DETERMINAN RETURN SAHAM DENGAN EPS SEBAGAI VARIABLE
MODERTING DI INDEX LQ-45 SEKTOR PROPERTY & CONSTRUCTION
Clara Desta Octovialyna, Tri Widyastuti, Syamsul Bahri
Universitas Pancasila Jakarta
laladesta84@gmail.com
Abstrak
Perilaku Herding adalah fenomena yang terjadi dimana jika sebuah kelompok
bergerak secara kesatuan dengan motif yang irasional. Secara spontan, dapat disebabkan oleh emosi kolektif yang timbul karena sosial shock yang ekstrem, atau dapat
dimanipulasi oleh orang yang mempunyai
keahlian menggiring kearah yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh imbal balik pasar terhadap penyebaran imbal balik yang diukur dengan metode Cross-Sectional
Absolute Standart (CSSD) dan Cross-Sectional Absolute
Deviation (CSAD). Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan IPO dari 2020-2021 berjumlah 104. Hasil penelitian menunjukan Variabel independen imbal balik pasar memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen penyebaran imbal balik yang diukur dengan metode Cross-Sectional
Absolute Standart (CSSD) dan Cross-Sectional Absolute
Deviation (CSAD). Pada periode pengamatan
menunjukan tidak adanya indikasi perilaku herding yang terjadi
pada tahun 2020-2021.
Kata
kunci: Perilaku Herding, CSSD, CSAD, IPO
Abstract
Herding
behavior is a phenomenon that occurs when a group moves as a unit with
irrational motives. Spontaneously, it can be caused by collective emotions
arising from extreme social shock , or it can be
manipulated by people who have the expertise to lead in the same direction.
This study aims to analyze the effect of market returns on the spread of
returns as measured by the Cross-Sectional Absolute Standard (CSSD) method and
Cross-Sectional Absolute Deviation (CSAD). The population used in this study is
104 companies that have conducted IPOs from 2020-2021. The results show that
the independent variable market returns has a positive
and significant influence on the dependent variable on the spread of returns as
measured by the Cross-Sectional Absolute Standard (CSSD) method. and
Cross-Sectional Absolute Deviation (CSAD) .During the
observation period, there were no indications of herding behavior occurring in
2020-2021.
Keywords: Herding Behavior , CSSD, CSAD, IPO
Pendahuluan
Program pembangunan infrastruktur adalah
bagian dari pendukung program pemerintah. Dengan adanya pembangunan maka dapat
memacu pertumbuhan ekonomi, serta terciptanya lapangan pekerjaan. Sejak tahun
2014 dan kepemimpinan negara berada di tangan Bapak Presiden Joko Widodo, fokus
negara terhadap pembangunan infrastruktur sangat meningkat, hingga saat ini
keseriusan pemerintah Indonesia terhadap pembangunan infrastruktur sangat
terlihat diikuti dengan fakta bahwa pembangunan infrastruktur yang telah
dilakukan turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia serta
peningkatan daya saing nasional (CASH, n.d.).
Keseriusan pemerintah dapat dibuktikan
secara tertulis dengan melihat isi dari agenda aksi ketiga NAWA CITA Presiden
dan Wakil Presiden tahun 2014 –2019 serta poin ketiga misi Presiden Wakil Presiden
tahun 2019 – 2024 yakni pemerintah akan membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan serta
melakukan pembangunan yang merata dan berkeadilan (Kementerian Komunikasi dan Informatika
RI, 2015).
Salah satu peran pemerintah dalam
pembangunan infrastruktur adalah dengan pengalokasian anggaran untuk
pembangunan serta pemeliharaan infrastruktur. Pemerintah memiliki 3 strategi
pembiayaan pembangunan infrastruktur untuk periode 2020 – 2024 yakni, meningkatkan
integrasi alokasi pendanaan, meningkatkan inovasi skema pendanaan dan memperkuat
penyusunan rencana program pembangunan serta memastikan kesiapan pelaksanaan.
Besarnya pembiayaan pembangunan infrastruktur digunakan untuk menjalankan
program pengelolaan sumber daya air, penyelenggaraan jalan dan jembatan,
pengembangan perumahan dan permukiman serta program pembangunan infrastruktur
lainnya.
Akibat dari program pemerintah ini hal
tersebut tercermin dari kenaikan APBN untuk sektor infrastruktur yang terus
mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dengan kenaikan tersebut maka
perusahaan yang berada di sektor infrastruktur juga akan mendapatkan dampak
positif dari kucuran dana APBN. Pemerintah juga pastinya akan memberikan porsi
lebih banyak untuk perusahaan BUMN dalam menjalankan proyek-proyeknya meskipun
tidak menutup kemungkinan Perusahaan Non-BUMN juga menjalankan proyek-proyek
terhadap program dari pemerintah ini (Sumber: Anggaran Pendapatan Belanja
Negara 2021).
