PENERAPAN MODEL
KONSEP DIGITAL MARKETING DALAM MERAUP SEGMENTASI PASAR MELALUI SMART DIGITAL CONTENT MARKETING
Indrayani nur1,
Muhtar Sapiri2, Nurhidayanti3
Universitas Bosowa, Sulawesi Selatan, Indonesia1,2 Stim Lasharan Jaya, Sulawesi Selatan,
Indonesia3
Indrayani.nur@universitas bosowa.ac.id, Muhtarsapiri@universitasbosowa.ac.id,
Nurhidayanti@stimlsharan.ac.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan
konsep Digital Marketing berbasis
Smart Digital Content Marketing (SDCM)
dalam strategi pemasaran. Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan
data menggunakan studi kepustakaan. Hasil penelitian menyatakan bahwa pemasaran konten perlu dilakukan
pemetaan target pasar, penggagasan
dan perencanaan konten, penciptaan konten, distribusi konten, penguatan konten, dan evaluasi pemasaran konten. Pemasaran sendiri memiliki fungsi penting dalam menambah
kegunaan produk yang ada dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang ekonomi dan sosial. Ada berbagai media yang digunakan dalam pendistribusian konten, termasuk media sosial, media tradisional, dan media digital, dengan
fokus pada media yang dimiliki
sendiri untuk diseminasi konten. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan dunia digital marketing sangatlah
signifikan bagi pelaku bisnis atau usaha.
Pelaku usaha harus selalu mengikuti perkembangan teknologi dan terus mengupdate keterampilan digital marketing mereka
agar bisa terus bersaing dan meningkatkan omset bisnis mereka.
Kata Kunci: digital marketing, smart digital content
marketing
Abstract
The purpose of
this study is to describe the concept of Digital Marketing based on Smart
Digital Content Marketing (SDCM) in marketing strategies. The research method
uses qualitative descriptive research with data collection techniques using
literature studies. The results of the study stated that content marketing
needs to be done target market mapping, content idea and planning, content
creation, content distribution, content strengthening, and content marketing
evaluation. Marketing itself has an important function in adding to the
usefulness of existing products and influencing various aspects of life,
including economic and social fields. There are a variety of media used in
content distribution, including social media, traditional media, and digital media,
focusing on self-owned media for content dissemination. It can be concluded
that the development of the digital marketing world is very significant for
business people or businesses. Business actors must always follow technological
developments and continue to update their digital marketing skills in order to
continue to compete and increase their business turnover.
Keywords: digital marketing, smart digital content marketing
Pendahuluan
Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini,
media informasi dan digitalisasi semakin tak terbendung. Ruang antar waktu dan
antar Negara semakin tidak bisa terelakkan. Menyikapi fenomena tersebut system
pemasaran yang ada juga mengikuti perkembangan zaman. Fenomena masyarakat yang
terjadi saat ini lebih lebih terpaku akan teknologi dan media informasi
digital, ketimbang system konvensional yang sudah mulai usang untuk mereka
pergunakan.
Saat ini generasi millennial
Indonesia sedang mengalami salah satu perubahan terbesar dalam interaksi
manusia, yaitu profilerasi jaringan sosial online yang baru-baru ini
terjadi. Diikuti dengan pesatnya pertumbuhan program pembangunan berbasis web
yang memudahkan perilaku sosial online, secara signifikan telah mengubah sifat
kegiatan manusia, habitat, dan interaksi. Hubungan sosial dunia nyata telah
bermigrasi ke dunia virtual, menghasilkan komunitas online yang
menyatukan orang-orang dari seluruh dunia. Pergeseran ke
dimensi digital memungkinkan
individu untuk berbagi pengetahuan, saling menghibur satu sama lain, dan mempromosikan keunggulan
masing-masing.
