PENGARUH LIFESTYLE, BRAND AWARENESS, DAN DESIGN
TERHADAP MINAT BELI PADA BUSANA MUSLIM SHAFA MARWA DI KOTA BANDUNG
Zayyan Atima Dayyanaą, Siti Sarah˛
Universitas Indonesia Membangun, Indonesia
zayyanatimadayyana@gmail.comą,
siti.sarah@inaba.ac.id˛
Abstrak
Pada era moderenisasi seperti sekaraang ini, penggunaan busana muslim bagi setiap umat muslim
menjadi suatu kebutuhan baik untuk fashion maupun
keperluan. Shafa Marwa merupakan brand lokal yang melengkapi muslimah indonesia dengan berbagai jenis busana yang selalu mengikuti
trend. Merujuk pada data transaksi
busana muslim Shafa Marwa yang mengalami fluktuasi dalam 1 tahun terakhir yang menunjukan adanya masalah pada minat beli produk busana muslim
Shafa Marwa. Faktor pertama yang mungkin membuat kurangnya minat beli yaitu Lifestyle karena dari data prasurvei Lifestyle belum sesuai dengan harapan
konsumen. Kemudian Brand
awareness yang merujuk pada brand Shafa
Marwa yang tidak masuk dalam Top Brand Index. Selanjutnya
faktor Design busana muslim Shafa Marwa yang tidak trendy dibandingkan produk lain yang memiliki tipe desain dan model yang serupa. Penelitian ini bertujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Lifestyle (X1), Brand awareness(X2) dan Design
(X3) terhadap Minat Beli (Y) pada produk
busana muslim Shafa Marwa di Bandung. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 100 responden menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Analisis data dengan analisis deskriptif menggunakan distribusi frekuensi, dan analisis verifikatif menggunakan analisis linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Lifestyle, Brand
awareness, dan Design berpengaruh terhadap Minat Beli. Dibuktikan dengan hasil uji F yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 <
0,05, sehingga Ho ditolak
dan Ha diterima. Hasil uji F diperkuat
dengan hasil koefisien korelasi simultan sebesar 0,755 yang menandakan hubungan sangat kuat dan positif. Koefisien regresi sebesar 0,121 mengidentifikasikan
setiap terjadi peningkatan Design maka minat beli akan mengalami penurunan. Kontribusi Lifestyle, Brand awareness, dan Design terhadap Minat Beli sebesar 57,1%, sedangkan sisanya 42,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti. Maka dapat disimpulkan
bahwa Lifestyle, Brand awareness, dan Design berpengaruh terhadap Minat Beli.
Kata
kunci: minat beli, lifestyle, brand awareness, design
Abstract
In this
era of modernization, the use of Muslim clothing for every Muslim has become a
necessity, both for fashion and for necessities. Shafa
Marwa is a local brand that complements Indonesian Muslim women with various
types of clothing that always follow trends. Referring to the transaction data
for Shafa Marwa Muslim clothing which has fluctuated
in the last 1 year which indicates a problem with the interest in buying Shafa Marwa Muslim clothing products. The first factor that
might cause a lack of purchase interest is Lifestyle because from the
Pre-survey data, Lifestyle has not met consumer expectations. Then Brand
awareness which refers to the Shafa Marwa brand which
is not included in the Top Brand Index. Furthermore, the design factor of Shafa Marwa Muslim clothing is not trendy compared to other
products that have similar types of designs and models. The aim of this study
is to determine the effect of Lifestyle (X1), Brand awareness (X2) and Design
(X3) on Purchase Intention (Y) on Shafa Marwa Muslim fashion
products in Bandung. The method used in this research is a quantitative method
with a descriptive and verification approach. Data collection was carried out
by distributing questionnaires to 100 respondents using purposive sampling
technique. Data analysis with descriptive analysis using frequency
distribution, and verification analysis using multiple linear analysis. Based
on the research results, it is known that Lifestyle, Brand awareness, and
Design have an effect on Purchase Intention. Evidenced by the results of the F
test which showed a significance value of 0.000 <0.05, so that Ho was
rejected and Ha was accepted. The results of the F test are strengthened by the
results of a simultaneous correlation coefficient of 0.755 which indicates a
very strong and positive relationship. The regression coefficient of 0.121
indicates that whenever there is an increase in design, buying interest will
decrease. The contribution of Lifestyle, Brand awareness and Design to Purchase
Intention is 57.1%, while the remaining 42.9% is influenced by other factors
not examined. So it can be concluded that Lifestyle,
Brand awareness, and Design influence Purchase Intention
Keywords: interest
to buy, lifestyle, brand awareness, design
Pendahuluan
Pada era moderenisasi seperti sekaraang
ini, kebutuhan akan dunia fashion merambah begitu besar. Pelaku bisnis dan
perancang busana berlomba-lomba menciptakan inovasi trend terbaru dan terbaik
agar dunia fashion semakin berkembang
dan dijadikan sebagai kebutuhan masyarakat pada umumnya. Indonesia sendiri
merupakan negara dengan mayoritas penduduknya adalah umat islam. Indonesia juga
merupakan negara dengan
mayoritas penduduknya beragama
muslim. Berdasarkan data dari databoks.kadata.co.id (Juni 2021), penduduk
Indonesia mayoritas beragama Islam atau
sekitar 87% dari
total populasi. Penggunaan busana muslim
bagi setiap umat
muslim menjadi suatu
kebutuhan baik untuk fashion maupun keindahan, dan keperluan
tersebut menjadi tidak dibatasi karena walaupun keadaan
suatu pakaian tersebut
masih bagus, masih
akan timbul keinginan untuk
membeli kembali dengan
model atau desain
kualitas yang berbeda khususnya
bagi fashion muslim wanita.