Gambar 1 Return Saham LQ45 dari
2017-2021
Sumber: Yahoo finance
Untuk mewujudkan misi ketiga NAWA CITA
terkait pembangunan infrastruktur yang merata dan berkeadilan, diperlukan biaya
untuk mencapai tujuan ini. Gambar 1.1 menunjukan peningkatan anggaran infrastruktur
yang terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan ini berdampak positif
terhadap sektorsektor yang ada didalamnya. Dalam hal ini, salah satu aspek yang
kemudian menjadi penting adalah penyetoran modal oleh investor ke perusahaan
subsector konstruksi dan bangunan di pasar modal Indonesia. Penyetoran modal
ini pun dapat dianggap sebagai peningkatan investasi, dimana peningkatan
investasi diyakini ikut andil dalam mendongkrak pembangunan ekonomi suatu
negara. Salah satu bentuk investasi yang dapat dipilih oleh para investor adalah
melalui Pasar Modal. Adapun yang dimaksud dengan pasar modal merupakan tempat
dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi
(bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan
sebagai tambahan dana atau memperkuat modal perusahaan (Fahmi,
2018). Namun
dalam berinvestasi saham tidak terlepas dari karakteristik hubungan antara
return and risk. Dalam menentukan investasi, para investor harus mampu
menganalisis saham dengan melihat kinerja perusahaannya. Kinerja yang semakin
bagus maka perusahaan itu akan memberikan return yang semakin tinggi dan untuk
meminimalisir risiko, investor diharapkan mampu melakukan analisis kinerja
saham.
Di masa pandemi Covid-19 ini telah
membuat banyak perusahaan merubah cara menjalankan proses bisnis. Bahkan tidak
sedikit perusahaan yang harus mendaur ulang rencana bisnis perusahaannya.
Tentunya hal tersebut dilakukan oleh perusahaan untuk dapat bertahan dan
bangkit di masa pandemi ini. Seperti yang kita ketahui, wabah pandemi Covid-19
ini bukan hanya masalah kesehatan global tetapi sudah berubah menjadi bencana
ekonomi dunia. Banyak sekali sektor usaha yang terdampak akibat merebaknya
wabah tersebut termasuk dunia konstruksi. Oleh karena itu, Perseroan telah
menuangkan berbagai kebijakan strategi untuk jangka pendek, menengah, dan
Panjang. Dengan menjalankan strategi jangka pendek di tahun 2021 dan
menjalankan strategi offensive yang telah disusun di masa pandemi, Perseroan
berharap dapat mencapai kinerja perusahaan yang telah ditargetkan di awal tahun
ini. Tentunya dengan kehadiran program vaksinasi yang sedang gencar
dilaksanakan oleh Pemerintah menjadi salah satu stimulus positif bagi
perusahaan untuk dapat mencapai target di tahun ini. Beberapa kebijakan
finansial maupun fiscal yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah di tengah
pandemik saat ini juga memberikan optimisme bagi perusahaan untuk bangkit dan
bertumbuh, Perseroan optimistis bahwa kondisi penurunan kinerja perusahaan
karena pandemi Covid-19 ini hanya bersifat sementara. Dimana Perseroan telah
menyiapkan berbagai strategi jitu guna memperlancar dan mempercepat recovery
kinerja perusahaan (Kementerian BUMN RI, 2021).
Pasar modal memiliki peran penting bagi
kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang perkembangan ekonomi negara
yang bersangkutan. Pasar modal di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia yang
terletak di Jakarta. Bursa efek yang mengatur transaksi pembelian dan penjualan
saham di Indonesia. Perusahaan yang terdaftar di BEI dikelompokkan sesuai
dengan bidangnya. Salah satunya adalah perusahaan-perusahaan yang tergabung
dalam subsektor konstruksi dan bangunan. Adapun empat perusahaan BUMN sub
sektor konstruksi dan bangunan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) yang akan penulis jadikan sebagai bahan penelitian dalam penelitian ini
yaitu PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Kegiatan investasi saham di pasar modal
perlu memperhatikan dua hal, yaitu keuntungan yang diharapkan dan risiko yang
mungkin terjadi. Keuntungan dalam investasi saham itu berupa capital gain dan
dividen. capital gain adalah selisih positif antara harga jual dan harga beli,
sedangkan dividen adalah sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
pemegang saham. Dalam investasi saham tidak hanya memberikan keuntungan saja tetapi
saham tidak terlepas dari risiko yang terjadi kapan saja. Saham dikenal dengan
high risk-high return, artinya saham merupakan surat berharga yang bisa
memberikan peluang keuntungan tinggi, tetapi memiliki risiko yang tinggi juga.
Adapun risiko memiliki saham yaitu capital loss. capital loss adalah selisih
negatif antara harga jual dengan harga beli (Sinambela,
2013).
Hasil penelitian terdahulu terkait
return saham yaitu likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan BUMN sub sektor konstruksi
dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2017.
Hasil pengujian secara simultan dengan uji F menunjukkan bahwa likuiditas,
solvabilitas, dan profitabilitas secara bersama-sama tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham pada perusahaan BUMN sub sektor konstruksi dan
bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Maulana,
Situmorang, & Alipudin, 2021).
Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia, menunjukkan bahwa CR, ROA dan DER secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap harga saham subsektor rokok yang terdaftar di BEI Periode
2005- 2014. CR dan ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga
saham subsektor rokok yang terdaftar di BEI Periode 2005-2014. DER secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham subsektor rokok yang
terdaftar di BEI Periode 2005-2014 (Luhukay, Mangantar, & Baramuli, 2016). EPS secara
parsial berpengaruh positif terhadap harga saham. ROE, ROA, dan DER secara
parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. EPS, ROE, ROA, dan DER secara
bersama-sama berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan semen
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014 (Alipudin, 2016). Sedangkan
Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA) dan
Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Indeks LQ 45 di BEI periode
2010-2014. Hasil penelitian menunjukkan CR, DER, ROA dan ROE secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. CR, DER, ROA dan ROE secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Sondakh,
Tommy, & Mangantar, 2015).
Dalam penelitian ini penulis memilih
perusahaan BUMN sub sektor konstruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Sub sektor ini dipilih menjadi penelitian karena sub sektor konstruksi
dan bangunan adalah salah satu sub sektor terkuat yang mendukung pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Pembangunan infrastruktur selain telah menggerakkan
ekonomi riil, turut menyumbang pertumbuhan ekonomi negara kita. Infrastruktur
juga telah menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar. Sektor
konstruksi sekarang merupakan bisnis yang paling menarik karena pemerintah
gencar membangun infrastruktur. Sehingga
berdasarkan analisis tersebut, dapat direkomendasikan saham-saham apa saja yang
layak untuk dibeli, dijual, ataupun ditahan. Oleh karena itu judul penelitian
ini adalah “determinan return saham dengan eps sebagai variable moderting di
index lq-45 sektor Property & construction”
Tujuan pada penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh Likuiditas
terhadap Return Saham.
2. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham. 3. Untuk mengetahui
pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Return Saham. 4. Untuk mengetahui
pengaruh Return on Equity (ROE), terhadap Return Saham. 5. Untuk mengetahui
pengaruh Earning per share (EPS) memperkuat atau memperlemah variabel Likuiditas,
Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE),
terhadap return saham?
Metode
Menurut (P. D.
Sugiyono, 2017) bahwa Metode Penelitian adalah cara ilmiah
untuk memperoleh data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Metode Penelitian juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode.
Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.
Design Penelitian
Desain Penelitian menjelaskan metode penelitian yang digunakan oleh penulis, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif. Menurut (Prof
Sugiyono, 2015) penelitian
kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis
data bersifat kuantutatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Disebut sebagai penelitian positivistik karena penelitian ini hanya mendasarkan kepada fakta-fakta positif yang didapatkan di lapangan penelitian. Data yang berupa angka-angka yang telah dirumuskan dijadikan sebagai informasi akurat dalam penelitian. Metode ini juga sebagai metode ilmiah karena telah
menemui kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode kuntitatif juga disebut metode tradisional, karena metode ini sudah cukup
lama digunakan sehingga
sudah mentradisi sebagai metode
untuk penelitian.
Populasi dan Sampel
Penelitian
Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang udah ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono,
2019). Populasi dalam penelitian ini seluruhnya ada perusahaan dalam Indeks LQ-45 selama periode 2017 – 2021 adalah perusahaan yang bertahan dalam indeks LQ-45.
Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini ada beberapa kriteria yang penulis tertapkan, antara lain sebagai berikut
1. Perusahaan
yang menerbitkan Sustainability Report periode 2017-2021
2. Perusahaan yang menerbitkan
Sustainability Report berturut-turut selama tahun 2017-2021
3. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel yang telah ditentukan, diperoleh jumlah sampel sebanyak 16 perusahaan property and construction dari
tahun 2017-2021.
Tabel 1 Indeks
LQ45 Periode 2017-2021
No |
Kode Saham |
Name |
Sector |
1 |
ADHI |
Adhi Karya (Persero) Tbk. |
Property & Construction |
2 |
BKSL |
Sentul City Tbk. |
Property & Construction |
3 |
BSDE |
Bumi Serpong Damai Tbk. |
Property & Construction |
4 |
LPKR |
Lippo Karawaci Tbk. |
Property & Construction |
5 |
PTPP |
PP (Persero) Tbk. |
Property & Construction |
6 |
WIKA |
Wijaya Karya (Persero) Tbk. |
Property & Construction |
7 |
WSBP |
Waskita Beton Precast Tbk. |
Property & Construction |
8 |
WSKT |
Waskita Karya (Persero) Tbk. |
Property & Construction |
9 |
ASRI |
Alam Sutera Realty Tbk |
Property & Construction |
10 |
PWON |
Pakuwono Jati Tbk |
Property & Construction |
11 |
SMRA |
Sumarecon Agung Tbk |
Property & Construction |
12 |
CTRA |
Ciputra Development Tbk |
Property & Construction |
Metode
Pengumpulan Data
Sampel penelitian ini adalah perusahaan
di Indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia pada periode 2017-2021. Berdasarkan
keterangan pemilihan sampel tersebut, diperoleh sampel sebanyak 12 perusahaan.
Pemilihan sampel didasarkan pada metode data panel.
