PENGARUH PEMBERDAYAAN LEMBAGA, PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN PROGRAM TERHADAP KETANGGUHAN HOTEL DALAM MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA DI KOTA KUPANG  PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

 

Selvister Lende Ndaparoka, Ike Kusdyah R, Agus R. A

Institut Teknologi & Bisnis Asia

selvisterndaparoka@gmail.com, ikekusdyah@gmail.com, agusra.080808@gmail.com

 

Abstrak

Kota Kupang merupakan kota di provinsi NTT yang selalu mengalami bencana. Bencana ini berdampak pada berbagai sector termasuk dunia usaha atau pelaku bisnis seperti hotel. Bencana telah dipastikan berpengaruh pada jalannya usaha bisnis. Hotel merupakan salah satu dunia usaha di Kota Kupang yang merasakan ancaman bencana. Penelitian ini bersifat kwantitatif. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis bahwa Pemberdayaan Lembaga, Pengetahuan, Pendidikan dan Pelatihan,dan Program berpengaruh pada hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang. Populasi hotel sebanyak 60 dengan sampel dipilih 30 responden (sampel jenuh). Analisis data menggunakan metode regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS for Windows Release 25.0.  Hasil penelitian menyimpulkan bahwa:1) Pemberdayaan lembaga berpengaruh positif pada ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang. Berdasarkan uji analaisis data dinyatakan bahwa pemberdayaan lembaga berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan;2) Pengetahuan berpengaruh positif pada ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang. Hasil uji analisis hipotesis menjelaskan bahwa pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang; 3) Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh negatif pada ketangguhan pelaku bisnis dalam menghadapi bencana di Kota Kupang, 4) Program berpengaruh positif pada ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang.

 

Kata kunci: Ketangguhan, Pemberdayaan, Pengetahuan, Pendidikan dan Pelatihan, Program, Bencana.

 

Abstract

Kupang City is a city in the province of NTT which always experiences disasters. This disaster had an impact on various sectors including the business world or business people such as hotels. Disasters have certainly affected the course of business ventures. The hotel is one of the businesses in Kupang City that feels the threat of disaster. This research is quantitative. The aim of the research is to find out and analyze that Institutional Empowerment, Knowledge, Education and Training, and Programs have an effect on hotels in dealing with disasters in Kupang City. The hotel population is 60 with a sample of 30 respondents (saturated sample). Data analysis used multiple linear regression method using the SPSS for Windows Release 25.0 program. The results of the study concluded that: 1) Institutional empowerment has a positive effect on hotel resilience in dealing with disasters in Kupang City. Based on the data analysis test, it is stated that institutional empowerment has a significant effect on resilience; 2) Knowledge has a positive effect on hotel resilience in dealing with disasters in Kupang City. The results of the hypothesis analysis test explain that knowledge has a significant effect on the resilience of hotels in facing disasters in Kupang City; 3) Education and training has a negative effect on the resilience of business people in facing disasters in Kupang City, 4) The program has a positive effect on the resilience of hotels in facing disasters in Kupang City.

 

Keywords: Resilience, Empowerment, Knowledge, Education and Training, Programs, Resilience, Disasters, City of Kupang.

 

 

Pendahuluan  

Indonesia adalah negara yang selalu tidak luput dari ancaman bencana.  Menurut Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 menjelaskan bahwa bencana adalahperistiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Adapun jenis-jenis bencana yang pernah terjadi di Indonesia adalah gempa bumi, tsunami,gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor, gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit, serta konflik social.

. Sepanjang tahun 2021, tercatat 3.115 kejadian bencana alam yang terjadi di Indonesia. Kejadian bencana yang mendominasi adalah bencana banjir (1.310 kejadian), angin puting beliung (814 kejadian) dan tanah longsor (633 kejadian). Dampak bencana alam pada tahun 2021 adalah lebih dari 8,6 juta jiwa  penduduk yang menderita dan mengungsi dan 676 jiwa meninggal dunia. Sementara itu, jumlah infrastruktur yang terdampak bencana antara lain lebih dari 142 ribu rumah dan tiga ribu tujuh ratus fasilitas yang meliputi fasilitas pendidikan, kesehatan, kantor, jalan, dan jembatan. Selain bencana yang disebabkan oleh fenomena alam. Indonesia juga masih berupaya mengendalikan penyebaran pandemi Covid-19 yang telah ditetapkan sebagai Bencana Nasional Non-Alam dengan dampak lebih dari 100 ribu jiwa meninggal Dunia (IRBI, 2021).

Konteks kebencanaan diatas juga terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Provinsi NTT sering dijuluki sebagai ‘supermarket bencana’. Julukan ini muncul dikarenakan oleh catatan sejarah bencana dimana NTT telah dan sedang mengalami berbagai jenis bencana beserta dampaknya yang kompleks. Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI) yang dikeluarkan oleh BNPB sampai dengan tahun 2021 di Provinsi NTT tercatat pernah mengalami sebanyak 829 kejadian bencana dengan dominasi kejadian bencana cuaca ekstrem yang mencapai 35% danbanjir sebanyak 31% dari total kejadian bencana tersebut. Jika ditilik lebih detail, sebanyak 660 kejadian bencana di NTT atau 80% merupakan bencana hidrometeorologis. Dalam dokumen Peta Bahaya dan Kerentanan Provinsi NTT Tahun 2020-2024 (BNPB, 2021) tercatat terdapat 14 potensi bencana di NTT yaitu banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem dan abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, letusan gunungapi, tanah longsor, tsunami, kegagalan teknologi, epidemi dan wabah penyakit, likuefaksi dan pandemic COVID-19.

Kota Kupang merupakan salah satu dari 22 kota di Provinsi NTT dan sekaligus merupakan ibu kota provinsi sangat rentan terhadap bencana. . Adapun kejadian bencana di Kota Kupang yang tercatat dalam DIBI BNPB sejak tahun 2008 sampai 2021 adalah banjir (6 kejadian), gelombang pasang dan abrasi (2 kejadian), Angin puting beliung (40 kejadian), tanah longsor (13 kejadian) dan kekeringan (2 kejadian). Adapun sector-sektor terdampak dari adanya ancaman  multi-bencana yang terjadi di Kota Kupang adalah: sektor pendidikan, sektor kesehatan, sektor ekonomi,  sektor parawisata, dan sebagainya. Secara khusus di sektor ekonomi berdampak pada terganggunya kegiatan usaha-usaha ekonomi para pelaku bisnis, baik perorangan maupun institusi. Institusi pelaku bisnis dimaksudkan antara lain:  UMKM, Lembaga Perbankam, Dunia Retail, Lembaga Perkoperasian, Perhotelan/Homestay dan jasa penginapan lainnya.