Gambar 1. Grafik
Google Trends Shafa Marwa
Sumber : google trends (Diakses pada Desember 2022)
Berdasarkan gambar Grafik Google Trends Shaf marwa diatas pada bulan Januari
2022 sampai Desember 2022 menunjukkan fluktuasi grafik yang menunjukkan banyak sedikitnya pencarian topik Shafa Marwa selama setahun belakangan ini. Hingga pada bulan Desember 2022
ini terjadi penurunan grafik pencarian topik Shafa Marwa di Google. Hal
ini kemungkinan disebabkan karena adanya permasalahan
pada minat belinya.
Shafa Marwa merupakan brand lokal yang melengkapi muslimah indonesia dengan berbagai jenis busana yang selalu mengikuti
trend. Tidak hanya bergaya modis, produk Shafa Marwa yang berkualitas ini dapat dimiliki oleh konsumen karena memiliki kualitas yang baik dan nyaman digunakan oleh konsumen. Shafa Marwa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konveksi dalam pembuatan busana muslim. Perusahaan terssebut merupakan perusahan yang menjalankan proses
bisnis make to stock dengan
berbagai jenis brand Elif, IQRA, Asmara dan Shafa
Marwa. Shafa Marwa memiliki
jumlah pekerja 50 orang dengan jam kerja yang diberlakukan
pukul 08.00-17.00 dengan satu (1) jam istirahat pada pukl 12.00-13.00. Dengan citra merek yang baik memiliki value membangun kebersamaan keluarga di design dengan kaos sarimbit
seragam keluarga yang bervariatif tentunya kualitas bahan terbaik. Dengan penjualan 3000 pcs per bulan atau
sekitar 3600- dalam setahun, terkecuali saat bulan ramadhan mencapai sekitar 10000 pcs. Pendapatan rata-rata pertahun kurang lebih Rp 490.000.000 atau berkisar Rp 280.000.000 per bulan, dengan
target setiap bulannya Rp
1.000.000.000. Segmentasi pasar Shafa
Marwa tidak hanya orang muslim saja karena memiliki design universal seperti
desain 17 Agustus untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesa dan juga beberapa atasan blouse wanita yang bisa digunakan untuk berangkat kerja
di kantor, kuliah dan sebagainya.
Gambar 2. Data Penjualan
Busana Muslim Shafa Marwa
Maret 2021 - September 2022
Sumber : Data Internal Shafa Marwa (November 2022)
Gambar 2 menunjukkan bahwa, data penjualan Busana Muslim di Shafa Marwa pada
tahun 2021 mengalaimi fluktuatif. Pada rentang waktu bulan Maret 2021 sampai
bulan Mei 2021 terjadi kenaikan
sedangkan pada bulan Juni 2021
hingga Desember 2021 mengalami penurunan yang sangat drastis meskipun pada bulan
Januari 2022 hingga September 2022 masih terjadi fluktuatif
meskipun tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan presentasi penurunan. Hal ini di duga disebabkan karena banyaknya brand pesaing lain yang sejenin dan mengakibatkan persaingan yang
sangat ketat.
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa transaksi penjualan busana muslim Shafa Marwa mengalami fluktuasi yang menunjukkan bahwa minat beli konsumen terhadap busana muslim Shafa
Marwa mengalami kenaikan
dan penurunan. Menurut (Ferdinand, 2014) Minat
Beli adalah minat yang muncul dalam melakukan
pembelian menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam
benaknya dan menjadi suatu kegiatan yang sangat kuat dan yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya, maka konsumen akan
mengaktualisasi apa yang ada dalam benaknya
tersebut.
