PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI, UKURAN PERUSAHAAN,
PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP
MANAJEMEN LABA
Muhammad
Shodiq Nugroho1, Triyono2
Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Email: shodiqnugroho23@gmail.com,
tri280@ums.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis dan menguji
Pengaruh Konservatisme Akuntansi,
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
dan Leverage Terhadap Manajemen Laba.
Penelitian dilakukan pada perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2019-2021. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling, dan didapatkan sebanyak
96 sampel yang sesuai dengan kriteria. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Manajemen laba merupakan topik yang banyak dibahas karena laba digunakan sebagai indikator dalam pengukuran kinerja perusahaan, yang selanjutnya dijadikan dasar pengambilan keputusan bisnis, terutama keputusan investasi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi dan
leverage berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba, sedangkan ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Kata kunci: manajemen laba, konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage
Abstract
This
research purposes to analyze and examine the effect of accounting conservatism,
firm size, profitability, and leverage on earnings management. The research was
conducted on the companies included in LQ45 and listed on the IDX for the 2019-2021
period. Sampling in this research using purposive sampling technique, and
collected as many as 96 samples in accordance with the criteria. The data
analysis used multiple linear regression analysis. Earnings
management is a topic that is widely discussed because profit is used as an
indicator in measuring company performance, which is then used as the basis for
making business decisions, especially investment decisions. The results showed
that accounting conservatism and leverage had an effect on earnings management,
while firm siz and profitability had not an effect on
earnings management.
Keywords: earning
management, accounting conservatism, firm size, profitability, leverage
Pendahuluan
Manajemen laba
merupakan topik yang banyak dibahas karena laba digunakan sebagai indikator
dalam pengukuran kinerja perusahaan, yang selanjutnya dijadikan dasar
pengambilan keputusan bisnis, terutama keputusan investasi.
Perusahaan dengan laba yang meningkat dari satu periode ke periode lainya akan
dianggap mampu berkinerja dengan baik. Menurut (Padang, 2021), informasi laba
bisa menjadi indikator kegagalan dan keberhasilan dalam bisnis.
Manajemen laba adalah pilihan kebijakan
akuntansi yang dilakukan untuk memengaruhi laba dalam rangka tujuan tertentu (Syaifi,
2019).
Menurut (Julianti,
Dzulhaq, & Subroto, 2019),
manajemen laba merupakan tindakan yang diambil pihak manajemen untuk
memengaruhi laba yang akan dilaporkan. Penelitian yang dilakukan oleh (Mahiswari & Nugroho, 2014) menyatakan bahwa
manajemen laba tidak informatif bagi pemegang saham karena dianggap sebagai
tindakan oportunistik. Sebaliknya, (Triyaningsih, 2014) menyatakan bahwa
manajemen laba pada umumnya dilakukan untuk berbagai alasan yang baik untuk
memenuhi kepentingan pemilik perusahaan seperti menaikkan nilai perusahaan.
Sedangkan konservatisme akuntasi dapat
membatasi perilaku oportunistik manajer yang akan bertindak untuk memaksimalkan
kepentingannya. Konservatisme sendiri mampu membatasi tindakan dari pihak manajemen
untuk membentuk laba dengan menggunakan posisi sebagai manajer yang memiliki
informasi akuntansi dan ekonomi perusahaan yang lebih banyak dibandingkan pihak
luar. Konservatisme dalam akuntansi sendiri sering digunakan untuk mendapatkan
kompensasi yang lebih tinggi dengan cara meningkatkan laba di tahun tahun
berikutnya (Anggraini, 2012).
Dengan melalui teori agensi dapat
dijelaskan adanya manajemen laba. Teori agensi ditandai dengan adanya ikatan
principal dan agent, dimana kedua belah pihak ini memiliki masalah kepentingan
yang satu sama lainnya memiliki maksud yang bertentangan. Kaitannnya dengan
pihak agent dan pihak principal ini cenderung pada situasi yang memberikan
ketidakseimbangan informasi karena ada salah satu pihak yang lebih memahami
adanya informasi perusahaan yakni pihak agent. Dengan situasi tersebut, membuat
pihak agent memiliki motivasi untuk melakukan tindakan dengan mengelabui angka
laba yang disajikan di laporan keuangan untuk menutupi informasi yang tidak
didapati oleh principal.
Ukuran perusahaan dapat dikaitkan dengan
siklus hidup perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan penelitian (Yan 2006) yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan semakin meningkat seiring dengan
perkembangan perusahaan melalui masing-masing tahap siklus hidup. Selain itu
pada penelitian (Gul, et
al. 2003) menguji hubungan antara ukuran perusahaan yang diwakili nilai logaritma
dari aset dengan discretionary accrual. Hasilnya menunjukkan hubungan negatif
signifikan atau dapat diartikan bahwa semakin tinggi ukuran perusahaan,
perusahaan semakin cenderung menurunkan discretionary accrual. Hasil penelitian
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Guenther 2004)
dan (Siregar
& Utama 2005).
