PENGARUH SUPERVISI KEPALA
SEKOLAH, LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK
MUHAMMADIYAH 6 DONOMULYO KABUPATEN MALANG
Adinda Bagus Wicaksono1, Yunus
Handoko2, Widi Dewi Ruspitasari3
Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang, Indonesia
Email: adindabagus345@gmail.com, yunus@asia.ac.id, wididewi98@gmail.com
Abstrak
SMK
Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang adalah salah satu sekolah menengah
kejuruan (SMK) yang telah dipilih sebagai Sekolah Menengah Kejuruan Pusat
Keunggulan. Program SMK Pusat Keunggulan ini bertujuan untuk mengembangkan SMK
dengan fokus pada kompetensi keahlian tertentu, dengan tujuan meningkatkan
kualitas dan kinerja sekolah. Program ini diperkuat melalui kerjasama dan
sinergi dengan dunia usaha, industri, dan lapangan kerja. Kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugas pembelajaran di
sekolah dikenal sebagai kinerja guru. Kinerja guru adalah hasil dari
pekerjaannya dan kemampuan serta motivasinya dalam menjalankan tugas-tugas
seperti merancang program pembelajaran, mengajar, melakukan evaluasi, dan
menganalisis hasil evaluasi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi dampak dari beberapa
faktor terhadap kinerja guru. Faktor-faktor tersebut meliputi 1) pengaruh supervisi
kepala sekolah terhadap kinerja guru, 2) pengaruh lingkungan kerja terhadap
kinerja guru, 3) pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru, dan 4) pengaruh
supervisi kepala sekolah, lingkungan kerja, dan motivasi kerja secara bersamaan
terhadap kinerja guru. Jenis
penelitian ini adalah penelitian penjelasan
(explanatory research) yang menggunakan pendekatan survei (survey). Penelitian ini dilaksanakan di
SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo, Kabupaten Malang, antara bulan April hingga Mei
2023. Sampel penelitian terdiri
dari 41 guru sebagai responden,
dan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dengan
penerapan teknik sampel jenuh. Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan penting. Pertama, supervisi kepala sekolah memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja guru. Kedua, tidak ada pengaruh
yang signifikan dari lingkungan kerja terhadap kinerja
guru. Ketiga, motivasi
kerja memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja
guru. Terakhir, supervisi kepala sekolah, lingkungan kerja, dan motivasi kerja
secara bersama-sama mempengaruhi kinerja guru.
Kata kunci: Supervisi, Lingkungan Kerja, Motivasi, Kinerja
Guru
Abstract
SMK
Muhammadiyah 6 Donomulyo, Malang Regency, is one of
the vocational high schools (SMK) that has been selected as a Center of
Excellence Vocational School. The Center of Excellence program aims to develop
vocational schools with a focus on specific competencies, with the goal of
improving the quality and performance of the school. This program is
strengthened through collaboration and synergy with the business world,
industry, and the job market. The ability of a teacher to carry out teaching
duties at the school is known as teacher performance. Teacher performance is
the result of their work, abilities, and motivation in performing tasks such as
designing learning programs, teaching, conducting evaluations, and analyzing
evaluation results. This study aims to identify and evaluate the impact of
several factors on teacher performance. These factors include 1) the influence
of school principal supervision on teacher performance, 2) the influence of the
work environment on teacher performance, 3) the influence of job motivation on
teacher performance, and 4) the combined influence of school principal
supervision, work environment, and job motivation on teacher performance. This
research is an explanatory research that uses a survey
approach. The study was conducted at SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo,
Malang Regency, between April and May 2023. The research sample consisted of 41
teachers as respondents, and the sampling method used was non-probability
sampling with the application of saturation sampling technique. The results of
the study show several important findings. First, school principal supervision
has a significant impact on teacher performance. Second, there is no
significant influence of the work environment on teacher performance. Third,
job motivation has a significant influence on teacher performance. Lastly,
school principal supervision, work environment, and job motivation collectively
influence teacher performance.
