ANALISIS PENGARUH
AKSEPTABILITAS, KETERJANGKAUAN, AKSESIBILITAS DAN KESADARAN TERHADAP NIAT BELI
KOPI DI UMAH KOPI GAYO YOGYAKARTA
Budiarto1, Adelbertus Abdiel Cahya Perdana2, Indah Widowati3
Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta
budiarto.upn@gmail.com, adelbertusabdiel0498@gmail.com,
widowati2010@gmail.com
Abstrak
Biji
kopi adalah biji yang didapat dari tanaman genus Coffea yang menjadi bahan
dasar dalam pembuatan minuman kopi. Penelitian ini bertujuan untuk
Menganalisis pengaruh akseptabilitas, keterjangkauan, aksesibilitas dan
kesadaran terhadap niat beli kopi di Umah Kopi Gayo. Penelitian ini menggunakan
pendekatan dan jenis penelitian deskriptif. Proses pelaksanaan penelitian
dengan menggunakan metode survei. Metode penentuan lokasi menggunakan
metode purposive. Metode penentuan responden dilakukan secara non
probability sampling dengan
menggunakan pendekatan insidental sampling dan ditentukan responden
sebanyak 70 orang. Macam dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan
data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi langsung,
wawancara dan kuesioner. Pengujian instrumen menggunakan uji validitas dan uji
reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Linear
Berganda. Hasil penelitian ini didapat bahwa variabel akseptabilitas,
keterjangkauan, aksesibilitas dan kesadaran berpengaruh positif terhadap niat beli kopi di Umah Kopi Gayo
Yogyakarta. Kesimpulan
penelitian ini adalah akseptabilitas, keterjangkauan, aksesibilitas dan kesadaran berpengaruh positif secara signifikan terjadap variabel niat beli kopi di Umah Kopi Gayo Yogyakarta.
Kata
kunci: Akseptabilitas,
Keterjangkauan, Aksesibilitas, Kesadaran, Niat Beli, Kopi
Abstract
Coffee beans
are seeds obtained from plants of the genus Coffea which are the basic
ingredient in making coffee drinks. This study aim to: Analyzing the influence of acceptability,
affordability, accessibility and awareness on the coffee purchase intention at
Umah Kopi Gayo Yogyakarta. the approach and the type of this research was
descriptive method. The process used for conducting this researh was survey
method. The method used for determining the location was a purposive method.
The method applied for determining the respondent was carried out by
non-probability sampling with an accidental sampling approach and 70 people
were determined. The type and source of the data used were primary data and
secondary data. Data collection methods used were observation, interviews and
questionnaire. The test used for testing the instrument were validity and
reliablitiy test. The data analysis technique used were multiple linear
regression. The result of this study showed that the variables of acceptability,
affordability, accessibility and awareness positively and significantly affect
the coffee purchase intention at Umah Kopi Gayo Yogyakarta. The
conclusion of this study was that acceptability, affordability, accessibility
and awareness had a significant positive effect on the variables of coffee
purchase intention at Umah Kopi Gayo
Yogyakarta.
Keywords: Acceptability,
affordability, accessibility, awareness, purchase intention, coffee
Pendahuluan
Biji kopi adalah biji yang didapat dari
tanaman genus Coffea yang menjadi
bahan dasar dalam pembuatan minuman kopi (Panggabean,
2011). Jenis
kopi yang dikenal secara umum di Indonesia adalah kopi robusta (Coffea cenaphora pierre) dan kopi
arabika (Coffea arabika L.). Kopi
robusta merupakan kopi yang umumnya tumbuh pada ketinggian 0-800mdpl. Kopi jenis
ini memiliki kelebihan berupa daya tahan terhadap penyakit karat daun serta
memiliki cita rasa pahit yang dominan dan memiliki kadar kafein yang tinggi.
Sementara kopi arabika tumbuh secara optimal pada ketinggian 600-2200mdpl.
Tanaman kopi arabika lebih rentan terhadap penyakit karat daun serta jamur.
