HARGA,
KUALITAS PELAYANAN, DAN CITRA PERUSAHAAN DALAM MEMILIH JASA PERJALANAN WISATA
Erwin Rasyid,
Dian Indah Lestari
STIE Unisadhuguna, Jakarta, Indonesia
Email: erwin.rasjid@ubs-usg.ac.id, indahdian54@gmail.com
Abstrak
Dampak
pandemi COVID-19 terhadap industri pariwisata adalah penurunan jumlah wisatawan
mancanegara yang datang ke Indonesia. Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi
industri perjalanan selama pandemi COVID-19, diperlukan strategi untuk bertahan
dan bangkit kembali. Menyikapi perubahan yang terjadi, Traveloka berkesimpulan
bahwa keputusan pembelian konsumen terhadap layanan travel Traveloka
dipengaruhi oleh harga, kualitas layanan, dan citra perusahaan. Populasi
penelitian ini adalah mahasiswa STIE UniSadhuGuna yang menggunakan layanan
Traveloka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga, kualitas layanan, dan
citra perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian baik
secara parsial maupun bersama-sama terhadap keputusan pembelian jasa travel di
Traveloka.
Kata
kunci: Harga, Citra Merek, Kualitas
Layanan dan Keputusan Pembelian
Abstract
The
impact of the COVID-19 pandemic on the tourism industry is a decrease in the
number of foreign tourists coming to Indonesia. To overcome the challenges
facing the travel industry during the COVID-19 pandemic, a strategy is needed
to survive and bounce back. In addressing the changes that have taken place,
Traveloka concludes that consumers' purchasing decisions on Traveloka's travel
services are influenced by price, service quality, and corporate image. The
population of this study is students at STIE UniSadhuGuna who use Traveloka
services. The results of the study show that price, service quality, and
corporate image have a significant influence on purchasing decisions both
partially and jointly on purchasing decisions for travel services at Traveloka.
Keywords: Price, Brand
Image, Service Quality and Purchase Decision
Pendahuluan
Adanya pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir tidak hanya
menyebabkan masalah pada kesehatan tetapi juga menyebabkan terganggunya
perekonomian secara global. Pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling
terdampak pandemi COVID-19. Dampak dari adanya pandemi COVID-19 di sektor
pariwisata adalah adanya penurunan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke
Indonesia. Selain itu, juga berdampak pada menurunnya pendapatan nasional yang
berasal dari sektor pariwisata. Tantangan yang harus dihadapi para pelaku
industri di sektor pariwisata adalah harus mampu beradaptasi terhadap kebiasaan
baru wisatawan dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh
pemerintah. Hal tersebut menjadi tantangan besar bagi para pelaku industri yang
bergerak di sektor pariwisata di indonesia untuk dapat bertahan di tengah pandemic
(Dena,
2020). Meskipun menjadi salah satu yang
paling terdampak karena pandemi, sektor pariwisata harus segera berbenah dan
bangkit kembali.
Tahun 2020 adalah tahun yang cukup berat bagi
industri pariwisata https://www.traveloka.com/id-id/about-us.
Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak sangat signifikan terhadap pariwisata
Indonesia. Merosotnya jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara akibat
pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah, serta
penutupan akses internasional dari berbagai negara telah membuat industri
pariwisata memburuk.
Untuk mengatasi tantangan pada sektor pariwisata di masa
pandemi COVID-19 diperlukan strategi untuk dapat bertahan dan bangkit kembali.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan inovasi pada
hal pemasaran (Romadlon,
Marlien, & Widyasari, 2020), mencari pasar baru, serta jaminan keamanan dari
ancaman COVID-19 (Safitri,
2020). Hal tersebut akan membuat wisatawan
tertarik untuk berkunjung dan tetap mematuhi protokol kesehatan agar tidak
terkena COVID-19. Selain itu, diharapkan pariwisata di indonesia dapat kembali
bangkit setelah 2 tahun mengalami keterpurukan akibat adanya pandemi COVID-19
(Kemenparekraf, 2021).
