ANALISIS INVENTORY SYSTEM BERBASIS ERP

 (Studi Kasus Pada Minimarket Lok Jaya Kota Batam)

 

June Alvina1, Immanuel Zai2, Rizni Aulia Qadri3, Khesi4, Maryati5, William6, Selina. Ng7

Universitas Internasional Batam

Email: 2141108.june@uib.edu1, immanuel.zai@uib.edu2, rizni@uib.edu3, 2141236.khesi@uib.edu4, 2141215.maryati@uib.edu5, 2141026.william@uib.edu6, 2141253.selina@uib.edu7

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis supply chain management berbasis ERP pada persediaan Minimarket Lok Jaya. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengendalian persediaan yang diterapkan oleh pemilik usaha Minimarket Lok Jaya adalah perpetual inventory system. Kegiatan pengendalian persediaan yang dilakukan oleh pemilik usaha tersebut dapat melacak inventaris secara real time apabila dikelola dengan baik. Namun, jenis pengendalian persediaan yang diterapkan membutuhkan fokus, waktu, dan tenaga dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, tim penulis menyarankan pemilik Minimarket Lok Jaya untuk menerapkan metode EOQ agar dapat mengetahui kuantitas jumlah dan waktu yang tepat dalam melaksanakan pesanan sehingga pemantauan tidak harus dilakukan setiap hari untuk memastikan ketersediaan stok.

 

Kata kunci: ERP; Perpetual Inventory System; EOQ; pengendalian persediaan

 

Abstract

This study aims to analyze ERP-based supply chain management in Lok Jaya Minimarket inventory. The data analysis techniques used in this study are qualitative data analysis techniques. The results showed that the inventory control method applied by the Lok Jaya Minimarket business owner was a perpetual inventory system. Inventory control activities carried out by these business owners can track inventory in real time if managed properly. However, the type of inventory control implemented requires a large amount of focus, time, and effort. Therefore, the author team advises Lok Jaya Minimarket owners to apply the EOQ method in order to find out the right quantity, quantity and time in executing orders so that monitoring does not have to be done every day to ensure stock availability.

 

Keywords: ERP; Perpetual Inventory System; EOQ; Inventory Control

 

Pendahuluan 

Inventory atau persediaan merupakan salah satu aset perusahaan berupa barang atau bahan yang disimpan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan (Perera et al., 2020a). Dalam menjalankan usaha perdagangan, persediaan harus dikelola dengan baik untuk mengantisipasi terhambatnya kegiatan usaha akibat kelangkaan persediaan (Ternando et al., 2018). Ketersediaan stok dapat membantu usaha dalam menghadapi perubahan permintaan pasar serta fluktuasi harga (Mufida et al., 2019). Inventaris yang efektif dan keputusan pemesanan yang tepat berperan besar dalam memastikan keberhasilan rantai pasok (Perera et al., 2020b).

Minimarket Lok Jaya merupakan sebuah minimarket yang menyediakan berbagai macam kebutuhan rumah tangga, seperti bahan pangan dan peralatan rumah tangga. Minimarket ini telah berdiri sejak tahun 2016 dan berdomisili di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Dalam menjalankan usahanya, Minimarket Lok Jaya menggunakan partial ERP berupa sistem POS (Point of Sale) untuk mengelola segala aktivitas penjualan, pembelian, inventaris, dan pembuatan laporan. Inventaris yang menjadi aspek terpenting dari logistik, telah menggerakkan pelaku usaha untuk menerapkan berbagai teknik manajemen inventaris yang paling sesuai dengan organisasi mereka dengan tujuan mencapai hasil terbaik dan meminimalisir biaya yang akan timbul sebagai akibat dari persediaan yang tidak optimal (Muchaendepi et al., 2019).

            Kini, model manajemen persediaan tradisional sudah dianggap tertinggal apabila dibandingkan dengan manajemen persediaan di tengah era informasi karena kurangnya konsep rantai pasok (Foster et al., 2021). Kehadiran ERP yang berperan dalam memberikan informasi mengenai manajemen dan pengendalian persediaan merupakan cara yang efektif untuk memecahkan masalah model manajemen persediaan tradisional (Zhao & Tu, 2021). ERP kemudian menciptakan budaya manajemen baru di dalam perusahaan, melalui input data dan komputasi, serta data output untuk menyediakan alat pengambilan keputusan bagi karyawan di semua tingkat perusahaan dan tingkat pengambilan keputusan (Woliner–van der Weg et al., 2021).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem inventory management yang dilakukan oleh pemilik usaha Minimarket Lok Jaya Kota Batam dalam memanfaatkan sistem POS Syscom Pro. Harapannya melalui penelitian ini, tim penulis dapat memberikan kontribusi kepada pemilik usaha Minimarket Lok Jaya dan usaha sejenisnya dalam melakukan inventory management yang efektif dan efisien, sesuai dengan skala bisnis yang dijalankan.