Faktor eksternal yang mungkin dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian yaitu faktor Lifestyle (gaya hidup). Perkembangan Lifestyle di
Indonesia khususnya untuk para kaum
hawa mengalami kemajuan yang cepat dan pesat. Lifestyle atau gaya hidup merupakan
perilaku seseorang yang terdiri dari sikap,
opini dan ketertarikan
terhadap fashion. Menurut (Sumarwan, 2003) Gaya hidup
(Lifestyle) sering digambarkan
dengan kegiatan, minat dan opini seseorang (activities, interest, opinions). Lifestyle (gaya hidup) bisa
mempengaruhi seseorang
untuk tidak bisa membedakan kebutuhan primer dan kebutuhan skunder, seperti hal ketika
seseorang menjadikan sandangan sebagai kebutuhan
primer daripada kebutuhan
yang lainnya (Fabella, Devi, & Kurniati, 2023). Dalam
berpakaian telah menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat modern sebagai fungsi dari deferensi
yang dianggap membawa kesadaran atau kepekaan yang lebih tinggi terhadap
proses konsumsi. Lifestyle memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap minat beli baik dari
kalangan ke atas, menegah, dan ke bawah sekalipun, dikarenakan itu sudah menjadi salah satu kebutuhan bagi kelangsungan hidup masyarakat yang mana peran media ikut menyebarkan perkembangan fashion dan Lifestyle (Rozzi, 2022).
Faktor eksternal lain yang diduga mempengaruhi minat beli busana muslim Shafa
Marwa adalah Brand awareness. Brand awareness (kesadaran merek) yaitu kemampuan konsumen untuk mengenali merek atau mengetahui
keberadaaan merek tersebut. Menurut (Aaker, 1997), Kesadaran
merek (Brand awareness) memiliki
beberapa tingkatan dari tingkatan yang paling rendah (tidak menyadari
brand) sampai tingkatan
yang paling tinggi yaitu
Top of Mind atau menjadi keyakinan bahwa produk tersebut merupakan satu-satunya dalam kelas produk
bersangkutan. Kesadaran merek dapat ditimbulkan
melalui penggunaan nama merek itu sendiri, logo, kemasan dan slogan yang digunakan
sebuah perusahaan dalam rangka mengenalkan
atau menginformasikan produknya. Dengan kesadaran merek yang tinggi, memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan penjualan atas produk mereka. Oleh sebab itu meraih kesadaran konsumen merupakan salah satu sasaran pemasaran yang perlu dibidik oleh perusahaan. Untuk menimbulkan kesadaran merek pada konsumen dibutuhkan suatu stimulus atau hal-hal yang dapat merangsang munculnya kesadaran merek tersebut.
Faktor selanjutnya yang diduga mempengaruhi minat beli busana muslim Shafa
Marwa adalah design.
Menurut (Kotler, 2018) menyatakan
desain produk sebagai totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan
kebutuhan pelanggan. Suatu keberhasilan dalam penjuakan produk tidak lepas
dari strategi pemasaran produk, banyak strategi yang harus dilakukan untuk membangkitkan minat beli konsumen salah satunya design produk. Untuk memciptakan kesan yang baik di ingatan konsumen, perusahaan harus bisa memunculkan
suatu merek yang kuat dan mempunyai posisi menonjol dari kompetitor lainnya. Dengan design produk yang menarik akan menimbulakan ingatan baik pada konsumen atas produk yang dijual. Sebelum transaksi penjualan terjadi, design produk sangat diperhatikan, baik perusahaan itu sendiri atau konsumen. Design merupakan faktor terpenting untuk sebuah produk karena
menjadi faktor pembeda dengan produk kompetiror lainnya.
Pandemi juga menjadi salah satu terobosan baru di era new normal melihat pemaparan fenomena busana muslim. Kondisi era new normal di
Indonesia berpotensi mempengaruhi
minat beli seseorang, serta motif atau dorongan dan faktor religiositas konsumen untuk membeli. maka dari
itu peneliti merasa perlu ada pengkajian
lebih lanjut atas fenomena
yang terjadi, yaitu mengenai pengaruh terhadap minat beli busana muslim pada masa new normal oleh masyarakat
Indonesia terutama daerah Bamdung.
Berdasarkan dari latar belakang
permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian bidang pemasaran dengan rancangan judul “Pengaruh Lifestyle, Brand awareness, Dan Design
Terhadap Minat Beli Busana
Muslim Shafa Marwa di Bandung”.
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah alat untuk mencapai suatu tujuan guna
memecahkan suatu masalah. Menurut (Sugiyono, 2018) metode
penelitian pada hakikatnya adalah cara ilmiah
untuk memperoleh data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Metode ilmiah mengacu pada kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri ilmiah., yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional artinya kegiatan penelitian dilakukan secara rasional yang sesuai dengan nalar
manusia. Empiris berarti cara-cara yang di lakukan itu dapat diamati oleh indra manusia. Sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif.