Selama pandemi terdapat perubahan pola kebutuhan dan perilaku
masyarakat dalam menentukan aktivitas pariwisata. Traveloka merupakan salah
satu penyedia jasa perjalanan wisata secara online yang populer di Indonesia,
melakukan studi pola kebutuhan dan perilaku masyarakat yang melibatkan beberapa
ribu pengguna dan menghasilkan tiga kesimpulan yaitu penerapan protokol
kesehatan yang terjaga, fleksibilitas pemesanan dan promosi harga yang selalu
dicari dari konsumen.
Dari berita republika.co.id
pada Kamis (17/6/2021), dalam melakukan promosi Traveloka memberikan promo
harga tengah tahun di lima kota Indonesia dan melakukan kerja sama dengan
maskapai Citilink guna memulihkan industri pariwisata Tanah Air yang terdampak
pandemi Covid-19. Inovasi dan strategi Traveloka untuk tetap bisa melayani para
customer pada saat pandemi adalah Clean Partners yaitu komitmen dari para
partner Traveloka untuk memenuhi protokol kesehatan, Order Now and Delivery
untuk menjaga social distancing, serta Traveloka Live Stream
untuk menawarkan program seru dan promosi dari aplikasi dan media sosial
Traveloka (Romadlon
et al., 2020).
Traveloka juga membangun brand
awarness perusahaan dan produk, memastikan pesan perusahaan konsisten dan
sesuai dengan narasi perusahaan. Brand
awareness merupakan suatu daya ingat konsumen terhadap suatu produk yang
telah melekat dalam benak konsumen akan suatu kebutuhan tertentu (Aryani,
2018). Dengan adanya branding yang kuat pada Traveloka memberikan identitas yang khas
kepada perusahaan ini agar tidak kalah dari para pesaingnya. Dalam menghadapi perubahan yang terjadi Traveloka
meyimpulkan bahwa keputusan pembelian konsumen jasa perjalanan wisata di
Traveloka dipengaruhi oleh harga, kualitas pelayanan dan citra perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga,
kualitas pelayanan, citra perusahaan baik secara parsial maupun secara
bersama-sama (simultan) terhadap keputusan pembelian jasa perjalanan melalui Traveloka.
Metode
Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan uji
regresi linear berganda. Metode kuantitatif adalah ilmu yang berkaitan dengan
tata cara (metode) pengumpulan data, analisa data, dan interpretasi hasil
analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan
keputusan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda, untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara kualitas
produk dan brand image terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini akan melakukan survey
dengan menggunakan alat kuisioner sebagai instrumen pengumpulan data dan hasil
itulah akan diolah dengan software SPSS versi 22. Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa di STIE UniSadhuGuna yang menggunakan layanan Traveloka. Cara
pengambilan sampel dengan sampling
accidental di mana mahasiswa STIE UniSadhuGuna yang menggunakan layanan
Traveloka adalah sampel penelitian.
Di sini penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh
informasi dan data yang berkaitan dengan kondisi nyata atau fakta yang ada
dilapangan. Langkah-langkah yang ditempuh antara lain:
a)
Observasi
Merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek
penelitian yang dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.
Teknik pengumpulan data observasi digunakan untuk memperoleh data proses
jalannya pengisian angket.
b)
Kuesioner
(Angket) Merupakan suatu cara
pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pernyataan kepada para mahasiswa di
STIE UniSadhuGuna yang menggunakan layanan Traveloka. Kuesioner disusun
menggunakan pertanyaan tertutup diberi skor menurut skala Likert.
Hasil dan Pembahasan
Uji Validitas
Tabel
1. Hasil uji validitas variabel Harga (X1)
Butir |
Rhitung |
Rtabel |
Status |
1 |
0,694 |
0,242 |
Valid |
2 |
0,657 |
0,242 |
Valid |
3 |
0,664 |
0,242 |
Valid |
4 |
0,730 |
0,242 |
Valid |
5 |
0,433 |
0,242 |
Valid |
6 |
0,528 |
0,242 |
Valid |
7 |
0,676 |
0,242 |
Valid |
8 |
0,618 |
0,242 |
Valid |
Sumber:
Hasil data diolah tahun 2023
Tabel
1 di atas menunjukan nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa peryataan 1 sampai 8 variabel Harga (X1) valid.