Berangkat dari uraian diatas, maka muncul kesadaran kolektif dari pelaku bisnis di Kota Kupang bahwa bencana sangat mengganggu jalannya usaha ekonomi mereka, terutama di saat pandemi COVID 19 dan badai siklon tropis ‘seroja’. Para pelaku bisnis mulai terbuka pemikirannya (open minded) tentang betapa pentingnya kesiapsiagaan didalam menghadapi berbagai ancaman bencana namun kurang memahami harus memulai dari mana dan bisa bekerjasama dengan siapa agar bisa makin tanggap.

Data hasil Pengkajian kebutuhan pascabencana yang selanjutnya disingkat Jitupasna yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang pada tahun 2021 menyebutkan bahwa total kerugian yang ditimbulkan akibat badai siklon Seroja pada sector ekonomi sub-sektor perdagangan (termasuk didalamnya perhotelan/homestay/jasa penginapan, perbankan, dan perkoperasian) adalah Rp28.931.440.000,-. (Data BPBD Kupang, 2021). Jitupasna adalah suatu rangkaian kegiatan pengkajian dan penilaian akibat, analisis dampak, perkiraan kebutuhan, dan rekomendasi awal terhadap strategi pemulihan yang menjadi dasar penyusunan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Dan hasil survey digital terkait kepatuhan protokol kesehatan dimasa pandemi COVID-19 oleh penyelenggara fasilitas publik di 10 kabupaten dan kota Kupang yang dilakukan oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi NTT sebagaimana dilansir didalam website BPBD Provinsi NTT menyebutkan bahwa mayoritas penyelenggara fasilitas publik di lokas survey tidak patuh. Fasilitas publik tersebut  yang di daerah/kota menurut Peraturan Gubernur NTT nomor 26 tahun 2020 tentang pedoman tatanan hidup baru di provinsi NTT antara lain meliputi: a) Fasilitas Pendidikan (Sekolah/Kampus), b) Tempat Kerja (kantor pemerintah/swasta); c) Tempat ibadah keagamaan; d) Restoran/rumah makan/warung/usaha sejenis; e) Toko, swalayan, pusat perbelajaan; f) Pasar Tradisional; g) Tempat konstruksi; h) Pabrik/industri/bengkel; i) Tempat hiburan (karaoke,bar,diskotik,bioskop,dll); j) Tempat olahraga; k) Kegiatan social politik (pesta, hajatan, pemakaman, kesenian, akademik, dan sebagainya. (Data Forum PRB NTT, 2021).

Data partisipasi dan kolaborasi hotel didalam kegiatan mitigasi dan  pengurangan risiko bencana di Kota Kupang menyebutkan bahwa: a) sepanjang 2020-2021 tercatat 24 hotel melakukan upaya-upaya kolektif meresponi bencana non alam COVID-19 melalui penyediaan fasilitas cuci tangan, pengetatan penggunaan masker, dan menekan kerumunan, serta mengikuti anjuran walikota untuk menutup aktifitas hotel; b) selain itu tercatat 5 hotel menginsiasi pelaksanaan vaksin booster (tahap 3) di hotelnya masing-masing, c) terdapat 6 hotel yang meminta BPBD Kota Kupang untuk melakukan sosialisasi tentang hotel aman bencana dan melakukan simulasi ruang menghadapi gempa dan tsunami dengan sasaran utama karyawan hotel.

   Belajar dari dampak ekonomi yang diakibatkan oleh Siklon Seroja dan mencermati temuan survey digital yang dilakukan oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi NTT mengindikasikan bahwa: pertama, pelaku bisnis di Kota Kupang memiliki kerentanan dari aspek mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap usaha bisnis mereka. Nilai Rupiah kerusakan hasil Jitupasna adalah nilai yang diakumulasikan dari penilaian kerusakan fisik bangunan.  Dengan kata lain, fasilitas usaha tidak didisain dari paradigma bangunan tahan terhadap angin kencang/badai, padahal data Kajian Risiko Bencana di Kota Kupang tahun 2022 menunjukan bahwa Kota Kupang rentan terhadap ancaman angin kencang dan puting beliuang. Kerentanan ini hampir terdapat di semua kelurahan yang ada di Kota Kupang dimana lokasi-lokasi usaha para pelaku bisnis berada. Kerentanan dari aspek mitigasi dan kesiapsiagaan ini menunjukkan bahwa pengetahuan, struktur kelembagaan dan kepatuhan atas  legislasi/SOP kebencanan para pelaku bisnis masih rendah. Sebagaimana pengalaman empirik yang dialami oleh PT. Daya Radar Utama (DRU). Dalam perusahaan PT DRU terdapat unit organisasi yang bergerak khusus di bidang penanganan risiko bencana yakni HSE (Health, Safety,Enviromental). Unit organisasi ini terbentuk sejak PT DRU berdiri. Sejauh ini unit HSE pernah menangani kejadian kebakaran akibat dari produksi kapal dengan penanganan investigasi yang cepat dengan menyesuaikan kerentanan dan bahaya yang ada. Jika dilihat dari bencana alam, perusahaan ini tidak pernah terdampak, namun lebih kepada bencana non alam. Seperti yang dijelaskan dalam UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana bahwa Bencana non alam, yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Dalam hal ini permasalahan yang sering dihadapi PT DRU adalah kegagalan teknologi (Kumara & Utama, 2016). Pengalaman yang lain terjadi juga di dunia perkoperasian seperti penelitian yang di kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur tentang Peran Koperasi Wanita dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat pada Kawasan rawan bencana di wilayah kabupaten Mojokerto. Penelitian menyimpulkan bahwa Kondisi usaha koperasi yang berada di daerah rawanbencana di Kabupaten Mojokerto, secara rata-rata berjalan baik dan menjalankan usaha sesuai kaidah usaha perkoperasian. Akan tetapi ditinjau dari skala usaha ada (satu) koperasi terpilih masih berada dalam skala usaha relatif kecil dan lemah, sehingga untuk dapat berperan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat terpapar dikawasan rawan bencana, masih perlu diberikan pendampingan ke arah peningkatanperan koperasi, khususnya pada masa-masa terjadi bencana. Karena ketika terjadi bencana yang melanda kawasan di mana koperasi beroperasi, dapat diduga dampak bencana akan berpengaruh kepada sarana prasarana sertakegiatan usaha koperasi dan perekonomian masyarakat anggota koperasi dan masyakat umum lainnya, baik dari sisi produksi, volume usaha, ketersediaan bahan baku maupun ekonomi rumah tangga (Suryani, Furkan, & Septiawan, 2019).

