ANALISIS
FAKTOR MAKRO EKONOMI DAN FAKTOR INTERNAL RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM
INDEKS LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2018-2022
Siti Sarah1, H. Sunita Dasman2
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Pelita Bangsa,
Cikarang
sitisarah11@mhs.pelitabangsa.ac.id,
sunita.dasman@pelitabangsa.ac.id
Abstrak
Penelitian ini memuat tentang
pembahasan Analisis Faktor
Makro Ekonomi Dan Faktor Internal Rasio
Keuangan Terhadap Harga Saham Indeks
LQ45 yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018-2022. LQ45 merupakan
salah satu indeks yang menggambarkan kelompok saham dari beberapa
perusahaan yang menjadi perhatian investor untuk melakukan
investasi. Pada penelitian
ini terdapat 5 variabel independen yaitu Inflasi dan Suku Bunga yang menjadi bagian dari faktor Makro Ekonomi sedangkan faktor internal rasio keuangan yang diproksikan dengan Return On Assets (ROA) sebagai rasio profitabilitas dan Debt to Equity Ratio (DER)
sebagai rasio solvabilitas
dan Price to Book Value (PBV). Adanya penelitian ini yaitu untuk mencari data, informasi serta mengetahui pengaruh 5 variabel independen terhadap variabel
dependent. Populasi pada penelitian
ini yaitu perusahaan pada indeks LQ45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah metode purposive
sampling dan diperoleh sampel
sebanyak 17 perusahaan.
Data yang digunakan yaitu
data sekunder dari laporan keuangan dan harga saham perusahaan
dan diolah menggunakan Eviews 9. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa secara persial variabel Inflasi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan, Suku Bunga tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan, ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan dengan presentase yang lemah, DER berpengaruh negatif dan signifikan dan PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Harga Saham indeks LQ45.
Kata kunci: harga saham; suku bunga; ROA; DER; PBV; inflasi
Abstract
This study contains a discussion of the Analysis of
Macroeconomic Factors and Internal Factors of Financial Ratios on LQ45 Index
Share Prices Listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2018-2022
period. LQ45 is an index that describes a group of shares from several
companies that are of concern to investors to invest. In this study, there are
5 independent variables, namely inflation and interest rates which are part of
the macroeconomic factors while the internal factor is financial ratios proxied
by Return on Assets (ROA) as the profitability ratio and Debt to Equity Ratio
(DER) as the solvency ratio and Price to Book Value (PBV). The existence of
this research is to find data, information and to know the effect of 5
independent variables on the dependent variable. The population in this study
are companies on the LQ45 index which are listed on the Indonesia Stock
Exchange. The sampling method used was purposive sampling method and a sample
of 17 companies was obtained. The data used are secondary data from financial
reports and company stock prices and processed using Eviews
9. The results of this study indicate that partially the inflation variable has
no positive and insignificant effect, interest rates have no positive and
insignificant effect, ROA has a positive and insignificant effect with a weak
percentage, DER has a negative and significant effect and PBV has a positive
and significant effect on the LQ45 index stock price.
Keywords: stock price;
interest rate; ROA; DER; PBV; inflation
Pendahuluan
Perekonomian suatu negara
dapat terbantu karena adanya aktivitas perdagangan pada pasar modal. “Pasar
modal merupakan suatu tempat untuk melakukan kegiatan jual beli instrumen
keuangan perusahaan. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu
negara. Pasar modal adalah pasar yang merupakan sarana bagi perusahaan dan
pemerintah untuk memperoleh dana jangka panjang dengan cara menjual saham atau
obligasi (capital market)” (OJK
2021). Pasar modal juga dapat menjadi tempat bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada berbagai instrumen keuangan perusahaan.
Kondisi pasar modal di
Indonesia mengalami kenaikan yang ditandai dengan perdagangan saham pada bulan
Januari 2020 menguat hingga ke level 6.283,58. Namun, pada tanggal 2 Maert 2020
mengalami penurunan ke level 5.361,25 yang disebabkan munculnya kasus covid-19
sampai pada akhir Maret menyentuh hingga ke level 3.937,63. Hal tersebut juga
terjadi tidak hanya di Indonesia saja, namun juga diseluruh dunia mengalami
penurunan yang ditandai dengan indeks harga saham gabungan bursa global yang
menurun selama pandemi covid-19.Penurunan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) juga berdampak pada saham perusahaan yang memiliki kapitalisasi besar
yang tergabung dalam indeks LQ45.
“Saham tetap menjadi
pilihan beberapa investor risk taker
meskipun nilai risiko pada saham relative
tinggi tanpa menganalisis faktor apa saja yang harus di analisa terlebih dahulu
seperti analisis mengenai rasio keuangan dari perusahaan itu sendiri kurang diperhatikan
begitu pula dengan faktor eksternal seperti laju inflasi, suku bunga indeks
harga saham gabungan (IHSG), tingkat pengangguran, kurs rupiah, anggaran
defisit, investasi swasta, maupun neraca perdagangan dan pembayaran”. (Halim
2015, Tandelilin 2017).
“Faktor internal dan
faktor eksternal yang bersifat fundamental mempengaruhi harga saham dalam upaya
memperoleh return suatu investasi.
Kondisi ekonomi meliputi laju inflasi, suku bunga, indeks harga saham gabungan
(IHSG), tingkat pengangguran, kurs rupiah, anggaran defisit, investasi swasta
maupun neraca perdagangan dan pembayaran menjadi bagian dari faktor eksternal”
(Sunardi & Permana, 2019). “Faktor internal yang mempengaruhi harga maupun return saham yaitu berupa kinerja
keuangan yang di tunjukkan dengan indikator rasio keuangan antara lain
solvabilitas, leverage dan
profitabilitas yang di tunjukkan dengan rasio EPS (Earning Per Share), ROA
(Return On Asset), PER (Price Earning Ratio), DER (Debt to Equity Ratio), dan
ROE (Return On Equity)” (Ahmad et al., 2018 : Dek et al., 2016 :jati, n.d : Permatasari dan Mukaram,
2019 : Rachmawati, 2018 : Thrisye &
Simu, 2013). Kenaikan nilai PBV akan berdampak positif terhadap harga saham. Kenaikan
harga saham akan mengakibatkan kenaikan imbal hasil saham.. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh (Maronrong & Nugrhoho, 2017) menyatakan bahwa Price to
Book Value berpengaruh terhadap return saham.