Jika hasil penelitian Kim, Yangseon,
Liu, & Rhee (2003) dikaitkan dengan penelitian (Yan 2006), dapat
disimpulkan bahwa manajemen laba dapat dilakukan pada perusahaan yang kecil
sampai dengan perusahaan yang besar, yaitu perusahaan yang berada pada tahap
growth, tahap mature, sampai dengan tahap stagnant. Berdasarkan hal ini, maka
manajemen laba dapat dihubungkan dengan siklus hidup perusahaan (growth,
mature, dan stagnant) dan ukuran perusahaan (kecil, medium, dan besar).
Terdapat manajemen laba dalam
perusahaan-perusahaan yang berada pada tahap growth, mature, dan stagnant. Hal
ini dibuktikan dalam penelitian (Hastuti 2006). Selain itu, penelitian tersebut
menunjukkan bahwa manajemen laba perusahaan yang berada pada tahap stagnant
lebih kecil secara signifikan daripada perusahaan yang berada pada tahap mature.
Namun, penelitian tersebut tidak dapat membuktikan bahwa manajemen laba pada
perusahaan yang mature lebih kecil secara signifikan dibandingkan dengan
perusahaan yang growth.
Manajemen laba lebih besar dilakukan
oleh perusahaan yang kecil dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran medium
atau besar (Kim, et al., 2003). Menurut Yan (2006), ukuran perusahaan yang
ditunjukkan oleh aktiva dan penjualan semakin meningkat seiring dengan
perkembangan perusahaan melalui masing-masing tahap siklus hidup perusahaan.
Kinerja perusahaan dapat dinilai dari
profitabilitas perusahaan, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Sehingga dapat dikatakan ketika
perusahaan mengungkapkan laporan keuangan yang baik tanpa kecurangan dan dengan
profitabitas perusahaan yang meningkat hal ini akan membuat nilai perusahaan
baik dimata investor, dan kualitas informasi keuangan seperti ini sejalan
dengan prinsip GCG.
Profitabilitas merupakan salah satu
indikator kinerja manajamen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukan
oleh laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Laba yang dihasilkan oleh perusahaan
selama tahun berjalan dapat menjadi indikator terjadinya praktik manajemen laba
dalam suatu perusahaan.
Kasus skandal pelaporan akuntansi yang
secara luas diketahui, antara lain Enron, Merk, WorldCom dan mayoritas
perusahaan lain di Amerika Serikat (Cornett et al, 2006). Kejadian yang sama
juga terjadi di Indonesia seperti kasus pada PT. Bank Lippo Tbk. Tindakan
menurunkan laba dalam kasus skandal laporan keuangan ganda Bank Lippo,
membuktikan bahwa praktik manajemen laba telah merambah ke dalam industri
perbankan. Hal ini membuat industri perbankan menjadi menarik untuk dijadikan
sebagai obyek penelitian karena industri perbankan mempunyai regulasi yang
lebih ketat dibandingkan dengan industri lain.
Leverage adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang (Riyanto, 1995:331).
Rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun
asset. Menurut Van Horn (1997) Financial Leverage merupakan penggunaan sumber
dana yang memiliki beban tetap, dengan harapan akan memberikan tambahan
keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetap, sehingga keuntungan pemegang
saham bertambah. Perusahaan yang memiliki hutang besar, memiliki kecenderungan
melanggar perjanjian hutang jika dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki
hutang lebih kecil (Mardiyah, 2005). Leverage ialah skala yang dimanfaatkan
untuk membuktikan berapa banyak perusahaan yang dibebankan oleh utang dengan kinerja
perusahaan yang ditentukan oleh modal (Harahap, 2013). Watts & Zimmerman,
(1990) dalam hipotesis perjanjian utang menyatakan bahwa leverage muncul
disebabkan dengan adanya kesepakatan manajer dengan perusahaan berdasarkan
kompensasi manajerial. Perubahan leverage merupakan peningkatan atau penurunan
rasio utang perusahaan yang dilihat dengan membandingkan debt to equity ratio
(DER) tahun sekarang dengan tahun sebelumnya. Peningkatan DER dari tahun sebelumnya
dapat menjadi pendorong manajer melakukan manajemen laba karena berpotensi
meningkatkan potensi perusahaan mengalami default. Sweeney (1994) menyatakan
bahwa perusahaan yang mendekati pelanggaran kontrak utang akan membuat
perubahan akuntansi diskresioner untuk meningkatkan pendapatan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang
diuraikan diatas, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Konservatisme Akuntansi, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage
Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Masuk LQ 45 dan
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2021)”
Metode
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kuantitatif, yang menguji teori-teori melalui pengukuran dan analisis setiap variabel yang telah disusun. Penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis, sebagai dasar atas dugaan
penelitian. Tujuannya untuk
menguji dan menganalisis hubungan antara Konservatisme Akuntansi, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
dan Leverage Terhadap Manajemen Laba.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian
yaitu perusahaan yang masuk indeks LQ45 dan terdaftar di BEI periode 2019-2021.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling. Pengamatan ini berdasarkan
beberapa kriteria-kriteria yaitu:
1. Perusahaan
yang masuk indeks LQ45 dan terdaftar di BEI serta menerbitkan annual report berturut-turut
selama periode 2019- 2021.