 Kedua, rendahnya kepatuhan penyelenggara fasilitas publik termasuk para pelaku bisnis untuk mentaati protokol kesehatan dimasa COVID-19 merupakan gambaran bahwa program pengurangan resiko bencana untuk mendukung kelancaran usaha bisnis belum menjadi perhatian serius termasuk oleh sektor  Perhotelan (Mangarru, 2021).

   Mencermati penjelasan diatas maka aspek-aspek pengetahuan, kelembagaan, program pengurangan risiko bencana pada pelaku bisnis sangat penting diperhatikan. Pengalaman-pengalaman diatas perlu menjadi bahan refleksi bersama para pelaku bisnis agar terus berbenah diri didalam menghadapi ancaman bencana yang datang kapan saja, termasuk para pelaku bisnis di Kota Kupang.

Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan sebuah penelitian yang akan dituangkan dalam laporan tesis yang berjudul Pengaruh Pemberdayaan Lembaga, Pengetahuan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Program terhadap Ketangguhan Hotel dalam Menghadapi Ancaman Bencana di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur”.

Penelitian ini bertujuan: 1. Mengetahui dan menganalisis bahwa Pemberdayaan Lembaga berpengaruh pada ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang. 2. Mengetahui dan menganalisis bahwa Pengetahuan berpengaruh pada ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang. 3. Mengetahui dan menganalisis bahwa Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh pada ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang. 4. Mengetahui dan menganalisis bahwa Program berpengaruh pada hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang.

 

Metode

Berdasarkan dari rumusan permasalahan yang diterangkan pada latar belakang, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Secara garis besar dapat disimpulkan makna penelitian kuantitatif dari kata “kuantitatif” itu sendiri yang bermakna jumlah atau penjumlahan, maka dari itu penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berdasarkan angka-angka yang kemudian dianalisis (Priadana & Sunarsi, 2021). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi responden tentang variabel- variabel penelitian, yaitu: kualitas program, kualitas pelayanan, harga (biaya) dan kepuasan pelanggan dikuantitatifkan dengan skala likert 5 point, dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju, sehingga data yang diperoleh merupakan data kuantitatif.

Cara penelitian ini untuk mendapatkan data yang mendukung masalah, peneliti membuat kuisioner/angket. Langkah awal yang harus dipersiapkan adalah dengan membuat kisi-kisi dan instrument kuisioner/angket seperti pada tabel 4.5.1 dan 4.5.2 pada penjelasan sebelumnya. Sebelum soal digunakan dalam pengumpulan data, maka diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir angket. Validitas dan reliabilitas dipakai dalam penelitian ini adalah untuk menguji angket dan dokumentasi itu memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas butir angket.

1)   Uji Validitas


Validitas berarti kesahihan alat dengan tujuan dan bahan pelajaran dengan tujuan agar dapat dipertanggung jawabkan tingkat kelayakan atau kesahihannya. (Burhan, 1988). Untuk mengetahui validitas item, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

Dimana:

 

rxy         = koefisiensi korelasi antara x dan y

X            = nilai x

Y            = nilai y

 

X2          = kuadrat dari x

 

Y2          = kuadrat dari y

 

XY         = jumlah perkalian x dan y

N            = jumlah subjek

 

 

2)   Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kemampuan suatu alat ukur dikatakan mantap apabila dalam pengukuran sesuatu berulang kali, alat ukur tersebut memberikan hasil yang sama dan dengan syarat kondisi pada waktu pengukuran tidak berubah (Nurlan, 2019). Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil tepat.

Guna mengetahui tepat reliabilitasnya adalah dengan menggunakan rumus korelasi product moment untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach. (Suharsimi Arikunto, 2010) sebagai berikut:


Dimana:

 

r11         = reliabilitas

k             = banyaknya soal

 ås 2       = jumlah varians butir

 s 2         = varians total

 

Di samping menggunakan syarat normalitas, penelitian ini juga menggunakan syarat uji liniaritas dan independen.

1)   Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Guna menguji normalitas data digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov yang dibantu dengan menggunakan program SPSS for Windows Release 20.0.

2)   Uji Linearitas

Uji ini dimaksudkan untuk menguji linear tidaknya data yang di analisis, adapun rumus yang digunakan menurut (Sudjana, 2017) sebagai berikut:

 

 

Dimana:

 

F = Bilangan untuk linier

 

Rrjk (Tc)     = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

Rrjk (G)      = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan.

Dalam penghitungannya dibantu dengan program SPSS for Windows Release 25.0.

 

3)   Uji Multikoliniearitas

Mulktikolinieritas adalah adanya suatu hubungan linier yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas (Mudrajad, 2001). Jadi antara variabel bebas tidak boleh terjadi hubungan yang terlalu kuat. Dalam perhitungannya dibantu dengan program SPSS for Windows Release 20.0.

Hasil dan Pembahasan

Hasil Analisis Data

1.      Deskripsi Variabel Penelitian

Berikut hasil penjumlahan dan rata-rata masing-masing variabel, yakni:

a.  Variabel Pemberdayaan Lembaga (X1)

Pada variabel ini peneliti ingin mengetahui ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang dengan indikator yang digunakan yakni: kemudahan dalam akses permodalan, bantuan pembangunan prasarana, pengembangan skala usaha, pengembangan jaringan usaha dan pemasaran kemitraan, pengembangan SDM, peningkatan akses teknologi, dan mewujudkan iklim bisnis yang lebih kondusif. Berikut adalah hasil jawaban dari respnden:

Tabel 1 Hasil Jawaban Responden Variabel Pemberdayaan Lembaga (X1)

No.

