Pengaruh Kompetensi dan
Sikap Skeptisme Audit pada Kualitas Audit - Studi pada Kantor Akuntan Publik
Jakarta Pusat
David
Kurniawan1, Dolly Adolina
Prameswari2
Sekolah Tinggi Manajemen PPM,
Jakarta, Indonesia
davidbunadi@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menguji dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kompetensi
dan sikap skeptisme auditor terhadap kualitas audit. Penelitian ini menggunakan
data primer yang diperoleh melalui kuesioneer yang di isi oleh responden yaitu
auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta (khusus
wilayah Jakarta Pusat). Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah convenience sampling. Jumlah auditor yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 30 responden dari Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang berada di wilayah DKI Jakarta Pusat dan terdaftar directory Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri
dari kompetensi dan sikap skeptisme auditor. Sedangkan variabel terkaitnya
adalah kualitas audit. Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis
regresi linier berganda. Analisis ini dilengkapi dengan uji validitas, uji
reliabilitas dan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa (1) Kompetensi berpengaruh
signifikan terhadap kualitas sebuah audit (2) Sikap skeptisme auditor
berpengaruh signifikan terhadap kualitas sebuah audit
Kata
kunci: kompetensi, sikap skeptisme auditor, kualitas audit
Abstract
The purpose of this study is to examine
and provide empirical evidence about the influence of competence and auditor
skepticism on audit quality. This study uses primary data obtained through a
questionnaire filled out by respondents, namely auditors working in the Jakarta
Public Accountant Office. The sampling method used in this study is convenience
sampling. The number of auditors sampled in this study were respondents from
Public Accounting Firms (KAP) located in the DKI Jakarta (central Jakarta) area
and registered in the directory of the Indonesian Institute of Certified Public
Accountants (IAPI). The independent variables in this study consisted of
auditor's competence and skepticism. While the related variable is audit
quality. The data processing method used is multiple linear regression
analysis. This analysis is complemented by a validity test, a reliability test
and a classic assumption test. Based on the results of this study indicate that
(1) competence has a significant effect on the quality of an audit, (2) auditor
skepticism has a significant effect on the quality of an audit.
Keywords: competence,
auditor skepticism, audit quality
Pendahuluan
Indonesia memiliki pusat bisnis sangat banyak menyebabkan
perkembangan perkerjaan di Indonesia meningkat dalam jumlah yang signifikan.
Dengan adanya jumlah yang meningkat ini maka perusahaan di Indonesia akan lebih
banyak bergabung ke pasar bebas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
status terbuka untuk umum, karena jumlah yang meningkat di atas, maka
diperlukannya auditor external yang dimana auditor dalam Kantor akuntan publik
sudah mendapat izin dari kementrian keuangan (ZAI,
2021). Tugas dari auditor external sendiri
adalah untuk mengaudit baik laporan keuangan sampai memberikan konsultasi ke
perusahaan agar perusahaan bisa go publik. Auditor externai akan membuat
laporan mengenai perusahaan dan memberikan pendapat yang wajar ketika memeriksa
laporan keuangan perusahaan yang auditor menyebut dengan istilah laporan
auditor (Rosalina
& Kurnia, 2017). Perusahaan ingin mempercayai pihak
external (auditor external) dalam mereview laporan keuangannya yang dimana
perusahaan ingin kualitas audit yang disediakan oleh auditor external mempunyai
status yang baik. Perusahaan tidak bisa lansung percaya terhadap auditor tanpa
kriteria-kriteria yang bisa perusahaan nilai sebagai auditor professional (Awalia
& Daljono, 2014). Kriteria yang dimaksud berupa
kompetensi dari auditor dan pandangan skeptis dari auditor. Peneliti mengambil
2 subjek ini karena ada kemiripan dengan penelitian terdahulu seperti penelitian
dari (Rossita
& Sukartha, 2017) dan (Santoso
& Riharjo, 2020) menjelaskan bahwa Kompetensi auditor
berpengaruh terhadap Kualitas audit yang disediakan oleh auditor. (Muslim
et al., 2020) yang menjelaskan bahwa sikap
skeptisme auditor akan berpengaruh terhadap kualitas
audit. Ada beberapa jasa yang disediakan auditor kepada perusahaan yang ingin
diaudit, akan tetapi dalam penelitian ini, penulis
memfokuskan pada kemampuan dan sudut pandang dari auditor dalam memberikan
laporan keuangan audit dengan kualitas yang baik. Peneliti memilih topik ini
karena banyak auditor yang tersebar di seluruh indonesia, akan tetapi hanya
beberapa tempat KAP dan beberapa auditor yang sudah terkualifikasi sebagai
auditor professional (Damayanti,
2022).
