PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR KARYAWAN DAN PENDELEGASIAN
TUGAS TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. SWADHARMA SARANA INFORMATIKA
AREA JAWA BARAT
Faizal Riza Anindito
Kusumo Birowo
Institut Teknologi Budi
Utomo
akuisal@gmail.com, aninditokusumo@gmail.com
Abstrak
Keberhasilan suatu
organisasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan kemauan dari setiap karyawan
dalam melaksanakan pekerjaannya. Karyawan di PT Swadharma Sarana Informatika
area Jawa Barat banyak yang mengeluhkan kurangnya komunikasi antar karyawan dengan
latar belakang pendidikan yang berbeda dan keterampilan yang kurang memadai.
Kurangnya komunikasi antar karyawan menjadi hambatan dalam mendelegasikan tugas
untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Masalah komunikasi antar karyawan dan
pendelegasikan tugas berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh komunikasi antar karyawan (X1) dan
pendelegasian tugas (X2) terhadap kepuasan kerja karyawan (Y). Populasi dalam penelitian
ini adalah karyawan di PT Swadharma Sarana Informatika area Jawa Barat dengan jumlah
populasi 300 karyawan dan sampel sebanyak 75 karyawan. Metode pengumpulan data
menggunakan metode survey dan wawancara. Alat bantu survey yang digunakan
adalah kuisoner dengan skala likert. Analisis data menggunakan analisis deskriptif,
anova dan regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS 22. Berdasarkan hasil
penelitian melalui uji regresi berganda diperoleh nilai Fhitung (36.303) >
Ftabel (3,13), hal ini menunjukkan bahwa komunikasi antar karyawan dengan pendelegasian
tugas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Swadharma Sarana Informatika area Jawa Barat, sehingga jelas Ho
ditolak dan Ha diterima. Analisis korelasi berganda mendapatkan nilai 0,709 sehingga
dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar karyawan dengan pendelegasian tugas
memiliki pengaruh sebesar 70,9% sedangkan 29,1% sisanya dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti.
Kata
kunci: komunikasi, delegasi tugas, kepuasan kerja
Abstract
The
success of an organization is strongly influenced by the ability and
willingness of each employee in carrying out his work. Many employees at PT
Swadharma Sarana Informatika in the West Java area complain about the lack of
communication between employees with different educational backgrounds and
inadequate skills. Lack of communication between employees becomes an obstacle
in delegating tasks to achieve company goals. Communication problems between
employees and task delegation affect employee job satisfaction. This study aims
to examine the effect of communication between employees (X1) and task
delegation (X2) on employee job satisfaction (Y). The population in this study
were employees at PT Swadharma Sarana Informatika, West Java, with a population
of 300 employees and a sample of 75 employees. Methods of data collection using
survey and interview methods. The survey tool used is a questionnaire with a
Likert scale. Data analysis used descriptive analysis, ANOVA and multiple
linear regression with the help of the SPSS 22 program. Based on the results of
the study through multiple regression tests, the value of Fcount (36,303) >
Ftable (3.13) is obtained, this indicates that communication between employees
and the delegation of tasks jointly has a significant effect on job
satisfaction of PT employees. Swadharma Sarana Informatika West Java area, so
it is clear that Ho is rejected and Ha is accepted. Multiple correlation
analysis obtained a value of 0.709 so that it can be concluded that communication
between employees by delegating tasks has an effect of 70.9% while the
remaining 29.1% is influenced by other factors not examined.
Keywords: communication,
task delegation, job satisfaction
Pendahuluan
Perusahaan saat ini menghadapi masalah
terkait sistem penghargaan dan kepuasan kerja karyawan. Setiap perusahaan perlu
mencari karyawan yang berkualitas dan mengatur pekerjaan agar mencapai tujuan
organisasi dan naik ke level yang lebih tinggi. Keberhasilan bisnis tidak akan
tercapai tanpa kerja tim profesional yang didukung oleh sistem penghargaan dan
motivasi yang efektif. Kreativitas, ketekunan, inisiatif pekerja, dan kinerja
bisnis yang baik semuanya berkaitan erat dengan sistem penghargaan yang adil
dan konsisten dengan nilai-nilai perusahaan. Sistem penghargaan melibatkan strategi
dan kebijakan yang dirancang untuk memberikan penghargaan secara adil dan
konsisten sesuai dengan nilai-nilai organisasi. Selain itu, sistem penghargaan
juga melibatkan perancangan, implementasi, pemeliharaan, dan komunikasi proses
penghargaan untuk membantu organisasi dalam penerapannya (Demir, 2020).
