PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP NIAT ADOPSI MOBILE BANKING MENGGUNAKAN ELABORATION LIKELIHOOD MODEL (ELM)

 

Purnama Sari1, Refi Rifaldi Windya Giri2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom

purnamasarilys@student.telkomuniversity.ac.id1, rifaldi@telkomuniversity.ac.id2

 

Abstrak

Kemajuan teknologi informasi membuat bank saat ini memberikan dan menawarkan keefesienan bagi para penggunanya dengan menyediakan layanan operasional yang bermacam-macam, termasuk diantaranya layanan e-banking (electronic banking). Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dimensi eWOM terhadap niat adopsi m-banking dengan menggunakan variabel mediasi yang dimoderasi dengan pendekatan ELM. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis data menggunakan SEM-PLS dengan sofware SmartPLS dan sampel minimal pada penelitian ini yaitu sebanyak 353 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pemicu kualitas argumen, valensi, dan konsistensi secara langsung meningkatkan niat untuk menggunakan m-banking. Pemicu ini dimediasi oleh kepercayaan awal pada m-banking. Temuan ini membuat beberapa kontribusi literatur tentang komunikasi pemasaran, khususnya untuk penelitian eWOM dan teori ELM. Secara praktis, penelitian ini memberikan beberapa rekomendasi kepada perbankan tentang bagaimana menggunakan eWOM positif untuk memotivasi konsumen dalam menggunakan m-banking.

 

Kata Kunci: eWOM, niat adopsi, elaboration likelihood model (ELM)

 

Abstract

Advances in information technology make banks currently provide and offer efficiency for their users by providing various operational services, including e-banking services (electronic banking). The purpose of this study was to determine the effect of the eWOM dimension on the intention to adopt m-banking by using a mediating variable moderated by the ELM approach. The type of research conducted in this research is descriptive research with a quantitative approach with data analysis techniques using SEM-PLS with SmartPLS Software and the minimum sample in this study is 353 respondents. The findings showed that of the triggers, argument quality, valence, and consistency enhance intention to adopt m-banking. These effects were mediated by initial trust in m-banking. These findings make several contributions to the literature on marketing communication, particularly to eWOM research and ELM theory. Practically, this study provides several recommendations to banks about how to use positive eWOM for motivating consumers to adopt m-banking.

 

Keywords: eWOM, adoption intention, elaboration likelihood model (ELM)

 

 

 

Pendahuluan

Fenomena saat ini menunjukan bahwa yang kerap menjadi preferensi utama saat ini di layanan perbankan oleh nasabah yang melakukan transaksi non-tunai adalah dengan menggunakan smartphone atau yang lebih sering dikenal dengan aplikasi mobile bankingg (m-banking). Hal ini pun dibuktikan oleh Asosiasi Sitem Pembayaran Indonesia pada tahun 2021 volume transaksi mobile banking masih mendominasi dibandingkan dengan internet banking dan phone banking. Akan tetapi, dari perilaku pengguna internet, presentase penggunaan atau akses internet dalam perbankan masih cukup rendah serta pemanfaatan internet dalam bidang ekonomi. Berdasarkan data dari We are Social financial service terbilang cukup rendah sebanyak 39.2%. Hal tersebut tentu tidak sejalan dengan tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia, padahal layanan mobile banking diciptakan perbankan guna mempermudah para nasabahnya dalam melakukan aktifitas perbankan dengan segala fitur yang ditawarkan.

Internet menciptakan sebuah pola baru pada komunikasi Word Of Mouth (WOM) dan disinilah awal timbulnya istilah electronic Word of Mouth (eWOM). Adanya fenomena terkait eWOM dianggap sebagai perkembangan dari komunikasi tradisional interpersonal menjadi generasi di masa depan dari cyberspace. Menurut penelitian konsumen mencari dan menanyakan tentang informasi yang di posting oleh konsumen sebelumnya agar menciptakan rasa percaya diri dalam mencoba teknologi baru. Menurut Statista (2021) sebanyak 40% respondens menjadikan customer review menjadi salah satu faktor yang digunakan masyarakat dalam mencari informasi spesifik mengenai produk yang ingin dibeli Riset yang dilangsungkan menemukan bahwa pengaruh langsung dari pemicu eWOM (kualitas argumen, valensi, dan konsistensi) secara signifikan mendorong untuk niat adopsi m-banking.

Pada penelitian sebelumnya menggabungkan variabel mediasi dan moderasi dalam model yang sama (penelitian yang sama) untuk menguji secara komprehensif bagaimana hubungan dimensi eWOM dan intensi untuk mengadopsi m-banking. Penelitian terdahulu oleh mengusulkan kepercayaan awal (initial trust) sebagai variabel dalam hubungan antara dimensi eWOM dan niat adopsi m-banking dan menunjukan bahwa efek mediasi ini bervariasi tergantung tingkat keterlibatan konsumen yang berbeda. Efek mediasi initial trust ini dimoderasi oleh keterlibatan konsumen (consumer involvement) dalam m-banking. Pada penelitian ditemukan bahwa efek mediasi dimoderasi hanya berpengaruh pada hubungan antara valensi terhadap niat adopsi mbanking.

