ANALISIS PERBANDINGAN METODE ALTMAN Z-SCORE, SPRINGATE, DAN ZMIJEWSKI DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN PARIWISATA DAN REKREASI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2018 – 2022

 

Dea Arum Sari 1 , Parulian 2

Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pelita Bangsa

Email: deaarums@mhs.pelitabangsa.ac.id , Parulian@pelitabangsa.ac.id

 

Abstrak

Setiap perusahaan tidak dapat terhindarkan dari beberapa kesulitan yang dapat menghambat perkembangan perusahaan dan apabila perusahaan tidaklah memiliki kemampuan dalam pengelolaan manajemen secara baik, artinya perusahaan akan berisiko terjadinya financial distress. Risiko financial distress dapat diprediksi melalui laporan keuangan secara akurat dengan menggunakan model yang paling tepat.  Tujuan daripada penelitian yang dilaksanakan ialah guna menganalisis perbandingan model altman z-score, springate, serta zmijewski guna memberi prediksi financial distress. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian komparatif dengan memakai metode kuantitatif. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dan sampel pada penelitian ialah 21 perusahaan subsektor pariwisata dan rekreasi yang tercatat di BEI periode 2018 – 2022.   Data dianalisis dengan memakai metode regresi data panel yang dilakukan pengolahan menggunaan software eviews 13. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan variabel independen semua model memberi pengaruh signifikan, dimana model altman z-score memiliki tingkat akurasi 100%, model springate memiliki tingkat akurasi 100% sedangkan model zmijewski memiliki tingkat akurasi 99,9998%.

 

Kata kunci : Altman Z-score, Financial Distress, Springate, Zmijewski

 

Abstract

Every company cannot be avoided several difficulties that can hinder the development of the company and if the company is not able to manage management properly, then the company will be at risk of experiencing financial distress. Risk financial distress can be predicted through financial reports accurately by using the most appropriate model. This study aims to analyze the comparison of the Altman z-score, Springate, and Zmijewski in predicting financial distress. The type of research used is comparative research using quantitative methods. The sampling method used purposive sampling and the samples in this study were 21 tourism and recreation sub-sector companies listed on the IDX for the period 2018 – 2022. The data analysis method used was panel data regression which was processed using the software Eviews 13. The results of this study indicate that the independent variables of all models have a significant effect, where the Altman z-score model has an accuracy rate of 100%, the Springate model has an accuracy rate of 100% while the Zmijewski model has an accuracy rate of 99.9998%

 

Keyword: Altman Z-score, Financial Distress, Springate, Zmijewski

 

 

Pendahuluan 

Pandemi Covid-19 menyebar ke Indonesia dan memaksa pemerintah untuk mencanangkan kebijakan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) guna menekan penyebaran Covid-19. Kebijakan ini diterapkan guna membatasi pergerakan sosial masyarakat untuk meminimalisir aktivitas di luar rumah. Diberlakukannya kebijakan PSBB telah memberikan banyak dampak negatif pada berbagai sektor, seperti pada sektor kesehatan, pendidikan, industri, ekonomi dan terutama pada sektor pariwisata. Adanya pandemi ini tentunya sangat berpengaruh pada keberlanjutan sektor usaha dalam menghasilkan profit dan berbagai aspek kehidupan (Saadah, 2021). Pada masa pandemi, sektor pariwisata dan perhotelan mengalami dampak yang sangat signifikan dan paling terdampak dibandingkan dengan sektor lain. sektor pariwisata menempati posisi kedua sebagai sektor yang paling mendapat dampak dari pandemi Covid-19 yaitu sebesar -8,15% setelah sektor akomodasi sebesar -9% yang disebabkan karena besarnya interaksi manusia yang terbatasi akibat pemberlakuan kebijakan PSBB. Penurunan ini tentunya mengakibatkan perusahaan kesulitan dalam memperoleh laba dan berisiko mengalami kesulitan keuangan yang ditandai dengan profitabilitas yang menurun.

Gambar 1. ROA Subsektor Pariwisata dan Rekreasi Periode 2018-2022

 

Beberapa emiten mengalami penurunan nilai aset (ROA) yang lumayan besar karena pandemi COVID-19 dan beberapa emiten juga mengalami penurunan yang sangat signifikan dan tidak sedikit yang menyentuh angka negatif. ROA emiten dengan kode MINA mengalami penurunan ROA yang sangat signifikan sebesar -30,23% yaitu berada pada angka -8,46% di tahun 2020 dan -4,29% di tahun 2021 yang semula sebesar  21,78% pada  tahun 2019 dan pada tahun 2022 masih berada pada angka negatif sebesar -3,26%. Selanjutnya emiten dengan kode BLTZ juga mengalami penurunan ROA yang sangat signifikan sebesar -22,67% yaitu berada pada angka -18,32% di tahun 2020 dan di tahun 2021 sebesar -11,03% yang semula sebesar 4,35% di tahun 2019 dan di tahun 2022 sudah cukup membaik namun masih berada pada angka negatif sebesar -2,58%.

