PENGARUH PEMBERDAYAAN
LEMBAGA, PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN, DAN PROGRAM TERHADAP KETANGGUHAN HOTEL DALAM MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA DI KOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Selvister Lende
Ndaparoka, Ike Kusdyah R, Agus R. A
Institut Teknologi & Bisnis Asia
selvisterndaparoka@gmail.com,
ikekusdyah@gmail.com, agusra.080808@gmail.com
Abstrak
Kota
Kupang merupakan kota di provinsi NTT yang selalu mengalami bencana. Bencana
ini berdampak pada berbagai sector termasuk dunia usaha atau pelaku bisnis seperti
hotel. Bencana telah dipastikan berpengaruh pada jalannya usaha bisnis. Hotel
merupakan salah satu dunia usaha di Kota Kupang yang merasakan ancaman bencana.
Penelitian ini bersifat kwantitatif. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
dan menganalisis bahwa Pemberdayaan Lembaga, Pengetahuan, Pendidikan dan
Pelatihan,dan Program berpengaruh pada hotel dalam menghadapi bencana di Kota
Kupang. Populasi hotel sebanyak 60 dengan sampel dipilih 30 responden (sampel
jenuh). Analisis data menggunakan metode regresi linier berganda dengan menggunakan
program SPSS for Windows Release 25.0.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa:1) Pemberdayaan lembaga berpengaruh
positif pada ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang.
Berdasarkan uji analaisis data dinyatakan bahwa pemberdayaan lembaga
berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan;2) Pengetahuan berpengaruh
positif pada ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang. Hasil
uji analisis hipotesis menjelaskan bahwa pengetahuan berpengaruh secara
signifikan terhadap ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang;
3) Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh negatif pada ketangguhan pelaku bisnis
dalam menghadapi bencana di Kota Kupang, 4) Program berpengaruh positif pada
ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang.
Kata
kunci: Ketangguhan, Pemberdayaan,
Pengetahuan, Pendidikan dan Pelatihan, Program, Bencana.
Abstract
Kupang City is a city in the province of NTT which
always experiences disasters. This disaster had an impact on various sectors
including the business world or business people such as hotels. Disasters have
certainly affected the course of business ventures. The hotel is one of the
businesses in Kupang City that feels the threat of disaster. This research is quantitative.
The aim of the research is to find out and analyze that Institutional
Empowerment, Knowledge, Education and Training, and Programs have an effect on
hotels in dealing with disasters in Kupang City. The hotel population is 60
with a sample of 30 respondents (saturated sample). Data analysis used multiple
linear regression method using the SPSS for Windows Release 25.0 program. The
results of the study concluded that: 1) Institutional empowerment has a
positive effect on hotel resilience in dealing with disasters in Kupang City.
Based on the data analysis test, it is stated that institutional empowerment
has a significant effect on resilience; 2) Knowledge has a positive effect on
hotel resilience in dealing with disasters in Kupang City. The results of the
hypothesis analysis test explain that knowledge has a significant effect on the
resilience of hotels in facing disasters in Kupang City; 3) Education and
training has a negative effect on the resilience of business people in facing
disasters in Kupang City, 4) The program has a positive effect on the
resilience of hotels in facing disasters in Kupang City.
Keywords: Resilience, Empowerment, Knowledge, Education and
Training, Programs, Resilience, Disasters, City of Kupang.
Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang selalu
tidak luput dari ancaman bencana.
Menurut Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 menjelaskan bahwa bencana
adalahperistiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis. Adapun jenis-jenis bencana yang pernah terjadi di Indonesia adalah
gempa bumi, tsunami,gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor, gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit, serta
konflik social.
. Sepanjang tahun 2021, tercatat
3.115 kejadian bencana alam yang terjadi di Indonesia. Kejadian bencana yang
mendominasi adalah bencana banjir (1.310 kejadian), angin puting beliung (814
kejadian) dan tanah longsor (633 kejadian). Dampak bencana alam pada tahun 2021
adalah lebih dari 8,6 juta jiwa penduduk
yang menderita dan mengungsi dan 676 jiwa meninggal dunia. Sementara itu,
jumlah infrastruktur yang terdampak bencana antara lain lebih dari 142 ribu
rumah dan tiga ribu tujuh ratus fasilitas yang meliputi fasilitas pendidikan,
kesehatan, kantor, jalan, dan jembatan. Selain bencana yang disebabkan oleh
fenomena alam. Indonesia juga masih berupaya
mengendalikan penyebaran pandemi Covid-19 yang telah ditetapkan sebagai Bencana
Nasional Non-Alam dengan dampak lebih dari 100 ribu jiwa meninggal Dunia (IRBI,
2021).
Konteks kebencanaan diatas juga
terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Provinsi NTT sering dijuluki
sebagai ‘supermarket bencana’. Julukan ini muncul dikarenakan oleh catatan
sejarah bencana dimana NTT telah dan sedang mengalami berbagai jenis bencana
beserta dampaknya yang kompleks. Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI) yang
dikeluarkan oleh BNPB sampai dengan tahun 2021 di Provinsi NTT tercatat pernah
mengalami sebanyak 829 kejadian bencana dengan dominasi kejadian bencana cuaca
ekstrem yang mencapai 35% danbanjir sebanyak 31% dari total kejadian bencana
tersebut. Jika ditilik lebih detail, sebanyak 660 kejadian bencana di NTT atau
80% merupakan bencana hidrometeorologis. Dalam dokumen Peta Bahaya dan Kerentanan
Provinsi NTT Tahun 2020-2024 (BNPB, 2021) tercatat terdapat 14 potensi bencana
di NTT yaitu banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem dan
abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, letusan gunungapi,
tanah longsor, tsunami, kegagalan teknologi, epidemi dan wabah penyakit, likuefaksi
dan pandemic COVID-19.
Kota Kupang merupakan salah satu dari
22 kota di Provinsi NTT dan sekaligus merupakan ibu kota provinsi sangat rentan
terhadap bencana. . Adapun kejadian bencana di Kota Kupang yang tercatat dalam
DIBI BNPB sejak tahun 2008 sampai 2021 adalah banjir (6 kejadian), gelombang
pasang dan abrasi (2 kejadian), Angin puting beliung (40 kejadian), tanah
longsor (13 kejadian) dan kekeringan (2 kejadian). Adapun sector-sektor
terdampak dari adanya ancaman
multi-bencana yang terjadi di Kota Kupang adalah: sektor pendidikan,
sektor kesehatan, sektor ekonomi, sektor
parawisata, dan sebagainya. Secara khusus di sektor ekonomi berdampak pada
terganggunya kegiatan usaha-usaha ekonomi para pelaku bisnis, baik perorangan
maupun institusi. Institusi pelaku bisnis dimaksudkan antara lain: UMKM, Lembaga Perbankam, Dunia Retail,
Lembaga Perkoperasian, Perhotelan/Homestay dan jasa penginapan lainnya.
Berangkat dari uraian diatas, maka muncul
kesadaran kolektif dari pelaku bisnis di Kota Kupang bahwa bencana sangat
mengganggu jalannya usaha ekonomi mereka, terutama di saat pandemi COVID 19 dan
badai siklon tropis ‘seroja’. Para pelaku bisnis mulai terbuka pemikirannya
(open minded) tentang betapa pentingnya kesiapsiagaan didalam menghadapi
berbagai ancaman bencana namun kurang memahami harus memulai dari mana dan bisa
bekerjasama dengan siapa agar bisa makin tanggap.
