Implementasi Perencanaan Manajemen Risiko PT. Warelogi
“Platform Website Marketplace Warehouse & Logistics”
Adi Asriadi Sutisna1, Tantri Yanuar Rahmat Syah2, Muhammad
Dhafi Iskandar3 Ketut Sunaryanto4
Esa Unggul University, Jakarta, Indonesia
Email: adia312020@gmail.com, tantri.yanuar@esaunggul.ac.id,
muhammad.dhafi@esaunggul.ac.id, ksunaryanto@gmail.com
Abstrak
Pertumbuhan industri ekonomi digital dan logistik
di Indonesia, khususnya Greater Jakarta, mendorong peningkatan kebutuhan akan
gudang. Sektor logistik, FMCG, otomotif, dan e-commerce mengalami pertumbuhan
yang signifikan. Proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2025, permintaan gudang
di Indonesia akan mencapai 3,4 juta m2, meningkat 261% dari 1,5 juta m2 pada
tahun 2020. Perusahaan seperti Warelogi, sebagai penyedia platform marketplace
warehouse dan logistik, dapat memanfaatkan peluang ini dengan memperkuat
segmentasi pasar, mengembangkan infrastruktur dan teknologi, serta meningkatkan
efisiensi operasional. Dalam menghadapi risiko-risiko yang mungkin terjadi, PT
Warelogi melakukan manajemen risiko dengan mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengevaluasi risiko. Dari total 27 risiko yang diidentifikasi, empat di
antaranya memiliki tingkat risiko sangat tinggi, termasuk operasional tidak
berjalan dengan baik, korupsi, kecurangan, dan peretasan sistem. Melalui
mitigasi risiko, empat risiko tersebut berhasil diturunkan menjadi dua risiko
rendah dan dua risiko sangat rendah. Langkah-langkah mitigasi
memerlukan biaya dan waktu, sehingga pemilihan risiko yang akan diatasi harus
dipertimbangkan secara cermat. Tim manajemen risiko PT Warelogi yang solid
terus memantau proses mitigasi untuk hasil yang berkelanjutan.
Kata
kunci: Marketplace
warehouse dan logistik, Risk Management, Platform
website
Abstract
The
growth of the digital economy and logistics industry in Indonesia, particularly
in Greater Jakarta, has driven an increased demand for warehouses. Sectors such
as logistics, FMCG, automotive, and e-commerce are experiencing significant
growth. Projections indicate that by 2025, the demand for warehouses in
Indonesia will reach 3.4 million m2, a 261% increase from 1.5 million m2 in
2020. Companies like Warelogi, as providers of a marketplace platform for
warehouse and logistics services, can capitalize on this opportunity by
strengthening market segmentation, developing infrastructure and technology,
and enhancing operational efficiency. In addressing potential risks, PT
Warelogi employs risk management by identifying, analyzing, and evaluating
risks. Out of a total of 27 identified risks, four of them have a very high
level of risk, including operational disruptions, corruption, fraud, and system
hacking. Through risk mitigation strategies, these four high-risk factors have
been successfully reduced to low or very low levels. Mitigation measures
involve costs and time, necessitating careful consideration in selecting which
risks to address. PT Warelogi's robust risk management team continues to
monitor the mitigation process for sustainable results.
Keywords: Marketplace Warehouse and Logistics, Risk
Management, Website Platform
Pendahuluan
Indonesia, sebagai negara dengan
populasi sekitar 275 juta penduduk dan 17.000 kepulauan, memiliki rantai
pasokan yang kompleks (Irianto et al., 2011). Setiap
produk atau barang yang dikirim di Indonesia harus melalui proses yang cukup
panjang (Ristyowati et al., 2017). Rantai
pasokan tradisional di Indonesia terdiri dari beberapa tahap, yaitu First
Mile, Middle Mile, hingga Last Mile (Fatkhurohman, 2017).
Gambar
1 Logistics Landscape di Indonesia AC Ventures research (Sumber:AC Ventures)
1. First
Mile: Tahap awal dalam rantai pasokan di mana barang jadi
diangkut dari perusahaan manufaktur ke distributor atau pengecer. Pada
tahap ini, margin harga ditetapkan sekitar 15-30% dari biaya produksi.
2. Middle
Mile: Tahap berikutnya dalam rantai pasokan yang
melibatkan pergerakan barang dari distributor utama ke sub-distributor,
distributor area, hingga ke grosir dan pengecer. Pada tahap ini, harga jual
biasanya lebih rendah sekitar 3% - 5% dari harga pasar.
3. Last
Mile: Tahap terakhir dalam rantai pasokan di mana barang
dikirim dari pengecer ke pelanggan akhir. Dalam perkembangan e-commerce, Last
Mile Logistics berkembang menjadi logistik e-commerce/delivery yang terpisah.