Didirikannya perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan profit serta mampu tumbuh untuk durasi yang lama (Listyarini, 2020). Tetapi setiap perusahaan juga tidak terhindarkan dari berbagai kesulitan yang seringkali menghambat berkembangnya perusahaan, sehingga dalam waktu tertentu terpaksa bubar. Apabila manajemen perusahaan lemah, perusahaan akan kesulitan menjaga stabilitas kinerja keuangannya dan berisiko mengalami financial distress.

Kondisi keuangan perusahaan disebut sehat apabila pertumbuhannya positif dan apabila sebaliknya, artinya perusahaan dapat berisiko mengalami financial distress atau bahkan mengalami kebangkrutan (Wulandari & Fauzi, 2022). Apabila kewajiban lancar lebih besar dari aset lancar, perusahaan dianggap berada dalam kondisi financial distress. Kondisi ini dianggap sebagai akibat dari ketidakcakapan perusahaan mendapat profit yang cukup untuk melunasi kewajibannya. Financial distress dikembangkan oleh Altman dan menurut Amanda & Tasman (2019) perusahaan yang mengalami penurunan laba dalam 2 tahun beruntun menandakan perusahaan sudah termasuk dalam kategori financial distress.

Melalui laporan keuangan, manajemen dapat melakukan analisis rasio keuangan guna mencari tahu kondisi keuangan perusahaan (Rahma, 2020). Evaluasi laporan keuangan sangat penting dilakukan untuk menganalisis stabilitas keuangan perusahaan. Prediksi risiko kebangkrutan perusahaan atau financial distress bisa dilakukan pengukutan dengan mengevaluasi kondisi keuangan melalui laporan keuangan perusahaan, dengan memakai beberapa teknik analisis keuangan (Zatira & Karim, 2022). Beberapa model prediksi yang bisa dipakai melakukan prediksi risiko kebangkrutan yang sudah dikembangkan diantaranya yang diutarakan Altman (1968), Springate (1978) serta Zmijewski (1983).

Altman Z-score (1968) ialah teknik yang terbanyak dipakai peneliti, dimana model ini menekankan pada berapa besar laba yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan melalui penghasilan kotor perusahaan terhadap seluruh aset melalui rasio earning before interest and tax (EBIT) atas seluruh aset perusahaan. Sedangkan model springate (1978) menekankan pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya melalui kemampuan laba sebelum pajak untuk membayar kewajiban lancar dengan menghitung rasio laba neto sebelum pajak terhadap kewajiban lancarnya. Model zmijewski (1983) menekankan pada kecakapan suatu perusahaan dalam melakukan pembayaran utang lancarnya berdasarkan perhitungan rasio lancar (Wulandari & Fauzi, 2022).

Studi sebelumnya menunjukkan metode Altman Z-Score ialah model yang terakurat guna melakukan prediksi financial distress yang ditunjukkan pada studi yang dilakukan oleh Robiansyah et.al.,(2022) dengan judulAnalisis Perbandingan Model Altman, Springate, Zmijewski, dan Grover dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan di BEI”. Dalam penelitian lain, ditemukan model zmijewski ialah metode terakurat untuk melakukan prediksi kebangkrutan perusahaan, hal tersebut ditunjukkan dalam studi yang dilakukan oleh Hermuningsih et.al.,(2022) sedangkan pada studi yang dilakukan oleh Angkasa (2020) ditemukan bahwasanya model Springate merupakan metode terakurat dalam melakukan prediksi financial distress.

Dari beberapa studi yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dan terdapat research gap pada studi sebelumnya terkait tingkat akurasi metode prediksi untuk melakukan prediksi financial distress sudah cukup banyak diteliti, namun karena perbedaan model dan sektor industry maka didapatkan hasil yang tidak konsisten. Maka dari itu peneliti melakukan studi kembali terkait tingkat keakuratan model prediksi dalam melaksanakan prediksi financial distress dengan sektor yang berbeda yaitu pada sektor pariwisata dan rekreasi.

Berdasar pada uraian di atas, penelitian bertujuan: (1) Mengetahui apakah teknik Altman Z-Score mampu untuk melakukan prediksi financial distress dengan akurat. (2) Mengetahui apakah metode Springate mampu memprediksi financial distress secara akurat. (3) Mengetahui apakah metode Zmijewski mampu untuk melakukan prediksi financial distress  secara akurat. (4) Mencari tahu metode terakurat antara metode Springate, Altman Z-score, serta Zmijewski guna melakukan prediksi financial distress.