Menurut (Stefurak
et al., 2020), kepuasan kerja karyawan tergantung
pada kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif dengan atasan,
bawahan, rekan kerja, pelanggan, dan relasi perusahaan. Partisipasi pekerja
dalam menjalankan tugas sehari-hari juga sangat mempengaruhi prestasi kerja (Zulkarnaen,
Fitriani, & Widia, 2018). Kinerja didefiniskan sebagai
kemampuan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dan menggabungkan perilaku
yang benar untuk mencapai tujuan organisasi (Chusminah
& Haryati, 2019). Faktor-faktor lain yang terkait
dengan prestasi kerja adalah hubungan interpersonal di tempat kerja (Wheatley,
2001; Raymund, 2014; Li dan Su, 2014 dalam Muhammad
et al., 2018). Studi menunjukkan bahwa
persahabatan di tempat kerja dapat meningkatkan kepuasan kerja, komitmen kerja,
keterlibatan, dan dukungan organisasi (Mubarokah,
2021). Di sisi lain, sikap kerja negatif
dapat berkurang dengan adanya orang kepercayaan yang dapat membantu karyawan
untuk mendiskusikan pengalaman kerja yang buruk (Bodika
& Aigbavboa, 2018). Oleh karena itu, hubungan
interpersonal yang baik dapat dipertahankan melalui komunikasi tempat kerja
yang efektif dan kerja tim (Atwitri
Annisa, 2021).
Berdasarkan Kamus Besar Bahsa Indonesia (KBBI) delegasi adalah
seorang yang diutus oleh sebuah organisasi, biasanya ditujukan untuk mengikuti forum
diskusi atau musyawarah dimana delegasi bertindak sebagai perwakilan organisasi
tersebut. Dalam kegiatan tersebut, delegasi memilikikekuasaan penuh dalam menyampaikan
pendapatnya sebagai perwakilan organisasi yang menurut pandangan orang lain, dilihat
sebagai pendapat organisasi yang diwakili oleh delegasi tersebut. Dalam menjalankan
sebuah organisasi terdapat posisi-posisi penting yang perlu dijalankan oleh orang
yang tepat. Salah satunya ialah delegasi, berbeda dengan seorang pemimpin, delegasi
ialahseseorang yang memiliki wewenang perwakilan setelah ditunjuk oleh anggota atau
oleh ketua organisasi langsung. Dalam penunjukkan delegasi, dipilih seseorang yang
dapat dipercaya dan dapat merepresentasikan citra organisasi. Sementara proses
penunjukkan delegasi disebut dengan pendelegasian. Seseorang yang menjadi
delegasi memiliki periode yang beragam tergantung kebijakan organisasi. Biasanya
delegasi ditunjuk selama masa suatu kegiatan. Adapun delegasi yang ditunjuk sesuai
periode jabatan ketua organisasi, umumnya delegasi tersebut ditunjuk langsung
oleh pimpinan.Pada organisasi dengan skala kecil atau sederhana, Proses
pendelegasian ini dilakukan demi meningkatkan efektivitas kinerja pada suatu organisasi,
terutama organisasi besar dan memiliki anggota yang banyak (Sri
Utami & Mia Mauliana, 2022).
Menurut (Amin et al.. 2021) menyatakan bahwa, kepuasan
kerja seseorang dapat ditentukan melalui dua faktor utama yaitu sejauh mana aktualisasi
diterima dan sejauh mana kebutuhan diri terpenuhi (Amin
& Mohd, 2021) . Herzberg dalam teorinya mengangkat
faktor psikologis diri seperti penghargaan dan gaji serta faktor motivasi menjadi
tulang punggung kepuasan kerja (Shafie,
Ahmad Shafarin Bin, 2021). Sesuai dengan teori kebutuhan dasar
dan motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dapat memotivasi manusia untuk
bekerja dengan penuh komitmen dan bekerja untuk mencapai kinerja terbaik (bin
Nordin, Mustafa, & Razzaq, 2020).