 

Metode

Jenis penelitian yang dilakukan oleh tim penulis adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini menitikberatkan fokus pada inventory system dan pengendaliannya yang berbasis partial ERP pada Minimarket Lok Jaya Kota Batam. Data primer kualitatif yang digunakan oleh tim penulis dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan pemilik usaha Minimarket Lok Jaya mengenai sistem inventory dan inventory management yang diterapkan dalam menjalankan usahanya. Sementara itu, data primer kuantitatif yang digunakan adalah history kebutuhan persediaan produk Beras Harumas 10 kg pada tahun 2022 untuk melaksanakan simulasi perhitungan metode economic order quantity (EOQ).

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh tim penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Kegiatan wawancara dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh data primer mengenai inventory system Minimarket Lok Jaya Batam. Tim penulis kemudian melakukan observasi secara langsung terhadap informasi yang diperoleh dari sesi wawancara dengan pemilik usaha Minimarket Lok Jaya untuk melakukan analisis terhadap topik utama penelitian.

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

Kegiatan usaha Minimarket Lok Jaya didukung dengan partial ERP berupa sistem POS (Point of Sale) untuk mengelola segala aktivitas penjualan, pembelian, inventaris, dan pembuatan laporan. Sistem POS yang digunakan adalah Syscom Pro yang dikembangkan oleh Syscofindo Computer. Sistem POS tersebut dilengkapi dengan fitur yang dapat mengintegrasikan berbagai informasi mengenai stock, supplier, langganan, pembelian, dan penjualan secara real time selama perangkat terhubung dengan internet. Dengan fitur yang ditawarkan oleh sistem POS Syscom Pro, maka sistem ini dapat disebut sebagai sistem ERP partial yang mampu mengintegrasikan informasi mengenai beberapa elemen usaha dalam pelaksanaan kegiatan perdagangan Minimarket Lok Jaya.

 

Fitur Inventory Management pada Sistem POS Syscom Pro

Dalam pelaksanaan kegiatan inventory management atau pengendalian persediaan pada toko, pemilik usaha Minimarket Lok Jaya memanfaatkan fitur pengelolaan stock yang terdapat dalam sistem POS Syscom Pro.

Fitur pengendalian persediaan yang terdapat dalam sistem POS Syscom Pro memiliki beberapa fungsi sebagai berikut ini.

1.        Master stock: untuk menginput jenis produk baru serta menambahkan jumlah stock pada jenis produk yang telah ada di dalam sistem

2.        Daftar stock: menampilkan jumlah nilai persediaan yang tersedia pada toko.

3.        Kartu stock: menampilkan history nomor faktur pembelian persediaan, jumlah SKU yang masuk dan keluar, serta keterangan.

4.        History harga beli: menampilkan history harga beli jenis persediaan tertentu dari waktu ke waktu.

5.        History harga jual: menampilkan history penetapan harga jual suatu produk tertentu dari waktu ke waktu.

6.        Informasi saldo stock: menampilkan jumlah daftar persediaan yang tersedia pada toko.

7.        Daftar profit margin: menampilkan jumlah margin laba dari masing-masing produk berdasarkan perbandingan harga jual dengan harga beli yang dilakukan oleh sistem.

8.        Daftar item yang tidak bergerak: menampilkan jenis persediaan yang tidak pernah laku terjual dalam suatu periode tertentu.

9.        Daftar item yang harus diorder: menampilkan jenis persediaan yang harus dipesan kembali berdasarkan jumlah minimum stock yang telah ditentukan pada form master stock dalam sistem.

10.    Daftar item yang paling laris: menampilkan urutan jenis persediaan yang paling banyak terjual dalam jangka waktu tertentu.

11.    Penyesuaian stock: untuk menyesuaikan jumlah stok yang terdapat di toko dengan jumlah stok yang ada di dalam sistem POS. Fitur ini biasanya digunakan pada saat pelaksanaan stock opname.