Keywords: Supervision,
Work Environment, Motivation, Teacher Performance
Pendahuluan
Satuan Pendidikan adalah entitas
yang menyediakan berbagai bentuk layanan pendidikan di berbagai tingkat dan jenis, baik melalui jalur formal, informal, maupun nonformal (Nurlaeli,
Kamil, & Sardin, n.d.). Satuan pendidikan dibagi menurut jenjang menjadi pendidikan dasar (SD dan SMP), pendidikan menengah (SMA dan SMK) dan pendidikan
luar biasa (SDLB, SMPLB,
SMALB dan SLB). Satuan pendidikan
menengah (dikmen) merupakan tahap pendidikan yang berlanjut setelah pendidikan dasar. Tahap ini terdiri dari pendidikan
menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Contoh satuan pendidikan
menengah meliputi Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan bentuk lain yang
setara. (Permendikbud - Nomor 6 Tahun, 2019).
SMK Muhammadiyah 06 Donomulyo Kabupaten
Malang adalah salah satu Lembaga Pendidikan di Kecamatan Donomulyo Kabupaten
Malang dengan akreditasi “A” yang menyelenggarakan program pendidikan kejuruan
3 tahun dengan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO),
Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi (TJKT), Teknik Bisnis Sepeda Motor
(TBSM), dan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHPt). Pada tahun 2021 SMK
Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang terpilih menjadi SMK Pusat Keunggulan
(SMK PK). Program SMK PK adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas dan performa Sekolah Menengah Kejuruan dengan fokus pada kompetensi
keahlian tertentu. Program ini didesain untuk memperkuat hubungan dan keselarasan
antara sekolah dengan dunia usaha, industri, dan kerja. Tujuannya adalah membuat
SMK menjadi sekolah rujukan yang dapat berperan sebagai penggerak dan pusat
peningkatan kualitas serta performa Sekolah Menengah Kejuruan lainnya.
Kinerja karyawan sebagaimana yang dimaksud di SMK
Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang adalah kinerja guru. Kinerja guru
merujuk pada kemampuan seorang guru dalam menjalankan tanggung jawab mengajar
di sekolah. Kinerja guru dapat dilihat sebagai hasil dari pekerjaannya, serta
keterampilan dan motivasi guru dalam menjalankan tugas-tugas yang mencakup perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, dan analisis evaluasi. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh (Supardi, 2014), faktor-faktor
yang memengaruhi kinerja seorang guru dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori
yaitu variabel individu, variabel organisasi, dan variabel psikologi. Dalam
konteks penelitian ini, variabel individu mencakup hal-hal berikut: kemampuan
dan keterampilan mental fisik (termasuk kemampuan dalam memahami kurikulum),
latar belakang (termasuk keluarga, tingkat sosial, dan pengalaman), serta
faktor demografis (seperti usia, etnis, dan jenis kelamin). Sementara itu,
variabel organisasi melibatkan sumber daya yang tersedia, kepemimpinan
(termasuk supervisi yang diberikan), struktur imbalan, dan desain pekerjaan
(faktor-faktor ini dapat mempengaruhi dan menciptakan iklim atau lingkungan
kerja). Selanjutnya, variabel psikologi melibatkan persepsi, sikap, kepribadian,
pembelajaran, motivasi, kepuasan, dan iklim kerja.