Metode
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif. Metode penelitian
kuantitatif merupakan jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis,
terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan
pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampeltertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,
2019). Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan dan mencari korelasi antar objek
penelitian yaitu Komunikasi Antar Karyawan, Pendelegasian Tugas dan Kepuasan Kerja.
Adapun pengertian deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan
atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang
telah terkumpul sebagaimanaadanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan
yang berlaku umum (Firdaus,
2021). Metode verifikatif diartikan sebagai
penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampeltertentu dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiarto,
2022). Penelitian verifikatif bertujuan untuk
menganalisa dan menjawab rumusan masalah yang berkaitan dengan Pengaruh Komunikasi
Antar Karyawan dan Pendelegasian Tugas terhadap Kepuasan Kerja.
Hasil dan Pembahasan
Analisis Verifikatif
Menurut (Sugiyono
2019), analisis verifikatif gunakan dalam penelitian
untuk mengujihipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Analisis
verifikatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar
dua variabelatau lebih. Analisis ini digunakan untuk menentukan seberapa kuatnya
pengaruh variabel bebas yaitu Pengaruh Komunikasi Antar Karyawan (X1) dan Pendelegasian
Tugas (X2) terhadap Kepuasan Kerja (Y).
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan syarat yang harus
dipenuhi agar persamaan dapat dikatakan sebagai persamaan regresi yang baik. Data
dianalisis dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS 22. Uji asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan
salah satu bagian dari uji persyaratan analisis data atau uji asumsi klasik, artinya
sebelum kita melakukan analisis yang sesungguhnya, data penelitian harus diuji distribusi
kenormalannya. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Ada beberapa cara yang digunakan
untuk melihat normalitas data dalam penelitian ini, salah satunya
dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dalam uji ini pedoman yang digunakan
dalam pengambilan keputusan yaitu jika
nilai signifikan <0,05 maka distribusi data tidak normal dan jika nilai
signifikan >0,05 maka distribusi data normal (Firdaus,
2021).
Gambar
1. Hasil Uji Normalitas
Sumber :
Output SPPP 22 (Diolah peneliti, 2023)
Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,771 > 0,05. Nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 ini menunjukkan data pada penelitian ini berdistribusi secara normal.
2.
Uji
Multikolinearitas
Identifikasi keberadaan multikolonieritas dapat dilihat dari nilai
tolerance dan variance implation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabeliras independen yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jika nilai Tolerance lebih kecil dari 0,10 dan jika nilai VIF >
10,00 maka artinya terjadi multikolinieritas dalam model regresi. (Firdaus,
2021). Uji Multikolinieritas dalam
penelitian ini dapat dijelaskan pada gambar 2 sebagai berikut :
Gambar 2. Hasil Uji Multikoliniearitas
Sumber : Output SPPP 22 (Diolah peneliti, 2023)
Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa uji Tolerance sebesar
0,512 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,951 < 10,0 maka artinya tidak
terjadi multikolinieritas dalam model regresi.
3.
Uji
Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan
varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang
lain.Cara memprediksi ada
tidaknya heteroskedastisitas
pada suatu model dapat dilihat
dari pola gambar
scatterplot model tersebut (Sugiyono,
2019). Adapun dasar analisisnya adalah
sebagai berikut:
a.
Jika
ada pola tertentu, sepertititiktitik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
b.
Jika
tidak ada pola yang jelas, serta titiktitik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji Multikolinieritas dalam penelitian ini dapat
dijelaskan pada gambar 3 sebagai berikut:
Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Output SPPP 22 (Diolah peneliti, 2023)
Berdasarkan Gambar 3 titik-titik data penyebar di atas dan di
bawah atau di sekitar angka 0, titik-titik tidak mengumpul hanya di atas atau
di bawah saja, penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, dan penyebaran titik-titik data
tidak berpola (Firdaus,
2021), maka artinya tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi.