Sistem Pengendalian Persediaan pada Minimarket Lok Jaya Kota Batam

Sistem pengendalian persediaan yang diterapkan oleh Minimarket Lok Jaya dalam menjalankan usahanya adalah perpetual inventory system. Metode ini merupakan metode pencatatan persediaan dengan data real time dan up to date melalui pembaruan informasi dengan perangkat komputer. Metode perpetual inventory system ini kemudian dilakukan oleh pemilik usaha melalui pemanfaatan fitur pada sistem POS Syscom Pro. Fitur utama yang menjadi panduan pemilik usaha dalam melaksanakan kegiatan pengendalian persediaan adalah ‘kartu stock’.

Pada fitur ‘kartu stock’, pemilik usaha dapat melihat dan memantau keluar masuknya persediaan baik melalui transaksi penjualan, pembelian, maupun retur secara terperinci. Keputusan untuk melakukan restock kemudian dilakukan oleh pemilik usaha berdasarkan perputaran persediaan yang ditampilkan pada fitur ‘kartu stock’. Kegiatan ini dilakukan oleh pemilik usaha setiap harinya untuk memastikan jumlah persediaan yang memadai guna mendukung kegiatan operasional Minimarket Lok Jaya. Tentunya, pemantauan dilaksanakan berdasarkan jadwal sales yang mengunjungi toko untuk memastikan ketepatan waktu dalam melakukan pesanan dan ketersediaan produk.

Apabila jumlah persediaan dianggap cukup untuk mendukung kegiatan operasional hingga kunjungan sales pada kali berikutnya, maka pemilik usaha Minimarket Lok Jaya tidak akan melakukan pesanan pada jenis persediaan tersebut. Sebaliknya, apabila jumlah persediaan dianggap tidak cukup untuk mendukung kegiatan operasional hinga kunjungan sales berikutnya, maka pemilik usaha akan melakukan pemesanan untuk memastikan ketersediaan produk. Kegiatan ini dilaksanakan oleh pemilik usaha setiap harinya secara berkala untuk memastikan kelancaran kegiatan operasional dan menghindari kekosongan produk yang dapat menyebabkan hilangnya kesempatan dalam memperoleh laba.

Pada umumnya, lead time yang dibutuhkan dari proses pemesanan persediaan hingga persediaan tersebut diantar ke tempat adalah 3 hari. Ketika pesanan diantarkan ke Minimarket Lok Jaya, pemilik usaha ataupun staf toko harus melakukan penerimaan dan pencocokan pesanan sesuai dengan jumlah yang tertera pada faktur pembelian. Apabila ditemukan ketidaksesuaian, maka petugas yang melakukan pencocokan jumlah pesanan harus segera mengajukan pengembalian kepada pihak pengantaran dari supplier. Di saat yang sama juga, Minimarket Lok Jaya akan mengajukan return terhadap produk yang mengalami defect. Setelah mengalami serangkaian proses tersebut, Minimarket Lok Jaya akan menerima dokumen berupa faktur pembelian (copy), dan nota retur (asli). Penerimaan kedua dokumen tersebut kemudian akan ditindak lanjuti oleh pemilik usaha dengan menginput data pembelian dan persediaan ke dalam sistem. Selain itu, pemilik usaha juga harus melakukan penyesuaian stok sesuai dengan data pembelian dan return yang telah dilakukan.

            Seluruh proses pengendalian persediaan yang dilakukan pada Minimarket Lok Jaya tidak dapat terlepas dari sistem POS Syscom Pro yang merupakan sistem ERP partial untuk memastikan bahwa data mengenai persediaan selalu terintegrasi secara real time dan up to date. Pemilik usaha senantiasa melakukan pembaruan pada informasi mengenai persediaan untuk memastikan ketersediaan dan kemudahan dalam memperoleh informasi mengenai persediaan yang dimiliki. Apabila pemilik usaha Minimarket Lok Jaya tidak melakukan input dan pembaruan terhadap persediaan toko, maka pemilik dan staf toko akan mengalami kesulitan untuk menelusuri informasi mengenai stok. Di sisi lain, informasi yang tidak terintegrasi juga akan menyebabkan peristiwa yang tidak diinginkan, seperti ketidaksesuaian jumlah stok, serta kerugian yang timbul akibat kurangnya atau lebihnya jumlah persediaan.