 

Metode

Penelitian berjenis penelitian komparatif dengan metode kuantitatif. Penelitian memiliki populasi sejumlah 47 perusahaan atau emiten yang merupakan perusahaan sub sektor pariwisata dan rekreasi yang tercatat di BEI periode 2018-2022. Penelitian mengambil sampel dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria dan pertimbangan tertentu yaitu memakai teknik purposive sampling. Sampel memiliki kriteria yakni perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan secara rutin serta lengkap dalam 5 tahun yaitu untuk periode 2018 – 2022. Berdasar pada kriteria yang disebutkan, ditetapkan 21 perusahaan sub sektor pariwisata dan rekreasi yang sesuai dengan kriteria dari seluruh total 47 perusahaan yang tercatat di BEI sehingga dapat dijadikan sampel penelitian, yang diuraikan pada tabel 1. Penelitian memakai metode pengumpulan data dokumentasi data laporan keuangan yang bisa diakses dalam situs resmi www.idx.co.id atau situs resmi perusahaan bersangkutan yang selanjutnya dilaksanakan pengolahan dengan bantuan software Eviews 13 dan Microsoft Excel dengan metode regresi data panel.

Tabel 1. Daftar Sampel Perusahaan

 

Variabel dependen

Financial distress ialah keadaanketika kinerja keuangan suatu perusahaan mengalami penurunan kemampuan dalam memperoleh laba sehingga perusahaan kesulitan dalam membayar kewajiban lancarnya. Kesulitan keuangan yang perusahaan alami memperlihatkan bahwa perusahaan tersebut gagal dalam pelunasan utang jangka pendeknya ketika tenggat waktu yang juga disertai pengurangan atau penghapusan deviden (Irfani, 2020). Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) umumnya disebabkan oleh turunnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh pendaparan yang mengakibatkan adanya pengurangan SDM, menghapuskan pembayaran deviden, penurunan arus kas hingga negatif yang memberikan dampak turunnya harga ekuitas sehingga berakibat pada kepailitan (Asmaradana & Dudy, 2022).

 

Variabel Independen

Model Altman Z-Score

Metode Altman Z-Score yang memakai teknik Multivariate Discriminant Analysis (MDA) dikemukakan Edward I. Altman (1968). Rumus model Altman Modifikasi yakni (Altman, 2000):

Z-Score = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 +1,05X4

Dimana rasio keuangan :

Z = Financial Distress
X1 = Working capital/total assets
X2 = Retained earnings/total assets
X3 = Earnings before interest and taxes/total assets

X4 = Book value of equity/total liabilities

Dengan kriteria sebagai berikut:

Z > 2,90 : Safe Zone (Perusahaan dalam kondisi sehat)

1,23<Z<2,90 : Grey Zone (Perusahaan berpotensi mengalami kesulitan keuangan)

Z < 1,21 : Distress Zone (Perusahaan berada dalam kondisi kesulitan keuangan)

 

Model Springate

Merupakan model prediksi perluasan model Altman Z-Score. Model prediksi yang diutarakan Gordon L.V Springate (1978). Rumus model Springate yaitu (Fahmi, 2020):

S-Score = 1,03A + 3,07B + 0,66C +0,4D

Dimana rasio keuangan:
A = working capital/total asset
B = net profit before interest and taxes/total asset
C = net profit before taxes/current liabilities

D = sales/total asset

Dengan kriteria sebagai berikut:

S > 0,862 : Perusahaan diklasifikasikan sehat

S < 0,862 : Perusahaan diklasifikasikan berpotensi bangkrut

 

Model Zmijewski

Model Zmijewski X-Score dirumuskan Mark E. Zmijewski (1983). Rumus zmijewski yaitu (Fahmi, 2020):

X-Score = -4,3 – 4,5X1 + 5,7X2 + 0,004X3

Dimana rasio keuangan:
X1 = ROA (Return on Asset) : after tax earnings/total assets
X2 = Leverage (Debt Ratio) : total debt/total assets
X3 = Likuiditas (Current Ratio) : current assets/current liabilities
Dengan kriteria sebagai berikut:
X < 0 : Perusahaan dalam kondisi sehat dan tidak berpotensi bangkrut
X > 0 : Perusahaan berpotensi bangkrut

Hasil dan Pembahasan

Uji Perhitungan Model Altman Z-Score, Springate dan Zmijewski

Tabel 2 Hasil Uji Perhitungan Model

Tahun

Jumlah Emiten

Altman Z-Score

Springate

Zmijewski

Safe

Grey

Distress

Sehat

Bangkrut

Sehat

Bangkrut

2018

21

14

4

3

8

13

3

18

2019

21

13

5

3

5

16

0

21

2020

21

8

3

10

3

18

3

18

2021

21

8

4

9

1

20

3

18

2022

21

10

3

8

3

18

3

18

Total

105

53

19

33

20

85

12

93

 

Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa, adanya hasil prediksi yang berbeda dari tiga model prediksi financial distress. Dimana Altman Z-Score menghasilkan prediksi 33 perusahaan ada dalam kategori distress, 19 perusahaan ada dalam kategori grey zone serta 53 perusahaan ada dalam kategori safe zone. Dalam model springate menunjukkan 85 perusahaan ada dalam kategori bangkrut serta 20 perusahaan ada pada kategori sehat. Sedangkan pada model zmijewski, 93 perusahaan ada dalam kategori bangkrut serta 12 perusahaan ada dalam kategori sehat.

