Pengaruh Kualitas Produk dan Keistimewaan Estetika Desain Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Fashion di Salah Satu Departement Store di Jakarta
Utara
Reza
Suriansha1, Erwin Rasyid2
Program Studi Manajemen
Pemasaran, STIE Unisadhuguna, Indonesia1,2
Email: reza@ubs-usg.ac.id1, erwin.rasjid@ubs-usg.ac.id2
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknologi dan kualitas produk terhadap kepuasan
pelanggan guna menjaga citra PT. Transmarco dalam Merek Fashion Global. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dengan populasi pelanggan Sogo Department Store Mall Kelapa
Gading yang jumlahnya tidak dapat
diketahui secara pasti, untuk itu data sampel diambil sebanyak beberapa responden.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menyebarkan kuesioner secara
langsung kepada pelanggan dan observasi.
Hasil dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas teknologi sepatu Hush Puppies.
Kualitas produk yang disesuaikan dengan harga pasar merupakan hal yang sangat
penting dan harus diperhatikan oleh perusahaan. Dan betapa pelanggan menyukai
teknologi yang terdapat pada sepatu merek Hush Puppies dengan desain sepatu
yang mengikuti tren masa kini.
Kata Kunci: Kualitas Produk, Desain Produk, Keputusan Pembelian
Abstract
The
purpose of this study was to determine the effect of technology and product
quality on customer satisfaction in order to maintain the image of PT.
Transmarco in the Fashion Global
Brand. This research uses quantitative methods. With a population of customers
of the Sogo Department Store Mall Kelapa Gading, the number of which cannot be
known with certainty, for this reason the sample data was taken by several
respondents. Data collection techniques in this study by distributing
questionnaires directly to customers and observation. The results of this study
were to determine the technological quality of Hush Puppies shoes. The quality
of products that are adjusted to market prices is very important and must be
taken by the company. And how much customers love the technology found in Hush
Puppies brand shoes with shoe designs that follow current trends.
Keywords:
Product Quality, Product Desaign, Purchase Decision
PENDAHULUAN
Industri fashion di
Indonesia telah mengalami perkembangan
yang pesat dalam beberapa dekade
terakhir (Saputri,
2020);(Irjayanti & Azis, 2023);(Ashari
et al., 2024). Sebagai negara dengan keanekaragaman budaya yang kaya,
Indonesia telah menciptakan identitas
fashionnya sendiri yang unik dan menarik.
Dalam artikel ini, kita akan
menjelajahi industri
fashion di Indonesia dan melihat bagaimana
hal ini berkontribusi pada perekonomian dan perkembangan
mode di negara ini.
Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen tekstil dan pakaian terbesar di dunia. Banyak
merek-merek internasional memilih
Indonesia sebagai pusat produksi
mereka karena biaya produksi yang relatif rendah dan kualitas produk yang baik. Hal ini
telah membantu menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor industri fashion.
Selain sebagai produsen, Indonesia juga memiliki sejumlah
desainer dan merek lokal
yang telah sukses dalam memperoleh pengakuan di kancah
internasional. Mereka menciptakan
desain yang unik dan mencerminkan kekayaan
budaya Indonesia, dari
motif tradisional hingga gaya modern yang dipadukan
dengan sentuhan lokal. Dalam beberapa tahun terakhir,
beberapa peragaan busana
dan acara mode besar di Indonesia, seperti Jakarta
Fashion Week, semakin mendapatkan
perhatian internasional.
Selain itu, perkembangan teknologi dan kehadiran media sosial telah memainkan peran penting dalam mengangkat industri fashion di Indonesia (Cholik,
2021);(Setiawan,
2018). Para desainer
dan merek lokal dapat
dengan mudah mempromosikan karya mereka melalui platform
online dan menjangkau audiens
yang lebih luas. Pengguna media sosial juga dapat berperan sebagai penggerak tren dan membantu menyebarluaskan gaya dan produk fashion Indonesia
ke seluruh dunia.