Data hasil Pengkajian kebutuhan
pascabencana yang selanjutnya disingkat Jitupasna yang dilakukan oleh Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang pada tahun 2021 menyebutkan
bahwa total kerugian yang ditimbulkan akibat badai siklon Seroja pada sector
ekonomi sub-sektor perdagangan (termasuk didalamnya perhotelan/homestay/jasa
penginapan, perbankan, dan perkoperasian) adalah Rp28.931.440.000,-. (Data BPBD
Kupang, 2021). Jitupasna adalah suatu rangkaian kegiatan pengkajian dan
penilaian akibat, analisis dampak, perkiraan kebutuhan, dan rekomendasi awal
terhadap strategi pemulihan yang menjadi dasar penyusunan rencana rehabilitasi dan
rekonstruksi pascabencana. Dan hasil survey digital terkait kepatuhan protokol
kesehatan dimasa pandemi COVID-19 oleh penyelenggara fasilitas publik di 10
kabupaten dan kota Kupang yang dilakukan oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana
Provinsi NTT sebagaimana dilansir didalam website BPBD Provinsi NTT menyebutkan
bahwa mayoritas penyelenggara fasilitas publik di lokas survey tidak patuh.
Fasilitas publik tersebut yang di
daerah/kota menurut Peraturan Gubernur NTT nomor 26 tahun 2020 tentang pedoman
tatanan hidup baru di provinsi NTT antara lain meliputi: a)
Fasilitas Pendidikan (Sekolah/Kampus), b) Tempat Kerja
(kantor pemerintah/swasta); c) Tempat ibadah keagamaan; d) Restoran/rumah
makan/warung/usaha sejenis; e) Toko, swalayan, pusat
perbelajaan; f) Pasar Tradisional; g) Tempat
konstruksi; h) Pabrik/industri/bengkel;
i) Tempat hiburan (karaoke,bar,diskotik,bioskop,dll); j) Tempat
olahraga; k) Kegiatan social politik (pesta,
hajatan, pemakaman, kesenian, akademik, dan sebagainya. (Data Forum PRB NTT, 2021).
Data partisipasi dan kolaborasi hotel
didalam kegiatan mitigasi dan
pengurangan risiko bencana di Kota Kupang menyebutkan bahwa: a)
sepanjang 2020-2021 tercatat 24 hotel melakukan upaya-upaya kolektif meresponi
bencana non alam COVID-19 melalui penyediaan fasilitas cuci tangan, pengetatan
penggunaan masker, dan menekan kerumunan, serta mengikuti anjuran walikota
untuk menutup aktifitas hotel; b) selain itu tercatat 5 hotel menginsiasi pelaksanaan
vaksin booster (tahap 3) di hotelnya masing-masing, c) terdapat 6 hotel yang
meminta BPBD Kota Kupang untuk melakukan sosialisasi tentang hotel aman bencana
dan melakukan simulasi ruang menghadapi gempa dan tsunami dengan sasaran utama
karyawan hotel.
Belajar
dari dampak ekonomi yang diakibatkan oleh Siklon Seroja dan mencermati temuan
survey digital yang dilakukan oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi
NTT mengindikasikan bahwa: pertama, pelaku bisnis di Kota Kupang memiliki
kerentanan dari aspek mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap usaha bisnis mereka.
Nilai Rupiah kerusakan hasil Jitupasna adalah nilai yang diakumulasikan dari
penilaian kerusakan fisik bangunan.
Dengan kata lain, fasilitas usaha tidak didisain dari paradigma bangunan
tahan terhadap angin kencang/badai, padahal data Kajian Risiko Bencana di Kota
Kupang tahun 2022 menunjukan bahwa Kota Kupang rentan terhadap ancaman angin
kencang dan puting beliuang. Kerentanan ini hampir terdapat di semua kelurahan
yang ada di Kota Kupang dimana lokasi-lokasi usaha para pelaku bisnis berada.
Kerentanan dari aspek mitigasi dan kesiapsiagaan ini menunjukkan bahwa
pengetahuan, struktur kelembagaan dan kepatuhan atas legislasi/SOP kebencanan para pelaku bisnis
masih rendah. Sebagaimana pengalaman empirik yang dialami oleh PT. Daya
Radar Utama (DRU). Dalam perusahaan PT DRU terdapat unit organisasi yang
bergerak khusus di bidang penanganan risiko bencana yakni HSE (Health,
Safety,Enviromental). Unit organisasi ini terbentuk sejak PT DRU berdiri. Sejauh
ini unit HSE pernah menangani kejadian kebakaran akibat dari produksi kapal
dengan penanganan investigasi yang cepat dengan menyesuaikan kerentanan dan
bahaya yang ada. Jika dilihat dari bencana alam, perusahaan ini tidak pernah
terdampak, namun lebih kepada bencana non alam. Seperti yang dijelaskan dalam
UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana bahwa Bencana non alam,
yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam
yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit. Dalam hal ini permasalahan yang sering dihadapi PT DRU adalah
kegagalan teknologi (Kumara
& Utama, 2016).
Pengalaman yang lain terjadi juga di dunia perkoperasian seperti penelitian
yang di kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur tentang Peran Koperasi Wanita
dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat pada Kawasan rawan bencana di
wilayah kabupaten Mojokerto. Penelitian menyimpulkan bahwa
Kondisi usaha koperasi yang berada di daerah rawanbencana di Kabupaten
Mojokerto, secara rata-rata berjalan baik dan menjalankan usaha sesuai kaidah
usaha perkoperasian. Akan tetapi ditinjau dari skala usaha ada (satu)
koperasi terpilih masih berada dalam skala usaha relatif kecil dan lemah,
sehingga untuk dapat berperan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat terpapar
dikawasan rawan bencana, masih perlu diberikan pendampingan ke arah
peningkatanperan koperasi, khususnya pada masa-masa terjadi bencana. Karena
ketika terjadi bencana yang melanda kawasan di mana koperasi beroperasi, dapat
diduga dampak bencana akan berpengaruh kepada sarana prasarana sertakegiatan
usaha koperasi dan perekonomian masyarakat anggota koperasi dan masyakat umum
lainnya, baik dari sisi produksi, volume usaha, ketersediaan bahan baku maupun ekonomi
rumah tangga (Suryani, Furkan, & Septiawan, 2019).
Kedua, rendahnya kepatuhan
penyelenggara fasilitas publik termasuk para pelaku bisnis untuk mentaati
protokol kesehatan dimasa COVID-19 merupakan gambaran bahwa program pengurangan
resiko bencana untuk mendukung kelancaran usaha bisnis belum menjadi
perhatian serius termasuk oleh sektor
Perhotelan
(Mangarru,
2021).
Mencermati
penjelasan diatas maka aspek-aspek pengetahuan, kelembagaan, program
pengurangan risiko bencana pada pelaku bisnis sangat penting diperhatikan.