Pada pasar modal terdapat
salah satu indeks yaitu indeks LQ45. Indeks LQ45 hanya terdiri dari 45 saham
yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri
dari saham dengan liquiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. “Keunggulan
indeks LQ45 mempunyai nilai likuiditas tinggi dan terliquid, memiliki jumlah
kapitalisasi terbesar, nilai frekuensi perdagangan yang tinggi serta memiliki
potensi yang baik dalam stabilitas keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI)”
(Situngkir dan Lumban batu, 2020). Indeks LQ45 bergerak fluktuatif dengan
tingkat volatilitas yang sangat beraneka ragam tergantung dari harga pasar
saham yang terbentuk di lantai bursa. Perubahan harga pasar saham yang
tergabung dalam indeks LQ45 dapat mengakibatkan perubahan pada pihak IHSG,
karna besarnya kapitalisasi pada indeks LQ45 terhadap pihak IHSG.
Beberapa saham perusahaan
yang tergabung di indeks LQ45 turut mengalami penurunan yang signifikan.
Kinerja indeks LQ45 bertumbuh hingga ke level 977,00 pada bulan Februari 2020.
Selama penyebaran covid-19 di Indonesia pada bulan Maret 2020, saham indeks
LQ45 mengalami penurunan hingga level 887,03 dan terus menerus sampai bulan Mei
2020 hingga mencapai 686,23. Pergerakan harga saham selama lima tahun terakhir
ini mengalami fluktuatif yang cukup signifikan.
Dalam penelitian ini
penulis tertarik untuk meneliti indeks LQ45 periode 2018-2022 dengan faktor
ekonomi makro yang di gunakan yaitu tingkat inflasi dan suku bunga. Penelitian
ini menggunakan rasio keuanganyaitu rasio profitabilitas yang dinyatakan dengan
Return On Assets (ROA), rasio solvabilitas yang dinyatakan dengan Debt to
Equity Ratio (DER) dan rasio harga saham terhadap nilai perusahaan yang
dinyatakan dengan Price to Book Value (PBV).
Berikut disajikan data
dalam bentuk Grafik Harga Saham pada indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2018-2022 yang dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1 Rata-rata
Harga Saham LQ45 Periode 2018-2022
Sumber : www.id.tradingview.com
Dari gambar 1 diatas, dapat dilihat
perkembangan naik turunnya harga saham indeks LQ45 selama periode 2018-2022.
Dari tahun ke tahun, harga saham LQ45 berfluktuasi, lalu penurunan harga saham
yang signifikan terjadi pada tahun 2020, dan diimbas dari beberapa faktor
penyebabnya yang perlu diteliti lebih lanjut. Sejumlah faktor tersebut antara
lain tingkat inflasi, suku bunga, Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio
(DER) dan Price to Book Value (PBV) serta faktor lainnya.
Dalam penelitian ini,
variabel independen pertama yang penulis gunakan adalah tingkat inflasi.
Penelitian terdahulu oleh (Adikerta & Abundanti, 2020) menemukan “bahwa inflasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham”. Tidak sejalan dengan
penelitian yang diteliti oleh Olivia The, Dea Afifah (Wijaya & Muljo, 2022) “bahwa hasil
penelitiannya menyatakan inflasi berpengaruh positif terhadap return saham”.
Variabel independen kedua
yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu suku bunga. Penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh (Maulani & Riani, 2021) menemukan “bahwa suku
bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham”. Tidak sejalan dengan
penelitian yang diteliti oleh (Zannati & Budiarti, 2021) “bahwa hasil
penelitiannya menyatakan suku bunga BI Rate yang terkonfirmasi memberikan efek
signifikan terhadap harga saham”.
Variabel independen
ketiga yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA).
Penelitian terdahulu oleh (Riandana & Puspawati, 2022) menyatakan “bahwa
variabel ROA tidak berpengaruh pada harga saham”. Berbeda dengan penelitian
yang diteliti oleh (Dewi & Suwarno,
2022) yang
menyatakan “bahwa hasil penelitiannya pada indikator ROA berpengaruh terhadap
harga saham”.
Variabel independen
keempat yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu Debt to Equity Ratio
(DER). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Langgeni, 2022) menemukan
“bahwa variabel DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham.” Berbeda
dengan penelitian yang diteliti oleh (Dewanti, 2022) yang menyatakan “bahwa
variabel DER tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.”
Variable independent
kelima yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu Price to Book Value
(PBV). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Yakhub & Kristanti, 2022) menemukan “bahwa Price to
Book Value (PBV) tidak berpengaruh terhadap harga saham”. Berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Lestari
& Dewi Indah 2022) menemukan “bahwa Price to Book Value (PBV) berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham.”
Berdasarkan pernyataan data diatas mengenai uraian latar belakang masalah yang dipaparkan, terdapat pendapat yang berbeda antara penulis satu dengan
lainnya. Ketidak konsistenan hasil penelitian terdahulu terhadap
model penelitian, menimbulkan
gap research (kesenjangan
penelitian) sehingga menjadi landasan untuk mengembangkan analisis selanjutnya. Pada penelitian kali
ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menyelesaikan permasalahan yang ada dengan hasil
yang baru dan tahun yang berbeda. Penelitian yang akan diambil yaitu
berjudul “Analisis
Faktor Makro Ekonomi Dan Faktor
Internal Rasio Keuangan
Terhadap Harga Saham Indeks LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
2018-2022”.
