Dea Arum Sari 1 , Parulian 2
Prodi Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pelita Bangsa
Email: deaarums@mhs.pelitabangsa.ac.id , Parulian@pelitabangsa.ac.id
Abstrak
Setiap perusahaan tidak dapat terhindarkan dari beberapa kesulitan
yang dapat menghambat perkembangan perusahaan dan apabila perusahaan tidaklah memiliki kemampuan dalam pengelolaan manajemen secara baik, artinya
perusahaan akan berisiko terjadinya financial
distress. Risiko financial distress dapat diprediksi melalui laporan keuangan secara akurat dengan menggunakan
model yang paling tepat. Tujuan daripada penelitian yang dilaksanakan ialah guna menganalisis
perbandingan model altman
z-score, springate,
serta zmijewski guna memberi prediksi
financial distress. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian komparatif dengan memakai metode kuantitatif. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dan sampel pada penelitian ialah 21 perusahaan subsektor pariwisata dan rekreasi yang tercatat di BEI periode 2018 –
2022. Data dianalisis
dengan memakai metode regresi data panel yang dilakukan pengolahan menggunaan software
eviews
13. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan variabel independen semua model memberi pengaruh signifikan, dimana model altman z-score
memiliki tingkat akurasi 100%, model springate memiliki tingkat akurasi 100% sedangkan model zmijewski memiliki tingkat akurasi 99,9998%.
Kata kunci : Altman Z-score, Financial Distress, Springate, Zmijewski
Abstract
Every company cannot be
avoided several difficulties that can hinder the development of the company and
if the company is not able to manage management properly, then the company will
be at risk of experiencing financial distress. Risk financial distress can be
predicted through financial reports accurately by using the most appropriate
model. This study aims to analyze the comparison of the Altman z-score,
Springate, and Zmijewski in predicting financial distress. The type of research
used is comparative research using quantitative methods. The sampling method
used purposive sampling and the samples in this study were 21 tourism and
recreation sub-sector companies listed on the IDX for the period 2018 – 2022.
The data analysis method used was panel data regression which was processed
using the software Eviews 13. The results of this
study indicate that the independent variables of all models have a significant
effect, where the Altman z-score model has an accuracy rate of 100%, the
Springate model has an accuracy rate of 100% while the Zmijewski model has an
accuracy rate of 99.9998%
Keyword: Altman
Z-score, Financial Distress, Springate, Zmijewski
Pendahuluan
Pandemi Covid-19 menyebar ke
Indonesia dan memaksa pemerintah
untuk mencanangkan kebijakan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) guna menekan penyebaran Covid-19. Kebijakan ini diterapkan
guna membatasi pergerakan sosial masyarakat untuk meminimalisir aktivitas di luar rumah. Diberlakukannya
kebijakan PSBB telah memberikan banyak dampak negatif pada berbagai sektor, seperti pada sektor kesehatan, pendidikan, industri, ekonomi dan terutama pada sektor pariwisata. Adanya pandemi ini tentunya sangat berpengaruh pada keberlanjutan sektor usaha dalam
menghasilkan profit dan berbagai
aspek kehidupan (Saadah, 2021). Pada masa pandemi, sektor
pariwisata dan perhotelan mengalami dampak yang sangat signifikan dan paling terdampak dibandingkan dengan sektor lain. sektor pariwisata menempati posisi kedua sebagai
sektor yang paling mendapat
dampak dari pandemi Covid-19 yaitu sebesar -8,15% setelah sektor akomodasi sebesar -9% yang disebabkan karena besarnya interaksi manusia yang terbatasi akibat pemberlakuan kebijakan PSBB. Penurunan ini tentunya
mengakibatkan perusahaan kesulitan dalam memperoleh laba dan berisiko mengalami kesulitan keuangan yang ditandai dengan profitabilitas yang menurun.
Gambar 1. ROA Subsektor Pariwisata dan Rekreasi Periode
2018-2022
Beberapa emiten mengalami
penurunan nilai aset (ROA)
yang lumayan besar karena pandemi COVID-19 dan beberapa emiten juga mengalami penurunan yang sangat signifikan dan tidak sedikit yang menyentuh angka negatif. ROA emiten dengan kode
MINA mengalami penurunan
ROA yang sangat signifikan sebesar
-30,23% yaitu berada pada angka -8,46% di tahun 2020 dan
-4,29% di tahun 2021 yang semula
sebesar 21,78%
pada tahun
2019 dan pada tahun 2022 masih
berada pada angka negatif sebesar -3,26%. Selanjutnya emiten dengan kode BLTZ juga mengalami penurunan ROA yang
sangat signifikan sebesar
-22,67% yaitu berada pada angka -18,32% di tahun 2020 dan
di tahun 2021 sebesar
-11,03% yang semula sebesar
4,35% di tahun 2019 dan di tahun
2022 sudah cukup membaik namun masih
berada pada angka negatif sebesar -2,58%.
Didirikannya perusahaan bertujuan
untuk memaksimalkan profit serta mampu tumbuh
untuk durasi yang lama (Listyarini, 2020). Tetapi setiap perusahaan juga tidak terhindarkan dari berbagai kesulitan yang seringkali menghambat berkembangnya perusahaan, sehingga dalam waktu tertentu terpaksa bubar. Apabila manajemen perusahaan lemah, perusahaan akan kesulitan menjaga stabilitas kinerja keuangannya dan berisiko mengalami financial distress.