Operasional
Variabel Penelitian
Menurut (Sugiyono,
2019) variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dengan demikian diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian
ini terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas
(independent variable
Rancangan Analisis Dan Hipotesis
Data-data yang diperoleh dari hasil
penelitian selanjutkan dianalisis dengan model analisis regresi linier berganda
dengan menggunakan bantuan program Eviews yang bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh Likuiditas, DER, ROA dan ROE terhadap Return saham, dan
Earning per share (EPS) sebagai variable moderating. Namun, sebelum dilakukan
analisis regresi berganda terlebih dahulu dianalisis uji asumsi klasik:
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui nilai min, max, mean dan standar deviasi dari
setiap variable.
Hasil dan Pembahasan
Statistik Deskriptif
Analisis
deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu data yang dilihat
melalui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis, dan skewness. Standar deviasi kecil menunjukan nilai
sampel atau populasi yang mengelompok di sekitar nilai rata-rata hitungnya. Hal
ini disebabkan nilainya hampir sama dengan nilai rata-rata (Putriyanto, 2020). Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap anggota
sampel atau populasi mempunyai kesamaan. Sebaliknya, apabila nilai deviasi
besar, maka penyebaran dari rata-rata juga besar.
Dalam
penelitian ini current ratio (LDR/CR) dijadikan sebagai variabel bebas (X1).
(LDR/CR) Current ratio merupakan salah satu ukuran likuiditas bertujuan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan
aktiva lancar yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar
dengan kewajiban jangka pendeknya. Debt to equity ratio (DER) dijadikan sebagai
variabel bebas (X2). Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio utang yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan ekuitas. Baik
buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi financial
perusahaan. Variabel bebas (X3) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Return On Asset. Salah satu rasio profitabilitas yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba dari aktiva yang digunakan. Return On Equity
dijadikan variabel (X4) Rasio tersebut bertujuan untuk mengetahui serta
mengukur seberapa besar tingkat pengembalian modal sendiri dari saham yang
diinvestasikan keperusahaan melaui besarnya pendapatan atau laba yang
dihasilkan perusahaan. return on equity mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham. Untuk variabel moderating
penelitian ini adalah EPS (Z). Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa
besar laba bersih perusahaan yang terkandung dalam satu lembar saham beredar.
Berikut ini disajikan tabel hasil perhitungan LDR (X1), DER (X2), ROA (X3), ROE
(X4), EPS (Z) dan RS (Y) perusahaan sektor Property & Construction yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang menjadi sampel dalam penelitian ini
periode 2017-2021 sebagai berikut:
Tabel 2
Statistik Deskriptif
Sumber:
Data olahan Eviews
Dari tabel diatas menggambarkan bahwa varabel berjumlah
6 dengan variabel
independent berjumlah 5 variabel
yaitu LDR (X1), DER (X2), ROA (X3), ROE (X4), EPS (Z) sebagai variabel
moderating dan variabel dependen
yaitu satu variabel yakni RS (Y) dengan jumlah sampel
perusahaan adalah 12 perusahaan sektor
properti dan yang terdaftar
di BEI. Nilai tertinggi variabel LDR (X1) 5.405594 sedangkan nilai terendah
0.435007, nilai tertinggi variabel DER (X2) 6.052387 sedangkan nilai terendah -10.82610, nilai
tertinggi variabel ROA
(X3)
0.124153 sedangkan nilai terendah -0.499161, nilai tertinggi variabel ROE (X4) 4.904812
sedangkan nilai terendah -0.572806, nilai tertinggi variabel EPS (Z) 340.3247
sedangkan nilai terendah -699.5525, dan nilai tertinggi variabel RS (Y) 0.744861
sedangkan nilai terendah -0.788151.
Uji
Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Gambar 1
Uji Normalitas
Sumber: Data olahan Eviews
Dasar pengambilan
keputusan uji normalitas adalah jika nilai
probability lebih besar dari 0.05. Dari tabel diatas menunjukan
bahwa nilai probability sebesar 0.995223 lebih besar
dari α = 0,05, hal ini
berarti data residual terditribusi secara normal dengan sampel pada penelitian ini adalah 60 sampel.
Uji Autokorelasi
Tabel 3
Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM
Test: |
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
F-statistic |
2.669349 |
Prob.
F(2,52) |
0.0788 |
|
|
Obs*R-squared |
5.586488 |
Prob.
Chi-Square(2) |
0.0612 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Data olahan Eviews
Dari tabel uji autokorelasi menggunakan diatas bahwa nilai
probability Obs*R-squared lebih besar
dari 0.05 yaitu 0.0612 >
0.05, artinya tidak terdapat gejala autokorelasi sehingga analisis regresi linear dapat dilanjutkan.
Uji Heterokedasitas
Tabel 4
Uji Heteroskedastisitas – Glejser.
Heteroskedasticity Test: Glejser |
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
F-statistic |
3.479052 |
Prob.
F(5,54) |
0.0085 |
|
Obs*R-squared |
14.61884 |
Prob.
Chi-Square(5) |
0.0121 |
|
Scaled explained SS |
14.83230 |
Prob.