2. Masuk dalam
indeks LQ45 selama 3 tahun berturut-turut.
3. Memiliki semua data lengkap yang digunakan untuk menghitung variabel yang menjadi fokus dalam penelitian
ini.
Data dan Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini bersumber pada laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2019-2021 dan diperoleh melalui
akses langsung dari website Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id).
Definisi Operasional
Variabel dan Pengukurannya
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen yaitu Manajemen Laba, serta variabel independen yang meliputi Konservatisme Akuntansi, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage. Pengukuran
operasional masing-masing variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Manajemen laba diuraikan sebagai campur tangan dalam
menjalankan kegiatan sesuai dengan tujuan
khusus dengan cara mengelola laporan keuangan eksternal dalam mendapatkan manfaat pribadi bagi pihak tertentu (Schipper, 1989). Dalam manajemen
laba akan sangat berpengaruh pada input maupun
output dari laba perusahaan dimana manajer masih bersifat
opportunistik atas hasil laba dalam
pelaporan keuangannya. Manajemen laba diukur dengan discretionary
accruals. Discretionary Accruals dihitung menerapkan model modifikasi
jones. Dechow et al., (1995) menjelaskan bahwa discretionary accruals suatu
perusahaan dapat dihitung melalui 4 tahap yakni:
Terlebih dahulu mencari nilai total akrual.
TAit = NIit – CFOit
Selanjutya, mencari nilai parameter 1, 2, dan 3.
TAit/Ait-1= 𝛽1(1/Ait-1) + 𝛽2(ΔREVit/Ait-1)
+ 𝛽3(PPEit/Ait-1) + e
Skala parameter diproyeksi sesuai dengan regresiiOrdinary
Least Square.
NDAit = 𝛽1(1/Ait-1)
+ 𝛽2(ΔREVit-ΔRECit/Ait-1)
+ 𝛽3 (PPEit/Ait-1) + e
Terakhir, menghitung
discretionary accruals indeks dari
manajemen laba.
DAitll= TAit /
TAt-1 – NDAit
Keterangan:
TAit : Total accrual perusahaaan i pada tahun ke t.
NIit : Laba bersih (net income) perusahaan i pada tahun ke t
OCFit : Kas dari aktifitas
operasi perusahaan i pada tahun ke t
Ait : Aset total perusahaan i pada tahun ke t-1
ΔREVit :
Perubahan pendapatan perusahaan
i pada tahun ke t
ΔRECit :
Perubahan piutang perusahaan
i pada tahun ke t
PPEit : Aset tetap perusahaan
i pada tahun ke t
E it :
Errorterm perusahaan i pada tahun ke t
Variabel Independen
Koservatisme Akuntansi
Konservatisme adalah tidak mengantisipasi laba tetapi mengantisipasi
semua kerugian. Sedangkan literatur akademik menginterpretasikan konservatisme
sebagai kecenderungan akuntan
yang mengharuskan tingkat verifikasi yang lebih tinggi
untuk mengakui good news sebagai keuntungan
dari pada bad news sebagai kerugian
(Basu,1997). Menurut Basu
(1997), konservatisme adalah
masalah pengakuan bad news
yang lebih awal dari pada
good news dalam laba.
Adapun rumus untuk menghitung
konservatisme akuntansi dilihat melalui rumus di bawah ini:
Konservatisme Akuntansi
= (Laba - Arus Kas) X (-1)
Total
Aset
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan
ialah parameter yang dapat membuktikan keadaan perusahaan dimana ada tolak ukur
yang digunakan untuk membuktikan
kecil besarnya perusahaan (Azlina, 2010). Penelitian ini menggunakan tolok ukur yakni
total aset yang diukur dengan cara merubah
ke dalam pola logaritma natural dengan maksud meningkatkan data, untuk dapat mengecilkan nilai total aset perusahaan yang ekstrim (Almilia & Retrinasari, 2007).
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aset )
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemapuan perusahaan untuk memperoleh laba, yakni memanfaatkan sumber daya perusahaan
seperti aset, aktiva maupun laba
perusahaan. Sudana
(2011:22) berikut cara menghitung profitabilitas melalui ROA (Return On Assets):
𝑅𝑂𝐴 = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
Leverage
Leverage yakni besaran
utang yang dimanfaatkan perusahaan
untuk mendanai asetnya
(Fakhrudin, 2008:109). Pemanfaatan leverage yang tinggi akan merugikan
perusahaan sebab perusahaan ada di golongan utang yang berlebihan, sehingga dapat ditaksirkan bahwa perusahaan memanfaatkan manajemen laba karena perusahaan rawan akan gulung
tikar (Kodriyah & Fitri, 2017).