Kondisi keuangan perusahaan
disebut sehat apabila pertumbuhannya positif dan apabila sebaliknya, artinya perusahaan dapat berisiko mengalami financial
distress atau bahkan mengalami kebangkrutan (Wulandari & Fauzi, 2022). Apabila kewajiban
lancar lebih besar dari aset
lancar, perusahaan dianggap berada dalam kondisi financial
distress. Kondisi ini dianggap sebagai akibat dari ketidakcakapan
perusahaan mendapat profit
yang cukup untuk melunasi kewajibannya. Financial
distress dikembangkan oleh Altman dan menurut Amanda & Tasman (2019) perusahaan yang mengalami
penurunan laba dalam 2 tahun beruntun
menandakan perusahaan sudah termasuk dalam kategori financial
distress.
Melalui laporan keuangan,
manajemen dapat melakukan analisis rasio keuangan guna mencari tahu
kondisi keuangan perusahaan (Rahma, 2020). Evaluasi laporan
keuangan sangat penting dilakukan untuk menganalisis stabilitas keuangan perusahaan. Prediksi risiko kebangkrutan perusahaan atau financial distress bisa
dilakukan pengukutan dengan mengevaluasi kondisi keuangan melalui laporan keuangan perusahaan, dengan memakai beberapa teknik analisis keuangan (Zatira & Karim, 2022). Beberapa model prediksi
yang bisa dipakai melakukan prediksi risiko kebangkrutan yang sudah dikembangkan diantaranya yang diutarakan
Altman (1968), Springate (1978) serta Zmijewski
(1983).
Altman Z-score (1968) ialah teknik yang terbanyak dipakai peneliti, dimana model ini menekankan pada berapa besar laba yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan melalui penghasilan kotor perusahaan terhadap seluruh aset melalui
rasio earning
before interest and tax (EBIT) atas seluruh aset perusahaan.
Sedangkan model springate
(1978) menekankan pada kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya melalui kemampuan laba sebelum pajak
untuk membayar kewajiban lancar dengan menghitung rasio laba neto
sebelum pajak terhadap kewajiban lancarnya. Model zmijewski (1983)
menekankan pada kecakapan suatu perusahaan dalam melakukan pembayaran utang lancarnya berdasarkan perhitungan rasio lancar (Wulandari & Fauzi, 2022).
Studi sebelumnya menunjukkan metode Altman Z-Score ialah model yang
terakurat guna melakukan prediksi financial distress yang ditunjukkan
pada studi yang dilakukan
oleh Robiansyah et.al.,(2022) dengan
judul “Analisis Perbandingan Model Altman, Springate, Zmijewski, dan Grover
dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan di BEI”. Dalam penelitian
lain, ditemukan model zmijewski ialah metode terakurat untuk melakukan prediksi kebangkrutan perusahaan, hal tersebut ditunjukkan dalam studi yang dilakukan oleh Hermuningsih
et.al.,(2022) sedangkan pada studi
yang dilakukan oleh Angkasa (2020) ditemukan bahwasanya model
Springate merupakan metode terakurat dalam melakukan prediksi financial distress.
Dari beberapa studi yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dan terdapat research
gap pada studi sebelumnya terkait tingkat akurasi metode prediksi untuk melakukan prediksi financial distress sudah cukup banyak diteliti,
namun karena perbedaan model dan sektor
industry maka didapatkan hasil yang tidak konsisten. Maka dari itu peneliti melakukan
studi kembali terkait tingkat keakuratan model prediksi dalam melaksanakan prediksi financial distress dengan sektor yang
berbeda yaitu pada sektor pariwisata dan rekreasi.
Berdasar pada uraian di atas,
penelitian bertujuan: (1) Mengetahui apakah teknik Altman Z-Score
mampu untuk melakukan prediksi financial
distress dengan akurat.
(2) Mengetahui apakah
metode Springate mampu memprediksi financial distress secara
akurat. (3) Mengetahui
apakah metode Zmijewski mampu untuk melakukan
prediksi financial distress secara akurat. (4) Mencari tahu metode terakurat
antara metode Springate,
Altman Z-score, serta
Zmijewski guna melakukan prediksi financial distress.
Metode
Penelitian berjenis
penelitian komparatif dengan metode kuantitatif.
Penelitian memiliki populasi sejumlah 47 perusahaan atau emiten yang merupakan perusahaan sub sektor pariwisata dan rekreasi yang tercatat di BEI periode
2018-2022. Penelitian mengambil
sampel dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria
dan pertimbangan tertentu yaitu memakai teknik
purposive sampling. Sampel memiliki kriteria yakni perusahaan yang
menyampaikan laporan keuangan secara rutin serta lengkap dalam 5 tahun yaitu untuk
periode 2018 – 2022. Berdasar pada kriteria yang disebutkan, ditetapkan 21 perusahaan sub sektor pariwisata dan rekreasi yang sesuai dengan kriteria dari seluruh total 47 perusahaan yang tercatat di BEI sehingga dapat dijadikan sampel penelitian, yang diuraikan pada tabel 1. Penelitian memakai metode pengumpulan data dokumentasi data
laporan keuangan yang bisa diakses dalam
situs resmi www.idx.co.id atau situs resmi perusahaan bersangkutan yang selanjutnya dilaksanakan pengolahan dengan bantuan software Eviews 13
dan Microsoft Excel dengan metode
regresi data panel.