Indikator

Nilai

Rata-rata

1

2

3

4

5

1

X1.1

0

0

4

16

10

4,2

2

X1.2

0

1

3

17

9

4,13

3

X1.3

0

0

4

22

4

4,00

4

X1.4

1

0

2

16

11

4,2

5

X1.5

0

2

11

10

7

3,73

6

X1.6

2

3

10

10

5

3,5

7

X1.7

1

1

8

14

6

3,7

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan hasil jawaban responden dari kuesioner yang diberikan adalah sebagai berikut:

1)      Pelaku bisnis memiliki akses yang mudah atas sumber permodalan sebanyak 3 responden netral, 14 responden setuju, dan 10 responden sangat setuju dengan pernyataan. Rata-rata jawaban responden adalah 4,2 yang bisa disimpulkan bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan pelaku bisnis memiliki akses yang mudah atas sumber permodalan.

2)      Bantuan Pembangunan Prasarana dari pemerintah (perbaikan jalan, jembatan, deker, dll) sebanyak 1 responden tidak setuju, 3 responden netral, 17 responden setuju, dan 9 responden sangat tidak setuju dengan pernyataan. Rata-rata responden menjawab 4,13 yang menjelaskan bahwa responden setuju dengan pernyataan mendapatkan bantuan pembangunan Prasarana dari pemerintah (perbaikan jalan, jembatan, deker, dll). Ada 1 responden yang tidak sependapat dengan pernyataan ini, hal tersebut bisa berarti bahwa tidak ada Bantuan Pembangunan Prasarana yang diberikan oleh Pemerintah.

3)      Pelaku bisnis dipermudah (izin) untuk pengembangan skala usaha sebanyak 4 responden menjawab netral, 22 responden menjawab setuju, dan 4 responden menjawab sangat setuju. Rata-rata jawaban responden sebesar 4, yang menjelaskan bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut.

4)      Pelaku bisnis memiliki jaringan usaha/pemasaran dan kemitraan dengan 1 responden sangat tidak setuju, 2 responden menjawab netral, 16 responen setuju, dan 11 responden sangat setuju. Rata-rata jawaban responden sebesar 4,2 yang memiliki arti bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan pelaku bisnis memiliki jarikan usaha/pemasaran dan kemitraan. Ada 1 responden sangat tidak setuju dengan pernyataan ini yang menegaskan bahwa pelaku bisnis tidak memiliki usaha/pemasaran dan kemitraan dengan manapun. Hal tersebut berarti, hotel memang benar-benar mandiri dalam bertahan selama bencana.

5)      Pelaku bisnis mendapat program pengembangan SDM dari dinas terkait/mitra dengan 2 responden menjawab tidak setuju, 11 responden menjawab netral, 10 responden menjawab setuju dan 7 responden menjawab sangat setuju. Rata-rata responden menjawab 3,73 yang menjelaskan bahwa responden setuju dengan pernyataan pelaku bisnis mendapat program pengembangan SDM dari dinas terkait/mitra. Dua responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut, menegaskan bahwa hotel tersebut tidak mendapatkan program pengembangan SDM dari dinas terkait.

6)      Pelaku bisnis mengakses teknologi dengan mudah mendapatkan respon jawaban sebanyak 2 responden sangat tidak setuju, 3 responden tidak setuju, 8 responen netral, 14 responden setuju, dan 5 responden sangat setuju. Rata-rata responden menjawab 3,5 yang menjelaskan responden setuju dengan pernyataan tersebut. Adapun responden yang tidak sependapat dengan pernyataan tersebut karena hotel tersebut tidak dengan mudah mengakses teknologi atau minim teknologi.

7)      Regulasi pemerintah saat bencana kondusif bagi iklim bisnis demi jalannya usaha dengan 1 responden menjawab sangat tidak setuju, 1 responden tidak setuju, 8 responden netral, 14 responden setuju dan 6 responden sangat setuju. Rata-rata responden menjawab 3,7 yang menjelaskan bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Responden yang tidak sependapat dengan penyataan tersebut dapat diartikan bahwa regulasi pemerintah saat bencana tidak kondusif bagi keadaan hotel.

b.      Variabel Pengetahuan (X2)

Pada variabel ini peneliti ingin mengetahui tentang rata-rata jawaban dengan indikator yang digunakan antara lain: informasi jenis bencana di lokasi warga berada, memahami prosedur penyelamatan, dan mengetahui tempat yang disarankan unuk mengungsi. Adapun hasil dari kuesioner:

Tabel 2 Hasil Jawaban Responden mengenai Variabel Pengetahuan (X2)

No.

Indikator

Nilai

Rata-rata

1

2

3

4

5

1

X2.1

0

2

11

8

9

3,8

2

X2.2

0

0

11

12

7

3,86

3

X2.3

0

0

7

12

11

4,13

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel di atas, hasil jawaban responden dari kuesioner yang diberikan adalah sebagai berikut:

1)      Mengetahui dokumen Kajian Risiko Bencana  Kota Kupang/InaRisk Personal/ Peringatan Dini dari BMKG sebanyak 2 responden tidak setuju, 11 responden netral, 8 responden setuju, dan 9 responden sangat setuju. Rata-rata jawaban responden adalah 3,8 yang menjelaskan responden setuju dengan penyataan tersebut. Responden yang tidak sependapat dengan pernyataan ini menegaskan bahwa responden tidak mengetahui adanya dokumen mengenai Kajian Risiko Bencana  Kota Kupang/InaRisk Personal/ Peringatan Dini dari BMKG yang ada di hotel. Bisa jadi pihak hotel tidak ada dokumen tersebut.

2)      Tersedia Manual Prosedur/SOP  Penyelamatan diri  dan menolong costumer sebanyak 11 responden netral, 12 responden setuju, dan 7 responden sangat setuju dengan pernyataa tersebut.  Rata-rata jawaban rensponden adalah 3,86 yang menjelaskan bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Dua responden yang tidak sependapat dengan pernyataan menegaskan bahwa di hotel mereka tidak tersedia manual SOP yang berkaitan dengan penyelamatan diri dan menolong customer.