Kenyataan
ini turut mempengaruhi perkembangan perilaku millennial
di berbagai negara, termasuk
di Indonesia yang terlihat begitu
aktif di dunia virtual. Jika melihat
hasil studi mengenai generasi millenial di dunia, khususnya di
Amerika, Boston Consulting Group (BCG) bersama
University of Berkley tahun 2011, telah melakukan riset dengan tema
American Millennials: Deciphering the Enigma Generation (Naldo,
2018). Tahun sebelumnya, 2010, Pew
Research Center pun merilis laporan
penelitian dengan judul Millennials: A Portrait of Generation Next (Center,
2010). Diketahui hasil riset tersebut
menyimpulkan beberapa karakteristik millennial di Amerika, diantaranya
yaitu:
a)
Generasi millennial cenderung lebih mudah mengadopsi teknologi baru.
b)
Generasi millennial cenderung lebih banyak menggunakan perangkat hiburan.
c)
Generasi millennial berkontribusi dan
mengonsumsi lebih banyak konten web.
d)
Generasi millennial memiliki lebih banyak teman.
e)
Generasi millenial menghargai jejaring sosial.
f)
Generasi millennial lebih percayadengan
brand yang terkenal untuk berinteraksi
di sosial media.
g)
Generasi millennial sangat dipengaruhi
oleh rekan-rekan mereka.
h)
Generasi millennial berbelanja dengan cara kolaboratif.
i)
Generasi millennial berbelanja secara berbeda.
j)
Generasi millennial lebih mencari nilai tambah dan
promosi dalam bekerja.
k)
Generasi millennial lebih sering berbelanja.
Sementara
itu, perkembangan perilaku
para millennial Indonesia secara holistik
telah diriset oleh (Ali & Purwandi,
2017), bersama Alvara
Research Center yang melakukan penelitian berbasis data kualitatif dari eksplorasi lapangan, observasi serta wawancara mendalam, ditambah dengan hasil riset kuantitatif
yang dipero-leh melalui survei di 38 provinsi di Indonesia.
Hasil survei yang dilaksanakan
Alvara Research Center tahun 2022 mengindikasikan bahwa generasi millenial yang lebih muda, usia 13-25 tahun lebih menyenangi topik percakapan yang berhubungan dengan musik/film, olahraga, dan teknologi. Sementara generasi yang berusia 26-35 tahun lebih variatif dalam menyenangi topik yang diperbincangkan, tergolong juga didalamnya masalah sosial politik, ekonomi, dan keagamaan.
Pemakai
media internet penduduk yang berusia
13-35 tahun pun jauh lebih tinggi dibanding dengan kumpulan penduduk yang usianya lebih tua. Hal ini mengindikasikan ketergantungan mereka terhadap koneksi internet paling tinggi.
Adapun karaketristik millennial Indonesia berdasarkan hasil riset yang dilakukan
mediaindonesia.com tahun 2022 adalah
sebagai berikut:
1)
Connected, millenial ialah pribadi yang pandai bersosialisasi terutama dalam komuni-tasnya. Mereka juga aktif berselancar di media sosial dan internet. Generasi
millennial sangat aktif menggunakan
medsos. Rata-rata setiap
lima menit sekali mereka memantau internet atau telepon selulernya,
ada pesan masuk atau tidak.
2)
Creative, generasi millennial merupakan orang-orang yang berpikir
out of the box, kaya ide dan gagasan, serta mampu me-ngomunikasikan ide dan gagasan dengan baik. Mereka boleh dikatakan sebagai generasi kreatif. Sebagai bukti, saat ini industri kreatif yang dimotori anak-anak muda berkembang pesat.
3)
Confidence, generasi millenial merupakan orang-orang
yang sangat percaya diri, berani menge-mukakan pendapat, dan tidak sungkan berdebat melalui medsos.
Pemasaran merupakan salah satu aktivitas bisnis yang sangat dinamis. Peran pemasaran itu
sendiri telah berubah secara dramatis karena berbagai kondisi mulai dari peningkatan
kebutuhan akan suatu bahan dan energi, inflasi, resesi ekonomi, pengangguran yang tinggi, industri yang sekarat, perusahaan yang sekarat, terorisme dan perang, dan efek akibat perubahan teknologi yang cepat di industri tertentu (Arifin et al., 2019). Perubahan seperti itu, termasuk internet, telah memaksa eksekutif pemasaran saat ini untuk menjadi lebih didorong oleh pasar
dalam pengambilan keputusan strategis mereka, yang membutuhkan sarana formal untuk memperoleh informasi yang akurat dan tepat waktu tentang
pelanggan (Haque-Fawzi et al., 2022).
Pesatnya perkembangan teknologi inilah yang menyebabkan peralihan aktivitas pemasaran dari yang semulanya konvensional (offline)
menjadi digital (online) (Zuhri et al., 2020). Strategi digital marketing ini lebih prospektif
karena memungkinkan para calon pelanggan potensial untuk memperoleh segala macam informasi
mengenai produk dan bertransaksi melalui internet sebagaimana (Wardhana, 2015), menemukan bahwa
strategi digital marketing memilki pengaruh hingga 78% terhadap keunggulan bersaing suatu unit usaha dalam memasarkan produknya.