Tabel
1. Daftar
Sampel Perusahaan
Variabel dependen
Financial
distress ialah keadaanketika
kinerja keuangan suatu perusahaan mengalami penurunan kemampuan dalam memperoleh laba sehingga perusahaan kesulitan dalam membayar kewajiban lancarnya. Kesulitan keuangan yang perusahaan alami memperlihatkan bahwa perusahaan tersebut gagal dalam pelunasan utang jangka pendeknya ketika tenggat waktu yang juga disertai pengurangan atau penghapusan deviden (Irfani, 2020). Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) umumnya
disebabkan oleh turunnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh pendaparan yang mengakibatkan adanya pengurangan SDM, menghapuskan pembayaran deviden, penurunan arus kas hingga negatif yang memberikan dampak turunnya harga ekuitas sehingga
berakibat pada kepailitan (Asmaradana & Dudy, 2022).
Variabel Independen
Model
Altman Z-Score
Metode
Altman Z-Score yang memakai teknik Multivariate
Discriminant Analysis (MDA) dikemukakan
Edward I. Altman (1968). Rumus model Altman Modifikasi yakni (Altman, 2000):
Z-Score = 6,56X1
+ 3,26X2 + 6,72X3 +1,05X4
Dimana
rasio keuangan :
Z = Financial Distress
X1 = Working capital/total assets
X2 = Retained earnings/total assets
X3 = Earnings before interest and taxes/total assets
X4 = Book value of equity/total liabilities
Dengan kriteria sebagai berikut:
Z > 2,90 :
Safe Zone (Perusahaan dalam kondisi sehat)
1,23<Z<2,90
: Grey Zone (Perusahaan berpotensi mengalami kesulitan keuangan)
Z < 1,21 :
Distress Zone (Perusahaan berada dalam kondisi kesulitan
keuangan)
Model
Springate
Merupakan model prediksi
perluasan model Altman Z-Score. Model prediksi yang diutarakan Gordon
L.V Springate (1978). Rumus model Springate yaitu (Fahmi, 2020):
S-Score = 1,03A +
3,07B + 0,66C +0,4D
Dimana
rasio keuangan:
A = working capital/total asset
B = net profit before interest
and taxes/total asset
C = net profit before
taxes/current liabilities
D = sales/total asset
Dengan kriteria sebagai berikut:
S > 0,862 : Perusahaan diklasifikasikan sehat
S < 0,862 : Perusahaan diklasifikasikan
berpotensi bangkrut
Model
Zmijewski
Model
Zmijewski X-Score dirumuskan Mark E. Zmijewski
(1983). Rumus zmijewski yaitu (Fahmi, 2020):
X-Score =
-4,3 – 4,5X1 + 5,7X2 + 0,004X3
Dimana rasio keuangan:
X1 = ROA (Return on Asset) : after tax earnings/total assets
X2 = Leverage (Debt Ratio) : total debt/total assets
X3 = Likuiditas (Current
Ratio) : current assets/current liabilities
Dengan kriteria sebagai
berikut:
X < 0 :
Perusahaan dalam kondisi sehat dan tidak berpotensi bangkrut
X > 0 : Perusahaan berpotensi bangkrut
Hasil dan Pembahasan
Uji Perhitungan Model Altman
Z-Score, Springate dan Zmijewski
Tabel
2 Hasil Uji Perhitungan Model
Tahun |
Jumlah Emiten |
Altman Z-Score |
Springate |
Zmijewski |
||||
Safe |
Grey |
Distress |
Sehat |
Bangkrut |
Sehat |
Bangkrut |
||
2018 |
21 |
14 |
4 |
3 |
8 |
13 |
3 |
18 |
2019 |
21 |
13 |
5 |
3 |
5 |
16 |
0 |
21 |
2020 |
21 |
8 |
3 |
10 |
3 |
18 |
3 |
18 |
2021 |
21 |
8 |
4 |
9 |
1 |
20 |
3 |
18 |
2022 |
21 |
10 |
3 |
8 |
3 |
18 |
3 |
18 |
Total |
105 |
53 |
19 |
33 |
20 |
85 |
12 |
93 |
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa, adanya hasil
prediksi yang berbeda dari tiga model prediksi financial distress. Dimana Altman Z-Score
menghasilkan prediksi 33 perusahaan ada dalam kategori distress,
19 perusahaan ada dalam kategori grey zone serta 53 perusahaan ada dalam kategori
safe zone. Dalam model springate menunjukkan 85 perusahaan ada dalam kategori
bangkrut serta 20 perusahaan ada pada kategori sehat. Sedangkan pada model zmijewski,
93 perusahaan ada dalam kategori bangkrut serta 12 perusahaan ada dalam kategori sehat.
Uji Regresi Data Panel
Dilakukan sebagai tahapan guna menganalisis dan menjadi penentu metode estimasi yang paling baik anatara Fixed Effect
Model (FEM), Common Effect Model (CEM), serta
Random Effect Model (REM).
