PENGARUH EPS, PER, PBV, ROE DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN SUB SEKTOR TRANSPORTASI
Zulfia Rahmawati
Universitas
Islam Kadiri,
Indonesia
zulfiarahmawati@uniska-kediri.ac.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh Earning Per Share, Price to Earning Ratio, Price
to Book Value, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio
terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI
periode 2017-2021.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Metode
analisis yang digunakan adalah regresi data panel yang meliputi cross
section dan time series. Data yang terkumpul dilakukan pengolahan
dengan bantuan E-views 9 untuk menganalisis data. Berdasarkan hasil
penelitian uji t Earning Per Share dan Price to Book Value berpengaruh signifikan terhadap harga saham,
sedangkan Price to Earning Ratio, Return On Equity dan Debt to
Equity Ratio berpengaruh tidak signifikan. Hasil uji F variabel Earning
Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value,
Return On Equity dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap
harga saham dan dapat menjelaskan harga saham pada perusahaan transportasi yang
terdaftar di BEI periode 2017-2021 sebesar 90%.
Kata
kunci: EPS; PER; PBV; ROE; DER; Harga Saham.
Abstract
The purpose of this study is to determine the effect
of Earning Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On
Equity and Debt to Equity Ratio on stock prices in transportation sub-sector
companies listed on the IDX for the 2017-2021 period. Sample selection was done by purposive sampling method. The
analytical method used is panel data regression which includes cross section
and time series. The collected data was processed with the help of E-views 9 to
analyze the data. Based on the results of the t-test, Earning Per Share and
Price to Book Value have a significant effect on stock prices, while Price to
Earning Ratio, Return On Equity and Debt to Equity Ratio have no significant
effect. The results of the F test of Earning Per Share, Price to Earning Ratio,
Price to Book Value, Return On Equity and Debt to Equity Ratio variables affect
stock prices and can explain share prices in transportation companies listed on
the IDX for the 2017-2021 period by
90%.
Keywords: EPS; PER; PBV; ROE; DER; Stock Price.
Pendahuluan
Pada era globalisasi ekonomi dunia ini,
semua negara merupakan bagian dari tatanan ekonomi dunia (Seran,
2014). di era
globalisasi, pasar modal memainkan peran strategis dalam memperkuat ketahanan
ekonomi suatu negara, oleh karena itu hampir semua negara memperhatikan pasar
modal (Nasarudin,
2014). Sejak
adanya pasar bebas, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Dengan
persaingan yang sangat ketat, perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan
produk yang dibuat dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen (Adiwijaya,
2007).
Kondisi ini nantinya akan mendorong
semua perusahaan untuk mencari sumber pendanaan lain yang dapat menyediakan dana yang diperlukan (Fajar
Junaedi, Taufiqur Rahman, Erwan Sudiwijaya, Adhianty Nurjanah et al., 2020).
Melalui perusahaan untuk mengembangkan usaha produksi perusahaan dan perusahaan
dapat memperoleh dana dari investor melalui pasar modal. Tidak diragukan lagi,
pasar modal dapat menjadi cara alternatif bagi perusahaan untuk menghasilkan
uang untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis di luar lembaga keuangan.
Dari antara banyak faktor yang
mempengaruhi harga saham, peneliti memilih variabel Earning Per Share
(EPS), Price to Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Return
On Equity (ROE)
dan Debt to Equity
Ratio (DER). Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur laba bersih yang diperoleh dengan mengukur laba bersih
per lembar saham biasa (Badruzaman,
2017). Laba
per saham ditampilkan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Beberapa
perusahaan yang tidak memasukkan jumlah laba per saham dalam laporan keuangan
perusahaan (Darmawan
& Atmojo, 2020).
Subsektor transportasi merupakan salah
satu sektor infrastruktur di Bursa Efek Indonesia. Tujuan transportasi untuk
mendukung perkembangan ekonomi nasional yaitu, untuk meningkatkan pendapatan nasional, meningkatkan jenis,
jumlah barang jadi dan juga jasa yang dapat dihasilkan pada konsumen, industri
maupun pemerintah, untuk mengembangkan industri nasional yang dapat
menghasilkan devisa dan mensuplai pasaran dalam negeri dan menciptakan maupun
memelihara tingkatan kesempatan kerja bagi masyarakat.