Tidak hanya
dalam hal produksi dan
desain, namun industri
fashion di Indonesia juga melibatkan sektor lain seperti ritel dan
manajemen acara. Berbagai pusat
perbelanjaan, butik, dan
platform e-commerce menyediakan platform untuk menjual produk fashion lokal. Selain itu, acara-acara mode,
pameran, dan festival fashion di Indonesia menjadi ajang bagi para desainer, pengusaha, dan pecinta fashion untuk berinteraksi
dan menjalin kemitraan.
Namun, seperti halnya
industri fashion di negara lain, industri
fashion di Indonesia juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah
satu tantangan utama adalah meningkatnya persaingan baik dari merek lokal
maupun merek internasional. Untuk tetap relevan dan berdaya saing, para pelaku
industri harus terus berinovasi, mengikuti perkembangan tren, dan memperhatikan
kebutuhan dan preferensi konsumen.
Penting juga untuk mencatat
bahwa industri fashion di
Indonesia harus dijalankan dengan prinsip-prinsip
yang berkelanjutan. Mengingat dampak
industri fashion terhadap lingkungan,
adopsi praktik ramah lingkungan dan etika kerja
yang baik menjadi penting.
Banyak pelaku industri
fashion di Indonesia telah mengambil langkah-langkah
untuk memperhatikan keberlanjutan,
seperti penggunaan bahan-bahan organik,
daur ulang, dan praktik produksi yang bertanggung jawab.
Selain industri fashion pakaian, industri fashion sepatu juga meningkat pesat dalam hal keanekaragaman model (Handayani
et al., 2020). Saat ini, sepatu
bukan hanya berguna sebagai alas kaki biasa, namun sepatu memiliki peran dalam
menunjukkan style pada diri seseorang (Mustikarani & Irwansyah, 2019). Seperti pepatah
lama, “sepatu yang bagus akan
membawamu ke tempat yang bagus juga”. Menarik untuk dapat dibicarakan lebih dalam bahwa
model sepatu tidaklah monoton seperti dahulu. Saat ini
model sepatu muncul dalam beranekaragam
bentuk yang unik. Beberapa model sepatu yang sudah berkembang seperti kets, yang
sekarang memiliki berbagai model yang disebut sneakers, kemudian
selop untuk wanita telah berkembang menjadi sepatu heels dan wedges dengan model dan material yang
unik. Bahkan sekarang sepatu
boots pun muncul dalam berbagai desain unik dan cantik dan dapat digunakan untuk menunjukan gaya
mode seseorang.
Berkaitan dengan industri
fashion tersebut, penulis memilih sepatu sebagai objek dari karya
ilmiah penulis. Menarik
untuk dapat menelaah kegunaan dari berbagai
macam model sepatu yang ada saat ini. Untuk dapat mengetahui dengan lebih konkrit mengenai
sepatu tersebut, penulis memilih
produk “X” yang mempunyai model yang bagus sesuai dengan
kualitas produknya, karena itulah penulis memilih produk “X” sebagai objek
penelitian penulis.
Berbagai teori perilaku konsumen dan pemasaran menyatakan bahwa keputusan pembelian dan pilihan
produk seringkali dipengaruhi oleh dorongan- dorongan yang sifatnya psikologis. Produk
memang tidak dirancang untuk memenuhi
kebutuhan fungsionalnya saja namun
juga memuaskan kebutuhan sosial
dan psikologi. Kualitas merupakan konsep
terpenting dalam menciptakan
suatu produk. Produk yang berkualitas
adalah produk yang diterima oleh pelanggan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Oleh karena itu perusahaan harus
mengerti apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001) kualitas produk
merupakan kemampuan yang bisa dinilai dari suatu produk dalam menjalankan
fungsinya, yang merupakan suatu gabungan dari daya tahan, keandalan, ketetapan,
kemudahan pemeliharaan atribut-atribut lainnya dari suatu produk (Santoso, 2019);(Zano, 2019). Dalam hal ini
selera pribadi sangat mempengaruhi. Oleh karena itu secara umum dalam mengelola
kualitas produk, harus sesuai dengan kegunaan yang diharapkan kualitas
mempunyai dampak langsung pada kinerja produk dan jasa oleh karena itu,
kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan (Iskandar, 2018);(Shartykarini & Firdaus, 2016).