Chi-Square(5) |
0.0111 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Data olahan
Eviews
Berdasarkan
hasil uji heteroskedastisitas glejser pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
nilai signifikan variabel independen (LDR/CR, DER, ROA, ROE dan EPS) berada di
atas tingkat signifikan 0,05. Yang artinya bahwa variabel dalam penelitian ini
terbebas dari gejala heteroskedastisitas sehingga data variabel tersebut layak digunakan dalam penelitian ini.
Uji Multikolenearitas
Dalam lingkup awal, risiko-risiko di bidang keuangan
berkisar antara lain: pembayaran premi terlambat diterima oleh perusahaan
asuransi, Kerugian karena kurs mata uang, salah menghitung pajak.
Tabel IV.4
Uji Multikoleniaritas
Sumber: Data olahan
Eviews
Dasar
pengambilan keputusan uji multikolonieritas adalah jika nilai correlation <
0.90 maka artinya tidak terjadi adanya indikasi multikolonieritas. Berdasarkan
tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai correlation untuk seluruh varibel independent
kurang dari 0.90. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa variabel independen
LDR/CR (X1), DER (X2), ROA (X3), ROE (X4), dan EPS (X5), tidak terdapat
multikolonieritas sehingga data variabel tersebut layak digunakan dalam
penelitian ini.
UJI HIPOTESIS
Persamaan Regresi Linear
Berganda
Tabel. 5
Persamaan Regresi Linear
Berganda
Cross-sections included: 12 |
|
|
|
||
Total panel (balanced) observations:
60 |
|
|
|||
Swamy and Arora estimator of component
variances |
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable |
Coefficient |
Std.
Error |
t-Statistic |
Prob. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C |
-0.016606 |
0.133509 |
-0.124384 |
0.9015 |
|
X1 |
-0.017474 |
0.046243 |
-0.377867 |
0.7070 |
|
X2 |
0.010537 |
0.033588 |
0.313728 |
0.7549 |
|
X3 |
0.987983 |
0.855074 |
1.155435 |
0.2530 |
|
X4 |
0.120063 |
0.140616 |
0.853831 |
0.3970 |
|
Z |
-0.000670 |
0.000383 |
-1.750727 |
0.0857 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Effects Specification |
|
|
|
|
|
|
|
S.D. |
Rho |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Cross-section random |
0.000000 |
0.0000 |
|
||
Idiosyncratic random |
0.338087 |
1.0000 |
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Weighted Statistics |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared |
0.066242 |
Mean
dependent var |
-0.044453 |
|
|
Adjusted R-squared |
-0.020217 |
S.D.
dependent var |
0.315193 |
|
|
S.E. of regression |
0.318363 |
Sum
squared resid |
5.473166 |
|
|
F-statistic |
0.766169 |
Durbin-Watson
stat |
2.339555 |
|
|
Prob(F-statistic) |
0.578231 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Data olahan Eviews
Dari tabel di atas dapat
dijelaskan dalam rumus persamaan regresi linear berganda:
Y =
α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e
Y =
-0.016606 -0.017474 X1 + 0.010537 X2 + 0.987983 X3 + 0.120063 X4 + e
Keterangan:
Y = RS (Return Saham)
X1 = LDR (Liqudity)
X2 = DER (Debt to Equity Ratio)
X3 = ROA (Return on Assets)
X4 = ROE (Return on Equity)
β = Koefisien
estimate
e = Residual error
Berdasarkan analisa nilai
koefisien regresi tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa:
1)
Pengaruh
variabel independen LDR (X1) terhadap RS (Y) apabila dilihat dari besarnya
koefisien regresi -0.017474 maka dapat diartikan bahwa LDR (X1) berpengaruh negatif
terhadap RS (Y) sehingga setiap perubahan LDR (X1) sebesar satu satuan maka
variabel RS (Y) akan menurunkan sebesar 0.017474 dengan catatan variabel
independen lainnya tetap.
2)
Pengaruh
variabel independen DER (X2) terhadap RS (Y) apabila
dilihat dari besarnya koefisien regresi 0.010537 maka dapat diartikan bahwa DER (X2) berpengaruh positif terhadap RS (Y) sehingga setiap perubahan variabel DER (X2) sebesar satu satuan maka variabel RS (Y) akan meningkat
sebesar 0.010537 dengan catatan
variabel independen lainnya tetap.
3)
Pengaruh
variabel independen ROA (X3) terhadap RS (Y) apabila
dilihat dari besarnya koefisien regresi 0.987983 maka dapat diartikan bahwa ROA (X3) berpengaruh positif
terhadap RS (Y) sehingga setiap perubahan variabel ROA
(X3) sebesar satu satuan maka variabel
RS (Y) akan meningkat
sebesar 0.987983 dengan catatan
variabel independen lainnya tetap.
4)
Pengaruh
variabel independen ROE (X4) terhadap RS (Y) apabila
dilihat dari besarnya koefisien regresi 0.120063 maka dapat diartikan bahwa ROE (X4) berpengaruh positif
terhadap RS (Y) sehingga setiap perubahan
variabel ROE (X4) sebesar satu
satuan maka variabel RS (Y) akan meningkat
sebesar 0.120063 dengan catatan
variabel independen lainnya tetap.