Menurut (Sugiyono, 2012) “metode
kuantitatif adalah metode penelitian yang didasarkan pada filosofi positivisme, yang digunakan untuk
meniliti populasi atau sample tertentu”. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Menganalisis data secara kuantitatif/statistik, menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pemilihan metode kuantitatif karena data berbentuk numerik, yang akan dianalisis menggunakan data statistik dan
untuk tujuan pengujian hipotesis yang telah di tetapkan. Menurut (Sugiyono, 2014) penelitian
deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhdap objek yang di teliti melalui data atau sample yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Sedangkan penelitian verifikatif menurut (Sugiyono, 2018) diartikan
sebagai penelitian yang dilakukan
terhadap populasi atau
sample tertentudengan tujuan
untuk menguji hipotesis
yang telah di tetapkan. Penelitian verifikatif bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang berkaitan dengan pengaruh Lifestyle, Brand awareness, dan Design terhadap Minat Beli.
Hasil dan Pembahasan
Analisis
deskriptif digunakan untuk menjawab identifikasi masalah, dilakukan dengan menyusun tabel-tabel distribusi frekuensi, bertujuan untuk mengetahui data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapat kesimpulan. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden yang akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui sejauh mana Lifestyle, Brand awareness, dan Design berpengaruh
terhadap Minat Beli yang akan
diuraikan sebagai berikut.
1.
Minat Beli (Y) pada
Busana Muslim Shafa Marwa
Berdasarkan hasil
kuesioner yang telah disebarkan kepada 100 orang responden, berikut ini telah
disajikan hasil pengolahan data deskriptif mengenai Minat Beli (Y) pada Busana
Muslim Shafa Marwa, sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif Minat Beli (Y) pada
Busana Muslim Shafa Marwa
No |
Pertanyaan/Pernyataan |
Tanggapan Responden |
Skor |
Kategori |
||||
SS |
S |
KS |
TS |
STS |
||||
1 |
Saya tertarik
untuk membeli produk Busana Muslim Shafa Marwa |
12 |
50 |
34 |
4 |
- |
370 |
Baik |
2 |
Saya bersedia
mereferensikan produk Busana Muslim Shafa Marwa kepada orang lain |
10 |
27 |
54 |
8 |
1 |
337 |
Kurang Baik |
3 |
Saya bersedia
menjadikan produk Busana Muslim Shafa Marwa
sebagai produk utama ketika berbelanja busana muslim |
11 |
18 |
60 |
10 |
1 |
328 |
Kurang Baik |
4 |
Saya mencari
informasi mengenai produk Busana Muslim Shafa Marwa |
10 |
42 |
27 |
20 |
1 |
340 |
Baik |
TOTAL |
1375 |
BAIK |
Sumber: Data Diolah Peneliti (2023)
Dari tabel
1, dapat diketahui bahwa total skor yang diperoleh dari keseluruhan pertanyaan/pernyataan pada variabel Minat Beli (Y) sebesar 1375 dengan kategori Baik. Nilai skor terendah berada
pada pertanyaan/pernyataan
“Saya bersedia menjadikan produk Busana Muslim Shafa Marwa kepada orang lain” dengan skor sebesar
328, dan skor tertinggi berada pada pertanyaan/pernyataan “Saya tertarik untuk memebeli produk Busana Muslim Shafa Marwa” dengan skor sebesar
370.
Berikut telah disajikan Tabel Interval dan
Gambar Kontinum variabel Minat Beli (Y) pada Busana Muslim
Shafa Marwa.
Tabel 2. Interval Minat Beli (Y) pada Busana Muslim Shafa
Marwa
Interval |
Kategori |
400 – 719,9 |
Sangat Buruk |
720 – 1039,9 |
Tidak Baik |
1040 – 1359,9 |
Kurang Baik |
1360 – 1679,9 |
Baik |
1680 – 2000 |
Sangat Baik |
Sumber: Data Diolah Peneliti (2023)
Sangat Buruk |
Tidak Baik |
Kurang Baik |
Baik |
Sangat Baik |
||
|
|
|
1375 |
|
1360 1040 720 400 2000 1680
Gambar 3. Gambar Kontinum Minat Beli (Y) pada Busana
Muslim Shafa Marwa
Sumber: Data Diolah Peneliti (2023)
Berdasarkan gambar kontinum 3, dapat dilihat jika total skor kuesioner sebesar 1375 dan berada pada posisi kategori interval Baik. Maka dapat disimpulkan
bahwa Minat Beli (Y) pada Busana Muslim Shafa Marwa Baik.
2.