Tabel
3 Uji Chow
Model |
Effects Test |
Statistic |
Prob |
Altman Z-Score |
Cross-section Chi-square |
27.101757 |
0.1324 |
Springate |
Cross-section Chi-square |
25.925944 |
0.1638 |
Zmijewski |
Cross-section Chi-square |
22.174893 |
0.3311 |
Berdasarkan tabel 3 didapatkan nilai probability model Altman Z-Score pada cross-section
chi-square > α = 0,05 yakni 0,1324
> 0,05. Berarti uji regresi
data panel yang terbaik digunakan
pada model Altman Z-Score yaitu menggunakan CEM. Nilai probability model Springate dalam cross-section chi-square > α =
0,05 yaitu
0,1638 > 0,05. Artinya uji regresi
data panel yang terbaik digunakan
pada model Springate yaitu memakai
CEM. Selanjutnya nilai probability
model Zmijewski dalam cross-section chi-square >
α = 0,05 sebesar 0,3311 > 0,05. Berarti
uji regresi data panel yang terbaik
digunakan pada model Zmijewski yaitu
juga menggunakan CEM. Karna yang terpilih
adalah metode CEM, maka kemudian dilaksanakan
Uji Lagrange Multiplier guna melakukan
penentuan metode yang
paling baik antara CEM serta REM.
Tabel
4 Uji Lagrange
Mutiplier
Model |
Null (no effects) |
Both |
Altman Z-Score |
Breusch-Pagan |
0.1532 |
Springate |
Breusch-Pagan |
0.1943 |
Zmijewski |
Breusch-Pagan |
0.7135 |
Berdasarkan tabel 4 didapatkan nilai probability model Altman Z-Score pada cross-section
chi-square > α = 0,05 yakni 0,1532 > 0,05. Artinya
uji regresi data panel yang terbaik
digunakan pada model Altman Z-Score yaitu menggunakan Commond Effect Model (CEM). Nilai probability model Springate dalam cross-section chi-square > α =
0,05 yaitu 0,1943 > 0,05. Artinya
uji regresi data panel yang terbaik
digunakan pada model Springate yaitu
memakai CEM. Selanjutnya
Nilai probability model Zmijewski dalam cross-section
chi-square > α = 0,05 yakni 0,7135
> 0,05. Artinya uji regresi
data panel yang terbaik digunakan
pada ketiga model yaitu menggunakan CEM. Maka selanjutnya
dilaksanakan uji regresi
data panel model Altman Z-Score , Springate serta
Zmijewski.
Tabel
5 Regresi Data Panel Model Altman Z-Score
Variabel |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
C |
-0.000174 |
0.000342 |
-0.508468 |
0.6122 |
X1 |
6.559968 |
0.000144 |
45555.47 |
0.0000 |
X2 |
3.258756 |
0.001234 |
2641.016 |
0.0000 |
X3 |
6.719893 |
0.002705 |
2483.880 |
0.0000 |
X4 |
1.049998 |
4.04E-06 |
259960.6 |
0.0000 |
Berdasarkan tabel 5
diperoleh regresi data
panel dengan persamaan regresi data panel yakni:
Y= -0,000174
+6,559968X1 +3,258756X2 + 6,719893X3 +1,049998X4
Berdasar persamaan regresi tersebut, bisa dilakukan analisis pengaruh tiap-tiap variabel independen atas variabel dependen,
yakni: (1) Konstanta C senilai -0.000174 menyebut bahwasanya apabila nilai X1, X2, X3 serta X4 ialah konstan (0) artinya nilai variabel
Y ialah senilai -0.000174.
(2) Nilai koefisien regresi X1 mempunyai pengaruh positif artinya tiap kenaikan 1% X1, maka Y akan mengalami kenaikan senilai 6.559968. (3) Nilai koefisien
regresi X2 mempunyai
pengaruh positif berarti tiap kenaikan
1% X2, artinya Y akan mengalami kenaikan senilai 3.258756. (4) Nilai koefisien
regresi X3 mempunyai
relasi positif berarti tiap kenaikan
1% X3, artinya Y akan mengalami kenaikan senilai 6.719893.
(5) Nilai koefisien regresi X4 mempunyai hubungan positif berarti tiap kenaikan 1% X4, maka Y akan mengalami kenaikan senilai 1.049998.
Tabel
6 Regresi Data Panel Model Springate
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
C |
-0.000253 |
0.000127 |
-1.995371 |
0.0487 |
X1 |
1.029980 |
4.25E-05 |
24229.11 |
0.0000 |
X2 |
3.069777 |
0.000913 |
3363.999 |
0.0000 |
X3 |
0.659974 |
0.000149 |
4422.293 |
0.0000 |
X4 |
0.399995 |
0.000162 |
2468.521 |
0.0000 |
Berdasarkan tabel 6 diperoleh regresi data panel dengan persamaan regresi data panel yakni:
Persamaan regresi untuk data
panel yakni:
Y = -0.000253 + 1.029980X1 + 3.069777X2 + 0.659974X3 +
0.399995X4
Berdasar persamaan regresi tersebut bisa dilakukan
analisis pengaruh tiap-tiap variabel independen atas variabel dependen, yakni: (1) Konstanta C senilai -0.000253 menyebutkan bahwasanya apabila nilai X1, X2, X3 serta X4 ialah konstan (0) artinya nilai variabel
Y ialah senilai -0.000253.