 

Uji Regresi Data Panel

Dilakukan sebagai tahapan guna menganalisis dan menjadi penentu metode estimasi yang paling baik anatara Fixed Effect Model (FEM), Common Effect Model (CEM), serta Random Effect Model (REM).

 

Tabel 3 Uji Chow

Model

Effects Test

Statistic

Prob

 

Altman Z-Score

Cross-section Chi-square

 

27.101757

 

0.1324

 

Springate

Cross-section Chi-square

25.925944

0.1638

 

Zmijewski

Cross-section Chi-square

22.174893

0.3311

 

Berdasarkan tabel 3 didapatkan nilai probability model Altman Z-Score pada cross-section chi-square > α = 0,05 yakni 0,1324 > 0,05. Berarti uji regresi data panel yang terbaik digunakan pada model Altman Z-Score yaitu menggunakan CEM. Nilai probability model Springate dalam cross-section chi-square > α = 0,05  yaitu 0,1638 > 0,05. Artinya uji regresi data panel yang terbaik digunakan pada model Springate yaitu memakai CEM. Selanjutnya nilai probability model Zmijewski dalam cross-section chi-square > α = 0,05  sebesar 0,3311 > 0,05. Berarti uji regresi data panel yang terbaik digunakan pada model Zmijewski yaitu juga menggunakan CEM. Karna yang terpilih adalah metode CEM, maka kemudian dilaksanakan Uji Lagrange Multiplier guna melakukan penentuan metode yang paling baik antara CEM serta REM.

Tabel 4 Uji Lagrange Mutiplier

Model

Null

(no effects)

Both

 

Altman Z-Score

 

Breusch-Pagan

 

0.1532

 

Springate

 

Breusch-Pagan

 

0.1943

 

Zmijewski

 

Breusch-Pagan

 

0.7135

 

Berdasarkan tabel 4 didapatkan nilai probability model Altman Z-Score pada cross-section chi-square > α = 0,05 yakni  0,1532 > 0,05. Artinya uji regresi data panel yang terbaik digunakan pada model Altman Z-Score yaitu menggunakan Commond Effect Model (CEM). Nilai probability model Springate dalam cross-section chi-square > α = 0,05 yaitu 0,1943 > 0,05. Artinya uji regresi data panel yang terbaik digunakan pada model Springate yaitu memakai CEM. Selanjutnya Nilai probability model Zmijewski dalam cross-section chi-square > α = 0,05 yakni 0,7135 > 0,05. Artinya uji regresi data panel yang terbaik digunakan pada ketiga model yaitu menggunakan CEM. Maka selanjutnya dilaksanakan uji regresi data panel model Altman Z-Score , Springate serta Zmijewski.

 

Tabel 5 Regresi Data Panel Model Altman Z-Score

Variabel

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C

-0.000174

0.000342

-0.508468

0.6122

X1

6.559968

0.000144

45555.47

0.0000

X2

3.258756

0.001234

2641.016

0.0000

X3

6.719893

0.002705

2483.880

0.0000

X4

1.049998

4.04E-06

259960.6

0.0000

 

Berdasarkan tabel  5 diperoleh regresi data panel dengan persamaan regresi data panel yakni:

Y= -0,000174 +6,559968X1 +3,258756X2 + 6,719893X3 +1,049998X4

Berdasar persamaan regresi tersebut, bisa dilakukan analisis pengaruh tiap-tiap variabel independen atas variabel dependen, yakni: (1) Konstanta C senilai -0.000174 menyebut bahwasanya apabila nilai X1, X2, X3 serta X4 ialah konstan (0) artinya nilai variabel Y ialah senilai -0.000174. (2) Nilai koefisien regresi X1 mempunyai pengaruh positif artinya tiap kenaikan 1% X1, maka Y akan mengalami kenaikan senilai 6.559968. (3) Nilai koefisien regresi X2 mempunyai pengaruh positif berarti tiap kenaikan 1% X2, artinya Y akan mengalami kenaikan senilai 3.258756. (4) Nilai koefisien regresi X3 mempunyai relasi positif berarti tiap kenaikan 1% X3, artinya Y akan mengalami kenaikan  senilai 6.719893. (5) Nilai koefisien regresi X4 mempunyai hubungan positif berarti tiap kenaikan 1% X4, maka Y akan mengalami kenaikan  senilai 1.049998.

Tabel 6 Regresi Data Panel Model Springate

Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C

-0.000253

0.000127

-1.995371

0.0487

X1

1.029980

4.25E-05

24229.11

0.0000

X2

3.069777

0.000913

3363.999

0.0000

X3

0.659974

0.000149

4422.293

0.0000

X4

0.399995

0.000162

2468.521

0.0000

 

Berdasarkan tabel 6 diperoleh regresi data panel dengan persamaan regresi data panel yakni:

Persamaan regresi untuk data panel yakni:

Y = -0.000253 + 1.029980X1 + 3.069777X2 + 0.659974X3 + 0.399995X4

Berdasar persamaan regresi tersebut bisa dilakukan analisis pengaruh tiap-tiap variabel independen atas variabel dependen, yakni: (1) Konstanta C senilai -0.000253 menyebutkan bahwasanya apabila nilai X1, X2, X3 serta X4 ialah konstan (0) artinya nilai variabel Y ialah senilai -0.000253. (2) Nilai koefisien regresi X1 mempunyai pengaruh positif berarti tiap kenaikan 1% X1, artinya Y akan mengalami kenaikan senilai 1.029980. (3) Nilai koefisien regresi X2 mempunyai pengaruh positif berarti tiap kenaikan 1% X2, artinya Y akan mengalami kenaikan senilai 3.069777. (4) Nilai koefisien regresi X3 mempunyai relasi positif berarti tiap kenaikan 1% X3, maka Y akan mengalami kenaikan  senilai 0.659974. (5) Nilai koefisien regresi X4 mempunyai relasi positif berarti tiap kenaikan 1% X4, artinya Y akan mengalami kenaikan  senilai 0.399995.

Tabel 7 Regresi Data Panel Model Zmijewski

Variabel

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C

-4.300175

0.000462

-9302.801

0.0000

X1

-4.501678

0.001528

-2946.219

0.0000

X2

5.720508

0.000927

6173.412

0.0000

X3

0.004008

1.12E-05

358.1829

0.0000

 

Berdasarkan tabel 7 diperoleh regresi data panel menggunakan perangkat lunak Eviews 13, dimana persamaan regresi data panel sebagai berikut:

Y = -4.300175 – 4.501678X1 + 5.720508X2 + 0.004008X3

Berdasar persamaan regresi di atas bisa dilakukan analisis pengaruh tiap-tiap variabel independen atas variabel dependen, yakni: (1) Konstanta C senilai -4.300175 menyebutkan bahwasanya apabila nilai X1, X2, X3 ialah konstan (0) artinya nilai variabel Y ialah senilai -4.300175. (2) Nilai koefisien regresi X1 mempunyai pengaruh negatif berarti tiap kenaikan 1% X1, artinya Y akan mengalami penurunan senilai 4.501678. (3) Nilai koefisien regresi X2 berpengaruh positif berarti tiap kenaikan 1% X2, artinya Y akan mengalami kenaikan  senilai 5.720508. (4) Nilai koefisien regresi X3 mempunyai relasi positif berarti tiap kenaikan 1% X3, artinya Y akan mengalami kenaikan  senilai 0.004008 satuan.

 

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Ialah uji yang dilaksanakan guna mencari tahu normal tidaknya distribusi data. Dengan ketentuan yaitu, apabila nilai probabilitas jarque-bera < 0,05 artinya residual tidak terdistribusi secara normal serta apabila nilai prob jarque bera > 0,05 artinya residual terdistribusi secara normal.

 

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas

Model

Jarque-Bera

Prob.

Altman Z-Score

2.7840

0.2485

Springate

2.9015

0.2343

Zmijewski

3.0339

0.2193

Melalui tabel 8 menunjukkan nilai Prob. JB hitung model Altman Z-Score > 0,05 yaitu 0,2485 > 0,05. Selanjutnya, nilai Prob. JB hitung model Springate > 0,05 yaitu 0,2343 > 0,05 serta nilai Prob. JB hitung model Zmijewski > 0,05 yaitu 0,2193 > 0,05. Karna prob pada uji Jarque-Bera ketiga model > α (0.05) artinya H0 diterima, sehingga bisa ditarik simpulan bahwasanya residual terdistribusi normal serta dapat diartikan asumsi klasik terkait kenormalan sudah terpenuhi.

 

Uji Autokorelasi

Ialah uji yang dilaksanakan guna mencari tahu adanya hubungan tiap variabel pada model prediksi atas perubahan waktu. Model regresi yang bagus ialah yang tidaklah mengalami autokorelasi. Dengan ketentuan yaitu, apabila nilai chi squares > 0,05 artinya tidaklah terdapat autokorelasi dan apabila nilai chi squares > 0,05, artinya ada autokorelasi.

Tabel 9 Hasil Uji Autokorelasi

Model

Prob.Chi Square(2)

Altman Z-Score

0.8569

Springate

0.0530

Zmijewski

0.3329

Pada tabel 9 didapatkan nilai Prob. Chi-Square pada model Altman Z-Score senilai 0,8569 > 0.05. Prob. Chi-Square dalam model Springate senilai 0,0530 > 0.05 serta Prob. Chi-Square dalam model Zmijewski senilai 0,3329 > 0.05. Sehingga bisa ditarik simpulan bahwasanya pada model regresi ini tidak mengalami autokorelasi pada ketiga model prediksi financial distress.

 

Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dilaksanakan ketika model regresi memakai variabel bebas lebih dari satu. Dengan ketentuan yaitu,  nilai korelasi tiap-tiap variabel bebas < 0,85 artinya tidaklah mengalami masalah multikoliniearitas serta apabila nilai korelasi tiap variabel bebas > 0,85 artinya mengalami masalah multikoliniearitas.