3)      Tersedia rambu-rambu evakuasi di kantor/lokasi usaha dengan 7 responden menjawab netral, 12 responden menjawab setuju, dan 11 responden menjawab sangat setuju. Rata-rata jawaban responden adalah 4,13 imana hal tersebut menegaskan bahwa responden setuju dengan jawaban tersebut.

c.    Variabel Pendidikan dan Pelatihan (X3)

Bagian ini peneliti ingin mengetahui pendidikan dan pelatihan menurut responden dengan indikator yakni: program pendidikan dan pengenalan bagi calon karyawan, program pendidikan pengembangan bagi karyawan tertentu, program pendidikan aplikasi dan refreshing bagi karyawan tertentu, dan cash program berupa seminar/lokakarya. Berikut hasil yang bisa dilihat dari responden:

Tabel 3 Hasil Jawaban Responden mengenai Variabel Pendidikan dan Pelatihan (X3)

No.

Indikator

Nilai

Rata-rata

1

2

3

4

5

1

X3.1

3

2

11

8

6

3,4

2

X3.2

0

1

8

12

9

3,96

3

X3.3

0

0

4

16

10

4,2

4

X3.4

0

1

0

17

12

4,33

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel di atas, indikator kesesuaian dari kuesioner yang diberikan adalah sebagai berikut:

1)      Tersedia RPP/Modul induksi calon staff tentang kebencanaan dengan 3 responden sanat tidak setuju, 2 responden tidak setuju, 11 responden netral, 8 responden setuju, dan 6 responden sangat setuju. Rata-rata responden menjawab 3,4 yang menjelaskan bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Responden yang tidak sependapat menegaskan bahwa di hotel tidak tersedia RPP/Modul induksi calon staff tentang kebencanaan.

2)      Tersedia Need Assesment Tools dan Kriteria Pengembangan dengan 1 responden tidak setuju, 8 responden netral, 12 responden setuju, dan 9 responden sangat setuju dengan pernyataan. Rata-rata jawaban responden sebesar 3,96 yang menjelaskan bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Responden yang tidak sependapat menegaskan bahwa hotel tidak tersedia Need Assesment Tools dan Kriteria Pengembangan.

3)      Tersedia Need Assesment Tools dan Kriteria Program pendidikan aplikasi dan refresing bagi karyawan 4 responden netral, 16 responden setuju, dan 10 responden sangat setuju. Rata-rata jawaban responden sebesar 4,2 yang menjelaskan responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

4)      Terdapat kesempatan/peluang cash program berupa seminar/lokakarya bagi karyawan 1 responden tidak setuju, 17 responden setuju, dan 12 responden sangat setuju. Rata-rata jawaban responden sebesar 4,33 dimana memiliki arti bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Responden yang tidak sependapat dengan pernyataan tersebut menegaskan bahwa tidak ada kesempatan/peluang cash program berupa seminar/lokakarya bagi karyawan di hotel tersebut.

d.   Variabel Program (X4)

Pada variabel ini peneliti ingin mengetahui tentang rata-rata jawaban dengan indikator: pembentukan tim tanggap bencana (response team), metode komunikasi saat terjadi bencana, emergency contact, ketersediaan P3K, dampak ke bisnis saat bencana terjadi, klaim asuransi perusahaan, dan kantor bisa diakses costumer yang difabel (aksesibilitas). Adapun data hasil dari kuesioner adalah sebagai berikut:

Tabel 3 Hasil Jawaban Responden Variabel Program (X4)

No.

Indikator

Nilai

Rata-rata

1

2

3

4

5

1

X1.1

0

0

3

16

11

4,26

2

X1.2

0

1

3

17

9

4,13

3

X1.3

0

0

3

23

4

4,03

4

X1.4

0

0

0

20

10

4,3

5

X1.5

0

2

12

10

6

3,67

6

X1.6

2

5

11

9

3

3,2

7

X1.7

2

2

8

14

4

3,53

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel di atas, indikator kesesuaian dari kuesioner yang diberikan adalah sebagai berikut:

1)  Terdapat tim tanggap bencana (response team) sebanyak 3 responden netral, 16 responden setuju, dan 11 responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Rata-rata jawaban responden adalah 4,26 yang  menjelaskan bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan terdapat tim tanggap bencana (response team).

2)  Terdapat SOP komunikasi saat terjadi bencana ada 1 responden tidak setuju, 3 responden netral, 17 responden setuju, 9 responden sangat setuju,. Rata-rata jawaban responden adalah 4,13 yang menjelaskan bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Responden yang tidak sependapat menegaskan bahwa di hotel tidak ada SOP komunikasi saat terjadi bencana.

3)  Tersedia List Nomor Kontak External/Call Centre (BPBD, DAMKAR, BASARNAS, PLN, TELKOM  dll) ada 3 responden netral, 23 responden setuju, dan 4 responden sangat setuju. Rata-rata jawaban responden sebesar 4,03 yang menjelaskan bawahwa mereka setuju dengan pernyataan tersebut.

4)  Ketersedian kotak P3K tiap bagian/divisi ada 20 responden setuju, dan 10 responden sangat  setuju. Rata-rata jaaban responden sebesar 4,3 yang menjelaskan bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

5)  Akses ke gedung/genzet/listrik/server saat terjadi bencana ada 2 responden tidak setuju, 12 responden netral, 10 responden setuju, dan 6 responden sangat  setuju. Rata-rata jawaban responden sebesar 3,67 yang menjelaskan bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Responden yang tidak sependapat dengan pernyataan menegaskan bahwa tidak adanya akses ke gedung/genzet/listrik/server saat terjadi bencana di hotel.

6)   Terdapat asuransi perusahaan saat terjadi bencana (kebakaran, gempa, dll) ada 2 responden sangat tidak setuju, 5 responden tidak setuju, 11 responden netral, 9 responden setuju, dan 3 responden sangat setuju. Rata-rata responden menjawab 3,2 yang menjelaskan bahwa responden menilai netral terhadap pernyataan tersebut. Responden yang tidak sependapat dengan pernyataan ini menegaskan bahwa tidak adanya asuransi perusahaan saat terjadi bencana. Hal tersebut sangat merugikan karyawan dan customers hotel tersebut.

7)   Kantor/lokasi usaha sudah ramah terhadap costumer yang disabilitas (bidang miring/toilet, ram, dll) ada 2 responden sangat tidak setuju, 2 responden tidak setuju, 8 responden netral, 14responden setuju, dan 4 responden sangat setuju. Rata-rata jawaban responden adalah 3,53 yang menjelaskan bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Responden yang tidak sependapat menegaskan bahwa lokasi hotel tidak ramah terhadap costumer yang disabilitas.

e.    Variabel Ketangguhan (Y)

Pada variabel ini peneliti ingin mengetahui tentang rata-rata jawaban mengenai Ketangguhan Hotel menghadapi bencana di Kota Kupang. Adapun data hasil dari kuesioner adalah sebagai berikut:

Tabel 4 Hasil Jawaban Responden Variabel Ketanggapan (Y)

No.