Kopi arabika memiliki cita rasa yang asam dan memiliki kadar kafein yang lebih
rendah dibandingkan kopi robusta. Pengolahan biji kopi melalui beberapa tahap
meliputi pemanenan buah masak, sortasi buah, pengupasan, pencucian, penjemuran,
sortasi, dan diakhiri dengan penggudangan sebelum nantinya biji tersebut akan
diolah lebih lanjut dengan cara roasting
(sangrai) lalu digiling hingga menjadi bubuk kopi yang siap diminum (Afriliana,
2018).
Yogyakarta merupakan salah satu daerah
yang masyarakatnya mulai berminat terhadap kopi. Hal ini dikarenakan meminum
kopi sudah menjadi gaya hidup tersendiri bagi penikmat kopi. Selain itu,
terjadi pertumbuhan jumlah kafe di Yogyakarta. Pada bulan Desember tahun 2016
kedai kopi di Yogyakarta berjumlah sekitar 800 kafe, namun pada bulan Mei tahun
2017 sudah berkembang menjadi 1050 kafe (Yunus dan Susilaningsih, 2018). Meningkatnya
jumlah kafe dan masyarakat yang meminum kopi menjadi peluang tersendiri bagi
pengusaha-pengusaha industri kopi, salah satunya industri sangrai kopi (roasting) untuk memenuhi kebutuhan stok
kopi yang digunakan untuk kafe-kafe yang ada di Yogyakarta.
Umah Kopi Gayo merupakan salah satu toko
kopi yang juga bergerak dalam industri pengolahan biji kopi menjadi kopi yang
siap minum. Terletak di Yogyakarta berdiri pada tahun 2016 pada mulanya
berlokasi di Jalan Margo Utomo No. 131, Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis,
Kota Yogyakarta. Namun pada bulan November 2020 Umah Kopi Gayo memindahkan
lokasi tokonya ke Pondok Permai Mlati B5, Sleman. Umah Kopi Gayo menjual kopi
berjenis kopi robusta dan arabika dengan jenis kopi gayo. Pemilik Umah Kopi
Gayo memfokuskan usahanya hanya pada varian kopi gayo karena visi pemilik yang
hendak mengenalkan kopi dan budaya Gayo di Indonesia khususnya di Yogyakarta.
Kopi yang dijual Umah Kopi Gayo memiliki 10 jenis varian kopi yaitu Natural,
Specialty, Premium, Honey, Pea Berry,
Long Berry, Luwak, King Gayo, Wine
dan Robusta. Pada tahun 2020 seiring maraknya pandemi Covid-19, Umah Kopi Gayo
merupakan salah satu usaha yang ikut terdampak. Karena pembatasan kegiatan
masyarakat dan turis yang akan masuk ke Yogyakarta, membuat penjualan kopi di
Umah Kopi Gayo mengalami penurunan dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Umah Kopi Gayo sebagai salah satu
industri kopi yang masih bertahan hingga saat ini perlu menerapkan
strategi-strategi untuk menarik kembali konsumen dan meningkatkan pendapatan (Ramdani,
2022). Salah
satu cara yang dapat digunakan adalah menggunakan bauran pemasaran karena bauran
pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dipadukan perusahaan
untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran (Kotler
& Amstrong, 2018). Salah
satu teori bauran pemasaran yang dikembangkan dan dapat digunakan adalah bauran
pemasaran 4A. Bauran pemasaran ini membantu perusahaan menciptakan nilai bagi
konsumen dengan mengidentifikasi apa yang mereka inginkan dan butuhkan, serta
dengan mengungkap keinginan dan kebutuhan baru (Sheth
& Sisodia, 2012). Bauran Pemasaran
4A merupakan pengembangan dari bauran pemasaran
4P yang sejak dikenalkan
pada tahun 1940an dan selama
ini dianggap sebagai “empat kepercayaan suci marketing yang ditulis pada
tablet batu” Kent (1986). Menurut (Nezakati,
Abu, Toh, & Abu, 2011), banyak peneliti pada tahun 1980an hingga 1990an masih sering menggunakan dan menambah jumlah P. Jadish N. Sheth dan Shah (2003) mengajukan konsep 4A yang menyatakan bahwa konsumen yang berniat melakukan pembelian harus menerima acceptabilitas, keterjangkauan, aksesibilitas dan
kesadaran. Melalui bauran pemasaran 4A diharapkan
Umah Kopi Gayo dapat menciptakan sebuah nilai bagi konsumen melalui produk yang
mereka tawarkan sehingga menjadi lebih menarik bagi konsumen dan dapat
mengembangkan usahanya. Bauran pemasaran 4A menurut (Sheth & Sisodia, 2012) meliputi
akseptabilitas (acceptability),
keterjangkauan (affordability),
aksesibilitas (accessibility), dan
kesadaran (awareness).