Untuk mengoptimalkan kinerja guru, penting bagi
kepala sekolah untuk memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, terutama
faktor kepemimpinan seperti layanan supervisi (Syamsul, 2017). Kepala sekolah
perlu memiliki pemahaman yang baik mengenai kesalahan dan kekurangan yang
mungkin dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugasnya. Semua kekurangan dan
kesalahan tersebut harus segera dievaluasi agar tujuan pembelajaran di sekolah
dapat tercapai dengan maksimal. Supervisi merupakan bagian penting dari
manajemen, dan kegiatan supervisi yang dilakukan secara berkelanjutan sangatlah
penting untuk membantu kepala sekolah memahami aktivitas yang dilakukan oleh
para guru dalam pekerjaan mereka. Dalam melaksanakan tugasnya dalam kegiatan
supervisi, kepala sekolah berperan sebagai supervisor. Sebagai supervisor,
kepala sekolah perlu memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut: menjalin
hubungan konsultatif, kolegial, dan bukan berdasarkan hirarki, melaksanakan
supervisi secara demokratis, fokus pada tenaga kependidikan, terutama guru, melaksanakan supervisi berdasarkan kebutuhan
tenaga kependidikan; dan memberikan bantuan profesional yang efektif melalui
kegiatan seperti diskusi kelompok, kunjungan kelas atau pembicaraan individu,
dan simulasi pembelajaran.
Faktor lain yang memengaruhi kinerja guru adalah
kondisi lingkungan kerja. Lingkungan kerja mencakup semua hal yang ada di
sekitar para guru dan dapat mempengaruhi mereka dalam menjalankan tugas yang
diberikan (Nitisemito, 2001). (Sedarmayanti,
2017) mendefinisikan
lingkungan kerja sebagai kombinasi
alat dan bahan yang digunakan, kondisi tempat kerja, cara bekerja, dan struktur tugas, baik
secara individu maupun dalam kelompok.
Secara garis besar, lingkungan kerja dapat dibagi menjadi dua jenis: fisik
dan non-fisik. Lingkungan kerja fisik melibatkan kondisi fisik di sekitar tempat
kerja yang dapat berdampak secara langsung atau tidak langsung pada karyawan.
Sementara itu, lingkungan kerja non-fisik melibatkan situasi yang terkait
dengan hubungan kerja, baik itu hubungan dengan atasan, rekan kerja, atau
bawahan. (Hasibuan,
2016) juga mengemukakan
bahwa lingkungan kerja mencakup segala sesuatu yang ada di sekeliling pekerja dan berpotensi mempengaruhi pelaksanaan tugas yang diberikan kepada mereka.
Selain
pengawasan kepala sekolah di bidang akademik dan lingkungan kerja, terdapat faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kinerja guru, salah satunya adalah motivasi kerja (Ardiana,
2017). Tingkat motivasi
kerja yang tinggi dapat mendorong seorang guru untuk bekerja secara profesional. Seperti yang dikemukakan oleh (Hamzah
B. Uno, 2022), motivasi
kerja merupakan faktor penting yang berperan dalam menentukan kinerja seseorang. Motivasi kerja merupakan suatu proses yang bertujuan untuk
mendorong guru agar mengarahkan
perilaku mereka dalam upaya mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, motivasi dapat diartikan sebagai pendorong
internal dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Seorang guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan berupaya mengatasi
setiap tantangan yang dihadapi dengan harapan mencapai hasil yang lebih baik. Keberhasilan
mencapai tujuan tidak terlepas dari tingkat motivasi
kerja yang dimiliki oleh seorang
guru.
Hasil
penelitian tentang pengaruh lingkungan kerja
terhadap kinerja guru pendidikan
agama islam oleh (Rifa
Elfita, Zulhaini, 2019) menunjukkan
bahwa lingkungan kerja berpengaruh kuat terhadap kinerja guru, namun penelitian yang dilakukan oleh (Husnalia,
Hadi, & Mufarohah, 2022) menunjukkan
hasil yang berbeda mengenai lingkungan kerja
terhadap kinerja guru. Menurut
penelitian tersebut lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru secara parsial. Adanya gap pada penelitian
tersebut mendasari perlu adanya kajian
lebih lanjut mengenai pengaruh
lingkungan kerja terhadap kinerja
guru, terlebih pada Sekolah
Menengah Kejuruan
Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang.
