Umar Luthfi
Sekolah Pascasarjana Institut Keuangan, Perbankan Dan Informatika Asia Perbanas
Email: luthfi.uli@gmail.com
Abstrak
Sumber Daya Manusia
(SDM) merupakan salah satu faktor utama dalam
setiap organisasi atau perusahaan. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas
akan menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan itu sendiri, mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi, meskipun hal itu
memerlukan peran sumber daya manusia.
Perusahaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) bergerak di bidang jasa pembiayaan Ultra Mikro melalui Mekaar
(Membina Ekonomi Keluarga
Sejahtera), pembiayaan kelompok
untuk modal kerja kepada ibu-ibu di daerah kurang mampu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh kompetensi, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap disiplin Account Officer
dalam upaya mencapai target kinerja pegawai pada PNM Cabang Bandung yang merupakan
perwakilan PNM Kota Bandung, Kabupaten
Bandung dan Kabupaten Bandung Barat serta untuk mengetahui
mengetahui upaya-upaya yang
dapat dilakukan PNM dalam meningkatkan kompetensi, motivasi kerja dan disiplin Account
Officer. Metode penelitian yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi linier
Kata
kunci: Kompetensi, Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Disiplin, Account Officer,
Sasaran Kinerja
Abstract
Human
Resources (HR) is one of the main factors in every organization or company.
Quality Human Resources (HR) will determine the success of the organization or
company itself, starting from the planning, implementation, to the evaluation
stage, even though it requires the role of human resources. The company PT Permodalan Nasional Madani (PNM) is engaged in Ultra Micro
financing services through Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga
Sejahtera), group financing for working capital to mothers in underprivileged areas.
The purpose of this study was to determine the effect of competence, work
motivation and work environment on Account Officer discipline in an effort to
achieve employee performance target at PNM Bandung Branch which is PNM's
representative for Bandung City, Bandung Regency and West Bandung Regency and
to find out efforts that can be made by PNM in improving the competence, work
motivation and discipline of Account Officers. The research method used is a
quantitative approach with linear regression analysis
Keywords: Competence,
Work Motivation, Work Environment,
Discipline, Account Officer, Performance Target
Pendahuluan
Sumber daya
manusia (SDM) merupakan faktor kunci dalam
setiap organisasi atau perusahaan. Bahkan jika fasilitas
atau sumber daya pendukung lainnya berlimpah, tujuan organisasi atau perusahaan hanya akan menjadi
mimpi tanpa SDM yang berkualitas. Manusia memiliki peran utama dalam
semua aspek manajemen, mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Kualitas SDM akan menentukan kesuksesan organisasi atau perusahaan dalam setiap tahap kegiatannya.
Ini menekankan pentingnya memperhatikan segala aspek yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
Di tengah upaya yang gencar dari Pemerintah
untuk mendukung dan memajukan para pengusaha ultra mikro dan mikro, peran PT Permodalan Nasional
Madani (PNM) semakin menonjol.
Sebagai anak perusahaan dari Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), PNM menjadi salah satu
pilar penting yang diperhitungkan
Pemerintah dalam mendukung perkembangan para pelaku usaha ultra mikro dan mikro di Indonesia. PNM
adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan untuk usaha ultra mikro dan mikro yang saat ini telah memiliki
lebih dari 13.1 juta nasabah binaan.
Dalam mengelola usahanya
PNM memerlukan SDM yang handal
dan berkualitas guna memastikan seluruh nasabah binaannya dapat memperoleh layanan terbaik dari PNM. Demikian halnya dengan PNM Cabang Bandung
yang merupakan perwakilan
PNM untuk kota Bandung, Kab. Bandung dan Kab. Bandung
Barat yang saat ini memiliki lebih dari 490 ribu nasabah
binaan. Seiring dengan bertambahnya jumlah nasabah binaan PNM Cabang Bandung
mengalami penambahan jumlah SDM dari waktu ke waktu
sebagaimana digambarkan dalam data sebagaimana terdapat pada tabel berikut.
Sumber: SDM Cabang Bandung PT PNM,
2022
Grafik 1 Jumlah
SDM Cabang Bandung
Dari data tersebut dapat
dilihat untuk pertumbuhan SDM cabang Bandung menaik pesat pada tahun 2021 dimana sebelumnya jumlah SDM cabang Bandung pada tahun 2020 sebanyak 786 menjadi 1.846 di tahun 2021 dan pada tahun 2022
naik menjadi 2.143 karyawan.
Sumber: Pendidikan SDM Cab. Bandung
PT PNM, 2022
Grafik 2 Level Pendidikan SDM
Cab. Bandung
Dari total karyawan di tahun
2022 sebanyak 2.143 memiliki
latar pendidikan yang berbeda diantaranya sebanyak 2.125 dengan latar belakang SLTA sederajat, 5 karyawan lulusan Diploma dan sebanyak 13 karyawan lulusan S1.
Sumber: Pengalaman
kerja SDM Cab. Bandung PT PNM, 2022
Grafik 3 Pengalaman Kerja SDM Cab. Bandung
Dari 2.143 karyawan di tahun
2022 sebanyak 92% tidak memilki pengalaman kerja sebelumnya dan sisanya sebanyak 8% memiliki pengelaman kerja sebelumnya. Secara keseluruhan, data ini mencerminkan pertumbuhan yang positif dalam jumlah karyawan
di Cabang Bandung selama beberapa
tahun terakhir. Mayoritas karyawan memiliki latar pendidikan SLTA dan sebagian besar adalah pemula
dalam dunia kerja. Informasi ini dapat
menjadi dasar penting untuk pengambilan
keputusan terkait pengembangan SDM, pelatihan dan manajemen sumber daya manusia di Cabang Bandung.