4.
Uji
Liniearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear secara signifikan atau tidak. Korelasi yang baik
seharusnya terdapat hubungan yang linear antara variabel predictor atau independent
dengan variabel kriterium atau dependent. Kriteria yang berlaku adalah jika
nilai signifikansi pada linearity ≤ 0,05,maka dapat
diartikan bahwa antara variabel
bebas dan variabel terikat terdapat hubungan yang linear (Firdaus,
2021).
Gambar 4. Hasil Uji Linieratitas Variabel Komunikasi dengan Kepuasan Kerja
Sumber : Output SPPP 22 (Diolah peneliti, 2023)
Gambar 5. Hasil Uji Liniearitas Variabel Pendelegasian Tugas dengan Kepuasan Kerja
Sumber : Output SPPP 22 (Diolah
peneliti, 2023)
Berdasarkan Gambar 4 dan Gambar 5 terlihat bahwa nilai
Deviation from Liniearity Sig. masing-masing adalah 1,012 > 0,05 dan 0,951
> 0,05 (Sugiyono,
2019) maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan liniear secara signifikan antara variabel Komunikasi Antar Karyawan
dan Pendelegasian Tugas dengan Kepuasan Kerja.
Analisis Koefisien Korelasi
Analisis Koefesien Korelasi merupakan suatu analisis
yang terkait hubungannya antara variabel dependen dengan variabel independen. Sedangkan koefisien korelasi dapat digunakan untuk
mengetahui seberapa kuat
hubungan yang terjadi antara varibel-variabel tertentu. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi product moment. Hasil pengujian
koefisien korelasi secara parsial dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar
6. Hasil Analisis Korelasi
Parsial
Sumber : Output SPPP 22 (Diolah peneliti, 2023)
Berdasarkan keluaran olah data analisis korelasi parsial
menggunakan aplikasi SPSS 22 seperti terlihat pada gambar 6 maka dapat
dinyatakan bahwa :
1.
Nilai
korelasi antara variabel komunikasi antar karyawan (X1) dengan kepuasan kerja
(Y) sebesar 0,647 berada pada interval 0,41 0,70 (Sugiarto,
2022) sehingga dapat dinyatakan
berhubungan kuat dan positif.
2.
Nilai
korelasi antara variabel pendelegasian tugas (X2) dengan kepuasan kerja (Y)
sebesar 0,659 berada pada interval 0,41 0,70 (Sugiarto,
2022) sehingga dapat dinyatakan berhubungan
kuat dan positif.
Gambar
7. Hasil Analisis
Koefisien Korelasi Simultan
Sumber : Output SPPP 22 (Diolah peneliti, 2023)
Adapun hasil analisis koefisien korelasi berganda (R) dapat
dilihat pada gambar 7 yang menunjukkan bahwa nilai R adalah 0,709 berada dalam
interval 0,70 0,90 (Sugiarto,
2022) berarti variabel komunikasi antar
karyawan dan pendelegasian tugas dengan kepuasan kerja memiliki hubungan sangat
kuat.
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi merupakan suatu metode atau teknik analisis
hipotesis penelitian untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel satu
dengan variabel lain yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik
(regresi). Analisis regresi linear multiples atau berganda berfungsi untuk mencari
pengaruh dari dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat (Sugiyono,
2019). Hasil analisis regresi berganda pada penelitian ini dapat
dilihat pada gambar 8.
Gambar
8. Hasil Analisis Regresi berganda
Sumber : Output SPPP 22 (Diolah peneliti, 2023)
Berdasarkan gambar 8 maka dapat diperoleh model persamaan
regresi liniear berganda sebagai berikut :
Dari persamaan regresi liniear berganda di atas, dapat
diinteprestasikan sebagai berikut :
1.
Nilai
konstanta (a) sebesar 10,908 menunjukkan bahwa jika variabel komunikasi antar
karyawan dan pendelegasian tugas bernilai 0 atau tidak ada perubahan maka
kepuasan kerja karyawan sebesar 10,908 satuan.
2.
