PENGARUH EPS, PER, PBV, ROE DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR TRANSPORTASI

 

Zulfia Rahmawati

Universitas Islam Kadiri, Indonesia

zulfiarahmawati@uniska-kediri.ac.id

 

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel yang meliputi cross section dan time series. Data yang terkumpul dilakukan pengolahan dengan bantuan E-views 9 untuk menganalisis data. Berdasarkan hasil penelitian uji t Earning Per Share dan Price to Book Value  berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Price to Earning Ratio, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio berpengaruh tidak signifikan. Hasil uji F variabel Earning Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham dan dapat menjelaskan harga saham pada perusahaan transportasi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021 sebesar 90%.

 

Kata kunci: EPS; PER; PBV; ROE; DER; Harga Saham.

 

Abstract

The purpose of this study is to determine the effect of Earning Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity and Debt to Equity Ratio on stock prices in transportation sub-sector companies listed on the IDX for the 2017-2021 period. Sample selection was done by purposive sampling method. The analytical method used is panel data regression which includes cross section and time series. The collected data was processed with the help of E-views 9 to analyze the data. Based on the results of the t-test, Earning Per Share and Price to Book Value have a significant effect on stock prices, while Price to Earning Ratio, Return On Equity and Debt to Equity Ratio have no significant effect. The results of the F test of Earning Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity and Debt to Equity Ratio variables affect stock prices and can explain share prices in transportation companies listed on the IDX for the 2017-2021 period by 90%.

 

Keywords: EPS; PER; PBV; ROE; DER; Stock Price.

 

 

Pendahuluan  

Pada era globalisasi ekonomi dunia ini, semua negara merupakan bagian dari tatanan ekonomi dunia (Seran, 2014). di era globalisasi, pasar modal memainkan peran strategis dalam memperkuat ketahanan ekonomi suatu negara, oleh karena itu hampir semua negara memperhatikan pasar modal (Nasarudin, 2014). Sejak adanya pasar bebas, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Dengan persaingan yang sangat ketat, perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan produk yang dibuat dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen (Adiwijaya, 2007).

Kondisi ini nantinya akan mendorong semua perusahaan untuk mencari sumber pendanaan lain yang dapat  menyediakan dana yang diperlukan (Fajar Junaedi, Taufiqur Rahman, Erwan Sudiwijaya, Adhianty Nurjanah et al., 2020). Melalui perusahaan untuk mengembangkan usaha produksi perusahaan dan perusahaan dapat memperoleh dana dari investor melalui pasar modal. Tidak diragukan lagi, pasar modal dapat menjadi cara alternatif bagi perusahaan untuk menghasilkan uang untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis di luar lembaga keuangan.

Dari antara banyak faktor yang mempengaruhi harga saham, peneliti memilih variabel Earning Per Share (EPS), Price to Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER). Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih yang diperoleh dengan mengukur laba bersih per lembar saham biasa (Badruzaman, 2017). Laba per saham ditampilkan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Beberapa perusahaan yang tidak memasukkan jumlah laba per saham dalam laporan keuangan perusahaan (Darmawan & Atmojo, 2020).

Subsektor transportasi merupakan salah satu sektor infrastruktur di Bursa Efek Indonesia. Tujuan transportasi untuk mendukung perkembangan ekonomi nasional yaitu, untuk meningkatkan  pendapatan nasional, meningkatkan jenis, jumlah barang jadi dan juga jasa yang dapat dihasilkan pada konsumen, industri maupun pemerintah, untuk mengembangkan industri nasional yang dapat menghasilkan devisa dan mensuplai pasaran dalam negeri dan menciptakan maupun memelihara tingkatan kesempatan kerja bagi masyarakat.

Menurut (Mandasari & Triyonowati, 2019) pada era modern saat ini masyarakat mempunyai aktivitas yang beragam dan untuk memenuhi aktivitas tersebut memerlukan adanya transportasi sebagai alat penunjang, salah satunya menunjang kebutuhan perpindahan mulai dari tempat satu ke tempat lain. Kehadiran kendaraan memungkinkan masyarakat untuk dengan mudah mengakses berbagai daerah, baik jarak dekat maupun jarak jauh. Dan biasanya tidak bisa dilalui dengan berjalan kaki.