Menurut (Mandasari & Triyonowati, 2019) pada era modern
saat ini masyarakat mempunyai aktivitas yang beragam dan untuk memenuhi
aktivitas tersebut memerlukan adanya transportasi sebagai alat penunjang, salah
satunya menunjang kebutuhan perpindahan mulai dari tempat satu ke tempat lain.
Kehadiran kendaraan memungkinkan masyarakat untuk dengan mudah mengakses
berbagai daerah, baik jarak dekat maupun jarak jauh. Dan biasanya tidak bisa
dilalui dengan berjalan kaki.
Alasan memilih perusahaan sub sektor
transportasi karena bisnis ini memiliki peluang yang cukup terbuka (Prayoga
& Sudarmaji, 2019). Akibat
pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang pesat, banyak terjadi perubahan dan
kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, kondisi seperti ini menuntut
masyarakat untuk lebih tepat dan efisien dalam melakukan aktivitasnya. Sektor
transportasi merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai pembangunan
nasional, dengan transportasi merupakan bagian dari pembangunan nasional.
Seorang investor sebelum memutuskan
untuk membeli suatu saham di perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan nilai
dari rasio Earning Per Share, Price to Earning Ratio, Price
to Book Value, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio.
Karena jika nilai rasio tersebut tinggi tidak
selamanya akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan. Tidak semua
perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami
peningkatan harga saham di periode 2017-2021, terdapat beberapa perusahaan yang mengalami pernurunan
harga saham pada saat penutupan.
Penelitian ini bertujuan untuk Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share, Price
to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity
dan Debt to Equity Ratio terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor
transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021.
Penelitian yang dilakukan oleh (Puspitaningyas, 2016) dengan judul Pengaruh
Earning Per Share, Price To Book Value, Tingkat Inflasi, dan
Nilai Kurs Dollar terhadap Harga Saham perusahaan sub sektor industri otomotif
dan komponennya di Bursa Efek Indonesia, menyebutkan bahwa Earning Per Share
(EPS) dan Price to Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham. Tingkat inflasi dan nilai kurs dollar berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap harga saham.
Penelitian yang dilakukan oleh (Prasetyo, 2012) dengan judul
Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER)
terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Rokok yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara
parsial Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER)
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan melalui nilai Earning
Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) yang masing-masing memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,000. Secara simultan variabel Earning Per Share
(EPS) dan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap
harga saham yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Koefisien
determinasi nilainya adalah 0,940 atau 94%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Earning
Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) mempengaruhi harga
saham sebesar 94%, sedangkan sisanya sebanyak 6% dijelaskan oleh variabel di
luar sana yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Penelitian dari (Firmansyah, 2019) dengan judul Pengaruh
Return On Equity dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada
sektor Komponen dan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa Return On Equity dan Earning
Per Share berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Sedangkan
secara simultan Return On Equity dan Earning Per Share memiliki
pengaruh signifikan terhadap harga saham sebesar 63,82% dan sisanya sebesar
36,17% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Metode
Jenis penelitian yang
digunakan adalah asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara du
variabel atau lebih. Data yang digunakan adalah data sekunder dan pengambilan
data dengan dokumentasi dari sumber situs resmi www.idx.co.id dan
studi pustaka. Sampel diambil menggunakan metode purposive sampling
sehingga didapat 8 perusahaan sebagai sampel
Tabel 1. Daftar Perusahaan Sampel
Penelitian
No |
Kode |
Nama Perusahaan |
1 |
AKSI |
Maming
Enam Sembilan Mineral Tbk. |
2 |
ASSA |
Adi Sarana Armada Tbk. |
3 |
BIRD |
Blue Bird Tbk. |
4 |
CASS |
Cardig
Aero Services Tbk. |
5 |
LRNA |
Eka
Sari Lorena Transport Tbk. |
6 |
NELY |
Pelayaran Nelly Dwi
Putri Tbk. |
7 |
TMAS |
Pelayaran Tempuran Emas Tbk. |
8 |
WEHA |
WEHA
Transportasi Indonesia Tbk. |
(Sumber: www.idx.co.id)
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi linier berganda. Terdapat beberapa uji prasyarat yang harus dilakukan
sebelum melakukan analisis regresi linier berganda. Berikut beberapa uji
prasyarat yang harus dilakukan yaitu:
Uji Normalitas
Menurut (Ghozali, 2018) uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau
residual mempunyai distribusi normal. Data dikatakan berdistribusi normal
apabila nilai probability > 0,05. Sebaliknya jika nilai probability
> 0,05 maka data dikatakan berdistribusi tidak normal.