           

Berikut ini merupakan alur pengendalian persediaan pada Minimarket Lok Jaya.

Gambar 1. Alur Pengendalian Persediaan pada Minimarket Lok Jaya

           

Selain melakukan proses pengendalian persediaan yang tertera dalam flowchart di atas, pemilik usaha Minimarket Lok Jaya juga melaksanakan stok opname secara berkala, yaitu sekali setiap 6 bulan. Stok opname merupakan kegiatan perhitungan persediaan yang dilakukan untuk memastikan kesesuaian antara jumlah stok yang dimiliki oleh toko pada gudang dan display dengan jumlah stok yang terdapat pada database sistem toko (Carolina et al., 2019). Kegiatan ini dilaksanakan dengan memanfaatkan fitur ‘penyesuaian stock’ yang terdapat di dalam sistem POS Syscom Pro.

            Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap alur pengendalian persediaan pada Minimarket Lok Jaya, tim penulis menemukan bahwa pemilik usaha harus menghabiskan fokus, waktu, dan tenaga dalam jumlah yang besar untuk memastikan keberhasilan pengendalian persediaan yang sedang dijalankan saat ini. Hal ini dikarenakan pemilik usaha Minimarket Lok Jaya harus melakukan pemantauan terhadap kartu stock pada setiap jenis produk yang dijual secara berkala setiap harinya. Selain itu, jumlah penerimaan pesanan dari supplier yang sering terjadi juga mengharuskan staf dan pemilik toko untuk memberikan perhatian lebih dalam melakukan pencocokan jumlah pesanan untuk menghindari dan meminimalisir kerugian yang akan terjadi akibat kelalaian. Seluruh proses tersebut dinilai kurang efektif dan efisien dalam proses pengendalian persediaan Minimarket Lok Jaya.

            Tim penulis kemudian melakukan wawancara secara lebih lanjut dengan pemilik usaha Minimarket Lok Jaya untuk mengetahui penyebab dan alasan dari penerapan perpetual inventory system pada Minimarket Lok Jaya. Hasil wawancara menyatakan bahwa proses pengendalian persediaan yang dijalankan saat ini bertujuan untuk meminimalisir jumlah biaya yang diinvestasikan pada inventory agar arus kas tetap berada dalam kondisi stabil untuk memenuhi kebutuhan usaha pada aspek lainnya. Namun, pemilik usaha mengakui bahwa penerapan jenis inventory system ini dapat menyita sumber daya manusia dalam skala yang besar serta menimbulkan biaya pemesanan yang tidak diinginkan.

            Dalam menanggapi permasalahan yang dihadapi oleh Minimarket Lok Jaya terhadap manajemen persediaannya, tim penulis menyarankan penggunaan metode economic order quantity (EOQ) untuk mengurangi jumlah frekuensi pemesanan yang harus dilakukan oleh pemilik usaha. Menurut Mannulang (2005) dalam (Fadhyl et al., 2018), metode economic order quantity (EOQ) adalah suatu cara untuk memperoleh persediaan dengan biaya minimum, dengan melakukan pengawasan terhadap biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost). Sementara itu, menurut Heizer & Render (2017) dalam (Halima & Pravitasari, 2022), EOQ didefinisikan sebagai kegiatan pembelian persediaan yang dapat menekan risiko kekurangan persediaan dengan biaya paling rendah. Gitosudarmo (2002) dalam (Maulana & Rois, 2018) berpendapat bahwa EOQ merupakan jumlah atau volume pembelian persediaan yang paling ekonomis untuk dilakukan pada setiap kali pembelian. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, tim penulis menyimpulkan bahwa metode economic order quantity (EOQ) adalah metode pembelian persediaan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi risiko kekurangan dan kelebihan persediaan dengan biaya yang ekonomis sehingga persediaan dapat dimanfaatkan secara optimal.