“Harga saham diartikan sebagai harga pasar (market
value) yaitu harga saham yang ditemukan dan dibentuk oleh mekanisme pasar
modal (Tumandung, et
al., 2017). Harga saham adalah
nilai nominal penutupan (closing price) dari
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang berlaku secara regular di pasar modal (Hardiansyah
dan Anang, 2017). “Indikator
harga saham menggambarkan banyak hal tentang hal-hal
yang sedang terjadi pada saat
ini di antara pembeli dan penjual. Indikator harga saham tidak
hanya menggambarkan pihak-pihak yang memegang kendali di pasar modal” (Umam dan
Sutanto, 2017).
Rasio keuangan adalah
salah satu metode analisa keuangan yang digunakan sebagai indikator penilaian
perkembangan perusahaan, dengan mengambil data dari laporan keuangan selama
periode akuntansi. Sehingga dapat diketahui kinerja maksimum keuangan
perusahaan. Definisi rasio keuangan menurut Mia Lasmi Wardiah (2017:136)
merupakan perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat
berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan.
Metode
Jenis penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan indeks LQ45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018-2022. Peneliti menentukan pengambilan sampel yang berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang sudah diketahui sebelumnya, teknik tersebut dikenal juga dengan Purposive
sampling. Maka kriteria-kriteria
pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perusahaan yang berturut-turutada
pada indeks LQ45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama periode
2018 sampai 2022.
2. Perusahaan bukan Bank yang ada
pada indeks LQ45
3. Perusahaan yang memiliki anak perusahaan lebih dari 5 anak.
4. Perusahaan pada indeks LQ45
yang menyajikan laporan keuangan lengkap, terutama informasi rasio keuangan pada periode 2018 sampai 2022.
Penelitian
ini menggunakan jenis data kuantitatif yaitu data berupa angka yang memiliki kemungkinan nilai terbatas dan tidak terbatas dalam kisaran tertentu.
Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder. Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari literatur, buku-buku, dokumen dan laporan keuangan perusahaan. Sumber data
pada penelitian ini yaitu dari www.bi.go.id dan www.bps.go.idserta https://www.id.investing.com pada
periode 2018 sampai 2022
untuk menghitung pertumbuhan
inflasi dan suku bunga serta untuk menghitung indikator ROA, DER dan
PBV. Harga saham yang digunakan
mengacu pada closing
price yang terpublikasi di Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yang didapat dari sumber
kedua atau sumber data sekunder
dari data yang dibutuhkan melalui studi pustaka
berupa laporan tahunan perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia melalui website masing-masing perusahaan selama periode 2018-2022.
Harga Saham
Harga
saham terbentuk karena adanya permintaan
dan penawaran.
Inflasi
Inflasi adalah salah satu variabel makro
ekonomi yang bisa dikatakan dapat menguntungkan sekaligus merugikan entitas suatu bisnis.
Suku Bunga
Suku bunga adalah biaya pinjaman atau harga yang dibayarkan untuk dana pinjaman tersebut. (Mishkin 2008:4)
Suku Bunga = Suku
Bunga Indonesia (SBI)
Return On Assets (ROA)
ROA adalah
kemampuan perusahaan dalam mengelola income berupa laba perusahaan selama periode akuntansi (Kasmir, 2016)
Debt to Equity Ratio (DER)
DER adalah suatu perbandingan
antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total modal yang dimiliki perusahaan tersebut.
Price to Book Value (PBV)
PBV adalah
perbandingan nilai pasar suatu saham (stock’s market
value) terhadap nilai bukunya
sendiri (perusahaan) sehingga
kita dapat mengukur tingkat harga saham overvalued atau undervalued.”
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan regresi data panel yang di olah dengan software Eviews9.
Langkah-langkah analisis
data pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis dan menyajikan data kuantitatif dengan tujuan untuk menggambarkan data tersebut. Data
yang akan menjadi bahan untuk analisis yaitu data perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Dengan metode statistik
deskriptif ini dapat diketahui nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean), distribusi frekuensi
serta deviasi standar dari perusahaan
yang terkait.
Analisis regresi Data Panel digunakan dalam penelitian ini. Menurut Basuki
dan Agus (2016:276) regresi data panel merupakan teknik regresi yang menggabungkan data runtut waktu (time series) dengan
data silang (cross
section). Data cross section mengobservasi nilai dari satu atau
lebih variabel yang diambil
dari beberapa unit sampel atau subjek
pada periode waktu yang sama. Data time
series mengobservasi nilai
dari satu atau lebih variabel delama satu periode
waktu. Data panel ini dapat
memberikan beberapa keuntungan bagi penggunanya. Pertama, data panel ini merupakan
gabungan antara data cross section dengan
data time series yang mampu menyediakan data lebih banyak dan akan menghasilkan degree
of freedom yang lebih besar. Kedua,
dengan menggabungkan data time series dan data cross section dapat mengatasi
masalah yang timbul ketika ada masalah
dalam penghilangan variabel (ommites-variabel).
Maka model regresi data
panel dalam penelitian ini yaitu:
Keterangan:
:
Harga Saham (Closing Price)
:
Konstanta
:
Koefisien variabel independen
:
Inflasi
:
Suku Bunga
:
Return On Assets(ROA)
:
Debt to Equity Ratio(DER)
:
Price to Book Value(PBV)
:
Standar Error
:
Intercept
:
Waktu
:
Perusahaan
Uji asumsi klasik dilakukan
untuk mendeteksi adanya penyimpangan atau tidak pada model-model penelitian
berdasarkan asumsi klasik. Keuntungan penelitian menggunakan data panel
yaitu data yang digunakan menjadi lebih informatif, variabilitasnya lebih besar, kolinearitas yang rendah. Dengan demikian akan dihasilkan degress of freedom (derajat
bebas) yang lebih besar
juga lebih efesien (Gujarati, 2012). Panel data dapat mendeteksi dan mengukur dampak dengan lebih baik dimana hal ini tidak bisa
dilakukan dengan metoda cross section maupun time
series. Panel data memungkinkan mempelajari
lebih kompleks mengenai perilaku yang ada dalam model sehingga pengujian data panel tidak memerlukan uji asumsi klasik (Gujarati, 2012). Dengan keunggulan regresi data panel maka implikasinya tidak harus dilakukannya
pengujian asumsi klasik dalam model data panel. Persamaan yang memenhi uji asumsi klasik adalah
persamaan yang menggunakan metoda Generalized Least Square (GLS).