Sejalan dengan
itu posisi Account Officer
di Cabang Badung mengalami pertumbuhan
sejalan dengan bertambahnya nasabah di Cabang
Bandung maka akan bertambah jumlah karyawan untuk posisi Account Officer yang mana berinteraksi
langsung dengan Nasabah Mekaar sebagai unjung tombak PNM yang mengalami kenaikan lima tahun terakahir dan memiliki rata-rata latar belakang pendidikan mayoritas Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Seperti yang tergambar dalam grafik berikut.
Sumber: Account Officer Cabang
Bandung PT PNM, 2022
Grafik 4 Jumlah
Account Officer Cabang Bandung
Sumber: Pendidikan AO Cabang
Bandung PT PNM, 2022
Grafik 5 Pendidikan AO Cabang
Bandung
Menurut Wirawan (2019), salah satu faktor yang dapat memengaruhi kinerja karyawan adalah latar belakang
pendidikan dan pengalaman kerja. Faktor ini memiliki dampak signifikan terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan, terutama dalam bisnis jasa seperti
yang dijalankan oleh PNM, di mana kualitas
pelayanan menjadi kunci keberhasilan.
Sutrisno (2019) menggambarkan pendidikan
sebagai suatu aktivitas yang kompleks, yang melibatkan berbagai unsur yang saling terkait. Pendidikan juga memiliki
definisi hukum dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah sebuah upaya yang disengaja dan terencana untuk menciptakan lingkungan belajar serta proses pembelajaran, sehingga peserta didik secara aktif
dapat mengembangkan potensi diri mereka.
Tujuan dari pendidikan adalah agar peserta didik memperoleh kekuatan spiritual, pengendalian diri, perkembangan kepribadian, peningkatan kecerdasan, pembentukan akhlak mulia dan pengembangan keterampilan yang diperlukan baik untuk diri mereka
sendiri, masyarakat, maupun bangsa.
Fenomena yang terjadi
semakin bertambahnya jumlah Account Officer di PNM yang berlatar belakang pendidikan sekolah menengah atas atau
sederajat, kinerja PNM senantiasa baik, bahkan setiap tahun
PNM dapat melebihi pencapaian target penyaluran pembiayaan yang diberikan pemerintah. Tenaga lapangan PNM masih didominasi lebih dari 95% lulusan Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Selain daripada itu, bila merujuk
pada pengendalian risiko, disisi risiko reputasi
dan risiko hukum PNM masih dapat terkelola
dengan baik, yang mana hal ini dapat
dianggap sebagai rujukan bahwa pengelolaan
nasabah cukup baik. Atas dasar hal tersebut seolah-olah
menggambarkan bahwa tingkat pendidikan dan pengalaman kerja tenaga lapangan atau Account Officer yang dimiliki
oleh PNM bukan menjadi hal yang dominan mempengaruhi terhadap kinerja perusahaan.
Peneliti menganggap
hal ini menarik
untuk diteliti karena semakin bertambahnya nasabah kelolaan PNM ditambah dengan tingkat kompetisi yang semakin meningkat, sewaktu-waktu tanpa disadari berpotensi bisnis nya semakin tergerus
oleh kompetitor seiring dengan meningkatnya persaingan dalam pembiayaan disektor ultra mikro. Selain dari itu, sehubungan dengan PNM turut membawa misi dari
pemerintah untuk membantu mengurangi jumlah kemiskinan, tentunya pelayanan menjadi faktor yang tidak dapat dikesampingkan
atau dapat dikatakan menjadi salah satu faktor penentu
keberhasilan dari bisnis PNM. Kehadiran PNM yang tentunya sangat bergantung pula dari dukungan pemerintah,
harus dapat memberikan layanan terbaik dan kehadirannya sangat memberikan manfaat dalam meningkatkan taraf hidup para pelaku usaha ultra mikro. Upaya-upaya yang dilakukan untuk senantiasa memastikan pemberian layanan yang baik kepada nasabah,
tentunya dengan cara meningkatkan kompetensi tenaga lapangan PNM. Hanya saja, yang terlebih dahulu perlu diketahui oleh PNM adalah jenis dan cara peningkatan kompetensi dimaksud agar tepat sasaran.
Penelitian ini
didasari oleh keberadaan celah penelitian atau "research gap" dalam
penelitian-penelitian sebelumnya.
Yulianty (2021) menunjukkan
bahwa dalam penelitiannya sebelumnya, kompetensi karyawan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Basori (2017), yang menyatakan bahwa kompetensi karyawan memang tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Sebagai contoh
lain, Permatasari (2019) dalam penelitiannya menemukan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Temuan ini sejalan
dengan penelitian Murtia (2022) yang juga menyatakan
bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Namun, Mashudi (2020) dalam penelitiannya tentang lingkungan kerja menunjukkan bahwa lingkungan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Penemuan ini berbeda
dengan penelitian Basori (2017), yang menyimpulkan bahwa lingkungan kerja tidak berpengaruh
secara langsung terhadap kinerja.
Ketika melihat pengaruh
lingkungan kerja terhadap kedisiplinan karyawan, penelitian Herawati
(2019) menunjukkan bahwa lingkungan kerja berdampak positif dan signifikan terhadap kedisiplinan karyawan. Selain itu, dalam penelitian
Alam (2019), ditemukan bahwa
motivasi kerja mempengaruhi kedisiplinan karyawan, serta bahwa kompetensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kedisiplinan karyawan.
Kesimpulannya, hubungan
antara faktor-faktor ini dalam berbagai
konteks dapat menjadi kompleks. Oleh karena itu, penelitian
lanjutan sangat dibutuhkan untuk lebih memahami
faktor-faktor ini secara mendalam dan juga untuk mengidentifikasi variabel lain yang mungkin memoderasi hubungan tersebut.