Kinerja
guru di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 6 Donomulyo
Kabupaten Malang tidak terlepas
dari adanya pengaruh faktor supervisi kepala sekolah, lingkungan kerja dan motivasi kerja (Umi,
2022). Faktor pertama
yang terkait dengan supervisi kepala sekolah adalah karena kesibukan kepala sekolah dalam mengawal program SMK Pusat keunggulan dan tugas – tugas yang lain diluar
sekolah, layanan supervisi kepala sekolah dalam indikator
pengawasan jadi berkurang. Kurangnya pengawasan tersebut mengakibatkan guru menjadi kurang disiplin dalam kehadiran maupun dalam hal
mengajar. Masih ditemukan beberapa guru yang tidak mengumpulkan perangkat pembelajaran, guru yang terlambat
datang ke sekolah sedangkan pulang lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan.
Faktor
lingkungan kerja juga berkaitan
pada kinerja guru di Sekolah
Menengah Kejuruan
Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang, hal ini berkaitan dengan indikator lingkungan kerja fisik yaitu ruang kerja yang cukup
untuk melakukan pekerjaan. Naiknya tingkat pendaftaran siswa baru membuat kelas
yang dipakai untuk pembelajaran
menjadi kurang, sehingga sekolah memberikan solusi untuk melakukan moving class. Guru yang terdampak dari hal ini adalah guru normatif – adaptif yang harus memerlukan waktu untuk menemukan siswanya pada saat mengajar karena adanya moving class tersebut.
Kendala lain masih terkait dengan indikator lingkungan kerja fisik yaitu suara bising.
Beberapa guru yang mengajar
di kelas yang berdampingan dengan bengkel mengeluhkan suara bising alat ketika
praktikum di bengkel mulai berjalan. Kendala lain yang
terkait dengan lingkungan kerja adalah kekurangan interaksi antara guru dan kepala sekolah, yang membuat guru merasa kurang didukung
atau tidak diberikan perhatian yang cukup. Situasi ini dapat berdampak negatif terhadap kinerja para guru tersebut.
Faktor
berikutnya adalah motivasi kerja yang berkaitan dengan kinerja guru di SMK
Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang. Motivasi kerja tersebut yaitu minat terhadap tugas, yang ditunjukkan dengan banyak guru yang hanya sebatas mengajar, tanpa memperhatikan kompetensi yang harus dicapai siswa. Menurunnya tingkat kehadiran guru tersebut juga disebabkan oleh motivasi kerja
yang rendah. Untuk mencapai
hal tersebut, kepala sekolah perlu berperan sebagai pengawas yang dapat memberikan dukungan, arahan, dan bantuan kepada para guru dalam menjalankan tugas mereka serta mengatasi berbagai tantangan yang muncul. Selain itu, kepala sekolah juga harus mampu memotivasi para guru untuk meningkatkan kualitas kerja mereka.
Berdasarkan penjelasan
latar belakang penelitian yang telah disampaikan, ada kebutuhan yang signifikan bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang lebih komprehensif
guna menginvestigasi dampak dan tingkat pengaruh supervisi kepala sekolah, lingkungan kerja, serta motivasi kerja terhadap kinerja
guru (Jusuf,
2013). Gap penelitian
yang terjadi mengenai lingkungan kerja juga membuat peneliti merasa tertarik untuk menemukan hasilnya jika diterapkan
di SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan panduan dalam evaluasi kinerja guru secara berkelanjutan oleh kepala sekolah berdasarkan hasil penelitian. Topik yang akan diteliti adalah "Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah, Lingkungan Kerja, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru di SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang."