Indikator

Nilai

Rata-rata

1

2

3

4

5

1

Y.1

0

0

2

10

18

4,53

2

Y.2

0

0

3

12

15

4,4

3

Y.3

0

1

2

14

13

4, 3

4

Y.4

0

0

3

13

14

4,36

5

Y.5

0

3

4

13

10

4,0

6

Y.6

0

3

1

16

10

4,1

7

Y.7

0

1

5

13

11

4,13

8

Y.8

0

0

7

13

10

4,1

9

Y.9

0

0

0

12

18

4,6

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel di atas, indikator kesesuaian dari kuesioner yang diberikan adalah sebagai berikut:

1)      Pelaku bisnis perlu memiliki jejaring sosial yang luas ada 2 responden menjawab netral, 10 responden setuju, dan 18 sangat setuju. Rata-rata jawaban responden sebanyak 4,53 yang menjelaskan rata-rata jawaban responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

2)      Pelaku bisnis perlu memiliki kemitraan dengan stakeholders terkait ada 3 responden netral, 12 responden setuju, 15 responden sangat setuju. Rata-rata jawaban responden sebesar 4,4 yang menjelaskan bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

3)      Pelaku bisnis memiliki property bernilai yang bankable untuk digunakan saat terjadi bencana ada 1 responden tidak setuju, 2 responden netral, 14 responden setuju, dan 13 responden sangat setuju. Rata-rata responden adalah 4,3 yang menjelaskan bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Reponden yang tidak sependapat menegaskan bahwa hotel tidak memiliki property bernilai yang bankable untuk digunakan saat terjadi bencana.

4)      Pendapatan tetap bertambah/relatif stabil saat atau paska bencana ada 3 responden menjawab netral, 13 responden setuju, dan 14 responden sangat setuju. Rtaa-rata jawaban responden adalah 4,36 yang menjelaskan bahwa mereka sangat setuju.

5)      Hotel wajib Tim Tanggap Darurat ada 3 responden menjawab tidak setuju, 4 responden netral, 13 responden setuju, dan 10 responden sangat setuju. Rata-rata jawaban responden sebesar 4 yang menegaskan bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Responden yang tidak sependapat menegaskan bahwa di hotel tidak ada Tim Tanggap Darurat.

6)      Tersedia moda transportasi sendiri yang memadai untuk menghadapi bencana ada 3 responden tidak setuju, 1 responden netral, 16 responden setuju, 10 responden sangat setuju. Rata-rata responden menjawab 4,1 yang menjelaskan bahwa mereka setuju. Responden yang tidak sependapat menegaskan bahwa di hotel tidak tersedia moda transportasi sendiri yang memadai untuk menghadapi bencana.

7)      Pelaku bisnis memiliki APAR yang jumlahnya mencukupi dan tidak kadaluarsa ada 1 responden tidak setuju, 5 responden netral, 13 responden setuju, dan 11 responden sangat setuju. Rata-rata responden menjawab 4,13 yang menjelaskan bahwa mereka setuju dengan pernyataan tersebut. Responden yang tidak sependapat menegaskan bahwa hotel tidak punya APAR yang jumlahnya mencukupi dan tidak kadaluarsa.

8)      Perusahan memiliki layanan konseling bagi karyawan korban bencana ada 7 responden netral, 13 responden setuju, dan 11 responden sangat setuju. Rata-rata responden menjawan sebesar 4,1 yang menjelaskan responden setuju dengan pernyataan tersebut.

9)      Kesehatan dan kesejahteraan karyawan terjamin/dalam keadaan baik paska bencana ada 12 responden setuju dan 18 responden sangat setuju. Rata-rata jawaban responden sebesar 4,6 yang menjelaskan responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

 

Hasil Uji Statistik

1.      Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji kualitas suatu data yang diperoleh dari instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui pengujian uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk menguji seberapa baik suatu instrumen pengukuran mengukur dengan tepat suatu konsep studi yang dimaksudkan untuk diukur. Uji reliabilitas dengan melihat koefisien cronbach alpha. Nilai reliabilitas dilihat dari cronbach alpha masing-masing instrumen penelitian (≥ 0,60 dianggap reliabel). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows Release 20.0. Hasil uji validitas ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

A.    Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pemberdayaan Lembaga (X1)

Berikut adalah hasil uji validitas dari variabel Pemberdayaan Lembaga (X1):

Tabel 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pemberdayaan Lembaga (X1)

X1

r hitung

Sig.

Keterangan

Cronbach

Keterangan

X1.1

0.540

0,00

Valid

0.696

Reliabel

X1.2

0.599

0,00

Valid

X1.3

0.471

0,01

Valid

X1.4

0.529

0,00

Valid

X1.5

0.685

0,00

Valid

X1.6

0.708

0,00

Valid

X1.7

0.628

0,00

Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap pertanyaan pada Pemberdayaan Lembaga seluruhnya bernilai signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi kurang dari 0.05 sehingga setiap pertanyaan yang diajukan valid mengukur variabel Pemberdayaan Lembaga. Selain itu nilai Cronbach  lebih besar dari 0.6 sehingga pertanyaan tersebut reliabel, yang berarti bahwa pertanyaan ini akan menghasilkan hasil yang konsisten atau sama apabila dilakukan pengambilan sampel secara berulang.

a.      Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pegetahuan (X2)

Berikut adalah hasil uji validitas dan reliabilitas Pengetahuan (X2):

Tabel 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan (X2)

X2

r hitung

Sig.

Keterangan

Cronbach

Keterangan

X2.1

0.905

0.000

Valid

0.823

Realiabel

X2.2

0.822

0.000

Valid

X2.3

0.855

0.000

Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap pertanyaan pada Pengetahuan seluruhnya bernilai signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi kurang dari 0.05 sehingga setiap pertanyaan yang diajukan valid mengukur variabel Pengetahuan. Selain itu nilai Cronbach  lebih besar dari 0.6 sehingga pertanyaan tersebut reliabel, yang berarti bahwa pertanyaan ini akan menghasilkan hasil yang konsisten atau sama apabila dilakukan pengambilan sampel secara berulang.

b.      Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pendidikan dan Latihan (X3)

Berikut adalah hasil uji validitas dan reliabilitas Pendidikan dan Latihan (X3) yakni:

Tabel 7 Hasil Uji Validitas da Reliabilitas Pendidikan da Latihan (X3)

X3

r hitung

Sig.