Kebutuhan akan gudang di Indonesia
pada khususnya greater Jakarta terus meningkat seiring dengan perkembangan
industri ekonomi digital dan logistik (Purnama Ramadani Silalahi & Chairina, 2023). Industri
ini meliputi sektor Third Party Logistics (3PL), FMCG (Fast-Moving
Consumer Goods), otomotif, elektronik, serta perusahaan yang bergerak dalam
ekspor dan impor. Permintaan akan gudang juga didorong oleh pertumbuhan
industri e-commerce dan ekonomi digital. Proyeksi dari lembaga riset dan
konsultan properti menunjukkan bahwa pada tahun 2025, demand atau
kebutuhan gudang di Indonesia akan meningkat menjadi 3,4 juta m2, meningkat
261% dari 1,5 juta m2 pada tahun 2020 (Meryandani et al., 2024).
Gambar 2 Supply & demand pergudangan di Indonesia & greater Jakarta (Sumber: jll.co.id)
Gambar 3. Proyeksi supply pergudangan
di Indonesia & greater Jakarta (Sumber: jll.co.id)
Gambar 4. Tingkat Okupansi
Industri terhadap jumlah Supply Gudang di Indonesia & greater Jakarta (Sumber: jll.co.id)
Di daerah Greater Jakarta (Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan sekitarnya), terdapat permintaan yang
tinggi terhadap gudang dan layanan logistik (Hermanto, 2018). Wilayah ini
menjadi pusat ekonomi Indonesia dan mengalami perkembangan yang pesat. Industri
logistik dan pergudangan di Greater Jakarta lebih berfokus pada daerah timur,
terutama di kawasan Industrial Estate dan Modern Logistic Warehouse
(Purnama Ramadani Silalahi & Chairina, 2023). Pertumbuhan
industri logistik dan pergudangan di Greater Jakarta juga didukung oleh
peningkatan kinerja sektor industri pengolahan, sektor pertanian, perdagangan,
konstruksi, serta sektor pertambangan (Suryana et al., n.d.). Selain itu,
perkembangan teknologi seperti Internet of Things, Blockchain, Cloud
logistics, serta Robotics dan Automation juga memainkan peran
penting dalam transformasi industri logistik.
Gambar 1. Forecast Revenue Pasar Logistik di Indonesia (Sumber:AC Ventures)
Melihat potensi dan pertumbuhan yang
signifikan dalam sektor logistik dan pergudangan di Indonesia, perusahaan
penyedia jasa logistik seperti Warelogi perlu memanfaatkan peluang ini dengan
strategi yang tepat. Penguatan dan perluasan segmentasi pasar, pengembangan
infrastruktur dan teknologi, serta peningkatan efisiensi operasional akan
menjadi langkah kunci dalam menghadapi tantangan dan memenuhi kebutuhan
logistik dan pergudangan yang terus berkembang di Indonesia (Firdausy, 2021).
Metode
Manajemen risiko memiliki peran yang
sangat penting dalam kelangsungan hidup sebuah perusahaan, terutama di dunia
bisnis (Sasongko & Pulungan, 2023). Manajemen
risiko tidak hanya membantu perusahaan agar tetap stabil, tetapi juga mendorong
peningkatan kinerja. Secara umum, penerapan manajemen risiko melibatkan
penetapan prosedur untuk menghadapi ancaman, meminimalkan dampak negatif, dan
mengatasi risiko yang muncul. Dengan demikian, perusahaan dapat membuat
keputusan yang lebih tepat dalam pengembangan bisnisnya di masa depan. Terkait
rencana risiko PT. Warelogi, untuk menghindari kemungkinan risiko, baik yang
bersifat internal maupun eksternal, perlu disiapkan langkah-langkah untuk
mencegah dan menanggulangi risiko. Berikut adalah gambaran framework terkait
rencana risiko yang akan dilakukan di PT. Warelogi.
.
Gambar 6. Framework Manajemen Risiko PT Warelogi
(Sumber
: Tim Penulis, 2023)
Tujuan manajemen risiko PT. Warelogi guna
memastikan tercapainya visi perusahaan yaitu menjadi perusahaan marketplace
warehouse & logistik terpercaya. Dalam penerapannya Warelogi akan
mengacu pada standar ISO 31000, 2018 tentang manajemen risiko. ISO 31000
memberikan kerangka terstruktur yang dimaksudkan untuk menyelaraskan manajemen
risiko tujuan dengan kebutuhan organisasi (Almeida et al., 2019).