DER = Total Utang / Total Ekuitas
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengkaji beberapa
literatur seperti buku, jurnal, dan skripsi serta sumber lain yang berkaitan dengan skripsi. Selain itu dalam menggunakan metode dokumentasi dengan mencatat data-data pada www.idx.co.id tahun
2019-2021.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif merupakan suatu bentuk analisis
yang berupa angka-angka dengan menggunakan perhitungan statistik untuk menganalisis suatu hipotesis.
Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
median, modus, standar deviasi,
maksimum dan minimum. Statistik
deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami.
Uji Hipotesis
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda merupakan bentuk analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
antara variabel independen yaitu konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap manajemen
laba sebagai variabel dependen.
Persamaan regresi
linear berganda dalam penelitian ini dapatdirumuskan
sebagai berikut :
EM = α + β1KA + β2UP+ β3PRO +
β4LEV +e
Keterangan :
EM =
Earnings Management
α =
Konstanta
β1- β5 =
Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen
KA = Konservatisme Akuntansi
UP = Ukuran Perusahaan
PRO = Profitabilitas
LEV = Leverage
e =
error
Pengujian Simultan
(Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini juga menentukan bahwa model regresi fit atau tidak. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05.Jika nilai signifikansi F > 0,05
berarti semua variabel independen
secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, sedangkan jika nilai signifikansi F < 0,05
berarti semua variabel independen
secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011: 98).
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi
(R2) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Setiap tambahan satu variabel independen,
maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, sehingga penelitian ini menggunakan nilai Adjusted R2.
Nilai Adjusted R2 yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu antara 1 dan 0. Apakah hasil R2 mendekati 1 maka hasil tersebut
mengindikasikan korelasi
yang kuat antara variabel bebas dengan variabel terikat. Namun jika hasil R2 mendekati
0 berarti terdapat korelasi
yang lemah antara variabel bebas dengan variabel terikat (Ghozali, 2011: 97).
Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Uji
ini dapat diuji dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Jika nilai t hitung hasil regresi
< t tabel maka H1 ditolak. Tetapi jika nilai thitung
hasil regresi > nilai t tabel maka
H1 diterima. Dalam penelitian
ini nilai t menggunakan tingkat signifikansi 5 %. Kriteria pengujian ini adalah :
1) H0 ditolak jika nilai probabilitas (p-value) <
α 5%, yang artinya ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
2) H0 diterima jika nilai probabilitas (p-value) >
α 5%, yang artinya tidak
ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik yang digunakan untuk menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan untuk penelitian. Uji asumsi klasik dalam penelitian
ini mencakup uji normalitas,
uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,
dan uji autokorelasi.
Uji Normalitas
Menurut Ghozali
(2009) uji normalitas digunakan
untuk menguji apakah model regresi variabel residual atau variabel pengganggu
memiliki distribusi normal.
Data regresi yang baik adalah
yang terdistribusi normal. Untuk menguji
normalitas data penelitian
ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Pengujian ini biasanya digunakan
untuk sampel besar. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan
probabilitas yang diperoleh
dengan taraf signifikan α (0,05). Apabila
nilai p > 0,05 maka berdistribusi normal atau sebaliknya.
Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali
(2009) uji multikolinearitas digunakan
untuk menguji apakah ada korelasi antara
variabel bebas atau variabel independen.
Tidak adanya korelasi antar variabel menunjukkan model regresi yang
baik. Multikoliniearitas dapat
dilihat melalui nilai tolerance dan VIF. Dengan melihat
nilai tolerance jika nilai tolerance > 0,10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas,
sedangkan jika melihat nilai dari
VIF jika nilai VIF < 10 maka data yang di uji tidak terjadi multikolinearitas. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan
bahwa nilai tolerance yang tinggi adalah nilai
VIF yang rendah yang menunjukkan
tidak adanya multikolinearitas. Nilai cutoff yang biasa
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,10
dan nilai VIF < 10 (Ghozali,
2011).
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskesdastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas. Model regresi
yang baik adalah yang homoskedastisitas
(Ghozali, 2011:139).
Pengujian dilakukan dengan uji Rank Spearman, yaitu
uji hipotesis untuk mengetahui
apakah sebuah model regresi memiliki indikasi heteroskedastisitas dengan cara meregres
absolud residual. Dasar pengambilan
keputusan menggunakan uji
Rank Spearman adalah jika nilai signifikan > 0,05 maka data tidak terjadi heteroskedastisitas dan jika nilai signifikan
< 0,05 maka data terjadi
heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Menurut Santoso (2000: 216) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang terbebas dari masalah autokorelasi.
