasil memenuhi 8 kriteria penilaian yang ditetapkan oleh dewan juri, yaitu
program pengembangan bakat bagi karyawan melalui beragam pelatihan guna
melahirkan inovasi baru, strategi kepemimpinan yang transformatif, dan
pengembangan konektivitas melalui beragam kegiatan kolaborasi dengan stakeholder.
Salah satu inovasi dalam aspek teknologi yang telah dilakukan oleh PT MRT
Jakarta untuk mendukung implementasi manajemen pengetahuan yaitu dengan
menghadirkan Kinetic, sebuah sistem aplikasi berbasis situs web yang
dikembangkan sebagai pendukung proses pendistribusian aset pengetahuan,
repositori Lesson Learned, dan wadah penulisan artikel bagi insan MRT
Jakarta.
Selain itu, PT. MRT Jakarta berencana untuk
memanfaatkan pengetahuan yang telah dikelola tersebut untuk dapat
dikomersialisasikan, yaitu dengan menjadikan PT. MRT Jakarta sebagai pusat
pengetahuan bagi daerah-daerah lain yang akan membangun MRT. Jika ada daerah
yang ingin membangun MRT, mereka tidak perlu bekerjasama dengan perusahaan luar
negeri, tetapi bisa menggunakan jasa PT. MRT Jakarta sebagai konsultan hingga
pelatihan.
Sehingga hal tersebut bisa menjadi non farebox revenue bagi MRT Jakarta
di kemudian hari.
Knowledge
Management (KM) dikembangkan
oleh Karl- Erick Svelby yang menekankan adanya sikap keterbukaan dan siap
terhadap informasi-informasi baru. Setiap pengetahuan dimulai dari individu,
ketika pengetahuan individu itu dapat ditransfer menjadi pengetahuan
organisasi, maka pengetahuan itu akan sangat berharga untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan atau organisasi. Untuk dapat mengubah pengetahuan
individu menjadi pengetahuan organisasi, maka harus dilakukan upaya-upaya
secara terus-menerus pada semua tingkatan dalam organisasi.
Beberapa
definisi KM oleh para ahli sebagai berikut : 1. Menurut Beijerise (1999): KM
adalah upaya pencapaian tujuan organisasi, melalui strategi memotivasi dan
memfasilitasi knowledge-worker untuk berkembang, serta meningkatkan
kemampuan mereka dalam menginterpretasikan data dan informasi dengan
menggunakan sumber informasi yang tersedia, pengalaman, keahlian, budaya,
karakter, personalitas, perasaan dan sebagainya sehingga dapat memberikan arti
kepada yang lain. 2. Wiig (1998): KM adalah suatu upaya yang sistematis, tegas
dan sengaja untuk membangun, memperbaharui dan mengaplikasikan knowledge
dalam rangka memaksimumkan efektivitas keterkaitan knowledge di perusahaan dan
menyimpannya sebagai knowledge assets untuk diperbaharui secara
berkelanjutan untuk menciptakan creation dan innovation. 3. Bassi
(1997): KM adalah proses dari creating, capturing, dan penggunaan
pengetahuan untuk meningkatkan performansi organisasi. KM sering diasosiasikan
dengan dua jenis aktivitas. Aktivitas pertama adalah mendokumentasikan dan
menentukan individual knowledge yang sesuai, dan kemudian disebarkan
melalui database perusahaan. KM juga meliputi aktivitas
untuk mempermudah pertukaran knowledge manusia melalui groupware,
e-mail dan internet.
Metode
Manajemen
pengetahuan yang efektif telah diidentifikasi dalam literatur sebagai salah
satu metode untuk meningkatkan kinerja
inovasi (Asbari
et al., 2019;
Asbari, Wijayanti et
al., 2020; Basuki et al., 2020;
Singgih et al., 2020). Sebelumnya, Carneiro (2001) menekankan bahwa manajemen pengetahuan
dinilai sebagai konsep penting yang menjadi anteseden kinerja inovasi. Menurut Plessis (2007), ada tiga pendorong utama penerapan
manajemen pengetahuan dalam inovasi: Kekuatan pendorong pertama manajemen pengetahuan
dalam inovasi saat ini adalah menciptakan, membangun, dan memelihara keunggulan kompetitif.