Pengalaman-pengalaman diatas perlu menjadi bahan refleksi bersama para pelaku
bisnis agar terus berbenah diri didalam menghadapi ancaman bencana yang datang
kapan saja, termasuk para pelaku bisnis di Kota Kupang.
Berdasarkan hal tersebut peneliti
melakukan sebuah penelitian yang akan dituangkan dalam laporan tesis yang
berjudul “Pengaruh Pemberdayaan Lembaga, Pengetahuan,
Pendidikan dan Pelatihan, dan Program terhadap
Ketangguhan Hotel dalam
Menghadapi Ancaman Bencana di Kota Kupang Provinsi Nusa
Tenggara Timur”.
Penelitian ini bertujuan: 1. Mengetahui
dan menganalisis bahwa Pemberdayaan Lembaga berpengaruh pada ketangguhan hotel
dalam menghadapi bencana di Kota Kupang. 2. Mengetahui dan menganalisis bahwa
Pengetahuan berpengaruh pada ketangguhan hotel dalam menghadapi
bencana di Kota Kupang. 3. Mengetahui dan menganalisis bahwa Pendidikan dan
Pelatihan berpengaruh pada ketangguhan hotel dalam menghadapi
bencana di Kota Kupang. 4. Mengetahui dan menganalisis bahwa Program berpengaruh
pada hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang.
Metode
Berdasarkan dari rumusan permasalahan
yang diterangkan pada latar belakang, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Secara garis besar dapat disimpulkan makna penelitian kuantitatif dari kata
“kuantitatif” itu sendiri yang bermakna jumlah atau penjumlahan, maka dari itu
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berdasarkan angka-angka yang
kemudian dianalisis (Priadana
& Sunarsi, 2021).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi responden tentang variabel-
variabel penelitian, yaitu: kualitas program, kualitas pelayanan, harga (biaya)
dan kepuasan pelanggan dikuantitatifkan dengan skala likert 5 point, dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju,
sehingga data yang diperoleh merupakan data kuantitatif.
Cara penelitian ini untuk mendapatkan
data yang mendukung masalah, peneliti membuat kuisioner/angket. Langkah awal
yang harus dipersiapkan adalah dengan membuat kisi-kisi dan instrument kuisioner/angket
seperti pada tabel 4.5.1 dan 4.5.2 pada penjelasan sebelumnya. Sebelum soal
digunakan dalam pengumpulan data, maka diujicobakan untuk mengetahui validitas
dan reliabilitas butir angket. Validitas dan reliabilitas
dipakai dalam penelitian ini adalah untuk menguji angket dan dokumentasi itu
memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas butir angket.
1)
Uji Validitas
Validitas
berarti kesahihan alat dengan tujuan dan bahan pelajaran dengan tujuan agar
dapat dipertanggung jawabkan tingkat kelayakan atau kesahihannya. (Burhan,
1988).
Untuk mengetahui validitas item, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
Dimana:
rxy =
koefisiensi korelasi antara x dan y
X =
nilai x
Y =
nilai y
X2 =
kuadrat dari x
Y2 =
kuadrat dari y
XY =
jumlah perkalian x dan y
N =
jumlah subjek
2)
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kemampuan
suatu alat ukur dikatakan mantap apabila dalam pengukuran sesuatu berulang
kali, alat ukur tersebut memberikan hasil yang sama dan dengan syarat kondisi
pada waktu pengukuran tidak berubah (Nurlan,
2019).
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan suatu
tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil tepat.
Guna mengetahui tepat reliabilitasnya
adalah dengan menggunakan rumus korelasi product moment untuk menghitung
reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach. (Suharsimi Arikunto, 2010) sebagai berikut:
Dimana:
r11 = reliabilitas
k = banyaknya soal
ås 2 = jumlah
varians butir
s 2 =
varians total
Di samping menggunakan syarat normalitas,
penelitian ini juga menggunakan syarat uji liniaritas dan independen.
1)
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk
menguji normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Guna menguji
normalitas data digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov yang dibantu dengan
menggunakan program SPSS for Windows
Release 20.0.
2)
Uji Linearitas
Uji ini dimaksudkan untuk menguji
linear tidaknya data yang di analisis, adapun rumus yang digunakan menurut (Sudjana, 2017) sebagai
berikut:
Dimana:
F = Bilangan untuk linier
Rrjk (Tc) = Rerata jumlah kuadrat tuna
cocok
Rrjk (G) =
Rerata jumlah kuadrat kekeliruan.
Dalam
penghitungannya dibantu dengan program SPSS
for Windows Release 25.0.
3)
Uji Multikoliniearitas
Mulktikolinieritas adalah adanya
suatu hubungan linier yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau
semua variabel bebas (Mudrajad, 2001). Jadi antara
variabel bebas tidak boleh terjadi hubungan yang terlalu kuat. Dalam
perhitungannya dibantu dengan program SPSS
for Windows Release 20.0.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Analisis Data
1.
Deskripsi
Variabel Penelitian
Berikut hasil penjumlahan dan rata-rata masing-masing variabel, yakni:
a.
Variabel
Pemberdayaan Lembaga (X1)
Pada variabel ini peneliti ingin mengetahui ketangguhan hotel dalam
menghadapi bencana di Kota Kupang dengan indikator yang digunakan yakni: kemudahan
dalam akses permodalan, bantuan pembangunan prasarana, pengembangan skala
usaha, pengembangan jaringan usaha dan pemasaran kemitraan, pengembangan SDM,
peningkatan akses teknologi, dan mewujudkan iklim bisnis yang lebih kondusif.
Berikut adalah hasil jawaban dari respnden:
Tabel 1 Hasil Jawaban
Responden Variabel Pemberdayaan Lembaga (X1)
No. |
Indikator |
Nilai |
Rata-rata |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
X1.1 |
0 |
0 |
4 |
16 |
10 |
4,2 |
2 |
X1.2 |
0 |
1 |
3 |
17 |
9 |
4,13 |
3 |
X1.3 |
0 |
0 |
4 |
22 |
4 |
4,00 |
4 |
X1.4 |
1 |
0 |
2 |
16 |
11 |
4,2 |
5 |
X1.5 |
0 |
2 |
11 |
10 |
7 |
3,73 |
6 |
X1.6 |
2 |
3 |
10 |
10 |
5 |
3,5 |
7 |
X1.7 |
1 |
1 |
8 |
14 |
6 |
3,7 |
Sumber: Data primer yang diolah,
2022
Berdasarkan hasil jawaban responden dari kuesioner yang diberikan adalah
sebagai berikut:
1) Pelaku bisnis memiliki akses
yang mudah atas sumber permodalan sebanyak 3 responden netral, 14 responden
setuju, dan 10 responden sangat setuju dengan pernyataan. Rata-rata jawaban
responden adalah 4,2 yang bisa disimpulkan bahwa responden sangat setuju dengan
pernyataan pelaku bisnis memiliki akses yang mudah atas sumber permodalan.
