Pengaruh Kompetensi dan Sikap Skeptisme Audit pada Kualitas Audit - Studi pada Kantor Akuntan Publik Jakarta Pusat

 

David Kurniawan1, Dolly Adolina Prameswari2

Sekolah Tinggi Manajemen PPM, Jakarta, Indonesia

davidbunadi@gmail.com

 

 

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kompetensi dan sikap skeptisme auditor terhadap kualitas audit. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioneer yang di isi oleh responden yaitu auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta (khusus wilayah Jakarta Pusat). Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Jumlah auditor yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 responden dari Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta Pusat dan terdaftar directory Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari kompetensi dan sikap skeptisme auditor. Sedangkan variabel terkaitnya adalah kualitas audit. Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Analisis ini dilengkapi dengan uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas sebuah audit (2) Sikap skeptisme auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas sebuah audit

 

Kata kunci: kompetensi, sikap skeptisme auditor, kualitas audit

 

Abstract

The purpose of this study is to examine and provide empirical evidence about the influence of competence and auditor skepticism on audit quality. This study uses primary data obtained through a questionnaire filled out by respondents, namely auditors working in the Jakarta Public Accountant Office. The sampling method used in this study is convenience sampling. The number of auditors sampled in this study were respondents from Public Accounting Firms (KAP) located in the DKI Jakarta (central Jakarta) area and registered in the directory of the Indonesian Institute of Certified Public Accountants (IAPI). The independent variables in this study consisted of auditor's competence and skepticism. While the related variable is audit quality. The data processing method used is multiple linear regression analysis. This analysis is complemented by a validity test, a reliability test and a classic assumption test. Based on the results of this study indicate that (1) competence has a significant effect on the quality of an audit, (2) auditor skepticism has a significant effect on the quality of an audit.

 

Keywords: competence, auditor skepticism, audit quality

 

Pendahuluan  

Indonesia memiliki pusat bisnis sangat banyak menyebabkan perkembangan perkerjaan di Indonesia meningkat dalam jumlah yang signifikan. Dengan adanya jumlah yang meningkat ini maka perusahaan di Indonesia akan lebih banyak bergabung ke pasar bebas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan status terbuka untuk umum, karena jumlah yang meningkat di atas, maka diperlukannya auditor external yang dimana auditor dalam Kantor akuntan publik sudah mendapat izin dari kementrian keuangan (ZAI, 2021). Tugas dari auditor external sendiri adalah untuk mengaudit baik laporan keuangan sampai memberikan konsultasi ke perusahaan agar perusahaan bisa go publik. Auditor externai akan membuat laporan mengenai perusahaan dan memberikan pendapat yang wajar ketika memeriksa laporan keuangan perusahaan yang auditor menyebut dengan istilah laporan auditor (Rosalina & Kurnia, 2017). Perusahaan ingin mempercayai pihak external (auditor external) dalam mereview laporan keuangannya yang dimana perusahaan ingin kualitas audit yang disediakan oleh auditor external mempunyai status yang baik. Perusahaan tidak bisa lansung percaya terhadap auditor tanpa kriteria-kriteria yang bisa perusahaan nilai sebagai auditor professional (Awalia & Daljono, 2014). Kriteria yang dimaksud berupa kompetensi dari auditor dan pandangan skeptis dari auditor. Peneliti mengambil 2 subjek ini karena ada kemiripan dengan penelitian terdahulu seperti penelitian dari (Rossita & Sukartha, 2017) dan (Santoso & Riharjo, 2020) menjelaskan bahwa Kompetensi auditor berpengaruh terhadap Kualitas audit yang disediakan oleh auditor. (Muslim et al., 2020) yang menjelaskan bahwa sikap skeptisme auditor akan berpengaruh terhadap kualitas audit. Ada beberapa jasa yang disediakan auditor kepada perusahaan yang ingin diaudit, akan tetapi dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada kemampuan dan sudut pandang dari auditor dalam memberikan laporan keuangan audit dengan kualitas yang baik. Peneliti memilih topik ini karena banyak auditor yang tersebar di seluruh indonesia, akan tetapi hanya beberapa tempat KAP dan beberapa auditor yang sudah terkualifikasi sebagai auditor professional (Damayanti, 2022).