Penelitian ini mencakup beberapa konsep kunci dalam bidang
audit, termasuk audit, teori agensi, kantor akuntan publik, kompetensi auditor,
skeptisme, kualitas audit, dan hipotesis terkait (Sugiarmini
& Datrini, 2017). Auditing merupakan proses evaluasi
terhadap organisasi, sistem, atau produk untuk memastikan penyelesaian subjek
audit, sementara Teori Agensi digunakan untuk memahami hubungan antara
Prinsipal dan Agen. Dalam konteks ini, prinsipal adalah perusahaan sedangkan
agen adalah Auditor Eksternal (Azizah
et al., 2023). Kantor Akuntan Publik adalah badan
usaha yang didirikan sesuai undang-undang dan memiliki izin usaha. Kompetensi
auditor mengacu pada kemampuan dan pengalaman auditor dalam melakukan audit
secara objektif dan cermat. Skeptisme adalah sikap yang menantang dan
mengevaluasi secara kritis bukti audit. Kualitas audit mencerminkan
probabilitas bahwa laporan keuangan mengandung kekeliruan material dan akan
ditemukan oleh auditor (Hasanah
& Putri, 2018). Hipotesis dalam penelitian ini
menyatakan bahwa kompetensi dan skeptisme auditor secara signifikan memengaruhi
kualitas audit, serta keduanya berpengaruh secara simultan (Rahim,
2016).
Pertumbuhan pesat pusat bisnis di Indonesia telah memicu
peningkatan signifikan dalam jumlah lapangan kerja di negara ini. Seiring
dengan pertumbuhan ini, banyak perusahaan di Indonesia yang bergabung dengan
pasar bebas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan status terbuka untuk
umum. Untuk memenuhi persyaratan ini, perusahaan-perusahaan ini membutuhkan
layanan dari auditor eksternal yang beroperasi di bawah kantor akuntan publik
yang telah diizinkan oleh Kementerian Keuangan (Juita,
2020). Auditor eksternal memiliki tanggung
jawab untuk melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan serta
memberikan saran kepada perusahaan agar siap untuk go public (Apriadi,
2016). Pentingnya kualitas audit yang
disediakan oleh auditor eksternal mendorong perusahaan untuk memilih dengan
hati-hati auditor yang memiliki kompetensi dan sikap skeptis yang sesuai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak kompetensi dan skeptisisme
auditor terhadap kualitas audit, dengan memperhatikan temuan sebelumnya seperti
yang dilaporkan oleh (Tjahjono
& Adawiyah, 2019) mengenai pengaruh kompetensi auditor
terhadap kualitas audit, serta studi oleh (Giovani
& Rosyada, 2019) tentang dampak sikap skeptisisme
auditor terhadap kualitas audit. Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan
untuk memberikan kontribusi baru dengan fokus pada kemampuan dan pandangan
auditor dalam menyediakan laporan keuangan audit berkualitas. Dengan demikian,
penelitian ini mengangkat isu penting di bidang audit, memperluas pemahaman
tentang faktor-faktor yang memengaruhi kualitas audit, dan memberikan wawasan
baru bagi perusahaan dan auditor dalam meningkatkan kinerja mereka.
Metode
Penelitian yang peneliti lakukan sekarang memiliki sifat causal effect (sebab-akibat) dengan
melakukan pengujian tentang fakta serta mencari keterangan secara faktual
mengenai faktor yang mempengaruhi kualitas audit pada auditor di Kantor Akuntan
Publik yang berada di wilayah Jakarta Pusat. Pendekatan kuantitatif digunakan
penulis untuk menjelaskan mengenai bagaimana penulis menyebar kuesioner yang
sudah penulis buat dalam bentuk jawaban kuantitatif yang bertujuan untuk
menguji teori yang sudah dibahas oleh penulis di bab 2
yaitu membuat fakta dan menunjukkan hubungan antara variable.
Populasi adalah semua nilai, hasil pengukuran maupun hasil
perhitungan, baik kuantitatif maupun kualitatif dari karekteristik tertentu
berkait kelompok objek yang jelas dan lengkap. Penulis menggunakan populasi
berupa auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta Pusat.
Pada penulisan ini, penulis mengambil hasil responden sebanyak 20 orang yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik. Penulis menggunakan metode teknik convenience
sampling. Dimana dalam Convinience Sampling memerlukan pertimbangan tertentu.