Tujan penelitian yang dilakukan untuk tidak kehilangan
haluan serta fokus pada perkara tertentu yang berkaitan dengan dilakukanya penelitian, agar berproses dan hasil yang sesuai dengan harapan. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan terkait, yaitu: 1. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi Account Officer terhadap
kedisiplinan. 2. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi Account Officer terhadap
kinerja karyawan. 3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja Account Officer terhadap
kedisiplinan. 4. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja Account Officer
terhadap kinerja karyawan. 5. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja Account
Officer terhadap kedisiplinan.
6. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja Account Officer terhadap
kinerja karyawan. 7. Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan Account
Officer terhadap kinerja
karaywan.
Metode
Kerlinger (1986) berpendapat bahawa penelitian merupakan investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari hubungan tertentu
tentang proposisi hipotesis antar fenomena. Dalam hal ini Peneliti menggunakan
pendekatan kuantitatif. Dimana
menurut Sugiyono (2019) pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi/sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan, sedangkan Menurut Sinambela (2021) penelitian kuantitatif merujuk pada jenis penelitian yang memanfaatkan data
berupa angka untuk mengolah informasi terstruktur. Penelitian kuantitatif bertujuan untuk mengumpulkan data yang menggambarkan
karakteristik objek, peristiwa, atau situasi.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan Moleong (2017), analisis data merupakan langkah dimana data diatur dan dikelompokkan menjadi pola, kategori, serta unit-unit uraian dasar, dengan tujuan
untuk mengidentifikasi tema dan merumuskan hipotesis kerja yang sesuai dengan temuan
data tersebut. Sedangkan menurut perspektif Sugiyono (2019) analisis data merujuk pada proses sistematis
yang melibatkan pencarian
dan pengaturan data yang diperoleh
dari berbagai sumber seperti wawancara, catatan lapangan dan dokumen. Langkah-langkah yang ditempuh meliputi pengelompokan data dalam kategori, penguraian menjadi unit-unit, penyusunan sintesis, pembentukan pola, seleksi komponen penting yang akan diteliti, serta penyusunan kesimpulan. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah pemahaman baik bagi peneliti
sendiri maupun pihak lain yang tertarik.
Uji Validitas
Dalam pandangan
Ghozali (2021), uji validitas
bertujuan untuk menilai apakah pernyataan yang terdapat dalam kuesioner memiliki keabsahan atau validitas. Keabsahan sebuah kuesioner menjadi tercapai ketika pernyataan-pernyataan yang
terdapat di dalamnya mampu menggambarkan aspek yang hendak diukur oleh kuesioner tersebut. Sugiyono (2019) menjelaskan bahwa uji validitas dilakukan untuk menilai apakah
suatu kuesioner memiliki keabsahan atau validitas. Keberhasilan uji validitas kuesioner bergantung pada sejauh mana pertanyaan-pertanyaan
dalam kuesioner mampu menggambarkan aspek yang hendak diukur oleh kuesioner tersebut. Dengan demikian, uji validitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana kesesuaian antara data yang sebenarnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti melalui kuesioner.
Uji CFA atau Uji Validitas Kontstruk (Indikator)
Analisis faktor konfirmatori (CFA) sering dikenal sebagai metode untuk menguji keabsahan
suatu konstruk teoritis. CFA digunakan untuk mengevaluasi apakah indikator-indikator yang digunakan benar-benar valid sebagai alat pengukur
untuk konstruk laten tertentu. Dalam konteks penelitian ini, dilakukan analisis konfirmatori terhadap variabel kompetensi, motivasi kerja, lingkungan kerja, kedisiplinan dan kinerja karyawan. Hasil analisis dianggap valid jika nilai Critical Ratio (CR) lebih
besar dari 1,96 dan nilai probabilitas hitung (p-value) kurang dari 0,05, sesuai dengan cut-off point yang digunakan
dalam penelitian ini.