Keterangan

Cronbach

Keterangan

X3.1

0.787

0.000

Valid

0.632

Realiabel

X3.2

0.675

0.000

Valid

X3.3

0.641

0.000

Valid

X3.4

0.696

0.000

Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap pertanyaan pada Pendidikan dan Latihan seluruhnya bernilai signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi kurang dari 0.05 sehingga setiap pertanyaan yang diajukan valid mengukur variabel Pendidikan dan Latihan. Selain itu nilai Cronbach  lebih besar dari 0.6 sehingga pertanyaan tersebut reliabel, yang berarti bahwa pertanyaan ini akan menghasilkan hasil yang konsisten atau sama apabila dilakukan pengambilan sampel secara berulang.

c.       Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Program (X4)

Berikut adalah hasil uji validitas dan reliabilitas Program (X4) yakni:

Tabel 8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Program (X4)

X4

r hitung

Sig.

Keterangan

Cronbach

Keterangan

X4.1

0.389

0,034

Valid

0.645

Reliabel

X4.2

0.561

0,001

Valid

X4.3

0.487

0,014

Valid

X4.4

0.443

0,024

Valid

X4.5

0.753

0,000

Valid

X4.6

0.650

0,000

Valid

X4.7

0.741

0,000

Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap pertanyaan pada Program seluruhnya bernilai signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi kurang dari 0.05 sehingga setiap pertanyaan yang diajukan valid mengukur variabel Program. Selain itu nilai Cronbach  lebih besar dari 0.6 sehingga pertanyaan tersebut reliabel, yang berarti bahwa pertanyaan ini akan menghasilkan hasil yang konsisten atau sama apabila dilakukan pengambilan sampel secara berulang.

d.      Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Ketangguhan (Y)

Berikut adalah hasil uji validitas dan reliabilitas Ketangguhan (Y) yakni:

Tabel 9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Ketangguhan (Y)

Y

r hitung

Sig.

Keterangan

Cronbach

Keterangan

Y.1

0.715

0,000

Valid

0.834

Reliabel

Y.2

0.598

0,000

Valid

Y.3

0.753

0,000

Valid

Y.4

0.587

0,001

Valid

Y.5

0.686

0,000

Valid

Y.6

0.614

0,000

Valid

Y.7

0.801

0,000

Valid

Y.8

0.715

0,000

Valid

Y.9

0.414

0,023

Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap pertanyaan pada Ketangguhan seluruhnya bernilai signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi kurang dari 0.05 sehingga setiap pertanyaan yang diajukan valid mengukur variabel Ketangguhan. Selain itu nilai Cronbach  lebih besar dari 0.6 sehingga pertanyaan tersebut reliabel, yang berarti bahwa pertanyaan ini akan menghasilkan hasil yang konsisten atau sama apabila dilakukan pengambilan sampel secara berulang.

B.     Uji Asumsi Klasik

a.    Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal ataukah tidak, maka dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2016).

Normalitas adalah salah satu asumsi klasik pada metode regresi yang apabila dilanggar akan menyebabkan pendugaan yang bias, karena pengujian secara simultan (uji F) dan parsial (uji t) pada pendugaan model dengan Metode Kuadrat Terkecil menggunakan turunan dari sebaran normal selain itu pelanggaran asumsi normalitas akan menyebabkan selang kepercayaan semakin lebar atau semakin sempit karena penggunaan distribusi  pada selang kepercayaan parameternya, pendugaan parameter yang bias dapat terjadi karena adanya pencilan. Pengujian normalitas pada analisis regresi tidak dilakukan pada masing-masing variabel, melainkan dilakukan pada sisaan model karena sisaan didapatkan berdasarkan prediksi dengan model regresi sehingga sisaan model regresi sudah mewakili model regresi dan juga masing masing variabel yang digunakan. Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada ouput software SPSS 25 berikut:

Tabel 10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 

Ketangguhan

N

30

Normal Parametersa,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

3.15373943

Most Extreme Differences

Absolute

.068

Positive

.056

Negative

-.068

Test Statistic

.068

Asymp. Sig. (2-tailed)

.200c,d

 

a. Test distribution is Normal.

 

 

b. Calculated from data.

 

 

c. Lilliefors Significance Correction.

 

 

d. This is a lower bound of the true significance.

 

 

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

 

Berdasarkan Tabel di atas, diketahui bahwa nilai Prob>z yaitu 0,200 yang berarti nilai tersebut lebih dari 0,05. Maka model regresi telah terdistribusi normal sesuai dengan ketentuan dari metode Kolmogorov-Smirnov.

 

b.      Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedstisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Yprediksi-Ysesungguhnya) yang telah distudentized, dengan dasar analisis bahwa jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Imam, 2013).

 

Tabel 11 ANOVA

 

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Residual Ketangguhan * Ketangguhan

Between Groups

(Combined)

229.004

13

17.616

4.742

.002

Linearity

147.649

1

147.649

39.749

.000

Deviation from Linearity

81.355

12

6.780

1.825

.130

Within Groups

59.432

16

3.714

 

 

Total

288.436

29

 

 

 

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai Fbeda sebesar 1,825 dengan sign. = 0,130 (p > 0,05) yang menunjukkan hubungan linier antara variabel ketangguhan sebagai varaibel pencocok terhadap sisaan analisis regsi, sehingga asumsi linieritas terpenuhi.

c.         Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. (Ghozali, 2016). Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebas, dapat juga dengan melihat nilai tolerance serta nilai variance Inflation factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF – 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi.

Tabel 12 Uji Multikolinieritas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

1

(Constant)

 

 

Pemberdayaan Lembaga

.391

2.558

Pengetahuan

.644

1.552

Pendidikan dan Latihan

.385

2.599

Program

.955

1.047

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa ketiga variabel memiliki nilai VIF kurang dari 10, hal tersebut menunjukkan bahwa antar variabel independent tidak terjadi korelasi atau asumsi non multikolonieritas terpenuhi.