Kolaborasi teknologi digital dan pemasaran dalam konsep digital marketing
telah mengubah persepsi banyak perusahaan bahwa Internet
marketing has been described simply as achieving marketing objectives
through applying digital technologies. Digital marketing is the use of
technologies to help marketing activities in order to improve customer knowledge
by matching their needs (D, 2013). Penggunaan digital marketing mau tidak mau harus menjadi
satu strategi pemasaran
yang harus dimiliki (Chandra & Nadjib, 2023).
Pengenalan teknologi baru telah menciptakan peluang bisnis baru bagi para marketing untuk mengelola
situs web mereka dan mencapai
tujuan bisnis mereka. Digital marketing merupakan
sarana pemasaran yang kuat untuk membangun merek dan meningkatkan lalu lintas bagi perusahaan untuk mencapai kesuksesan (Wijaya, 2022), disatu sisi penggunaan digital marketing memberikan
dampak dalam hal menghasilkan dan mengukur penggunaan budget yang dihabiskan untuk iklan, apalagi digital marketing dapat
menekan biaya serta mengukur ROI pada iklan ((Pratama et al., 2023). Secara garis besar
strategi digital marketing mengarahkan para pelanggan untuk mengunjungi lapak atau toko yang dibuat oleh suatu bisnis dalam bentuk
website.
Penggunaan website
sebagai sarana pemasaran tentu tidak lepas
dari kebutuhan pelanggan akan suatu produk secara
online karena pengalaman pelanggan mencari situs website memengaruhi proses mental konsumen
dan meningkatkan keputusan pembelian mereka secara online (Cetină et al., 2012), maka penggunaan
mesin pencari seperti google sangatlah penting bagi para pemilik bisnis. Oleh karena itulah perlu adanya
strategi digital marketing yang tepat dalam melakukan pemasaran, dan salah satu strateginya adalah melalui smart digital
content marketing.
Kenyataan
ini memberikan tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha online lokal, pemerintah, konsumen, para peneliti dan akademisi untuk turut meningkatkan kualitas bersaing pelaku usaha online agar mampu berkompetisi lebih baik, tidak hanya pada pasar nasional tapi juga internasional.
Berbagai hasil riset
ini tentunya akan sangat berpengaruh pada strategi pemasaran
para pelaku usaha online
dalam memasarkan produknya terutama untuk membidik pangsa pasar millennial
yang terkenal dinamis dan unik.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan riset konseptual (conceptual paper) terkait
strategi meraup pangsa
pasar melalui media smart digital content marketing pelaku usaha online Indonesia menggunakan
digital marketing dalam membidik
pasar millennial Indonesia.
Generasi
millennial di Indonesia saat ini memiliki
pangsa pasar paling besar, namun belum banyak
studi yang membahas mengenai digital
marketing khususnya penggunaan
smart digital content marketing pada generasi millennial Indonesia, khususnya
marketing pada unit bisnis yang memasarkan
produknya kepada konsumen akhir (B2C-business
to consumer).
Sehubungan dengan fenomena saat ini, begitu maraknya pertumbuhan dan persaingan pelaku usaha retail online baik asing
maupun lokal yang berkompetisi di Indonesia menambah
sejumlah vendor untuk memutar
haluan dalam memasarkan lini produknya. Semakin berkembangnya teknologi software
dan hardware dalam digital marketing yang
melahirkan inovasi pemasaran ini akan berdampak pada pilihan konsumen dalam memilih produk. Semakin berperannya kalangan dalam proses pemasaran digital, karena saat ini mereka adalah generasi yang lebih mengerti teknologi, dan mampu belajar melalui
interaksi online, telah
mendorong peneliti untuk melakukan riset konseptual dengan menciptakan keterbaharuan pada variabel Digital Content Marketing.
Studi
ini menggunakan pengamatan fenomena dan literature review penelitian
terdahulu sehingga menghasilkan sebuah formula baru yaitu Smart Digital
Content Marketing yang komprehensif berdasarkan kesesuaian karakter para millennial Indonesia. Tujuan
penelitian ini adalah untuk
menganalisis penerapan
model konsep digital marketing dalam
meraih segmentasi pasar melalui smart digital content marketing. Sehingga manfaat penelitian ini adalah memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang konsep digital
marketing dan smart digital content marketing, mengidentifikasi
keuntungan strategi pemasaran
digital dalam meraih segmentasi pasar, dan menunjukkan
efektivitas dari strategi pemasaran digital dalam meraih segmentasi pasar serta memberikan rekomendasi untuk pengembangan
strategi pemasaran digital yang lebih baik dan lebih efektif.