Menurut Peter dan Olson (2013) konsumen yang
merasa puas dengan produk kemungkinan besar akan terus membelinya dan
memberitahukan kepada yang lain perihal pengalaman-pengalaman menyenangkan yang
dirasakannya dengan produk. Kualitas produk dapat mempengaruhi keputusan
pembelian yang dilakukan konsumen. Kualitas merupakan syarat utama diterimanya
suatu produk di pasar. Suatu produk dikatakan berkualitas apabila produk
tersebut mampu memenuhi harapan pelanggan.
Penelitian ini mengadopsi konsep nilai pelanggan, bahwa penilaian pelanggan
secara keseluruhan dari kegunaan produk berdasarkan persepsi tentang apa yang
diterima dan apa yang diberikan. Hal ini dimaknai bahwa proses keputusan
konsumen terhadap sebuah produk bergantung pada nilai produk yang mereka
terima. Nilai-nilai suatu produk maupun layanan yang dipersepsikan oleh
konsumen dapat beragam misalnya; nilai-nilai fisik produk seperti desain produk
atau kemasan, nilai-nilai fungsional atau manfaat/kegunaan produk, nilai-nilai
emosional dalam suatu produk/layanan, nilai-nilai kesenangan dalam suatu
produk/layanan, nilai-nilai pembelajaran dalam suatu produk/layanan,
nilai-nilai estetika. Dalam konteks produk diamaknai sebagai fokus
terhadap fungsionalitas serta tampilan benda pakai, kemudian akan diproduksi
secara industri (Ilmaya & Hidayati, 2011).
Kepuasan konsumen dalam melakukan pembelian atas suatu produk merupakan
suatu tindakan yang lazim oleh individu konsumen ketika mengambil keputusan pembelian.
Kotler dan Keller (2016) menyampaikan
bahwa pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi di antara merek-merek
pada serangkaian pilihan, dan juga dapat membentuk niat untuk membeli merek
yang paling disukai. Lain halnya menurut Khairunnisa (2021):”pengambilan
keputusan konsumen adalah proses pemecahan masalah yang diarahkanpada sasaran.
Inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau
lebih, dan memilih satu diantaranya.” Menurut Azany (2014) Keputusan
pembelian adalah suatu tahapan atau proses ketika pembeli benar – benar
mengambil keputusan untuk membeli suatu produk atau jasa. Indikator terkait
proses keputusan pembelian terdapat 5 tahap yaitu: 1. Pengenalan masalah,
proses pembelian diawali dengan pengenalan masalah atau kebutuhan konsumen. Kebutuhan
konsumen dapat digerakan oleh faktor dari dalam maupun faktor dari luar
konsumen. 2. Pencarian informasi, dalam proses ini konsumen mencari informasi
tentang kebutuhan yang dimilikinya melalui berbagai sumber antara lain iklan,
teman dan sebagainya. 3.
Evalusi alternatif, setelah
melakukan pencarian informasi
dari berbagai sumber, konsumen mempunyai beberapa
pilihan alternatif merek
atau produk. 4. Keputusan pembelian, pada tahap ini konsumen
memungkinkan untuk menentukan minat beli terhadap produk yang disukainya. 5.