Table 1 Hasil
CFA Awal
|
Estimate |
S.E. |
C.R. |
P |
KP1ßKP |
1,000 |
|
|
|
KP2ßKP |
1,036 |
0,059 |
17,487 |
*** |
KP3ßKP |
1,155 |
0,063 |
18,436 |
*** |
KP4ßKP |
1,172 |
0,064 |
18,242 |
*** |
KP5ßKP |
1,094 |
0,061 |
17,937 |
*** |
KP6ßKP |
1,177 |
0,064 |
18,383 |
*** |
KP7ßKP |
1,192 |
0,064 |
18,694 |
*** |
KP8ßKP |
1,192 |
0,063 |
19,014 |
*** |
MK1ßMK |
1,000 |
|
|
|
MK2ßMK |
0,934 |
0,064 |
14,624 |
*** |
MK3ßMK |
1,091 |
0,068 |
16,051 |
*** |
MK4ßMK |
0,898 |
0,068 |
13,165 |
*** |
MK5ßMK |
1,127 |
0,075 |
14,998 |
*** |
MK6ßMK |
1,037 |
0,064 |
16,317 |
*** |
MK7ßMK |
1,039 |
0,063 |
16,586 |
*** |
MK8ßMK |
0,897 |
0,062 |
14,385 |
*** |
LK1ßLK |
1,000 |
|
|
|
LK2ßLK |
1,178 |
0,093 |
12,643 |
*** |
LK3ßLK |
0,776 |
0,093 |
8,308 |
*** |
LK4ßLK |
0,942 |
0,101 |
9,357 |
*** |
LK5ßLK |
1,563 |
0,112 |
13,985 |
*** |
LK6ßLK |
1,751 |
0,129 |
13,576 |
*** |
LK7ßLK |
1,680 |
0,123 |
13,605 |
*** |
LK8ßLK |
1,230 |
0,105 |
11,718 |
*** |
KS1ßKS |
1,000 |
|
|
|
KS2ßKS |
0,085 |
0,095 |
0,901 |
0,368 |
KS3ßKS |
1,131 |
0,067 |
16,784 |
*** |
KS4ßKS |
1,199 |
0,068 |
17,657 |
*** |
KS5ßKS |
1,267 |
0,067 |
18,905 |
*** |
KS6ßKS |
1,070 |
0,068 |
15,715 |
*** |
KS7ßKS |
1,191 |
0,066 |
18,026 |
*** |
KS8ßKS |
1,198 |
0,067 |
18,006 |
*** |
KK1ßKK |
1,000 |
|
|
|
KK2ßKK |
0,891 |
0,074 |
11,968 |
*** |
KK3ßKK |
1,121 |
0,072 |
15,597 |
*** |
KK4ßKK |
1,223 |
0,078 |
15,685 |
*** |
KK5ßKK |
1,276 |
0,077 |
16,674 |
*** |
KK6ßKK |
1,260 |
0,075 |
16,723 |
*** |
KK7ßKK |
1,240 |
0,075 |
16,578 |
*** |
KK8ßKK |
1,289 |
0,077 |
16,790 |
*** |
KP9ßKP |
1,150 |
0,062 |
18,445 |
*** |
KP10ßKP |
1,124 |
0,064 |
17,626 |
*** |
KP11ßKP |
1,050 |
0,065 |
16,071 |
*** |
KP12ßKP |
0,926 |
0,073 |
12,684 |
*** |
MK9ßMK |
0,945 |
0,061 |
15,410 |
*** |
MK10ßMK |
1,111 |
0,069 |
15,992 |
*** |
LK9ßLK |
0,229 |
0,070 |
3,267 |
0,001 |
LK10ßLK |
0,269 |
0,070 |
3,820 |
*** |
LK11ßLK |
-0,384 |
0,074 |
-5,161 |
*** |
KK9ßKK |
1,240 |
0,076 |
16,253 |
*** |
KK10ßKK |
0,931 |
0,080 |
11,624 |
*** |
Berdasarkan dari table 1 dapat diketahui bahwa nilai Critical Ratio (CR) masih
dibawah 1,96 dengan Probability
(P) maish dibawah 0,05. untuk item KS2 dan LK11 maka dari itu, agar tidak memengaruhi nilai average variance expected (AVE)
variable tersebut harus di
drop.
Pada tabel
4.2 akan disajikan nilai yang sudah seusai dimana Critical Ratio
(CR)>1,96 dengan Probability (P)<0,05.
Table 2 Hasil CFA Akhir
|
Estimate |
S.E. |
C.R. |
P |
KP1ßKP |
1 |
|
|
|
KP2ßKP |
1,017 |
0,055 |
18,561 |
*** |
KP3ßKP |
1,124 |
0,057 |
19,542 |
*** |
KP4ßKP |
1,102 |
0,057 |
19,441 |
*** |
KP5ßKP |
1,045 |
0,055 |
19,042 |
*** |
KP6ßKP |
1,093 |
0,055 |
19,841 |
*** |
KP7ßKP |
1,123 |
0,057 |
19,855 |
*** |
KP8ßKP |
1,110 |
0,055 |
20,205 |
*** |
MK1ßMK |
1 |
|
|
|
MK2ßMK |
0,978 |
0,064 |
15,198 |
*** |
MK3ßMK |
1,129 |
0,066 |
17,042 |
*** |
MK4ßMK |
1,008 |
0,069 |
14,619 |
*** |
MK5ßMK |
1,193 |
0,073 |
16,334 |
*** |
MK6ßMK |
1,116 |
0,064 |
17,400 |
*** |
MK7ßMK |
1,116 |
0,064 |
17,563 |
*** |
MK8ßMK |
0,997 |
0,064 |
15,635 |
*** |
LK2ßLK |
0,720 |
0,048 |
15,155 |
*** |
LK6ßLK |
1,194 |
0,045 |
26,433 |
*** |
LK7ßLK |
1,081 |
0,046 |
23,617 |
*** |
LK8ßLK |
0,855 |
0,050 |
17,047 |
*** |
KS1ßKS |
1 |
|
|
|
KS3ßKS |
1,127 |
0,066 |
17,156 |
*** |
KS4ßKS |
1,175 |
0,064 |
18,453 |
*** |
KS5ßKS |
1,219 |
0,063 |
19,499 |
*** |
KS6ßKS |
1,073 |
0,063 |
16,918 |
*** |
KS7ßKS |
1,160 |
0,061 |
18,887 |
*** |
KS8ßKS |
1,173 |
0,062 |
18,936 |
*** |
KK1ßKK |
1 |
|
|
|
KK2ßKK |
0,880 |
0,065 |
13,482 |
*** |
KK3ßKK |
1,070 |
0,061 |
17,478 |
*** |
KK4ßKK |
1,120 |
0,067 |
16,766 |
*** |
KK5ßKK |
1,168 |
0,063 |
18,469 |
*** |
KK6ßKK |
1,163 |
0,061 |
18,940 |
*** |
KK7ßKK |
1,179 |
0,063 |
18,681 |
*** |
KK8ßKK |
1,186 |
0,062 |
19,106 |
*** |
KP9ßKP |
1,110 |
0,057 |
19,596 |
*** |
KP10ßKP |
1,079 |
0,057 |
18,802 |
*** |
KP11ßKP |
1,030 |
0,059 |
17,382 |
*** |
KP12ßKP |
0,896 |
0,068 |
13,247 |
*** |
MK9ßMK |
1,008 |
0,062 |
16,215 |
*** |
MK10ßMK |
1,182 |
0,070 |
16,904 |
*** |
KK9ßKK |
1,155 |
0,063 |
18,396 |
*** |
KK10ßKK |
0,914 |
0,069 |
13,156 |
*** |
LK5ßLK |
1 |
|
|
|
Uji Convergent (Loading
Factor)
Convergent Validity adalah hubungan korelasi antara nilai indikator reflektif dan nilai variabel laten yang mewakilinya, sedangkan Discriminant Validity adalah
penilaian mengenai sejauh mana indikator reflektif berbeda dengan skor variabel
laten yang mewakilinya (Solimun,
2017). Dalam konteks ini, sebuah indikator
reflektif dianggap memiliki tingkat konvergensi yang baik jika korelasinya melebihi angka 0,7.