Uji T (Parsial)
Uji signifikansi parsial
/ Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu (parsial) variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau tidak. Hasil
uji signifikansi parsial diatas dapat diterjemahkan sebagai berikut:
1)
Nilai t hitung LDR (X1)
yaitu -0.377867 dan nilai signifikan LDR (X1) sebesar 0.7070 > dari 0.05
sehingga dapat disimpulkan LDR(X1) secara parsial tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap RS (Y) yang artinya H01 diterima dan H1 ditolak.
2)
Nilai t hitung DER (X2)
yaitu 0.313728 dan nilai signifikan DER (X2) sebesar 0.7549 > dari 0.05
sehingga dapat disimpulkan DER (X2) secara parsial tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap RS (Y) yang artinya H2 ditolak dan H02 diterima, namun
berpengaruh kearah negatif.
3)
Nilai t hitung ROA (X3)
yaitu 1.155435 dan nilai signifikan ROA (X3) sebesar 0.2530 > dari 0.05
sehingga dapat disimpulkan ROA (X3) secara parsial tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap RS (Y) yang artinya H03 diterima dan H3 ditolak.
4)
Nilai t hitung ROE (X4)
yaitu 0.853831 dan nilai signifikan ROE (X4) sebesar 0.3970 > dari 0.05
sehingga dapat disimpulkan ROE (X4) secara parsial tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap RS (Y) yang artinya H04 diterima dan H4 ditolak.
Uji F
Dalam penelitian ini
pengujian Simultan (uji F) digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen atau bebas LDR (X1), DER (X2), ROA (X3), ROE (X4) secara simultan
berpengaruh terhadap RS (Y).
Pada tabel diatasnilai F
statistik 0.766169, Prob(F-statistic) 0.578231 Hal ini menunjukan bahwa nilai
signifikan F 0.578231 > 0.05 yang artinya masing-masing variabel bebas tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel independen. Maka dengan kata
lain tidak ada pengaruh variabel bebas LDR (X1), DER (X2), ROA (X3), ROE (X4)
secara simultan terhadap RS (Y) artinya H5 ditolak dan H05 diterima.
Uji Determinasi
Dari tabel diatas
diketahui bahwa nilai koefisien determinasi berganda (R-square) adalah 0.066242
atau 6.6%. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu LDR (X1), DER (X2),
ROA (X3), ROE (X4) secara simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu RS (Y)
sebesar 6.6%. dan sisanya 93.4% dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel lain
diluar penelitian.
Uji Moderasi atau
Moderated Regression Analysis (MRA)
Tabel 6
Dependent Variable: Y |
|
|
||
Method: Panel EGLS (Cross-section
random effects) |
||||
Date: 02/06/23 Time: 00:26 |
|
|
||
Sample: 2017 2021 |
|
|
||
Periods included: 5 |
|
|
||
Cross-sections included: 12 |
|
|
||
Total panel (balanced) observations:
60 |
|
|||
Swamy and Arora estimator of component
variances |
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable |
Coefficient |
Std.
Error |
t-Statistic |
Prob. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C |
-0.053745 |
0.056216 |
-0.956048 |
0.3433 |
X1_Z |
-0.000826 |
0.000649 |
-1.273556 |
0.2083 |
X2_Z |
-0.000427 |
0.000396 |
-1.079126 |
0.2853 |
X3_Z |
0.005394 |
0.004138 |
1.303728 |
0.1979 |
X4_Z |
-0.000933 |
0.001229 |
-0.759216 |
0.4510 |
Z |
0.002118 |
0.001922 |
1.102134 |
0.2753 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Effects Specification |
|
|
|
|
|
|
S.D. |
Rho |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Cross-section random |
0.000000 |
0.0000 |
||
Idiosyncratic random |
0.324578 |
1.0000 |
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Weighted Statistics |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared |
0.080999 |
Mean
dependent var |
-0.044453 |
|
Adjusted R-squared |
-0.004094 |
S.D.
dependent var |
0.315193 |
|
S.E. of regression |
0.315837 |
Sum
squared resid |
5.386670 |
|
F-statistic |
0.951890 |
Durbin-Watson
stat |
2.226914 |
|
Prob(F-statistic) |
0.455422 |
|
|
|
Hasil uji simultan MRA pada tabel
diatas menunjukkan nilai F hitung sebesar 0.951890 dengan probabilitas 0.455422
yang berada di atas nilai 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel LDR*EPS,
DER*EPS, ROA*EPS dan ROE*EPS secara bersama-sama atau simultan tidak
mempengaruhi RS (Y).
Dari tabel uji moderasi R Square
diatas diketahui bahwa nilai koefisien determinasi berganda (R-square) adalah
0.080999 atau 8.09%. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu LDR*EPS,
DER*EPS, ROA*EPS dan ROE*EPS secara simultan mempengaruhi variabel dependen
yaitu RS (Y) sebesar 8.09%. Artinya bahwa variabel EPS sebagai variabel
moderasi memperkuat variabel LDR*EPS, DER*EPS, ROA*EPS dan ROE*EPS terhadap RS
(Y) dengan bukti R Square sebelumnya adalah 6.6% sedangkan R Ssquare Moderasi
adalah 8.09% sehingga selisih 1.49%. Dapat dikatakan bahwa EPS sebagai variabel
moderasi memperkuat LDR (X1), DER (X2), ROA (X3), ROE (X4) sebesar 1.49% secara
simultan terhadap RS (Y).