Perilaku pasca pembelian, pada tahap ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman
konsumen saat membeli suatu produk dan setelah itu mengalami rasa kepuasan atau
ketidakpuasan dalam proses pembelian suatu produk. Sementara Sahetapy (2013) menyatakan
bahwa “keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan
pembelian yang mencakup pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan
sebelumnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan
estetika desain terhadap keputusan pembelian produk fashion
“X” di salah satu Departemen Store di Jakarta Utara.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif dan uji regresi linear berganda sebagai alat analisisnya. Metode
kuantitatif adalah ilmu yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan
data, analisa data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi
guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan. “Regresi linier berganda merupakan
perluasan dari regresi linier sederhana, yaitu menambah jumlah variabel bebas
yang sebelumnya hanya satu menjadi dua atau lebih variabel
bebas”. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda,
untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara kualitas produk dan harga terhadap
keputusan pembelian. Penelitian
ini akan
melakukan survey dengan menggunakan alat kuisioner sebagai instrumen
pengumpulan data dan hasil itulah akan
diolah dengan software SPSS versi 22.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan (universum)
dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,
gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini
dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2011). Populasi dalam
penelitian ini tidak diketahui jumlahnya sehingga untuk menghitung jumlah
sampel minimum yang dibutuhkan menggunakan formula Lemeshow untuk populasi yang
tidak diketahui. Menurut Ghozali (2015) penentuan
jumlah sampel dapat didasarkan pada ukuran sampel lebih dari 30 orang dan
kurang dari 500 orang adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Ukuran sampel
sebaiknya beberapa kali (pada umumnya 10 kali atau lebih) lebih besar dari
jumlah variabel dalam penelitian. Untuk menghindari jumlah respon rate yang
rendah maka jumlah kuesioner yang dibagikan kepada responden adalah sebanyak
100 dengan asumsi jika kuesioner terisi sudah lebih dari 40 maka data dapat
dilanjutkan untuk diolah. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling.
Teknik Pengumpulan Data
Di sini penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi dan data
yang berkaitan dengan kondisi nyata atau fakta yang ada dilapangan. Langkah-langkah yang ditempuh antara lain:
Merupakan metode
pengumpulan data yang menggunakan pengamatan
terhadap obyek penelitian yang dapat
dilaksanakan secara langsung maupun
tidak langsung. Teknik pengumpulan data observasi
digunakan untuk memperoleh data proses jalannya pengisian angket.
Merupakan suatu cara
pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pernyataan kepada para responden.
Kuesioner disusun menggunakan pertanyaan tertutup diberi skor menurut skala
Likert.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji
Validitas
Tabel
1. Hasil uji validitas variabel Kualitas
Produk (X1)
No. Item |
R.Hitung |
R.Tabel |
Ket. |
X1.1 |
0.861 |
0.2565 |
Valid |
X1.2 |
0.880 |
0.2565 |
Valid |
X1.3 |
0.929 |
0.2565 |
Valid |
X1.4 |
0.883 |
0.2565 |
Valid |
X1.5 |
0.883 |
0.2565 |
Valid |
Sumber:
Hasil data diolah tahun 2024
Tabel 1 di atas menunjukan semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peryataan 1 sampai 5 variabel Kualitas
produk (X1) valid (Sugiyono, 2013).
Tabel 2.
Hasil Uji Validitas Estetika Desain
(X2)
No. Item |
R.Hitung |
R.Tabel |
Ket. |
X2.1 |
0.914 |
0.2565 |
Valid |
X2.2 |
0.840 |
0.2565 |
Valid |
X2.3 |
0.869 |
0.2565 |
Valid |
X2.4 |
0.892 |
0.2565 |
Valid |
X2.5 |
0.913 |
0.2565 |
Valid |
Sumber:
Hasil data diolah tahun 2024
Tabel 2 menunjukan nilai
r hitung lebih besar dari r tabel. Dapat
disimpulkan bahwa peryataan 1 sampai 5 variabel Estetika desain (X2) adalah
valid.
Tabel 3. Hasil Uji validitas variabel Keputusan Pembelian (Y)
No. Item |
R.Hitung |
R.Tabel |
Ket. |
X1.1 |
0.861 |
0.2565 |
Valid |
X1.2 |
0.880 |
0.2565 |
Valid |
X1.3 |
0.929 |
0.2565 |
Valid |
X1.4 |
0.883 |
0.2565 |
Valid |
X1.5 |
0.883 |
0.2565 |
Valid |
Sumber:
Hasil data diolah tahun 2024
Hasil uji validitas terhadap semua butir pernyataan variabel Keputusan Pembelian (Y) dapat disimpulkan 4 pernyataan variabel Keputusan Pembelian (Y) adalah valid.