Basuki
dan Prawoto (2016), mengatakan
bahwa Uji asumsi klasik yang digunakan dalam regresi linier dengan pendekatan Ordinary Least
Squared (OLS) meliputi uji Linieritas,
Autokorelasi, Heteroskedastisitas,
Multikolinearitas dan Normalitas.
Walaupun demikian, tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan
pada setiap model regresi
linear dengan pendekatan
OLS.
1.
Uji linieritas hampir
tidak dilakukan pada setiap model regresi linier karena sudah diasumsikan bahwa
model bersifat linier. Kalaupun harus dilakukan semata-mata untuk melihat
sejauh mana tingkat linieritasnya.
2.
Uji normalitas pada
dasarnya tidak merupakan syarat BLUE (Best
Linier Unbias Estimator) dan beberapa pendapat tidak mengharuskan syarat
ini sebagai sesuatu yang wajib dipenuhi.
3.
Autokorelasi hanya
terjadi pada data time series. Pengujian autokorelasi pada data yang tidak
bersifat time series (cross section atau panel) akan sia-sia
semata atau tidaklah berarti.
4.
Multikolinieritas perlu
dilakukan pada saat regresi linier menggunakan lebih dari satu variabel bebas. Jika
variabel bebas hanya satu, maka tidak mungkin terjadi multikolineritas.
Heteroskedastisitas biasanya terjadi pada data cross
section, dimana data panel lebih dekat
ke ciri data cross section dibandingkan
time series
Hasil dan Pembahasan
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif
bertujuan untuk menjelaskan, menyederhanakan, meringkas dan mendeskripsikan
data secara statistik dengan bentuk yang sederhana agar mudah dibaca dan
dipahami. Objek pada penelitian ini berjumlah 85 observasi pada 17 perusahaan
dengan kurun waktu 5 tahun. Data pada penelitian ini diambil berdasarkan
laporan keuangan tahunan dan harga saham tahunan dari closing price setiap perusahaan yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI).
Tabel 1
Statistik Deskriptif
|
Harga Saham |
Inflasi |
Suku Bunga |
ROA |
DER |
PBV |
Mean |
174.9983 |
2.814578 |
4.489398 |
0.090964 |
1.243855 |
11900.69 |
Median |
6.525000 |
3.030000 |
4.250000 |
0.080000 |
0.830000 |
9256.000 |
Maximum |
965.0000 |
4.210000 |
5.630000 |
0.290000 |
6.910000 |
72716.00 |
Minimum |
1.100000 |
1.560000 |
3.520000 |
0.000000 |
0.130000 |
65.00000 |
Std. Dev. |
322.9707 |
0.941763 |
0.766031 |
0.060498 |
1.195383 |
10959.43 |
Skewness |
1.492437 |
0.092838 |
0.270592 |
1.194762 |
2.104882 |
2.790482 |
Kurtosis |
3.431997 |
1.769161 |
1.630512 |
4.699755 |
8.449363 |
13.79351 |
|
|
|
|
|
|
|
Jarque-Bera |
31.45734 |
5.358482 |
7.498966 |
29.73818 |
163.9861 |
510.6125 |
Probability |
0.000000 |
0.068615 |
0.023530 |
0.000000 |
0.000000 |
0.000000 |
|
|
|
|
|
|
|
Sum |
14524.86 |
233.6100 |
372.6200 |
7.550000 |
103.2400 |
987757.0 |
Sum Sq. Dev. |
8553427. |
72.72726 |
48.11787 |
0.300123 |
117.1732 |
9.85E+09 |
|
|
|
|
|
|
|
Observations |
85 |
85 |
85 |
85 |
85 |
85 |
Sumber: Output Eviews
(2023)
Berdasarkan hasil perhitungan
dari tabel 4.1 diatas, diketahui rata-rata Harga
Saham (Y) dari 85 data observasi
tersebut adalah 174.9983, dengan nilai tertinggi
965.0000 dan nilai terendah
sebesar 1.100000. Berikut
ini akan dijelaskan juga mengenai variabel independen pada penelitian ini yaitu Inflasi (X1), Suku Bunga (X2), ROA (X3), DER (X4) dan PBV (X5).
Data perhitungan
deskriptif pada tabel diatas, dalam kurun
waktu 5 tahun menunjukkan variabel Inflasi (X1) menghasilkan nilai rata-rata (mean) sebesar
2.814578 dengan nilai maksimum sebesar 4.210000 dan nilai minimum sebesar 1.560000. Selanjutnya data deskriptif variabel Suku Bunga (X2) menunjukkan nilai rata-rata
4.489398 dengan nilai maksimum yaitu 5.630000 dan nilai minimum sebesar 3.520000.
Nilai dari data deskriptif
pada variabel ROA (X3) yaitu
menunjukkan nilai rata-rata
sebesar 0.090964 dengan nilai maksimum sebesar 0.0290000 dan nilai
minimum sebesar 0.000000. Selanjutnya
nilai dari data deskriptif pada variabel DER (X4)
yaitu menunjukkan nilai rata-rata sebesar 1.243855 dengan nilai maksimum
sebesar 6.910000 dan nilai
minimum sebesar 0.130000. Selanjutnya
nilai dari data deskriptif pada variabel PBV (X5)
yaitu menunjukkan nilai rata-rata sebesar 11900.69 dengan nilai maksimum
sebesar 72716.00 dan nilai
minimum sebesar 65.00000.