Penelitian ini mencakup beberapa konsep kunci dalam bidang audit, termasuk audit, teori agensi, kantor akuntan publik, kompetensi auditor, skeptisme, kualitas audit, dan hipotesis terkait (Sugiarmini & Datrini, 2017). Auditing merupakan proses evaluasi terhadap organisasi, sistem, atau produk untuk memastikan penyelesaian subjek audit, sementara Teori Agensi digunakan untuk memahami hubungan antara Prinsipal dan Agen. Dalam konteks ini, prinsipal adalah perusahaan sedangkan agen adalah Auditor Eksternal (Azizah et al., 2023). Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang didirikan sesuai undang-undang dan memiliki izin usaha. Kompetensi auditor mengacu pada kemampuan dan pengalaman auditor dalam melakukan audit secara objektif dan cermat. Skeptisme adalah sikap yang menantang dan mengevaluasi secara kritis bukti audit. Kualitas audit mencerminkan probabilitas bahwa laporan keuangan mengandung kekeliruan material dan akan ditemukan oleh auditor (Hasanah & Putri, 2018). Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa kompetensi dan skeptisme auditor secara signifikan memengaruhi kualitas audit, serta keduanya berpengaruh secara simultan (Rahim, 2016).

Pertumbuhan pesat pusat bisnis di Indonesia telah memicu peningkatan signifikan dalam jumlah lapangan kerja di negara ini. Seiring dengan pertumbuhan ini, banyak perusahaan di Indonesia yang bergabung dengan pasar bebas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan status terbuka untuk umum. Untuk memenuhi persyaratan ini, perusahaan-perusahaan ini membutuhkan layanan dari auditor eksternal yang beroperasi di bawah kantor akuntan publik yang telah diizinkan oleh Kementerian Keuangan (Juita, 2020). Auditor eksternal memiliki tanggung jawab untuk melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan serta memberikan saran kepada perusahaan agar siap untuk go public (Apriadi, 2016). Pentingnya kualitas audit yang disediakan oleh auditor eksternal mendorong perusahaan untuk memilih dengan hati-hati auditor yang memiliki kompetensi dan sikap skeptis yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak kompetensi dan skeptisisme auditor terhadap kualitas audit, dengan memperhatikan temuan sebelumnya seperti yang dilaporkan oleh (Tjahjono & Adawiyah, 2019) mengenai pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit, serta studi oleh (Giovani & Rosyada, 2019) tentang dampak sikap skeptisisme auditor terhadap kualitas audit. Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi baru dengan fokus pada kemampuan dan pandangan auditor dalam menyediakan laporan keuangan audit berkualitas. Dengan demikian, penelitian ini mengangkat isu penting di bidang audit, memperluas pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi kualitas audit, dan memberikan wawasan baru bagi perusahaan dan auditor dalam meningkatkan kinerja mereka.

 

Metode

Penelitian yang peneliti lakukan sekarang memiliki sifat causal effect (sebab-akibat) dengan melakukan pengujian tentang fakta serta mencari keterangan secara faktual mengenai faktor yang mempengaruhi kualitas audit pada auditor di Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Jakarta Pusat. Pendekatan kuantitatif digunakan penulis untuk menjelaskan mengenai bagaimana penulis menyebar kuesioner yang sudah penulis buat dalam bentuk jawaban kuantitatif yang bertujuan untuk menguji teori yang sudah dibahas oleh penulis di bab 2 yaitu membuat fakta dan menunjukkan hubungan antara variable.

Populasi adalah semua nilai, hasil pengukuran maupun hasil perhitungan, baik kuantitatif maupun kualitatif dari karekteristik tertentu berkait kelompok objek yang jelas dan lengkap. Penulis menggunakan populasi berupa auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta Pusat. Pada penulisan ini, penulis mengambil hasil responden sebanyak 20 orang yang bekerja di Kantor Akuntan Publik. Penulis menggunakan metode teknik convenience sampling. Dimana dalam Convinience Sampling memerlukan pertimbangan tertentu.