Tabel
2. Hasil uji validitas variabel Kualitas Pelayanan (X2)
Butir |
Rhitung |
Rtabel |
Status |
1 |
0,811 |
0,242 |
Valid |
2 |
0,770 |
0,242 |
Valid |
3 |
0,765 |
0,242 |
Valid |
4 |
0,787 |
0,242 |
Valid |
5 |
0,596 |
0,242 |
Valid |
6 |
0,651 |
0,242 |
Valid |
7 |
0,763 |
0,242 |
Valid |
8 |
0,705 |
0,242 |
Valid |
Sumber:
Hasil data diolah tahun 2023
Tabel
2 menunjukan nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa peryataan 1 sampai 8 variabel Kualitas Pelayanan (X2) adalah
valid.
Tabel
3. Hasil Uji validitas variabel Citra Perusahaan (X3)
Butir |
Rhitung |
Rtabel |
Status |
1 |
0,626 |
0,242 |
Valid |
2 |
0,825 |
0,242 |
Valid |
3 |
0,810 |
0,242 |
Valid |
4 |
0,794 |
0,242 |
Valid |
5 |
0,729 |
0,242 |
Valid |
6 |
0,688 |
0,242 |
Valid |
7 |
0,775 |
0,242 |
Valid |
8 |
0,754 |
0,242 |
Valid |
Sumber:
Hasil data diolah tahun 2023
Tabel
3 di atas menunjukan hasil uji validitas terhadap semua butir pernyataan variabel
Citra Perusahaan (X3) dapat disimpulkan bahwa peryataan 1 sampai 8 variabel Citra
Perusahaan (X3) adalah valid.
Tabel
4. Hasil Uji validitas variabel Keputusan Pembelian (Y)
Butir |
Rhitung |
Rtabel |
Status |
1 |
0,256 |
0,242 |
Valid |
2 |
0,261 |
0,242 |
Valid |
3 |
0,271 |
0,242 |
Valid |
4 |
0,500 |
0,242 |
Valid |
5 |
0,394 |
0,242 |
Valid |
6 |
0,362 |
0,242 |
Valid |
7 |
0,495 |
0,242 |
Valid |
8 |
0,450 |
0,242 |
Valid |
9 |
0,335 |
0,242 |
Valid |
10 |
0,611 |
0,242 |
Valid |
11 |
0,512 |
0,242 |
Valid |
12 |
0,496 |
0,242 |
Valid |
13 |
0,609 |
0,242 |
Valid |
14 |
0,802 |
0,242 |
Valid |
15 |
0,657 |
0,242 |
Valid |
16 |
0,543 |
0,242 |
Valid |
17 |
0,504 |
0,242 |
Valid |
18 |
0,363 |
0,242 |
Valid |
19 |
0,408 |
0,242 |
Valid |
20 |
0,514 |
0,242 |
Valid |
Sumber:
Hasil data diolah tahun 2023
Hasil
uji validitas terhadap semua butir pernyataan variabel Keputusan Pembelian (Y)
dapat disimpulkan 20 pernyataan variabel Keputusan Pembelian (Y) adalah valid.
Uji Reliabilitas
Tabel
5. Hasil Uji Reliabilitas Variabel-variabel Penelitian
Item Pertanyaan |
Cronbach’a
Alpha |
N
of Items |
Keterangan |
Harga (X1) |
0,753 |
8 |
Reliabel |
Kualitas Pelayanan (X2) |
0,862 |
8 |
Reliabel |
Citra Perusahaan (X3) |
0,887 |
8 |
Reliabel |
Keputusan Pembelian (Y) |
0,766 |
20 |
Reliabel |
Sumber: Hasil data diolah tahun 2023
Dari
uji reliabilitas terhadap semua variable-variabel pada penelitian ini, semua
variable dinyatakan reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s Alpha di atas
0,600 (Sugiyono, 2017).