2) Bantuan Pembangunan
Prasarana dari pemerintah (perbaikan jalan, jembatan, deker, dll) sebanyak 1 responden tidak
setuju, 3 responden netral, 17 responden setuju, dan 9 responden sangat tidak
setuju dengan pernyataan. Rata-rata responden menjawab 4,13 yang menjelaskan
bahwa responden setuju dengan pernyataan mendapatkan bantuan pembangunan Prasarana dari
pemerintah (perbaikan jalan, jembatan, deker, dll). Ada 1 responden yang tidak
sependapat dengan pernyataan ini, hal tersebut bisa berarti bahwa tidak ada
Bantuan Pembangunan Prasarana yang diberikan oleh Pemerintah.
3) Pelaku bisnis dipermudah
(izin) untuk pengembangan skala usaha sebanyak 4 responden menjawab netral, 22
responden menjawab setuju, dan 4 responden menjawab sangat setuju. Rata-rata
jawaban responden sebesar 4, yang menjelaskan bahwa responden setuju dengan
pernyataan tersebut.
4) Pelaku bisnis memiliki
jaringan usaha/pemasaran dan kemitraan dengan 1 responden sangat tidak setuju, 2 responden
menjawab netral, 16 responen setuju, dan 11 responden sangat setuju. Rata-rata
jawaban responden sebesar 4,2 yang memiliki arti bahwa responden sangat setuju
dengan pernyataan pelaku bisnis memiliki jarikan usaha/pemasaran dan kemitraan.
Ada 1 responden sangat tidak setuju dengan pernyataan ini yang menegaskan bahwa
pelaku bisnis tidak memiliki usaha/pemasaran dan kemitraan dengan manapun. Hal
tersebut berarti, hotel memang benar-benar mandiri dalam bertahan selama
bencana.
5) Pelaku bisnis mendapat program
pengembangan SDM dari dinas terkait/mitra dengan 2 responden menjawab tidak setuju, 11
responden menjawab netral, 10 responden menjawab setuju dan 7 responden
menjawab sangat setuju. Rata-rata responden menjawab 3,73 yang menjelaskan
bahwa responden setuju dengan pernyataan pelaku bisnis mendapat
program pengembangan SDM dari dinas terkait/mitra. Dua responden tidak setuju
dengan pernyataan tersebut, menegaskan bahwa hotel tersebut tidak mendapatkan
program pengembangan SDM dari dinas terkait.
6) Pelaku bisnis mengakses teknologi
dengan mudah mendapatkan respon jawaban sebanyak 2 responden sangat tidak setuju, 3
responden tidak setuju, 8 responen netral, 14 responden setuju, dan 5 responden
sangat setuju. Rata-rata responden menjawab 3,5 yang menjelaskan responden
setuju dengan pernyataan tersebut. Adapun responden yang tidak sependapat
dengan pernyataan tersebut karena hotel tersebut tidak dengan mudah mengakses
teknologi atau minim teknologi.
7) Regulasi pemerintah saat
bencana kondusif bagi iklim bisnis demi jalannya usaha dengan 1 responden menjawab sangat
tidak setuju, 1 responden tidak setuju, 8 responden netral, 14 responden setuju
dan 6 responden sangat setuju. Rata-rata responden menjawab 3,7 yang
menjelaskan bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Responden yang
tidak sependapat dengan penyataan tersebut dapat diartikan bahwa regulasi
pemerintah saat bencana tidak kondusif bagi keadaan hotel.
b.
Variabel
Pengetahuan (X2)
Pada variabel ini peneliti ingin mengetahui tentang rata-rata jawaban dengan
indikator yang digunakan antara lain: informasi jenis bencana di lokasi warga
berada, memahami prosedur penyelamatan, dan mengetahui tempat yang disarankan
unuk mengungsi. Adapun hasil dari kuesioner:
Tabel 2 Hasil Jawaban
Responden mengenai Variabel Pengetahuan (X2)
No. |
Indikator |
Nilai |
Rata-rata |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
X2.1 |
0 |
2 |
11 |
8 |
9 |
3,8 |
2 |
X2.2 |
0 |
0 |
11 |
12 |
7 |
3,86 |
3 |
X2.3 |
0 |
0 |
7 |
12 |
11 |
4,13 |
Sumber: Data primer yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel di atas, hasil jawaban responden dari kuesioner yang diberikan adalah sebagai
berikut:
1) Mengetahui dokumen Kajian
Risiko Bencana Kota Kupang/InaRisk
Personal/ Peringatan Dini dari BMKG sebanyak 2 responden tidak setuju, 11 responden
netral, 8 responden setuju, dan 9 responden sangat setuju. Rata-rata jawaban
responden adalah 3,8 yang menjelaskan responden setuju dengan penyataan
tersebut. Responden yang tidak sependapat dengan pernyataan ini menegaskan
bahwa responden tidak mengetahui adanya dokumen mengenai Kajian Risiko Bencana Kota Kupang/InaRisk Personal/ Peringatan Dini
dari BMKG yang ada di hotel. Bisa jadi pihak hotel tidak ada dokumen tersebut.
2) Tersedia Manual
Prosedur/SOP Penyelamatan diri dan menolong costumer sebanyak 11 responden netral,
12 responden setuju, dan 7 responden sangat setuju dengan pernyataa tersebut. Rata-rata jawaban rensponden adalah 3,86 yang
menjelaskan bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Dua responden
yang tidak sependapat dengan pernyataan menegaskan bahwa di hotel mereka tidak
tersedia manual SOP yang berkaitan dengan penyelamatan diri dan menolong
customer.
3) Tersedia rambu-rambu evakuasi
di kantor/lokasi usaha dengan 7 responden menjawab netral, 12 responden
menjawab setuju, dan 11 responden menjawab sangat setuju. Rata-rata jawaban
responden adalah 4,13 imana hal tersebut menegaskan bahwa responden setuju
dengan jawaban tersebut.
c.
Variabel
Pendidikan dan Pelatihan (X3)
Bagian ini peneliti ingin mengetahui pendidikan dan pelatihan menurut
responden dengan indikator yakni: program pendidikan dan pengenalan bagi calon
karyawan, program pendidikan pengembangan bagi karyawan tertentu, program
pendidikan aplikasi dan refreshing bagi karyawan tertentu, dan cash program
berupa seminar/lokakarya. Berikut hasil yang bisa dilihat dari responden:
Tabel 3 Hasil Jawaban Responden mengenai Variabel
Pendidikan dan Pelatihan (X3)
No. |
Indikator |
Nilai |
Rata-rata |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
X3.1 |
3 |
2 |
11 |
8 |
6 |
3,4 |
2 |
X3.2 |
0 |
1 |
8 |
12 |
9 |
3,96 |
3 |
X3.3 |
0 |
0 |
4 |
16 |
10 |
4,2 |
4 |
X3.4 |
0 |
1 |
0 |
17 |
12 |
4,33 |
Sumber: Data primer yang diolah,
2022
Berdasarkan tabel di atas, indikator kesesuaian dari kuesioner yang diberikan adalah sebagai berikut:
1) Tersedia RPP/Modul induksi
calon staff tentang kebencanaan dengan 3 responden sanat tidak setuju, 2 responden
tidak setuju, 11 responden netral, 8 responden setuju, dan 6 responden sangat setuju.
Rata-rata responden menjawab 3,4 yang menjelaskan bahwa responden setuju dengan
pernyataan tersebut. Responden yang tidak sependapat menegaskan bahwa di hotel
tidak tersedia RPP/Modul induksi calon staff tentang kebencanaan.