Akseptabilitas berkaitan dengan bagaimana produk yang ditawarkan oleh perusahan dapat memenuhi dan melampaui harapan konsumen (Sheth
& Sisodia, 2012). Menurut (Nezakati
et al., 2011) produk dan
layanan harus dibuat untuk mencocokan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan spesifik dari konsumen. Konsumen mungkin tidak menerima produk atau layanan
mereka jika tidak memahami sepenuhnya tentang kualitas dan kegunaannya.
Keterjangkauan berkaitan dengan apakah konsumen
dapat dan mau membayar harga produk (Sheth & Sisodia,
2012). Menurut (Nezakati
et al., 2011) harga harus ditetapkan pada tingkat dimana dapat menghasilkan laba dan menutupi biaya produksi dan juga kisaran harga berada
dalam kisaran yang terjangkau oleh konsumen.
Aksesibilitas berkaitan dengan bagaimana konsumen dapat dengan mudah memperoleh
dan menggunakan produk yang
mereka inginkan (Sheth
& Sisodia, 2012). (Tjiptono,
2014) menyatakan
bahwa kemudahan untuk memperoleh produk dan ketersediaan produk akan memudahkan konsumen dan konsumen akan semakin tertarik
untuk membeli. (Kotler & Amstrong, 2018) juga menyatakan bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi niat beli konsumen adalah faktor ketersediaan produk. Aksesibilitas adalah bagaimana konsumen dapat memperoleh dan menggunakan produk atau layanan
bahkan di tempat yang
paling terpencil sekalipun (Nezakati
et al., 2011).
Kesadaran berkaitan dengan bagaimana memberikan informasi kepada konsumen mengenai karakteristik produknya, menawarkan produk untuk mencobanya dan mengingatkan kembali untuk melakukan pembelian di waktu yang akan datang (Sheth
& Sisodia, 2012). (Durianto
& Sugiarto, 2001) menyatakan
bahwa segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek akan
semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek dan seringnya penampakan merek dalam strategi komunikasinya. Menurut (Nezakati
et al., 2011) kesadaran digeser dari promosi
menjadi komunikasi atau operasi. Kesadaran
adalah bagaimana konsumen sadar atau tahu tentang
produk/layanan. Kesadaran konsumen tidak hanya untuk mendorong mereka membeli produk/layanan dari perusahaan
tapi juga untuk membuat suatu
produk/layanan dimasukkan dalam opsi konsumen untuk pembelian di masa depan karena kesadaran membaut konsumen ingin mencari dan belajar tentang produk atau layanan.
Berdasarkan uraian diatas, penurunan
pendapatan Umah Kopi Gayo pada tahun 2020 perlu disikapi, supaya perusahaan
tetap berjalan dengan baik. Selain itu, dikarenakan masih rendahnya niat beli
konsumen terhadap produk kopi arabika premium dari Umah Kopi Gayo, menurut (Kotler & Amstrong, 2018), bauran
pemasaran 4A merupakan pengembangan dari bauran pemasaran yang konvensional. Dengan
kerangka bauran pemasaran 4A yang berfokus pada menciptakan nilai bagi konsumen
dan mengidentifikasi keinginan konsumen diharapkan dapat meningkatkan niat beli
konsumen terhadap produk kopi gayo dari Umah Kopi Gayo.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
pengaruh akseptabilitas, keterjangkauan, aksesibilitas dan kesadaran terhadap
niat beli kopi di Umah Kopi Gayo. Manfaat penelitian
ini digunakan sebagai bahan evaluasi dan acuan
dalam rangka meningkatkan jumlah pembeli produk kopi di Umah Kopi Gayo.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif dengan jenis deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun sesuatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki (Rukajat,
2018).