Nilai
koefisien regresi liniear variabel komunikasi antar karyawan (X1)
sebesar 0,403 artinya jika komunikasi antar karyawan meningkat sebesar satu satuan
sementara pendelegasian tugas bernilai nol maka kepuasan kerja karyawan akan
mengalami peningkatan sebesar 0,403 satuan.
3.
Nilai
koefisien regresi liniear variabel pendelegasian tugas (X2) sebesar 0,433
artinya jika pendelegasian tugas meningkat sebesar satu satuan sementara
komunikasi antar karyawan bernilai nol maka kepuasan kerja karyawan akan
mengalami peningkatan sebesar 0,433 satuan.
Pengujian Hipotesis
Tujuan pengujian hipotesis penelitian ini adalah untuk
menguji apakah ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Hipotesis nol (H0) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
antara variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat).
Hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen (Firdaus,
2021; Sugiyono, 2019). Teknik pengujian hipotesis
penelitian ini menggunakan uji-t dan uji-F.
Uji Parsial (Uji t)
Uji-t digunakan untuk menguji koefisien regresi parsial
variabel bebas. Uji-t dalam penelitian ini menentukan nilai
tabel t-statistik yang ditentukan pada taraf signifikan 5%. Hasil uji-t
ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Gambar 9. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Sumber : Output SPPP 22 (Diolah peneliti, 2023)
Berdasarkan gambar 9 maka dapat diperoleh hasil
sebagai berikut :
1.
Komunikasi
antar karyawan (X1) memiliki signifikansi 0,003 < 0,005, sehingga
H0 ditolak dan Ha diterima. Berarti variabel komunikasi
antar karyawan (X1) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan (Y).
2.
Pendelegasian
tugas (X2) memiliki signifikansi 0,001 < 0,005, sehingga H0
ditolak dan Ha diterima. Berarti variabel pendelegasian tugas (X2)
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan
(Y).
Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan dilakukan dengan menggunakan uji F
statistik. Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel terikat digunakan uji F pada parameter korelasi (Sugiyono,
2019). Untuk mengetahui pengaruh
antara komunikasi antar
karyawan (X1) dan pendelegasian tugas (X2) terhadap
kepuasan kerja karyawan
(Y) dapat dilihat pada gambar
10 berikut :
Gambar
10.
Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Sumber : Output SPPP 22 (Diolah peneliti, 2023)
Berdasarkan gambar 10 maka dapat diperoleh hasil signifikansi
0,000 < 0,005, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
Berarti variabel komunikasi antar karyawan (X1) dan variabel
pendelegasian tugas (X2) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan (Y).
Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable independent
terhadap variable dependen (Sugiarto,
2022). Hasil analisis koefisien
determinasi ditunjukkan pada gambar 11.
Gambar 11. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Sumber : Output SPPP 22 (Diolah peneliti, 2023)
Berdasarkan hasil analisis seperti
ditunjukkan pada gambar 10, maka kontribusi variabel komunikasi antar karyawan
(X1) dan variabel pendelegasian tugas (X2) terhadap
variabel kepuasan kerja karyawan (Y) ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,502 atau 50,2% dan kontribusi sisanya 49,8%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Pembahasan
Setelah semua data diuji, langkah selanjutnya adalah membahas
semua data yang diperoleh dari responden untuk masing-masing variabel
penelitian, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Pengaruh Komunikasi Antar Karyawan
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Komunikasi didalam organisasi tentu banyak terjadi proses
transaksi penafsiran pesan diantara individu pada saat yang sama dan memiliki jenis
hubungan yang berlainanseperti penafsiran terhadap keputusan dan kebijakan organisasi.
Bernard (2013) dalam (Listyani,
2016) mengatakan bahwa eksistensi suatu
organisasi (suatu sistem kerja sama) bergantung pada kemampuan manusia untuk berkomunikasi
dan kemampuan untuk bekerja sama guna mencapai suatu tujuan yang sama pula.