2) Tersedia Need Assesment Tools dan Kriteria Pengembangan dengan 1 responden tidak
setuju, 8 responden netral, 12 responden setuju, dan 9 responden sangat setuju
dengan pernyataan. Rata-rata jawaban responden sebesar 3,96 yang menjelaskan
bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Responden yang tidak
sependapat menegaskan bahwa hotel tidak tersedia Need
Assesment Tools dan Kriteria Pengembangan.
3) Tersedia Need Assesment Tools dan Kriteria
Program pendidikan aplikasi dan refresing bagi karyawan 4 responden netral, 16
responden setuju, dan 10 responden sangat setuju. Rata-rata jawaban responden
sebesar 4,2 yang menjelaskan responden sangat setuju dengan pernyataan
tersebut.
4) Terdapat kesempatan/peluang
cash program berupa seminar/lokakarya bagi karyawan 1 responden tidak setuju, 17 responden
setuju, dan 12 responden sangat setuju. Rata-rata jawaban responden sebesar
4,33 dimana memiliki arti bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan
tersebut. Responden yang tidak sependapat dengan pernyataan tersebut menegaskan
bahwa tidak ada kesempatan/peluang cash program berupa seminar/lokakarya bagi karyawan di hotel tersebut.
d.
Variabel
Program (X4)
Pada variabel ini peneliti ingin mengetahui tentang rata-rata jawaban
dengan indikator: pembentukan tim tanggap bencana (response team), metode komunikasi saat terjadi bencana, emergency contact, ketersediaan P3K, dampak ke bisnis saat bencana terjadi, klaim asuransi perusahaan, dan kantor bisa diakses costumer yang difabel (aksesibilitas). Adapun
data hasil dari kuesioner adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Hasil Jawaban Responden Variabel Program
(X4)
No. |
Indikator |
Nilai |
Rata-rata |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
X1.1 |
0 |
0 |
3 |
16 |
11 |
4,26 |
2 |
X1.2 |
0 |
1 |
3 |
17 |
9 |
4,13 |
3 |
X1.3 |
0 |
0 |
3 |
23 |
4 |
4,03 |
4 |
X1.4 |
0 |
0 |
0 |
20 |
10 |
4,3 |
5 |
X1.5 |
0 |
2 |
12 |
10 |
6 |
3,67 |
6 |
X1.6 |
2 |
5 |
11 |
9 |
3 |
3,2 |
7 |
X1.7 |
2 |
2 |
8 |
14 |
4 |
3,53 |
Sumber: Data primer yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel di atas, indikator kesesuaian dari kuesioner yang diberikan adalah sebagai berikut:
1) Terdapat tim tanggap bencana (response
team) sebanyak 3 responden netral, 16 responden setuju, dan 11 responden
sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Rata-rata jawaban responden adalah
4,26 yang menjelaskan bahwa responden
sangat setuju dengan pernyataan terdapat tim tanggap bencana (response team).
2) Terdapat SOP komunikasi saat terjadi bencana ada 1 responden tidak
setuju, 3 responden netral, 17 responden setuju, 9 responden sangat setuju,.
Rata-rata jawaban responden adalah 4,13 yang menjelaskan bahwa responden setuju
dengan pernyataan tersebut. Responden yang tidak sependapat menegaskan bahwa di
hotel tidak ada SOP komunikasi saat terjadi bencana.
3) Tersedia List Nomor Kontak External/Call Centre (BPBD, DAMKAR,
BASARNAS, PLN, TELKOM dll) ada 3
responden netral, 23 responden setuju, dan 4 responden sangat setuju. Rata-rata
jawaban responden sebesar 4,03 yang menjelaskan bawahwa mereka setuju dengan
pernyataan tersebut.
4) Ketersedian kotak P3K tiap bagian/divisi ada 20 responden setuju,
dan 10 responden sangat setuju.
Rata-rata jaaban responden sebesar 4,3 yang menjelaskan bahwa responden sangat setuju
dengan pernyataan tersebut.
5) Akses ke gedung/genzet/listrik/server saat terjadi bencana ada 2
responden tidak setuju, 12 responden netral, 10 responden setuju, dan 6
responden sangat setuju. Rata-rata jawaban
responden sebesar 3,67 yang menjelaskan bahwa responden setuju dengan
pernyataan tersebut. Responden yang tidak sependapat dengan pernyataan
menegaskan bahwa tidak adanya akses ke gedung/genzet/listrik/server saat
terjadi bencana di hotel.
6) Terdapat asuransi perusahaan
saat terjadi bencana (kebakaran, gempa, dll) ada 2 responden sangat tidak
setuju, 5 responden tidak setuju, 11 responden netral, 9 responden setuju, dan
3 responden sangat setuju. Rata-rata responden menjawab 3,2 yang menjelaskan
bahwa responden menilai netral terhadap pernyataan tersebut. Responden yang
tidak sependapat dengan pernyataan ini menegaskan bahwa tidak adanya asuransi
perusahaan saat terjadi bencana. Hal tersebut sangat merugikan karyawan dan
customers hotel tersebut.
7) Kantor/lokasi usaha sudah ramah
terhadap costumer yang disabilitas (bidang miring/toilet, ram, dll) ada 2
responden sangat tidak setuju, 2 responden tidak setuju, 8 responden netral,
14responden setuju, dan 4 responden sangat setuju. Rata-rata jawaban responden
adalah 3,53 yang menjelaskan bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut.
Responden yang tidak sependapat menegaskan bahwa lokasi hotel tidak ramah
terhadap costumer yang disabilitas.
e.
Variabel
Ketangguhan (Y)
Pada variabel ini peneliti ingin mengetahui tentang rata-rata jawaban
mengenai Ketangguhan Hotel menghadapi bencana di Kota Kupang. Adapun data hasil
dari kuesioner adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Hasil Jawaban
Responden Variabel Ketanggapan (Y)
No. |
Indikator |
Nilai |
Rata-rata |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
Y.1 |
0 |
0 |
2 |
10 |
18 |
4,53 |
2 |
Y.2 |
0 |
0 |
3 |
12 |
15 |
4,4 |
3 |
Y.3 |
0 |
1 |
2 |
14 |
13 |
4, 3 |
4 |
Y.4 |
0 |
0 |
3 |
13 |
14 |
4,36 |
5 |
Y.5 |
0 |
3 |
4 |
13 |
10 |
4,0 |
6 |
Y.6 |
0 |
3 |
1 |
16 |
10 |
4,1 |
7 |
Y.7 |
0 |
1 |
5 |
13 |
11 |
4,13 |
8 |
Y.8 |
0 |
0 |
7 |
13 |
10 |
4,1 |
9 |
Y.9 |
0 |
0 |
0 |
12 |
18 |
4,6 |
Sumber: Data primer yang diolah,
2022
Berdasarkan tabel di atas, indikator kesesuaian dari kuesioner yang
diberikan adalah sebagai berikut:
1) Pelaku bisnis perlu memiliki
jejaring sosial yang luas ada 2 responden menjawab netral, 10 responden
setuju, dan 18 sangat setuju. Rata-rata jawaban responden sebanyak 4,53 yang
menjelaskan rata-rata jawaban responden sangat setuju dengan pernyataan
tersebut.