Digital marketing atau pemasaran
online merupakan
cara bagaimana masyarakat dalam memasarkan produknya melalui internet (Febriyantoro &
Arisandi, 2018). Internet saat ini menjadi konsumsi utama masyarakat Indonesia.
Karena saat ini bisa dikatakan sebagai era digital dan bisa
dilakukan dimana saja serta kapan saja. Bagi perusahaan atau organisasi dalam penyebaran informasi dan aktivitas komunikasi banyak menggunakan digital
marketing.
Media digital atau digital marketing memberikan perubahan bahkan revolusi dalam hubungannya antara perusahaan dan khalayak. Komunikasi yang awalnya hanya dipandang
satu arah, kini mulai berkembang
sehingga menghasilkan berbagai bentuk komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa, dan komunikasi public. Komunikasi adalah alat untuk berinteraksi antara manusia satu dan yang lainnya. Manusia dan komunikasi merupakan dua hal yang saling berhubungan. Tanpa komunikasi, manusia tidak dapat
berinteraksi dengan manusia lain, baik melalui komunikasi verbal maupun nonverbal (Khotimah, 2017).
Istilah digital
marketing telah berkembang
dari waktu ke waktu dari istilah
tertentu yang menggambarkan
pemasaran produk dan layanan menggunakan saluran digital ke istilah umum yang menggambarkan proses penggunaan teknologi digital
untuk memperoleh pelanggan
dan membangun preferensi pelanggan, mempromosikan merek, mempertahankan pelanggan dan meningkatkan penjualan Mengikuti definisi perusahaan Asosiasi Pemasaran Amerika (Kannan, 2017), pemasaran digital dapat
dilihat sebagai kegiatan, lembaga, dan proses yang difasilitasi
oleh teknologi digital untuk menciptakan,
mengomunikasikan, dan memberikan
nilai bagi pelanggan dan pemegang saham lainnya. Proses yang pengguaaan teknologi digital menciptakan nilai tertentu melalui pengalaman pelanggan dan melalui interaksi di antara pelanggan.
Digital marketing sendiri memungkinkan serangkaian titik sentuh digital adaptif yang meliputi aktivitas pemasaran, lembaga, proses, dan pelanggan. Secara signifikan, pertumbuhan pelanggan meningkat setidaknya 20% setiap tahun karena
perubahan kebiasaan pelanggan
yang beralih ke teknologi
digital dan pelanggan yang lebih muda
merupakan digital orientation yang masuk pada jajaran pembeli ((Bughin, 2014).
Digital marketing didefinisikan juga sebagai
strategi pemasaran berbasis
internet (Wardhana, 2015). Internet hari ini merupakan
bagian dari gaya hidup yang berpengaruh pada pola hidup manusia. Roger dalam (SOFIAH, 2022) mengungkapkan ciri-ciri
internet adalah sebagai berikut:
1)
Interactivity, kemampuan teknologi memfasilitasi interaksi antar individu jarak jauh
secara langsung. Komunikasi ini sangat interaktif sehingga partisipan mampu berkomunikasi
lebih akurat, efektif, dan memuaskan.
2)
Demassification, pesan dapat di sharing kan kepada para partisipan yang terlibat dalam
jumlah besar, berbeda lokasi dalam waktu yang bersamaan.
3)
Asynchronous, kemampuan untuk mengirimkan dan menerima pesan pada waktu yang
dikehendaki.
Selain itu penggunaan
digital marketing dalam strategi pemasaran memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1. Jangkauan
global
Penggunaa situs web memungkinkan untuk menemukan pelanggan baru dan berdagang secara global hanya dengan investasi
kecil.
2. Biaya
lebih rendah
Pemasaran menggunakan internet yang terencana
dan terarah dengan baik dapat menjangkau pelanggan yang tepat dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada metode pemasaran tradisional.
3. Hasil yang dapat
dilacak dan diukur
Mengukur pemasaran secara digital melalui analisis web dan alat metrik online lainnya memudahkan untuk menentukan seberapa efektif strategi pemasaran yang dikampanyekan dan memberikan informasi terperinci tentang bagaimana pelanggan menggunakan situs web
yang dibuat.