Uji t MRA dilakukan untuk
mengetahui apakah secara individu (parsial) variabel EPS memperkuat atau
memperlemah pengaruh LDR (X1), DER (X2), ROA (X3), ROE (X4) terhadap variabel
dependen RS (Y) secara signifikan atau tidak.
Dari tabel diatas menunjukan
bahwa secara parsial LDR*EPS, DER*EPS, ROA*EPS dan ROE*EPS tidak berpengaruh
secara siginikan terhadap RS (Y). Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
signifikan masing-masing dari variabel LDR*EPS, DER*EPS, ROA*EPS dan ROE*EPS
adalah 0.2083, 0.2853, 0.1979, dan 0.4510 lebih besar dari 0.05. Artinya Variabel
EPS memperlemah pengaruh LDR (X1), DER (X2), ROA (X3), ROE (X4) terhadap
variabel dependen RS (Y).
PEMBAHASAN
Pegaruh Liquidity LDR (X1) terhadap Return Saham (RS) (Y)
Dari hasil
diatas dapat dilihat bahwa Nilai t hitung LDR (X1) yaitu -1.273556 dan nilai signifikan
LDR (X1) sebesar 0.2083 > dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan LDR (X1) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap RS (Y)
yang artinya H01 diterima
dan H1 ditolak.
Semakin
tinggi current ratio ini berarti semakin
besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Aktiva lancar yang dimaksud termasuk kas, piutang, surat berharga dan persediaan. Dari aktiva tersebut, persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang likuid dibanding
yang lain. Penelitian ini menunjukan
bahwa tidak ada pengaruh signifikan
antara Current Ratio terhadap Return Saham.
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh peneliti
serta teori, pendapat, maupun para peneliti terdahulu yang dikemukakan diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa ada kesusaian antara
hasil penelitian dengan teori atau
pendapat, dan para peneliti
terdahulu. Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa Current Ratio terhadap return saham adalah berpengaruh negatif dan tidak signifikan pada Perusahaan properti
yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021 (Rachma & Rahman, 2022).
Pegaruh Debt to Equity Ratio (DER) (X2)
terhadap Return Saham (RS) (Y)
Dari hasil
diatas dapat dilihat bahwa nilai
t hitung DER (X2) yaitu -1.079126 dan nilai signifikan
DER (X2) sebesar 0.2853 > dari
0.05 sehingga dapat disimpulkan DER (X2) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap RS (Y) yang artinya H2 ditolak
dan H02 diterima, namun berpengaruh kearah negatif (Arif
& Anita, 2018). Sesuai dengan teori saham yang menyatakan bahwa high risk-high return dimana risiko dari
suatu perusahaan ditandai dengan tingkat DER yang dimilikinya.
Hasil yang didapatkan mengindikasikan
adanya pertimbangan yang berbeda dari sebagian
investor dalam memandang
DER. Beberapa investor memiliki
sifat suka mengambil risiko (risk seeker) akan cenderung memilih saham-saham yang memiliki tingkat DER yang tinggi. Investor
tersebut memandang besarnya
DER sebagai bentuk tanggungjawab
perusahaan terhadap pihak ketiga yaitu kreditur
yang telah memberikan pinjaman kepada perusahaan. Sehingga ketika nilai DER yang semakin tinggi maka akan memperbesar
tanggungan yang dimiliki perusahaan. Namun demikian dari beberapa
investor justru memandang bahwa perusahaan yang tumbuh pastinya akan memerlukan hutang sebagai dana tambahan guna memenuhi pendanaan
di dalam perusahaan.
Perusahaan tersebut memerlukan
banyak dana operasional
yang tidak mungkin dapat dipenuhi hanya dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Ketika perusahaan
menggunakan hutang, dimana hutang tersebut
merupakan hutang jangka panjang, maka akan menyebabkan
perusahaan tersebut membayar bunga. Sehingga pajak yang dibayarkan oleh perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih kecil dan return saham akan meningkat.
Pegaruh Return on Asset (ROA) (X3) terhadap
Return Saham (RS) (Y)
Dari hasil
diatas dapat dilihat bahwa nilai
t hitung ROA (X3) yaitu 1.303728 dan nilai signifikan ROA (X3) sebesar 0.1979 > dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan ROA (X3) secara parsial tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
RS (Y) yang artinya H03 diterima
dan H3 ditolak. Return
on Asset menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba dari aktiva yang digunakan. ROA (X3) adalah hasil
pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return on
Investment (ROI) atau Return on Total Asset
merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return)
atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Semakin tinggi ROA semakin
efektif dalam menggunakan asetnya sehingga bisa mendapatkan sentimen postif
terhadap return saham.