2) Pelaku bisnis perlu memiliki
kemitraan dengan stakeholders terkait ada 3 responden netral, 12 responden setuju, 15
responden sangat setuju. Rata-rata jawaban responden sebesar 4,4 yang
menjelaskan bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
3) Pelaku bisnis memiliki property bernilai yang bankable untuk digunakan saat terjadi
bencana ada 1 responden tidak setuju, 2 responden netral, 14 responden setuju,
dan 13 responden sangat setuju. Rata-rata responden adalah 4,3 yang menjelaskan
bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Reponden yang tidak
sependapat menegaskan bahwa hotel tidak memiliki property bernilai yang bankable untuk digunakan saat terjadi
bencana.
4) Pendapatan tetap bertambah/relatif
stabil saat atau paska bencana ada 3 responden menjawab netral, 13 responden
setuju, dan 14 responden sangat setuju. Rtaa-rata jawaban responden adalah 4,36
yang menjelaskan bahwa mereka sangat setuju.
5) Hotel wajib Tim Tanggap Darurat ada 3 responden
menjawab tidak setuju, 4 responden netral, 13 responden setuju, dan 10
responden sangat setuju. Rata-rata jawaban responden sebesar 4 yang menegaskan
bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Responden yang tidak
sependapat menegaskan bahwa di hotel tidak ada Tim Tanggap Darurat.
6) Tersedia moda transportasi
sendiri yang memadai untuk menghadapi bencana ada 3 responden tidak setuju,
1 responden netral, 16 responden setuju, 10 responden sangat setuju. Rata-rata
responden menjawab 4,1 yang menjelaskan bahwa mereka setuju. Responden yang
tidak sependapat menegaskan bahwa di hotel tidak tersedia moda transportasi sendiri
yang memadai untuk menghadapi bencana.
7) Pelaku bisnis memiliki APAR
yang jumlahnya mencukupi dan tidak kadaluarsa ada 1 responden tidak setuju,
5 responden netral, 13 responden setuju, dan 11 responden sangat setuju.
Rata-rata responden menjawab 4,13 yang menjelaskan bahwa mereka setuju dengan
pernyataan tersebut. Responden yang tidak sependapat menegaskan bahwa hotel
tidak punya APAR yang jumlahnya mencukupi dan tidak kadaluarsa.
8) Perusahan memiliki layanan
konseling bagi karyawan korban bencana ada 7 responden netral, 13 responden setuju, dan
11 responden sangat setuju. Rata-rata responden menjawan sebesar 4,1 yang
menjelaskan responden setuju dengan pernyataan tersebut.
9) Kesehatan dan kesejahteraan
karyawan terjamin/dalam keadaan baik paska bencana ada 12 responden setuju dan 18
responden sangat setuju. Rata-rata jawaban responden sebesar 4,6 yang
menjelaskan responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
Hasil Uji Statistik
1.
Uji
Validitas dan Reliabilitas
Uji kualitas suatu data yang diperoleh dari instrumen penelitian dapat
dievaluasi melalui pengujian uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas
dilakukan untuk menguji seberapa baik suatu instrumen pengukuran mengukur
dengan tepat suatu konsep studi yang dimaksudkan untuk diukur. Uji reliabilitas
dengan melihat koefisien cronbach alpha.
Nilai reliabilitas dilihat dari cronbach
alpha masing-masing instrumen penelitian (≥ 0,60 dianggap reliabel). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows Release 20.0. Hasil uji validitas ditunjukkan pada tabel sebagai
berikut:
A. Uji
Validitas dan Reliabilitas Variabel Pemberdayaan Lembaga (X1)
Berikut adalah hasil
uji validitas dari variabel Pemberdayaan Lembaga (X1):
Tabel 5 Hasil Uji
Validitas dan Reliabilitas Pemberdayaan
Lembaga (X1)
X1 |
r hitung |
Sig. |
Keterangan |
Cronbach |
Keterangan |
X1.1 |
0.540 |
0,00 |
Valid |
0.696 |
Reliabel |
X1.2 |
0.599 |
0,00 |
Valid |
||
X1.3 |
0.471 |
0,01 |
Valid |
||
X1.4 |
0.529 |
0,00 |
Valid |
||
X1.5 |
0.685 |
0,00 |
Valid |
||
X1.6 |
0.708 |
0,00 |
Valid |
||
X1.7 |
0.628 |
0,00 |
Valid |
Sumber: Data
primer yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel di
atas dapat dilihat bahwa setiap pertanyaan pada Pemberdayaan Lembaga seluruhnya
bernilai signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi kurang dari 0.05
sehingga setiap pertanyaan yang diajukan valid mengukur variabel Pemberdayaan
Lembaga. Selain itu nilai Cronbach lebih besar dari
0.6 sehingga pertanyaan tersebut reliabel, yang berarti bahwa pertanyaan ini
akan menghasilkan hasil yang konsisten atau sama apabila dilakukan pengambilan
sampel secara berulang.
a. Uji
Validitas dan Reliabilitas Variabel Pegetahuan (X2)
Berikut adalah hasil
uji validitas dan reliabilitas Pengetahuan (X2):
Tabel 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan (X2)
X2 |
r hitung |
Sig. |
Keterangan |
Cronbach |
Keterangan |
X2.1 |
0.905 |
0.000 |
Valid |
0.823 |
Realiabel |
X2.2 |
0.822 |
0.000 |
Valid |
||
X2.3 |
0.855 |
0.000 |
Valid |
Sumber: Data
primer yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel
di atas dapat dilihat bahwa setiap pertanyaan pada Pengetahuan seluruhnya
bernilai signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi kurang dari 0.05
sehingga setiap pertanyaan yang diajukan valid mengukur variabel Pengetahuan.
Selain itu nilai Cronbach lebih besar
dari 0.6 sehingga pertanyaan tersebut reliabel, yang berarti bahwa pertanyaan
ini akan menghasilkan hasil yang konsisten atau sama apabila dilakukan
pengambilan sampel secara berulang.
b. Uji
Validitas dan Reliabilitas Variabel Pendidikan dan Latihan (X3)
Berikut adalah hasil uji validitas dan reliabilitas Pendidikan dan
Latihan (X3) yakni:
Tabel 7 Hasil Uji Validitas da Reliabilitas Pendidikan
da Latihan (X3)
X3 |
r hitung |
Sig. |
Keterangan |
Cronbach |
Keterangan |
X3.1 |
0.787 |
0.000 |
Valid |
0.632 |
Realiabel |
X3.2 |
0.675 |
0.000 |
Valid |
||
X3.3 |
0.641 |
0.000 |
Valid |
||
X3.4 |
0.696 |
0.000 |
Valid |
Sumber: Data
primer yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel
di atas dapat dilihat bahwa setiap pertanyaan pada Pendidikan dan Latihan
seluruhnya bernilai signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi
kurang dari 0.05 sehingga setiap pertanyaan yang diajukan valid mengukur variabel
Pendidikan dan Latihan. Selain itu nilai Cronbach lebih besar
dari 0.6 sehingga pertanyaan tersebut reliabel, yang berarti bahwa pertanyaan
ini akan menghasilkan hasil yang konsisten atau sama apabila dilakukan
pengambilan sampel secara berulang.