4. Profiling
Perolehan data pelanggan yang mengunjungi situs
web yang dibuat memberikan
data pelanggan yang sering membeli produk. Semakin banyak mereka membeli maka semakin detail profil pelanggan yang didapatkan.
5. Keterbukaan
Dengan terlibat dengan media social dan mengelolanya
dengan cermat, akan membangun loyalitas pelanggan dan menciptakan reputasi agar mudah terlibat.
6. Mata uang sosial
Digital marketing memungkinkan membuat kampanye iklan yang menarik menggunakan konten. Konten ini (gambar, video, artikel) dapat memperoleh mata uang sosial yang diteruskan dari pengguna ke pengguna dan menjadi viral.
7. Tingkat konversi
yang tinggi
Memiliki situs web, maka jarak pelanggan
berjarak hanya beberapa klik saja dari pembelian. Tidak seperti media lain yang mengharuskan orang untuk bangun
dan melakukan panggilan telepon, atau pergi
ke toko, pemasaran digital bisa
mulus dan langsung.
Beberapa kelemahan dan tantangan pemasaran digital yang harus diperhatikan antara lain:
1. Keterampilan
dan pelatihan
Pengetahuan dan keahlian yang tepat
untuk melakukan digital marketing merupakan kunci sukses keberhasilan pemasara. Alat, platform, dan tren
digital marketing berubah dengan
cepat dan memerlukan informasi yang update.
2. Memakan
waktu
Tugas mengoptimalkan
kampanye iklan secara online dan membuat konten pemasaran dapat menghabiskan banyak waktu. Karena hal tersebut merupakan
tolak ukur keberhaasilan dalam rangka memastikan pengembalian modal.
3. Persaingan
tinggi
Jangkauan pelanggan yang global dengan berarti menghadapi persaingan global. Hal ini merupakan
tantangan tersendiri dalam menarik perhatian
pelanggan.
4. Keluhan
dan umpan balik
Umpan balik negatif atau kritik terhadap merek bisnis akan
merusak reputasi bisnis seseorang karena hal tersebut
merupakan indikator pelanggan memutuskan untuk membeli produk.
5. Masalah
keamanan dan privasi
Sejumlah pertimbangan hukum seputar pengumpulan dan penggunaan data pelanggan untuk tujuan digital marketing menyebabkan
perlu adanya jaminan agar tidak terjerat kasus hukum
Secara sederhana
pemasaran online atau sering disebut sebagai pemasaran digital diartikan
sebagai strategi pemasaran yang memanfaatkan
internet. Kegiatan pemasaran
untuk mendapatkan perhatian
konsumen dengan memanfaatkan penjualan melalui media sosial, website,
email, bahkan augmented
reality (Yulianto & Setiadi, 2022). Banyaknya masyarakat
menggunakan media sosial dalam memasarkan produk dan jasa, semakin meningkat pula kebutuhan produsen akan iklan berbayar di media sosial. Bisa saja hanya menggunakan konten-konten berkualitas atau hanya sekedar posting produk di media sosial saja.
Content Marketing
Di era digital ini isi konten dari
sebuah pesan sangatlah penting. Content marketing sendiri merupakan
suatu strategi pemasaran dimana kita merencanakan, mendistribusikan, dan
membuat konten yang mampu menarik audiens yang tepat sasaran, lalu mendorong
mereka menjadi customer. Dimana
content marketing memiliki 2 tujuan yang penting yaitu menarik audiens
serta mendorong audiens menjadi customer. Content
marketing dapat menarik
konsumen dengan menciptakan suatu engagement antara customer (Huda et al., 2021) melalui sharing content dan kreatifitas suatu isi konten dengan
isi yang relevan, penuh arti, bernilai dan mampu menjadi inspirasi
bagi calon customer suatu
perusahaan.
Content Marketing merupakan suatu
strategi pemasaran untuk mendistribusikan,
merencanakan serta membuat suatu isi
konten yang menarik dengan tujuan untuk menarik target pasar serta mendorong mereka menjadi customer suatu perusahaan. Dimana content marketing memiliki
5 dimensi (Karr, 2016).
1.
Reader Cognition, suatu tanggapan dari suatu customer mengenai isi konten
suatu perusahaan apakah konten tersebut
mudah dipahami maupun dicerna termasuk interaksi visual,
audible, maupun kinesthetic diperlukan
untuk menjangkau semua pembaca.