Adapun ketentuan atau pertimbangan yang
diambil digunkan untuk memenuhi teknik Convinience Sampling yaitu:
1. Perusahaan
yang bekerja sebagai auditor di Kantor Akuntan Publik.
2. Perusahaan
yang berada di Jakarta Pusat.
3. Perusahaan
sudah dikukuhkan izinnya oleh menteri keuangan.
Penulis menggunakan data primer
yang di penulisan ini berupa kuesioner yang dijawab oleh auditor dari Kantor
Akuntan Publik (yang selanjutnya dinamakan responden), yang Kantor Akuntan
Publik nya sudah disampling auditor. Kuesioner sendiri penulis artikan sebagai
alat survei dengan pertanyaan tertulis yang harus responden jawab agar penulis
bisa mengambil jawaban kuesioner yang nantinya akan
diproses menjadi data.
Dalam Penelitian ini, Penulis
menggunakan Kuesioner dalam mendapatkan data dan uji Reliabilitas, Uji
Validitas untuk mengetahui apakah Kompetensi dan Skeptisme auditor berpengaruh
terhadap kualitas audit. Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji
normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi,
kemudian uji regresi linear berganda, uji koefisien determinasi (regresi dengan
adj. R suare), uji simultan F, uji parsial t, serta uji t-test.
Tabel 1 Data Sampel
penulisan
No |
Keterangan |
Jumlah |
Persentase |
1 |
Kuesioner tersebar |
30 |
100 % |
2 |
Kuesioner kembali |
20 |
66 % |
3 |
Kuesioner yang dapat diolah |
17 |
85 % |
4 |
Kuesioner yang tidak dapat diolah |
3 |
15 % |
Dari tabel 1 terlihat kuesioner yang disebar ada 30
data dengan kuesioner kembali berjumlah 20 kuesioner, yang dapat diolah
berjumlah 17 dan 3 kuesioner yang tidak dapat diolah dikarenakan tidak
responden tidak mengisi secara lengkap.
Analisis multikolinearitas
dilakukan secara mendalam untuk memastikan bahwa tidak ada keterkaitan yang
signifikan antara variabel independen dalam model regresi. Hal ini penting
untuk menghindari efek distorsi dalam estimasi parameter regresi dan memastikan
keandalan hasil analisis.
Penyampaian data yang rapih dan
sistematis sangat penting dalam melaporkan hasil penelitian. Hal ini membantu
pembaca untuk memahami dengan jelas temuan penelitian dan interpretasi yang
dibuat oleh peneliti.
Berdasarkan metode penelitian ini,
kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kompetensi dan skeptisme auditor
berpotensi memengaruhi kualitas audit yang disediakan oleh auditor eksternal.
Namun demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut yang melibatkan sampel yang
lebih besar dan variasi yang lebih luas dalam populasi auditor untuk
mengkonfirmasi temuan ini secara lebih kuat. Selain itu, penting juga untuk
mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit,
seperti pengalaman kerja dan lingkungan kerja auditor.
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik Profil
Responden
Tabel
2 Data Statistik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
Kelamin |
Jumlah |
Persentase |
Laki - laki |
10 |
58.8% |
Perempuan |
7 |
41.2% |
Total |
17 |
100% |
Tabel 2 memperlihatkan responden berjenis kelamin laki
laki berjumlah 10 orang (58.8 %) dan perempuan berjumlah 7 orang (41.2 %)
Tabel
3 Data Statistik Responden Berdasarkan Usia
Usia |
Jumlah |
Persentase |
21 – 25 |
9 |
53% |
26 - 30 |
7 |
41% |
>30 |
1 |
6% |
Total |
17 |
100% |
Tabel 3 menunjukkan bahwa responden berusia 21-25
tahun ada 9 orang (53%), yang berusia 26-30 tahun ada 7 orang (41%) dan yang berumur 30 tahun ke atas ada 1 orang (6%).
Tabel
4 Data Statistik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan |
Jumlah |
Persentase |
Diploma 3 |
2 |
12% |
Strata 1 |
13 |
76% |
Strata 2 |
2 |
12% |
Total |
17 |
100% |
Tabel 4 menunjukkan bahwa 2 orang (12%) yang bekerja
di Kantor Akuntan Publik berpendidikan terakhir Diploma (D3), sedangkan 13
orang (76%) berpendidikan terakhir Strata 1 (S1), dan sisanya 2 orang (12%)
berpendidikan terakhir Strata 2 (S2).