 

Pengujian Hipotesis

1.    Koefisien Determinasi ()

Tabel 13 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.699a

.488

.406

3.39668

a. Predictors: (Constant), Program, Pendidikan dan Latihan, Pengetahuan, Pemberdayaan Lembaga

b. Dependent Variabel: Ketangguhan

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan Tabel  di atas, diperoleh nilai koefisien regresi (R-square) sebesar 0.488 sehingga dapat dinyatakan bahwa sekitar 48,8% dari total keseluruhan variabel independent mempengaruhi variabel dependen sedangkan sisanya 51,2 % dipengaruhi oleh variabel independent yang lain selain Pemberdayaan Lembaga, Pengetahuan, Pendidikan dan Latihan, dan Program.

2.      Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 14 Uji Signifikansi Simultan

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

275.031

4

68.758

5.960

.002b

Residual

288.436

25

11.537

 

 

Total

563.467

29

 

 

 

a. Dependent Variabel: Ketangguhan

b. Predictors: (Constant), Program, Pendidikan dan Latihan, Pengetahuan, Pemberdayaan Lembaga

Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 5.960 dengan tingkat signifikansi 0.002 atau kurang dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa paling sedikit terdapat satu variabel diantara Pemberdayaan Lembaga, Pengetahuan, Pendidikan dan Latihan, dan Program yang signifikan terhadap Ketagguhan.

3.      Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Tabel 15 Uji Signifikansi Parameter Individual

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

 

 

1

(Constant)

20.034

7.412

 

2.703

.012

Pemberdayaan Lembaga

.760

.290

.600

2.622

.015

Pengetahuan

.838

.362

.413

2.316

.029

Pendidikan dan Latihan

-1.605

.424

-.873

-3.785

.001

Program

.488

.205

.348

2.375

.026

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa kedua variabel independent  signifikan dengan taraf nyata 5% atau , hal tersebut dapat dilihat pada kolom tingkat signifikansi.

1.      Nilai p>| t| atau signifikansi yaitu 0,015 kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa pemberdayaan Lembaga berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan, selain itu tanda positif pada koefisien menunjukkan setiap peningkatan variabel pemberdayaan lembaga akan meningkatkan ketangguhan.

2.      Nilai p>| t| atau signifikansi yaitu 0,029 kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan, selain itu tanda positif pada koefisien menunjukkan setiap variabel pengetahuan akan meningkatkan ketangguhan.

3.      Nilai p>| t| atau signifikansi yaitu 0,001 kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan, selain itu tanda negatif pada koefisien menunjukkan setiap peningkatan variabel pendidikan dan pelatihan akan menurunkan ketangguhan.

4.      Nilai p>| t| atau signifikansi yaitu 0,026 kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa Program berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan, selain itu tanda positif pada koefisien menunjukkan setiap peningkatan variabel program akan meningkatkan ketangguhan.

 

Pembahasan

Berdasarkan Hasil Uji Statistik di atas dapat ditarik beberapa pernyataan yang menjawab perumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1.      Pemberdayaan lembaga berpengaruh positif pada ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang

Berdasarkan uji analaisis data dinyatakan bahwa pemberdayaan lembaga berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan, selain itu tanda positif pada koefisien menunjukkan setiap peningkatan variabel pemberdayaan lembaga akan meningkatkan ketangguhan. Hal ini berarti semakin baik kualitas pemberdayaan lembaga maka akan meningkatkan tingkat ketangguhan hotel terhadap bencana di Kota Kupang.

2.      Pengetahuan berpengaruh positif pada ketangguhan pelaku bisnis dalam menghadapi bencana di Kota Kupang

Hasil uji analisis hipotesis menjelaskan bahwa pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan, selain itu tanda positif pada koefisien menunjukkan setiap variabel pengetahuan akan meningkatkan ketangguhan. Artinya semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki SDM yang ada di hotel, akan meningkatkan ketangguhan hotel terhadap bencana yang ada di Kota Kupang.

3.      Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh negatif pada ketangguhan pelaku bisnis dalam menghadapi bencana di Kota Kupang

Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan menjelaskan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan. Namun bernilai negatif pada koefisien, artinya menunjukkan setiap peningkatan variabel pendidikan dan pelatihan akan menurunkan ketangguhan.

4.      Program berpengaruh positif pada ketangguhan pelaku bisnis dalam menghadapi bencana di Kota Kupang

Hasil uji analisis hipotesis menjelaskan bahwa program berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan, selain itu tanda positif pada koefisien menunjukkan setiap peningkatan variabel program akan meningkatkan ketangguhan. Hal ini berarti semakin baik kualitas program yang dimiliki hotel maka akan meningkatkan tingkat ketangguhan hotel terhadap bencana di Kota Kupang

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Pemberdayaan lembaga berpengaruh positif pada ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang. 2. Pengetahuan berpengaruh positif pada ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang. 3. Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh negatif pada ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang. 4. Program berpengaruh positif pada ketangguhan hotel dalam menghadapi bencana di Kota Kupang.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Burhan, Nurgiantoro. (1988). Dasar-dasar pengembangan kurikulum sekolah. Yogyakarta: BPFE: Hal, 42.

 

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cet . VIII. In Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cet . VIII. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Dipanegoro.

 

Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 25.

 

Imam, Ghozali. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. ISBN, 979(015.1).

 

Kumara, I. Wayan Sutya Edy, & Utama, I. Wayan Mudiartha. (2016). Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Mediasi Kepemimpinan Pada Hotel Satriya Cottages Kuta Bali. Udayana University.

 

Mangarru, Faradilla. (2021). Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (k3) Selama Penerapan New Normal Di Pt. Pangansari Utama. Universitas Bosowa.

 

Mudrajad, Kuncoro. (2001). Metode kuantitatif: Teori dan aplikasi untuk bisnis dan ekonomi. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

 

Nurlan, Fausiah. (2019). Metodologi penelitian kuantitatif. CV. Pilar Nusantara.

 

Priadana, M. Sidik, & Sunarsi, Denok. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif. Pascal Books.

 

Sudjana, N. (2017). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (21 st ed).

 

Suharsimi Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Suryani, Embun, Furkan, Lalu Muhammad, & Septiawan, Adi. (2019). Pemberdayaan ekonomi masyarakat desa saribaye melalui pengolahan abon ikan nila. Jurnal Abdi Insani, 6(3), 401–408.