(2) Nilai koefisien regresi
X1 mempunyai pengaruh positif berarti tiap kenaikan 1% X1, artinya Y akan mengalami kenaikan senilai 1.029980. (3) Nilai koefisien
regresi X2 mempunyai pengaruh positif berarti tiap kenaikan
1% X2, artinya Y akan mengalami kenaikan senilai 3.069777. (4) Nilai koefisien
regresi X3 mempunyai relasi positif berarti tiap kenaikan
1% X3, maka Y akan mengalami kenaikan senilai 0.659974.
(5) Nilai koefisien regresi
X4 mempunyai relasi positif berarti tiap kenaikan 1% X4, artinya Y akan mengalami kenaikan senilai 0.399995.
Tabel
7 Regresi Data Panel Model Zmijewski
Variabel |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
C |
-4.300175 |
0.000462 |
-9302.801 |
0.0000 |
X1 |
-4.501678 |
0.001528 |
-2946.219 |
0.0000 |
X2 |
5.720508 |
0.000927 |
6173.412 |
0.0000 |
X3 |
0.004008 |
1.12E-05 |
358.1829 |
0.0000 |
Berdasarkan tabel 7 diperoleh regresi data panel menggunakan perangkat lunak Eviews 13, dimana persamaan regresi data panel sebagai berikut:
Y =
-4.300175 – 4.501678X1 + 5.720508X2 + 0.004008X3
Berdasar persamaan regresi di
atas bisa dilakukan analisis pengaruh tiap-tiap variabel independen atas variabel dependen,
yakni: (1) Konstanta C senilai -4.300175 menyebutkan bahwasanya apabila nilai X1, X2, X3 ialah konstan (0) artinya nilai variabel Y ialah senilai -4.300175. (2)
Nilai koefisien regresi X1 mempunyai pengaruh negatif berarti tiap kenaikan 1% X1, artinya Y akan mengalami penurunan senilai 4.501678. (3) Nilai koefisien
regresi X2 berpengaruh positif berarti tiap kenaikan 1% X2, artinya Y akan mengalami kenaikan senilai 5.720508.
(4) Nilai koefisien regresi
X3 mempunyai relasi positif berarti tiap kenaikan 1% X3, artinya Y akan mengalami kenaikan senilai 0.004008 satuan.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Ialah uji yang dilaksanakan
guna mencari tahu normal tidaknya distribusi data. Dengan ketentuan yaitu, apabila nilai probabilitas
jarque-bera < 0,05 artinya
residual tidak terdistribusi
secara normal serta apabila nilai prob jarque bera > 0,05 artinya residual terdistribusi secara normal.
Tabel
8 Hasil Uji Normalitas
Model |
Jarque-Bera |
Prob. |
Altman
Z-Score |
2.7840 |
0.2485 |
Springate |
2.9015 |
0.2343 |
Zmijewski |
3.0339 |
0.2193 |
Melalui tabel 8 menunjukkan nilai Prob. JB hitung model
Altman Z-Score > 0,05 yaitu 0,2485 >
0,05. Selanjutnya, nilai
Prob. JB hitung model Springate > 0,05 yaitu 0,2343 > 0,05 serta nilai Prob. JB hitung model
Zmijewski > 0,05 yaitu 0,2193 > 0,05. Karna
prob pada uji Jarque-Bera ketiga model > α
(0.05) artinya H0 diterima,
sehingga bisa ditarik simpulan bahwasanya residual terdistribusi
normal serta dapat diartikan asumsi klasik terkait kenormalan sudah terpenuhi.
Uji Autokorelasi
Ialah uji yang dilaksanakan
guna mencari tahu adanya hubungan
tiap variabel pada model prediksi atas perubahan
waktu. Model regresi yang bagus ialah yang tidaklah mengalami autokorelasi. Dengan ketentuan yaitu, apabila nilai chi squares
> 0,05 artinya tidaklah terdapat autokorelasi dan apabila nilai chi squares >
0,05, artinya ada autokorelasi.
Tabel
9 Hasil Uji Autokorelasi
Model |
Prob.Chi Square(2) |
Altman
Z-Score |
0.8569 |
Springate |
0.0530 |
Zmijewski |
0.3329 |
Pada tabel 9 didapatkan nilai Prob. Chi-Square
pada model Altman Z-Score senilai 0,8569 >
0.05. Prob. Chi-Square dalam model Springate senilai 0,0530 > 0.05 serta
Prob. Chi-Square dalam model Zmijewski senilai 0,3329 > 0.05. Sehingga
bisa ditarik simpulan bahwasanya pada model regresi ini tidak
mengalami autokorelasi pada
ketiga model prediksi financial
distress.
Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dilaksanakan ketika
model regresi memakai variabel bebas lebih dari satu.
Dengan ketentuan yaitu, nilai korelasi tiap-tiap
variabel bebas < 0,85 artinya tidaklah mengalami masalah multikoliniearitas serta apabila nilai korelasi
tiap variabel bebas > 0,85 artinya mengalami masalah multikoliniearitas.