Tabel
5 Data Statistik Responden Berdasarkan Jabatan Dalam Kantor Akuntan Publik
Jabatan |
Jumlah |
Persentase |
Partner |
1 |
6% |
Junior Auditor |
11 |
65% |
Senior Auditor |
4 |
23% |
Supervisor |
1 |
6% |
Total |
17 |
100% |
Tabel 5 menunjukkan bahwa jabatan yang terbanyak dari
responden adalah junior auditor ada 11 orang (65%), kemudian senior auditor ada
23% lalu supervisor ada 5 orang (30%), sisanya sebagai partner ada 1 orang
(6%).
Tabel
6 Data Statistik dari responden yang didasarkan dari pengalaman.
Pengalaman
Sebagai Auditor |
Jumlah
|
Persentase
|
1-3 Tahun |
11 |
65% |
3-5 Tahun |
4 |
23% |
>5 Tahun |
2 |
12% |
Total |
17 |
100% |
Tabel 6 menunjukkan bahwa responden berpengalaman
menjadi auditor selama 1-3 tahun ada 11 orang (65%), sedangkan yang sudah
bekerja sebagai auditor 3-5 tahun ada 4 orang (23%) dan sisanya bekerja di atas
5 tahun terdapat 2 orang (12%).
Hasil Uji Kualitas Data
Hasil Uji Validitas
Penulis menggunakan uji validitas untuk menilai apakah
hasil yang didapatkan dari penilaian sudah valid.
Untuk menguji validitas instrumen penulisan, angka
rhitung dari nilai jawaban setiap responden untuk setiap butir pertanyaan
dihitung dan kemudian dibandingkan dengan rtabel. Nilai rtabel untuk pengujian
validitas penulisan ini adalah 0,444. Nilai rtabel didapat dari jumlah kasus
yaitu 17 – 2 = 15, dan tingkat signifikansi adalah 5%. Apabila rhitung lebih
besar dari rtabel, setiap pertanyaan dianggap valid. Tabel berikut menunjukkan
hasil uji validitas tiga variabel: kompetensi auditor, sikap skeptisme auditor,
dan kualitas audit.
Tabel 7 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi
Pertanyaan |
Nilai
rhitung |
Nilai
rtabel |
Kriteria |
K1 |
0,733 |
0.444 |
Valid |
K2 |
0,747 |
0,444 |
Valid |
K3 |
0,368 |
0,444 |
Valid |
K4 |
0,631 |
0,444 |
Valid |
K5 |
0,604 |
0,444 |
Valid |
K6 |
0,730 |
0,444 |
Valid |
K7 |
0,263 |
0,444 |
Valid |
K8 |
0,674 |
0,444 |
Valid |
K9 |
0,794 |
0,444 |
Valid |
K10 |
0,806 |
0,444 |
Valid |
K11 |
0,878 |
0,444 |
Valid |
K12 |
0,708 |
0,444 |
Valid |
K13 |
0,652 |
0,444 |
Valid |
K14 |
0,800 |
0,444 |
Valid |
K15 |
0,681 |
0,444 |
Valid |
Tabel 7 menunjukkan hasil dari uji validitas variabel
kompetensi auditor terhadap 15 butir pertanyaan dalam kuesioner tergolong valid
(rhitung > rtabel).
Tabel
8 Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisme Auditor
Pertanyaan |
Nilai
rhitung |
Nilai
rtabel |
Kriteria |
S1 |
0,909 |
0,233 |
Valid |
S2 |
0,817 |
0,233 |
Valid |
S3 |
0,878 |
0,233 |
Valid |
S4 |
0,521 |
0,233 |
Valid |
S5 |
0,930 |
0,233 |
Valid |
S6 |
0,881 |
0,233 |
Valid |
S7 |
0,772 |
0,233 |
Valid |
S8 |
0,863 |
0,233 |
Valid |
Tabel 8 menunjukkan hasil dari uji validitas variabel
sikap skeptisme auditor terhadap 8 butir pertanyaan dalam kuesioner tergolong
valid (rhitung > rtabel).
Tabel
9 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit
Pertanyaan |
Nilai
rhitung |
Nilai
rtabel |
Kriteria |
KA1 |
0,583 |
0,233 |
Valid |
KA2 |
0,818 |
0,233 |
Valid |
KA3 |
0,550 |
0,233 |
Valid |
KA4 |
0,618 |
0,233 |
Valid |
KA5 |
0,738 |
0,233 |
Valid |
KA6 |
0,720 |
0,233 |
Valid |
KA7 |
0,567 |
0,233 |
Valid |
KA8 |
0,708 |
0,233 |
Valid |
KA9 |
0,750 |
0,233 |
Valid |
KA10 |
0,704 |
0,233 |
Valid |
KA11 |
0,621 |
0,233 |
Valid |
KA12 |
0,641 |
0,233 |
Valid |
KA13 |
0,726 |
0,233 |
Valid |
KA14 |
0,645 |
0,233 |
Valid |
KA15 |
0,754 |
0,233 |
Valid |
Tabel 9 di atas menunjukkan hasil dari uji validitas
variabel kualitas audit atas 15 butir pertanyaan dalam kuesioner tergolong
valid (rhitung > rtabel).
Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan setelah semua pertanyaan
dari kuesioner di atas sudah dinyatakan valid dengan menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha dimana koefisien alpha lebih besar dari 0.6 maka pertanyaan bisa
diandalkan dalam penulisan demikian se
Tabel 10 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel |
Cronbach’s
Alpha |
N
of Items |
Keterangan |
Kompetensi (X1) |
0,920 |
15 |
Reliabel |
Sikap Skeptisme Auditor (X2) |
0,903 |
8 |
Reliabel |
Kualitas Audit(Y) |
0,963 |
15 |
Reliabel |
Tabel 10 penulis simpulkan bahwa semua pertanyaan
dalam variabel ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6 dengan X1 sebesar 0.920 , X2
sebesar 0.903 dan Y sebesar 0.963.Ini menunjukkan bahwa jika pertanyaan
diajukan kembali, akan diberikan jawaban yang sebanding dengan jawaban
sebelumnya, setiap item pertanyaan yang digunakan akan memiliki kemampuan untuk
mengumpulkan data yang konsisten.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Pada point ini, penulis akan
membahas mengenai hasil uji asumsi klasik yang terbagi menjadi 4 uji, yaitu:
Hasil Uji Normalitas
Penulis menggunakan uji normalitas untuk menentukan
apakah model regresi, variabel terikat, dan variabel bebas memiliki distribusi
normal. Penulis melakukan ini dengan melihat distribusi data dalam bentuk bell.
Data dari hasil uji normalitas bisa dikatakan memiliki hasil yang positif
ketika distribusi dari data tidak menyamping dari garis normal.
Seperti yang diketahui, uji t dan F mengasumsikan
nilai residu mengikuti distribusi normal; pelanggaran asumsi ini akan membatalkan uji statistik ketika sampel berukuran
kecil. Plot probabilitas normal, yang membandingkan distribusi kumulatif dan
normal, digunakan untuk menentukan apakah nilai residu berdistribusi normal.
Metode untuk mengukur normalitas adalah dengan
menyebarkan data titik padasumbu diagonal grafik. Menurut (Ghozali, 2013), pola sebaran
normal ditampilkan jika data titik tersebar di sekitar diagonal dan mengikuti
arah diagonal. Jika data titik tersebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti
arah diagonal, maka pola sebaran normal tidak ditampilkan, yang menunjukkan
bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil dari uji analisis
normalitas grafik P-Plot adalah sebagai berikut:
Gambar
1 Uji Normalis Data
Gambar 1 menunjukkan adanya persebaran data (titik)
pada sumbu diagonal yang mendekati garis diagonal maka dapat disimpulkan bahwa
penulisan ini memenuhi uji normalitas.
Hasil Uji
Multikolinieritas
Penulis menggunakan uji multikolinieritas untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara satu variabel independen dengan variabel
independen lainnya. Dengan model regresi yang dianggap baik, nilai faktor
toleransi dan variasi inflasi (VIF) < 10 dan nilai keterjangkauan > 0,10.
Tabel
11 Hasil Uji Multikolinieritas antara Kompetensi auditor (X1) dan Skeptisme
Auditor (X2)
Predictor |
Tolerance |
VIF |
Keterangan |
Kompetensi |
0,283 |
3.534 |
Tidak Terjadi Multikolinieritas |
Skeptisme Auditor |
0,283 |
3.534 |
Tidak Terjadi Multikolinieritas |
Tidak ada masalah dengan multikolinieritas, seperti
yang ditunjukkan dalam tabel 11 Nilai toleransi 0,283 > 0,10, dan nilai
faktor inflasi variasi (VIF) 3,534 < 10. Hasil perhitungan nilai toleransi
juga menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
toleransi < 0,10, yang menunjukkan bahwa tidak ada
korelasi antara variabel independen. Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa model
regresi ini tidak menunjukkan adanya multikolinieritas di antara variabel
independen.
Hasil Uji
Heteroskedastisitas
Penulis melakukan uji heteroskedastisitas dengan
tujuan untuk menilai apakah uji ini akan terjadi
ketidaksamaan dalam variansi residual dan penulis mengunakan grafik plot yang
menilai prediksi variabel dependen dengan residunya untuk menunjukkan apakah
ada atau tidak heterokedastisitas prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan
residunya (SRESID). Uji ini bisa kita dapat hasilnya dengan analisa,
Heteroskedastisitas terjadi jika ada pola tertentu, dan tidak terjadi jika
tidak ada pola yang jelas.