Tabel 10 Hasil Uji Multikolinearitas Model Altman Z-Score

Variabel

X1

X2

X3

X4

X1

1.000000

 0.111617

0.011950

-0.002740

X2

0.111617

 1.000000

0.249573

0.004106

X3

0.011950

 0.249573

1.000000

0.008228

X4

-0.002740

0.004106 

0.008228

1.000000

 

Tabel 11 Hasil Uji Multikolinearitas Model Springate

Variabel

X1

X2

X3

X4

X1

 1.000000

0.017262

0.141904

-0.033831

X2

0.017262

 1.000000

 0.475969 

  0.302406

X3

 0.141904

 0.475969

 1.000000 

  0.158990

X4

-0.033831

 0.302406

0.158990 

 1.000000

 

Tabel 12 Hasil Uji Multikolinearitas Model Zmijewski

Variabel

X1

X2

X3

X1

1.000000

-0.061797

0.014877 

X2

-0.061797

 1.000000

-0.339854 

X3

0.014877

-0.339854 

 1.000000

 

Pada hasil uji multikolinearitas di atas, didapatkan bahwasanya seluruh nilai koefisien korelasi < 0.85, sehinga bisa ditarik simpulan bahwasanya tidaklah mengalami multikolonieritas antar variabel independent ataupun artinya asumsi nonmultikolonieritas telah terpenuhi.

 

Uji Heteroskedastisitas

Dipakai melihat konstan tidaknya varian dari residual dari model yang terbentuk. Penelitian ini memakai Breusch Pagan Godfrey dengan ketentuan yaitu, apabila Chi-square > 0,05, berarti sifat model regresi heteroskedastisitas

 

Tabel 13 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Altman Z-Score

Prob. Chi-Square(3)

0,2961

Springate

Prob. Chi-Square(3)

0.1156

Zmijewski

Prob. Chi-Square(3)

0.4570

Berdasar tabel 13 didapat nilai Prob. Chi-square pada model Altman Z-Score senilai 0,2961 < 0,05. Nilai Prob. Chi-square pada model Springate senilai 0,1156 > 0,05. nilai Prob. Chi-Square pada model Zmijewski senilai 0,4570 < 0,05. Sehingga bisa ditarik simpulan bahwasanya dalam model regresi initidak terjadi heteroskedastisitas pada ketiga model prediksi financial distress.

 

Uji Hipotesis

Uji F

Uji ini dilaksanakan melalui komparasi antara t statistik dengan t tabel ataupun nilai probabilitas atas taraf signifikansi yang telah ditentukan (Sakti, 2018). Dengan ketentuan yaitu, apabila nilai prob. F-statistik < 0,05 artinya variabel bebas secara bersamaan memberikan pengaruh pada variabel terikat dan apabila nilai prob. F-statistik > 0,05 berarti variabel bebas secara simultan tidaklah memberi pengaruh pada variabel terikat.

 

Tabel 14 Hasil Uji F

Model

Prob. (F Statistic)

Altman Z-Score

0.000000

Springate

0.000000

Zmijewski

0.000000

Berdasar pada tabel 14 didapat nilai Prob. (F Statistic) pada model Altman Z-Score senilai 0.000000 < 0,05. Nilai Prob. (F Statistic) pada model Springate senilai 0.000000 < 0,05. nilai Prob. (F Statistic) pada model Zmijewski senilai 0.000000 < 0,05. Sehingga bisa ditarik simpulan bahwasanya ketiga model memiliki pengaruh secara signifikan atas Y.

 

Uji T

Dilaksanakan guna melaksanakan uji koefisien regresi secara individu (Sakti, 2018). Dengan ketentuan, apabila nilai prob. t-statistik <0,05, artinya variabel bebas secara bersamaan memberi pengaruh pada variabel terikat dan apabila nilai prob. t-statistik > 0,05, berarti bahwa variabel bebas secara bersamaaan tidaklah memberi pengaruh variabel terikat. Berdasar pada tabel 5 didapat bahwa nilai t hitung semua variabel pada model Altman Z-Score bertanda positif serta mempunyai nilai prob. senilai 0.000 < 0,05, sehingga hal tersebut memperlihatkan bahwasanya semua variabel memberikan pengaruh signifikan atas financial distress pada model Altman Z-Score. Selanjutnya, berdasar pada tabel 6, didapatkan bahwasanya nilai t hitung semua variabel pada model Springate bertanda positif dan memiliki nilai prob. senilai 0.000 < 0,05, sehingga hal tersebut memperlihatkan bahwasanya semua variabel memberi pengaruh signifikan atas financial distress pada model Springate. Sedangkan, berdasar pada tabel 7, didapat nilai t hitung variabel profitabilitas pada model Zmijewski bertanda negatif dan variabel leverage dan likuiditas bertanda positif. Semua variabel memiliki nilai prob. senilai 0.000 < 0,05, sehingga hal tersebut memperlihatkan bahwasanya semua variabel memberi pengaruh signifikan atas financial distress pada model Zmijewski.

 

Uji R Square

Uji ini dapat menunjukkan besaran kombinasi variabel independen secara bersamaan memberi pengaruh pada nilai variabel dependen R-Square berkisar dari 0 hingga 1. Makin dekat dengan angka 1 artinya model regresi makin baik.