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas),
kinerja seorang guru adalah kemampuan dan dedikasi guru dalam menjalankan tugas pembelajaran dengan sebaik mungkin,
termasuk perencanaan
program pengajaran, pelaksanaan
kegiatan pembelajaran, serta evaluasi hasil pembelajaran. Menurut (Supardi, 2014) kinerja
seorang guru dapat diartikan sebagai keahlian guru dalam menjalankan tugas mengajar di sekolah/madrasah dan bertanggung jawab terhadap kemajuan belajar siswa yang berada di bawah pengawasannya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pencapaian akademik para siswa. Kinerja guru tidak terbatas hanya sekedar menjalankan tugas mengajar di kelas saja tetapi juga memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang berada dibawah naungan bimbingannya. Guru memiliki peran yang lebih besar daripada hanya melaksanakan tugas mengajar di dalam kelas. Mereka juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang berada di bawah bimbingan mereka. Kinerja guru mencerminkan
kemampuan mereka dalam menjalankan tugas yang terkait dengan proses belajar mengajar di dalam kelas. Kemampuan
ini meliputi: Merencanakan pembelajaran dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, dan elemen-elemen lain
yang relevan. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode dan strategi yang sesuai, serta memilih bahan
ajar dan media pembelajaran yang tepat.
Melakukan evaluasi terhadap
proses pembelajaran yang telah
dilakukan.
Menurut (Mulyasa, 2013) Supervisi adalah
suatu metode yang secara khusus dikembangkan untuk mendukung guru dalam
memahami tugas-tugas sehari-hari di sekolah dengan tujuan agar mereka dapat
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan mereka secara lebih efektif, untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada orang tua siswa dan sekolah. Supervisi ini memiliki
manfaat yang tidak hanya dirasakan oleh sekolah, tetapi juga berfungsi sebagai alat evaluasi bagi guru untuk meningkatkan
kualitas kinerja mereka. Semakin tinggi kualitas kinerja sekolah, semakin baik pelayanan dan mutu lulusan yang dihasilkan oleh sekolah tersebut. Sebagai pemimpin utama sekolah, kepala sekolah perlu memiliki kemampuan yang cukup untuk melakukan
supervisi. Kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk mengawasi kinerja para guru sesuai dengan tugas-tugas profesional mereka. Tugas supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah melibatkan perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut
terhadap hasil supervisi. Para
guru menjadi fokus utama dari supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Metode
Penelitian
ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2018) penelitian
jenis ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara dua variabel atau lebih,
dengan fokus pada mencari hubungan sebab-akibat antara variabel independen
(variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).
Dalam penelitian ini, variabel independen yang dijadikan fokus adalah supervisi
kepala sekolah, budaya sekolah, dan motivasi kerja. Sementara itu, variabel
dependen yang diperhatikan adalah kinerja guru.
Lokasi Penelitian ini dilakukan di Sekolah
Menengah Kejuruan Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang yang beralamatkan
di Jl. Trisula No.3, Donomulyo, Desa Donomulyo, Kecamatan
Donomulyo Kabupaten Malang Jawa Timur Kode Pos 65167. Subyek yang diteliti
adalah guru.
Sampel Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2018) Populasi
merujuk pada kategori umum yang mencakup objek atau subjek dengan kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk tujuan studi dan
membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini, populasi penelitian adalah 41 guru
SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang. Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan
menggunakan teknik sampel jenuh. Teknik sampel jenuh ini memungkinkan
penggunaan seluruh anggota populasi sebagai sampel, sehingga sebanyak 41 guru
digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini
menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan bantuan perangkat
lunak SPSS versi 21 untuk mengolah data. Data dalam penelitian ini diukur
secara kuantitatif menggunakan skala Likert 5 poin, dimana skor 5 menunjukkan
tingkat persetujuan yang sangat tinggi (SS), sedangkan skor 1 menunjukkan
ketidaksetujuan yang sangat tinggi (STS)..
Hasil dan Pembahasan
Uji Validitas
Validitas
suatu instrumen terbukti apabila mampu mengukur dengan tepat apa yang
seharusnya diukur. Dalam penelitian, untuk menilai validitas, digunakan metode
analisis faktor. Metode ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan
struktur hubungan atau korelasi antara berbagai variabel yang kompleks.