Prinsip dan
Komitmen Manajemen Risiko
Peran manajemen puncak sangat penting
dalam menjalankan manajemen risiko dan memastikan implementasi internal yang
efektif (Bela et al., 2023). Manajemen
PT. Warelogi menentukan prinsip dan komitmen yang ditempuh dalam
pengelolaan manajemen risiko. Prinsip manajemen risiko yang diterapkan oleh PT.
Warelogi
berdasarkan ISO 31000:2018 seperti tabel dibawah ini:
Tabel 2 Prinsip - Prinsip Manajemen Risiko Warelogi
Prinsip |
Keterangan |
Terintegrasi |
Kegiatan
manajemen risiko pada Warelogi menjadi satu kesatuan baik dari pengguna dan
mitra yang tidak dapat terpisahkan dari proses bisnis mengenai risiko yang
mungkin muncul, sehingga adanya tindakan pencegahan agar tidak terjadi dan
pengendalian dalam mendukung
pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja. |
Terstruktur dan Komprehensif |
Kegiatan
manajemen risiko Warelogi terstruktur dan komprehensif, agar memberikan
kontribusi pada hasil yang konsisten dan dapat dibandingkan sebagaimana
tujuan perusahaan. |
Costumized (Disesuaikan) |
Kegiatan
manajemen risiko Warelogi menyesuaikan dengan keadaan internal,eksternal, dan
sasaran bisnis baik dimasa sekarang ataupun dimasa yang akan datang. |
Inklusif |
Kesadaran
atas risiko dan memadainya informasi manajemen perlu dukungan dan
keterlibatan pemangku kepentingan, baik dalam proses komunikasi dan
konsultasi, monitoring
serta peninjauan risiko. |
Dinamis |
Kegiatan
manajemen risiko Warelogi sangat dinamis dan dapat berubah
agar risiko dapat diantisipasi, dideteksi dan direspon dengan cepat dan
tepat. |
Informasi |
Kegiatan
manajemen risiko Warelogi menggunakan informasi yang
valid dan tidak bias. Berdasarkan dari
pengalaman, observasi, perkiraan dan pendapat para ahli. |
Manusia dan
Budaya |
Perilaku
dan Budaya Perusahaan sangat berpengaruh dalam pengelolaan manajemen risiko.
Budaya risiko (risk culture) dapat
ditumbuhkembangkan agar perilaku dan budaya manajemen risiko pada Warelogi
menjadi penting karena berhubungan dalam menjalankan kegiatan proses bisnis
perusahaan. |
Perbaikan
Berkelanjutan |
Kegiatan
manajemen risiko Warelogi menghasilkan perbaikan - perbaikan positif untuk
perusahaan secara berkelanjutan dan dilakukan dengan pendekatan Plan Do Check
Act (PDCA). |
Sumber : Tim
Penulis, 2023
Proses
Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko pada Warelogi
sesuai dengan ISO 31000:2018, mencakup 5 aktivitas yaitu penentuan konteks,
identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, perlakuan risiko, yang
mana kelima aktivitas tersebut dilakukan melalui komunikasi dan konsultasi dan
diakhiri dengan pemantauan dan peninjauan.
Biaya
Manajemen Risiko
PT. Warelogi
membutuhkan dana dalam melaksanakan proses manajemen risiko dan mitigasi yang
telah ditentukan. Biaya diperkirakan meningkat sekitar 5%
untuk menutupi inflasi dan kenaikan harga per tahun.
Hasil dan Pembahasan
Tujuan & Sasaran Manajemen Risiko Tujuan pengelolaan risiko PT Warelogi dibagi menjadi tiga tahap yaitu jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang.
Tabel 2. Tujuan dan sasaran perusahaan
Tujuan |
Sasaran |
Jangka Pendek (1-2
Tahun) |
|
1. Melakukan identifikasi, analisa, evaluasi dan mitigasi risiko berdasarkan 5
level kemungkinan . |
1.
Memiliki
matrik dari evaluasi dan mitigasi risiko yang disusun sesuai dengan ISO
31000:2018 |
2.
Terlaksananya
profil peta risiko Warelogi |
|
3. Meningkatkan kepercayaan kepada pengguna &
mitra |
1.
Melakukan
survey terhadap kepuasan pengguna & mitra yang dihadapi selama satu tahun
dan dilakukan evaluasi terhadap hasil survey tersebut |
4.
Melaksanakan
kegiatan komunikasi dan konsultasi risiko dalam 1 bulan, 3 bulan, sampai
bulan ke 6 disetiap fungsi perusahaan |
1.