Tabel
10 Hasil Uji Multikolinearitas Model Altman Z-Score
Variabel |
X1 |
X2 |
X3 |
X4 |
X1 |
1.000000 |
0.111617 |
0.011950 |
-0.002740 |
X2 |
0.111617 |
1.000000 |
0.249573 |
0.004106 |
X3 |
0.011950 |
0.249573 |
1.000000 |
0.008228 |
X4 |
-0.002740 |
0.004106 |
0.008228 |
1.000000 |
Tabel
11 Hasil Uji Multikolinearitas Model Springate
Variabel |
X1 |
X2 |
X3 |
X4 |
X1 |
1.000000 |
0.017262 |
0.141904 |
-0.033831 |
X2 |
0.017262 |
1.000000 |
0.475969 |
0.302406 |
X3 |
0.141904 |
0.475969 |
1.000000 |
0.158990 |
X4 |
-0.033831 |
0.302406 |
0.158990 |
1.000000 |
Tabel
12 Hasil Uji Multikolinearitas Model Zmijewski
Variabel |
X1 |
X2 |
X3 |
X1 |
1.000000 |
-0.061797 |
0.014877 |
X2 |
-0.061797 |
1.000000 |
-0.339854 |
X3 |
0.014877 |
-0.339854 |
1.000000 |
Pada hasil uji multikolinearitas
di atas, didapatkan bahwasanya seluruh nilai koefisien korelasi < 0.85, sehinga bisa ditarik simpulan
bahwasanya tidaklah mengalami multikolonieritas antar variabel independent ataupun artinya asumsi nonmultikolonieritas telah terpenuhi.
Uji Heteroskedastisitas
Dipakai melihat konstan tidaknya varian dari residual dari model yang terbentuk. Penelitian ini memakai Breusch Pagan
Godfrey dengan ketentuan
yaitu, apabila Chi-square > 0,05, berarti sifat model regresi heteroskedastisitas
Tabel
13 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Altman Z-Score |
Prob. Chi-Square(3) |
0,2961 |
Springate |
Prob. Chi-Square(3) |
0.1156 |
Zmijewski |
Prob. Chi-Square(3) |
0.4570 |
Berdasar tabel 13 didapat nilai Prob. Chi-square pada model Altman Z-Score senilai
0,2961 < 0,05. Nilai Prob. Chi-square pada model Springate senilai 0,1156 > 0,05. nilai
Prob. Chi-Square pada model Zmijewski senilai 0,4570
< 0,05. Sehingga bisa ditarik simpulan bahwasanya dalam model regresi initidak terjadi heteroskedastisitas pada ketiga model prediksi financial distress.
Uji Hipotesis
Uji F
Uji ini dilaksanakan
melalui komparasi antara t statistik dengan t tabel ataupun nilai probabilitas
atas taraf signifikansi yang telah ditentukan (Sakti, 2018). Dengan ketentuan
yaitu, apabila nilai prob. F-statistik < 0,05
artinya variabel bebas secara bersamaan memberikan pengaruh pada variabel terikat dan apabila nilai prob. F-statistik > 0,05
berarti variabel bebas secara simultan
tidaklah memberi pengaruh pada variabel terikat.
Tabel
14 Hasil Uji F
Model |
Prob. (F Statistic) |
Altman Z-Score |
0.000000 |
Springate |
0.000000 |
Zmijewski |
0.000000 |
Berdasar pada tabel 14 didapat nilai Prob. (F Statistic)
pada model Altman Z-Score senilai 0.000000
< 0,05. Nilai Prob. (F Statistic) pada model
Springate senilai 0.000000
< 0,05. nilai Prob. (F Statistic) pada model
Zmijewski senilai 0.000000
< 0,05. Sehingga bisa ditarik simpulan bahwasanya
ketiga model memiliki pengaruh
secara signifikan atas Y.
Uji T
Dilaksanakan guna melaksanakan
uji koefisien regresi secara individu (Sakti, 2018). Dengan ketentuan,
apabila nilai prob. t-statistik <0,05, artinya variabel bebas secara bersamaan memberi pengaruh pada variabel terikat dan apabila nilai prob. t-statistik > 0,05, berarti bahwa variabel bebas secara bersamaaan
tidaklah memberi pengaruh variabel terikat. Berdasar pada tabel 5 didapat bahwa nilai t hitung
semua variabel pada model
Altman Z-Score bertanda positif
serta mempunyai nilai prob. senilai 0.000 <
0,05, sehingga hal tersebut memperlihatkan bahwasanya semua variabel memberikan pengaruh signifikan atas financial distress pada model Altman Z-Score.
Selanjutnya, berdasar pada tabel 6, didapatkan bahwasanya nilai t hitung semua variabel
pada model Springate bertanda positif
dan memiliki nilai prob. senilai 0.000 < 0,05, sehingga
hal tersebut memperlihatkan bahwasanya semua variabel memberi pengaruh signifikan atas financial
distress pada model Springate. Sedangkan, berdasar pada tabel 7, didapat nilai t hitung variabel profitabilitas pada model Zmijewski bertanda
negatif dan variabel leverage
dan likuiditas bertanda positif. Semua variabel memiliki nilai prob. senilai 0.000 <
0,05, sehingga hal tersebut memperlihatkan bahwasanya semua variabel memberi pengaruh signifikan atas financial distress pada model Zmijewski.