Table 3 Hasil Uji Convergent Awal
|
Estimate |
KP1ßKP |
0,665 |
KP2ßKP |
0,759 |
KP3ßKP |
0,807 |
KP4ßKP |
0,800 |
KP5ßKP |
0,786 |
KP6ßKP |
0,813 |
KP7ßKP |
0,824 |
KP8ßKP |
0,842 |
MK1ßMK |
0,635 |
MK2ßMK |
0,645 |
MK3ßMK |
0,740 |
MK4ßMK |
0,584 |
MK5ßMK |
0,688 |
MK6ßMK |
0,772 |
MK7ßMK |
0,799 |
MK8ßMK |
0,662 |
LK1ßLK |
0,542 |
LK2ßLK |
0,648 |
LK3ßLK |
0,370 |
LK4ßLK |
0,427 |
LK5ßLK |
0,844 |
LK6ßLK |
0,858 |
LK7ßLK |
0,848 |
LK8ßLK |
0,641 |
KS1ßKS |
0,644 |
KS2ßKS |
0,037 |
KS3ßKS |
0,756 |
KS4ßKS |
0,816 |
KS5ßKS |
0,901 |
KS6ßKS |
0,714 |
KS7ßKS |
0,839 |
KS8ßKS |
0,838 |
KK1ßKK |
0,599 |
KK2ßKK |
0,530 |
KK3ßKK |
0,764 |
KK4ßKK |
0,781 |
KK5ßKK |
0,853 |
KK6ßKK |
0,857 |
KK7ßKK |
0,846 |
KK8ßKK |
0,865 |
KP9ßKP |
0,812 |
KP10ßKP |
0,768 |
KP11ßKP |
0,695 |
KP12ßKP |
0,533 |
MK9ßMK |
0,716 |
MK10ßMK |
0,758 |
LK9ßLK |
0,139 |
LK10ßLK |
0,163 |
LK11ßLK |
- 0,224 |
KK9ßKK |
0,820 |
KK10ßKK |
0,516 |
Berdasarkan hasil pengujian pada table 4.3 dapat diketahui bahwa teradapat item pengukur yang memiliki nilai outer loading lebih kecil dari 0,7. Untuk itu, supaya
tidak memengaruhi nilai rata-rata varians yang diharapkan (AVE) dari variabel tersebut, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dieliminasi atau dihapus yaitu LK3, LK4, KS2, LK9,
LK10 dan LK11.
Pada table
4.4 berikut akan disajikan nilai loading akhir setelah item yang lebih kecil dari
0,7 di drop.
Tabel 4 Hasil Uji Convergent
Akhir
|
Estimate |
KP1ßKP |
0,665 |
KP2ßKP |
0,759 |
KP3ßKP |
0,807 |
KP4ßKP |
0,800 |
KP5ßKP |
0,786 |
KP6ßKP |
0,813 |
KP7ßKP |
0,824 |
KP8ßKP |
0,842 |
MK1ßMK |
0,635 |
MK2ßMK |
0,645 |
MK3ßMK |
0,741 |
MK4ßMK |
0,585 |
MK5ßMK |
0,688 |
MK6ßMK |
0,772 |
MK7ßMK |
0,799 |
MK8ßMK |
0,662 |
LK2ßLK |
0,578 |
LK6ßLK |
0,900 |
LK7ßLK |
0,860 |
LK8ßLK |
0,666 |
KS1ßKS |
0,645 |
KS3ßKS |
0,756 |
KS4ßKS |
0,815 |
KS5ßKS |
0,901 |
KS6ßKS |
0,713 |
KS7ßKS |
0,839 |
KS8ßKS |
0,838 |
KK1ßKK |
0,599 |
KK2ßKK |
0,530 |
KK3ßKK |
0,764 |
KK4ßKK |
0,781 |
KK5ßKK |
0,853 |
KK6ßKK |
0,857 |
KK7ßKK |
0,846 |
KK8ßKK |
0,865 |
KP9ßKP |
0,812 |
KP10ßKP |
0,767 |
KP11ßKP |
0,695 |
KP12ßKP |
0,533 |
MK9ßMK |
0,716 |
MK10ßMK |
0,757 |
KK9ßKK |
0,820 |
KK10ßKK |
0,516 |
LK5ßLK |
0,824 |
Uji Reliabilitas
Ghozali (2021) menjelaskan bahwa uji reliabilitas memiliki tujuan untuk mengukur
sejauh mana kuesioner yang digunakan sebagai indikator dari suatu variabel dapat diandalkan. Keandalan atau reliabilitas sebuah kuesioner dinyatakan ketika respons individu terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner tersebut tetap konsisten dan stabil dari waktu
ke waktu. Evaluasi reliabilitas dilakukan melalui penerapan alat statistik Cronbach Alpha (α). Ketika nilai Cronbach Alpha pada suatu
konstruk atau variabel melebihi angka 0,70, maka konstruk atau variabel
tersebut dianggap memiliki reliabilitas yang memadai.