Mendapatkan
potensi-potensi risiko yang terjadi didalam fungsi perusahaan |
5. Implementasi sistem pengendalian internal dalam setiap kegiatan proses bisnis (SOP (Standar
operating procedure) |
1. 100%
terlaksananya pengendalian
internal |
Jangka Menengah
(3-4 Tahun) |
|
1. Melakukan pemantauan risiko secara berkala untuk menurunkan besaran
risiko melalui kegiatan mitigasi dari setiap proses bisnis |
1. Memiliki personel manajemen risiko bagi |
2. Melakukan mitigasi risiko berbagai kategori sedang (internal maupun
eksternal). |
1. Memiliki satu matrik evaluasi dan mitigasi risiko untuk skala rendah,
sedang dan tinggi. |
3. Melakukan evaluasi dan perbaikan manajemen risiko dua kali dalam
setahun |
2. Terlaksananya evaluasi risiko dan mitigasi dua kali dalam setahun |
Jangka Panjang
(Tahun 5 dan seterusnya) |
|
1. Mengintegrasikan aktivitas setiap manajemen risiko menjadi aktivitas
rutin. |
1. Pelaksanaan manajemen risiko menjadi hal rutin yang dipahami oleh
setiap staff pada masing-masing divisi. |
2. Melakukan perbaikan berlanjut dalam manajemen risiko. |
2. Setiap divisi menerapkan prinsip ISO 31000:2018 dan dilakukan evaluasi |
Perusahaan melakukan
identifikasi risiko dari potensi-potensi proses bisnis dari internal
maupun eksternal Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan manajemen risiko yang ditetapkan.
Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Faktor internal dan eksternal mencakup elemen-elemen di dalam dan di luar perusahaan yang memengaruhi upaya mencapai tujuan perusahaan (Fitri
Anggreani, 2021). PT Warelogi,
dalam pelaksanaan manajemen risiko, telah mengidentifikasi faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan internal dan eksternal, diambil dari ancaman dan kelemahan PT Warelogi, sebagai berikut:
Tabel 3. Kategori Risiko
Jenis Risiko Warelogi |
|
Internal (Weakness) |
Eksternal (Threats) |
Variasi Fitur |
Indonesia Logistik
Performance index pada tahun 2023 turun 0.2% |
Excellent Service |
Peraturan PSE (Penyelenggara sistem elektronik) Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 Tahun 2020 yang multitafsir dan
tidak terjaminnya privasi dan keamanan data masyarakat yang menggunakan PSE
tersebut. |
Harga Produk |
Fluktuasi harga
BBM Naik 5-20% |
Capital |
Premanisme/pungli
dan Konflik dengan TKBM masih marak terjadi. |
Reputasi Brand |
Kejahatan siber
naik signifikan pada 2023. Data di e-MP Robinopsnal Bareskrim Polri
menunjukkan kepolisian menindak 8.831 kasus kejahatan siber |
Sumber daya
Manusia (Tenaga Ahli IT) |
|
Sumber : Tim Penulis
Penerapan
prinsip dan komitmen manajemen risiko di PT Warelogi tercermin dalam struktur
organisasi perusahaan. Manajemen risiko di PT Warelogi berada di bawah tanggung
jawab Chief Finance Officer (CFO), yang berarti bahwa CFO memiliki peran
sebagai perwakilan manajemen yang memimpin, mengontrol, dan meninjau manajemen
risiko di PT Warelogi. Struktur organisasi PT Warelogi dapat dijelaskan sebagai
berikut
Gambar 7. Struktur Organisasi PT Warelogi
Proses Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko melibatkan implementasi kebijakan, prosedur, dan praktik tertentu untuk melakukan penetapan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, perlakuan risiko, pemantauan dan peninjauan, serta komunikasi dan konsultasi. Proses manajemen risiko di PT Warelogi secara dasarnya mengikuti pedoman ISO 31000:2018,
sebagaimana diuraikan di bawah ini:
Gambar 8. Proses Manajemen Risiko berdasarkan ISO 31000
Sumber
: ISO
31000
Risk Assessment
Identifikasi
Risiko
PT Warelogi secara sistematis mengidentifikasi risiko, baik yang berasal dari lingkungan
internal maupun eksternal perusahaan, sesuai dengan tujuan dan maksud manajemen risiko yang telah ditetapkan. Dalam menentukan kriteria risiko, faktor-faktor yang harus dipertimbangkan minimal mencakup kejadian risiko itu sendiri,
Kode |
Risiko |
Dampak |
Kontrol Saat Ini |
Internal |
|||
R001 |
Target pengguna tidak tercapai |
Mengurangi laba
perusahaan |
Evaluasi kegiatan
Tim Marketing |
R002 |
Operasional tidak berjalan dengan baik |
Pendapatan menurun |
Evaluasi
kegiatan Tim Marketing & Operasional |
R003 |
Terjadi
kesalahan sistem (sistem error) |
Proses transaksi terganggu |
Evaluasi kegiatan
Tim IT |
R004 |
UI/UX kurang menarik |
web
tidak menarik dan sulit digunakan |
Evaluasi kegiatan
Tim IT |
R005 |
web tidak
responsive |
Keluhan
dari pengguna, pengguna web menurun |
Evaluasi kegiatan
Tim IT |
R006 |
Penanganan pengaduan
dan keluhan yang lambat |
Konsumen menurun |
1.