Lifestyle
(X1) pada Busana Muslim Shafa Marwa
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 100 orang responden, berikut ini telah disajikan hasil pengolahan data deskriptif mengenai Lifestyle (X1) pada Busana Muslim Shafa Marwa,
sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil Analisis Deskriptif Lifestyle (X1) pada Busana Muslim Shafa Marwa
No |
Pertanyaan/Pernyataan |
Tanggapan Responden |
Skor |
Kategori |
||||
SS |
S |
KS |
TS |
STS |
||||
1 |
Busana Muslim Shafa
Marwa cocok untuk kegiatan
sehari-hari saya |
10 |
28 |
54 |
7 |
1 |
339 |
Kurang Baik |
2 |
Busana Muslim Shafa
Marwa mempengaruhi minat saya untuk membeli produk Busana Muslim Shafa Marwa |
19 |
21 |
34 |
24 |
2 |
331 |
Kurang Baik |
3 |
Busana Muslim Shafa
Marwa selalu mengikuti trend masa kini |
13 |
28 |
43 |
16 |
- |
338 |
Kurang Baik |
TOTAL |
1008 |
Kurang Baik |
Sumber: Data Diolah Peneliti (2023)
Dari tabel
3, dapat diketahui bahwa total skor yang diperoleh dari keseluruhan pertanyaan/pernyataan pada variabel Lifestyle
(X1) sebesar 1008 dengan
kategori Kurang Baik. Nilai skor
terendah berada pada pertanyaan/pernyataan “Busana Muslim Shafa Marwa mempengaruhi minat saya untuk membeli produk Busana Muslim Shafa Marwa” dengan skor sebesar 331, dan skor tertinggi berada pada pertanyaan/pernyataan “Busana Muslim Shafa Marwa cocok untuk kegiatan sehari-hari saya” dengan skor
sebesar 339.
Berikut telah disajikan Tabel Interval dan
Gambar Kontinum variabel Lifestyle
(X1) pada Busana Muslim Shafa Marwa.
Tabel 4. Interval Lifestyle (X1) pada Busana Muslim Shafa Marwa
Interval |
Kategori |
300 – 539,9 |
Sangat Buruk |
540 – 779,9 |
Tidak Baik |
780 – 1019,9 |
Kurang Baik |
1020 – 1259,9 |
Baik |
1260 – 1500 |
Sangat Baik |
Sumber: Data Diolah
Peneliti (2023)
Sangat Buruk |
Tidak Baik |
Kurang Baik |
Baik |
Sangat Baik |
||
|
|
1008 |
|
|
300 540 1500 1260 1020 780
Gambar 4. Gambar Kontinum Lifestyle (X1) pada Busana Muslim Shafa Marwa
Sumber: Data Diolah Peneliti (2023)
Berdasarkan gambar kontinum 4, dapat dilihat jika total skor kuesioner sebesar 1008 dan berada pada posisi kategori interval Kurang
Baik. Maka dapat disimpulkan bahwa Lifestyle
(X1) pada Busana Muslim Shafa Marwa Kurang Baik.
3.
Brand awareness
(X2) pada Busana Muslim Shafa Marwa
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 100 orang responden, berikut ini telah disajikan hasil pengolahan data deskriptif mengenai Brand
awareness (X2) pada Busana Muslim Shafa Marwa, sebagai berikut.
Tabel 5. Hasil Analisis Deskriptif Brand
awareness
(X2) pada Busana Muslim Shafa Marwa
No |
Pertanyaan/Pernyataan |
Tanggapan Responden |
Skor |
Kategori |
||||
SS |
S |
KS |
TS |
STS |
||||
1 |
Ketika membicarakan
merek produk, saya teringat merek Shafa Marwa |
9 |
16 |
42 |
32 |
1 |
300 |
Kurang Baik |
2 |
Menurut saya merek Busana Muslim Shafa Marwa lebih familiar dari
merek-merek lain |
9 |
23 |
50 |
16 |
2 |
321 |
Kurang Baik |
3 |
Saya akan
menjadikan Busana Muslim Shafa Marwa sebagai salah satu alternatif pilihan ketika akan membeli
busana muslim |
10 |
35 |
33 |
20 |
2 |
331 |
Kurang Baik |
4 |
Saya menyadari
dan mengetahui keberadaan
merek Shafa Marwa ketika menggunakan merek lain |
10 |
23 |
43 |
23 |
1 |
318 |
Kurang Baik |
TOTAL |
1270 |
Kurang Baik |
Sumber: Data Diolah Peneliti (2023)
Dari tabel
5, dapat diketahui bahwa total skor yang diperoleh dari keseluruhan pertanyaan/pernyataan pada variabel Brand
awareness (X2) sebesar 1270 dengan kategori Kurang Baik.
Nilai skor terendah berada pada pertanyaan/pernyataan “Ketika membicarakan merek produk, saya
teringat merek Shafa Marwa” dengan skor sebesar 300, dan skor tertinggi berada pada pertanyaan/pernyataan “Saya akan menjadikan Busana Muslim Shafa Marwa sebagai salah satu alternatif pilihan ketika akan membeli
busana muslim” dengan skor sebesar
331.
Berikut telah disajikan Tabel Interval dan
Gambar Kontinum variabel Brand
awareness (X2) pada
Busana Muslim Shafa Marwa.