Sebagai langkah awal, peneliti ingin mengetahui kontribusi eWOM untuk meningkatkan perilaku adopsi m-banking menggunakan model ELM. Dalam penelitian ini menggunakan consumer involvement dalam m-banking memoderasi efek mediasi dari initial trust pada hubungan antara pemicu eWOM (argument quallity, valence, consistency, volume) dan niat adopsi perbankan.

1.    M-banking

Menurut Kurniawati et al., (2017) m-banking ialah suatu fasilitas yang disediakan bank pada era digital dengan mengikuti perkembangan teknologi dan komunikasi. M-banking menyediakan layanan yang meliputi pembayaran, transfer, history serta sebagainya. Dengan adanya m-banking dalam penggunaan smartphone memberikan keefektifan serta keefisianan buat nasabah dalam menjalankan aktifitas perbankan kapanpun serta dimanapun.

Koksal (2016) mengungkapkan bahwa m-banking merupakan bagian dari mobile commerce yang merupakan bentuk transaksi perbankan yang dilakukan melalui smartphone atau sistem digital pribadi. Mobile banking adalah teknologi yang relatif baru dan, seperti teknologi lainnya, efektivitas saluran komunikasi yang diperkenalkan akan mempengaruhi tingkat adopsi (Zhu et al., 2021). Melalui platform m-banking, nasabah juga dapat memanfaatkan layanan perbankan kapan saja, sedangkan untuk memanfaatkan layanan perbankan melalui kantor cabang, nasabah harus mengunjungi bank secara langsung, yang membutuhkan waktu dan tenaga (Jebarajakirthy & Shankar, 2021)

2.      EWOM

Adanya internet membuat sebuah paradigma baru dalam komunikasi Word of Mouth dan inilah awal dari munculnya istilah Electronic Word of Mouth. eWOM dianggap sebagai evolusi dari komunikasi tradisional interpersonal yang menuju generasi digital (Shankar et al., 2020). eWOM didefinisikan sebagai setiap pernyataan positif atau negatif yang dibuat oleh calon pelanggan atau mantan pelangan tentang produk atau perusahaan yang tersedia untuk banyak orang dan institusi melalui Internet (Hennig-Thurau et al., 2004).

Menurut (Shankar et al., 2020) efek pemicu eWOM yaitu:

a.     Argumen Quality (Kualitas Argumen)

Review yang relevan, akurat, informatif, dan update sehingga menarik perhatian konsumen dan ulasan tersebut memiliki efek yang lebih persuasif terhadap konsumen.

b.    Valence (Valensi)

Valensi informasi terkait ulasan konsumen terkait produk atau layanan yang memiliki efek persuasif pada kredibilitas eWOM. Adanya valensi informasi memungkinkan pelanggan untuk memahami kekuatan dan kelamahan produk dan layanan yang dimiliki perusahaan. Valensi informasi ini dapat dibedakan menjadi pernyataan positif dan pernyataan negatif seseorang. Valensi positif dapat diartikan sebagai pendapat positif dari konsumen terhadap produk atau jasa tertentu atau motivasi positif untuk mendukung niat untuk membeli. Sedangkan valensi negatif merupakan pendapat negatif konsumen terhadap produk maupun jasa dikarenakan rasa tidak puas yang menjadi masalah dan kelemahan dari produk atau jasa tersebut.

c.     Consistency (Konsistensi)

Saat ini konsumen membagikan pengalaman mereka melalui platform digital dan mengevaluasi ulasan yang diterima dari berbagai sumber. Oleh sebab itu, ulasan yang datang melalui platform dan sumber online yang ditemukan konsisten, ulasan tersebut memiliki dampak yang lebih persuasif terhadap tanggapan konsumen terhadap produk dan layanan yang dimiliki.

d.    Volume (Volume)

Banyaknya ulasan terhadap produk berhungan signifikan dengan sikap konsumen terhadap produk. Volume eWOM juga menciptakan efek kesadaran dan menunjukan kinerja dan popularitas produk.

3.      Elaboration Likelihood Model

Teori elaboration likelihood model merupakan teori yang dikembangkan oleh Richard E. Petty dan John T. Cacioppo pada tahun 1980 yang merupakan pakar komunikasi persuasif. Teori ini mempelajari mengenai bagaimana dan kapan seseorang bisa terbujuk atau tidak tebujuk oleh pesan yang didapat atau diterimanya. Dalam mengolah pesan persuasi, elaboration likelihood model menjelaskan terdapat dua jalur pengolahan pesan yang nantinya dapat mengubah sikap dan    keputusan seseorang, yakni rute pusat (central route) dan jalur pinggir (peripheral route) (Shankar et al., 2020).

Teori ELM menunjukkan bahwa individu mengambil rute periferal ketika mereka kurang termotivasi atau kurang mampu memikirkan pesan, atau ketika mereka membeli produk atau jasa dengan keterlibatan rendah (Petty et al., 1983a). Orang-orang yang termotivasi atau bersedia untuk memproses informasi mengambil rute sentral, menghabiskan lebih banyak waktu dan memberikan respon rasional menggunakan kriteria seperti kualitas informasi (Petty et al., 1983a). Sebaliknya, orang yang kurang termotivasi atau tidak mau atau tidak mampu memproses informasi mengambil rute periferal dan menggunakan jalan pintas informasi, seperti kredibilitas sumber atau volume informasi untuk membuat keputusan (Petty et al., 1983a).