Evaluasi
kegiatan Tim Marketing 2.
Berusaha
memberikan |
R007 |
Konflik antar
karyawan |
Kinerja karyawan menurun |
Kontrak kerja
SDM |
R008 |
Absensi karyawan
buruk |
Kinerja karyawan buruk, mengurangi key performance indicator karyawan |
1.
Evaluasi
kegiatan Tim SDM 2.
Menerapkan
KPI pada karyawan |
R009 |
Tindak
kriminal yang dilakukan oleh karyawan |
Kinerja
dan reputasi perusahaan menurun |
Kontrak kerja
SDM |
R010 |
Piutang tidak
tertagih |
Kerugian pada perusahaan |
1.
Memberikan
limit waktu pembayaran (24 jam) 2.
Evaluasi
kegiatan Tim Finance |
R011 |
Korupsi uang |
Berkurangnya modal kerja perusahaan |
1.
Kontrak
kerja SDM 2.
Merekrut
staf yang jujur |
R012 |
Karyawan Ambil Data Customer |
Konsumen menurun
dan kredibilitas menurun |
1.
Membuat
peraturan perusahan 2.
Kontrak
kerja SDM |
R013 |
Karyawan IT Mencuri
SourceCode System |
Hilangnya
Kredibiltas dan memungkinkan adanya persaingan usaha secara massif. |
1.
Membuat
peraturan perusahan 2.
Kontrak
kerja SDM dengan NDA dan NCC (Non competitive clause) |
Eksternal |
|||
Pengguna |
|||
R014 |
Kecurangan dan manipulasi data transaksi |
Kerugian pada pengguna, reputasi menjadi kurang baik |
Term and
Condition user |
R015 |
Tidak terjalinnya hubungan baik dengan pengguna |
Komunikasi antara perusahaan dengan pengguna akan
kurang baik, dapat memicu konflik, pendapatan menurun |
Membangun
Warelogi Community |
Mitra Bisnis |
|||
R016 |
Konflik dengan mitra
bisnis |
Terputusnya hubungan bisnis sehingga menyebabkan berkurangnya atau menurunnya kualitas fitur warelogi |
Kesepakatan dalam Kontrak kerja |
R017 |
Konflik dengan pengelola
gedung perkantoran |
Kontrak tidak diperpanjang |
Kontrak perjanjian dengan
pengelola gedung |
R018 |
Cloud server mengalami downtime. |
Sistem aplikasi tidak
dapat diakses dan tidak dapat berjalan
dengan semestinya |
kontrak perjanjian dengan
pihak Cloud Server |
R019 |
Mitra mengambil alih konsumen |
Menurunnya Konsumen |
Kontrak kerja dengan
Mitra |
Pemerintah |
|||
R020 |
Kenaikan tarif pajak |
Laba bersih tidak sesuai dengan yang ditargetkan |
Menyesuaikan dengan peraturan pemerintah |
R021 |
Kelesuan ekonomi global |
Profit menurun, bangkrut |
Mengadakan event dan promosi |
R022 |
Kenaikan upah minimum karyawan |
Naiknya beban gaji dan menurunkan laba perusahaan |
Menyesuaikan dengan peraturan pemerintah |
Lainnya |
|||
R023 |
Peretasan system |
Kerusakan sistem, pencurian
data |
Peningkatkan security system |
R024 |
Pemadaman listrik |
Aktivitas operasional terganggu |
Pengadaan genset |
R025 |
Internet mati |
Operasional sistem akan terhenti |
Kontrak kerja
dengan Provider
|
R026 |
Kebakaran |
Menimbulkan kerugian dan kerusakan pada kantor serta
asetnya |
1.
Memiliki
dan memantau ketersediaan APAR, alarm, dan smoke detector 2.
Menginventarisir
dan mengasuransikan asset 3.
Memberikan penyuluhan dan simulasi kebakaran kepada setiap pegawai |
R027 |
Bencana alam |
Kegiatan usaha dapat terhenti, menimbulkan kerugian dan
kerusakan pada kantor serta asetnya, karyawan di-rumahkan/PHK |
1.
Menerapkan
K3 di perusahaan 2.