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Tabel
6. Hasil Uji Normalitas Data
|
|
Unstandardized
Residual |
N |
|
64 |
Normal Parametera.b |
Mean |
0,0000000 |
|
Std.
Deviation |
3,85547043 |
Most Extreme Differences |
Absolute |
0,102 |
|
Positive |
0,065 |
|
Negative |
-0,102 |
Test Statistic |
|
0.102 |
Asymp. Sig. (2-talled) |
|
.093c |
Sumber:
Hasil data diolah tahun 2023
Berdasarkan
hasil pada Tabel 6 di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi di atas 0,05
yaitu sebesar 0,093. Hal ini berarti data residual tersebut terdistribusi
secara normal.
Uji Multikolinearitas
Tabel
7. Hasil Uji Multikolinearitas
Model |
|
Collinearty
Statistics |
|
|
Tolerance |
VIF |
|
1 |
(Constant) |
|
|
|
Harga |
0.734 |
1,362 |
|
Kualitas Pelayanan |
0.624 |
1,602 |
|
Citra Perusahaan |
0.722 |
1,385 |
a. Dependent
Variable: Keputusan Pembelian |
Sumber:
Hasil data diolah tahun 2023
Nilai
VIF semua variable penelitian lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih
besar dari 0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas
di dalam model.
Uji Heteroskedastisitas
Gambar1. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber:
Hasil data diolah tahun 2023
Dengan
menggunakan metode grafik dalam menentukan gejala heteroskedastisitas pada
model, diketahui tidak terdapat gejala tersebut. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 2, yang menunjukan bahwa titik-titik observasi berada disekitar titik
nol dan tidak membentuk suatu pola tertentu.
Uji Regresi Linear Berganda
Tabel
8. Hasil Regresi Linear Berganda
Model |
|
Collinearty
Statistics |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
|
B |
Sdt.
Error |
Beta |
|
|
||
1 |
(Constant) |
35,609 |
6,823 |
|
5,219 |
0,000 |
|
Harga |
0.476 |
0,206 |
|
2,313 |
0,024 |
|
Kualitas Pelayanan |
0.485 |
0,201 |
|
2,418 |
0,019 |
|
Citra Perusahaan |
0.413 |
0,196 |
|
2,106 |
0,039 |
Sumber: Hasil data diolah
tahun 2023
Berdasarkan
tabel di atas dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y= 35,609 + 0,476 (X1) + 0,485 (X2) + 0,413 (X3)
Persamaan
pengujian regresi linier tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta
= 35,609
Jika nilai variabel Harga (X1), Kualitas
Pelayanan (X2) dan Citra Perusahaan (X3) bernilai nol, maka nilai variabel
Keputusan Pembelian (Y) sebesar 35,609.
b. Koefisien
X1
Jika nilai variabel Harga (X1) mengalami
kenaikan satu satuan, sementara Kualitas Pelayanan (X2) dan Citra Perusahaan
(X3) dianggap tetap, maka akan menaikan variabel Keputusan Pembelian (Y) sebesar
0,476.
c. Koefisien
X2
Jika nilai variabel Kualitas Pelayanan (X2)
mengalami kenaikan satu satuan, sementara Harga (X1) dan Citra Perusahaan (X3)
dianggap tetap, maka akan mempengaruhi kenaikan variabel Keputusan Pembelian
(Y) sebesar 0,485.
d. Koefisien
X3
Jika nilai variabel Citra Perusahaan (X3)
mengalami kenaikan satu satuan, sementara Harga (X1) dan Kualitas Pelayanan
(X2) dianggap tetap, maka akan mempengaruhi kenaikan variabel Keputusan
Pembelian (Y) sebesar 0,413.
Uji – t
a. Variabel
harga memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05 yang berarti hipotesis
diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa harga berpengaruh pada keputusan
pembelian.