Uji Multikolinieritas
Menurut (Sugiyono, 2012) uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Apabila korelasi antara dua
variabel melebihi 0,80 maka multikoinieritas menjadi masalah yang serius. Jika
korelasi antara variabel bebas tidak lebih besar dari korelasi variabel terikat
dengan masing-masing variabel bebas, maka bisa dikatakan tidak terdapat masalah
yang serius. Oleh karena itu, jika jumlah korelasi kurang dari 0,80, dapat
disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut (Ghozali, 2018) uji heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode Breusch-Pagan-Godfrey. Jika nilai Prob. Chi-Square
(yang terdapat di Obs*R-squared) > 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah heterokedastisitas dan jika nilai Prob. Chi-Square (yang
terdapat di Obs*R-squared) < 0,05 maka bisa disimpulkan bahwa terjadi
masalah heteroskedastisitas.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil uji chow
nilai Prob. Cross section Chi-square sebesar 0,00 < 0,05 maka model
yang terpilih adalah Fixed Effect (FE). Dengan terpilihnya model Fixed
Effect (FE) dalam uji chow maka selanjutnya dilakukan pengujian kedua yaitu
uji hausman. Uji hausman dilakukan untuk memilih apakah Common Effect
(CE) atau Fixed Effect (FE) yang paling tepat digunakan dalam proses
interpretasi hasil. Berdasarkan hasil uji hausman diperoleh nilai Prob. Cross-section
random sebesar 0,0069 < 0,05 maka model yang terpilih adalah Fixed Effect
(FE). Oleh karena itu, berdasarkan pemilihan metode terbaik, dapat disimpulkan
bahwa metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah Fixed Effect (FE).
Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variable |
Coefficient |
Std.
Error |
t-Statistic |
Prob. |
C |
20.92 |
289.55 |
0.07 |
0.94 |
EPS |
5.28 |
1.99 |
2.65 |
0.01 |
PER |
-2.97 |
3.06 |
-0.97 |
0.34 |
PBV |
3.75 |
1.24 |
3.04 |
0.01 |
ROE |
-7.32 |
9.06 |
-0.81 |
0.43 |
DER |
1.07 |
2.57 |
0.42 |
0.68 |
Berdasarkan tabel 2, maka
persamaan regresi linier berganda untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = 20,92 + 5,28X1 2,97X2 + 3,75X3
7,32X4 + 1,07X5 + e
Nilai dari konstanta sebesar
20,92 hal ini menunjukkan jika variabel bebas X1, X2, X3,
X4 dan X5 bernilai nol maka nilai Y sebesar 20,92. Nilai
koefisien regresi variabel Earning Per Share (X1) bernilai
positif sebesar 5,28. Artinya jika X1 mengalami kenaikan 1 satuan
maka akan menaikkan Y sebesar 5,28 dengan asumsi variabel independen lainnya
bernilai tetap. Nilai koefisien regresi variabel Price to Earning Ratio
(X2) bernilai negatif sebesar -2,97. Artinya jika X2
mengalami kenaikan 1 satuan maka akan menurunkan Y sebesar -2,97 dengan asumsi
variabel independen lainnya bernilai tetap. Nilai koefisien regresi variabel Price to Book Value (X3)
bernilai positif sebesar 3,75. Artinya jika X3 mengalami kenaikan 1
satuan maka akan menaikkan Y sebesar 3,75 dengan asumsi variabel independen
lainnya bernilai tetap. Nilai koefisien regresi variabel Return On Equity
(X4) bernilai negatif sebesar -7,32. Artinya jika X4
mengalami kenaikkan 1 satuan maka akan menurunkan Y sebesar -7,32 dengan asumsi
variabel independen lainnya tetap. Nilai koefisien regresi variabel Debt to
Equity Ratio (X5) bernilai positif sebesar 1,07. Artinya jika X5
mengalami kenaikkan 1 satuan maka akan menaikkan Y sebesar 1,07 dengan asumsi
variabel independen lainnya tetap.