   Adapun ketentuan atau pertimbangan yang diambil digunkan untuk memenuhi teknik Convinience Sampling yaitu:

1. Perusahaan yang bekerja sebagai auditor di Kantor Akuntan Publik.

2. Perusahaan yang berada di Jakarta Pusat.

3. Perusahaan sudah dikukuhkan izinnya oleh menteri keuangan.

 

Penulis menggunakan data primer yang di penulisan ini berupa kuesioner yang dijawab oleh auditor dari Kantor Akuntan Publik (yang selanjutnya dinamakan responden), yang Kantor Akuntan Publik nya sudah disampling auditor. Kuesioner sendiri penulis artikan sebagai alat survei dengan pertanyaan tertulis yang harus responden jawab agar penulis bisa mengambil jawaban kuesioner yang nantinya akan diproses menjadi data.

Dalam Penelitian ini, Penulis menggunakan Kuesioner dalam mendapatkan data dan uji Reliabilitas, Uji Validitas untuk mengetahui apakah Kompetensi dan Skeptisme auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, kemudian uji regresi linear berganda, uji koefisien determinasi (regresi dengan adj. R suare), uji simultan F, uji parsial t, serta uji t-test.

 

                                  Tabel 1 Data Sampel penulisan

No

Keterangan

Jumlah

Persentase

1

Kuesioner tersebar

30

100 %

2

Kuesioner kembali

20

66 %

3

Kuesioner yang dapat diolah

17

85 %

4

Kuesioner yang tidak dapat diolah

3

15 %

 

Dari tabel 1 terlihat kuesioner yang disebar ada 30 data dengan kuesioner kembali berjumlah 20 kuesioner, yang dapat diolah berjumlah 17 dan 3 kuesioner yang tidak dapat diolah dikarenakan tidak responden tidak mengisi secara lengkap.

Analisis multikolinearitas dilakukan secara mendalam untuk memastikan bahwa tidak ada keterkaitan yang signifikan antara variabel independen dalam model regresi. Hal ini penting untuk menghindari efek distorsi dalam estimasi parameter regresi dan memastikan keandalan hasil analisis.

Penyampaian data yang rapih dan sistematis sangat penting dalam melaporkan hasil penelitian. Hal ini membantu pembaca untuk memahami dengan jelas temuan penelitian dan interpretasi yang dibuat oleh peneliti.

Berdasarkan metode penelitian ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kompetensi dan skeptisme auditor berpotensi memengaruhi kualitas audit yang disediakan oleh auditor eksternal. Namun demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut yang melibatkan sampel yang lebih besar dan variasi yang lebih luas dalam populasi auditor untuk mengkonfirmasi temuan ini secara lebih kuat. Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit, seperti pengalaman kerja dan lingkungan kerja auditor.

 

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

Karakteristik Profil Responden

 

Tabel 2 Data Statistik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Jumlah

Persentase

Laki - laki

10

58.8%

Perempuan

7

41.2%

Total

17

100%

 

Tabel 2 memperlihatkan responden berjenis kelamin laki laki berjumlah 10 orang (58.8 %) dan perempuan berjumlah 7 orang (41.2 %)

 

Tabel 3 Data Statistik Responden Berdasarkan Usia

Usia

Jumlah

Persentase

21 – 25

9

53%

26 - 30

7

41%

>30

1

6%

Total

17

100%

 

Tabel 3 menunjukkan bahwa responden berusia 21-25 tahun ada 9 orang (53%), yang berusia 26-30 tahun ada 7 orang (41%) dan  yang berumur 30 tahun ke atas  ada 1 orang (6%).

 

Tabel 4 Data Statistik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan

Jumlah

Persentase

Diploma 3

2

12%

Strata 1

13

76%

Strata 2

2

12%

Total

17

100%

 

Tabel 4 menunjukkan bahwa 2 orang (12%) yang bekerja di Kantor Akuntan Publik berpendidikan terakhir Diploma (D3), sedangkan 13 orang (76%) berpendidikan terakhir Strata 1 (S1), dan sisanya 2 orang (12%) berpendidikan terakhir Strata 2 (S2).