Kekuatan pendorong kedua dari peran
manajemen pengetahuan terhadap kinerja
inovasi adalah bahwa pengetahuan merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan
untuk mengurangi kompleksitas dalam kinerja inovasi. Oleh karena itu, mengelola
pengetahuan sebagai sumber daya menjadi
sangat penting dan genting (Plessis, 2007). Inovasi sangat bergantung pada ketersediaan pengetahuan. Karenanya,
kompleksitas yang diciptakan oleh kekayaan pengetahuan harus dikenali dan dikelola
(Darroch & McNaughton, 2002). Beberapa penulis telah menyetujui bahwa
manajemen pengetahuan merupakan mekanisme di mana kompleksitas inovasi dapat diatasi
(Dickel & de
Moura, 2016; García-Álvarez, 2015; Martín-de Castro,
2015; Obeidat et
al., 2016). Ini membantu tidak hanya dalam mengelola pengetahuan baru
yang diciptakan melalui proses inovasi, melainkan
juga membantu mengelola pengetahuan yang
ada sebagai sumber daya yang dapat digunakan sebagai masukan terhadap proses inovasi (Plessis, 2007).
Kekuatan pendorong ketiga dari peran manajemen
pengetahuan terhadap kinerja inovasi adalah integrasi pengetahuan internal dan eksternal,
yang menjadi lebih tersedia dan dapat diakses oleh organisasi (Plessis, 2007). Ini menyiratkan bahwa pengetahuan dapat dipertukarkan, dibagikan,
dikembangkan, disempurnakan, dan tersedia di mana dan kapan pun dibutuhkan. Oleh karena itu,
integrasi pengetahuan melalui platform manajemen pengetahuan, alat dan proses harus memfasilitasi refleksi dan dialog sehingga memungkinkan terjadinya
pembelajaran pada pribadi dan inovasi pada organisasi. Oleh kekuatan pendorong ketiga dari peran manajemen pengetahuan terhadap
kinerja inovasi adalah integrasi pengetahuan internal dan eksternal, yang menjadi lebih tersedia dan dapat diakses oleh
organisasi (Plessis,2007). Ini menyiratkan bahwa pengetahuan dapat dipertukarkan, dibagikan, dikembangkan, disempurnakan, dan tersedia di mana dan kapan pun dibutuhkan. Oleh karena itu, integrasi pengetahuan melalui platform manajemen pengetahuan, alat dan proses harus memfasilitasi refleksi dan dialog sehingga memungkinkan terjadinya
pembelajaran pada pribadi dan inovasi pada organisasi.
Nonaka memperkenalkan empat bentuk
proses penciptaan pengetahuan dalam organisasi, yaitu: seperti terlihat dalam
gambar sebagai berikut :
1)
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut: Socialization (tacit to tacit), yaitu merupakan suatu
proses transfer pengetahuan tacit individu ke
individu lain melalui pengamatan, pengulangan, dan praktek secara langsung.
Pengetahuan yang disosialisasikan adalah berupa keterampilan (skill)
yang diperoleh dari pengalaman, dan pengetahuan ini tidak akan pernah menjadi explicit
sehingga tidak mudah bagi seseorang untuk mentrasfer pengetahuan tersebut
secara luas ke dalam organisasi.
2)
Externalization ( from tacit to
explicit), yaitu merupakan proses artikulasi pengetahuan tacit
kedalam explicit, sehingga pengetahuan tersebut dapat dibagi dan
ditransfer kepada individu lain dalam suatu organisasi.
3)
Combination (explicit to explicit),
yaitu merupakan proses yang menggabungkan berbagai pengetahuan explicit dalam
suatu organisasi kemudian diolah menjadi suatu pengalaman baru yang explicit
sehingga mudah dipahami dan ditransfer kepada individu lain dalam organisasi.
4)
Internalization (from explicit to
tacit), yaitu merupakan penyerapan pengetahuan yang bersifat
explicit yang baru yang kemudian ditransfer secara luas dalam organisasi
melalui proses belajar sehingga menjadi tacit dari individu–individu
dalam organisasi, dengan catatan bahwa setiap individu mau belajar pengetahuan
baru dan mau menginternalisasikan didalam dirinya akan memperluas dan
memperkaya pengetahuan tacit yang bersangkutan.
Dalam
membangun sistem knowledge management, hal
pertama yang harus dilakukan adalah knowledge acquisition.