Berdasarkan nilai standar
deviasi hasil dari analisis deskriptif
diatas, terlihat bahwa standar deviasi
dari variabel PBV (X5) mempunyai nilai yang lebih besar dibanding dengan variabel independen lainnya yaitu sebesar 10959.43. Standar deviasi merupakan gambaran dari rata-rata penyimpangan data dari mean.
Analisis Regresi Data Panel
Berikut ini akan disajikan hasil regresi data panel dengan menggunakan 3
estimasi model yaitu Common Effect Model, Fixed Effect Model dan
Random Effect Model :
Berdasarkan hasil penetuan
model regresi data panel yang telah
dilakukan, pada uji Chow menghasilkan
Fixed Effect Model, lalu dilakukan uji selanjutnya yaitu uji Hausman menghasilkan Random
Effect Model, dan dilanjutkan dengan
pengujian berikutnya yaitu uji Lagrange-Multiplier di tentukan
hasil Random
Effect Model. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa dari 3 model (Common Effect Model, Fixed Effect Model dan
Random Effect Model) model yang paling tepat digunakan untuk menginterprestasikan
regresi data panel untuk menjawab
penelitian ini yaitu Random Effect Model.
Tabel 2
Hasil Regresi Data Panel
Dependent Variable: Harga
Saham |
|
|
||
Method: Panel EGLS
(Cross-section random effects) |
||||
Date: 05/18/23 Time: 13:35 |
|
|
||
Sample: 2018 2022 |
|
|
||
Periods included: 5 |
|
|
||
Cross-sections included:
17 |
|
|
||
Total panel (balanced)
observations: 85 |
|
|||
Swamy and Arora estimator
of component variances |
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C |
3762.026 |
1553.151 |
2.422189 |
0.0177 |
Inflasi |
32.38650 |
133.5093 |
0.242579 |
0.8090 |
Suku Bunga |
151.1354 |
167.8222 |
0.900569 |
0.3706 |
ROA |
7361.412 |
3889.112 |
1.892826 |
0.0620 |
DER |
-528.5663 |
208.4260 |
-2.535990 |
0.0132 |
PBV |
3.429169 |
1.172087 |
2.925695 |
0.0045 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Effects Specification |
|
|
|
|
|
|
S.D. |
Rho |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Cross-section random |
5489.086 |
0.9638 |
||
Idiosyncratic random |
1063.170 |
0.0362 |
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Weighted Statistics |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared |
0.204038 |
Mean
dependent var |
430.3537 |
|
Adjusted R-squared |
0.153660 |
S.D.
dependent var |
1163.992 |
|
S.E. of regression |
1070.835 |
Sum
squared resid |
90588251 |
|
F-statistic |
4.050184 |
Durbin-Watson
stat |
1.852256 |
|
Prob(F-statistic) |
0.002526 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Unweighted Statistics |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared |
0.090192 |
Mean
dependent var |
4986.906 |
|
Sum squared resid |
2.66E+09 |
Durbin-Watson
stat |
0.063043 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Output Eviews (2023)
Berdasarkan tabel diatas,
maka diperoleh persamaan regresi data panel
sebagai berikut:
SAHAM
= 3762.026 + 32.38650
X1 + 151.1354 X2 + 7361.412 X3 – 528.5663
X4 + 3.429169 X5 + e
Y = Harga
Saham
X1 = Inflasi
X2 = Suku Bunga
X3 = Return On Assets (ROA)
X4 = Debt to Equity Ratio (DER)
X5 = Price to Book Value (PBV)
Dari persamaan
regresi diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien
konstanta sebesar 3762.026 artinya jika variabel
Inflasi, Suku Bunga, ROA,
DER dan PBV adalah nol maka besarnya harga
saham sebesar 3762.026.
Nilai koefisien
regresi variabel Inflasi bernilai positif dan melebihi taraf signifikansi, artinya inflasi tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
Nilai koefisien
regresi variabel Suku Bunga bernilai positif dan melebihi taraf signifikansi, artinya Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap Harga
Saham.
Nilai koefisien regresi
variabel ROA bernilai positif,
artinya setiap peningkatan 1% ROA akan meningkatkan
harga saham sebesar 7361.412 dengan asumsi variabel lainnya tetap.
Nilai koefisien regresi
variabel DER bernilai negatif, artinya stiap peningkatan 1% DER akan menurunkan harga saham sebesar
-528.5663 dengan asumsi variabel lainnya tetap.
Nilai koefisien
regresi variabel PBV bernilai positif, artinya stiap peningkatan
1% PBV akan meningkatkan harga saham sebesar
3.429169 dengan asumsi variabel lainnya tetap.
Uji Asumsi
Klasik
Menurut Gujarati dan Porter (11), metode
estimasi model panel pengaruh
acak (random
effect) menggunakan metode
Generalized Least Square (GLS), sedangkan model panel pengaruh gabungan (common
effect) dan model panel pengaruh tetap (fixed effect)
menggunakan Ordinary
Least Square (OLS). Salah satu kelebihan metode GLS yaitu tidak perlu
memenuhi asumsi klasik. Jadi, apabila model regresi menggunakan Random Effect Model maka
tidak perlu dilakukan uji asumsi klasik. Sebaliknya, apabila digunakan model regresi Common Effect
Model atau Fixed
Effect Model maka perlu
dilakukan uji asumsi klasik.
Karena hasil
model yang didapatkan adalah
Random Effect Model (REM) maka tidak dilakukanuji
asumsi klasik karena Random Effect
Model (REM) merupakan metode
estimasi Generalized Least Square (GLS). Teknik GLS dipercaya mengatasi adanya autokorelasi runtun waktu (time series) serta
korelasi antar observasi (cross
section). Metode GLS menghasilkan
estimator untuk memenuhi sifat
Best Linier Unbiased Estimation
(BLUE) yang merupakan metode
treatment untuk mengatasi pelanggaran
asumsi homoskedastisitas
dan autokorelasi.