Alasan memilih perusahaan sub sektor transportasi karena bisnis ini memiliki peluang yang cukup terbuka (Prayoga & Sudarmaji, 2019). Akibat pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang pesat, banyak terjadi perubahan dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, kondisi seperti ini menuntut masyarakat untuk lebih tepat dan efisien dalam melakukan aktivitasnya. Sektor transportasi merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai pembangunan nasional, dengan transportasi merupakan bagian dari pembangunan nasional.

Seorang investor sebelum memutuskan untuk membeli suatu saham di perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan nilai dari rasio Earning Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio. Karena jika nilai rasio tersebut tinggi  tidak selamanya akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan. Tidak semua perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami peningkatan harga saham di periode 2017-2021, terdapat beberapa perusahaan yang mengalami pernurunan harga saham pada saat penutupan.

Penelitian ini bertujuan untuk Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021.

Penelitian yang dilakukan oleh (Puspitaningyas, 2016) dengan judul Pengaruh Earning Per Share, Price To Book Value, Tingkat Inflasi, dan Nilai Kurs Dollar terhadap Harga Saham perusahaan sub sektor industri otomotif dan komponennya di Bursa Efek Indonesia, menyebutkan bahwa Earning Per Share (EPS) dan Price to Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Tingkat inflasi dan nilai kurs dollar berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham.

Penelitian yang dilakukan oleh (Prasetyo, 2012) dengan judul Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan melalui nilai Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) yang masing-masing memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Secara simultan variabel Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Koefisien determinasi nilainya adalah 0,940 atau 94%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) mempengaruhi harga saham sebesar 94%, sedangkan sisanya sebanyak 6% dijelaskan oleh variabel di luar sana yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Penelitian dari (Firmansyah, 2019) dengan judul Pengaruh Return On Equity dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada sektor Komponen dan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Return On Equity dan Earning Per Share berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan Return On Equity dan Earning Per Share memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham sebesar 63,82% dan sisanya sebesar 36,17% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

 

Metode

   Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara du variabel atau lebih. Data yang digunakan adalah data sekunder dan pengambilan data dengan dokumentasi dari sumber situs resmi www.idx.co.id dan studi pustaka. Sampel diambil menggunakan metode purposive sampling sehingga didapat 8 perusahaan sebagai sampel

 

Tabel 1. Daftar Perusahaan Sampel Penelitian

No

Kode

Nama Perusahaan

1

AKSI

Maming Enam Sembilan Mineral Tbk.

2

ASSA

Adi Sarana Armada Tbk.

3

BIRD

Blue Bird Tbk.

4

CASS

Cardig Aero Services Tbk.

5

LRNA

Eka Sari Lorena Transport Tbk.

6

NELY

Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk.

7

TMAS

Pelayaran Tempuran Emas Tbk.

8

WEHA

WEHA Transportasi Indonesia Tbk.

(Sumber: www.idx.co.id)

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Terdapat beberapa uji prasyarat yang harus dilakukan sebelum melakukan analisis regresi linier berganda. Berikut beberapa uji prasyarat yang harus dilakukan yaitu:

Uji Normalitas

Menurut (Ghozali, 2018) “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal”. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai probability > 0,05. Sebaliknya jika nilai probability > 0,05 maka data dikatakan berdistribusi tidak normal.

Uji Multikolinieritas

Menurut (Sugiyono, 2012) “uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)”. Apabila korelasi antara dua variabel melebihi 0,80 maka multikoinieritas menjadi masalah yang serius. Jika korelasi antara variabel bebas tidak lebih besar dari korelasi variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas, maka bisa dikatakan tidak terdapat masalah yang serius. Oleh karena itu, jika jumlah korelasi kurang dari 0,80, dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas.

 

Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Ghozali, 2018) “uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Breusch-Pagan-Godfrey. Jika nilai Prob. Chi-Square (yang terdapat di Obs*R-squared) > 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas dan jika nilai Prob. Chi-Square (yang terdapat di Obs*R-squared) < 0,05 maka bisa disimpulkan bahwa terjadi masalah heteroskedastisitas.