4.      Initial Trust

Kepercayaan dikembangkan secara bertahap dan tergantung pada komponen kognitif dan afektif sikap dimana pembentukan initial trust secara substansial terkait dengan keakraban dan reputasi. Initial trust merupakan keadaan individu untuk memercayai atau mengharuskan individu untuk mempercayai orang lain. Dalam hal ini initial menurut Mcknight et al. (1998) dalam (Farooq et al., 2021) didefinisikan sebagai kelompok orang yang pertama kali berjumpa atau melakukan interaksi satu sama lain. McKnight et al. (1998) pada (Farooq et al., 2021) mengusulkan model yang disebut sebagai initial trust model dengan menguraikan tiga kekuatan yaitu “personal, institutional, and environmental”. Model ini memuat faktor-faktor yang mengarahkan individu pada kepercayaan awal terhadap sesuatu hal.

5.      Consumer Involvement

 Izogo et al. (2020) pada mulanya mendefinisikan keterlibatan sebagai “relevansi yang yang dirasakanan seseorang dari objek berdasarkan kebutuhan, nilai, dan minat yang melekat”. Demikian pula, menurut Verbeke dan Vackier (2004) dalam Calvo-Porral et al. (2020) keterlibatan dapat didefinisikan sebagai tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan, minat atau relevansi yang ditimbulkan oleh stimulus yang terkait dengan tujuan yang spesifik dan situasi yang bertahan lama.

Dengan demikian, menurut Zaichkowsky,1985 dalam Calvo-Porral et al. (2020) tingkat keterlibatan konsumen dengan produk tertentu merupakan variabel penting yang mempengaruhi perilaku konsumsi, investasi waktu dalam keputusan pilihan, pencarian informasi, pencarian variasi produk atau evaluasi atribut dan tingkat kepedulian tentang produk. Oleh karena itu, konsumen dengan keterlibatan yang rendah menunjukkan minat yang kecil terhadap produk dan alternatif produk, puas dengan tingkat kinerja minimum. Sedangkan konsumen yang sangat terlibat menunjukkan motivasi yang besar untuk mencari informasi produk, prihatin dengan kinerja kualitas produk dan juga bersedia untuk membandingkan alternatif yang ada (Calvo-Porral et al., 2020).

6.      Model Konseptual

Berdasarkan tinjauan literatur tersebut maka dibuat kerangka penelitian sebagai berikut:

EWOM

 
Diagram

Description automatically generated

 

Gambar 1 Kerangka Penelitian: (Shankar et al.(2020)

 

Studi literatur tidak terbatas pada teori, tetapi juga bukti empiris. Hipotesis penelitian (jika ada) harus dibangun dari konsep teori dan didukung oleh studi empiris (penelitian sebelumnya). Pencantuman referensi disajikan sebagai berikut: (penulis, tahun). (Times New Roman – 10 pts – spasi 1)

Pengembangan hipotesis (jika ada), Jika makalah memiliki kerangka teori dan memiliki hipotesis, dalam bab ini harus dijelaskan bagaimana kerangka dan hipotesis dikembangkan yang memperkuat dengan penelitian sebelumnya.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini, berdasarkan metode penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode-metode yang bertujuan menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antaran variabel. Variabel tersebut biasanya diukur menggunakan instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik. Pada penelitian ini yang menjadi populasi penelitian yaitu pengguna internet di Indonesia yang mengakses situs jejaring sosial dengan kriteria berusia diatas 18 tahundan masyarakat yang tertarik menggunakan m-banking BCA&BNI. Jumlah responden yang dibutuhkan pada penelitian ini sebanyak 330 responden.

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan SEM dengan menggunakan software SmartPLS. Pada penelitian ini menggunakan VB-SEM dengan software SmartPLS yang merupakan alternatif dari CB-SEM yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan hubungan antar variabel yang kompleks namun ukuran sampel datanya kecil. Data yang digunakan dalam SEM-PLS tidak harus memenuhi persyaratan asumsi data untuk statistik parametrik dengan kata lain SEM-PLS memberikan kelonggaran pada data yang tidak berdistribusi normal.

 

Hasil Dan Pembahasan

Pada penelitian bersumber dari data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara daring dengan menggunakan G-form melalui media sosial seperti instagram, facebook, twitter, linkeidn, whatsapp, dan line. Dimana kriteria responden yaitu pengguna internet yang mempunyai situs jejaring sosial berumur diatas 18 tahun. Jumlah responden yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner sebanyak 353 responden.

1.      Uji Model Pengukuran (Outer Model)

Penggunaan evaluasi outer model bertujuan untuk melakukan evaluasi pengujian terhadap hubungan antara variable konstruk (indikator) dengan variabel latennya. Yaitu dengan melakukan pendekatan uji validitas dan uji reliabilitas.