Tabel 6. Interval Brand awareness (X2) pada Busana Muslim Shafa Marwa
Interval |
Kategori |
400 – 719,9 |
Sangat Buruk |
720 – 1039,9 |
Tidak Baik |
1040 – 1359,9 |
Kurang Baik |
1360 – 1679,9 |
Baik |
1680 – 2000 |
Sangat Baik |
Sumber: Data Diolah Peneliti (2023)
Sangat Buruk |
Tidak Baik |
Kurang Baik |
Baik |
Sangat Baik |
||
|
|
1270 |
|
|
400 720 2000 1680 1360 1040
Gambar 5. Gambar Kontinum Brand
awareness
(X2) pada Busana Muslim Shafa Marwa
Sumber: Data Diolah Peneliti (2023)
Berdasarkan gambar kontinum 5, dapat dilihat jika total skor kuesioner sebesar 1270 dan berada pada posisi kategori interval Kurang
Baik. Maka dapat disimpulkan bahwa Brand
awareness (X2) pada Busana Muslim Shafa Marwa Kurang Baik.
4.
Design
(X3) pada Busana Muslim Shafa Marwa
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 100 orang responden, berikut ini telah disajikan hasil pengolahan data deskriptif mengenai Design
(X3) pada Busana Muslim Shafa Marwa, sebagai berikut.
Tabel 7. Hasil Analisis Deskriptif Design (X3) pada Busana Muslim Shafa Marwa
No |
Pertanyaan/Pernyataan |
Tanggapan Responden |
Skor |
Kategori |
||||
SS |
S |
KS |
TS |
STS |
||||
1 |
Produk Busana
Muslim Shafa Marwa memiliki
model desain dan ukuran
yang beragam |
15 |
51 |
16 |
18 |
- |
363 |
Baik |
2 |
Produk Busana
Muslim Shafa Marwa berbeda
dari merek lain |
11 |
39 |
30 |
20 |
- |
341 |
Baik |
3 |
Busana Muslim Shafa
Marwa memiliki kualitas
yang andal sesuai denagn keinginan konsumen |
11 |
35 |
49 |
5 |
- |
352 |
Baik |
4 |
Produk Busana
Muslim Shafa Marwa memiliki
bahan yang berkualitas
yang tidak mudah rusak dalam jangka
waktu yang lama |
15 |
38 |
31 |
15 |
1 |
351 |
Baik |
5 |
Shafa Marwa memiliki
desain produk busana mislim yang dapat digunakan dalam waktu yang lama dan tidak ketinggalan trend |
11 |
49 |
36 |
3 |
1 |
366 |
Baik |
6 |
Busana Muslim Shafa
Marwa mudah diperbaiki |
15 |
32 |
33 |
17 |
3 |
339 |
Kurang Baik |
7 |
Desain Busana
Muslim Shafa Marwa modern dan tidak
meninggalkan kesan elegan |
21 |
46 |
15 |
16 |
2 |
368 |
Baik |
TOTAL |
2480 |
BAIK |
Sumber: Data Diolah Peneliti (2023)
Dari tabel
7, dapat diketahui bahwa total skor yang diperoleh dari keseluruhan pertanyaan/pernyataan pada variabel Design
(X3) sebesar 2480 dengan
kategori Baik. Nilai skor terendah berada pada pertanyaan/pernyataan “Busana Muslim Shafa Marwa mudah diperbaiki” dengan skor sebesar
339, dan skor tertinggi berada pada pertanyaan/pernyataan “Desain Busana Muslim Shafa Marwa modern dan tidak meninggalkan kesan elegan” dengan skor sebesar 368.
Berikut telah disajikan Tabel Interval dan
Gambar Kontinum variabel Design
(X3) pada Busana Muslim Shafa Marwa.
Tabel 8. Interval Design (X3) pada Busana Muslim Shafa Marwa
Interval |
Kategori |
700 – 1259,9 |
Sangat Buruk |
1260 – 1819,9 |
Tidak Baik |
1820 – 2379,9 |
Kurang Baik |
2380 – 2939,9 |
Baik |
2940 – 3500 |
Sangat Baik |
Sumber: Data Diolah
Peneliti (2023)
Sangat Buruk |
Tidak Baik |
Kurang Baik |
Baik |
Sangat Baik |
||
|
|
|
2480 |
|
3500 2940 2380 1820 1260 700
Gambar 6. Gambar Kontinum Design (X3) pada Busana Muslim Shafa Marwa
Sumber: Data Diolah Peneliti (2023)
Berdasarkan gambar kontinum 6, dapat dilihat jika total skor kuesioner sebesar 2480 dan berada pada posisi kategori interval Baik. Maka dapat disimpulkan
bahwa Design (X3) pada Busana Muslim Shafa Marwa Baik.