 

Tabel 5 Data Statistik Responden Berdasarkan Jabatan Dalam Kantor Akuntan Publik

Jabatan

Jumlah

Persentase

Partner

1

6%

Junior Auditor

11

65%

Senior Auditor

4

23%

Supervisor

1

6%

Total

17

100%

 

Tabel 5 menunjukkan bahwa jabatan yang terbanyak dari responden adalah junior auditor ada 11 orang (65%), kemudian senior auditor ada 23% lalu supervisor ada 5 orang (30%), sisanya sebagai partner ada 1 orang (6%).

 

Tabel 6 Data Statistik dari responden yang didasarkan dari pengalaman.

Pengalaman Sebagai Auditor

Jumlah

Persentase

1-3 Tahun

11

65%

3-5 Tahun

4

23%

>5 Tahun

2

12%

Total

17

100%

 

Tabel 6 menunjukkan bahwa responden berpengalaman menjadi auditor selama 1-3 tahun ada 11 orang (65%), sedangkan yang sudah bekerja sebagai auditor 3-5 tahun ada 4 orang (23%) dan sisanya bekerja di atas 5 tahun terdapat 2 orang (12%).

 

Hasil Uji Kualitas Data

Hasil Uji Validitas

Penulis menggunakan uji validitas untuk menilai apakah hasil yang didapatkan dari penilaian sudah valid.

Untuk menguji validitas instrumen penulisan, angka rhitung dari nilai jawaban setiap responden untuk setiap butir pertanyaan dihitung dan kemudian dibandingkan dengan rtabel. Nilai rtabel untuk pengujian validitas penulisan ini adalah 0,444. Nilai rtabel didapat dari jumlah kasus yaitu 17 – 2 = 15, dan tingkat signifikansi adalah 5%. Apabila rhitung lebih besar dari rtabel, setiap pertanyaan dianggap valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas tiga variabel: kompetensi auditor, sikap skeptisme auditor, dan kualitas audit.

                 

Tabel 7 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi

Pertanyaan

Nilai rhitung

Nilai rtabel

Kriteria

K1

0,733

0.444

Valid

K2

0,747

0,444

Valid

K3

0,368

0,444

Valid

K4

0,631

0,444

Valid

K5

0,604

0,444

Valid

K6

0,730

0,444

Valid

K7

0,263

0,444

Valid

K8

0,674

0,444

Valid

K9

0,794

0,444

Valid

K10

0,806

0,444

Valid

K11

0,878

0,444

Valid

K12

0,708

0,444

Valid

K13

0,652

0,444

Valid

K14

0,800

0,444

Valid

K15

0,681

0,444

Valid

 

Tabel 7 menunjukkan hasil dari uji validitas variabel kompetensi auditor terhadap 15 butir pertanyaan dalam kuesioner tergolong valid (rhitung > rtabel).

 

Tabel 8 Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisme Auditor

Pertanyaan

Nilai rhitung

Nilai rtabel

Kriteria

S1

0,909

0,233

Valid

S2

0,817

0,233

Valid

S3

0,878

0,233

Valid

S4

0,521

0,233

Valid

S5

0,930

0,233

Valid

S6

0,881

0,233

Valid

S7

0,772

0,233

Valid

S8

0,863

0,233

Valid

 

Tabel 8 menunjukkan hasil dari uji validitas variabel sikap skeptisme auditor terhadap 8 butir pertanyaan dalam kuesioner tergolong valid (rhitung > rtabel).

              

Tabel 9 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit

Pertanyaan

Nilai rhitung

Nilai rtabel

Kriteria

KA1

0,583

0,233

Valid

KA2

0,818

0,233

Valid

KA3

0,550

0,233

Valid

KA4

0,618

0,233

Valid

KA5

0,738

0,233

Valid

KA6

0,720

0,233

Valid

KA7

0,567

0,233

Valid

KA8

0,708

0,233

Valid

KA9

0,750

0,233

Valid

KA10

0,704

0,233

Valid

KA11

0,621

0,233

Valid

KA12

0,641

0,233

Valid

KA13

0,726

0,233

Valid

KA14

0,645

0,233

Valid

KA15

0,754

0,233

Valid

 

Tabel 9 di atas menunjukkan hasil dari uji validitas variabel kualitas audit atas 15 butir pertanyaan dalam kuesioner tergolong valid (rhitung > rtabel).

Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan setelah semua pertanyaan dari kuesioner di atas sudah dinyatakan valid dengan menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha dimana koefisien alpha lebih besar dari 0.6 maka pertanyaan bisa diandalkan dalam penulisan demikian se

Tabel 10 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Cronbach’s Alpha

N of Items

Keterangan

Kompetensi (X1)

0,920

15

Reliabel

Sikap Skeptisme Auditor (X2)

0,903

8

Reliabel

Kualitas Audit(Y)

0,963

15

Reliabel

 

Tabel 10 penulis simpulkan bahwa semua pertanyaan dalam variabel ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6 dengan X1 sebesar 0.920 , X2 sebesar 0.903 dan Y sebesar 0.963.Ini menunjukkan bahwa jika pertanyaan diajukan kembali, akan diberikan jawaban yang sebanding dengan jawaban sebelumnya, setiap item pertanyaan yang digunakan akan memiliki kemampuan untuk mengumpulkan data yang konsisten.

 

Hasil Uji Asumsi Klasik

Pada point ini, penulis akan membahas mengenai hasil uji asumsi klasik yang terbagi menjadi 4 uji, yaitu:

Hasil Uji Normalitas

Penulis menggunakan uji normalitas untuk menentukan apakah model regresi, variabel terikat, dan variabel bebas memiliki distribusi normal. Penulis melakukan ini dengan melihat distribusi data dalam bentuk bell. Data dari hasil uji normalitas bisa dikatakan memiliki hasil yang positif ketika distribusi dari data tidak menyamping dari garis normal.

Seperti yang diketahui, uji t dan F mengasumsikan nilai residu mengikuti distribusi normal; pelanggaran asumsi ini akan membatalkan uji statistik ketika sampel berukuran kecil. Plot probabilitas normal, yang membandingkan distribusi kumulatif dan normal, digunakan untuk menentukan apakah nilai residu berdistribusi normal.

Metode untuk mengukur normalitas adalah dengan menyebarkan data titik padasumbu diagonal grafik. Menurut (Ghozali, 2013), pola sebaran normal ditampilkan jika data titik tersebar di sekitar diagonal dan mengikuti arah diagonal. Jika data titik tersebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah diagonal, maka pola sebaran normal tidak ditampilkan, yang menunjukkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil dari uji analisis normalitas grafik P-Plot adalah sebagai berikut:

 

Gambar 1 Uji Normalis Data

 

Gambar 1 menunjukkan adanya persebaran data (titik) pada sumbu diagonal yang mendekati garis diagonal maka dapat disimpulkan bahwa penulisan ini memenuhi uji normalitas.

 

Hasil Uji Multikolinieritas

Penulis menggunakan uji multikolinieritas untuk mengetahui apakah ada hubungan antara satu variabel independen dengan variabel independen lainnya. Dengan model regresi yang dianggap baik, nilai faktor toleransi dan variasi inflasi (VIF) < 10 dan nilai keterjangkauan > 0,10.

 

Tabel 11 Hasil Uji Multikolinieritas antara Kompetensi auditor (X1) dan Skeptisme Auditor (X2)

Predictor

Tolerance

VIF

Keterangan

Kompetensi

0,283

3.534

Tidak Terjadi Multikolinieritas

Skeptisme Auditor

          0,283

          3.534

Tidak Terjadi Multikolinieritas

 

Tidak ada masalah dengan multikolinieritas, seperti yang ditunjukkan dalam tabel 11 Nilai toleransi 0,283 > 0,10, dan nilai faktor inflasi variasi (VIF) 3,534 < 10. Hasil perhitungan nilai toleransi juga menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai toleransi < 0,10, yang menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara variabel independen. Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak menunjukkan adanya multikolinieritas di antara variabel independen.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Penulis melakukan uji heteroskedastisitas dengan tujuan untuk menilai apakah uji ini akan terjadi ketidaksamaan dalam variansi residual dan penulis mengunakan grafik plot yang menilai prediksi variabel dependen dengan residunya untuk menunjukkan apakah ada atau tidak heterokedastisitas prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residunya (SRESID). Uji ini bisa kita dapat hasilnya dengan analisa, Heteroskedastisitas terjadi jika ada pola tertentu, dan tidak terjadi jika tidak ada pola yang jelas.