Gambar 2. Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 1, hasil uji
normalitas menunjukkan nilai
Jarque-Bera sebesar 117,59 dengan nilai probabilitas sebesar 0,00 > 0,05
yang artinya data tidak berdistribusi normal karena data yang digunakan adalah
data panel. Dalam uji t syarat kenormalan tidak mutlak diperlukan dan hasil
estimasi dapat dikatakan tidak bias.
Tabel 3. Uji Multikolinieritas
|
EPS |
PER |
PBV |
ROE |
DER |
EPS |
1.00 |
-0.01 |
0.28 |
0.46 |
-0.18 |
PER |
-0.01 |
1.00 |
0.55 |
0.06 |
0.09 |
PBV |
0.28 |
0.55 |
1.00 |
0.50 |
0.14 |
ROE |
0.46 |
0.06 |
0.50 |
1.00 |
-0.02 |
DER |
-0.18 |
0.09 |
0.14 |
-0.02 |
1.00 |
Dari hasil uji
multikolinieritas pada tabel 3, dapat disimpulkan bahwa multikolinieritas tidak
bermasalah karena koefisien korelasi antar variabel bebas kurang dari 0,80
(80%).
Table. 4 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey |
|||
F-statistic |
2.04 |
Prob. F(5,34) |
0.10 |
Obs*R-squared |
9.22 |
Prob. Chi-Square(5) |
0.10 |
Scaled
explained SS |
3.28 |
Prob. Chi-Square(5) |
0.66 |
Dari hasil uji
heteroskedastisitas pada tabel 4, maka diperoleh nilai Obs*R-squared
sebesar 9,22 dan nilai probabilitasnya sebesar 0,10 > 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa data tersebut tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Table 5. Uji t
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
EPS |
5.28 |
1.99 |
2.65 |
0.01 |
PER |
-2.97 |
3.06 |
-0.97 |
0.34 |
PBV |
3.75 |
1.24 |
3.04 |
0.01 |
ROE |
-7.32 |
9.06 |
-0.81 |
0.43 |
DER |
1.07 |
2.57 |
0.42 |
0.68 |
Variabel Earning Per Share
diperoleh nilai thitung sebesar 2,65 yang artinya thitung
> ttabel (2,65 > 2,03) dengan signifikansi sebesar 0,01.
Dimana 0,01 < 0,05 maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima
artinya Earning Per Share berpengaruh yang signifikan terhadap harga
saham. Variabel Price to Earning Ratio diperoleh nilai thitung
sebesar -0,97 yang artinya thitung < ttabel (0,97 <
2,03) dengan signifikansi sebesar 0,34. Dimana 0,34 > 0,05 maka Ho2
diterima dan Ha2 ditolak artinya Price to Earning Ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel Price to Book Value
diperoleh nilai thitung sebesar 3,04 yang artinya thitung
> ttabel (3,04 > 2,03) dengan signifikansi sebesar 0,01.
Dimana 0,01 < 0,05 maka Ho3 ditolak dan Ha3 diterima artinya
Price to Book Value berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Variabel Return On Equity diperoleh nilai thitung sebesar
-0,81 yang artinya thitung < ttabel (0,81 < 2,03)
dengan signifikansi sebesar 0,43. Dimana 0,43 > 0,05 maka Ho4
diterima dan Ha4 ditolak artinya Return On Equity tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel Debt to Equity Ratio
diperoleh nilai thitung sebesar 0,42 yang artinya thitung
< ttabel (0,42 < 2,03) dengan signifikansi sebesar 0,68.