 

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil uji chow nilai Prob. Cross section Chi-square sebesar 0,00 < 0,05 maka model yang terpilih adalah Fixed Effect (FE). Dengan terpilihnya model Fixed Effect (FE) dalam uji chow maka selanjutnya dilakukan pengujian kedua yaitu uji hausman. Uji hausman dilakukan untuk memilih apakah Common Effect (CE) atau Fixed Effect (FE) yang paling tepat digunakan dalam proses interpretasi hasil. Berdasarkan hasil uji hausman diperoleh nilai Prob. Cross-section random sebesar 0,0069 < 0,05 maka model yang terpilih adalah Fixed Effect (FE). Oleh karena itu, berdasarkan pemilihan metode terbaik, dapat disimpulkan bahwa metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah Fixed Effect (FE).

 

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C

20.92

289.55

0.07

0.94

EPS

5.28

1.99

2.65

0.01

PER

-2.97

3.06

-0.97

0.34

PBV

3.75

1.24

3.04

0.01

ROE

-7.32

9.06

-0.81

0.43

DER

1.07

2.57

0.42

0.68

 

Berdasarkan tabel 2, maka persamaan regresi linier berganda untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = 20,92 + 5,28X1 – 2,97X2 + 3,75X3 – 7,32X4 + 1,07X5 + e

Nilai dari konstanta sebesar 20,92 hal ini menunjukkan jika variabel bebas X1, X2, X3, X4 dan X5 bernilai nol maka nilai Y sebesar 20,92. Nilai koefisien regresi variabel Earning Per Share (X1) bernilai positif sebesar 5,28. Artinya jika X1 mengalami kenaikan 1 satuan maka akan menaikkan Y sebesar 5,28 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap. Nilai koefisien regresi variabel Price to Earning Ratio (X2) bernilai negatif sebesar -2,97. Artinya jika X2 mengalami kenaikan 1 satuan maka akan menurunkan Y sebesar -2,97 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap. Nilai koefisien regresi variabel Price to Book Value (X3) bernilai positif sebesar 3,75. Artinya jika X3 mengalami kenaikan 1 satuan maka akan menaikkan Y sebesar 3,75 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap. Nilai koefisien regresi variabel Return On Equity (X4) bernilai negatif sebesar -7,32. Artinya jika X4 mengalami kenaikkan 1 satuan maka akan menurunkan Y sebesar -7,32 dengan asumsi variabel independen lainnya tetap. Nilai koefisien regresi variabel Debt to Equity Ratio (X5) bernilai positif sebesar 1,07. Artinya jika X5 mengalami kenaikkan 1 satuan maka akan menaikkan Y sebesar 1,07 dengan asumsi variabel independen lainnya tetap.

Gambar 2. Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 1, hasil uji  normalitas menunjukkan nilai Jarque-Bera sebesar 117,59 dengan nilai probabilitas sebesar 0,00 > 0,05 yang artinya data tidak berdistribusi normal karena data yang digunakan adalah data panel. Dalam uji t syarat kenormalan tidak mutlak diperlukan dan hasil estimasi dapat dikatakan tidak bias.

 

 

Tabel 3. Uji Multikolinieritas

 

EPS

PER

PBV

ROE

DER

EPS

 1.00

-0.01

 0.28

 0.46

-0.18

PER

-0.01

 1.00

 0.55

 0.06

 0.09

PBV

 0.28

 0.55

 1.00

 0.50

 0.14

ROE

 0.46

 0.06

 0.50

 1.00

-0.02

DER

-0.18

 0.09

 0.14

-0.02

 1.00

 

Dari hasil uji multikolinieritas pada tabel 3, dapat disimpulkan bahwa multikolinieritas tidak bermasalah karena koefisien korelasi antar variabel bebas kurang dari 0,80 (80%).