2.
Sharing Motivation, suatu hal
yang sangat penting di dalam
dunia sosial ini. Ada beberapa
alasan suatu perusahaan berbagi konten. Selain itu meningkatkan value perusahaan, menciptakan identity perusahaan, namun juga untuk memperluas jaringan pasar mereka.
3.
Persusassion, dimana suatu konten dapat
menarik konsumen untuk datang dan terdorong untuk menjadi customer
4.
Decision Making, setiap individu memiliki hak untuk mengambil suatu keputusan. Terkadang suatu keputusan di pengaruhi oleh kepercayaan terhadap suatu perusahaan, fakta yang ada,serta emosi
yang timbul.
5.
Factors, dimensi lain juga turut mempengaruhi konten yang disajikan seperti perusahaan, teman maupun keluarga.
Metode Penelitian
Metode penelitian
menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan, teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara menggunakan
buku, literatur atau bahan pustaka
baik secara online atau
offline, kemudian mengutipnya
sebagai landasan teori dalam penulisan artikel ilmiah.
Menurut Bogdan dan
Taylor mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan
data deksriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic utuh (Lexy, 2002).
Hasil dan Pembahasan
Media digital selalu menjadi perbincangan masyarakat atau khalayak. Sedangkan media tradisional lebih
terencana dan strategis serta penempatan pangsa pasar konsumen tepat sasaran. Media tradisional lebih memahami konsumen dikarenakan dilakukan secara face to face atau tatap muka
langsung. Kemudian kelebihan media sosial saat ini lebih mengembangkan saluran komunikasi antara perusahaan/organisasi dan konsumen. Merujuk pada optimalisasi wirausaha muda saat ini yang
telah melalui berbagai media digital sebagai alat komunikasi pemasaran
bisnisnya. Komunikasi pemasaran merupakan proses komunikasi yang terjadi antara
penjual dan pembeli baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pemasaran mempunyai peranan yang
penting dalam masyarakat karena pemasaran menyangkut berbagai aspek kehidupan
termasuk bidang ekonomi dan sosial. Sebagian besar usaha untuk memenuhi
dilakukan melalui pemasaran. Hal ini terutama disebabkan karena proses pemasaran
menambah kegunaan (utilitas) dari produk yang ada, yaitu kegunaan karena waktu,
kegunaan karena tempat, dan kegiatan karena kepemilikan. Jadi, fungsi pemasaran
merupakan proses untuk menambah kegunaan (utilitas) produk yang ada (Indrasari, 2019).
Pemetaan Target Pasar (Audience Mapping)
Hal
ini sesuai dengan target
pasar dalam semua platform-nya
yaitu anak muda millenial berusia 13-25 tahun. Anak muda yang dimaksud juga dapat dikatakan sebagai seseorang yang sedang mencari aktualisasi diri di quarter
life crisis atau sedang di tahap mencari jati diri.
Keresahan yang muncul dalam penciptaan konten lainnya berkaitan dengan isu-isu terkini. Keinginan lain dari para pengikut Instagram Misalnya adalah dorongan untuk tampil di media sosial, sehingga ini akan sering diambil isu tersebut.
Penggagasan dan Perencanaan Konten
(Content Ideation and Planning)
Saat ini, konten
utama yang ada dapat digunakan adalah konten dari
instagram dan
facebook sebagai content marketing-nya. Kedua jenis
konten ini diunggah secara reguler. Konten turunan adalah konten yang memiliki tampilan hasil screenshot seperti sumber bacaan, kuliner, bebunyian, tongkrongan dan tontonan. Konten-konten dievaluasi secara berkala, sehingga terdapat beberapa konten yang tidak ditayangkan secara reguler kembali. Pembuatan caption pada setiap postingan konten menyesuaikan dengan konten yang disebarkan (diseminasi), sehingga konten bersifat fleksibel.
Penciptaan Konten (Content Creation)
Penciptaan content
marketing misalnya
Instagram sendiri yaitu admin media sosial, ilustrator dan tim media sosial lainnya seperti videografer. Penciptaan konten dimulai dari admin media sosial yang membuat brief konten terlebih dahulu lalu.