Uji Reliabilitas
Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel-variabel penelitian
Variabel |
Cronbach's Alpha |
N of Items |
Kriteria |
Kualitas Produk |
0.898 |
5 |
Reliable |
Estetika Desain |
0.928 |
5 |
Reliable |
Keputusan
Pembelian |
0.931 |
5 |
Reliable |
Sumber:
Hasil data diolah tahun 2024
Dari uji reliabilitas terhadap semua variable-variabel pada penelitian ini,
semua variable dinyatakan reliabel
karena mempunyai nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,600.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normallitas
menggunakan residual adalah
statistic non-parametrik Kolmogorov- Smirnov. Dengan kriteria jika signifikansi
< 0,05 kesimpulannya data
tidak berdistribusi normal. Jika signifikansi
> 0,05 data berdistribusi
normal.
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Standardized Residual |
|
N |
100 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
.98984745 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.086 |
Positive |
.063 |
|
Negative |
-.086 |
|
Test Statistic |
.086 |
|
Asymp. Sig.
(2-tailed) |
.064c |
Sumber:
Hasil data diolah tahun 2024
Berdasarkan
hasil pada Tabel 5 di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi
di atas 0,05 yaitu sebesar 0,064. Hal ini berarti
data residual tersebut terdistribusi secara normal.
Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui suatu model regresi bebas dari multikolinearitas,
yaitu mempunyai nilai VIF (Variance
Inflation Factor) kurang dari
10 dan mempunyai angka
Tolerance lebih dari 0,1.
Tabel 6. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
T |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
-1.822 |
1.159 |
|
-1.573 |
.119 |
|
|
Kualitas Produk |
.401 |
.124 |
.371 |
3.228 |
.002 |
.125 |
7.980 |
|
Estetika Desain |
.666 |
.137 |
.560 |
4.866 |
.000 |
.125 |
7.980 |
|
a. Dependent Variable: Keputusan
Pembelian |
Sumber:
Hasil data diolah tahun 2024
Nilai VIF semua variable penelitian lebih kecil
dari 10 dan nilai tolerance
lebih besar dari 0,1. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas di dalam model.
Uji
Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Glejser. Jika nilai
signifikansi variable > 0,05, maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
2.117 |
1.013 |
|
2.091 |
.039 |
X1 |
-.001 |
.037 |
-.002 |
-.023 |
.982 |
|
X2 |
-.026 |
.076 |
-.036 |
-.346 |
.730 |
|
a. Dependent
Variable: ABRES |
Sumber:
Hasil data diolah tahun 2024
Dari Tabel 8
terlihat nilai signifikansi variabel X1 dan X2 lebih besar dari 0.05 yang dapat
diartikan bahwa di dalam model tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Uji Regresi
Linear Berganda
Tabel 8. Hasil Regresi
Linear Berganda
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
T |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
-1.822 |
1.159 |
|
-1.573 |
.119 |
Kualitas Produk |
.401 |
.124 |
.371 |
3.228 |
.002 |
|
Estetika Desain |
.666 |
.137 |
.560 |
4.866 |
.000 |
Sumber:
Hasil data diolah tahun 2024
Berdasarkan tabel di atas dapat
diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y= -1.822 + 0.401 (X1) + 0,666 (X2)
Persamaan pengujian regresi linier tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta = -1.822
Jika nilai variabel Kualitas Produk (X1) dan Estetika
Desain (X2) bernilai nol,
maka nilai variabel
Keputusan Pembelian (Y) sebesar
-1.822.
b. Koefisien X1
Jika
nilai variabel Kualitas Produk (X1) mengalami kenaikan satu satuan, sementara Estetika
Desain (X2) dianggap tetap, maka akan menaikan variabel Keputusan Pembelian (Y)
sebesar 0.401 satuan.
c. Koefisien X2
Jika
nilai variabel Estetika Desain (X2) mengalami kenaikan satu satuan, sementara Kualitas
Produk (X1) dianggap tetap, maka akan menaikan variabel Keputusan Pembelian (Y)
sebesar 0,666.