 

Table. 4 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic

2.04

Prob. F(5,34)

0.10

Obs*R-squared

9.22

    Prob. Chi-Square(5)

0.10

Scaled explained SS

3.28

    Prob. Chi-Square(5)

0.66

 

Dari hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4, maka diperoleh nilai Obs*R-squared sebesar 9,22 dan nilai probabilitasnya sebesar 0,10 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

 

Table 5. Uji t

Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

EPS

5.28

1.99

2.65

0.01

PER

-2.97

3.06

-0.97

0.34

PBV

3.75

1.24

3.04

0.01

ROE

-7.32

9.06

-0.81

0.43

DER

1.07

2.57

0.42

0.68

 

Variabel Earning Per Share diperoleh nilai thitung sebesar 2,65 yang artinya thitung > ttabel (2,65 > 2,03) dengan signifikansi sebesar 0,01. Dimana 0,01 < 0,05 maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima artinya Earning Per Share berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Variabel Price to Earning Ratio diperoleh nilai thitung sebesar -0,97 yang artinya thitung < ttabel (0,97 < 2,03) dengan signifikansi sebesar 0,34. Dimana 0,34 > 0,05 maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak artinya Price to Earning Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel Price to Book Value diperoleh nilai thitung sebesar 3,04 yang artinya thitung > ttabel (3,04 > 2,03) dengan signifikansi sebesar 0,01. Dimana 0,01 < 0,05 maka Ho3 ditolak dan Ha3 diterima artinya Price to Book Value berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel Return On Equity diperoleh nilai thitung sebesar -0,81 yang artinya thitung < ttabel (0,81 < 2,03) dengan signifikansi sebesar 0,43. Dimana 0,43 > 0,05 maka Ho4 diterima dan Ha4 ditolak artinya Return On Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel Debt to Equity Ratio diperoleh nilai thitung sebesar 0,42 yang artinya thitung < ttabel (0,42 < 2,03) dengan signifikansi sebesar 0,68. Dimana 0,68 > 0,05 maka Ho5 diterima dan Ha5 ditolak artinya Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

 

Tabel 6. Uji F

F-statistic

19.78

Prob(F-statistic)

0.00

Berdasarkan hasil uji F pada tabel 6, maka diperoleh nilai Fhitung sebesar 19,78 > Ftabel sebesar 2,49 dengan signifikansi sebesar 0,00. Dimana 0,00 < 0,05 yang artinya Ho6 ditolak dan Ha6 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

 

Tabel 7. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared

0.90

Adjusted R-squared

0.85

 

Berdasarkan uji koefisien determinasi pada tabel 7, maka terlihat bahwa nilai R-squared sebesar 0,90 atau 90% menunjukkan bahwa Earning Per Share, Price to Equity Ratio, Price to Book Value, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio secara simultan memberikan pengaruh terhadap harga saham sebesar 90% sedangkan sisanya sebesar 10% dipengaruhi oleh variabel lain.

 

Pembahasan

Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham

Hasil dari penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi variabel Earning Per Share sebesar 5,28 dengan nilai signifikansi 0,01 dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share bersifat positif dan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan kata lain, semakin tinggi nilai Earning Per Share suatu perusahaan, maka akan semakin banyak investor yang akan membeli saham tersebut, sehingga mengakibatkan harga saham tinggi. Namun pada kenyataannya beberapa perusahaan memiliki nilai Earning Per Share yang lebih rendah dan harga saham yang lebih tinggi. Berdasarkan penelitian ini terdapat 4 perusahaan dari 8 perusahaan yang mengalami kenaikan harga saham yaitu PT. Maming Enam Sembilan Mineral Tbk. (AKSI), PT. Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA), PT. Eka Sari Lorena Transport tbk. (LRNA) dan PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. (NELY).