Tabel 5 Hasil Cronbach Alpha
Variabel |
c.r |
KP |
0,983 |
MK |
0,968 |
LK |
0,909 |
KS |
0,970 |
KK |
0,974 |
Cara lain untuk mengevaluasi adalah dengan membandingkan
nilai akar kuadrat rata-rata variance yang diekstrak
(AVE). AVE yang baik adalah
ketika nilai AVE dari masing-masing konstruk
>0,50. Jika nilai AVE dari
suatu faktor <0,5, maka indikator tersebut harus dihapus dari analisis.
Tabel 6 Uji
AVE
Variabel |
c.r |
KP |
0,825 |
MK |
0,753 |
LK |
0,672 |
KS |
0,821 |
KK |
0,791 |
Uji Ketetapan Model
Pengujian model SEM
dilakukan secara bertahap, dimana apabila model yang diajukan tidak sesuai (fit) dengan data, maka model tersebut harus direvisi. Kebutuhan untuk merevisi model SEM muncul dari tantangan
yang timbul selama analisis. Tantangan seperti itu mungkin terkait
dengan keterbatasan model
yang dirancang untuk memberikan estimasi yang spesifik. Ketika situasi semacam ini muncul
dalam analisis SEM, itu menandakan bahwa struktur model yang diusulkan tidak sepenuhnya didukung oleh data penelitian. Oleh karena itu, perlu mengkaji
dan merevisi model dengan membangun ulang teori yang mendasarinya untuk menciptakan suatu model yang lebih tepat.
Selanjutnya, konsep "Goodness of Fit" digunakan untuk mengevaluasi kualitas model pengukuran dan struktural serta memberikan indikator yang sederhana untuk mengukur kesesuaian keseluruhan model (Ghozali, 2021). Menurut Narimawati
(2020), dalam penilaian kecocokan model, nilai Standardized
Root Mean Residual (SRMR) dianggap memadai jika nilainya
kurang dari 0,1 atau bahkan 0,08. Selain itu, Normed Fit Index (NFI), yang berkisar antara 0 hingga 1, semakin mendekati nilai 1 menunjukkan bahwa model semakin sesuai atau cocok.
Tabel 7 Hasil Uji Ketetapan
Model
Goodness of Fit |
Cut Off Value |
Hasil |
Evaluasi Model |
X2-Chi
Square |
Diharapkan Kecil |
172,33 |
Not Fit |
Significance
Probability |
≥ 0,05 |
0 |
Not Fit |
CMIN/DF |
≥ 2,00 |
2,10 |
Good Fit |
GFI |
≥ 0,08 |
0,87 |
Good Fit |
AGFI |
≥ 0,90 |
0,84 |
Marginal Fit |
TLI |
≥ 0,95 |
0,95 |
Good Fit |
CFI |
≥ 0,95 |
0,96 |
Good Fit |
Berdasarkan hasil uji ketetapan model yang disajikan, kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
X2-Chi Square
(Chi-Square)
Hasil uji Chi-Square
adalah 172,33, yang melebihi
nilai yang diharapkan kecil. Ini menunjukkan bahwa model ini tidak secara sempurna
cocok dengan data observasi yang ada, sehingga dinyatakan sebagai "Not Fit".
Significance
Probability
Nilai signifikansi probabilitas adalah 0 (kurang dari 0,05), yang menunjukkan bahwa model ini secara signifikan berbeda dari data observasi. Ini juga mengindikasikan
bahwa model ini tidak cocok dengan
data dan oleh karena itu, dinyatakan sebagai "Not
Fit".
CMIN/DF (Chi-Square
Divided by Degrees of Freedom)
Nilai
CMIN/DF adalah 2,10, yang kurang
dari 2,00. Ini mengindikasikan
bahwa model memiliki "Good
Fit" atau cocok secara umum dengan
data.
GFI (Goodness of Fit
Index)
Nilai GFI adalah 0,87, yang lebih tinggi dari nilai
cutoff 0,08. Ini menunjukkan bahwa model memiliki "Good
Fit" dengan data, meskipun
ada beberapa perbedaan antara model dan data observasi.
AGFI (Adjusted
Goodness of Fit Index)
Nilai AGFI adalah 0,84, yang berada di bawah nilai cutoff 0,90.
Ini mengindikasikan bahwa meskipun model memiliki keseluruhan cocok yang baik, ada beberapa
kelemahan dalam model ini dalam menjelaskan
data.
TLI (Tucker-Lewis
Index) dan CFI (Comparative Fit Index)
Kedua indeks
ini memiliki nilai yang lebih tinggi dari nilai
cutoff 0,95, yang menunjukkan bahwa
model ini memiliki "Good
Fit" dengan data observasi.
Interpretasi
Interpretasi dilakukan untuk melihat apakah hipotesis penelitian yang telah dibuat ditolak
atau diterima. “Sebuah pengujian hipotesa dapat digambarkan dari nilai probabilitas dan t-statistik. Untuk pengujian hipotesis dapat menggunakan nilai statistik dengan alpha 5% nilai t-statistik yang digunakan adalah 1,96. Sehingga kriteria penerimaan atau penolakan hipotesa adalah Ha diterima dan H0 di tolak ketika t-statistik > 1,96. Untuk menolak/menerima
hipotesis menggunakan probabilitas maka Ha di terima jika nilai
p < 0,05 (Husein, 2015)”
Dengan penjelasan
sebelumnya mengenai hasil penelitian terkait pengaruh kompetensi, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kedisiplinan Account Officer dapat
ditarik kesimpulan dari data tersebut:
1. Kepuasan Pelanggan (KP) terhadap Kedisiplinan Karyawan (KS):
Terdapat pengaruh positif signifikan antara kompetensi karyawan (KP) dan kedisiplinan karyawan (KS). Hal ini berarti bahwa
ketika tingkat kompetensi karyawan meningkat, kedisiplinan mereka juga cenderung meningkat. Ini dapat diartikan bahwa karyawan yang lebih kompeten mungkin lebih mampu menjalankan
tugas-tugas mereka dengan disiplin yang lebih baik.