Oleh karenanya, fungsi utama seorang eksekutif adalah mengembangkan dan
memelihara sistem komunikasi. Sistem atau jaringan komunikasi mengikat peran seluruh
anggota organisasi. Sedangkan Siagian (2005) dalam (Makkira
et al., 2022) menegaskan bahwa komunikasi
merupakan unsur yang penting dalam kehidupan organisasi, baik ditinjau dari
segi proses administrasi dan manajemen maupun keterlibatan semua pihak didalam organisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antar karyawan (X1)
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan (Y). Dibuktikan dengan hasil
uji t yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0,05, sehingga H0
ditolak dan Ha diterima. Hasil uji t diperkuat dengan hasil
koefisien korelasi parsial sebesar 0,647 yang menandakan hubungan kuat dan positif.
Koefisien regresi sebesar 0,403 mengindikasikan setiap terjadi kenaikan
komunikasi antar karyawan maka kepuasan kerja karyawan akan mengalami penurunan.
Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar karyawan (X1) tidak
berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan (Y).
Pengaruh Pendelegasian Tugas terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan
Pendelegasian wewenang dalam organisasi merupakan alat berhubungan
dalam satuan-satuan kerja yang diberikan kepada orang-orang yang ditempatkan dalam
struktur wewenang, sehingga pekerjaan yang akan dilaksanakan dapat dikoordinasikan
oleh perintah para atasan kepada bawahan dari bagian puncak manajemen sampai ke
bawah dari seluruh unitatau bagian. Pendelegasian wewenang adalah pelimpahan atau
pemberian otoritasdan tanggung jawab dari pimpinan atau kesatuan organisasi kepada
seseorang atau kesatuan organisasi lain untuk melakukan aktivitas tertentu (Sri
Utami & Mia Mauliana, 2022). Selanjutnya menurut Handoko (2003)
dalam (Aroka
et al., 2022) dijelaskan bahwa pendelegasian
wewenang adalah memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator
kepada deleget untuk dikerjakannya atas nama delegato. Delegasi wewenang adalah
proses dimana para menejer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang
yang melapor kepadanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendelegasian tugas (X2)
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan (Y). Dibuktikan dengan hasil
uji t yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05, sehingga H0
ditolak dan Ha diterima. Hasil uji t diperkuat dengan hasil
koefisien korelasi parsial sebesar 0,659 yang menandakan hubungan kuat dan positif.
Koefisien regresi sebesar 0,433 mengindikasikan setiap terjadi kenaikan
komunikasi antar karyawan maka kepuasan kerja karyawan akan mengalami penurunan.
Maka dapat disimpulkan bahwa pendelegasian tugas (X2) berpengaruh
terhadap kepuasan kerja karyawan (Y).
Pengaruh Komunikasi Antar Karyawan
dan Pendelegasian Tugas terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antar karyawan
(X1) dan pendelegasian tugas (X2) berpengaruh positif terhadap
kepuasan kerja karyawan (Y). Dibuktikan dengan hasil uji F yang menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima. Hasil uji F diperkuat dengan hasil koefisien korelasi simultan
sebesar 0,709 yang menandakan hubungan kuat dan positif. Model linier yang berhasil dibentuk untuk
menjelaskan pengaruh antara variabel komunikasi antar karyawan (X1)
dan variabel pendelegasian tugas (X2) terhadap variabel kepuasan
kerja karyawan (Y) adalah Y = 10,908 + 0,403 X1 + 0,433X2.
Olah data dan analisis juga menunjukkan bahwa kontribusi variabel komunikasi
antar karyawan (X1) dan variabel pendelegasian tugas (X2)
terhadap variabel kepuasan kerja karyawan (Y) mendapatkan nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,502 atau 50,2% dan kontribusi sisanya
49,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan
yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa
komunikasi antar karyawan (X1) berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
karyawan (Y). Dibuktikan dengan hasil uji t yang menunjukkan nilai signifikansi
sebesar 0,003 < 0,05, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima
kemudian diperkuat dengan koefisien korelasi parsial sebesar 0,647 yang
menandakan hubungan kuat dan positif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
pendelegasian tugas (X2) berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan
(Y). Dibuktikan dengan hasil uji t yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0,001 < 0,05, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil uji t diperkuat
dengan hasil koefisien korelasi parsial sebesar 0,659 yang menandakan hubungan
kuat dan positif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antar karyawan
(X1) dan pendelegasian tugas (X2) berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan
(Y). Dibuktikan dengan hasil uji F yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0,000 < 0,05, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil uji F diperkuat
dengan hasil koefisien korelasi simultan sebesar 0,709 yang menandakan hubungan
kuat dan positif. Berdasarkan hasil
analisis menunjukkan bahwa kontribusi variabel komunikasi antar karyawan (X1)
dan variabel pendelegasian tugas (X2) terhadap variabel kepuasan kerja karyawan
(Y) mendapatkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,502 atau 50,2% dan
kontribusi sisanya 49,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Maka
dapat disimpulkan bahwa pendelegasian tugas (X2) tidak berpengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan (Y).