Hasil uji heteroskedastisitas ditunjukkan dalam grafik scatterplot di bawah ini:

                                

 

 

 

 

 

Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas

Gambar 2 menunjukkan sebaran data (titik) pada sumbu diagonal dekat diagonal dapat disimpulkan bahwa penulisan ini memenuhi uji normalitas.

Hasil Uji Autokorelasi

Penulis melakukan uji autokorelasi dengan tujuan memeriksa apakah variabel independen mempengaruhi error. Hal ini menyebabkan error term menjadi lebih rendah dan R2 serta customized R menjadi lebih tinggi karena error dari periode sebelumnya berkontribusi terhadap error yang terjadi saat ini dan dapat dilakukan dengan menghitung statistik Durbin-Watson. Jika nilai d berada di antara du dan batas 4-du, tidak terjadi korelasi serial residu. Hasil uji autokorelasi ditunjukkan pada tabel berikut:

 

Tabel 12 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

 

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

.923a

.852

.831

3.320

1.900

 

Dalam Tabel 12, nilai Durbin-Watson sebesar 1.900 dibandingkan dengan nilai pada tabel Durbin-Watson dengan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel sebesar 17 dan jumlah variabel independen sebesar 2 (K = 2). Hasilnya adalah 1,6733 dengan hasil Durbin-Watson sebesar 2,037, yang lebih besar dari hasil du, yaitu 1,6733, dan kurang dari (4-du) 4-1,6733 = 2,3267. Dengan hasil ini, penulis menyimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi

Hasil Uji Hipotesis

Uji korelasi atau koefisien determinasi, uji F, dan uji t digunakan untuk menguji hipotesis dengan tingkat signifikansi a = 0,05.

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier berganda. Ini adalah hasilnya:

 

Tabel 13 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

 

B

Std. Error

Beta

 

1

(Constant)

1.439

8.189

 

 

Kompetensi

.745

.262

.550

 

Sikap Skeptisme Auditor

.717

.339

.409

 

         Dependent Variable: Kualitas Audit

 

Tabel 13 menunjukkan nilai koefisien regresi dari setiap variabel dalam penulisai ini, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 1.439 + 0,745X1 + 0,717X2

Persamaan regresi sebelumnya menunjukkan konstanta sebesar 1.439, yang menunjukkan bahwa kualitas audit akan meningkat sebesar 1.439 satuan, atau 143,9%, jika variabel kompetensi auditor dan skeptisme dianggap konstan atau bernilai 0 (nol). Koefisien regresi variabel kompetensi auditor adalah 0,745, yang menunjukkan bahwa jika variabel kompetensi auditor meningkat satu satuan, maka kualitas audit akan meningkat sebesar 0,745 satuan, atau 74 persen.

Hasil Uji Korelasi Dan Determinasi (R2)

Penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh dua variabel independen mempengaruhi hasil variabel dependen dengan melakukan pengujian koefisien determinasi (R2). Nilai R2 berada di antara 0 dan 1 (tidak ada nilai R2 di atas 1). Nilai R2 yang tinggi (dekat dengan 1) menunjukkan bahwa variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variabel dependen. Di sisi lain, nilai R2 yang rendah menunjukkan bahwa variabel bebas tidak dapat menjelaskan variabel independen. Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi dan skeptisme auditor terhadap kualitas audit. Tabel berikut menunjukkan hasilnya:

 

Tabel 14 Hasil Uji Korelasi Dan Determinasi

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

 

1

.923a

.852

.831

3.320

 

 

a. Predictors: (Constant), Kompetensi, Sikap Skeptisme Auditor

b. Dependent Variable: Kualitas Audit

 

Tabel 14 menunjukkan kesimpulan bahwa variabel kualitas audit (Y) adalah 83,1%, yang dipengaruhi oleh variabel kompetensi auditor (X1) dan sikap skeptisme auditor (X2). Variabel tambahan yang tidak termasuk dalam model regresi menyumbang 16,9% yang tersisa. Pengalaman, independensi, dan tekanan waktu adalah faktor tambahan.