Mewajibkan setiap karyawan untuk di vaksin booster dan penerapan protokol
kesehatan |
Sumber
: Tim Penulis
Analisa Risiko
Setelah proses identifikasi, manajemen risiko PT Warelogi melanjutkan dengan melakukan analisis terhadap 27 risiko yang diidentifikasi, baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal yang dapat menghambat kinerja perusahaan. PT Warelogi kemudian menganalisis penyebab, gejala, dan faktor positif (kontrol) terhadap risiko-risiko tersebut, sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini:
Tabel 5. Tabel risk probability criteria
Warelogi
Sumber: Tim Penulis
Evaluasi Risiko
Setelah melakukan
analisa
kemungkinan dan dampak risiko, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi risiko
dan mengelompokan menjadi beberapa level.
Tabel 6. Evaluasi Risiko
Risiko Internal |
|
|||||||
Kode Risiko |
Kejadian Risiko |
Risiko Inherent |
Skor |
|||||
Kemungkinan |
Dampak |
|
||||||
R001 |
Target
pengguna tidak tercapai |
3 |
4 |
12 |
||||
R002 |
Operasional tidak
berjalan dengan baik |
4 |
4 |
16 |
||||
R003 |
Terjadi kesalahan/error
sistem |
3 |
4 |
12 |
||||
R004 |
UI/UX
kurang menarik |
2 |
3 |
6 |
||||
R005 |
Website
tidak responsive |
2 |
4 |
8 |
||||
R006 |
Penanganan pengaduan
dan keluhan yang lambat |
2 |
5 |
10 |
||||
R007 |
Konflik antar
karyawan |
1 |
3 |
3 |
||||
R008 |
Absensi karyawan
buruk |
2 |
2 |
4 |
||||
R009 |
Tindak kriminal
yang dilakukan oleh karyawan |
1 |
5 |
5 |
||||
R010 |
Piutang tidak
tertagih |
3 |
3 |
9 |
||||
R011 |
Korupsi uang |
3 |
5 |
15 |
||||
R012 |
Karyawan Ambil Data Customer |
1 |
5 |
5 |
||||
R013 |
Karyawan IT Mencuri
SourceCode System |
1 |
5 |
5 |
||||
Risiko Eksternal |
|
|
||||||
Kode Risiko |
Kejadian Risiko |
Risiko Inherent |
Skor |
|
||||
Kemungkinan |
Dampak |
|
|
|||||
Pengguna |
|
|
|
|
|
|||
R014 |
Kecurangan dan penipuan transaksi |
4 |
5 |
20 |
|
|||
R015 |
Tidak
terjalinnya hubungan baik dengan pengguna |
2 |
3 |
6 |
|
|||
Mitra
Bisnis |
|
|
|
|
|
|||
R016 |
Konflik dengan
mitra bisnis |
2 |
4 |
8 |
|
|||
R017 |
Konflik dengan
pengelola gedung |
1 |
3 |
3 |
|
|||
R018 |
Cloud
server mengalami downtime. |
2 |
5 |
10 |
|
|||
R019 |
Mitra
mengambil alih konsumen |
1 |
5 |
5 |
|
|||
Pemerintah |
|
|
|
|
|
|||
R020 |
Kenaikan tarif
pajak |
2 |
2 |
4 |
|
|||
R021 |
Kelesuan ekonomi
global |
2 |
5 |
10 |
|
|||
R022 |
Kenaikan upah
minimum karyawan |
4 |
3 |
12 |
|
|||
Lainnya |
|
|
|
|
|
|||
R023 |
Peretasan sistem |
4 |
5 |
20 |
|
|||
R024 |
Pemadaman listrik |
2 |
4 |
8 |
|
|||
R025 |
Internet
mati/down |
2 |
3 |
6 |
|
|||
R026 |
Kebakaran |
1 |
4 |
4 |
|
|||
R027 |
Bencana alam |
1 |
4 |
4 |
|
|||
Sumber
: Tim Penulis
Tabel
7. Matriks
Tingkat Risiko
Sumber
: Tim Penulis
Risk Treatment
Dalam mengatasi risiko, Warelogi memiliki strategi penanganan yang mencakup beberapa pendekatan. Risiko-risiko tersebut dapat dihindari, dikurangi melalui mitigasi (pengurangan risiko), dialihkan kepada pihak ketiga,
atau diterima (Subhan
et al., 2021). Setelah melalui proses mitigasi untuk 27 risiko yang diprioritaskan oleh PT Warelogi, hasilnya tercermin dalam peta penanganan
risiko residual sebagaimana
ditampilkan di bawah ini:
Tabel 8. Tabel Peta Risk Treatment Warelogi
Sumber : Tim Penulis
Pencatatan dan Pelaporan
Pada tahap akhir
manajemen risiko ini, Warelogi melakukan
penyimpanan pelaporan dan pencatatan terhadap risiko-risiko yang teridentifikasi,
dengan tujuan sebagai berikut:
1. Menginformasikan kegiatan manajemen risiko dan hasilnya kepada seluruh tingkatan organisasi.
2. Menyediakan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
3. Memperbaiki proses kegiatan manajemen risiko.
4. Membantu dalam berinteraksi
dengan para pemangku kepentingan, termasuk mereka yang memiliki akuntabilitas dan tanggung jawab dalam kegiatan
manajemen risiko.