Uji – t
a. Variabel kualitas produk memiliki
signifikansi lebih kecil dari 0,05 yang berarti hipotesis diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk berpengaruh pada keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
kualitas produk maka akan semakin tinggi pengaruhnya terhadap keputusan pembelian produk
fashion “X”, artinya bahwa adanya
produk berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen untuk
melakukan pembelian tersebut.
Kualitas dari sebuah produk merupakan salah satu
pertimbangan konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh wangean,
R.H. (2014) dengan judul analisis citra
merek, kualitas produk dan
harga pengaruhnya terhadap keputusan
pembelian konsumen pada mobil all new kia di kota manado. Sifat penelitian ini adalah kuantitatif
metode analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel kualitas produk terhadap
keputusan pembelian adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel kualitas produk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
b.
Variabel Estetika Desain memiliki signifikansi
lebih kecil dari 0,05 yang berarti hipotesis
diterima. Maka dapat disimpulkan
bahwa estetika desain berpengaruh pada keputusan pembelian. Hal tersebut didukung dari hasil tanggapan responden terhadap variabel Estetika Desain yang memiliki rata-rata menunjukkan
kategori setuju. Responden setuju bahwa estetika desain produk fashion
‘X” membuat konsumen memiliki gaya yang menarik,
memiliki banyak variasi,
dan up to date.
Uji F
Tabel 9. Hasil Uji F
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
663,196 |
2 |
331,598 |
253,279 |
,000b |
Residual |
126,994 |
97 |
1,309 |
|
|
|
Total |
790,190 |
99 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN |
||||||
b. Predictors: (Constant), ESTETIKA DESAIN, KUALITAS |
Sumber: Hasil data diolah tahun 2024
Tabel 9 di atas memberikan informasi tentang uji-F, dengan membandingkan
signifikansi dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil uji F di atas diperoleh
nilai Fhitung sebesar 253,279 dan Ftabel sebesar 2,76. Karena nilai Fhitung (253,279)
> Ftabel (2,76) maka dapat disimpulkan bahwa variabel keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel kualitas produk dan estetika
desain secara bersama-sama.
Uji Determinan
R2
Tabel 10. Hasil Uji Koefisien
Determinasi
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
,916a |
,839 |
,836 |
1,144 |
a. Predictors: (Constant), ESTETIKA DESAIN, KUALITAS |
||||
b. Dependent Variable: KEPUTUSAN |
Sumber: Hasil data diolah tahun 2024
Dari Tabel 10 diketahui bahwa
nilai R Square sebesar 0,839
menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara variabel
kualitas produk dan estetika
desain terhadap keputusan pembelian.
Hal ini menunjukkan bahwa besarnya kemampuan variabel kualitas produk dan estetika
desain terhadap variabel keputusan
pembelian adalah sebesar 83, 9%, sedangkan sisa 16,
1% dipengaruhi atau dijelaskan
oleh faktor-faktor atau variabel
independen lainnya yang tidak diikutsertakan
dalam penelitian ini.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data, penelitian menyimpulkan bahwa kualitas produk (X1) dan estetika
desain (X2) memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan
pembelian (Y) produk fashion "X" di salah satu department store di Jakarta Utara. Ini menunjukkan bahwa konsumen mempertimbangkan kualitas produk dan estetika
desain sebelum membeli produk fashion "X"
di toko tersebut. Secara simultan, kualitas pelayanan (X1) dan estetika desain (X2) juga berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian
(Y), menunjukkan bahwa kedua faktor tersebut memainkan peran penting dalam keputusan pembelian konsumen.