2.      Uji Validitas Konvergen

Validitas konvergen suatu konstruk dengan indikator reflektif dievaluasi dengan menggunakan outer loading >0,7 sedangakan menurut Chin (1998) nilai outer loading antara 0,5-0,6 sudah dianggap cukup. Berdasarkan hal tersebut maka kriteria dalam penelitian ini berdasarkan pendapat Chin (1998). Berikut hasil uji validitas konvergen.

 

Tabel 1 Hasil Loading Factor

Variabel

Indikator

Loading Factor

Kriteria (Chin (1998))

Kesimpulan

Argument Quality

AQ1

0.811

0.500

Valid

AQ2

0.811

0.500

Valid

AQ3

0.840

0.500

Valid

AQ4

0.782

0.500

Valid

Valence

VA1

0.745

0.500

Valid

VA2

0.740

0.500

Valid

VA4

0.771

0.500

Valid

VA5

0.760

0.500

Valid

VA6

0.729

0.500

Valid

VA7

0.711

0.500

Valid

Consistency

CO1

0.669

0.500

Valid

CO2

0.848

0.500

Valid

CO3

0.858

0.500

Valid

CO4

0.849

0.500

Valid

Volume

VO1

0.881

0.500

Valid

VO2

0.852

0.500

Valid

VO3

0.881

0.500

Valid

Initial Trust

IT1

0.783

0.500

Valid

IT2

0.804

0.500

Valid

IT3

0.812

0.500

Valid

IT4

0.761

0.500

Valid

IT5

0.733

0.500

Valid

IT6

0.735

0.500

Valid

IT7

0.794

0.500

Valid

Consumer Involvement

CI1

0.818

0.500

Valid

CI2

0.814

0.500

Valid

CI3

0.839

0.500

Valid

CI4

0.845

0.500

Valid

Adoption Intention

AI1

0.891

0.500

Valid

AI2

0.903

0.500

Valid

AI3

0.894

0.500

Valid

Moderasi Argument Quality

Argument Quality *Consumer Involvement

1.397

0.500

Valid

Moderasi Valence

Valence * Consumer Involvement

1.339

0.500

Valid

Moderasi Consistency

Consistency * Consumer Involvement

1.230

0.500

Valid

Moderasi Volume

Volume * Consumer Involvement

1.214

0.500

Valid

Sumber: Olah Data SmartPLS (Penulis, 2022)

 

Berdasarkan tabel 4.8 diatas diketahui bahwa setiap indikator pada masing-masing variabel mempunyai nilai loading factor > 0.5 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator telah valid.

3.      Uji Validitas Diskriminan

Uji validitas diskriminan dapat dilakukan dengan menggunakan nilai cross loadings dengan melakukan evaluasi terhadap masing-masing konstruk yang bertujuan untuk memastikan bahwa korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada konstruk lainnya. Berikut hasil uji validitas diskriminan:

 