Hasil uji heteroskedastisitas ditunjukkan dalam grafik
scatterplot di bawah ini:
Gambar
2 Uji Heteroskedastisitas
Gambar 2 menunjukkan sebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dekat diagonal dapat disimpulkan bahwa penulisan ini memenuhi uji
normalitas.
Hasil Uji Autokorelasi
Penulis melakukan uji autokorelasi dengan tujuan
memeriksa apakah variabel independen mempengaruhi error. Hal ini menyebabkan error term menjadi lebih rendah dan R2
serta customized R menjadi lebih tinggi karena error dari periode sebelumnya
berkontribusi terhadap error yang terjadi saat ini dan dapat dilakukan dengan menghitung
statistik Durbin-Watson. Jika nilai d berada di antara du dan batas 4-du, tidak
terjadi korelasi serial residu. Hasil uji autokorelasi ditunjukkan pada tabel
berikut:
Tabel
12 Hasil Uji Autokorelasi
Model
Summaryb |
||||||||||||
|
||||||||||||
|
Dalam Tabel 12, nilai Durbin-Watson sebesar 1.900
dibandingkan dengan nilai pada tabel Durbin-Watson dengan nilai signifikansi
5%, jumlah sampel sebesar 17 dan jumlah variabel independen sebesar 2 (K = 2).
Hasilnya adalah 1,6733 dengan hasil Durbin-Watson sebesar 2,037, yang lebih
besar dari hasil du, yaitu 1,6733, dan kurang dari (4-du) 4-1,6733 = 2,3267.
Dengan hasil ini, penulis menyimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi
Hasil Uji Hipotesis
Uji korelasi atau koefisien determinasi, uji F, dan
uji t digunakan untuk menguji hipotesis dengan tingkat signifikansi a = 0,05.
Hasil Analisis Regresi
Linier Berganda
Pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier berganda. Ini adalah
hasilnya:
Tabel
13 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa |
|||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
|
||
B |
Std. Error |
Beta |
|
||
1 |
(Constant) |
1.439 |
8.189 |
|
|
Kompetensi |
.745 |
.262 |
.550 |
|
|
Sikap Skeptisme Auditor |
.717 |
.339 |
.409 |
|
Dependent Variable: Kualitas Audit
Tabel 13 menunjukkan nilai koefisien regresi dari
setiap variabel dalam penulisai ini, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi
sebagai berikut:
Y
= 1.439 + 0,745X1 + 0,717X2
Persamaan regresi sebelumnya menunjukkan konstanta
sebesar 1.439, yang menunjukkan bahwa kualitas audit akan meningkat sebesar
1.439 satuan, atau 143,9%, jika variabel kompetensi auditor dan skeptisme
dianggap konstan atau bernilai 0 (nol). Koefisien regresi variabel kompetensi
auditor adalah 0,745, yang menunjukkan bahwa jika variabel kompetensi auditor
meningkat satu satuan, maka kualitas audit akan
meningkat sebesar 0,745 satuan, atau 74 persen.
Hasil Uji Korelasi Dan
Determinasi (R2)
Penulis
ingin mengetahui seberapa besar pengaruh dua variabel independen mempengaruhi
hasil variabel dependen dengan melakukan pengujian koefisien determinasi (R2).
Nilai R2 berada di antara 0 dan 1 (tidak ada nilai R2 di atas 1). Nilai R2 yang
tinggi (dekat dengan 1) menunjukkan bahwa variabel bebas dapat memberikan
hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variabel dependen. Di
sisi lain, nilai R2 yang rendah menunjukkan bahwa variabel bebas tidak dapat
menjelaskan variabel independen. Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh kompetensi dan skeptisme auditor terhadap kualitas audit. Tabel
berikut menunjukkan hasilnya:
Tabel
14 Hasil Uji Korelasi Dan Determinasi
Model |
R |
R
Square |
Adjusted
R Square |
Std.
Error of the Estimate |
|
1 |
.923a |
.852 |
.831 |
3.320 |
|
a. Predictors: (Constant), Kompetensi, Sikap
Skeptisme Auditor |
b. Dependent Variable: Kualitas Audit |
Tabel 14 menunjukkan kesimpulan bahwa variabel
kualitas audit (Y) adalah 83,1%, yang dipengaruhi oleh
variabel kompetensi auditor (X1) dan sikap skeptisme auditor (X2). Variabel
tambahan yang tidak termasuk dalam model regresi menyumbang 16,9% yang tersisa. Pengalaman, independensi, dan tekanan
waktu adalah faktor tambahan.