Uji R Square
Uji ini dapat menunjukkan
besaran kombinasi variabel independen secara bersamaan memberi pengaruh pada nilai variabel dependen R-Square berkisar
dari 0 hingga 1. Makin dekat dengan angka
1 artinya model regresi makin baik.
Tabel
15 Koefisien Determinasi (R2)
Model |
R-Squared |
Altman Z-Score |
1.000000 |
Springate |
1.000000 |
Zmijewski |
0,999998 |
Berdasarkan hasil dari tabel uji koefisien determinasi (R2 ) menunjukkan
koefisien determinasi (R2
) model Altman Z-Score angka dalam R-Square senilai
1.000000 (100%). Selanjutnya, koefisien
determinasi (R2 ) model Springate angka dalam R-Square senilai 1.000000 (100%). Koefisien
determinasi (R2 ) model Zmijewski angka pada R-Square senilai
0.999998 ataupun 99,9998%, sedang
sisanya senilai 0,0002%
dipengaruhi sejumlah faktor yang tidak masuk dalam permodelan
ini. Dapat diartikan variabel
independen yang dipakai
pada model Altman Z-Score serta Springate mampu memberi penjelasan
100% variasi variabel dependen serta variabel independen yang dipakai pada model Zmijewski mampu
memberi penjelasan 99,9998%
variasi variabel dependen.
Uji Adjust R Square
Merupakan uji yang memiliki tujuan
mencari tahu proporsi ataupun persentase total varian dalam variabel terikat yang diterangkan variabel bebas.
Tabel
16 Uji Adjust R
Square
Koefisien |
Altman Z-Score |
Springate |
Zmijewski |
Adjusted R-Squared |
1.000000 |
1.000000 |
0.999998 |
S.E. of regression |
0.003390 |
0.000995 |
0.002314 |
S.D. dependent var |
8776115 |
2.607733 |
1.648242 |
Pada tabel 16 memperlihatkan nilai adjusted
R-Square pada model Altman Z-Score senilai
1.000000 serta nilai standar error Altman Z-Score senilai
0.0003390 < nilai S.D dependent variabel yang menunjukkan nilai standar deviasi
variabel independen, sehingga dapat diartikan tingkat akurasi pada model Altman Z-Score yakni senilai 100%. Artinya, model Altman Z-Score akurat
dipakai melakukan prediksi financial distress. Kemudian,
nilai adjusted R-Square pada model springate senilai 1.000000 serta nilai standar
error springate senilai
0.000995 < nilai S.D dependent variabel
yang menunjukkan nilai standar deviasi variabel independen. sehingga dapat diartikan tingkat akurasi pada model
Springate yaitu sebesar
100%. Dengan demikian,
model Springate akurat dipakai
melakukan prediksi financial
distress. Serta nilai adjusted R-Square pada
model Zmijewski senilai 0.999998 dan nilai standar error Zmijewski senilai 0.002314 < nilai S.D
dependent variabel yang menunjukkan
nilai standar deviasi variabel independen, sehingga dapat diartikan tingkat akurasi pada model
Springate yaitu senilai
99,9998%. Artinya, model Zmijewski akurat dipakai melakukan prediksi financial
distress.
Penilaian Model Altman Z-Score
Model Altman Z-Score memiliki
empat rasio keuangan diantaranya yakni Retained Earning to Total Assets, Working
Capital to Total Assets, EBIT (Earning
Before Interest and Tax) to Total Assets, serta
Book Value Of Equity to Total Liabilities. Dimana model Altman Z-Score menekankan berapa banyak laba yang didapat dari aktivitas utama perusahaan melalui penghasilan kotor perusahaan terhadap seluruh aset melalui rasio
EBIT atas seluruh aset perusahaan (Wulandari & Fauzi, 2022). Penelitian menghasilkan
temuan yang memperlihatkan keempat rasio keuangan pada model Altman
Z-Score seluruhnya memberi
pengaruh signifikan atas financial distress yang dibuktikan
pada hasil uji T dengan nilai prob. ke empat rasio < 0,05 yaitu sebesar 0,0000 < 0,05
dan mempunyai tingkat akurasi 100% yang dibuktikan melalui nilai adj. R-square sebesar 1.000000. Artinya, model
Altman Z-Score akurat dipakai
melakukan prediksi financial
distress dalam perusahaan
subsektor pariwisata dan rekreasi.
Penilaian Model Springate
Model Springate mempunyai empat rasio keuangan
diantaranya Working Capital to Total Assets, Net
Profit Before Taxes to Current Liabilities, Net Profit Before Interest and
Taxes to Total Assets, serta Sales to Total
Assets. Dimana model Springate menekankan pada kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya melalui kemampuan laba sebelum pajak untuk
membayar kewajiban lancar dengan menghitung
rasio laba neto sebelum pajak
terhadap kewajiban lancarnya (Wulandari & Fauzi, 2022). Penelitian menghasilkan
temuan keempat rasio keuangan pada model springate seluruhnya memberi pengaruh signifikan atas financial
distress yang dibuktikan pada hasil
uji T dengan nilai prob. ke empat rasio
< 0,05 yaitu sebesar
0,0000 < 0,05 dan mempunyai tingkat
akurasi 100% yang dibuktikan
melalui nilai adj. R-square
senilai 1.000000. Artinya,
model springate akurat dipakai melakukan prediksi financial distress atas
perusahaan subsektor pariwisata dan rekreasi.