            Saat ini, pemilik usaha Minimarket Lok Jaya harus melakukan pemantauan terhadap jumlah persediaan setiap harinya untuk memastikan ketersediaan stok dalam menjalankan kegiatan operasional. Pemesanan harus dilakukan setiap minggu untuk produk dengan permintaan tinggi. Namun, pemilik usaha dapat mencoba metode EOQ untuk melakukan taskiran terhadap jumlah kuantitas pembelian optimal serta mengurangi frekuensi pemesanan untuk menghindari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang berlebihan. Dalam hal ini, tim penulis akan melakukan perhitungan terhadap salah satu produk yang dijual oleh Minimarket Lok Jaya, yakni Beras Harumas 10 kg untuk mengetahui keunggulan metode EOQ jika dibandingkan dengan metode perpetual inventory system yang diterapkan oleh pemilik usaha saat ini. Berikut ini merupakan uraian variabel yang dibutuhkan dalam memperhitungkan economic order quantity (EOQ) (data diperoleh dari penjualan historis Mini Market Lok Jaya pada tahun 2022).

 

Tabel 1. Variabel Perhitungan EOQ Produk Beras Harumas 10 kg untuk Periode Tahun 2023

Variabel

Simbol

Keterangan

Nilai

Jumlah barang

D

Jumlah penggunaan persediaan selama satu periode (dalam kasus ini, jangka waktu satu periode adalah 1 tahun)

1.008 sak

Harga satuan

C

Harga rata-rata persediaan pada periode yang telah ditentukan

Rp119.480,-

Biaya pemesanan

S

Biaya yang dimaksud dalam hal ini adalah biaya pemrosesan barang, biaya pengiriman barang, dan pajak pembelian pada setiap kali pesanan

Rp36.000,-

Biaya penyimpanan

h

Dalam kasus ini, biaya penyimpanan yang dimaksud meliputi biaya asuransi gudang, biaya sewa gudang, serta biaya penyusutan produk.

Rp12.200.000,-
(9,87%)

 

Simulasi Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ)

1.        Kuantitas pembelian optimal untuk periode tahun 2023
EOQ         =
 

                        =  = 78,5 ≈ 79

       Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan di atas, diperoleh bahwa jumlah pemesanan ekonomis untuk periode tahun 2023 adalah 79 sak.

2.        Frekuensi pemesanan barang untuk periode tahun 2023

       Frekuensi pemesanan stok dalam 1 periode dapat diperhitungkan dengan membagikan jumlah barang yang dibutuhkan dalam 1 periode dengan hasil EOQ yang telah diperoleh.

N =  =  = 12,5 ≈ 13

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan di atas, frekuensi pemesanan yang optimal untuk periode tahun 2023 adalah sebanyak 13 kali.

3.        Jarak waktu pemesanan

Jika diasumsikan 1 tahun terdiri dari 360 hari operasional, maka jarak waktu antar pemesanan adalah sebagai berikut.

Jarak waktu antar pemesanan =  = 27,7 hari

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jarak waktu antar pemesanan adalah selama 27,7 hari.

 

Kesimpulan

Analisis terhadap sistem pengendalian persediaan pada Minimarket Lok Jaya menunjukkan bahwa inventory management yang diterapkan oleh pemilik usaha Minimarket Lok Jaya adalah perpetual inventory system. Pelaksanaan pengendalian persediaan dengan metode tersebut dapat mencatat kuantitas fisik persediaan secara berkelanjutan dan akurat dengan dukungan sistem POS Syscom Pro. Namun, jenis pengendalian persediaan ini membutuhkan konsistensi dalam pencatatan dan pemantauan sehingga memerlukan fokus, waktu, dan tenaga dalam jumlah yang tinggi.

            Dalam menanggapi permasalahan yang dialami oleh pemilik usaha Minimarket Lok Jaya, tim penulis menyarankan penggunaan metode economic order quantity (EOQ) untuk mengoptimalisasi kegiatan pengendalian persediaan pada Minimarket Lok Jaya. Metode EOQ dapat memperhitungkan kuantitas optimal pemesanan, frekuensi pemesanan, dan jarak waktu antar pemesanan dengan menggunakan data penjualan historis Minimarket Lok Jaya. Melalui perhitungan yang dilakukan pada metode EOQ, pemilik usaha dapat menetapkan kuantitas optimal pemesanan untuk mengurangi frekuensi pemesanan yang dapat meminimalisir biaya pemesanan yang berlebihan. Selain itu, penerapan metode ini juga dapat menghemat fokus, waktu, dan tenaga yang harus dikorbankan setiap harinya untuk melaksanakan pemantauan dan pengendalian terhadap informasi persediaan pada sistem komputer.