2. Kepuasan Pelanggan (KP) terhadap Kinerja Karyawan (KK):
Terdapat pengaruh negatif signifikan antara kepuasan pelanggan (KP) dan kinerja karyawan (KK). Ini menunjukkan bahwa meningkatnya kepuasan pelanggan berkorelasi dengan penurunan kinerja karyawan. Hal ini mungkin mengindikasikan
bahwa dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan, karyawan dapat mengalami peningkatan beban kerja atau
tekanan, yang pada gilirannya
dapat mempengaruhi kinerja mereka.
3. Motivasi Kerja (MK) terhadap Kedisiplinan Karyawan (KS):
Terdapat pengaruh positif signifikan antara motivasi kerja (MK) dan kedisiplinan karyawan (KS). Hasil
ini menunjukkan bahwa karyawan yang termotivasi secara intrinsik atau ekstrinsik cenderung lebih disiplin dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Motivasi kerja dapat berperan dalam membentuk sikap disiplin karyawan.
4. Motivasi Kerja (MK) terhadap Kinerja Karyawan (KK):
Terdapat pengaruh positif signifikan antara motivasi kerja (MK) dan kinerja karyawan (KK). Ini menegaskan bahwa karyawan yang termotivasi memiliki kecenderungan untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi. Motivasi kerja dapat memacu
karyawan untuk memberikan yang terbaik dalam pekerjaan mereka.
5. Lingkungan Kerja (LK) terhadap Kedisiplinan Karyawan (KS):
Tidak terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara lingkungan kerja (LK) dan kedisiplinan karyawan (KS). Hasil ini menunjukkan bahwa dalam konteks penelitian
ini, lingkungan kerja tidak secara
signifikan memengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan.
6. Lingkungan Kerja (LK) terhadap Kinerja Karyawan (KK):
Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara lingkungan kerja (LK) dan kinerja karyawan (KK). Ini mengindikasikan
bahwa dalam penelitian ini, lingkungan kerja tidak memiliki dampak yang signifikan pada kinerja karyawan.
7. Kedisiplinan Karyawan (KS) terhadap Kinerja Karyawan (KK):
Terdapat pengaruh positif signifikan antara kedisiplinan karyawan (KS) dan kinerja karyawan (KK). Hal ini menunjukkan bahwa karyawan yang lebih disiplin cenderung memiliki kinerja yang lebih baik.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang penelitian terkait pengaruh kompetensi, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kedisiplinan Account Officer di cabang
bandung serta dampaknya dalam pencapaian kinerja karyawan di PT Permodalan Nasional
Madani maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Kompetensi karyawan (KP) berpengaruh positif signifikan terhadap kedisiplinan karyawan (KS), menunjukkan bahwa tingkat kompetensi
yang lebih tinggi berkorelasi dengan tingkat kedisiplinan yang lebih baik.
2.
Kepuasan pelanggan (KP) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja karyawan (KK), mengindikasikan bahwa peningkatan kepuasan pelanggan dapat mengakibatkan penurunan kinerja karyawan, mungkin karena peningkatan tekanan atau beban
kerja.
3.
Motivasi kerja (MK) berpengaruh positif signifikan terhadap kedisiplinan karyawan (KS), menegaskan bahwa karyawan yang termotivasi cenderung lebih disiplin dalam menjalankan tugas-tugas mereka.
4.
Motivasi kerja (MK) berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan (KK), menunjukkan bahwa karyawan yang termotivasi memiliki kecenderungan untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi.
5.
Lingkungan kerja (LK) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kedisiplinan karyawan (KS), menunjukkan bahwa dalam konteks penelitian
ini, lingkungan kerja tidak secara
signifikan memengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan.
6.
Lingkungan kerja (LK) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (KK), mengindikasikan bahwa dalam penelitian ini, lingkungan kerja tidak memiliki
dampak yang signifikan pada
kinerja karyawan.
7.
Kedisiplinan karyawan (KS) berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan (KK), menunjukkan bahwa karyawan yang lebih disiplin cenderung memiliki kinerja yang lebih baik.
Kesimpulan ini memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang bagaimana faktor-faktor seperti kompetensi, motivasi kerja,
lingkungan kerja, kedisiplinan dan kepuasan pelanggan dapat memengaruhi kinerja
dan kedisiplinan Account Officer.
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, N. K. I., & Dewi, A. S. K. (2019). Pengaruh kompensasi, disiplin kerja dan motivasi terhadap produktivitas karyawan. E-Jurnal Manajemen, 8(1),
231-258.
Afandi, A., & Bahri, S. (2020). Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 3(2), 235-246.
Afandi, P. (2018). Manajemen
sumber daya manusia (Teori, Konsep dan Indikator). Riau: Zanafa
Publishing.
Alam, S., Tamsah, H., &
Ilyas, G. B (2019). Pengaruh Kompetensi
Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Melalui Disiplin Kerja Pegawai Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar. Jurnal Mirai Management, 4(1), 35-40.
Amstrong, M., & Baron F. (2016). Manajemen
Kinerja Cetakan Ketujuh,
Jakarta: Erlangga.