Knowledge acquisition adalah suatu cara untuk memahami, merumuskan,
dan menransfer pengetahuan
yang didapat dari
sumber pengetahuan ke dalam
basis pengetahuan yang
akan dipakai didalam
sistem komputer. Pengetahuan yang
diperoleh dari berbagai
sumber (seperti karyawan
senior atau pakar dan karyawan biasa) perlu diolah untuk
mendapakan suatu hasil basis pengetahuan yang baik dan
efisien (Khalifa and
Shen, 2006). Pengetahuan
(knowledge) menjadi basis yang
wajib ada dalam membangun system. Semakin banyak sumber daya pengetahuan
yang didapatkan maka dalam melakukan knowledge acquisition akan semakin
kompleks (Holder, et al., 2006).
Kompleksitas pengetahuan yang
dibangun akan menentukan kinerja dari sistem.
Menurut King
(2009) Proses KM
melibatkan akuisisi pengetahuan,
penciptaan, penyempurnaan,
penyimpanan, transfer, sharing, dan
pemanfaatan. Fungsi KM
dalam organisasi menjalankan proses
ini, mengembangkan metodologi
dan sistem untuk mendukungnya, dan
memotivasi orang untuk
berpartisipasi di dalamnya.
Tujuan KM adalah peningkatan
dan peningkatan aset
pengetahuan organisasi untuk
menerapkan praktik
pengetahuan yang lebih
baik, perilaku organisasi
yang lebih baik,
keputusan yang lebih baik dan kinerja organisasi yang lebih baik.
(Empat tahap dalam membangun Knowledge Management
System)
Gambar
tersebut menunjukkan bahwa
proses KM secara
langsung memperbaiki proses organisasi, seperti
inovasi, pengambilan keputusan
kolaboratif, dan pembelajaran individual dan kolektif. Proses
organisasi yang lebih baik ini menghasilkan hasil antara lain seperti keputusan
yang lebih baik,
perilaku organisasi, produk,
layanan dan hubungan. Hal ini, pada gilirannya, mengarah
pada peningkatan kinerja organisasi.
Hasil dan Pembahasan
Knowledge Management (KM) system di PT. MRT Jakarta saat ini hanya bisa
diakses dengan login email internal karyawan. Selain berfungsi menjadi sumber knowledge
management, website tersebut juga menggabungkan 35 aplikasi atau website
internal korporasi lainnya, yang mena ke depannya akan dikembangkan menjadi Enterprise
Resource Planning (ERP) system. Saat ini website KM MRT Jakarta, memiliki
5 menu, yakni article, knowledge asset, lesson
learned, question&answer, dan corporate news seperti gambar berikut :
Di dalam menu article, karyawan
bisa menuliskan artikel secara bebas yang berhubungan dengan ruang lingkup
pekerjaannya, artikel bisa ditulis oleh karyawan sendiri, maupun mengutip
artikel lain yang pernah dipublikasikan sebelumnya. Berikut contoh artikel yang
di posting oleh karyawan :
Pada menu knowledge asset berisi
tentang seluruh asset dokumen perusahaan, baik yang sifatnya peraturan,
prosedur, instruksi kerja, hasil kerja, maupun hasil laporan kerja/penelitian
dari konsultan. Berikut tampilan untuk menu knowledge asset :
Dalam menu lesson learned,
karyawan bisa menuliskan terkait proses kerja, kendala, maupun improvement
yang bisa menjadi pembelajaran di kemudian hari. Dengan adanya lesson learned
ini diharapkan karyawan yang akan melakukan tugas baru di ruang lingkup
tertentu bisa mendapatkan informasi secara spesifik terkait proses pembelajaran
yang pernah dilakukan sebelumnya. Berikut contoh tampilan menu lesson
learned :
Berikutnya adalah menu question&answer,
pada halaman ini karyawan dapat melontarkan pertanyaan tertentu, dan karyawan
lain yang memiliki informasi dapat memberikan jawabannya langsung. Namun menu
ini masih kurang dimanfaatkan karena budaya komunikasi yang ada saat ini
biasanya ditujukan langsung ke pihak yang bersangkutan, atau memanfaatkan group
Microsoft Kaizala, sehingga konten yang ada masih sangat sedikit. Berikut
tampilan halaman question&answer :
Menu terakhir adalah corporate news,
pada menu ini pengisian konten difasilitasi oleh Divisi Corporate Secretary,
di mana pada menu ini karyawan bisa mendapatkan update informasi terkait
perusahaan, baik kegiatan, kebijakan, maupun hal lainnya. Berikut tampilan menu
corporate news :
Untuk mempermudah pencarian dan
kategorisasi knowledge yang ada di dalam sistem, setiap penyusunan
konten karyawan juga diwajibkan memilih taksonomi yang berhubungan dengan
konten yang akan dibagikan. Terdapat 10 kategorisasi taksonomi dengan
masing-masing sub pilihannya. Adapun untuk contoh pemilihan taksonomi adalah
sebagai berikut :
Pada kategori Pengetahuan Strategis,
karyawan bisa memilih departemen atau divisi yang berkaitan dengan konten yang
dibagikan. Untuk tipe dokumen merupakan jenis/ekstensi dokumennya, untuk jenis
aset pengetahuan merupakan jenis dokumennya apakah prosedur, modul training,
kajian, dan sebagainya. Untuk koridor merupakan pilihan koridor operasi kereta
yang ada di MRT. Untuk lokasi kerja bisa dipilih lokasi kerja penulis apakah head
office, stasiun, atau depo. Untuk unit kerja merupakan unit kerja penulis.