Koefisien korelasi (R) pada tabel 4.15 sebesar 0,852
menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara variabel dependen dan
variabel independen, karena koefisien korelasi variabel independen di atas
0,05. Standar Kesalahan Estimasi (SEE) adalah 4,84591.
Jika nilai SEE turun, model regresi akan lebih akurat
dalam memprediksi variabel dependen.
Hasil Uji t (Parsial)
Untuk menilai pengaruh masing-masing variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen, pengujian regresi secara
parsial (uji t) sangat membantu. Ini dicapai dengan membandingkan nilai
probabilitas, juga dikenal sebagai p-value, dari masing-masing variabel dengan
tingkat signifikansi 0,05; jika p-value kurang dari
0,05, maka variabel independen tidak memiliki pengaruh. Hasil uji regresi
secara parsial (uji t) ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel
15 Hasil Uji t
|
|
Coefficientsa |
||||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||||||||
B |
Std. Error |
Beta |
||||||||||
1 |
(Constant) |
1.439 |
8.189 |
|
.176 |
,000 |
||||||
Kompetensi |
.745 |
.262 |
.550 |
2.845 |
,032 |
|||||||
Sikap Skeptisme Auditor |
.717 |
.339 |
.409 |
2.117 |
,016 |
|||||||
Dependent
Variable: Kualitas Audit
Tabel 14 menunjukkan bahwa variabel kapasitas auditor
dan skeptisisme auditor terhadap kualitas audit mempunyai pengaruh yang
signifikan.
Berikut penjelasan pengaruh variabel independen
terhadap kualitas audit: Variabel keterampilan auditor (X1) mempunyai nilai
hitung sebesar 2,189 > ttabel 1,99 atau nilai
signifikan kurang dari 0,05 (0,03 < 0,05). Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa kompetensi auditor mempunyai hubungan positif dan mempunyai
pengaruh signifikan secara parsial terhadap kualitas audit.
Variabel skeptisisme auditor (X2) mempunyai nilai t
hitung sebesar 2.117 > t tabel 1.99 atau angka signifikan dengan hasil
kurang dari 0.05 (0.01 < 0.05). Oleh karena itu, penulis dapat menyimpulkan
bahwa skeptisisme auditor mempunyai hubungan positif dan mempunyai pengaruh
signifikan secara parsial terhadap kualitas audit.
Hasil Uji F (Simultan)
Penulis melakukan pengujian signifikansi simultan (Uji
F) untuk mengetahui apakah semua variabel independen dalam model regresi
memiliki pengaruh yang signifikan secara bersamaan terhadap variabel dependen.
Hasilnya tercantum dalam tabel berikut:
Tabel
15 Hasil Uji F
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
887.429 |
2 |
443.714 |
40.250 |
.000b |
Residual |
154.336 |
14 |
11.024 |
|
|
|
Total |
1041.765 |
16 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Kualitas Audit |
||||||
b. Predictors: (Constant), Kompetensi, Sikap
Skeptisme Auditor |
Dengan nilai signifikansi 40.250 kurang dari nilai
probabilitas 0.05, nilai F hitung lebih besar daripada F tabel, seperti yang
ditunjukkan dalam tabel di atas.
Interpretasi
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan melalui
aplikasi SPSS, hasil yang didapat melalui analisis regresi linear berganda
dengan bahasan pengaruh kompetensi dan skeptisme pada kualitas audit yang
menggunakan data dari uji T atau uji partial dengan Uji T yang menunjukkan
bahwa nilai signifikansi X1 sebesar 0.03 dimana nilai tersebut berada dalam
kriteria dari uji T dalam lingkup di bawah 0.05 dan nilai signifikansi X2 sebesar
0.01 juga berada dalam kriteria dari uji T dimana nilai tersebut berada di
bawah dari angka 0.05 (standar) dan juga karena k coefficient variabel bernilai
positif. Dengan hasil pengujian ini, maka semakin tinggi tingkat kompetensi dan
skeptisme dari auditor, maka semakin tinggi tingkat kualitas audit yang
diberikan
Pengaruh Kompetensi
Terhadap Kualitas Audit
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan nilai signifikansi yang kurang dari 0,05, kompetensi auditor memiliki hubungan yang positif dan
pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kualitas audit. Hasil uji
regresi linier berganda menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan, yang
menunjukkan bahwa semakin mahir seorang auditor, semakin baik kualitas audit.