Metode pelaksanaan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei. Survei adalah metode penelitian
kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau
atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan
variabel dan untuk meguji beberapa hipotesis tentang variabel sosilogis dan
psikologis dari responden yang diambil dari populasi tertentu (Sugiyono, 2017).
Lokasi penelitian berada di Umah Kopi Gayo
Yogyakarta Jalan Margo Utomo No. 131, Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis, Kota
Yogyakarta. Penentuan lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive. Menurut (Yundari, Sudarma, & Artini, 2022) purposive adalah suatu teknik penentuan lokasi penelitian secara
sengaja berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Hasil dan Pembahasan
Menurut (Sheth & Sisodia, 2012) bauran pemasaran 4A berfokus pada “ujung rantai” atau dikenal dengan
konsumen, teori ini melihat pada perspektif konsumen dengan mencari tahu apa
yang diinginkan konsumen, bagaimana konsumen bisa mendapatkan produk, kenapa
konsumen harus membeli produk dan apakah hal tersebut cukup dijangkau bagi
konsumen. Dalam variabel akseptabilitas konsumen harus merasa bahwa sebuah
produk didesain untuk memenuhi kebutuhan mereka dan produk tersebut harus dapat
menjadi solusi yang baik bagi konsumen. Konsumen harus mendapatkan kesan bahwa
sebuah produk dapat memberikan nilai untuk mereka dan produk tersebut harus
dapat sesuai dengan tujuan dari konsumen yang berencana akan membelinya. Selain
itu, konsumen juga harus merasakan kenyamanan terhadap produk dan tanpa
ragu-ragu akan membeli produk tersebut. Akseptabilitas dalam produk bergantung
pada pola konsumsi dari konsumen itu sendiri. Keterjangkauan dapat ditingkatkan
melalui inovasi kemasan, harga unit produk, dan inovasi desain. Keterjangkauan
dapat menjangkau konsumen dengan memuaskan kebutuhan mereka, namun bukan
berarti produk yang lebih murah harus dibuat dan pasarkan. Suatu produk harus
didesain supaya cocok dengan kebutuhan konsumen. Konsumen tidak boleh memiliki
anggapan bahwa mereka tidak dapat membeli produk yang ditawarkan, yang berarti
produk tersebut harus tetap berada pada kapasitas membeli konsumen. Perusahaan
juga harus mampu memberikan penawaran yang mampu dijangkau oleh konsumen bahkan
konsumen yang memiliki kemampuan membeli yang rendah Aksesibilitas dapat
ditingkatkan melalui efisiensi distribusi, sistem franchise, dan sistem agen.
Pemasar harus menukar biaya distribusi dengan saturasi pasar tambahan untuk
memastikan ketersediaan dari produk atau jasa dengan membangun sebuah sistem
distribusi yang kuat. Kebanyakan produk di pasaran dipromosikan dengan baik
namun terjadi keterlambatan pada saat produk tersebut sampai pada konsumen.
Dengan demikian, kemampuan menjagkau pasar juga harus dipertimbangkan (Nezakati et al., 2011).
Untuk mengetahui
pengaruh bauran pemasaran (akseptabilitas, keterjangkauan, aksesibilitas dan
kesadaran) terhadap niat beli kopi di Umah Kopi Gayo Yogyakarta digunakan
analisis regresi linier berganda dengan hasil sebagai berikut:
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel depeden. Dari data yang telah diambil di lapangan, diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel
1. Hasil Analisis Koefisien Determinasi
(R2)
R |
.791 |
R Square |
.625 |
Adjusted R Square |
.602 |
Std Error of the Estimate |
.33889 |
Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R2
Sebesar 0,602 yang berarti
variasi variabel- akseptabilitas,
keterjangkauan, aksesibilitas
dan kesadaran mampu menjelaskan
variabel niat beli sebesar 60,2% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Uji Signifikansi
Simultan (Uji Statistik F)
Uji signifikansi simultan
digunakan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel akseptabilitas, keterjangkauan,
aksesibilitas dan kesadaran secara bersama-sama terhadap variabel niat
beli. Sesuai data yang telah diambil di lapangan, diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 2.