Warelogi berkomitmen untuk melakukan pencatatan dan penyimpanan tersebut dalam jangka waktu
yang akan datang.
Biaya Manajemen
Risiko
Dalam pelaksanaan aktivitas manajemen risiko, PT Warelogi
memerlukan alokasi dana untuk mendukung tindakan mitigasi yang dilakukan.
Perencanaan anggaran dilakukan untuk periode lima tahun dengan tujuan mendorong
pertumbuhan dan kemajuan perusahaan dalam lima tahun ke depan (Buana et al., 2019). Anggaran ini akan dilaporkan kepada tim keuangan Warelogi. Estimasi
kenaikan biaya sekitar 5-10% setiap tahunnya dipertimbangkan untuk menutupi
inflasi dan kenaikan harga. Berikut adalah rincian biaya yang terkait dengan
manajemen risiko:
No |
Jenis Biaya |
Tahun 1 |
Tahun 2 |
Tahun 3 |
Tahun 4 |
Tahun 5 |
1 |
APAR |
3,500,000 |
3,675,000 |
3,850,000 |
4,025,000 |
4,200,000 |
2 |
CCTV |
16,620,000 |
0 |
0 |
0 |
0 |
3 |
Alarm |
1,000,000 |
0 |
0 |
0 |
0 |
5 |
Fire Detector |
7,000,000 |
0 |
0 |
0 |
0 |
6 |
UPS (Power Supply) |
0 |
0 |
0 |
0 |
15,000,000 |
7 |
Pelatihan K3 |
1,935,000 |
2,031,750 |
2,128,500 |
2,225,250 |
2,332,000 |
8 |
Pemeliharaan Peralatan |
500,000 |
500,000 |
500,000 |
500,000 |
1,000,000 |
9 |
Antivirus Symantec Endpoint Security |
6,925,500 |
6,925,500 |
6,925,500 |
6,925,500 |
6,925,500 |
10 |
Asuransi Kendaraan
Bermotor SUV |
0 |
8,810,000 |
8,810,000 |
8,810,000 |
8,810,000 |
11 |
Asuransi Property All Risk |
13,960,000 |
13,960,000 |
13,960,000 |
13,960,000 |
13,960,000 |
|
Total |
51,440,500 |
21,942,250 |
22,214,000 |
22,485,750 |
38,267,500 |
Sumber
: Tim Penulis
Kesimpulan
Dalam rangka menjaga agar setiap
tujuan dan sasaran dari masing-masing divisi dapat terlaksana dengan baik,
diperlukan kesadaran untuk mengidentifikasi risiko di masing masing proses
bisnis. Setelah mengetahui apa-apa saja yang menjadi penghambat tujuan, maka
disusun mitigasi risiko untuk memperkecil kemungkinan terjadinya dan mengurangi
dampak yang terjadi. Manajemen risiko pada PT Warelogi sebagai platform
marketplace warehouse dan logistik dilakukan mulai dari mengidentifikasi risiko
dilakukan, di mana Warelogi mengidentifikasi dan menentukan dampak dari risiko
potensial. Selanjutnya, analisis risiko dilakukan. Ini melibatkan
pemberian nilai kepada risiko berdasarkan indikator penilaian probabilitas dan
dampak. Analisis ini memberikan pemahaman tentang kemungkinan dan dampak
potensial dari setiap risiko. Setelah analisis, evaluasi risiko dengan
melibatkan membandingkan risiko yang diidentifikasi dengan kriteria risiko yang
telah ditentukan sebelumnya. Evaluasi menentukan tingkat risiko berdasarkan
skor risiko yang diperoleh dari perkalian tingkat probabilitas dan dampak.
Risiko kemudian diurutkan dari skor tertinggi ke terendah, menunjukkan
prioritasnya maka dari evaluasi risiko dapat dilakukan mitigasi yang mana
bertujuan untuk menurunkan angka risiko. Maka dari langkah-langkah diatas PT
Warelogi memiliki total 27 risiko diantaranya, empat risiko dengan level sangat
tinggi antara lain R002 (Operasional
tidak berjalan dengan baik), R011(Korupsi Uang), R014 (Kecurangan dan penipuan
transaksi), R023 (Peretasan sistem) melakukan mitigasi maka empat level risiko
sangat tinggi turun menjadi rendah
sebanyak dua risiko dan sangat rendah dua risiko, enam risiko tinggi, lima
diantaranya turun ke level rendah, satu
risiko turun ke level sangat rendah, Penurunan level risiko dengan memitigasi
memerlukan biaya dan waktu sehingga risiko-risiko yang muncul harus benar-benar
dapat dipilih sehingga risiko tidak menjadi masalah dalam proses bisnis dalam
PT Warelogi
DAFTAR PUSTAKA
Almeida, D. R. A. d, Broadbent, E.