c. Uji Validitas
dan Reliabilitas Variabel Program (X4)
Berikut adalah hasil uji validitas dan reliabilitas Program (X4)
yakni:
Tabel 8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Program (X4)
X4 |
r hitung |
Sig. |
Keterangan |
Cronbach |
Keterangan |
X4.1 |
0.389 |
0,034 |
Valid |
0.645 |
Reliabel |
X4.2 |
0.561 |
0,001 |
Valid |
||
X4.3 |
0.487 |
0,014 |
Valid |
||
X4.4 |
0.443 |
0,024 |
Valid |
||
X4.5 |
0.753 |
0,000 |
Valid |
||
X4.6 |
0.650 |
0,000 |
Valid |
||
X4.7 |
0.741 |
0,000 |
Valid |
Sumber: Data
primer yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel
di atas dapat dilihat bahwa setiap pertanyaan pada Program seluruhnya bernilai
signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi kurang dari 0.05 sehingga
setiap pertanyaan yang diajukan valid mengukur variabel Program. Selain itu
nilai Cronbach lebih besar
dari 0.6 sehingga pertanyaan tersebut reliabel, yang berarti bahwa pertanyaan
ini akan menghasilkan hasil yang konsisten atau sama apabila dilakukan
pengambilan sampel secara berulang.
d. Uji
Validitas dan Reliabilitas Variabel Ketangguhan (Y)
Berikut adalah hasil uji validitas dan reliabilitas Ketangguhan (Y) yakni:
Tabel 9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Ketangguhan (Y)
Y |
r hitung |
Sig. |
Keterangan |
Cronbach |
Keterangan |
Y.1 |
0.715 |
0,000 |
Valid |
0.834 |
Reliabel |
Y.2 |
0.598 |
0,000 |
Valid |
||
Y.3 |
0.753 |
0,000 |
Valid |
||
Y.4 |
0.587 |
0,001 |
Valid |
||
Y.5 |
0.686 |
0,000 |
Valid |
||
Y.6 |
0.614 |
0,000 |
Valid |
||
Y.7 |
0.801 |
0,000 |
Valid |
||
Y.8 |
0.715 |
0,000 |
Valid |
||
Y.9 |
0.414 |
0,023 |
Valid |
Sumber: Data
primer yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel
di atas dapat dilihat bahwa setiap pertanyaan pada Ketangguhan seluruhnya
bernilai signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi kurang dari 0.05
sehingga setiap pertanyaan yang diajukan valid mengukur variabel Ketangguhan.
Selain itu nilai Cronbach lebih besar
dari 0.6 sehingga pertanyaan tersebut reliabel, yang berarti bahwa pertanyaan
ini akan menghasilkan hasil yang konsisten atau sama apabila dilakukan pengambilan
sampel secara berulang.
B. Uji
Asumsi Klasik
a.
Uji
Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal ataukah tidak,
maka dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat normal probability
plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data adalah
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya (Ghozali, 2016).
Normalitas adalah salah satu asumsi klasik pada metode regresi yang
apabila dilanggar akan menyebabkan pendugaan yang bias, karena pengujian secara
simultan (uji F) dan parsial (uji t) pada pendugaan model dengan Metode Kuadrat
Terkecil menggunakan turunan dari sebaran normal selain itu pelanggaran asumsi
normalitas akan menyebabkan selang kepercayaan semakin lebar atau semakin
sempit karena penggunaan distribusi pada selang kepercayaan parameternya,
pendugaan parameter yang bias dapat terjadi karena adanya pencilan. Pengujian
normalitas pada analisis regresi tidak dilakukan pada masing-masing variabel,
melainkan dilakukan pada sisaan model karena sisaan didapatkan berdasarkan
prediksi dengan model regresi sehingga sisaan model regresi sudah mewakili model
regresi dan juga masing masing variabel yang digunakan. Pada penelitian ini uji
normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada ouput software SPSS 25 berikut:
Tabel 10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
|
Ketangguhan |
|||
N |
30 |
|||
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
||
Std. Deviation |
3.15373943 |
|||
Most Extreme
Differences |
Absolute |
.068 |
||
Positive |
.056 |
|||
Negative |
-.068 |
|||
Test Statistic |
.068 |
|||
Asymp. Sig.
(2-tailed) |
.200c,d |
|||
|
a. Test
distribution is Normal. |
|
||
|
b. Calculated
from data. |
|
||
|
c. Lilliefors
Significance Correction. |
|
||
|
d. This is a
lower bound of the true significance. |
|
||
|
Sumber: Data
primer yang diolah, 2022 |
|
||
Berdasarkan Tabel di atas, diketahui bahwa nilai Prob>z yaitu 0,200
yang berarti nilai tersebut lebih dari 0,05. Maka model regresi telah terdistribusi
normal sesuai dengan ketentuan dari metode
Kolmogorov-Smirnov.
b.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedstisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2018). Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Yprediksi-Ysesungguhnya) yang
telah distudentized, dengan dasar analisis bahwa jika ada pola tertentu,
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Imam,
2013).
Tabel 11 ANOVA
|
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
||
Residual
Ketangguhan * Ketangguhan |
Between Groups |
(Combined) |
229.004 |
13 |
17.616 |
4.742 |
.002 |
Linearity |
147.649 |
1 |
147.649 |
39.749 |
.000 |
||
Deviation from Linearity |
81.355 |
12 |
6.780 |
1.825 |
.130 |
||
Within Groups |
59.432 |
16 |
3.714 |
|
|
||
Total |
288.436 |
29 |
|
|
|
Sumber: Data primer yang diolah,
2022
Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai Fbeda sebesar 1,825 dengan
sign. = 0,130 (p > 0,05) yang menunjukkan hubungan linier antara variabel
ketangguhan sebagai varaibel pencocok terhadap sisaan analisis regsi, sehingga
asumsi linieritas terpenuhi.
c.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. (Ghozali, 2016). Deteksi terhadap ada
tidaknya multikolinieritas yaitu dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel
bebas, dapat juga dengan melihat nilai tolerance
serta nilai variance Inflation factor
(VIF). Nilai tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF – 1/tolerance) dan menunjukkan
adanya kolonieritas yang tinggi.
Tabel 12 Uji Multikolinieritas
Model |
Collinearity
Statistics |
||
Tolerance |
VIF |
||
1 |
(Constant) |
|
|
Pemberdayaan
Lembaga |
.391 |
2.558 |
|
Pengetahuan |
.644 |
1.552 |
|
Pendidikan dan Latihan |
.385 |
2.599 |
|
Program |
.955 |
1.047 |
Sumber: Data primer yang diolah, 2022
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa ketiga variabel memiliki nilai VIF
kurang dari 10, hal tersebut menunjukkan bahwa antar variabel independent tidak
terjadi korelasi atau asumsi non multikolonieritas terpenuhi.
Pengujian Hipotesis
1.