Dimana 0,68 > 0,05 maka Ho5 diterima dan Ha5 ditolak
artinya Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
Tabel 6. Uji F
F-statistic |
19.78 |
Prob(F-statistic) |
0.00 |
Berdasarkan hasil uji F pada tabel 6, maka diperoleh nilai Fhitung
sebesar 19,78 > Ftabel sebesar 2,49 dengan signifikansi sebesar
0,00. Dimana 0,00 < 0,05 yang artinya Ho6 ditolak dan Ha6
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share, Price
to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity dan Debt
to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Tabel
7. Uji Koefisien Determinasi
(R2)
Cross-section fixed (dummy
variables) |
|
R-squared |
0.90 |
Adjusted
R-squared |
0.85 |
Berdasarkan uji koefisien
determinasi pada tabel 7, maka terlihat bahwa nilai R-squared sebesar 0,90 atau
90% menunjukkan bahwa Earning Per Share, Price to Equity Ratio, Price
to Book Value, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio
secara simultan memberikan pengaruh terhadap harga saham sebesar 90% sedangkan
sisanya sebesar 10% dipengaruhi oleh variabel lain.
Pembahasan
Pengaruh Earning Per Share
Terhadap Harga Saham
Hasil dari penelitian ini
diperoleh nilai koefisien regresi variabel Earning Per Share sebesar 5,28
dengan nilai signifikansi 0,01 dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share bersifat positif dan
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Earning Per Share
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan kata lain, semakin tinggi
nilai Earning Per Share suatu perusahaan, maka akan semakin banyak
investor yang akan membeli saham tersebut, sehingga mengakibatkan harga saham
tinggi. Namun pada kenyataannya beberapa perusahaan memiliki nilai Earning
Per Share yang lebih rendah dan harga saham yang lebih tinggi. Berdasarkan penelitian
ini terdapat 4 perusahaan dari 8 perusahaan yang mengalami kenaikan harga saham
yaitu PT. Maming Enam Sembilan Mineral Tbk. (AKSI), PT. Adi Sarana Armada Tbk.
(ASSA), PT. Eka Sari Lorena Transport tbk. (LRNA) dan PT. Pelayaran Nelly Dwi
Putri Tbk. (NELY).
Pengaruh Price to Earning
Ratio Terhadap Harga Saham
Hasil dari penelitian ini
diperoleh nilai koefisien regresi variabel Price to Earning Ratio
sebesar -2,97 dengan nilai signifikansi sebesar 0,34 dimana nilai ini lebih
besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Price to Earning
Ratio bersifat negatif dan berpengaruh tidak signifikan terhadap harga
saham. Semakin tinggi nilai Price to Earning Ratio maka semakin baik
hasilnya, karena menunjukkan bahwa perusahaan dapat menggunakan modal secara
efektif dan efisien untuk menghasilkan laba yang lebih besar. Meningkatnya
nilai Price to Earning Ratio suatu perusahaan secara otomatis akan
meningkatkan harga saham yang dimiliki perusahaan tersebut. Ketika nilai Price
to Earning Ratio meningkat, itu akan mempengaruhi harga saham yang diterima
investor. Dengan cara ini, perusahaan dapat memaksimalkan keuntungan, sehingga
bisa menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Dari nilai Price to Earning
Ratio mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat. Seperti pada
perusahaan pada PT. Maming Enam Sembilan Mineral Tbk. (AKSI) yang mengalami
kenaikan nilai Price to Earning Ratio pada tahun 2016 namun harga saham
yang dimilik perusahaan nilainya tetap. Maka bisa disimpulkan bahwa besar
kecilnya nilai Price to Earning Ratio tidak selamanya mempengaruhi harga
saham.