Pegaruh Return on Equity (ROE) (X4)
terhadap Return Saham (RS) (Y)
Dari hasil
diatas dapat dilihat bahwa nilai
t hitung ROE (X4) yaitu -0.759216 dan nilai signifikan ROE (X4) sebesar 0.4510 > dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan ROE (X4) secara parsial tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
RS (Y) yang artinya H04 diterima
dan H4 ditolak (Harahap
& Hairunnisah, 2017). Besar kecilnya nilai
return on equit
(ROE) dalam perusahaan belum
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya return saham. Selain itu, nilai retun on
equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap return saham. ROE juga dapat menjadi
sentimen positif apabila semakin tinggi, sebaliknya apabila ROE rendah dapat
mengakibatkan return saham turun dikarenakan karena investor
tidak melihat bagaimana
cara perusahaan mengelola
ekuitas perusahaan dengan efektif dan efisien.
Variabel
EPS memperkuat atau memperlemah Pengaruh LDR (X1), DER (X2), ROA (X3), ROE (X4)
terhadap RS (Y)
Dari tabel uji moderasi R Square diatas diketahui bahwa nilai koefisien
determinasi berganda
(R-square) adalah 0.080999 atau 8.09%. Nilai ini menunjukkan
bahwa variabel bebas yaitu LDR*EPS, DER*EPS,
ROA*EPS dan ROE*EPS secara simultan
mempengaruhi variabel dependen yaitu RS (Y) sebesar 8.09%. Artinya bahwa variabel EPS sebagai variabel moderasi memperkuat variabel LDR*EPS,
DER*EPS, ROA*EPS dan ROE*EPS terhadap RS (Y) dengan bukti R Square sebelumnya adalah 6.6% sedangkan R Ssquare Moderasi adalah 8.09% sehingga selisih 1.49%. Dapat dikatakan bahwa EPS sebagai variabel moderasi memperkuat LDR (X1), DER (X2), ROA (X3),
ROE (X4) sebesar 1.49% secara
simultan terhadap RS (Y)
Kesimpulan
Dari pembahasan penelitian determinan
Return Saham dengan EPS sebagai variable moderting di index LQ-45 sektor
Property & Construction diatas dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan
hasil analisis menunjukkan bahwa Liquadity (LDR) secara parsial tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Return
Saham (RS).
2. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham (RS). 3. Berdasarkan
hasil analisis menunjukkan bahwa Return on Asset
(ROA) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return
Saham (RS).
4. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Return on Equity (ROE) secara
parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham (RS). 5. Variabel EPS memperkuat pengaruh
LDR, DER, ROA, ROE terhadap RS.
DAFTAR
PUSTAKA
Alipudin, Asep. (2016). Pengaruh eps,
roe, roa dan der terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor semen yang
terdaftar di bei. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 2(1),
1–22.
Arif, Elsya Meida, & Anita, Steffi.
(2018). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio Dan Kepemilikan Publik
Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia 2011-2016. JURNAL MANAJEMEN FE-UB, 6(1A),
128–148.
CASH, SIMPLE RELATIVE VALUE D. A. N.
DISCOUNTED. (n.d.). SKRIPSI TERAPAN.
Fahmi, Irham. (2018). Pengantar
Manajemen Keuangan, Alfabeta Bandung. Bandung. Hlm, 160.
Harahap, Dahrul Aman, &
Hairunnisah, Ade Isyana. (2017). Pengaruh Npl, Ldr, Gcg, Nim, Roa, Roe, Car,
Bopo Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Dari Tahun 2010-2014. The Effect of Npl, Ldr, Gcg, Nim, Roa,
Roe, Car, Bopo Towards the Stock Price in Banking Companies Listed in
Indonesian Stock Exchange of The Year 2010-2014. Jurnal Dimensi, 6(1).
Luhukay, Rivaldo, Mangantar, Marjam,
& Baramuli, Dedy. (2016). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga
saham Pada Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesias. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 4(3).
Maulana, Siti Zahara Nurul Alam,
Situmorang, Monang, & Alipudin, Asep. (2021). Pengaruh Likuiditas,
Solvabilitas, dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan BUMN Sub
Sektor Konstruksi dan Bangunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Di Indonesia (BEI)
Periode 2013-2017. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Akuntansi, 6(3).
Putriyanto, Khansa’Inas Cahyani.
(2020). Pengaruh Karakteristik Laporan Keuangan Dan Mekanisme Good Corporate
Governance Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018). Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Rachma, Nur, & Rahman, Karlina
Ghazalah. (2022). Arah Return Saham pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo, 8(2),
165–181.
Sinambela, Elizar. (2013). Pengaruh
Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham Pada Perusahaan Property dan Real
Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Ekonomikawan: Jurnal Ilmu Ekonomi
Dan Studi Pembangunan, 13(1).
Sondakh, Frendy, Tommy, Parengkuan,
& Mangantar, Marjam. (2015). Urrent Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on
Asset, Return on Equity Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Pada Indeks Lq 45 Di
Bei Periode 2010-2014. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
Dan Akuntansi, 3(2).
Sugiyono, Dr. (2019). Statistika
untuk Penelitian (Cetakan ke-30). Bandung: Cv Alfabeta.
Sugiyono, P. D. (2017). Metode
Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D. Penerbit
CV. Alfabeta: Bandung.
Sugiyono, Prof. (2015). Metode
penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta, 28, 1–12.