Hasil Analisis Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
|
Regression |
12.465 |
4 |
3.116 |
27.134 |
.000 |
Residual |
7.465 |
65 |
.115 |
|
|
|
Total |
19.929 |
69 |
|
|
|
|
Variabel Terikat : niat beli |
||||||
Variabel Bebas : (Constant), kesadaran, aksesibilitas, keterjangkauan, akseptabilitas |
Berdasarkan hasil analisis
pada tabel, diperoleh nilai F hitung sebesar 27,134. Jumlah variabel pada
penelitian ini berjumlah lima dengan jumlah responden sebanyak 70 sehingga
dapat diketahui nilai F tabel sebagai berikut:
α =
0,05
Df 1 =
k-1
= 5-1 = 4
Df 2 =
n-k
=
70-5 = 65
F 0,05 (4, 65) = 2,51
Dengan demikian F hitung > F tabel sehingga H0
ditolak, artinya variabel akseptabilitas, keterjangkauan, aksesibilitas dan kesadaran secara
bersama-sama mempengaruhi niat beli kopi di Umah Kopi Gayo.
Uji Signifikansi Individual (Uji Statistik t)
Uji signifikansi individual digunakan untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variabel akseptabilitas, keterjangkauan, aksesibilitas dan kesadaran secara individu terhadap variabel niat beli. Sesuai data yang diambil di
lapangan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.
Hasil Analisis Uji Signifikansi Individual (Uji t)
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
|
||
B |
Std. Error |
Beta |
|
||||
|
konstanta |
.102 |
.414 |
|
.245 |
.807 |
|
akseptabilitas |
.272 |
.110 |
.254 |
2.464 |
.016 |
|
|
keterjangkauan |
.226 |
.098 |
.231 |
2.314 |
.024 |
|
|
aksesibilitas |
.244 |
.099 |
.236 |
2.477 |
.016 |
|
|
kesadaran |
.225 |
.091 |
.256 |
2.463 |
.016 |
|
|
Variabel terikat : Niat Beli |
Untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, nillai t hitung akan
dibandingkan dengan nilai t tabel. Pada penelitian ini digunakan α: 0,05
dengan jumlah variabel 5 dan jumlah responden 70 maka dapat diketahui nilai t
tabel adalah t0,05 (65) = 1,66864.
Tabel 5. menunjukkan nilai konstanta sebesar 0,102 artinya
nilai variabel niat beli tanpa dipengaruhi oleh variabel akseptabilitas,
keterjangkauan, aksesibilitas dan kesadaran adalah sebesar 0,102 satuan.
Koefisien regresi variabel
akseptabilitas diperoleh sebesar 0,272 dan nilai t hitung sebesar 2,464. Dengan
demikian t hitung > t tabel sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima yang berarti secara individu variabel akseptabilitas mempengaruhi niat
beli kopi di Umah Kopi Gayo Yogyakarta.
Koefisien regresi variabel
keterjangkauan diperoleh sebesar 0,226 dan nilai t hitung sebesar 2.314. Dengan
demikian t hitung > t tabel sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima yang berarti secara individu variabel keterjangkauan mempengaruhi niat
beli kopi di Umah Kopi Gayo Yogyakarta.
Koefisien
regresi variabel aksesibilitas diperoleh sebesar 0,244 dan nilai t hitung
2,477. Dengan demikian t hitung > t tabel sehingga H0 ditolak dan
Ha diterima yang berarti secara individu variabel aksesibilitas
mempengaruhi niat beli kopi di Umah Kopi Gayo Yogyakarta.