Pengaruh Price to Book Value
Terhadap Harga Saham
Hasil dari penelitian ini
diperoleh nilai koefisien regresi variabel Price To Book Value sebesar
3,75 dengan nilai signifikansi sebesar 0,01 dimana nilai ini lebih kecil dari
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Price to Book Value
bersifat positif dan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan tersebut dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan investor. Hal ini didasarkan pada teori bahwa ketika variabel Price
to Book Value meningkat satu satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya
konstan. Nilai Price to Book Value
yang tinggi dapat menunjukkan semakin baikknya nilai dari perusahaan tersebut,
dan nilai Price to Book Value yang semakin rendah dapat menunjukkan
semakin buruknya nilai atas perusahaannya. Dan hal ini sangat mempengaruhi
minat dan juga presepsi dari investor sebagai penyedia modalnya. Seperti pada
PT. Maming Enam Sembilan Mineral Tbk. (AKSI) yang nilai Price to Book Value
mengalami kenaikan selama 4 tahun berturut-turut. Dengan rasio Price to Book
Value investor bisa membandingkan langsung dengan market value-nya
dan investor bisa mengetahui langsung sudah berapa kali market value
suatu saham diharga dari book value-nya.
Pengaruh Return On Equity
Terhadap Harga Saham
Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa variabel Return On Equity bersifat negatif dan
berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham karena variabel Return On
Equity memiliki koefisien regresi sebesar -7,32 dan nilai signifikansi
sebesar 0,43 dimana nilai ini lebih besar dari 0,05. Ini terlihat dari nilai Return
On Equity pada PT. Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) pada tahun 2019 nilai Return
On Equity menurun sedangkan harga saham meningkat. Maka dapat disimpulkan
bahwa besar kecilnya nilai Return On Equity tidak selamanya meningkatkan
harga saham, karena adanya beban bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan
dan hal ini akan menjadi pertimbangan oleh para investor untuk menginvestasikan
dana mereka ke perusahaan tersebut. Hal tersebut bertolak belakang dengan teori
yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai Return On Equity yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan, maka semakin baik perusahaan tersebut di mata
investor dan semakin tinggi pula harga saham perusahaan yang bersangkutan.
Tidak berpengaruhnya Return On Equity terhadap harga saham diduga karena
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya Earrning Per
Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Debt to
Equity Ratio, cash flow, tingkat bunga bebas risiko dari tingkat
bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan.
Pengaruh Debt to Equity Ratio
Terhadap Harga Saham
Hasil dari penelitian ini
diperoleh nilai koefisien regresi variabel Debt to Equity Ratio sebesar
1,07 dengan nilai signifikansi sebesar 0,68 dimana nilai ini lebih besar dari
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio
bersifat positif dan berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Ini
terlihat dari nilai Debt to Equity Ratio pada PT. Blue Bird Tbk. (BIRD)
mengalami penurunan nilai Debt to Equity Ratio pada tahun 2017 sedangkan
harga saham mengalami kenaikan. Maka bisa disimpulkan bahwa besar kecilnya
nilai Debt to Equity Ratio tidak selamanya meningkatkan harga saham,
karena adanya beban hutang yang harus dibayarkan oleh perusahaan dan hal ini
akan menjadi pertimbangan oleh para investor untuk menginvestasikan dana mereka
ke perusahaan tersebut. Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur seberapa perusahaan dibiayai oleh kreditur dibanding dengan
ekuitas. Nilai Debt to Equity Ratio yang tinggi menunjukkan bahwa
permodalan perusahaan sangat tergantung pada pihak luar, sehingga menjadi beban
bagi perusahaan. Jika suatu perusahaan memiliki hutang dalam jumlah besar yang
melebihi modalnya, harga saham perusahaan akan menurun.
Pengaruh Earning Per Share,
Price to Earning Ratio, Price
to Book Value, Return On Equity
dan Debt to Equity Ratio Terhadap
Harga Saham
Dari hasil uji F dapat diketahui bahwa Earning Per Share, Price
to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity dan Debt
to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Faktor-faktor
yang mempengaruhi harga saham diantaranya Earning Per Share, Price to
Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity, Debt
to Equity Ratio, cash flow, tingkat bunga bebas risiko dari tingkat
bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan. Berdasarkan
hasil di atas, ketia seorang investor membeli saham emiten, investor perlu
mempertimbangkan nilai Earning Price Share, Price to Earning Ratio,
Price to Book Value, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio
karena kelima variabel tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan di sektor transportasi selama periode 2017-2021. Dalam tabel 7 nilai koefisien
determinasi (R2) memiliki
nilai sebesar 0,90 atau 90%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
variabel Earning Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book
Value, Return On Equity dan Debt Equity Ratio mampu
menjelaskan variasi variabel harga saham sebesar 90% sedangkan sisanya sebesar
10% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Inflasi, Kurs, Debt to Asset Ratio (DAR), Current
Ratio (CR), Dividen Payout Ratio (DPR), Deviden Per Share
(DPS) dan Dividen Yield Ratio (DYR).