BIBLIOGRAFI
Ashari, F. S., Arif, M., &
Hasibuan, R. R. A. (2024). Penerapan Konsep Sustainable Terhadap Industri
Fashion Halal Ditinjau dari Perspektif Islam: Studi Kasus Usaha Jahit Wati. Jurnal
Ilmu Manajemen, Bisnis Dan Ekonomi (JIMBE), 1(4), 317–330.
Azany, F., & MUDIANTONO, M. (2014). Analisis
Pengaruh Desain Produk, Motivasi Konsumen Dan Citra Merek Terhadap Keputusan
Pembelian Sepatu Bellagio (Studi Pada Konsumen Toko Sepatu Bellagio Java
Supermall Semarang). Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Bungin, B. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Edisi
Kedua. Jakarta: Kencana.
Cholik, C. A. (2021). Perkembangan Teknologi Informasi
Komunikasi/ICT dalam Berbagai Bidang. Jurnal Fakultas Teknik Kuningan, 2(2),
39–46.
Ghozali, I. (2015). Model Persamaan Struktural
Konsep Dan Aplikasi. Dengan Program AMOS 22. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Handayani, R. B., Hutama, K., & Sunarya, Y. Y.
(2020). Matriks Strategi Implementasi Perancangan Fashion Berkelanjutan. Jurnal
Seni Dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain, 3(1), 15–24.
Ilmaya, F., & Hidayati, R. (2011). Analisis
Pengaruh Interaksi Harga dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian Batik
di Eka Batik Semarang. Universitas Diponegoro.
Irjayanti, M., & Azis, A. M. (2023). Pelatihan
Manajemen dan Pembukuan pada Usaha Kecil Industri Kreatif Jenis Fashion. Wikrama
Parahita: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 7(1), 75–82.
Iskandar, D. A. (2018). Pengaruh citra merek dan
kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada produk kosmetik.
Khairunnisa, F., & Jamiat, N. (2021). Pengaruh
Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kecantikan Secara Online
Melalui E-commerce Shopee Di Indoneisa. EProceedings of Management, 8(1).
Kotler, P. (2016). Keller, 2007, Manajemen
Pemasaran, Jilid I, Edisi Kedua belas, Jakarta: PT. Indeks.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2001).
Prinsip-prinsip Pemasaran. Alih Bahasa Imam Nurmawan. Jakarta: Erlangga.
Mustikarani, T. D., & Irwansyah, I. (2019).
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Industri Fashion
Indonesia. Warta Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, 2(01), 8–18.
Peter, J. P., & Olson, J. C. (2013). Perilaku
Konsumen Dan Strategi Pemasaran Terjemahan Oleh Diah Tantri Dwiandani. Edisi
Kesembilan Jilid, 1.
Sahetapy, J. P. (2013). Diferensiasi produk, strategi
merek, pengaruhnya terhadap keputusan pembelian meubel UD Sinar Sakti Manado. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(3).
Santoso, J. B. (2019). Pengaruh kualitas produk,
kualitas pelayanan, dan harga terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen. Jurnal
Akuntansi Dan Manajemen, 16(01), 127–146.
Saputri, O. B. (2020). Pemetaan potensi indonesia
sebagai pusat industri halal dunia. Jurnal Masharif Al-Syariah: Jurnal
Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 5(2).
Setiawan, D. (2018). Dampak perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi terhadap budaya. JURNAL SIMBOLIKA Research and
Learning in Communication Study, 4(1), 62–72.
Shartykarini, S., & Firdaus, M. R. (2016).
Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan
Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan (Studi Pengunjung Cafe di
Banjarbaru). JWM (Jurnal Wawasan Manajemen), 4(1), 39–52.
Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian pendidikan
pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Zano, B. R. (2019). Analisis pengaruh kualitas produk,
harga dan iklan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada PT Surya
Timur Sakti Jatim Surabaya. Agora, 7(1).