Tabel 15 Koefisien Determinasi (R2)

Model

R-Squared

Altman Z-Score

1.000000

Springate

1.000000

Zmijewski

0,999998

 

Berdasarkan hasil dari tabel uji koefisien determinasi (R2 ) menunjukkan koefisien determinasi (R2 ) model Altman Z-Score angka dalam R-Square senilai 1.000000 (100%). Selanjutnya, koefisien determinasi (R2 ) model Springate angka dalam R-Square senilai 1.000000 (100%). Koefisien determinasi (R2 ) model Zmijewski angka pada R-Square senilai 0.999998 ataupun 99,9998%, sedang sisanya senilai 0,0002% dipengaruhi sejumlah faktor yang tidak masuk dalam permodelan ini. Dapat diartikan variabel independen yang dipakai pada model Altman Z-Score serta Springate mampu memberi penjelasan 100% variasi variabel dependen serta variabel independen yang dipakai pada model Zmijewski mampu memberi penjelasan 99,9998% variasi variabel dependen.

 

Uji Adjust R Square

Merupakan uji yang memiliki tujuan mencari tahu proporsi ataupun persentase total varian dalam variabel terikat yang diterangkan variabel bebas.

Tabel 16 Uji Adjust R Square

Koefisien

Altman Z-Score

Springate

Zmijewski

Adjusted R-Squared

1.000000

1.000000

0.999998

S.E. of regression

0.003390

0.000995

0.002314

S.D. dependent var

8776115

2.607733

1.648242 

 

Pada tabel 16 memperlihatkan nilai adjusted R-Square pada model Altman Z-Score senilai 1.000000 serta nilai standar error Altman Z-Score  senilai 0.0003390 < nilai S.D dependent variabel yang menunjukkan nilai standar deviasi variabel independen, sehingga dapat diartikan tingkat akurasi pada model Altman Z-Score yakni senilai 100%. Artinya, model Altman Z-Score akurat dipakai melakukan prediksi financial distress. Kemudian, nilai adjusted R-Square pada model springate senilai 1.000000 serta nilai standar error springate senilai 0.000995 < nilai S.D dependent variabel yang menunjukkan nilai standar deviasi variabel independen. sehingga dapat diartikan tingkat akurasi pada model Springate yaitu sebesar 100%. Dengan demikian, model Springate akurat dipakai melakukan prediksi financial distress. Serta nilai adjusted R-Square pada model Zmijewski senilai 0.999998 dan nilai standar error Zmijewski senilai 0.002314 < nilai S.D dependent variabel yang menunjukkan nilai standar deviasi variabel independen, sehingga dapat diartikan tingkat akurasi pada model Springate yaitu senilai 99,9998%. Artinya, model Zmijewski akurat dipakai melakukan prediksi financial distress.

 

Penilaian Model Altman Z-Score

Model Altman Z-Score memiliki empat rasio keuangan diantaranya yakni Retained Earning to Total Assets, Working Capital to Total Assets, EBIT (Earning Before Interest and Tax) to Total Assets, serta Book Value Of Equity to Total Liabilities. Dimana model Altman Z-Score menekankan berapa banyak laba yang didapat dari aktivitas utama perusahaan melalui penghasilan kotor perusahaan terhadap seluruh aset melalui rasio EBIT atas seluruh aset perusahaan (Wulandari & Fauzi, 2022). Penelitian menghasilkan temuan yang memperlihatkan keempat rasio keuangan pada model Altman Z-Score seluruhnya memberi pengaruh signifikan atas financial distress yang dibuktikan pada hasil uji T dengan nilai prob. ke empat rasio < 0,05 yaitu sebesar 0,0000 < 0,05 dan mempunyai tingkat akurasi 100% yang dibuktikan melalui nilai adj. R-square sebesar 1.000000. Artinya, model Altman Z-Score akurat dipakai melakukan prediksi financial distress dalam perusahaan subsektor pariwisata dan rekreasi.

 

Penilaian Model Springate

Model Springate mempunyai empat rasio keuangan diantaranya Working Capital to Total Assets, Net Profit Before Taxes to Current Liabilities, Net Profit Before Interest and Taxes to Total Assets, serta Sales to Total Assets. Dimana model Springate menekankan   pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya melalui kemampuan laba sebelum pajak untuk membayar kewajiban lancar dengan menghitung rasio laba neto sebelum pajak terhadap kewajiban lancarnya (Wulandari & Fauzi, 2022). Penelitian menghasilkan temuan keempat rasio keuangan pada model springate seluruhnya memberi pengaruh signifikan atas financial distress yang dibuktikan pada hasil uji T dengan nilai prob. ke empat rasio < 0,05 yaitu sebesar 0,0000 < 0,05 dan mempunyai tingkat akurasi 100% yang dibuktikan melalui nilai adj. R-square senilai 1.000000. Artinya, model springate akurat dipakai melakukan prediksi financial distress atas perusahaan subsektor pariwisata dan rekreasi.