Andika, R., Widjarnako,
B., & Ahmad, R. (2019). Pengaruh motivasi kerja dan persaingan kerja terhadap produktivitas kerja melalui kepuasan
kerja sebagai variabel intervening pada pegawai
universitas pembangunan panca
budi medan. Jumant, 11(1), 189-206.
Arikunto, S. (2019). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Basori, M., Prahiawan, W., & Daenulhay. (2017). Pengaruh KompetensiKaryawan Dan Lingkungan
Kerja Dan Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ekonomi, 1(1), 149–158.
Edison, E., Anwar, Y., & Komariyah,
I. (2018). Manajemen Sumber
Daya Manusia (Cet, kedua).
Bandung: CV. Alfabeta.
Enny, M. (2019). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Surabaya: UBHARA Manajemen Press.
Dwiyanti, N. K. A., Heryanda, K. K., & Susila, G.
P. A. J. (2019). Pengaruh kompetensi
dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Bisma: Jurnal Manajemen, 5(2), 121-130.
Firmansyah, M., & Anang.
(2018). Perilaku Konsumen
(Sikap dan Pemasaran).
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Ghozali, I. (2021). Aplikasi analisis multivariate dengan program
IBM SPSS 26 Edisi 10. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hasibuan, Malayu SP. (2019). Manajemen
sumber daya manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Herawati, N., & Ranteallo, A. T. (2019). Analisis
Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. RPJ. Jurnal Akrab Juara, 4(2), 30-40.
Hussein, A. S. (2015). Penelitian bisnis dan manajemen menggunakan Partial Least
Squares (PLS) dengan SmartPLS
3.0. Universitas Brawijaya, 1, 1-19.
Jufrizen, J., & Sitorus,
T. S. (2021). Pengaruh Motivasi
Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Dengan Disiplin Kerja Sebagai Variabel
Intervening. Seminar Nasional Teknologi Edukasi dan Humaniora, 1(1), 841-856.
Kumarawati, N. M. R., Suparta,
G., & Yasa, P. N. S. (2017). Pengaruh motivasi terhadap disiplin dan kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah
Kota Denpasar. Jurnal Ekonomi & Bisnis JAGADITHA, 4(2), 63-75.
Kerlinger, Fred. N. (1986).
Foundationof Behavioral
Research. New York: Holt,Rinehart
and Winstons.
Mangkunegara, A. A. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Marwansyah. (2016). Manejemen sumber daya manusia.
Bandung: Alfabeta.
Mashudi, I., Wijiyanti, R., & Efendi, B. (2020).
Pengaruh Motivasi
Kerja Kedisiplinan Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja (Studi
Kasus pada Karyawan PT. Bank BRI Tbk.
Kantor Cabang Kabupaten Wonosobo).
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE), 1(2), 321-324.
Moeheriono. (2014). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Edisi Revisi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Murtia, R. A., & Mutmainah, H. (2022). Pengaruh motivasi, kompetensi, disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan bidang pendapatan di badan pengelolaan keuangan dan aset daerah kota
surakarta. Jurnal
Manajemen dan Bisnis Sriwijaya (JMBS), 20(22), 65-66.
Narimawati, U. (2008). Metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif, teori dan aplikasi. Bandung: Agung Media 9.
Permatasari, D., Sufian, S., & Rachmansyah, Y.
(2019). Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Kompetensi Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Disiplin Kerja Sebagai Variabel
Moderasi (Studi Empiris
Pada Pengurus Barang Di Lingkungan
Pemerintah Kota Semarang). Magisma:Jurnal Ilmiah
Ekonomi dan Bisnis, 7(1), 19-34.
Prayogi, M. A. (2019). Pengaruh Kompetensi
Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Bisma:
Jurnal Manajemen, 5(2),
125-128.
Sedarmayanti. (2017). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:
CV Mandar Maju.
Sinambela, L. P. (2021). Metodologi Penelitian
Kuanitatif - Teori Dan Praktik. Depok: Rajawali Pers.
Soetrisno, A. P., & Gilang, A. (2018). Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi
di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Witel Bandung). JURISMA:
Jurnal Riset Bisnis & Manajemen, 8(1), 61-76
Solimun, Achmad, Adji. R.
F, Nurjannah. 2017. Metode Statistika
Multivariat Pemodelan Persamaan Struktural (SEM) Pendekatan WarpPLS. Malang: UB
Press.
Suhasto, I., & Lestariningsih, T. (2018). Analisis Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Kedisiplinan Dan Kompensasi Tehadap Kinerja Sumber Daya
Manusia Menggunakan Analisis
Partial Least Square. Jurnal AKSI (Akuntansi Dan Sistem Informasi), 3(1), 43-55.
Sugiyono. (2019). Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif dan
R&D. Bandung: PT Alfabeta.
Sukanto, R., & Indriyo,
G. (2018). Manajemen produksi.
Yogyakarta: BPFE.
Sunyoto, D. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Buku
Seru.
Sutrisno, E. (2019). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Wahyuningrum, S. N., & Sudarso, Y. (2020,
November). Pengaruh Lingkungan
Kerja Non Fisik, Reward dan
Punishment terhadap Disiplin
Kerja Karyawan. In Prosiding Seminar Nasional Terapan
Riset Inovatif (SENTRINOV), 6(2), 164-172.
Wibowo.
(2016). Manajemen Kinerja Edisi Kelima. Jakarta: Rajawali Pres.
Wirawan.
(2019). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Salemba Empat.
Wulandari,
O. T., Mubyarto, N., & Ma’ani,
B. (2023). Pengaruh Kompetensi,
Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja. Wasathiyah: Jurnal
Studi Keislaman, 4(1), 91-104.