Berdasarkan hasil penelitian,
hasil uji regresi menyebutkan Lifestyle
terhadap minat beli memiliki
sebesar 0,256. Hasil analisis
koefisien korelasi antara Lifestyle dengan minat beli adalah positif yaitu 0,461 dan berdasarkan uji hipotesis secara parsial yaitu uji t, diketahui nilai signifikansi adalah 0,004 artinya kurang dari tingkat signifikansi
yaitu 0,05. Maka dari itu hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat hubungan antara Lifestyle terhadap minat
beli.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Mantauv,
2016) dan (Anggraini,
2022) mendapatkan
hasil bahwa Lifestyle berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap minat beli.
Pengaruh Antara Brand awareness
Terhadap Minat Beli
Berdasarkan hasil penelitian,
hasil uji regresi menyebutkan Brand awareness
terhadap minat beli memiliki
sebesar 0,500. Hasil analisis
koefisien korelasi antara Brand
awareness dengan minat
beli adalah positif yaitu 0,689 dan berdasarkan uji hipotesis secara parsial yaitu uji t, diketahui nilai signifikansi adalah 0,000 artinya kurang dari tingkat signifikansi
yaitu 0,05. Maka dari itu hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat hubungan antara Brand awareness terhadap minat beli.
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Aulia
Rahman Wahyu Hidayat dan Sri Rahayu
Tri Astuti (2019); Ogy Irvanto
dan (Irvanto
& Sujana, 2020); Vigory Gloriman Manalu Dan Ilham Akbar (2020);
Geriadi Susanto dan Ambardi
(2022) dan (Anggraini,
2022) mendapatkan
hasil bahwa Kesadaran merek/Brand awareness berpengaruh
dan signifikan terhadap minat
beli.
Pengaruh Antara Design Terhadap
Minat Beli
Berdasarkan hasil penelitian,
hasil uji regresi menyebutkan Design terhadap
minat beli memiliki sebesar 0,121. Hasil analisis koefisien korelasi antara Design dengan minat beli adalah positif yaitu 0,328 dan berdasarkan uji hipotesis secara parsial yaitu uji t, diketahui nilai signifikansi adalah 0,001 artinya kurang dari tingkat signifikansi
yaitu 0,05. Maka dari itu hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat hubungan antara Design terhadap minat
beli.
Hasil penelitian oleh (Rahman
& Astuti, 2019) ; Ogy Irvanto dan (Irvanto
& Sujana, 2020); (Andi,
Suyono, Al Hafis, & Hendri, 2020) dan (Amelia,
2021) menunjukan
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel Harga terhadap minat beli.
Pengaruh Antara, Lifestyle, Brand awareness dan Design Terhadap Minat Beli
Hasil perhitungan
koefisien korelasi simultan adalah sebesar 0,755. Hal ini menunjukkan
keeratan hubungan antara variabel Lifestyle
(X1), Brand awareness (X2),
dan Desgin
(X3) dengan Minat
Beli (Y) secara simultan termasuk kriteria sangat kuat yang berada pada interval 0,60
– 0,799 dan korelasi bernilai
positif menandakan bahwa apabila Lifestyle, Brand awareness, dan Desgin semakin meningkat
secara simultan maka Minat Beli pun akan semakin meningkat,
sebaliknya apabila Lifestyle, Brand awareness, dan Desgin semakin menurun
secara simultan maka Minat Beli akan ikut menurun. berdasarkan hasil koefesien determinasi perubahan Minat Beli dipengaruhi oleh Lifestyle, Brand awareness dan Desgin sebesar 57,1%. Berdasarkan uji hipotesis simultan dapat diketahui bahwa nilai sign 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa variabel Lifestyle
(X1), Brand awareness (X2)
dan Desgin
(X3) berpengaruh secara
simultan terhadap Minat
Beli (Y) produk busana muslim Shafa Marwa di Bandung.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan mengenai pengaruh Lifestyle,
Brand awareness, dan Design Terhadap Minat
Beli Pada Produk Busana
Muslim Shafa Marwa di Bandung dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Variabel Minat
Beli mendapatkan posisi penilaian di kategori baik. Skor
paling rendah diperoleh dari pernyataan “Saya bersedia menjadikan produk Busana Muslim Shafa Marwa sebagai produk utama ketika berbelanja
busana muslim” hal ini menunjukan bahwa responden kurang bersedia dalam menjadikan Shafa Marwa sebagai produk utama saat berbelanja
busana muslim.
2. Variabel Lifestyle mendapatkan posisi
penilaian di kategori kurang baik. Seluruh pernyataan memiliki skor kurang baik, nilai terendah ada pada pernyataan “Busana Muslim Shafa Marwa mempengaruhi minat saya untuk membeli produk Busana Muslim Shafa Marwa” hal ini menunjukan bahwa Shafa Marwa kurang mempengaruhi minat konsumen untuk membeli busana muslim Shafa
Marwa.