Pengaruh Price to Earning Ratio Terhadap Harga Saham

Hasil dari penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi variabel Price to Earning Ratio sebesar -2,97 dengan nilai signifikansi sebesar 0,34 dimana nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Price to Earning Ratio bersifat negatif dan berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Semakin tinggi nilai Price to Earning Ratio maka semakin baik hasilnya, karena menunjukkan bahwa perusahaan dapat menggunakan modal secara efektif dan efisien untuk menghasilkan laba yang lebih besar. Meningkatnya nilai Price to Earning Ratio suatu perusahaan secara otomatis akan meningkatkan harga saham yang dimiliki perusahaan tersebut. Ketika nilai Price to Earning Ratio meningkat, itu akan mempengaruhi harga saham yang diterima investor. Dengan cara ini, perusahaan dapat memaksimalkan keuntungan, sehingga bisa menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Dari nilai Price to Earning Ratio mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat. Seperti pada perusahaan pada PT. Maming Enam Sembilan Mineral Tbk. (AKSI) yang mengalami kenaikan nilai Price to Earning Ratio pada tahun 2016 namun harga saham yang dimilik perusahaan nilainya tetap. Maka bisa disimpulkan bahwa besar kecilnya nilai Price to Earning Ratio tidak selamanya mempengaruhi harga saham.

Pengaruh Price to Book Value Terhadap Harga Saham

Hasil dari penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi variabel Price To Book Value sebesar 3,75 dengan nilai signifikansi sebesar 0,01 dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Price to Book Value bersifat positif dan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan investor. Hal ini didasarkan pada teori bahwa ketika variabel Price to Book Value meningkat satu satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.  Nilai Price to Book Value yang tinggi dapat menunjukkan semakin baikknya nilai dari perusahaan tersebut, dan nilai Price to Book Value yang semakin rendah dapat menunjukkan semakin buruknya nilai atas perusahaannya. Dan hal ini sangat mempengaruhi minat dan juga presepsi dari investor sebagai penyedia modalnya. Seperti pada PT. Maming Enam Sembilan Mineral Tbk. (AKSI) yang nilai Price to Book Value mengalami kenaikan selama 4 tahun berturut-turut. Dengan rasio Price to Book Value investor bisa membandingkan langsung dengan market value-nya dan investor bisa mengetahui langsung sudah berapa kali market value suatu saham diharga dari book value-nya.

Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel Return On Equity bersifat negatif dan berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham karena variabel Return On Equity memiliki koefisien regresi sebesar -7,32 dan nilai signifikansi sebesar 0,43 dimana nilai ini lebih besar dari 0,05. Ini terlihat dari nilai Return On Equity pada PT. Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) pada tahun 2019 nilai Return On Equity menurun sedangkan harga saham meningkat. Maka dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya nilai Return On Equity tidak selamanya meningkatkan harga saham, karena adanya beban bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan dan hal ini akan menjadi pertimbangan oleh para investor untuk menginvestasikan dana mereka ke perusahaan tersebut. Hal tersebut bertolak belakang dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai Return On Equity yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, maka semakin baik perusahaan tersebut di mata investor dan semakin tinggi pula harga saham perusahaan yang bersangkutan. Tidak berpengaruhnya Return On Equity terhadap harga saham diduga karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya Earrning Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Debt to Equity Ratio, cash flow, tingkat bunga bebas risiko dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan.

Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham

Hasil dari penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi variabel Debt to Equity Ratio sebesar 1,07 dengan nilai signifikansi sebesar 0,68 dimana nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio bersifat positif dan berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Ini terlihat dari nilai Debt to Equity Ratio pada PT. Blue Bird Tbk. (BIRD) mengalami penurunan nilai Debt to Equity Ratio pada tahun 2017 sedangkan harga saham mengalami kenaikan. Maka bisa disimpulkan bahwa besar kecilnya nilai Debt to Equity Ratio tidak selamanya meningkatkan harga saham, karena adanya beban hutang yang harus dibayarkan oleh perusahaan dan hal ini akan menjadi pertimbangan oleh para investor untuk menginvestasikan dana mereka ke perusahaan tersebut. Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa perusahaan dibiayai oleh kreditur dibanding dengan ekuitas. Nilai Debt to Equity Ratio yang tinggi menunjukkan bahwa permodalan perusahaan sangat tergantung pada pihak luar, sehingga menjadi beban bagi perusahaan. Jika suatu perusahaan memiliki hutang dalam jumlah besar yang melebihi modalnya, harga saham perusahaan akan menurun.