Penilaian Model Zmijewski
Model Zmijewski memiliki tiga rasio keuangan
diantaranya yakni Debt
Ratio, Return on Assets, serta Current Ratio.
Model zmijewski menekankan
pada kecakapan suatu perusahaan dalam pembayaran utang lancarnya berdasarkan perhitungan rasio lancar (Wulandari & Fauzi, 2022). Hasil penelitian ini menunjukkan ketiga rasio keuangan pada model zmijewski seluruhnya memberi pengaruh signifikan atas financial
distress yang dibuktikan pada hasil
uji T dengan nilai prob. ke empat rasio
< 0,05 yakni senilai
0,0000 < 0,05 serta memiliki
tingkat akurasi 99,9998% yang dibuktikan melalui
nilai adj. R-square sebesar
0.999998. Dengan demikian, model zmijewski
akurat dipakai melakukan prediksi financial
distress dalam perusahaan
subsektor pariwisata dan rekreasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan dalam penelitian, bisa ditarik kesimpulan
yakni: (1) Model Altman Z-Score memiliki tingkat keakuratan 100% serta semua variabel independennya memberi pengaruh
signifikan atas financial distress. (2) Model Springate memiliki
tingkat akurasi 100% dan semua variabel independennya memberi pengaruh
signifikan atas financial distress. (3) Model Zmijewski memiliki tingkat akurasi 99,9998%. Seluruh variabel independen memberi pengaruh signifikan atas financial distress. Semua
model memiliki tingkat sig.
0,000 < 0,05 artinya disimpulkan
semua model bisa dipakai melaksanakan prediksi financial distress dengan
akurat. Model Springate serta
Altman Z-Score merupakan metode
terakurat diterapkan untuk melakukan prediksi financial distress dalam
perusahaan sub sektor pariwisata dan rekreasi. Saran untuk penelitian selanjutnya bisa menambahkan model lain semisal grover, ohlson serta metode analisis
lainnya dan dapat memperluas ruang lingkup serta menambah
periode pengamatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Altman, E. I. (2000). Predicting
Financial Distress of Companies: Revisting The Z-Score and ZETA® Models. Journal
of Banking and Finance, 15–22.
Amanda, Y., & Tasman, A. (2019). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Sales
Growthdan Ukuran Perusahaan Terhadap Financial DistressPada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2017. Journal
Ecogen, 2(3).
Asmaradana, L. B., & Dudy, M. S. (2022). Analisis Financial Distress
dengan Model Altman, Grover, Springate, Zmijewski, dan Ohlson pada Perusahaan
Subsektor Jasa Konsumen yang terdaftar di BEI. Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi
Dan Manajemen (JIKEM), 2(1), 1325–1341.
Fahmi, I. (2020). Manajemen Risiko: Teori, Kasus dan Solusi
(Revisi). Alfabeta.
Hermuningsih, S., Maulida, A., & Agustina, A. N. (2022). Poli
Bisnis. 14(1), 13–28.
Irfani, A. S. (2020). Manajemen Keuangan dan Bisnis, Teori dan Aplikasi
(Bernadine (ed.)). PT Gramedia Pustaka Utama.
https://play.google.com/books/reader?id=qln8DwAAQBAJ&pg=GBS.PR4
Listyarini, F. (2020). Analisis Perbandingan Prediksi Kondisi Financial
Distress dengan Menggunakan Model Altman, Springate dan Zmijewski. Jurnal
Bina Akuntansi, 7(1), 1–20.
Rahma, A. (2020). Analisis Pengaruh Profitabilitas , Leverage , DAN
Abstrak. 3(3), 253–266.
Robiansyah, A., Sari, I. K., Novrianda, H., & Irwanto, T. (2022).
Analisis Perbandingan Model Altman , Springate , Zmijewski , Dan Grover Dalam
Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia ( Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2017). Jurnal Ekombis Review-Jurnal Ilmiah EKonomi Dan Bisnis, 10,
25–36.
Saadah, K. (2021). Analisis Perbandingan Financial Distress Masa Pandemi
Covid-19 ( Studi Pada Perusahaan Properti , Real Estate dan Konstruksi Yang
Listing di BEI ). Jurnal Akuntansi Kompetitif, 4(3).
https://doi.org/https://doi.org/10.35446/akuntansikompetif.v4i3.759
Sakti, I. (2018). Analisis Regresi Data Panel Menggunakan Eviews.
Esa Unggul University.
Wulandari, E., & Fauzi, I. (2022). Analisis Perbandingan Potensi
Kebangkrutan dengan Model Grover , Altman Z-Score , Springate dan Zmijewski
Pada Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah (EKUITAS), 4(1), 109–117.
https://doi.org/10.47065/ekuitas.v4i1.1743
Zatira, D., & Karim, A. H. (2022). Perbandingan Model Altman,
Zmijewski, Springate, Grover dan foster dalam Memprediksi Kebangkrutan
Perusahaan Maskapai Penerbangan Indonesia di Masa Pandemi Coivd 19. Jurnal
Ecobisma (Ekonomi, Bisnis Dan Manajemen), 9(2), 92–102.