Koefisien
regresi variabel kesadaran diperoleh sebesar 0,225 dan nilai t hitung 2,463. Dengan
demikian t hitung > t tabel sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima yang berarti secara individu variabel kesadaran mempengaruhi niat beli
kopi di Umah Kopi Gayo Yogyakarta. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel
4.8 dapat diketahui persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 0,102 + 0,272X1 + 0,226X2 +
0,244X3 + 0,225X4 + 0,05
Variabel niat beli tanpa dipengaruhi oleh variabel akseptabilitas, keterjangkauan, aksesibilitas dan kesadaran adalah senilai 0,102 satuan. Variabel akseptabilitas memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel niat beli. Dengan demikian, mutu kopi yang selalu dijaga supaya tetap
memiliki mutu yang baik, pengolahan kopi yang konsisten sehingga dapat membuat rasa kopi tetap sesuai dengan harapan
konsumen, varian kopi yang beragam sehingga dapat disesuaikan dengan keinginan dan selera konsumen serta didukung dengan kemasan yang menarik maka rangsangan
konsumen untuk membeli kopi
arabika premium akan menjadi baik, selain itu kopi arabika premium akan menjadi salah satu pilihan alternatif bagi konsumen untuk membeli kopi di Umah Kopi Gayo. Dengan demikian, konsumen akan kembali
untuk membeli kopi arbaika
premium di Umah Kopi Gayo.
Variabel keterjangkauan memiliki pengaruh positif terhadap variabel niat beli. Dengan mempertahankan harga yang terus terjangkau bagi konsumen serta meningkatkan mutu produk yang sesuai dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen maka niat beli dalam hal ini dorongan
konsumen untuk membeli produk kopi arabika premium akan membaik. Selain
itu, kopi arabika premium semakin
menjadi pilihan alternatif konsumen dalam membeli kopi di Umah Kopi Gayo mengingat harga yang tidak terlalu mahal serta mutu produk
yang baik. Dengan demikian maka keinginan konsumen untuk membeli lagi produk kopi arabika premium akan membaik dan di masa depan konsumen akan berniat untuk membeli kopi arabika premium kembali.
Variabel aksesibilitas memiliki variabel yang positif terhadap variabel niat beli. Ketersediaan kopi yang
selalu tercukupi, kemudahan akses konsumen untuk membeli kopi dengan ditaruhnya kopi pada jaak pandang yang luas sehingga memudahkan
konsumen untuk membeli serta kemasan yang praktis sehingga konsumen dapat membawa produk kopi dengan mudah dan dapat digunakan sebagai oleh-oleh maka akan meningkatkan niat beli konsumen dalam hal ini menjadi
dorongan bagi konsumen
untuk membeli kopi arabika
premium serta menjadikan
kopi arabika premium sebagai
salah satu pilihan alternatif dalam membeli kopi di Umah Kopi Gayo. Selain itu konsumen menjadi terdorong untuk membeli lagi produk kopi arabika premium di Umah Kopi Gayo Yogyakarta.
Variabel
kesadaran memiliki pengaruh positif terhadap variabel niat beli. Desain kemasan kopi
yang berbeda-beda dari produk yang dijual oleh Umah Kopi Gayo memudahkan konsumen dalam mengenali karakteristik produk yang dijual, selain itu informasi dari produk yang dijual Umah Kopi Gayo tersedia pada kemasan sehingga konsumen dapat dengan mudah
menyesuaikan produk yang diinginkan untuk dibeli. Karakteristik produk dan ketersediaan informasi produk yang terus konsisten akan meningkatkan niat beli konsumen dalam hal ini menjadi suatu dorongan bagi konsumen untuk tidak ragu dalam membeli produk
kopi arabika premium, selain
itu, karena kopi arabika
premium mudah dibedakan dengan produk lainnya
maka konsumen dapat menjadikan kopi arabika premium sebagai salah satu pilihan alternatifnya.
Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan keinginan konsumen untuk membeli kembali produk kopi arabika premium pada masa yang akan
datang.