 

Penilaian Model Zmijewski

Model Zmijewski memiliki tiga rasio keuangan diantaranya yakni Debt Ratio, Return on Assets, serta Current Ratio. Model zmijewski menekankan pada kecakapan suatu perusahaan dalam pembayaran utang lancarnya berdasarkan perhitungan rasio lancar (Wulandari & Fauzi, 2022). Hasil penelitian ini menunjukkan ketiga rasio keuangan pada model zmijewski seluruhnya memberi pengaruh signifikan atas financial distress yang dibuktikan pada hasil uji T dengan nilai prob. ke empat rasio < 0,05 yakni senilai 0,0000 < 0,05 serta memiliki tingkat akurasi 99,9998% yang dibuktikan melalui nilai adj. R-square sebesar 0.999998. Dengan demikian, model zmijewski akurat dipakai melakukan prediksi financial distress dalam perusahaan subsektor pariwisata dan rekreasi.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan dalam penelitian, bisa ditarik kesimpulan yakni: (1) Model Altman Z-Score memiliki tingkat keakuratan 100% serta semua variabel independennya memberi pengaruh signifikan atas financial distress. (2) Model Springate memiliki tingkat akurasi 100% dan semua variabel independennya memberi pengaruh signifikan atas financial distress. (3) Model Zmijewski memiliki tingkat akurasi 99,9998%. Seluruh variabel independen memberi pengaruh signifikan atas financial distress. Semua model memiliki tingkat sig. 0,000 < 0,05 artinya disimpulkan semua model bisa dipakai melaksanakan prediksi financial distress dengan akurat. Model Springate serta Altman Z-Score merupakan metode terakurat diterapkan untuk melakukan prediksi financial distress dalam perusahaan sub sektor pariwisata dan rekreasi. Saran untuk penelitian selanjutnya bisa menambahkan model lain semisal grover, ohlson serta metode analisis lainnya dan dapat memperluas ruang lingkup serta menambah periode pengamatan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Altman, E. I. (2000). Predicting Financial Distress of Companies: Revisting The Z-Score and ZETA® Models. Journal of Banking and Finance, 15–22.

 

Amanda, Y., & Tasman, A. (2019). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Sales Growthdan Ukuran Perusahaan Terhadap Financial DistressPada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2017. Journal Ecogen, 2(3).

 

Asmaradana, L. B., & Dudy, M. S. (2022). Analisis Financial Distress dengan Model Altman, Grover, Springate, Zmijewski, dan Ohlson pada Perusahaan Subsektor Jasa Konsumen yang terdaftar di BEI. Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi Dan Manajemen (JIKEM), 2(1), 1325–1341.

 

Fahmi, I. (2020). Manajemen Risiko: Teori, Kasus dan Solusi (Revisi). Alfabeta.

 

Hermuningsih, S., Maulida, A., & Agustina, A. N. (2022). Poli Bisnis. 14(1), 13–28.

 

Irfani, A. S. (2020). Manajemen Keuangan dan Bisnis, Teori dan Aplikasi (Bernadine (ed.)). PT Gramedia Pustaka Utama. https://play.google.com/books/reader?id=qln8DwAAQBAJ&pg=GBS.PR4

 

Listyarini, F. (2020). Analisis Perbandingan Prediksi Kondisi Financial Distress dengan Menggunakan Model Altman, Springate dan Zmijewski. Jurnal Bina Akuntansi, 7(1), 1–20.

 

Rahma, A. (2020). Analisis Pengaruh Profitabilitas , Leverage , DAN Abstrak. 3(3), 253–266.

 

Robiansyah, A., Sari, I. K., Novrianda, H., & Irwanto, T. (2022). Analisis Perbandingan Model Altman , Springate , Zmijewski , Dan Grover Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2017). Jurnal Ekombis Review-Jurnal Ilmiah EKonomi Dan Bisnis, 10, 25–36.

 

Saadah, K. (2021). Analisis Perbandingan Financial Distress Masa Pandemi Covid-19 ( Studi Pada Perusahaan Properti , Real Estate dan Konstruksi Yang Listing di BEI ). Jurnal Akuntansi Kompetitif, 4(3). https://doi.org/https://doi.org/10.35446/akuntansikompetif.v4i3.759

 

Sakti, I. (2018). Analisis Regresi Data Panel Menggunakan Eviews. Esa Unggul University.

 

Wulandari, E., & Fauzi, I. (2022). Analisis Perbandingan Potensi Kebangkrutan dengan Model Grover , Altman Z-Score , Springate dan Zmijewski Pada Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah (EKUITAS), 4(1), 109–117. https://doi.org/10.47065/ekuitas.v4i1.1743

 

Zatira, D., & Karim, A. H. (2022). Perbandingan Model Altman, Zmijewski, Springate, Grover dan foster dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Maskapai Penerbangan Indonesia di Masa Pandemi Coivd 19. Jurnal Ecobisma (Ekonomi, Bisnis Dan Manajemen), 9(2), 92–102.