Analisis faktor membantu mendefinisikan kelompok variabel atau dimensi yang
saling terkait, dan sering disebut sebagai analisis faktor.
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Berdasarkan
hasil pengujian validitas, dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan yang terkait dengan variabel-variabel telah terbukti valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji tingkat kepercayaan atau keandalan suatu
instrumen pengukur. Pengujian ini dilakukan menggunakan
perbandingan Alpha Cronbach menggunakan titik kritis 0,7.
Tabel 5
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas
tersebut, seluruh variabel dinyatakan reliabel.
Uji Multikolinearitas
Uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Kondisi suatu data
penelitian dikatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas adalah
ketika nilai VIF < 10 serta nilai tolerance > 0.1.
Tabel 6
Berdasarkan
hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 6, seluruh data pada variabel bebas dari gejala multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji
ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi gejala heteroskedastisitas, yaitu
perbedaan varian dari residual di antara berbagai pengamatan. Untuk
mengidentifikasi adanya gejala heteroskedastisitas, dilakukan uji
heteroskedastisitas dengan metode Glejser.
Tabel 7
Berdasarkan
hasil pengujian heteroskedastisitas pada tabel 7, seluruh data yang
diuji pada penelitian ini bebas dari gejala heteroskedastisitas.
Uji Normalitas
Uji
Normalitas adalah suatu metode yang digunakan untuk memeriksa apakah data
populasi dalam sebuah penelitian memiliki distribusi normal atau tidak. Salah
satu metode yang umum digunakan untuk menguji normalitas data adalah uji
Kolmogorov-Smirnov. Dalam metode ini, jika
nilai signifikansi dari uji Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari 0,05, dapat
disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal. Namun, jika nilai signifikansi
sama dengan atau lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa distribusi
data adalah normal.
Tabel 8
Berdasarkan
hasil pengujian
normalitas pada tabel 8, seluruh data yang diuji bersifat normal.
Hasil Analisis Regresi
Untuk memahami hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen, digunakan persamaan regresi. Dalam hal ini,
kami menggunakan aplikasi SPSS 21.0 untuk menganalisis data. Hasil analisis ini
memberikan model regresi yang ditampilkan dalam Tabel 9.
Tabel 9
Berdasarkan pengujian pada tabel 9,
didapatkan hasil persamaan regresi sebagai berikut:
Y=17.021+0.320X1+0.003X2+0.345X3.
Dimana X1 adalah Variabel Supervisi Kepala Sekolah, X2 adalah Variabel Lingkungan
Kerja, dan X3 adalah Variabel Motivasi Kerja.
Persamaan diatas dapat diintrepretasikan sebagai berikut
:
• Kinerja
guru SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang meningkat sebesar 0.320
satuan untuk setiap tambahan satuan X1 (supervisi kepala sekolah). Jika
supervisi kepala sekolah mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka kinerja guru
akan meningkat sebesar 0.320 satuan, dengan asumsi bahwa variabel lainnya tetap
tidak berubah.
• Kinerja
guru di SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang mengalami peningkatan
sebesar 0.003 satuan setiap kali lingkungan kerja (variabel X2) meningkat
sebesar 1 satuan. Dalam hal ini, diasumsikan bahwa variabel lainnya tetap
konstan.
• Kinerja
guru di SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang mengalami peningkatan
sebesar 0.345 satuan untuk setiap peningkatan satuan X3 dalam motivasi kerja.
Dengan kata lain, jika motivasi kerja meningkat sebesar 1 satuan, maka kinerja
guru akan meningkat sebesar 0.345 satuan, dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap
tetap.