Distribusi Konten (Content Distribution)
Fokus utama dalam pendistribusian konten-konten adalah media yang dimiliki sendiri dimana sepenuhnya digunakan untuk diseminasi konten. Dengan membagikan konten berbayar atau sponsor iklan dari klien,
serta menggunakan earned
media untuk membangun brand sehingga dapat menjangkau audiens. Sebagaimana menurut (Saraswati & Hastasari, 2020) bahwa owned media (media yang dimiliki) terdiri atas aset saluran
yang dimiliki merek dan berada di bawah kendali sepenuhnya, dan dapat didistribusikan kapanpun.
Penguatan Konten (Content Amplification)
Dalam melakukan
penguatan konten, dilakukan berbagai upaya yaitu terus
meningkatkan kualitas konten namun tetap
memiliki ciri khas, lebih memperluas jangkauan kontributor serta menjadi pemancing
isu-isu baru. Tidak hanya itu, juga terus melakukan evaluasi terhadap content marketing yang dilakukan, serta mencoba format-format baru pada konten.
Hal
yang dilakukan dalam melakukan penguatan konten yang berhubungan dengan para pengikut, yaitu adanya interaksi
antara admin media sosial dengan pengikut yaitu menanggapi dengan cepat pesan-pesan
yang ada pada direct messages (DM) terlebih jika terkait
konten, hal-hal terkait operasional website.
Evaluasi Pemasaran Konten
(Content Marketing Evaluation)
Dalam melakukan
evaluasi content marketing dengan
berbagai cara, yaitu mulai dari
melakukan kurasi terhadap konten-konten yang paling diminati
oleh para pengikutnya dan berpengaruh
pada kebutuhan traffic web. Konten ini juga dievaluasi dari berapa banyak jumlah like dan engagement dalam sebuah konten.
Metrik pemasaran yang digunakan saat ini lebih mengarah pada konten yang bersifat relateable dan shareable.
Metrik pemasaran yang bersifat visible, searchable dan actionable
juga sudah dipenuhi.
Senada dengan (Setiawan & Savitry, 2016) bahwa metrik relatability
adalah pengukuran seberapa baik content marketing yang dihasilkan dapat menarik para audiens, serta metrik share bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak audiens yang mau membagi content marketing kepada
orang lain. Metrik yang digunakan
pada metrik share antara
lain rasio antara jumlah share dan impresi (share
ratio) dan perbandingan antara
jumlah pengikut pemasar di sebuah media sosial atau tingkat
keterlibatan (engagement) serta
berapa jumlah yang menjadikan
retweets, favorites, replies, atau
mentions pada akun media sosial.
Selain itu juga mengevaluasi
konten dari data
analytic yang ada pada Instagram serta mengukur terpenuhinya konten yang mencapai KPI (Key Performance Indicator). Tanggapan dari para pengikut Instagram Mojok.co juga menjadi
pertimbangan dari konten yang disajikan, misalnya melakukan pengamatan pada kolom komentar serta pesan yang masuk pada direct
messages (DM) terkait kritik
dan saran terhadap konten-konten tersebut.
Kesimpulan
Perkembangan
dunia digital marketing pada saat sekarang ini sangat signifikan
bagi pelaku bisnis atau pelaku usaha.
Pelaku usaha benar-benar memanfaatkan media sosial dalam mengoptimalkan
digital marketing melalui
smart content digital marketing. Beberapa pelaku bisnis juga menggunakan email marketing dan pembayaran digital seperti instagram ataupun tiktok shop (affiliate). Masing-masing platform media sosial
berbeda-beda nominal berbayarnya.
Namun pelaku usaha/UMKM tetap melakukan pemasaran secara online. Smart digital content marketing merupakan cara baru
untuk meningkatkan pertumbuhan
pelanggan
Dalam meningkatkan omset suatu usaha haruslah
berinovasi memgembangkan kemampuan memasarkan produknya. Karena digital
marketing selalu berkembang dari
tahun ke tahun dan pelaku usaha harus
mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Dengan menggunakan digital
marketing berupa platform media sosial,
sangatlah mudah dan
optimal. Jika pelaku usaha
selalu mengupdate skill
digital marketingnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
H., & Purwandi, L. (2017). Milenial nusantara. Gramedia Pustaka
Utama.
Arifin,
B., Muzakki, A., & Kurniawan, M. W. (2019). Konsep digital marketing
berbasis SEO (Search Engine Optimization) dalam strategi pemasaran. Ekombis
Sains: Jurnal Ekonomi, Keuangan Dan Bisnis, 4(2), 8794.