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil di atas bisa disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share (EPS)
berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor
transportasi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021. Variabel Price to Earning
Ratio (PER) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham pada
perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021. Variabel Price
to Book Value (PBV) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada
perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021. Variabel Return
On Equity (ROE) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham pada
perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021. Variabel Debt
to Equity Ratio (DER) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham
pada perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021. Variabel Earning
Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return
On Equity dan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap
harga saham pada perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI
periode 2017-2021.
DFTARPUSTAKA
Adiwijaya, Michael. (2007). Analisa
Strategi Reposisi Merek Dalam Persaingan Pasar. Jurnal Manajemen Pemasaran,
2(2).
Badruzaman, Jajang. (2017). Pengaruh
earning per share terhadap harga saham. Jurnal Akuntansi, 12(1),
101110.
Darmawan, Eki, & Atmojo, Muhammad
Eko. (2020). Kebijakan work from home bagi aparatur sipil negara di masa
pandemi Covid-19. TheJournalish: Social and Government, 1(3), 9299.
Fajar Junaedi, Taufiqur Rahman, Erwan
Sudiwijaya, Adhianty Nurjanah, Dyah Mutiarin, Tri Hastuti Nur R., Muhammad
Saiful Aziz, Sofia Hasna, Ade Putranto Prasetyo Wijiharto Tunggali, Ansar
Suherman, Aminah Swarnawati, Agus Hermanto, Rohmah Nia Chandra Sari, Muria
Endah Sokowati, Ayu Amalia, Benedictus A Simangunsong, Ari Susanti, Abdul Fadli
Kalaloi, Nisa Adzkiya, Rhafidilla Vebrynda, Muhammad Fathi Djunaedy, Dany
Tantowi Prastyo, Ida Riaeni, Amrin, Reza Maulana, Rustono Farady Marta, Silvia
Pristianita, Uun Machsunah, Nadia Qurrantain, Muhammad Himawan Sutanto, Krisna
Megantari, & Ayub Dwi Anggoro, Dahlia Dahlan. (2020). Dinamika Komunikasi
di Masa Pandemi Covid-19. In Buku Litera.
Firmansyah, Arie. (2019). Pengaruh
Return On Equity dan Earning per Share terhadap Harga saham pada sektor
otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Business
Innovation and Entrepreneurship Journal, 1(3), 141148.
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi
analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23.
Mandasari, Intan, & Triyonowati,
Triyonowati. (2019). Pengaruh ROA, PER, dan DER Terhadap Harga Saham Perusahaan
Transportasi di BEI Cut. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen (JIRM), 8(2).
Nasarudin, M. Irsan. (2014). Aspek
hukum pasar modal Indonesia. Kencana.
Prasetyo, Eko. (2012). Pengaruh
Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham pada
perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Prayoga, M. Adam, & Sudarmaji,
Eka. (2019). Kecurangan laporan keuangan dalam perspektif fraud diamond theory:
Studi empiris pada perusahaan sub sektor transportasi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Bisnis Dan Akuntansi, 21(1), 89102.
Puspitaningyas, A. (2016). Pengaruh
Earning per Share, Price to Book Value, Tingkat Inflasi, dan Nilai Kurs Dollar
terhadap Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Industri Otomotif dan Komponennya di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana, 4(1),
17.
Seran, Marcel. (2014). Perlindungan
Hukum Bagi Pasar Tradisional di Era Globalisasi Dan Liberalisasi Perdagangan. Masalah-Masalah
Hukum, 43(3), 389395.
Sugiyono. (2012). Metode
Penelitian Kuantitatif. 4657.