Data time series atau data berkala waktu seperti
bulanan, tahunan dan sebagainya sering atau bahkan rentan
terjadi kasus autokorelasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya autokorelasi yaitu dengan pengujian
Durbin-Watson. Kriteria yang ditetapkan
untuk mengetahui suatu data
bebas dari autokorelasi menurut Singgih Santoso (2000:219) adalah
sebagai berikut::
1) Angka DW di bawah -2, maka
terdapat autokorelasi positif.
2) Angka DW di antara -2 sampai
+2, maka tidak terdapat autokorelasi.
3) Angka DW di atas 2, maka
terdapat autokorelasi negatif.
Hasil dan Pembahasan
Deskripsi Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang masuk ke dalam indeks LQ45 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2019-2021. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria penentuan
sampel bisa dilihat pada tabel IV.1.
Tabel
IV.1
Kriteria
Pengambilan Sampel
Keterangan |
Jumlah |
Perusahaan
yang masuk dalam indeks LQ45 dan terdaftar di
BEI periode 2019-2021. |
135 |
Dikurangi: |
|
Perusahaan
yang tidak sesuai dengan kriteria sampel |
(33) |
Sampel yang memenuhi
kriteria |
102 |
Outlier
data |
(6) |
Jumlah sampel total
selama periode pengamatan setelah outlier |
96 |
|
|
Sumber:
Data sekunder diolah penulis, 2023
Hasil Analisis Data
Analisis
Statistik Deskriptif
Data dari variabel
manajemen laba, konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan
leverage diubah dalam suatu bentuk
yang dapat menyediakan informasi untuk menggambarkan serangkaian faktor dalam
suatu kondisi yang meliputi nilai minimal, nilai maksimal, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi. Hasil
statistik untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel IV.2.
Tabel IV.2
Statistik Deskriptif
Variabel |
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviasi |
Manajemen Laba |
96 |
-0,1792 |
0,5989 |
0,1042 |
0,1213 |
Konservatisme Akuntansi |
96 |
-0,1017 |
0,2160 |
0,0391 |
0,0597 |
Ukuran Perusahaan |
96 |
29,9081 |
35,0844 |
31,9958 |
1,2997 |
Profitabilitas |
96 |
-0,0286 |
0,3020 |
0,0684 |
0,0613 |
Leverage |
96 |
0,1447 |
6,6260 |
1,5774 |
1,7243 |
Sumber: Data sekunder
diolah penulis, 2023
Berdasarkan tabel
tersebut diperoleh:
a.
Jumlah data penelitian
yang dijadikan sampel sebanyak 96.
b.
Variabel manajemen laba
memiliki nilai minimum -0,1792 dan nilai maksimum 0,5989 dengan rata rata
0,1042 dan standar deviasi 0,1213. Dari hasil perhitungan statistik deskriptif
di atas, nilai rata-rata lebih rendah daripada nilai standar deviasi. Hal ini
berarti tingkat rasio manajemen laba pada perusahaan yang masuk dalam indeks
LQ45 periode 2019-2021 memiliki nilai yang buruk.
c.
Variabel konservatisme
akuntansi memiliki nilai minimum -0,1017 dan nilai maksimum 0,2160 dengan rata
rata 0,0391 dan standar deviasi 0,0597. Dari hasil perhitungan statistik
deskriptif di atas, nilai rata-rata lebih rendah daripada nilai standar
deviasi. Hal ini berarti tingkat rasio konservatisme akuntansi pada perusahaan
yang masuk dalam indeks LQ45 periode 2019-2021 memiliki nilai yang buruk.
d.
Variabel ukuran
perusahaan memiliki nilai minimum 29,9081 dan nilai maksimum 35,0844 dengan
rata rata 31,9958 dan standar deviasi 1,2997. Dari hasil perhitungan statistik
deskriptif di atas, nilai rata-rata lebih tinggi daripada nilai standar
deviasi. Hal ini berarti tingkat rasio ukuran perusahaan pada perusahaan yang
masuk dalam indeks LQ45 periode 2019-2021 memiliki nilai yang baik.
e.
Variabel profitabilitas
memiliki nilai minimum -0,0286 dan maksimum 0,3020 dengan rata rata 0,0684 dan
standar deviasi 0,0613. Dari hasil perhitungan statistik deskriptif di atas,
nilai rata-rata lebih tinggi daripada nilai standar deviasi. Hal ini berarti
tingkat rasio profitabilitas pada perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45
periode 2019-2021 memiliki nilai yang
baik.
f.
Variabel leverage memiliki nilai minimum 0,1447
dan maksimum 6,6260 dengan nilai rata rata 1,5774 dan standar deviasi 1,7243.