Penelitian yang dilakukan (Zhen
& Mansori, 2012) menyebutkan
bahwa kesadaran merupakan aspek paling penting yang bisa mempengaruhi niat beli konsumen. (Türk
& Erciş, 2017) juga mengungkapkan
temuan yang sama dimana kesadaran merupakan factor yang paling signifikan.
Dalam penelitian ini, menemukan temuan yang berbeda dimana aksesibilitas menjadi faktor yang paling berpengaruh.
Hal ini dikarenakan perbedaan
obyek yang diteliti, cakupan wilayah yang diteliti dan
perbedaan responden. Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produk kopi dengan cakupan wilayah di
Yogyakarta dan responden yang merupakan
konsumen dari Umah Kopi Gayo. Karena perpindahan lokasi Umah Kopi Gayo yang sebelumnya berada di Tugu Yogyakarta dan sekarang pindah
ke Pondok Permai Melati No. B2 membuat konsumen lebih cenderung memperhatikan akses untuk mendapatkan produk yang diinginkan.
Kesimpulan
Akseptabilitas, keterjangkauan, aksesibilitas dan
kesadaran berpengaruh positif terhadap niat beli kopi di Umah Kopi Gayo
Yogyakarta. Implikasi hasil penelitian ini masih diperlukan strategi meningkatkan
kesadaran konsumen terhadap produk-produk dari Umah Kopi Gayo. Saran perlu memanfaatkan media online untuk memberikan
informasi terkait karakteristik dan kelebihan produk-produknya, mengikuti pameran atau festival-festival
untuk lebih memperluas jaringan
dan sekaligus mempromosikan
produk dari Umah Kopi Gayo serta memberikan edukasi kepada konsumen-konsumen baru mengenai kelebihan-kelebihan yang
dimiliki oleh produk yang dijual Umah Kopi Gayo.
DAFTAR PUSTAKA
Afriliana, Asmak. (2018). Teknologi
Pengolahan Kopi Terkini. Yogyakarta: Deepublish.
Durianto, Darmadi, & Sugiarto,
Tony Sitinjak. (2001). Strategi menaklukkan pasar melalui riset ekuitas dan
perilaku merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip, & Amstrong, Gary.
(2018). Principles of Marketing. Edisi 15 Global Edition. Pearson.
Nezakati, Hossein, Abu, Mimi Liana,
Toh, Cowan, & Abu, M. L. (2011). Exploring hierarchy situation of 4A
marketing mix on malaysia’s fast food restaurants. World Applied Sciences
Journal, 15(8), 1157–1167.
Panggabean, Ir Edy. (2011). Buku
pintar kopi. AgroMedia.
Ramdani, Alan Budi. (2022). Analisis
Strategi Pengembangan Bisnis Kedai Kopi Victoria Di Kabupaten Sumbawa Besar.
Universitas_Muhammadiyah_Mataram.
Rukajat, Ajat. (2018). Pendekatan
penelitian kuantitatif: quantitative research approach. Deepublish.
Sheth, Jagdish, & Sisodia,
Rajendra. (2012). The 4 A’s of marketing: Creating value for customer,
company and society. Routledge.
Sugiyono. (2017). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung.
Tjiptono, F. (2014). Manajemen
Pemasaran Jasa. andi: Yogyakarta.
Türk, Bahar, & Erciş, Aysel.
(2017). 4A marketing mix impacts on organic food purchase intention. Serbian
Journal of Management, 12(2), 189–199.
Yundari, N. I. Komang Widya, Sudarma,
I. Made, & Artini, N. I. Wayan Putu. (2022). Potensi Sektor Pertanian dalam
Pembangunan Ekonomi di Kabupaten Jembrana. Jurnal Agribisnis Dan Agrowisata
ISSN, 2685, 3809.
Yunus, Ahmad. (n.d.). Susilaningsih.
2018. Panduan Pendirian Usaha Kedai Kopi. Badan Ekonomi Kreatif Dan
Universitas Sebelas Maret, Jakarta Pusat.
Zhen, Jane S. S., & Mansori,
Shaheen. (2012). Young female motivations for purchase of organic food in
Malaysia. International Journal of Contemporary Business Studies, 3(5),
61–72.