N., Zambrano, A. M. A., Wilkinson, B. E., Ferreira, M. E., Chazdon, R., Meli,
P., Gorgens, E. B., Silva, C. A., & Stark, S. C. (2019). Monitoring the
structure of forest restoration plantations with a drone-lidar system. International
Journal of Applied Earth Observation and Geoinformation, 79,
192–198.
Bela, R., Syah, T. Y. R., Indradewa,
R., & Negoro, D. A. (2023). Implementasi Perencanaan Manajemen Risiko pada
Perusahaan Platform Crowdfunding di PT. Esa Dana Unggul. Innovative: Journal
Of Social Science Research, 3(4), 10322–10338.
Buana, Aria Langlang, Herlina Juni
Risma Saragih, & Sovian Aritonang. (2019). Investasi Swasta dan Tenaga
Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Pulau Jawa. Ekonomi Pertahanan, 4(2).
https://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/EP/article/view/315
FATKHUROHMAN, N. (2017). Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe The Power Of Two (Kekuatan Berdua) terhadap
Hasil Belajar pada Pelajaran Matematika Materi Himpunan pada Siswa Kelas VII A
MTs Miftahul Huda Bandung Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015.
Firdausy, C. M. (2021). Memajukan
logistik Indonesia yang berdaya saing. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Fitri Anggreani, T. (2021).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Swot: Strategi Pengembangan Sdm, Strategi
Bisnis, Dan Strategi Msdm (Suatu Kajian Studi Literatur Manajemen Sumberdaya
Manusia). Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 2(5),
619–629. https://doi.org/10.31933/jemsi.v2i5.588
Hermanto, D. (2018). Peran
Transportasi Perkeretaapian Dalam Pembangunan Nasional Melalui Analisis
Input-Ouput. Prenada Media.
https://books.google.co.id/books?id=yN62DwAAQBAJ&source=gbs_navlinks_s
Irianto, S., Irzan, H., Meij, L. S.,
Wirastri, T. D., Parikesit, T., Kartika, T., & Perkasa, V. D. (2011). Akses
keadilan dan migrasi global: Kisah perempuan Indonesia pekerja domestik di Uni
Emirat Arab. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Meryandani, P., Syah, T. Y. R., &
Sunaryanto, K. (2024). PERENCANAAN HUMAN CAPITAL PADA BISNIS “PLATFORM WEB
BASED WAREHOUSING & LOGISTICS” PT. WARELOGI. Jurnal Review Pendidikan
Dan Pengajaran (JRPP), 7(1), 2338–2345.
Purnama Ramadani Silalahi, M. E.,
& Chairina, M. E. (2023). Ekonomi Digital: Perkembangan Bisnis Digital,
Pemasaran Digital, Ecommerce, Fintech Berbasis Syariah dan Homoislamicus dalam
Perilaku Konsumen. Merdeka Kreasi Group.
Ristyowati, T., Muhsin, A., &
Nurani, P. P. (2017). Minimasi waste pada aktivitas proses produksi dengan
konsep lean manufacturing (Studi kasus di PT. Sport Glove Indonesia). Opsi,
10(1), 85–96.
Sasongko, S., & Pulungan, N. A.
F. (2023). Risk Management Implementation of Conventional Bank Profitability
Using the Ceo’s Power as a Moderator Variable During the Covid-19 Pandemic. Journal
of World Science, 2(2), 214–231.
Subhan, M. R., Sabila, N. N.,
Meidita, T., Deny, A., Profita, A., Kartika, D., & Kuncoro, R. (2021).
Analisis Risiko dan Penentuan Strategi Mitigasi Berdasarkan Metode FMEA dan AHP
(Studi Kasus: CV. Kurir Kuriran Samarinda
). Jurnal Teknik Industri, 11(3),
216–225. https://doi.org/10.25105/jti.v11i3.13064
Suryana, A., Rusastra, I. W.,
Sudaryanto, T., & Pasaribu, S. M. (n.d.). JUSTIFIKASI DAN URGENSI MENUJU
ADAPTASI DAN RESILIENSI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN. DAMPAK PANDEMI COVID-19:
Perspektif Adaptasi Dan Resiliensi Sosial Ekonomi Pertanian, 3.