Hasil Uji F
Untuk menentukan apakah variabel independen
memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel
dependen, dilakukan pengujian F. Jika tingkat signifikansi (sig) lebih besar
dari nilai a (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika
tingkat signifikansi (sig) kurang dari nilai a (0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Hasil pengujian F dapat ditemukan dalam Tabel 10
berikut ini:
Tabel 10
Berdasarkan
data pada Tabel 10, dapat disimpulkan bahwa nilai Sig F adalah 0,000. Karena nilai
sig F tersebut kurang dari 0,05, maka model analisis regresi dianggap
signifikan. Dengan demikian, kita dapat menolak H0 dan menerima H1. Dalam
kesimpulannya, dapat dikatakan bahwa variabel bebas, yaitu Supervisi Kepala
Sekolah, Lingkungan Kerja, dan Motivasi Kerja, secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel terikat, yaitu Kinerja Guru.
Hasil Uji t
Dalam
analisis menggunakan uji t-test, digunakan untuk memperoleh informasi apakah
setiap variabel bebas secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap
variabel terikat. Dalam hal ini, jika nilai signifikansi < 0,05, dapat
disimpulkan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan. Ini
mengindikasikan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1)
diterima. Di sisi lain, jika nilai signifikansi > 0,05, dapat disimpulkan
bahwa variabel tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Dalam hal ini,
H1 ditolak dan H0 diterima.
Tabel 11
Berdasarkan
tabel 11 diperoleh hasil : diketahui nilai kolom df (degree of freedom) pada baris
residual penelitian pada tabel ANOVA adalah 37. t-tabel dari kolom df tersebut
dengan tingkat alpha 0,05 adalah 2.02619.
• uji t antara variabel X1 (supervisi kepala
sekolah) dengan variabel Y (kinerja guru) menunjukkan nilai signifikansi =
0.002. Nilai sig variabel supervisi kepala sekolah (X1) < alpha penelitian
yaitu 0.05 yang berarti 0.002 < 0.05. t-hitung dari variabel (X1) adalah
3.369. karena nilai t-hitung variabel X1 3.369 > t-tabel 2.02619. Oleh
karena itu pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru adalah
signifikan. Artinya H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa kinerja guru dipengaruhi secara signifikan oleh supervisi kepala sekolah.
• uji t antara variabel X2 (lingkungan kerja) dengan
variabel Y (kinerja guru) menghasilkan nilai sig = 0.989. Nilai sig variabel
(X2) > alpha penelitian yaitu 0. 05 yang berarti 0.989 > 0.05 . t-hitung
dari variabel (X2) yaitu 0.014. karena nilai-t hitung variabel (X2) 0.014 <
t-tabel 2.02619. Oleh karena itu pengaruh
lingkungan kerja terhadap kinerjaa guru
tidak signifikan. Artinya H0 diterima dan H1 ditolak sehingga diperoleh
kesimpulan bahwa kinerja guru tidak dipengaruhi secara signifikan oleh
lingkungan kerja.
• Hasil uji t antara X3 (motivasi kerja) dan Y (kinerja
guru) menunjukkan bahwa nilai signifikansi (sig) adalah 0,007. Nilai sig untuk
variabel motivasi kerja (X3) lebih kecil daripada alpha penelitian yang
ditetapkan sebesar 0,05, yang berarti 0,007 < 0,05. Nilai t-hitung untuk
variabel motivasi kerja (X3) adalah 2,873. Dikarenakan nilai t-hitung untuk
variabel supervisi kepala sekolah adalah 2,873 dan melebihi nilai t-tabel
sebesar 2,02619, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh motivasi kerja terhadap
kinerja guru signifikan. Oleh karena itu, hipotesis nol (H0) ditolak dan
hipotesis alternatif (H1) diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru.
Koefisien Determinasi
Koefisien
determinasi membantu menghitung pengaruh
atau kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil koefisien determinasi ditunjukkan pada Tabel
12 sebagai berikut:
Tabel 12.