Dari hasil perhitungan statistik deskriptif di atas, nilai rata-rata lebih
rendah daripada nilai standar deviasi. Hal ini berarti tingkat rasio leverage
pada perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 periode 2019-2021 memiliki nilai
yang buruk.
Uji
Hipotesis Analisis Regresi Liniear Berganda
Hasil uji hipotesis dalam
penelitian ini dengan bantuan SPSS versi 20 dapat dilihat pada tabel IV.3.
Tabel
IV.3
Uji Hipotesis
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
|
B |
Std.
Error |
Beta |
|||
1 (Constant) |
0,153 |
0,416 |
|
0,367 |
0,714 |
KA |
-0,551 |
0,185 |
-0,272 |
-2,977 |
0,004 |
UP |
0,001 |
0,013 |
0,009 |
0,062 |
0,951 |
PRO |
-0,060 |
0,200 |
-0,031 |
-0,302 |
0,763 |
LEV |
-0,031 |
0,010 |
-0,444 |
-3,011 |
0,003 |
F |
7,367 |
||||
Sig. |
0,000b |
||||
R Square |
0,245 |
||||
Adjusted R Square |
0,211 |
||||
t
Tabel |
1,986 |
Sumber: Data sekunder diolah
penulis, 2023
a. Uji Analisis Regresi
Linear Berganda
Berdasarkan tabel IV.3
dapat disusun persamaan sebagai berikut:
EM
= 0,153 - 0.551 KA + 0,001 UP - 0,060 PRO - 0,031 LEV + ε
Keterangan:
EM = Manajemen
Laba
KA = Konservatisme Akuntansi
UP = Ukuran Perusahaan
PRO = Profitabilitas
LEV = Leverage
ε =
error
Berdasarkan persamaan
regresi tersebut, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
a.
Nilai konstanta yaitu
+0,153, menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan leverage
diasumsikan konstan atau sama dengan 0, maka nilai manajemen laba akan
mengalami kenaikan.
b.
Koefisien regresi pada
variabel konservatisme akuntansi menunjukkan nilai sebesar -0,551. Hal ini
menunjukkan bahwa apabila konservatisme akuntansi meningkat, maka manajemen
laba akan semakin turun. Sebaliknya jika konservatisme akuntansi menurun, maka
manajemen laba akan semakin naik.
c.
Koefisien regresi pada
variabel ukuran perusahaan menunjukkan nilai sebesar +0,001. Hal ini
menunjukkan bahwa apabila ukuran perusahaan meningkat, maka manajemen laba akan
semakin naik. Sebaliknya jika ukuran perusahaan menurun, maka manajemen laba
akan semakin turun.
d.
Koefisien regresi pada
variabel profitabilitas menunjukkan nilai sebesar -0,060. Hal ini menunjukkan
bahwa apabila profitabilitas meningkat, maka manajemen laba akan turun naik.
Sebaliknya jika profitabilitas menurun, maka manajemen laba akan semakin naik.
e.
Koefisien regresi pada
variabel leverage menunjukkan nilai
sebesar -0,031. Hal ini menunjukkan bahwa apabila leverage meningkat, maka manajemen laba akan semakin turun.
Sebaliknya jika leverage menurun,
maka manajemen laba akan semakin naik.
b. Uji F
Berdasarkan tabel IV.3
menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari
taraf signifikansi α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Hal
ini juga menunjukkan bahwa model regresi yang dipakai goodness of fit.
c. Uji Koefisien Determinasi
(R2)
Berdasarkan tabel IV.3
menunjukkan nilai koefisien determinasi dengan adjusted R2 sebesar 0,211. Hal ini berarti bahwa 21,10%
variasi variabel manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel konservatisme
akuntansi, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage. Sisanya 78,90% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar
model yang diteliti.
d. Uji t
Berdasarkan tabel IV.3 dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1)
Variabel konservatisme
akuntansi diketahui memiliki nilai t hitung sebesar -2,977 < t tabel -1,986
dan nilai signifikansi 0,004 lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa koefisien regresi konservatisme akuntansi signifikan pada
tingkat 5% sehingga H1 diterima, artinya konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba pada perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 dan
terdaftar di BEI pada tahun 2019-2021.
2)
Variabel ukuran
perusahaan diketahui memiliki nilai t hitung sebesar 0,062 < t tabel 1,986
dan nilai signifikansi 0,951 lebih besar dari α = 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa koefisien regresi ukuran perusahaan tidak signifikan pada
tingkat 5% sehingga H2 ditolak, artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45
dan terdaftar di BEI pada tahun 2019-2021.
3)
Variabel profitabilitas
diketahui memiliki nilai t hitung sebesar -0,302 > t tabel -1,986 dan nilai
signifikansi 0,763 lebih besar dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
koefisien regresi profitabilitas tidak signifikan pada tingkat 5% sehingga H3
ditolak, artinya profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba pada perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 dan terdaftar di BEI pada
tahun 2019-2021.