Pengaruh Sikap Skeptisme
Auditor Terhadap Kualitas Audit
Hasil penulisan menunjukkan bahwa, berdasarkan nilai
signifikansi kurang dari 0,05, skeptisme auditor
terhadap kualitas audit memiliki hubungan yang positif dan pengaruh signifikan
secara parsial. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan hasil yang
signifikan dan positif, yang menunjukkan bahwa semakin skeptis auditor maka
kualitas audit akan lebih baik.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang
dilakukan pada kualitas audit, variabel kompetensi dan skeptisme memberikan pengaruh
masing masing. Dengan Kompetensi dari auditor memberikan pengaruh positif yang
signifikan terhadap hasil dari kualitas audit dikarenakan dengan adanya
kompetensi/ kemampuan audit yang lebih baik, maka jasa untuk memberikan
kualitas audit ke klien akan semakin baik. Kemudian
Skeptisme auditor akan berpengaruh positif terhadap
kualitas audit karena dengan auditor memiliki pandangan yang skeptis, maka
auditor bisa memberikan pendapat yang wajar agar kualitas audit yang diberikan
semakin bagus.
DAFTAR
PUSTAKA
Apriadi, U. N. (2016). Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Umur Perusahaan Go Public, Auditor
Internal, Solvabilitas, Profitabilitas, Dewan Komisaris Terhadap Audit Delay.
Awalia, A., & Daljono, D. (2014).
Pengaruh Risiko Litigasi terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan dengan
Keahlian Hukum Komite Audit sebagai Variabel Pemoderasi (Studi pada Perusahaan
manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012).
Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Azizah, N. T., Rahmadina, R.,
Mumtaza, W., & Kusumastuti, R. (2023). Peran Audit Internal dalam Mencegah
Fraud di Perusahaan. Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis, 3(2),
230–236.
Damayanti, E. (2022). Pengaruh Audit
Fee Dan Reputasi Auditor Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Energi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis
Krisnadwipayana, 9(2), 771–782.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis
Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7, Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang. Quarterly Journal of Economics, 128,
1547–1584.
Giovani, A. D. V., & Rosyada, D.
(2019). pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit
pada kantor akuntan publik di Makassar. Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi
Netral, Akuntabel, Objektif, 2(1), 217–231.
Hasanah, A. N., & Putri, M. S.
(2018). Pengaruh ukuran perusahaan, audit tenure terhadap kualitas audit. JAK
(Jurnal Akuntansi) Kajian Ilmiah Akuntansi, 5(1), 11–21.
Juita, V. (2020). Peran Akuntan Profesional
dalam Mendukung Pengelolaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Umkm) Di Kota
Padang. Jurnal Akuntansi Dan Governance Andalas, 3(1), 69–96.
Muslim, M., Rahim, S., Pelu, M. F. A.
R., & Pratiwi, A. (2020). Kualitas Audit: Ditinjau dari Fee Audit, Risiko
Audit dan Skeptisme Profesional Auditor sebagai Variabel Moderating. Ekuitas:
Jurnal Pendidikan Ekonomi, 8(1), 9–19.
Rahim, S. (2016). Pengaruh Kondisi
Keuangan Perusahaan, Kualitas Audit dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan
Opini Going Concern. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 11(2),
75–83.
Rosalina, R. Y., & Kurnia, K.
(2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bei). Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA), 6(6).
Rossita, N. M. D., & Sukartha, I.
M. (2017). Pengaruh kompetensi, komitmen organisasi, skeptisme profesional dan
motivasi pada kualitas audit. E-Jurnal Akuntansi, 20(3),
2539–2565.
Santoso, R. D., & Riharjo, I. B.
(2020). Independensi, Integritas, Serta Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas
Audit dengan Skeptisisme Profesional Sebagai Variabel Pemoderasi. Journal of
Accounting Science, 4(2), 36–56.
Sugiarmini, A., & Datrini, L. K.
(2017). pengaruh skeptisme profesional, independensi, kompetensi, etika, dan
role stress auditor terhadap kualitas audit pada kantor BPK RI perwakilan
provinsi Bali. KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi, 9(1), 1–14.
Tjahjono, M. E. S., & Adawiyah,
D. R. (2019). Pengaruh kompetensi auditor, pengalaman auditor dan motivasi
auditor terhadap kualitas audit (Studi Empiris Pada Auditor di Inspektorat
Provinsi Banten). Jurnal Riset Akuntansi Terpadu, 12(2), 253–269.
ZAI, R. S. (2021). Pengaruh Fee
Audit, Rotasi Kap, Dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.