Koefisien korelasi (R) pada tabel 4.15 sebesar 0,852 menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara variabel dependen dan variabel independen, karena koefisien korelasi variabel independen di atas 0,05. Standar Kesalahan Estimasi (SEE) adalah 4,84591. Jika nilai SEE turun, model regresi akan lebih akurat dalam memprediksi variabel dependen.

Hasil Uji t (Parsial)

Untuk menilai pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, pengujian regresi secara parsial (uji t) sangat membantu. Ini dicapai dengan membandingkan nilai probabilitas, juga dikenal sebagai p-value, dari masing-masing variabel dengan tingkat signifikansi 0,05; jika p-value kurang dari 0,05, maka variabel independen tidak memiliki pengaruh. Hasil uji regresi secara parsial (uji t) ditunjukkan dalam tabel berikut:

 

 

Tabel 15 Hasil Uji t

 

 

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

1.439

8.189

 

.176

,000

Kompetensi

.745

.262

.550

2.845

,032

Sikap Skeptisme Auditor

.717

.339

.409

2.117

,016

       Dependent Variable: Kualitas Audit

 

Tabel 14 menunjukkan bahwa variabel kapasitas auditor dan skeptisisme auditor terhadap kualitas audit mempunyai pengaruh yang signifikan.

Berikut penjelasan pengaruh variabel independen terhadap kualitas audit: Variabel keterampilan auditor (X1) mempunyai nilai hitung sebesar 2,189 > ttabel 1,99 atau nilai signifikan kurang dari 0,05 (0,03 < 0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kompetensi auditor mempunyai hubungan positif dan mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap kualitas audit.

Variabel skeptisisme auditor (X2) mempunyai nilai t hitung sebesar 2.117 > t tabel 1.99 atau angka signifikan dengan hasil kurang dari 0.05 (0.01 < 0.05). Oleh karena itu, penulis dapat menyimpulkan bahwa skeptisisme auditor mempunyai hubungan positif dan mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap kualitas audit.

Hasil Uji F (Simultan)

Penulis melakukan pengujian signifikansi simultan (Uji F) untuk mengetahui apakah semua variabel independen dalam model regresi memiliki pengaruh yang signifikan secara bersamaan terhadap variabel dependen. Hasilnya tercantum dalam tabel berikut:                          

 

Tabel 15 Hasil Uji F

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

887.429

2

443.714

40.250

.000b

Residual

154.336

14

11.024

 

 

Total

1041.765

16

 

 

 

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

b. Predictors: (Constant), Kompetensi, Sikap Skeptisme Auditor

 

Dengan nilai signifikansi 40.250 kurang dari nilai probabilitas 0.05, nilai F hitung lebih besar daripada F tabel, seperti yang ditunjukkan dalam tabel di atas.

Interpretasi

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan melalui aplikasi SPSS, hasil yang didapat melalui analisis regresi linear berganda dengan bahasan pengaruh kompetensi dan skeptisme pada kualitas audit yang menggunakan data dari uji T atau uji partial dengan Uji T yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi X1 sebesar 0.03 dimana nilai tersebut berada dalam kriteria dari uji T dalam lingkup di bawah 0.05 dan nilai signifikansi X2 sebesar 0.01 juga berada dalam kriteria dari uji T dimana nilai tersebut berada di bawah dari angka 0.05 (standar) dan juga karena k coefficient variabel bernilai positif. Dengan hasil pengujian ini, maka semakin tinggi tingkat kompetensi dan skeptisme dari auditor, maka semakin tinggi tingkat kualitas audit yang diberikan

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan nilai signifikansi yang kurang dari 0,05, kompetensi auditor memiliki hubungan yang positif dan pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kualitas audit. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan, yang menunjukkan bahwa semakin mahir seorang auditor, semakin baik kualitas audit.