Pengaruh Earning Per Share, Price to Earning Ratio,  Price to Book Value,  Return On Equity dan  Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham

Dari hasil uji F dapat diketahui bahwa Earning Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya Earning Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity, Debt to Equity Ratio, cash flow, tingkat bunga bebas risiko dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan. Berdasarkan hasil di atas, ketia seorang investor membeli saham emiten, investor perlu mempertimbangkan nilai Earning Price Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio karena kelima variabel tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan di sektor transportasi selama periode 2017-2021. Dalam tabel 7 nilai koefisien determinasi (R2) memiliki  nilai sebesar 0,90 atau 90%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kemampuan variabel Earning Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity dan Debt Equity Ratio mampu menjelaskan variasi variabel harga saham sebesar 90% sedangkan sisanya sebesar 10% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Inflasi, Kurs, Debt to Asset Ratio (DAR), Current Ratio (CR), Dividen Payout Ratio (DPR), Deviden Per Share (DPS) dan Dividen Yield Ratio (DYR).

 

 

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil di atas bisa disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021. Variabel Price to Earning Ratio (PER) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021. Variabel Price to Book Value (PBV) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021. Variabel Return On Equity (ROE) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021. Variabel Earning Per Share, Price to Earning Ratio, Price to Book Value, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DFTARPUSTAKA

 

Adiwijaya, Michael. (2007). Analisa Strategi Reposisi Merek Dalam Persaingan Pasar. Jurnal Manajemen Pemasaran, 2(2).

 

Badruzaman, Jajang. (2017). Pengaruh earning per share terhadap harga saham. Jurnal Akuntansi, 12(1), 101–110.

 

Darmawan, Eki, & Atmojo, Muhammad Eko. (2020). Kebijakan work from home bagi aparatur sipil negara di masa pandemi Covid-19. TheJournalish: Social and Government, 1(3), 92–99.

 

Fajar Junaedi, Taufiqur Rahman, Erwan Sudiwijaya, Adhianty Nurjanah, Dyah Mutiarin, Tri Hastuti Nur R., Muhammad Saiful Aziz, Sofia Hasna, Ade Putranto Prasetyo Wijiharto Tunggali, Ansar Suherman, Aminah Swarnawati, Agus Hermanto, Rohmah Nia Chandra Sari, Muria Endah Sokowati, Ayu Amalia, Benedictus A Simangunsong, Ari Susanti, Abdul Fadli Kalaloi, Nisa Adzkiya, Rhafidilla Vebrynda, Muhammad Fathi Djunaedy, Dany Tantowi Prastyo, Ida Ri’aeni, Amrin, Reza Maulana, Rustono Farady Marta, Silvia Pristianita, Uun Machsunah, Nadia Qurrantain, Muhammad Himawan Sutanto, Krisna Megantari, & Ayub Dwi Anggoro, Dahlia Dahlan. (2020). Dinamika Komunikasi di Masa Pandemi Covid-19. In Buku Litera.

 

Firmansyah, Arie. (2019). Pengaruh Return On Equity dan Earning per Share terhadap Harga saham pada sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Business Innovation and Entrepreneurship Journal, 1(3), 141–148.

 

Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23.

 

Mandasari, Intan, & Triyonowati, Triyonowati. (2019). Pengaruh ROA, PER, dan DER Terhadap Harga Saham Perusahaan Transportasi di BEI Cut. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen (JIRM), 8(2).

 

Nasarudin, M. Irsan. (2014). Aspek hukum pasar modal Indonesia. Kencana.

 

Prasetyo, Eko. (2012). Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

 

Prayoga, M. Adam, & Sudarmaji, Eka. (2019). Kecurangan laporan keuangan dalam perspektif fraud diamond theory: Studi empiris pada perusahaan sub sektor transportasi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 21(1), 89–102.

 

Puspitaningyas, A. (2016). Pengaruh Earning per Share, Price to Book Value, Tingkat Inflasi, dan Nilai Kurs Dollar terhadap Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Industri Otomotif dan Komponennya di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana, 4(1), 1–7.

 

Seran, Marcel. (2014). Perlindungan Hukum Bagi Pasar Tradisional di Era Globalisasi Dan Liberalisasi Perdagangan. Masalah-Masalah Hukum, 43(3), 389–395.

 

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. 46–57.