Uji Hipotesis
Uji
Persial (uji t)
Uji t-statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah taraf signifikan
5% . Dalam menentukan Uji t-statistik menggunakan hipotesis sebagai berikut:
Ho = Variabel independen mempengaruhi variabel dependen
H1 = Variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen
Ho diterima
apabila nilai prob < 0,05
Ho ditolak
apabila nilai prob >
0,05
Tabel 3 Uji Persial
(t)
Dependent Variable: Harga
Saham |
|
|
||
Method: Panel EGLS
(Cross-section random effects) |
||||
Date: 05/18/23 Time: 13:35 |
|
|
||
Sample: 2018 2022 |
|
|
||
Periods included: 5 |
|
|
||
Cross-sections included:
17 |
|
|
||
Total panel (balanced)
observations: 85 |
|
|||
Swamy and Arora estimator
of component variances |
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C |
3762.026 |
1553.151 |
2.422189 |
0.0177 |
Inflasi |
32.38650 |
133.5093 |
0.242579 |
0.8090 |
Suku Bunga |
151.1354 |
167.8222 |
0.900569 |
0.3706 |
ROA |
7361.412 |
3889.112 |
1.892826 |
0.0620 |
DER |
-528.5663 |
208.4260 |
-2.535990 |
0.0132 |
PBV |
3.429169 |
1.172087 |
2.925695 |
0.0045 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber : Output Eviews (2023)
Signifikansi tidaknya parameter individual (uji t) dapat dilihat dari
hasil perhitungan t tabel sebagai berikut :
1. Tingkat signifikansi 0,05
2. Nilai degree of freedom (df) = N-k atau 85 – 5 = 80
3. Nilai t tabel yang diperoleh
yaitu 1.990
Hasil uji parameter individual (uji t) pada tabel diatas dapat
diambil kesimpulan:
1. Pengaruh Inflasi terhadap Harga
Saham, hasil analisis uji t dari model regresi diperoleh nilai t hitung
bertanda positif dan lebih kecil dari t tabel (0.242579 < 1.990 ) dan nilai prob 0.8090 > 0,05. Berdasarkan kriteria keputusan uji t,
maka Ho ditolak. Artinya variabel Inflasi tidak
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham.
2. Pengaruh Suku Bunga terhadap
Harga Saham hasil analisis uji t dari model regresi diperoleh nilai t hitung
bertanda positif dan lebih kecil dari t tabel (0.900569 < 1.990 ) dan nilai prob 0.3706 > 0,05. Berdasarkan kriteria keputusan uji t,
maka Ho ditolak. Artinya variabel Suku Bunga tidak
berpengaruh positif signifikan
terhadap Harga Saham.
3. Pengaruh ROA terhadap harga
saham hasil analisis uji t dari model regresi diperoleh nilai t hitung bertanda
positf dan lebih kecil dari t tabel (1.892826 < 1.990 ) dan nilai prob 0.0620 > 0,05. Berdasarkan kriteria keputusan uji t, maka Ho
ditolak, meskipun variabel ROA ini di tolak namun angka signifikansi
mendekati nilai signifikan yang sudah ditentukan.
Artinya variabel ROA tetap berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham namun dengan
presentase yang cukup lemah.
Karena ROA merupakan alat
untuk mengukur efektifitas sebuah perusahaan dalam memperoleh laba.
4. Pengaruh DER terhadap harga
saham hasil analisis uji t dari model regresi diperoleh nilai t hitung bertanda
negatif dan lebih besar dari t tabel (-2.535990 > -1.990 ) dan nilai prob
0.0132 < 0,05. Berdasarkan kriteria keputusan uji t, maka Ho
diterima. Artinya variabel DER
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham.
5. Pengaruh PBV terhadap harga saham hasil analisis uji t dari model
regresi diperoleh nilai t hitung bertanda positif dan lebih besar dari t tabel (-2.925695 > -1.990 ) dan nilai prob 0.0045 < 0,05. Berdasarkan kriteria keputusan uji t, maka Ho
diterima. Artinya variabel PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham.
Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Koefisien determinasi (Adjust
R-Square) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependennya. Koefisien
determinasi dinyatakan dalam Adjusted
R-square karena
variabel bebas (variabel independen) yang digunakan lebih dari satu. Nilai Adjust R-square yang mendekati 1 berarti
kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Koefisien determinasi dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
|
Weighted Statistics |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared |
0.204038 |
Mean
dependent var |
430.3537 |
|
Adjusted R-squared |
0.153660 |
S.D.
dependent var |
1163.992 |
|
S.E. of regression |
1070.835 |
Sum
squared resid |
90588251 |
|
F-statistic |
4.050184 |
Durbin-Watson
stat |
1.852256 |
|
Prob(F-statistic) |
0.002526 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber : Output Eviews (2023)
Berdasarkan output regresi Random
Effect Model (REM) pada kolom nilai
R-squared, diperoleh nilai koefisien determinasi (R-Squared) model regresi
sebesar 0.204038. Dapat disimpulkan bahwa kontribusi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yaitu sebesar 20,4038% sedangkan sisanya disebabkan oleh faktor lain
diluar penelitian.
Pengaruh Inflasi terhadap Harga Saham
Dalam ilmu ekonomi, inflasi
merupakan suatu proses meningkatya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme
pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi
atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi
barang. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa inflasi dapat mempengaruhi
harga saham. Namun pada penelitian ini laju inflasi selama
lima tahun terakhir ini tidak berdampak pada harga saham, meskipun
itu disebabkan oleh laju inflasi yang bersifat temporer dimana saat terjadi gejolak
sementara dengan adanya pandemi covid19 yang memungkinkan inflasi akan meningkat namun tidak mempengaruhi
minat investor dalam berinvestasi karena seluruh kegiatan investasi bisa dilakukan secara online.