            Seluruh kegiatan pengendalian persediaan yang dilakukan dalam Minimarket Lok Jaya tidak dapat terlepas dari enterprise resource management (ERP). Melalui penggunaan sistem POS yang berbasis partial ERP, pemilik usaha Minimarket Lok Jaya dapat memperoleh informasi mengenai persediaan secara real time dan up to date selama pengelolaan dijalankan dengan baik. Jika pemilik usaha sedang mempertimbangkan untuk menerapkan metode EOQ, kehadiran sistem juga merupakan hal yang krusial untuk melakukan pelacakan data dan perhitungan secara optimal.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Carolina, I., Ramanda, K., Rusman, A., & Akbar, I. (2019). Rancang Bangun Aplikasi Stock Opname pada PT. Arie Muti Berbasis Android. INTI Nusa Mandiri, 14(1), 1–6. https://doi.org/10.33480/INTI.V14I1.544

 

Fadhyl, R., Ningsih, C., & Sukirman, O. (2018). Analisis Metode Economic Order Quantity (EOQ) Dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi Pada North Wood Coffee & Eatery Bandung. The Journal Gastronomy Tourism, 5(2), 79–86.

 

Foster, C., Boullosa, D., McGuigan, M., Fusco, A., Cortis, C., Arney, B. E., Orton, B., Dodge, C., Jaime, S., Radtke, K., Van Erp, T., De Koning, J. J., Bok, D., Rodriguez-Marroyo, J. A., & Porcari, J. P. (2021). 25 Years of Session Rating of Perceived Exertion: Historical Perspective and Development. International Journal of Sports Physiology and Performance, 16(5), 612–621. https://doi.org/10.1123/IJSPP.2020-0599

 

Halima, H., & Pravitasari, D. (2022). Penerapan Metode Economic Order Quantity Sebagai Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tepung Pada Rifani Bakery Blitar. Jurnalku, 2(2), 155–166. https://doi.org/10.54957/JURNALKU.V2I2.184

 

Maulana, Y., & Rois, T. (2018). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Dalam Upaya Meminimumkan Biaya Produksi pada CV. DELAPAN-Delapan Kuningan. Indonesian Journal of Strategic Management, 1(1), 97–103. https://doi.org/10.25134/IJSM.V1I1.845

 

Muchaendepi, W., Mbohwa, C., Hamandishe, T., & Kanyepe, J. (2019). Inventory Management and Performance of SMEs in The Manufacturing Sector of Harare. Procedia Manufacturing, 33, 454–461. https://doi.org/10.1016/J.PROMFG.2019.04.056

 

Mufida, E., Rahmawati, E., & Hertiana, H. (2019). Rancang Bangun Sistem Informasi Inventory pada Salon Kecantikan. Jurnal Mantik Penusa, 3(3), 99–102.

 

Perera, H. N., Fahimnia, B., & Tokar, T. (2020a). Inventory and ordering decisions: a systematic review on research driven through behavioral experiments. International Journal of Operations and Production Management, 40(7–8), 997–1039. https://doi.org/10.1108/IJOPM-05-2019-0339/FULL/XML

 

Perera, H. N., Fahimnia, B., & Tokar, T. (2020b). Inventory and ordering decisions: a systematic review on research driven through behavioral experiments. International Journal of Operations and Production Management, 40(7–8), 997–1039. https://doi.org/10.1108/IJOPM-05-2019-0339/FULL/XML

 

Ternando, G., Susena, K. C., & Herlin. (2018). Analisis Pengendalian Internal atas Persediaan Barang Dagang  (Studi Kasus pada Toko Beras Sinar Jaya Kota Bengkulu). JAZ: Jurnal Akuntansi Unihaz, 1(1), 57–69. https://doi.org/10.32663/JAZ.V1I1.377

 

Woliner–van der Weg, W., Peppelman, M., Elshot, Y. S., Visch, M. B., Crijns, M. B., Alkemade, H. A. C., Bronkhorst, E. M., Adang, E., Amir, A., Gerritsen, M. J. P., van Erp, P. E. J., & Lubeek, S. F. K. (2021). Biopsy outperforms reflectance confocal microscopy in diagnosing and subtyping basal cell carcinoma: results and experiences from a randomized controlled multicentre trial. British Journal of Dermatology, 184(4), 663–671. https://doi.org/10.1111/BJD.19381

 

Zhao, B., & Tu, C. (2021). Research and Development of Inventory Management and Human Resource Management in ERP. Wireless Communications and Mobile Computing, 2021. https://doi.org/10.1155/2021/3132062