Bughin,
J. (2014). Brand success in an era of digital Darwinism. Journal of Brand
Strategy, 2(4), 355365.
Center,
P. R. (2010). Millennials: A portrait of generation next. Confident,
Connected, Open to Change. Washington.
Cetină,
I., Munthiu, M.-C., & Rădulescu, V. (2012). Psychological and social
factors that influence online consumer behavior. Procedia-Social and
Behavioral Sciences, 62, 184188.
Chandra,
A. F., & Nadjib, M. (2023). Digital Marketing in The Hospital: A Scoping
Review. Journal of World Science, 2(1), 5158.
D,
C. (2013). Definitions of E-marketing vs Internet vs Digital marketing.
Www.Smartinsights.Com.
https://www.smartinsights.com/digital-%0Amarketing-strategy/online-marketing-mix/%0Adefinitions-of-emarketing-vs-internet-vs-%0Adigital-marketing/
Febriyantoro,
M. T., & Arisandi, D. (2018). Pemanfaatan digital marketing bagi usaha
mikro, kecil dan menengah pada era masyarakat ekonomi ASEAN. JMD: Jurnal
Riset Manajemen & Bisnis Dewantara, 1(2), 6176.
Haque-Fawzi,
M. G., Iskandar, A. S., Erlangga, H., & Sunarsi, D. (2022). STRATEGI
PEMASARAN Konsep, Teori dan Implementasi. Pascal Books.
Huda,
I. U., Karsudjono, A. J., & Darmawan, R. (2021). Pengaruh Content Marketing
Dan Lifestyle Terhadap Keputusan Pembelian Pada Usaha Kecil Menengah Di Media
Sosial. Al-KALAM: Jurnal Komunikasi, Bisnis Dan Manajemen, 8(1),
3240.
Indrasari,
M. (2019). PEMASARAN DAN KEPUASAN PELANGGAN: pemasaran dan kepuasan
pelanggan. unitomo press.
Kannan,
P. K. (2017). Digital marketing: A framework, review and research agenda. International
Journal of Research in Marketing, 34(1), 2245.
Karr,
D. (2016). How to map your content to unpredictable customer journeys. San
Francisco: Meltwater.
Khotimah,
I. H. (2017). Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Dalam Diklat.
Lexy,
J. M. (2002). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Rosda Karya,
5033651071.
Naldo,
N. (2018). Studi Observasi terhadap Penggunaan Aplikasi LINE oleh Generasi
Millenial. Jurnal Sosial Humaniora Terapan, 1(1).
Pratama,
Y., Fachrurazi, F., Sani, I., Abdullah, M. A. F., Noviany, H., Narulita, S.,
Hapsara, O., Zulkarnain, I., Fermayani, R., & Sembiring, R. S. R. (2023). Prinsip
Dasar Manajemen Pemasaran: Analisis dan Strategi Di Era Digital. CV. Eureka
Media Aksara.
Saraswati,
D. A., & Hastasari, C. (2020). Strategi Digital Content Marketing pada Akun
Media Sosial Instagram Mojok. co dalam Mempertahankan Brand Engagement. Jurnal
Biokultur, 9(2), 152171.
Setiawan,
I., & Savitry, Y. (2016). New content marketing. Gramedia Pustaka
Utama.
Sofiah,
S. (2022). Analisis Strategi Pemasaran Pada Madu 9 Ratu Lebah Untuk
Meningkatkan Daya Saing Di Era Digital (Studi Deskriptif pada Produk UMKM Madu
9 Ratu Lebah di Kendal). Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Wardhana,
A. (2015). Strategi digital marketing dan Implikasinya pada Keunggulan Bersaing
UKM di Indonesia. Seminar Nasional Keuangan Dan Bisnis IV, 327337.
Wijaya,
P. (2022). Pengaruh Digital Marketing Dalam Pembentukan Brand Awareness Di
Alsakina Official. Univeristas Komputer Indonesia.
Yulianto,
A., & Setiadi, R. (2022). Digital Marketing: Revolusi Pemasaran
Tradisional Menuju Masa Depan. Gosyen Publishing.
Zuhri,
S., Fajriah, N., Wibowo, R. T. H., Prakoso, A. A. D., Indriani, R. O., Windari,
A. T., Thomas, C., Auliya, A. Z., Annisa, M., & Yusuf, M. (2020). Teori
Komunikasi Massa dan Perubahan Masyarakat (Vol. 5). Prodi Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Malang bekerjasama dengan
.