Dalam jurnal (Kencana, 2019) harga adalah suatu
nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang
diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu
tertentu dan tempat tertentu. Istilah harga digunakan untuk memberi nilai
finansial pada suatu kelompok produk barang atau jasa. Disebutkan juga menurut
Kotler & Amstrong dalam Irawan 2020, harga adalah sejumlah uang yang
ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan
para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu
produk atau jasa.
Dalam (Tjiptono, 2019) menjelaskan nilai
(value) bisa dipersepsikan secara berbeda oleh para pelanggan dikarenakan
perbedaan preferensi, selera, pengetahuan dan pengalaman dengan jasa, daya beli
dan kesediaan untuk membeli. Dijelaskan juga bahwa menurut Zeithaml dalam Irawan
2020, mengidentifikasikan nilai berdasarkan perspektif pelanggan yang
berimplikasi pada alternatif strategi penetapan harga jasa:
1) Nilai
(value) adalah harga murah.
2) Nilai
adalah segala sesuatu yang diinginkan dari suatu produk atau jasa.
3) Nilai
adalah kualitas yang didapatkan dari harga yang dibayarkan.
4) Nilai
adalah semua yang didapatkan dari semua yang diberikan konsumen.
Bagus (Subantoro & Wahyuati, 2019) menyebutkan bahwa
harga memiliki dua peran utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli
yaitu peran alokasi harga dan peran informasi dari harga.
b. Variabel
Kualitas Pelayanan memiliki signifikansi 0,019 < 0,05 yang berarti hipotesis
diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh pada
keputusan pembelian.
Secara sederhana istilah
perilaku konsumen dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif utama, yaitu
(1) pikiran dan Tindakan manusia, serta (2) bidang studi atau accumulated body of knowledge. Sebagai
pikiran dan tindakan manusia, perilaku konsumen merupakan serangkaian aktivitas
yang dilakukan konsumen dalam rangka mencari solusi atau kebutuhan dan
keinginannya. Rangkaian aktivitas tersebut meliputi berbagai proses psikologis
seperti pikiran, perasaan dan perilaku. Keseluruhan proses tersebut bermuara pada
terciptanya nilai (value), spesifik (nilai = yang didapat dikurangi apa yang
diberikan).
Keputusan pembelian merupakan
hal yang perlu dipertimbangkan konsumen dalam proses pemenuhan kebutuhan suatu
barang dan jasa. Sebelum membeli barang atau jasa, konsumen terlebih dahulu
akan memiliki beberapa alternatif. Kemudian konsumen akan memutuskan salah
satunya, maka konsumen telah melakukan keputusannya.
Dengan terciptanya keputusan
pembelian yang tinggi, perusahaan dapat menjual produk dan jasanya dengan
jumlah yang banyak. Dalam persaingan untuk mendapatkan keputusan pembelian memuaskan
kebutuhan konsumen konsumen, khususnya pada perusahaan yang masih menggunakan
cara konvensional dalam memasarkan produk atau jasanya, perusahaan
berlomba-lomba membuat konsumen menjadi puas dengan produk atau jasa yang
diberikan. Namun seiring berjalannya waktu konsumen akan lebih memilih membeli
produk atau jasa dengan cara yang mudah dan nyaman, sehingga jika perusahaan
tidak dapat menarik konsumen untuk melakukan pembelian maka perusahaan akan
mengalami kerugian (Prabowo & Santoso, 2022).
Menurut (Tjiptono, 2019), salah satu faktor
fundamental dalam studi perilaku konsumen adalah premis bahwa “people often buy
products not for what they do, but for what they mean”. Artinya, konsumen membeli
sebuah produk bukan semata-mata karena mengejar manfaat fungsionalnya, namun
lebih dari itu juga mencari makna tertentu (seperti citra diri, gengsi, bahkan
kepribadian).