4)
Variabel leverage diketahui memiliki nilai t
hitung sebesar -3,011 < t tabel -1,986 dan nilai signifikansi 0,003 lebih
kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien regresi leverage signifikan pada tingkat 5%
sehingga H4 diterima, artinya leverage
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan yang masuk dalam
indeks LQ45 dan terdaftar di BEI pada tahun 2019-2021.
1. Uji Asumsi Klasik
Hasil uji asumsi adalah sebagaimana
diuraikan berikut ini:
a. Uji Normalitas
Hasil
uji normalitas dapat dilihat pada tabel IV.4.
Tabel IV.4
Ringkasan Hasil Uji
Normalitas
Kolmogorov-Smirnov
Kolmogorov-Smirnov |
Sig. |
Keterangan |
0,228 |
0,05 |
Data Terdistribusi Normal |
Sumber:
Data sekunder diolah penulis, 2023
Berdasarkan tabel
tersebut dapat dilihat besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov
0,228 lebih besar dari nilai signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi normal.
b.
Uji
Multikoliniearitas
Hasil
uji multikolinieritas dapat
dilihat pada tabel IV.5.
Tabel IV.5
Ringkasan Hasil Uji Multikoliniearitas
Variabel |
Tolerance |
VIF |
Keterangan |
Konservatisme Akuntansi |
0,997 |
1,003 |
Tidak Terdapat Multikolinieritas |
Ukuran Perusahaan |
0,406 |
2,461 |
Tidak Terdapat Multikolinieritas |
Profitabilitas |
0,812 |
1,232 |
Tidak Terdapat Multikolinieritas |
Leverage |
0,382 |
2,618 |
Tidak Terdapat Multikolinieritas |
Sumber:
Data sekunder diolah penulis, 2023
Berdasarkan tabel tersebut
menggambarkan nilai tolerance value masing-masing variabel lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil
dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel tidak terdapat masalah multikolinieritas
c. Uji
Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas
dapat dilihat pada tabel IV.6.
Tabel IV.6
Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas
Spearman’s
Rho
Variabel |
Sig. |
Nilai Kritis |
Keterangan |
Konservatisme Akuntansi |
0,994 |
0,05 |
Tidak Terjadi Heteroskedastisitas |
Ukuran Perusahaan |
0,917 |
0,05 |
Tidak Terjadi Heteroskedastisitas |
Profitabilitas |
0,865 |
0,05 |
Tidak Terjadi Heteroskedastisitas |
Leverage |
0,921 |
0,05 |
Tidak Terjadi Heteroskedastisitas |
Sumber: Data sekunder diolah penulis, 2023
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat besarnya
nilai Sig. (2-tailed) masing-masing variabel yaitu 0,994 , 0,917 , 0,865 , dan
0,921. Sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian ini tidak ditemukan masalah
heteroskedastisitas karena masing-masing variabel memiliki nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05.
d. Uji
Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi dapat
dilihat pada tabel IV.7.
Tabel IV.7
Ringkasan Hasil Uji Autokorelasi
Model |
Durbin-Watson |
1 |
1,790 |
Sumber: Data sekunder diolah penulis, 2023
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat besarnya
nilai durbin-watson sebesar 1,790 dan
berada di antara -2 sampai +2, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
autokorelasi.
Pembahasan
1.
Pengaruh Konservatisme Akuntansi
terhadap Manajemen Laba
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi signifikan pengaruhnya terhadap manajemen
laba. Penerapan prinsip konservatisme akuntansi mempunyai tujuan agar
perusahaan berhati-hati dalam memilih serta menggunakan metode akuntansi. Dalam
prinsip ini, perusahaan akan cenderung memperlambat pengungkapan pendapatan
sehingga laba yang dilaporkan tetap stabil tanpa ada kenaikan yang signifikan.
Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wibisono & Fuad, 2019) yang menyatakan bahwa variabel konservatisme akuntansi berpengaruh
terhadap manajemen laba. Hasil yang sama didapat dari penelitian (Arifiyati & Machmuddah, 2019) yang menyatakan bahwa variabel konservatisme
akuntansi berpengaruh terhadap manajemen laba. Namun hasil yang berbeda
terdapat dari penelitian (Utari & Sari, 2016) yang menyatakan bahwa variabel konservatisme
akuntansi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
2. Pengaruh
Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak signifikan pengaruhnya terhadap manajemen
laba. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat diartikan bahwa semakin besar
ukuran perusahaan maka semakin ketat pula pengawasan atau monitoring yang
ditujukan kepada perusahaan tersebut. Maka dari itu ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba dikarenakan adanya monitoring terhadap
perusahaan kecil maupun besar.
Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh (Paramitha & Idayati, 2020) yang menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil yang sama didapat dari
penelitian (Fandriani & Tunjung, 2019) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba. Namun hasil yang berbeda terdapat dari penelitian (Medyawati & Dayanti, 2017) yang menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap manajemen laba.