Koefisien
Determinasi ()
Tabel 13 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R
Square |
Std. Error of
the Estimate |
1 |
.699a |
.488 |
.406 |
3.39668 |
a. Predictors:
(Constant), Program, Pendidikan dan Latihan, Pengetahuan, Pemberdayaan
Lembaga |
||||
b. Dependent Variabel:
Ketangguhan |
Sumber: Data primer yang diolah, 2022
Berdasarkan Tabel di atas,
diperoleh nilai koefisien regresi (R-square)
sebesar 0.488 sehingga dapat dinyatakan bahwa sekitar 48,8% dari total
keseluruhan variabel independent mempengaruhi variabel dependen sedangkan
sisanya 51,2 % dipengaruhi oleh variabel independent yang lain selain
Pemberdayaan Lembaga, Pengetahuan, Pendidikan dan Latihan, dan Program.
2.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 14 Uji Signifikansi Simultan
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
275.031 |
4 |
68.758 |
5.960 |
.002b |
Residual |
288.436 |
25 |
11.537 |
|
|
|
Total |
563.467 |
29 |
|
|
|
|
a. Dependent Variabel:
Ketangguhan |
||||||
b. Predictors:
(Constant), Program, Pendidikan dan Latihan, Pengetahuan, Pemberdayaan
Lembaga |
Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 5.960
dengan tingkat signifikansi 0.002 atau kurang dari 0.05. Hal ini menunjukkan
bahwa paling sedikit terdapat satu variabel diantara Pemberdayaan Lembaga,
Pengetahuan, Pendidikan dan Latihan, dan Program yang signifikan terhadap
Ketagguhan.
3.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik
t)
Tabel 15 Uji Signifikansi Parameter
Individual
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
|
|
||
1 |
(Constant) |
20.034 |
7.412 |
|
2.703 |
.012 |
Pemberdayaan
Lembaga |
.760 |
.290 |
.600 |
2.622 |
.015 |
|
Pengetahuan |
.838 |
.362 |
.413 |
2.316 |
.029 |
|
Pendidikan dan
Latihan |
-1.605 |
.424 |
-.873 |
-3.785 |
.001 |
|
Program |
.488 |
.205 |
.348 |
2.375 |
.026 |
Sumber: Data primer yang diolah,
2022
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa
kedua variabel independent signifikan
dengan taraf nyata 5% atau ,
hal tersebut dapat dilihat pada kolom tingkat signifikansi.
1. Nilai p>| t| atau signifikansi yaitu 0,015 kurang dari 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa pemberdayaan Lembaga
berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan, selain itu tanda positif
pada koefisien menunjukkan setiap peningkatan variabel pemberdayaan lembaga
akan meningkatkan ketangguhan.
2. Nilai p>| t| atau signifikansi yaitu 0,029 kurang dari 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa pengetahuan berpengaruh
secara signifikan terhadap ketangguhan, selain itu tanda positif pada koefisien
menunjukkan setiap variabel pengetahuan akan meningkatkan ketangguhan.
3. Nilai p>| t| atau signifikansi yaitu 0,001 kurang dari 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa Pendidikan dan Pelatihan
berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan, selain itu tanda negatif pada
koefisien menunjukkan setiap peningkatan variabel pendidikan dan pelatihan akan
menurunkan ketangguhan.
4. Nilai p>| t| atau signifikansi yaitu 0,026 kurang dari 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa Program berpengaruh
secara signifikan terhadap ketangguhan, selain itu tanda positif pada koefisien
menunjukkan setiap peningkatan variabel program akan meningkatkan ketangguhan.
Pembahasan
Berdasarkan Hasil Uji Statistik di atas dapat ditarik beberapa pernyataan
yang menjawab perumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Pemberdayaan lembaga berpengaruh positif pada
ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang
Berdasarkan uji analaisis data dinyatakan
bahwa pemberdayaan lembaga berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan,
selain itu tanda positif pada koefisien menunjukkan setiap peningkatan variabel
pemberdayaan lembaga akan meningkatkan ketangguhan. Hal ini berarti semakin
baik kualitas pemberdayaan lembaga maka akan meningkatkan tingkat ketangguhan
hotel terhadap bencana di Kota Kupang.
2. Pengetahuan berpengaruh positif
pada ketangguhan pelaku bisnis dalam menghadapi bencana di Kota Kupang
Hasil uji analisis hipotesis menjelaskan bahwa
pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan, selain itu
tanda positif pada koefisien menunjukkan setiap variabel pengetahuan akan
meningkatkan ketangguhan. Artinya semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki SDM
yang ada di hotel, akan meningkatkan ketangguhan hotel terhadap bencana yang
ada di Kota Kupang.
3. Pendidikan dan Pelatihan
berpengaruh negatif pada ketangguhan pelaku bisnis dalam menghadapi bencana di
Kota Kupang
Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan menjelaskan bahwa pendidikan dan
pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan. Namun bernilai negatif
pada koefisien, artinya menunjukkan setiap peningkatan variabel pendidikan dan
pelatihan akan menurunkan ketangguhan.
4. Program berpengaruh positif
pada ketangguhan pelaku bisnis dalam menghadapi bencana di Kota Kupang
Hasil uji analisis hipotesis menjelaskan bahwa
program berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan, selain itu tanda
positif pada koefisien menunjukkan setiap peningkatan variabel program akan
meningkatkan ketangguhan. Hal ini berarti semakin baik kualitas program yang
dimiliki hotel maka akan meningkatkan tingkat ketangguhan hotel terhadap
bencana di Kota Kupang
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
adalah sebagai berikut: 1. Pemberdayaan
lembaga berpengaruh positif pada ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di
Kota Kupang. 2. Pengetahuan
berpengaruh positif pada ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang. 3. Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh negatif pada
ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang. 4. Program berpengaruh positif pada ketangguhan hotel
dalam menghadapi bencana di Kota Kupang.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan, Nurgiantoro. (1988).
Dasar-dasar pengembangan kurikulum sekolah. Yogyakarta: BPFE: Hal, 42.
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi
Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cet . VIII. In Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS. Cet . VIII. Semarang: Badan Penerbitan
Universitas Dipanegoro.
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi
analisis multivariate dengan program IBM SPSS 25.
Imam, Ghozali. (2013). Aplikasi
Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. ISBN, 979(015.1).
Kumara, I. Wayan Sutya Edy, &
Utama, I. Wayan Mudiartha. (2016). Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja
Karyawan Dengan Mediasi Kepemimpinan Pada Hotel Satriya Cottages Kuta Bali.
Udayana University.
Mangarru, Faradilla. (2021). Implementasi
Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (k3) Selama Penerapan New Normal Di Pt.
Pangansari Utama. Universitas Bosowa.
Mudrajad, Kuncoro. (2001). Metode
kuantitatif: Teori dan aplikasi untuk bisnis dan ekonomi. UPP AMP YKPN,
Yogyakarta.
Nurlan, Fausiah. (2019). Metodologi
penelitian kuantitatif. CV. Pilar Nusantara.
Priadana, M. Sidik, & Sunarsi,
Denok. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif. Pascal Books.
Sudjana, N. (2017). Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar (21 st ed).
Suharsimi Arikunto, Suharsimi.
(2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryani, Embun, Furkan, Lalu
Muhammad, & Septiawan, Adi. (2019). Pemberdayaan ekonomi masyarakat desa
saribaye melalui pengolahan abon ikan nila. Jurnal Abdi Insani, 6(3),
401–408.