Tabel 2 Hasil Cross Loading

V/I

AQ

VA

CO

VO

IT

CI

AI

AQ*CI

VA*CI

VA*CI

VO*CI

AQ1

0.811

0.492

0.455

0.508

0.557

0.516

0.426

-0.238

-0.161

-0.159

-0.149

AQ2

0.811

0.513

0.428

0.463

0.519

0.481

0.435

-0.180

-0.211

-0.183

-0.117

AQ3

0.840

0.543

0.451

0.530

0.581

0.537

0.419

-0.203

-0.219

-0.193

-0.125

AQ4

0.782

0.459

0.426

0.471

0.505

0.554

0.381

-0.209

-0.189

-0.182

-0.169

VA1

0.553

0.745

0.483

0.606

0.543

0.511

0.428

-0.164

-0.177

-0.160

-0.128

VA2

0.554

0.740

0.507

0.489

0.555

0.519

0.475

-0.253

-0.257

-0.248

-0.123

VA4

0.421

0.771

0.414

0.418

0.473

0.354

0.368

-0.237

-0.226

-0.192

-0.123

VA5

0.403

0.760

0.420

0.426

0.451

0.358

0.310

-0.162

-0.173

-0.116

-0.079

VA6

0.407

0.729

0.433

0.422

0.444

0.309

0.224

-0.083

-0.085

-0.075

-0.053

VA7

0.381

0.711

0.517

0.446

0.515

0.372

0.338

-0.097

-0.067

-0.091

-0.047

CO1

0.540

0.496

0.669

0.585

0.545

0.508

0.324

-0.110

-0.117

-0.173

-0.059

CO2

0.482

0.602

0.848

0.509

0.517

0.457

0.453

-0.193

-0.231

-0.199

-0.163

CO3

0.461

0.588

0.858

0.450

0.506

0.445

0.476

-0.271

-0.247

-0.203

-0.152

CO4

0.428

0.562

0.849

0.434

0.454

0.417

0.477

-0.182

-0.197

-0.122

-0.125

VO1

0.476

0.536

0.501

0.881

0.540

0.420

0.343

-0.128

-0.096

-0.135

-0.152

VO2

0.476

0.551

0.558

0.852

0.570

0.469

0.372

-0.136

-0.117

-0.151

-0.110

VO3

0.487

0.532

0.530

0.881

0.554

0.468

0.370

-0.119

-0.082

-0.117

-0.136

IT1

0.546

0.568

0.522

0.527

0.783

0.563

0.458

-0.147

-0.170

-0.199

-0.152

IT2

0.526

0.520

0.547

0.527

0.804

0.567

0.460

-0.195

-0.229

-0.208

-0.176

IT3

0.553

0.548

0.504

0.478

0.812

0.606

0.470

-0.193

-0.246

-0.255

-0.193

IT4

0.485

0.575

0.476

0.503

0.761

0.484

0.417

-0.210

-0.240

-0.242

-0.135

IT5

0.511

0.499

0.455

0.486

0.733

0.472

0.504

-0.257

-0.328

-0.301

-0.276

IT6

0.481

0.465

0.434

0.412

0.735

0.447

0.464

-0.137

-0.243

-0.179

-0.126

IT7

0.534

0.513

0.445

0.519

0.794

0.592

0.473

-0.189

-0.251

-0.223

-0.155

CI1

0.509

0.431

0.404

0.366

0.533

0.818

0.509

-0.402

-0.301

-0.377

-0.244

CI2

0.504

0.429

0.480

0.463

0.536

0.814

0.437

-0.333

-0.220

-0.264

-0.217

CI3

0.608

0.534

0.502

0.470

0.625

0.839

0.541

-0.375

-0.301

-0.326

-0.217

CI4

0.503

0.453

0.479

0.420

0.586

0.845

0.526

-0.315

-0.263

-0.361

-0.224

AI1

0.527

0.507

0.478

0.357

0.551

0.535

0.891

-0.430

-0.397

-0.415

-0.260

AI2

0.497

0.521

0.481

0.367

0.538

0.528

0.903

-0.376

-0.362

-0.360

-0.221

AI3

0.495

0.511

0.485

0.392

0.517

0.574

0.894

-0.369

-0.336

-0.377

-0.245

Argument Quality * Consumer Involvement

-0.256

-0.231

-0.198

-0.162

-0.247

-0.381

-0.348

1.000

0.753

0.708

0.680

Valence * Consumer Involvement

-0.241

-0.229

-0.195

-0.120

-0.296

-0.332

-0.343

0.753

1.000

0.768

0.787

Consistency * Consumer Involvement

-0.268

-0.269

-0.216

-0.083

-0.228

-0.387

-0.334

0.756

0.853

1.000

0.713

Volume * Consumer Involvement

-0.169

-0.125

-0.156

-0.152

-0.224

-0.271

-0.270

0.653

0.742

0.713

1.000

Sumber: Olah Data SmartPLS (Penulis, 2022)

 

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, hasil menunjukan bahwa setiap konstruk mempunyai nilai korelasi pada item pengukurannya lebih besar dibandingkan dengan konstruk lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator pada masing-masing konstruk telah mempunyai nilai diskriminan yang baik.

4.      Uji Reliabilitas

Uji realibilitas merupakan instrumen yang apabila digunakan beberapa kali yang bertujuan untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pada penelitian ini, uji reliabilitas ini menggunakan SEM-PLS dengan konsistensi internal uji reliabilitas yang dilihat dari composite reliability dan cronbac’h alpha. Kriteria pengujian yaitu jika composite reliability 0,6-0,7 dianggap memiliki reliabilitas yang baik, dan nilai cronbac’h alpha yang diharapkan > 0,7 (Hair et al., 2017). Hasil pengujian reliabilitas sebagai berikut:

 

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Cronbach's Alpha

Reliabilitas Komposit

Kriteria

Kesimpulan

Argument Quality

0.826

0.885

0.700

Reliabel

Valence

0.839

0.881

0.700

Reliabel

Consistency

0.821

0.883

0.700

Reliabel

Volume

0.842

0.905

0.700

Reliabel

Consumer Involvement

0.848

0.898

0.700

Reliabel

Adoption Intention

0.877

0.924

0.700

Reliabel

Initial Trust

0.889

0.913

0.700

Reliabel

Moderasi Argument Quality

1.000

1.000

0.700

Reliabel

Moderasi Valence

1.000

1.000

0.700

Reliabel

Moderasi Consistency

1.000

1.000

0.700

Reliabel

Moderasi Volume

1.000

1.000

0.700

Reliabel

Sumber: Olah Data SmartPLS (Penulis, 2022)

 

Berdasarkan tabel 4.10 diatas diketahui bahwa setiap variabel mempunyai nilai Cronbach's Alpha dan Reliabilitas Komposit > 0.700 sehignga disimpulkan bahwa seluruh indikator dalam penelitian telah reliabilitas yang baik.

5.      Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Evaluasi model struktural bertujuan untuk mengecek adanya kolinearitas antar konstruk dan kemampuan prediktif model. Pada penelitian ini, evaluasi model sktruktural menggunakan beberapa kriteria yaitu Variance Inflation Factor (VIF), Koefisien Determinasi (R2), Cross- Validated Redundancy (Q2), Effect Size (f2), [2].