Hasil pengujian menunjukkan inflasi tidak
berpengaruh terhadap harga saham indeks LQ45. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Olivia The, Dea Afifah (Wijaya & Muljo, 2022) yang menyatakan “bahwa
inflasi berpengaruh positif terhadap return saham yang artinya akan berpengaruh
juga terhadap harga saham.”
Pengaruh Suku Bunga terhadap Harga Saham
Suku bunga merupakan biaya yang harus di bayar oleh peminjam untuk
memperoleh dana dari pemberi pinjaman dalam jangka waktu tertentu. Tingkat suku bunga menentukan besarnya tabungan
ataupun investasi. Kenaikan dalam suku bunga akan mengurangi keinginan masyarakat
dan investor untuk melakukan investasi.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa suku bunga
dapat mempengaruhi harga saham. Namun
pada penelitian ini tingkat
suku bunga selama lima tahun terakhir ini tidak berdampak pada harga saham, meskipun suku bunga mempengaruhi tingkat
aktivitas ekonomi justru tidak mempengaruhi
minat investor dalam berinvestasi saat pandemi covid19, karena semua kegiatan berinvestasi dapat dilakukan secara online.
Hasil pengujian menunjukkan suku bunga
tidak berpengaruh terhadap harga saham indeks LQ45. Hasil
penelitian ini bertentangan dengan hasil
penelitian terdahulu
yang disampaikan oleh (Zannati &
Budiarti, 2021) yang menyatakan “bahwa hanya
suku bunga BI Rate yang terkonfirmasi memberikan efek signifikan terhadap harga saham.”
Pengaruh Return On Assets terhadap Harga Saham
Retuen On Assets (ROA) yaitu rasio
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam
menghasilakan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, dimana perusahaan memiliki kemampuan kinerja keuangan yang baik akan memiliki presepsi tinggi bagi calon investor, karena perusahaan mampu menunjukan kepada mereka bahwa
perusahaan mampu memenuhi presepsi investor. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ROA dapat mempengaruhi harga saham karena jika
suatu perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka akan mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi.
Hasil pengujian
menunjukkan ROA berpengaruh
terhadap harga saham indeks LQ45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) namun dengan
tingkat signifikansi yang
cukup lemah. Hasil penelitian
ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang disampaikan oleh (Dewi & Suwarno,
2022) yang menyatakan “bahwa hasil penelitiannya pada indikator ROA berpengaruh
terhadap harga saham indeks LQ45 periode 2016-2021.”
Pengaruh Debt to Equity Ratio
terhadap Harga Saham
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk
mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua
hutang perusahaan. Debt to Equity Ratio
yang rendah akan mempunyai
resiko kerugian lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot, namun ketika
kondisi ekonomi membaik, kesempatan memperoleh laba rendah. Sebaliknya
perusahaan dengan rasiolaverage
tinggi, beresiko menanggung kerugian yang besar ketika keadaan ekonomi merosot,
tapi mempunyai kesempatan memperoleh laba besar saat ekonomi membaik. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa DER dapat mempengaruhi harga saham karena
kemampuan sebuah perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek maupun
jangka panjang melalui aset perusahaan
pada indeks LQ45 sudah cukup baik selama
lima tahun terakhir.
Adanya pengaruh negatif dan
signifikan DER terhadap Harga Saham, hal itu menandakan bahwa setiap
meningkatnya DER akan menyebabkan harga
saham turun. Arah hubungan yang ditunjukkan pada
penelitian ini yaitu negatif. Dimana hasil pengujian menunjukkan semakin besar
DER maka harga saham indeks LQ45
akan menurun. Hasil penelitian ini
sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Langgeni,
2022) menyatakan “bahwa variabel DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham.”
Pengaruh Price to Book Value terhadap
Harga Saham
Price to Book Value (PBV) adalah
suatu nilai yang digunakan untuk membandingkan apakah sebuah saham relatif
lebih mahal atau lebih murah bila
dibandingkan dengan harga saham lainnya.
Perusahaan yang tingkat pengembalian
atas ekuitasnya tinggi biasanya menjual sahamnya dengan penggandaan nilai buku yang lebih tinggi dari
pada perusahaan lain yang tingkat
pengembaliannya rendah.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa PBV dapat mempengaruhi harga saham karena investor dapat membandingkan apakah
sebuah saham lebih mahal atau lebih murah dibandingkan dengan saham lainnya, sehingga dapat mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi.
Adanya pengaruh positif dan signifikan PBV
terhadap Harga Saham, hal itu menandakan
bahwa setiap meningkatnya PBV akan menyebabkan harga saham meningkat. Arah hubungan yang ditunjukkan pada penelitian ini yaitu positif. Dimana hasil pengujian menunjukkan semakin besar PBV maka harga saham indeks
LQ45 akan semakin besar pula. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Lestari, 2022) menyatakan “bahwa Price to Book Value (PBV) berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham.”
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Analisis Faktor Makro Ekonomi Dan Faktor
Internal Rasio Keuangan
Terhadap Harga Saham Indeks LQ-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
2018-2022, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Inflasi tidak berpengaruh terhadap harga
saham indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). 2. Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap harga saham indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. ROA berpengaruh terhadap harga saham indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) namun
dengan tingkat signifikansi yang cukup lemah. 4.
DER berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Harga Saham indeks
LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 5.
PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Harga Saham indeks LQ45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI). 6. Hasil Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan
bahwa kontribusi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yaitu sebesar 20,4038% sedangkan sisanya disebabkan oleh faktor lain diluar penelitian.
DFTARPUSTAKA
Adikerta, I. Made
Angga, & Abundanti, Nyoman. (2020). Pengaruh Inflasi, Return On Assets, Dan
Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham. E-Jurnal Manajemen, 9(3),
968–987.