Pengaruh Sikap Skeptisme Auditor Terhadap Kualitas Audit

Hasil penulisan menunjukkan bahwa, berdasarkan nilai signifikansi kurang dari 0,05, skeptisme auditor terhadap kualitas audit memiliki hubungan yang positif dan pengaruh signifikan secara parsial. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan hasil yang signifikan dan positif, yang menunjukkan bahwa semakin skeptis auditor maka kualitas audit akan lebih baik.

 

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada kualitas audit, variabel kompetensi dan skeptisme memberikan pengaruh masing masing. Dengan Kompetensi dari auditor memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil dari kualitas audit dikarenakan dengan adanya kompetensi/ kemampuan audit yang lebih baik, maka jasa untuk memberikan kualitas audit ke klien akan semakin baik. Kemudian Skeptisme auditor akan berpengaruh positif terhadap kualitas audit karena dengan auditor memiliki pandangan yang skeptis, maka auditor bisa memberikan pendapat yang wajar agar kualitas audit yang diberikan semakin bagus.

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Apriadi, U. N. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Umur Perusahaan Go Public, Auditor Internal, Solvabilitas, Profitabilitas, Dewan Komisaris Terhadap Audit Delay.

 

Awalia, A., & Daljono, D. (2014). Pengaruh Risiko Litigasi terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan dengan Keahlian Hukum Komite Audit sebagai Variabel Pemoderasi (Studi pada Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012). Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

 

Azizah, N. T., Rahmadina, R., Mumtaza, W., & Kusumastuti, R. (2023). Peran Audit Internal dalam Mencegah Fraud di Perusahaan. Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis, 3(2), 230–236.

 

Damayanti, E. (2022). Pengaruh Audit Fee Dan Reputasi Auditor Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Energi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis Krisnadwipayana, 9(2), 771–782.

 

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Quarterly Journal of Economics, 128, 1547–1584.

 

Giovani, A. D. V., & Rosyada, D. (2019). pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik di Makassar. Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif, 2(1), 217–231.

 

Hasanah, A. N., & Putri, M. S. (2018). Pengaruh ukuran perusahaan, audit tenure terhadap kualitas audit. JAK (Jurnal Akuntansi) Kajian Ilmiah Akuntansi, 5(1), 11–21.

 

Juita, V. (2020). Peran Akuntan Profesional dalam Mendukung Pengelolaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Umkm) Di Kota Padang. Jurnal Akuntansi Dan Governance Andalas, 3(1), 69–96.

 

Muslim, M., Rahim, S., Pelu, M. F. A. R., & Pratiwi, A. (2020). Kualitas Audit: Ditinjau dari Fee Audit, Risiko Audit dan Skeptisme Profesional Auditor sebagai Variabel Moderating. Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 8(1), 9–19.

 

Rahim, S. (2016). Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Kualitas Audit dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 11(2), 75–83.

 

Rosalina, R. Y., & Kurnia, K. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei). Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA), 6(6).

 

Rossita, N. M. D., & Sukartha, I. M. (2017). Pengaruh kompetensi, komitmen organisasi, skeptisme profesional dan motivasi pada kualitas audit. E-Jurnal Akuntansi, 20(3), 2539–2565.

 

Santoso, R. D., & Riharjo, I. B. (2020). Independensi, Integritas, Serta Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit dengan Skeptisisme Profesional Sebagai Variabel Pemoderasi. Journal of Accounting Science, 4(2), 36–56.

 

Sugiarmini, A., & Datrini, L. K. (2017). pengaruh skeptisme profesional, independensi, kompetensi, etika, dan role stress auditor terhadap kualitas audit pada kantor BPK RI perwakilan provinsi Bali. KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi, 9(1), 1–14.

 

Tjahjono, M. E. S., & Adawiyah, D. R. (2019). Pengaruh kompetensi auditor, pengalaman auditor dan motivasi auditor terhadap kualitas audit (Studi Empiris Pada Auditor di Inspektorat Provinsi Banten). Jurnal Riset Akuntansi Terpadu, 12(2), 253–269.

 

ZAI, R. S. (2021). Pengaruh Fee Audit, Rotasi Kap, Dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.