6.      Variance Inflation Factor (VIF)

Variance Inflation Factor (VIF) bertujuan untuk melakuakan evaluasi terhadap kolineritas data. Kriteria nilai VIF menurut Hair et al. (2017) yaitu nilai VIF harus < 5, apabila lebih dari 5 mengindikasikan adanyanya kolineritas antar konstruk. Hasil nilai VIF pada pengujian sebagai berikut:

 

Tabel 4 Hasil Nilai VIF

Variabel

Indikator

VIF

Kriteria

Kesimpulan

Argument Quality

AQ1

1.740

5.000

Tidak ada Kolinearitas

AQ2

1.735

5.000

Tidak ada Kolinearitas

AQ3

1.879

5.000

Tidak ada Kolinearitas

AQ4

1.644

5.000

Tidak ada Kolinearitas

Valence

VA1

1.639

5.000

Tidak ada Kolinearitas

VA2

1.575

5.000

Tidak ada Kolinearitas

VA4

1.767

5.000

Tidak ada Kolinearitas

VA5

1.832

5.000

Tidak ada Kolinearitas

VA6

1.743

5.000

Tidak ada Kolinearitas

VA7

1.688

5.000

Tidak ada Kolinearitas

Consistency

CO1

1.300

5.000

Tidak ada Kolinearitas

CO2

2.013

5.000

Tidak ada Kolinearitas

CO3

2.433

5.000

Tidak ada Kolinearitas

CO4

2.523

5.000

Tidak ada Kolinearitas

Volume

VO1

2.224

5.000

Tidak ada Kolinearitas

VO2

1.767

5.000

Tidak ada Kolinearitas

VO3

2.172

5.000

Tidak ada Kolinearitas

Initial Trust

IT1

1.937

5.000

Tidak ada Kolinearitas

IT2

2.261

5.000

Tidak ada Kolinearitas

IT3

2.324

5.000

Tidak ada Kolinearitas

IT4

1.893

5.000

Tidak ada Kolinearitas

IT5

1.725

5.000

Tidak ada Kolinearitas

IT6

1.712

5.000

Tidak ada Kolinearitas

IT7

1.988

5.000

Tidak ada Kolinearitas

Consumer Involvement

CI1

1.874

5.000

Tidak ada Kolinearitas

CI2

1.838

5.000

Tidak ada Kolinearitas

CI3

1.876

5.000

Tidak ada Kolinearitas

CI4

2.006

5.000

Tidak ada Kolinearitas

Adoption Intention

AI1

2.267

5.000

Tidak ada Kolinearitas

AI2

2.527

5.000

Tidak ada Kolinearitas

AI3

2.410

5.000

Tidak ada Kolinearitas

Moderasi Argument Quality

Argument Quality * Consumer Involvement

1.000

5.000

Tidak ada Kolinearitas

Moderasi Valence

Valence * Consumer Involvement

1.000

5.000

Tidak ada Kolinearitas

Moderasi Consistency

Consistency * Consumer Involvement

1.000

5.000

Tidak ada Kolinearitas

Moderasi Volume

Volume * Consumer Involvement

1.000

5.000

Tidak ada Kolinearitas

Sumber: Olah Data SmartPLS (Penulis, 2022)

 

Berdasarkan tabel 4.11 diatas diketahui bawa indikator pada masing-masing variabel mempunyai nilai VIF < 5.000 sehingga disimpulkan bahwa tidak adanyanya kolineritas antar konstruk.

7.      Koefisien Determinasi (R2)

Nilai Koefisien Determinasi (R2) merupakan nilai pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependennya. Kriteria nilai R2 diharapkan antara 0 dan 1. Nilai R2=0,75 (model kuat), nilai R2=0,50 (model moderat), nilai R2=0,25 (model lemah) [2]. Hasil nilai R2 pada pengujian sebagai berikut:

 

Tabel 5 Hasil Nilai R2

Variabel

R Square

Adjusted R Square

Adoption Intention

0.448

0.440

Initial Trust

0.684

0.676

Sumber: Olah Data SmartPLS (Penulis, 2022)

 

Pada variabel adoption intention mempunyai nilai Adjusted R Square sebesar 0.440 atau dapat diartikan bahwa besar variasi perubahan pada variabel adoption intention yang dipengaruh oleh variabel independen yaitu argument quality, valence, consistency, volume, dan initial trust sebesar 44% sedangkan sisanya sebesar 56% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Selanjutnya pada variabel initial trus mempunyai nilai Adjusted R Square sebesar 0.676 atau dapat diartikan bahwa besar variasi perubahan pada variabel initial trust yang dipengaruh oleh variabel independen yaitu argument quality, valence, consistency, volume, dan consumer involment serta yang dimoderasi sebesar 67.60% sedangkan sisanya sebesar 32.40% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.

8.      Cross- Validated Redundancy (Q2)

Cross- Validated Redundancy (Q2) bertujuan untuk menilai predictive relevance dimana nilai Q2>0 menunjunkan predictive relevance akurat terhadap konstruk tertentu, sedangkan nilai Q2<0 menunjuk model kurang mempunyai predictive relevance. Hasil nilai Q2 pada pengujian sebagai berikut:

 

Tabel 6 Hasil Nilai Q2

Variabel

SSO

SSE

Q² (=1-SSE/SSO)

Adoption Intention

1059

693.92

0.345

Initial Trust

2471

1479.2

0.401

Sumber: Olah Data SmartPLS (Penulis, 2022)

 

Berdasarkan tabel 4.13 diatas diketahui bahwa nilai Q2 pada variabel dependen yaitu adoption intention sebesar 0.345 dan initial trust sebesar 0.401. Kedua variabel tersebut mempunyai nilai Q2>0 menunjunkan predictive relevance akurat terhadap konstruk tertentu.