Dewanti, Olivia. (2022). Pengaruh
Debt To Equity Ratio, Cash Ratio Dan Dividend Payout Ratio Terhadap Harga Saham
Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Ristansi: Riset Akuntansi, 3(1),
1–11.
Dewi, Natasha Salamona, &
Suwarno, Agus Endro. (2022). Pengaruh ROA, ROE, EPS dan DER terhadap Harga
Saham Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2016-2020). Seminar Nasional Pariwisata Dan
Kewirausahaan (SNPK), 1, 472–482.
Langgeni, T. (2022). Pengaruh Debt
To Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Earning Per Share (EPS) Dan
Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Pada Indeks LQ45 Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2016-2020. Universitas Islam Riau.
Lestari, Dewi Indah. (2022). Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pertambangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2020. Stie Indonesia
Banjarmasin.
Maronrong, Ridwan Maronrong, &
Nugrhoho, Kholik. (2017). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Dan Nilai Tukar Terhadap
Harga Saham Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Otomotif Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2012-2017. Jurnal STEI Ekonomi, 26(02), 277–295.
Maulani, Denia, & Riani, Desmy.
(2021). Pengaruh inflasi, suku bunga dan rasio keuangan terhadap harga saham. Oikonomia:
Jurnal Manajemen, 17(2), 84–96.
Riandana, Delta Sagita, &
Puspawati, Dewita. (2022). Factors Influencing Online Purchase Intention
Through E-Commerce in The Millennial Generation.
Wijaya, Dea Afifah, & Muljo, Hery
Harjono. (2022). The Effect Analysis of Solvency Ratio, Profitability Ratio and
Inflation on Stock Return. Business Economic, Communication, and Social
Sciences Journal (BECOSS), 4(1), 65–73.
Yakhub, Ajhar Mukhammad, &
Kristanti, Ika Neni. (2022). Pengaruh Kinerja Laporan Keuangan Terhadap Return
Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ45 Tahun 2018-2020. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi (JIMMBA), 4(4), 567–584.
https://doi.org/10.32639/jimmba.v4i4.150
Zannati, Rachma, & Budiarti,
Endang. (2021). Faktor fundamental kinerja keuangan terhadap harga saham Lq45. Oikonomia:
Jurnal Manajemen, 17(2), 155–169. https://doi.org/10.47313/oikonomia.v17i2.1254
Aprianto Noor Rachmat. (2017). Analisis
Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Tingkat
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada
Perusahaan Real Estate Yang Terdaftar Di Bei Tahun
2016-2017.
Aryawan, G. (2022). Gross Domestic Product, BI Rate dan Sesitivitas Kurs Terhadap Return
Saham Perusahaan Terindeks LQ45. WACANA EKONOMI
(Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Akuntansi),
21(1), 64–71. https://doi.org/10.22225/we.21.1.2022.64-71
Dedi Suselo,
A. D. N. K. I. (2015). Pengaruh Variabel Fundamental Dan Makro Ekonomi Terhadap
Harga Saham (Studi Pada Perusahaan yang Masuk dalam Indeks LQ45) . Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM), 13.
Eka Putra Jaya, R. K. (2021). Pengaruh
Return On Assets, Debt To Equity Ratio Dan Price To
Book Value Terhadap Return Saham Perusahaan Lq45 Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018. Jurnal
Bina Akuntansi, 8, 51–67.
Gledis L M Tuju, P. V. R. J. J. P.
(2022). Analisis Faktor Eksternal
Dan Internal Yang Mempengaruhi Harga Saham Perusahaan
Perbankan Lq45 Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020. EMBA , 10, 1694–1704.
Glins. (2022, Mei 25). Analisis Funda
Mental Dan Teknitkal : Apa Saja Perbedaannya.
Https://Glints.Com/Id/Lowongan/Analisis-Fundamental-Dan-Teknikal/#.Y0z8PWkxeNw.
https://glints.com/id/lowongan/analisis-fundamental-dan-teknikal/#.Y0z8PWkxeNw
Gusti, I., Ajeng,
A., Ratih, N., & Candradewi, R. (t.t.). The
Effect of Exchange Rate, Inflation, Gross Domestic Bruto,
Return on Assets, and Debt to Equity Ratio on Stock Return in LQ45 Company. Dalam American Journal of Humanities and Social Sciences
Research (Issue 6). www.ajhssr.com
Hamzah, H., Valeriani,
D., & Yusfany, A. (2021). Pengaruh Variabel Makro
Ekonomi Terhadap Indeks Harga Saham LQ-45 Di Bursa
Efek Indonesia. SOROT, 16(2), 85.
https://doi.org/10.31258/sorot.16.2.85-98
Ignatius Roni Setyawan
& Redha Syaftina.
(2013). Penilaian Kinerja Keuangan
Pada Emiten LQ-45 Periode
2007-2011 di Bursa Efek Indonesia . Jurnal Akutansi, XVII, 84–100.
Ima Andriyani,
C. A. (2016). Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Nilai Buku Terhadap
Harga Saham Perusahaan Indeks Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) .
Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis , 15.
Kompas. (2021, Desember
2). Pengertian Pasar Modal, Fungsi, Dan Pelaku Yang Terlibat. Kompas.Com.
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/money/read/2021/12/02/101733426/pengertian-pasar-modal-fungsi-dan-pelaku-yang-terlibat
Meilin Veronica, R. A. P. (2020).
Pengaruh Faktor Fundamental Makro Ekonomi Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Properti di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Perbankan Syariah,
6.
Randi Rahmat, V. F. (2022). Pengaruh ROA,Roe dan NPM terhadap Harga
Saham pada Perusahaan Non Perbankan yang terdaftar di LQ45. Jurnal Ilmu
Manajemen , 10(1), 8–13.
Kosmaryati, C. A. H. R. N. I. E. W. (2019). Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kriminalitas
di Indonesia Tahun 2011-2016 dengan Regresi Data Panel . Indonesian
Journal of Applied Statistics, 2.