3. Variabel Brand awareness mendapatkan posisi penilaian di kategori kurang baik. Skor paling
rendah diperoleh dari pernyataan “Ketika membicarakan merek produk, saya teringat
merek Shafa Marwa” hal ini menunjukan bahwa produk busana
muslim Shafa Marwa kurang familier di kalangan konsumen
4. Variabel Design mendapatkan posisi
penilaian di kategori baik.
Skor paling rendah diperoleh
dari pernyataan “Busana Muslim Shafa Marwa mudah diperbaiki” hal ini menunjukan bahwa busana muslim
Shafa Marwa tidak bisa modifikasi.
5. Hasil pengujian
pengaruh Lifestyle
terhadap Minat Beli menunjukkan
nilai signifikansi pada uji
t sebesar 0,004 < 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa secara parsial
terdapat pengaruh Lifestyle terhadap Minat
Beli.
6. Hasil pengujian
pengaruh Brand
awareness terhadap Minat Beli menunjukkan
nilai signifikansi pada uji
t sebesar 0,000 < 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa secara parsial
terdapat pengaruh Brand awareness terhadap Minat Beli
7. Hasil pengujian
pengaruh Design
terhadap Minat Beli menunjukkan
nilai signifikansi pada uji
t sebesar 0,001 < 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa secara parsial
terdapat pengaruh Design terhadap Minat
Beli
8. Hasil pengujian
pengaruh Lifestyle,
Brand awareness, dan Design terhadap Minat
Beli menunjukkan nilai signifikansi pada uji F sebesar
0,000 < 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh Lifestyle, Brand awareness, dan Design
terhadap Minat Beli.
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David. (1997). Manajemen
ekuitas merek. Jakarta: Spektrum.
Amelia, Ocdy. (2021). ANALISIS
KUALITAS PRODUK, DESAIN, DAN KARAKTERISTIK TERHADAP MINAT BELI RUMAH PADA PT
SUMUT CITRA TIARA MEDAN. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, 14(1), 8–21.
Andi, Andi, Suyono, Suyono, Al Hafis,
Putra, & Hendri, Hendri. (2020). PENGARUH CELEBRITY ENDORSER, KUALITAS
PRODUK, DESAIN PRODUK TERHADAP MINAT BELI SMARTPHONE ASUS PADA MAHASISWA PELITA
INDONESIA. Procuratio: Jurnal Ilmiah Manajemen, 8(1), 23–36.
Anggraini, Tifanny Riska. (2022).
PENGARUH GAYA HIDUP DAN BRAND AWARENESS TERHADAP MINAT BELI SERTA DAMPAKNYA
PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK EMINA (Studi pada Mahasiswa Administrasi Bisnis
Angkatan 2018-2019 Universitas Mulawarman). CAPITAL: Jurnal Ekonomi Dan
Manajemen, 5(2), 143–161.
Fabella, Nurhaliza Tri, Devi,
Yulistia, & Kurniati, Erlin. (2023). PENGARUH MEREK LOKAL DAN GAYA HIDUP
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PAKAIAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF
BISNIS SYARIAH. REVENUE: Jurnal Manajemen Bisnis Islam, 4(1), 33–54.
Ferdinand, Augusty. (2014). Metode
Penelitian Manajemen. BP Universitas Diponegoro. Semarang.
Irvanto, Ogy, & Sujana, Sujana.
(2020). Pengaruh Desain Produk, Pengetahuan Produk, Dan Kesadaran Merek
Terhadap Minat Beli Produk Eiger. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 8(2),
105–126.
Kotler, Philip. (2018). Manajemen
Pemasaran, Edisi 13, Jilid 1. Yogyakarta: Erlangga.
Mantauv, Citra Suci. (2016). Kualitas
Produk Sebagai Variabel Intervening Antara Pengaruh Life Style Terhadap Minat
Beli Mobil Agya Di Pasaman Barat. E-Jurnal Apresiasi Ekonomi, 4(1),
15–22.
Rahman, Aulia, & Astuti, Sri
Rahayu Tri. (2019). ANALISIS PENGARUH KESADARAN MEREK, PERSEPSI HARGA, DESAIN
WEB, TERHADAP MINAT BELI PADA ZENIUS EDUCATION (Studi pada Perilaku Generasi Z
Khusus Siswa Dikabupaten Demak). Diponegoro Journal of Management, 8(2),
94–106.
Rozzi, Muhamad Fahrul. (2022).
Pengaruh Faktor Pribadi, Faktor Budaya dan Faktor Psikologi Terhadap Keputusan
Pembelian Baju Import Second di Lumajang. Jobman: Journal of Organization
and Bussines Management, 5(2), 79–87.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.Bandung:Alfabeta. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D.Bandung:Alfabeta.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Sugiyono. (2018). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, Metode. (2014). Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif R&D cet. Ke-19, Bandung:
Alfabeta.
Sumarwan, Ujang. (2003). Perilaku
konsumen: Teori dan penerapannya dalam pemasaran. Language, 368,
245cm.