DAFTAR
PUSTAKA
Amin, & Mohd, F. A. B. (2021). A
review of the job satisfaction theory for special education perspective. Turkish
Journal of Computer and Mathematics Education (TURCOMAT), 12(11),
52245228.
Atwitri Annisa, A. (2021). Pengaruh
Karakteristik Individu, Hubungan Interpersonal, Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Pada Pengadilan Negeri Ponorogo. Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Bin Nordin, M. N., Mustafa, M. Z.
Bin, & Razzaq, A. (2020). Regression between Headmaster Leadership, Task Load
and Job Satisfaction of Special Education Integration Program Teacher. Universal
Journal of Educational Research, 8(4), 13561362.
Bodika, M., & Aigbavboa, C.
(2018). Construction employees interpersonal relationship: A review of the
literature. In Proceedings of the World Congress on Engineering (Vol. 2,
pp. 46).
Chusminah, C., & Haryati, R. A.
(2019). Analisis Penilaian Kinerja Pegawai Pada Bagian Kepegawaian dan Umum
Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan. Widya Cipta-J. Sekr. Dan
Manaj, 3(1), 6170.
Demir, S. (2020). The Role of
Self-Efficacy in Job Satisfaction, Organizational Commitment, Motivation and
Job Involvement. Eurasian Journal of Educational Research, 85,
205224. https://doi.org/10.14689/ejer.2020.85.10
Firdaus, M. M. (2021). Metodologi
Penelitian Kuantitatif; Dilengkapi Analisis Regresi Ibm Spss Statistics Version
26.0. CV. Dotplus Publisher.
Mubarokah, I. (2021). Pengaruh
Workplace Friendship dan Empowering Leadership terhadap Komitmen Organisasi dengan
Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Pt. MNC Sky Vision Tbk
Cabang Kebumen). Universitas Putra Bangsa.
Muhammad, K., Toryila, A. S., &
Saanyol, D. B. (2018). The role of interpersonal relationship on job
performance among employees of Gboko Local Government Area of Benue State,
Nigeria. International Journal of Social Sciences and Management Research,
4(5), 6774.
Shafie, Ahmad Shafarin Bin, et al. (2021). Elements of Safety In Job
Satisfaction Of Special Education Teachers In Malaysia. Turkish Journal of
Computer and Mathematics Education (TURCOMAT), 12(11), 52745278.
Sri Utami, A., & Mia Mauliana.
(2022). Determinasi Pendelegasian: Tugas, Wewenang Dan Pertanggungjawaban
(Literature Review Pengantar Manajemen Msdm). Jurnal Manajemen Pendidikan
Dan Ilmu Sosial, 3(2), 489499.
https://doi.org/10.38035/jmpis.v3i2.1112
Stefurak, T., Morgan, R., &
Johnson, R. B. (2020). The Relationship of Public Service Motivation to Job
Satisfaction and Job Performance of Emergency Medical Services Professionals. Public
Personnel Management, 49(4), 590616. https://doi.org/10.1177/0091026020917695
Sugiarto, I. (2022). Metodologi
penelitian bisnis. Penerbit Andi.
Sugiyono, P. D. (2019). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Sutopo. Bandung: CV.
Alfabeta.
Zulkarnaen, W., Fitriani, I. D.,
& Widia, R. (2018). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan Pt. Alva Karya Perkasa Bandung. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen,
Ekonomi, & Akuntansi), 2(1), 4262. https://doi.org/10.31955/MEA.V2I1.28