Dalam jurnal Joko Bagio Santoso (2019)
menjelaskan bahwa menurut (Fadhilah & Pratiwi, 2021) kualitas pelayanan
adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan untuk memenuhi keinginan konsumen. (Rohaeni, 2018) Kualitas pelayanan
adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Dimensi kualitas pelayanan dibangun atas adanya perbandingan 2 faktor utama
yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (perceived service) dengan layanan yang
sesungguhnya diharapkan atau diinginkan (expected
service).
c. Variabel
citra perusahaan memiliki signifikansi 0,039 < 0,05 yang berarti hipotesis
diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa Citra Perusahaan berpengaruh pada
keputusan pembelian.
Dalam jurnal (Fakhrudin, 2019) menjelaskan bahwa
citra perusahaan adalah persepsi seseorang mengenai suatu citra organisasi dan
persepsi-persepsi ini diciptakan melalui seluruh indra: penglihatan,
pendengaran, penciuman, peraba, cita rasa dan perasaan yang dialami melalui
penggunaan produk, pelayanan konsumen, lingkungan komersial dan komunikasi
perusahaan, itu merupakan hasil dari setiap yang dilakukan dan tidak dilakukan
perusahaan (Kotler & Keller, 2016).
Citra perusahaan tidak dapat
dilakukan dalam semalam, sebaiknya citra perusahaan harus dibangun oleh
perusahaan tersebut guna memberikan kesan dan persepsi positif bagi konsumen.
Citra merupakan seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki oleh
seseorang terhadap suatu objek (Subantoro & Wahyuati, 2019).
Menurut (Kotler & Amstrong, 2018) kredibilitas
perusahaan adalah sejauh mana pelanggan percaya bahwa perusahaan dapat
merancang dan memberikan produk layanan yang memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka. Kredibilitas perusahaan tergantung pada tiga faktor:
1)
Keahlian perusahaan, sejauh mana perusahaan dipandang
mampu membuat dan menjual produk atau melakukan layanan.
2)
Kepercayaan perusahaan, sejauh mana perusahaan
dipandang termotivasi untuk jujur, dapat diandalkan dan peka terhadap kebutuhan
pelanggan.
3)
Corporate
likability, sejauh mana suatu perusahaan dipandang disukai, menarik, bergengsi
dan dinamis.
Uji F
Tabel 9. Hasil Uji F
Model |
Sum
of Squares |
df |
Mean
Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
715,703 |
3 |
238,568 |
14,573 |
.000b |
|
Residual |
982,234 |
60 |
16,371 |
|
|
|
Total |
1697,938 |
63 |
|
|
|
a. Dependent
Variabel: Keputusan Pembelian |
||||||
b. Predictor:
(Constant), Citra Perusahaan, Harga, Kualitas Pelayanan |
Sumber: Hasil data diolah
tahun 2023
Pada tabel di atas memberikan informasi tentang uji-F, dengan membandingkan
signifikansi dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil uji F di atas
diperoleh nilai Fhitung sebesar 14,573 dan Ftabel sebesar 2,76. Karena nilai
Fhitung (14,573) > Ftabel (2,76) maka dapat disimpulkan bahwa variabel
keputusan pembelian dipengaruhi oleh ke tiga variabel independen harga,
kualitas pelayanan dan citra perusahaan secara bersama-sama.
Uji Determinan R2
Tabel 10. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model |
R |
R
Square |
Adjusted
R Square |
Of the
Estimate |
1 |
.649a |
0,422 |
0,393 |
4,046 |
a. Predictors:
(Constant), Citra Perusahaan, Harga, Kualitas Pelayanan |
||||
b. Dependent
Variabel: Keputusan Pembelian |
Sumber: Hasil data diolah tahun 2023
Dari data di atas
dapat diketahui bahwa nilai dari nilai R = 0,649 hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang cukup kuat antara variabel harga, kualitas pelayanan,
dan citra perusahaan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan Adjusted R Square
(R2) sebesar 0,393 atau sebesar 39,3%. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya
kemampuan variabel harga, kualitas pelayanan dan citra perusahaan terhadap
variabel keputusan pembelian adalah sebesar 39,3%, sedangkan sisa 60,7%
dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor-faktor dan variabel independen lainnya
yang tidak diikutsertakan dalam model penelitian ini.
Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis maka
penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Variable Harga (X1) memiliki
pengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). Hal ini mengindikasikan
bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian jasa perjalanan wisata di
Traveloka pada mahasiswa STIE UniSadhuguna, Variable Kualitas Pelayanan (X2)
memiliki pengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). Hal ini
mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian
jasa perjalanan wisata di Traveloka pada mahasiswa STIE UniSadhuguna, Variable
Citra Perusahaan (X3) memiliki pengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
(Y). Hal ini mengindikasikan bahwa citra perusahaan berpengaruh terhadap
keputusan pembelian jasa perjalanan wisata di Traveloka pada mahasiswa STIE
UniSadhuguna, Variable Harga (X1), Kualitas Pelayanan (X2) Citra Perusahaan
(X3) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
(Y). Hal ini mengindikasikan bahwa harga, kualitas pelayana dan citra
perusahaan berpengaruh secara besama-sama terhadap keputusan pembelian jasa
perjalanan wisata di Traveloka pada mahasiswa STIE UniSadhuguna.
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, Yustina. (2018). Pengaruh
Harga, Kualitas Pelayanan dan Nilai Pelanggan Terhadap Kepuasan Pelanggan
Go-Jek. Skripsi.
Dena, Faiza Fadlen Englan. (2020). Pengembangan
Paket Wisata Dalam Kawasan Dataran Tinggi Di Kabupaten Subang. Poltekpar
NHI Bandung.
Fadhilah, Dian Azmi, & Pratiwi,
Tami. (2021). Strategi Pemasaran Produk UMKM Melalui Penerapan Digital
Marketing: Studi Kasus pada Kelompok Usaha “Kremes Ubi” di Desa Cibunar,
Kecamatan Rancakalong, Sumedang. Coopetition: Jurnal Ilmiah Manajemen, 12(1),
17–22.
Fakhrudin, Arif. (2019). Pengaruh
kewajaran harga dan citra perusahaan terhadap keputusan pembelian ulang pada
penumpang Maskapai Citilink Indonesia. Jurnal Manajemen Bisnis, 10(1),
55–72.
Kencana, Surya. (2019). Analisis
Strategi Penetapan Harga SKM. CLOTHING. Prosiding FRIMA (Festival Riset
Ilmiah Manajemen Dan Akuntansi), (2), 1003–1011.
Kotler, Philip, & Amstrong, Gary.
(2018). Principles of Marketing. Edisi 15 Global Edition. Pearson.
Kotler, Philip, & Keller, Kevin
Lane. (2016). Marketing management (15th global ed.). England: Pearson.
Prabowo, Mochamad Dandy, &
Santoso, Bambang Hadi. (2022). Pengaruh Harga, Lokasi, Dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sumber Hikmah Jaya. Jurnal Ilmu Dan
Riset Manajemen (JIRM), 11(9).
Rohaeni, Heni Nisa Marwa. (2018).
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan. Jurnal Ecodemica, 2,
312.
Romadlon, Achmad, Marlien, R. A.,
& Widyasari, Suzy. (2020). Pengaruh digital marketing, kepercayaan dan
kualitas produk terhadap niat beli (Studi pada akun Instagram Kawaii Coklat).
Safitri, Devi Diana. (2020). Pengaruh
Citra Perusahaan Dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kecantikan
Di Online Marketplace. Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN), 8(3),
1020–1026.
Subantoro, Bagus, & Wahyuati,
Aniek. (2019). Pengaruh Kualitas Layanan, Harga, Citra Perusahaan Terhadap
Kepuasaan Pelanggan Grab Di Surabaya. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen (JIRM),
8(6).
Sugiyono. (2017). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung.
Tjiptono, Fandy. (2019). Perilaku
Konsumen: Definisi, Domain, Determinan. Strategi Pemasaran Dalam Perspektif
Perilaku Konsumen, 103.