9.      Effect Size (f2)

Effect Size (f2) ditujukan untuk menilai apakah ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel. Nilai f2=0,02 (kecil), nilai f2=0,15 (sedang), nilai f2=0,35 (besar), dan nilai f2<0,02 dapat diabaikan atau dianggap tidak ada efek.

 

Tabel 7 Hasil Nilai f2

Variabel

Adoption Intention

Kesimpulan

Initial Trust

Kesimpulan

Argument Quality

0.040

Besar

0.046

Besar

Valence

0.028

Sedang-Besar

0.067

Besar

Consistency

0.019

Sedang

0.001

Tidak ada

Volume

0.010

Kecil-Sedang

0.068

Besar

Consumer Involvement

-

-

0.142

Besar

Initial Trust

0.059

Besar

-

-

Moderasi Argument Quality

-

-

0.042

Besar

Moderasi Valence

-

-

0.063

Besar

Moderasi Consistency

-

-

0.010

Tidak ada

Moderasi Volume

-

-

0.000

Tidak ada

Sumber: Olah Data SmartPLS (Penulis, 2022)

 

10.  Pengujian Hipotesis

Diagram, schematic

Description automatically generated

Gambar 1 Path Coefficent

Sumber: Olah data SmartPLS (Penulis, 2022)

Diagram, schematic

Description automatically generated

Gambar 2 Nilai Signifikansi

Sumber: Olah data SmartPLS (Penulis, 2022)

 

Kemudian, berikut adalah tabel perhitungan path coefficient dan t-value dalam penelitian ini:

 

Tabel 8 Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Hi

Keterangan

Sampel Asli (O)

T Statistik (| O/STDEV |)

P Values

Kesimpulan

H1

Argument Quality mempengaruhi niat adopsi m-banking.

0.214

2.664

0.008

Diterima

H2

Valence positif-mixed eWOM mempengaruhi niat adopsi m-banking.

0.201

2.890

0.004

Diterima

H3

Consistency mempengaruhi niat adopsi m-banking.

0.156

2.342

0.020

Diterima

H4

Volume review mempengaruhi niat adopsi m-banking.

-0.105

1.638

0.102

Ditolak

H5a

Initial Trust pada m-banking memediasi hubungan antara Argument Quality dan Niat Adopsi M-banking.

0.051

2.329

0.02

Diterima

H5b

Initial Trust pada m-banking memediasi hubungan antara Valence dan Niat Adopsi M-banking.

0.066

2.402

0.017

Diterima

H5c

Initial Trust pada m-banking memediasi hubungan antara Consistency dan Niat Adopsi M-banking.

0.008

0.551

0.582

Ditolak

H5d

Initial Trust pada m-banking memediasi hubungan antara Volume dan Niat Adopsi M-banking.

0.06

2.321

0.021

Diterima

H6a

Initial trust memediasi Argument Quality yang telah dimoderasi oleh Consumer Involvement dalam mempengaruhi niat adopsi.

0.04

1.98

0.048

Diterima

H6b

Initial trust memediasi Valence yang telah dimoderasi oleh Consumer Involvement dalam mempengaruhi niat adopsi.

-0.066

2.1

0.036

Diterima

H6c

Initial trust memediasi kualitas Consistency yang telah dimoderasi oleh Consumer Involvement dalam mempengaruhi niat adopsi.

0.029

1.412

0.159

Ditolak

H6d

Initial trust memediasi kualitas Volume yang telah dimoderasi oleh Consumer Involvement dalam mempengaruhi niat adopsi.

-0.005

0.287

0.774

Ditolak

Sumber: Olah Data SmartPLS (Penulis, 2022)

 

Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan kualitas argumen mempunyai pengaruh signifikan terhadap niat adopsi m-banking. Hubungan kualitas argumen terhadap niat adopsi m-banking bersifat positif yaitu semakin tinggi kualitas argumen maka niat adopsi m-banking akan semakin meningkat. Valensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap niat adopsi m-banking. Hubungan valensi terhadap niat adopsi m-banking bersifat positif yaitu semakin tinggi valensi maka niat adopsi m-banking akan semakin meningkat. Konsistensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap niat adopsi m-banking. Hubungan konsistensi terhadap niat adopsi m-banking bersifat positif yaitu semakin tinggi konsistensi maka niat adopsi m-banking akan semakin meningkat. Volume tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap niat adopsi m-banking. Hubungan volume terhadap niat adopsi m-banking bersifat positif yaitu semakin tinggi volume maka niat adopsi m-banking akan semakin meningkat. Terdapat pengaruh mediasi kepercayaan awal secara signifikan pada hubungan kualitas argumen dan niat adoposi m-banking. Hubungan mediasi yang diberikan bersifat positif sehingga ketika efek mediasi semakin meningkat maka pengaruh kualitas argumen terhadap niat adoposi m-banking semakin meningkat. Terdapat pengaruh mediasi kepercayaan awal secara signifikan pada hubungan valensi dan niat adoposi m-banking. Hubungan mediasi yang diberikan bersifat positif sehingga ketika efek mediasi semakin meningkat maka pengaruh valensi terhadap niat adoposi m-banking semakin meningkat. Tidak terdapat pengaruh mediasi kepercayaan awal secara signifikan pada hubungan konsistensi dan niat adoposi m-banking. Hubungan mediasi yang diberikan bersifat positif sehingga ketika efek mediasi semakin meningkat maka pengaruh konsistensi terhadap niat adoposi m-banking semakin meningkat. Tidak terdapat pengaruh mediasi kepercayaan awal secara signifikan pada hubungan volume dan niat adoposi m-banking. Hubungan mediasi yang diberikan bersifat positif sehingga ketika efek mediasi semakin meningkat maka pengaruh volume terhadap niat adoposi m-banking semakin meningkat. Terdapat pengaruh mediasi kepercayaan awal secara signifikan pada hubungan kualitas argumen yang dimoderasi oleh keterlibatan konsumen dan niat adoposi m-banking. Hubungan moderasi terhadap efek mediasi bersifat positif sehingga semakin tinggi moderasi terhadap kualitas argumen maka efek mediasi akan meningkat. Terdapat pengaruh mediasi kepercayaan awal secara signifikan pada hubungan valensi yang dimoderasi oleh keterlibatan konsumen dan niat adoposi m-banking. Hubungan moderasi terhadap efek mediasi bersifat negatif sehingga semakin tinggi moderasi terhadap valensi maka efek mediasi akan menurun. Tidak terdapat pengaruh mediasi kepercayaan awal secara signifikan pada hubungan konsistensi ulasan yang dimoderasi oleh keterlibatan konsumen dan niat adoposi m-banking. Hubungan moderasi terhadap efek mediasi bersifat positif sehingga semakin tinggi moderasi terhadap konsistensi ulasan maka efek mediasi akan meningkat. Tidak terdapat pengaruh mediasi kepercayaan awal secara signifikan pada hubungan volume ulasan yang dimoderasi oleh keterlibatan konsumen dan niat adoposi m-banking. Hubungan moderasi terhadap efek mediasi bersifat negatif sehingga semakin tinggi moderasi terhadap volume maka efek mediasi akan menurun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

Calvo-Porral, C., Rivaroli, S., & Orosa-Gonzalez, J. (2020). How consumer involvement influences beer flavour preferences. International Journal of Wine Business Research, 32(4), 537–554. https://doi.org/10.1108/IJWBR-10-2019-0054

 

Farooq, A., Dubinina, A., Virtanen, S., & Isoaho, J. (2021). Understanding dynamics of initial trust and its antecedents in password managers adoption intention among young adults. Procedia Computer Science, 184, 266–274. https://doi.org/10.1016/j.procs.2021.03.036

 

Hennig-Thurau, T., Gwinner, K. P., Walsh, G., & Gremler, D. D. (2004). Electronic word-of-mouth via consumer-opinion platforms: What motivates consumers to articulate themselves on the Internet? Journal of Interactive Marketing, 18(1), 38–52. https://doi.org/10.1002/dir.10073

 

Izogo, E. E., Elom, M. E., & Mpinganjira, M. (2020). Examining customer willingness to pay more for banking services: the role of employee commitment, customer involvement and customer value. International Journal of Emerging Markets, 16(6), 1176–1201. https://doi.org/10.1108/IJOEM-10-2019-0850

 

Jebarajakirthy, C., & Shankar, A. (2021). Impact of online convenience on mobile banking adoption intention: A moderated mediation approach. Journal of Retailing and Consumer Services, 58. https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2020.102323

 

Koksal, M. H. (2016). The intentions of Lebanese consumers to adopt mobile banking. International Journal of Bank Marketing, 34(3), 327–346. https://doi.org/10.1108/IJBM-03-2015-0025

 

Kurniawati, H. A., Winarno, W. A., & Akuntansi, A. A. (2017). Analisis Minat Penggunaan Mobile Banking Dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) Yang Telah Dimodifikasi (Analysis Behavioral Intention to Uses of Mobile Banking Technology Acceptance Model (TAM) Approach Modified). E-Journal Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi, IV (1).

 

Petty, R. E., Cacioppo, J. T., & Schumann, D. (1983). Central and Peripheral Routes to Advertising Effectiveness: The Moderating Role of Involvement. In Source: Journal of Consumer Research (Vol. 10, Issue 2).

 

Shankar, A., Jebarajakirthy, C., & Ashaduzzaman, M. (2020). How do electronic word of mouth practices contribute to mobile banking adoption? Journal of Retailing and Consumer Services, 52(August 2018), 101920. https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2019.101920

 

Zhu, Q., Lyu, Z., Long, Y., & Wachenheim, C. J. (2021). Adoption of mobile banking in rural China: Impact of information dissemination channel. Socio-Economic Planning Sciences. https://doi.org/10.1016/j.seps.2021.101011