3. Pengaruh
Profitabilitas terhadap Manajemen Laba
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa profitabilitas tidak signifikan pengaruhnya terhadap manajemen
laba. Tingkat profitabilitas baik tinggi maupun rendah tidak mempengaruhi perusahaan
dalam melakukan manajemen laba. Penyebab tidak berpengaruhnya profitabilitas
terhadap manajemen laba disebabkan karena performa perusahaan sudah baik maka
tidak diperlukan manajemen laba.
Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fandriani & Tunjung, 2019) yang menyatakan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba. Hasil yang sama didapat dari penelitian (Anindya & Yuyetta, 2020) yang menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba. Namun hasil yang berbeda terdapat dari
penelitian (Asyati & Farida, 2020) yang menyatakan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh positif
terhadap manajemen laba.
4. Pengaruh
Leverage terhadap Manajemen Laba
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa leverage signifikan
pengaruhnya terhadap manajemen laba. Tingkat leverage yang tinggi akan membuat manajer lebih berhati-hati untuk
melakukan manajemen laba. Dikarenakan perusahaan yang memiliki hutang tinggi
akan dimonitoring lebih ketat maka dari itu semakin tinggi hutang semakin kecil
manajemen laba.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fandriani & Tunjung, 2019) yang menyatakan
bahwa variabel leverage berpengaruh
terhadap manajemen laba. Namun hasil yang berbeda terdapat dari penelitian (Asyati & Farida, 2020) yang menyatakan
bahwa variabel leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka diperoleh simpulan
bahwa:
1. Konservatisme
akuntansi berpengaruh terhadap manajemen laba, sehingga H1 dalam penelitian ini
diterima.
2. Ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, sehingga H2 dalam
penelitian ini ditolak.
3. Profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, sehingga H3 dalam penelitian ini
ditolak.
4. Leverage
berpengaruh terhadap manajemen laba, sehingga H4 dalam penelitian ini diterima.
DAFTAR
PUSTAKA
Anggraini, Anggi Ratna.
(2012). Pengaruh Siklus Hidup dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FEB, 1(2), 515–545.
Anindya, Wina, & Yuyetta, Etna
Nur Afri. (2020). Pengaruh leverage, sales growth, ukuran perusahaan dan
profitabilitas terhadap manajemen laba. Diponegoro Journal of Accounting,
9(3).
Arifiyati, Fina, & Machmuddah,
Zaky. (2019). Pengaruh Moderasi dari Good Corporate Governance pada Hubungan
antara Konservatisme Akuntansi dan Manajemen Laba. Juara: Jurnal Riset
Akuntansi, 9(1).
Asyati, Suci, & Farida, Farida.
(2020). Pengaruh good corporate governance, leverage, profitabilitas dan
kualitas audit terhadap praktik manajemen laba (studi empiris pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2014-2018). Journal of Economic,
Management, Accounting and Technology, 3(1), 36–48.
Fandriani, Viana, & Tunjung,
Herlin. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dan
Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Paradigma Akuntansi, 1(2),
505–514.
Julianti, Muhammad Ramaddan, Dzulhaq,
Muhammad Iqbal, & Subroto, Ahmad. (2019). Sistem Informasi Pendataan Alat
Tulis Kantor Berbasis Web pada PT Astari Niagara Internasional. Jurnal
Sisfotek Global, 9(2).
Mahiswari, Raras, & Nugroho,
Paskah Ika. (2014). Pengaruh mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan
dan leverage terhadap manajemen laba dan kinerja Keuangan. Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis, 17(1), 1–20.
Medyawati, Henny, & Dayanti,
Astri Sri. (2017). Pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba: Analisis
data panel. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, 21(3).
Padang, Novi Natalia. (2021).
Pengaruh Implementasi Sistem Erp terhadap Peningkatan Indeks Kepuasan Nasabah
di PT. Bank X di Medan, Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan,
204–209.
Paramitha, Dhea Kania, & Idayati,
Farida. (2020). Pengaruh profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan terhadap
manajemen laba. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA), 9(2).
Syaifi, Mat. (2019). Nilai-Nilai
Pendidikan Islam dalam Ibadah Puasa Ramadhan. Tarbawi, 07(02), 1–29.
Triyaningsih, S. L. (2014). Analisis
pengaruh disiplin kerja, motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap
kinerja karyawan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Informatika, 1(2).
Utari, NPLA, & Sari, Maria M.
Ratna. (2016). Pengaruh asimetri informasi, leverage, kepemilikan manajerial
dan kepemilikan institusional pada manajemen laba. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 15(3), 1886–1914.
Wibisono, Bentar, & Fuad, Fuad.
(2019). Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap Manajemen Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia. Diponegoro Journal of Accounting, 8(4).