Untuk contract package konstruksi adalah pembagian konten berdasarkan
paket kontrak di pengadaan. Untuk corporate
news didasarkan pada tema berita yang akan dibagikan. Untuk keanggotaan
internasional merupakan pilihan apabila konten yang dibagikan merupakan hasil
seminar, kajian, benchmarking, maupun studi kasus yang didapatkan
karyawan saat mengikuti keanggotaan internasional. Kategori terakhir adalah knowledge&innovation,
kategori ini dipilih apabila konten yang dibagikan adalah sebuah inovasi yang
dilakukan karyawan.
Kesimpulan
Kesuksesan sebuah organisasi untuk
memenangkan kompetisi bisa dilakukan dengan cara merancang dan mengaplikasikan
strategi secara tepat. Knowledge management adalah strategi unggul yang
bisa diandalkan organisasi. Setiap organisasi harus bisa melakukan eksplorasi
sumber daya, pengetahuan sekaligus kapabilitas yang dimiliki organisasi. Persaingan
bisnis semakin ketat, manajemen pengetahuan yang saat ini dianggap memadai bisa
jadi di beberapa waktu mendatang menjadi usang atau tidak terpakai lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Darudiato, Suparto, & Setiawan,
Kevin. (2013). Knowledge management: konsep dan metodologi. Ultima InfoSys:
Jurnal Ilmu Sistem Informasi, 4(1), 11–17.
Hilditia Cici, Triska Amirta. (n.d.).
Menilai Kinerja Dan Dampak Knowledge Management System Pada Proses Organisasi
Tertentu, Sebuah Studi Kasus Di Pt. Telekomunikasiindonesia (Pusat) Palembang. Menilai
Kinerja Dan Dampak Knowledge Management System Pada Proses Organisasi Tertentu,
Sebuah Studi Kasus Di Pt. Telekomunikasiindonesia (Pusat) Palembang.
Prami, Ulfa. (2020). Strategi
Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Daya Saing Lembaga Pendidikan di SDIT
Muhammadiyah Cipete Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. IAIN PIRWOKERTO.
Dalkir, Kamiz. 2005. Knowledge Management in Theory and Practice. ButterworthHeinemann.
Du Plessis, M.
(2007). The Role
of Knowledge Management
in Innovation. Journal of
Knowledge Management.
Faqih, Husni. 2015. Pengembangan knowledge Management System
Pada Perusahaan Multifinance: Studi Kasus Pada
Bess Finance Cabang Siawi. Indonesia Journal on
Software Engineering.
Ichijo, Kazuo, and
Ikujiro Nonaka. 2006. Knowledge Creation and Management: New Challenges for
Managers. Oxford University Press.
Kusumawardhana, T.R.
2015. Analisis dan
Perancangan Knowledge
Management System untuk
Meningkatkan Efektivitas Siklus
Pendapatan Koperasi X di
Sidoarjo. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.
Mulyanto, A.
2008. Implementasi Knowledge
Management Untuk Meningkatkan Kinerja Perguruan Tinggi.
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008. IST AKPRIND Yogyakarta.
Napitupulu, B., Johan,
M., Budiadnyana, G., Hutagalung, D.,
& Nadeak, M. (2021). Pengaruh
Knowledge Management terhadap Kinerja
Inovasi: Studi Kasus
Perusahaan Manufaktur Indonesia. Jurnal Manajemen Strategi Dan
Aplikasi Bisnis
Nurulin, Y.,
Skvortsova, I., Tukkel,
I., & Torkkeli, M. (2019). Role of
knowledge in management
of innovation. Resources, https://doi.org/10.3390/resources8020087.