Berdasarkan hasil analisis dalam
Tabel 12, dapat disimpulkan bahwa kemampuan variabel independen seperti
supervisi kepala sekolah, lingkungan kerja, dan motivasi kerja menjelaskan
sebesar 55% terhadap variabel dependen yaitu kinerja guru. Sisanya sebesar 45%
kinerja guru dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh
supervisi kepala sekolah, lingkungan kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja
guru di SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi kepala sekolah
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru di SMK Muhammadiyah 6
Donomulyo Kabupaten Malang. Dalam hal ini, semakin baik supervisi yang
dilakukan oleh kepala sekolah, maka kinerja guru di sekolah tersebut juga akan
semakin baik. 2. Temuan lain dari penelitian ini menyatakan bahwa lingkungan
kerja tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja guru di SMK Muhammadiyah
6 Donomulyo Kabupaten Malang. Artinya, baik buruknya lingkungan kerja di
sekolah tersebut tidak memengaruhi kinerja guru. 3. Selain itu, motivasi kerja
juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru di SMK
Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi motivasi kerja guru, maka kinerja mereka di sekolah tersebut juga akan
semakin baik. 4. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa supervisi kepala
sekolah, lingkungan kerja, dan motivasi kerja secara bersama-sama (simultan)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru di SMK Muhammadiyah 6
Donomulyo Kabupaten Malang. 5. Dengan demikian, kesimpulan dari penelitian ini
adalah bahwa supervisi kepala sekolah, motivasi kerja, dan faktor-faktor
lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru di SMK
Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabupaten Malang.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiana, Titin Eka. (2017). Pengaruh
motivasi kerja guru terhadap kinerja guru akuntansi SMK di Kota Madiun. Jurnal
Akuntansi Dan Pajak, 17(02).
Hamzah B. Uno, Nina Lamatenggo.
(2022). Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasibuan, M. (2016). Manajemen
Dasar Pengertian dan Masala. Jakarta: Bumi Aksara.
Husnalia, Siti, Hadi, Samsul, &
Mufarohah, Anis. (2022). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Guru Pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Blitar. Jurnal Penelitian Manajemen
Terapan (PENATARAN), 7(1), 86–97.
Jusuf, Raisa Shoffiani. (2013).
Analisis pengaruh TQM, Sistem pengukuran kinerja dan reward terhadap kinerja
manajerial. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
1(3).
Mulyasa, E. (2013). Menjadi Kepala
Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nitisemito, &. Alex. (2001). Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Nurlaeli, Naeli, Kamil, Mustofa,
& Sardin, Sardin. (n.d.). Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga Kursus
Terhadap Kompetensi Lulusan Berdasar Pada Status Akreditasi Lembaga. Indonesian
Journal of Adult and Community Education, 1(1), 48–59.
Permendikbud - Nomor 6 Tahun. (2019).
Permendikbud - Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Pedoman Organisasi Dan Tata Kerja
Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, 69(127), 1–16.
Rifa Elfita, Zulhaini, Ikrima
Mailanii. (2019). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Pendidikan
Agama Islam Di Mts Negeri Sentajo Filial Kabupaten Kuantan Singingi Rifa Elfita
, Zulhaini , Ikrima Mailani MTs Negeri Sentajo Filial Singingi Rifa Elfita ,
Zulhaini , Ikrima Mailani Pendahuluan G. Jurnal AL-HIKMAH, 1(1),
37–55.
Sedarmayanti. (2017). Perencanaan Dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk Meningkatkan Kompetensi, Kinerja, Dan
Produktivitas Kerja.
Sugiyono. (2018). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Supardi. (2014). Kinerja Guru.
Jakarta: Rajawali Pers.
Syamsul, Herawati. (2017). Penerapan
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada Jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Idaarah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 1(2).
Umi, Nur Khabibah. (2022). Analisis
Penggunaan Google Classroom Dalam Pembelajaran Biologi Pada Hasil Belajar Siswa
Materi Sistem Respirasi Kelas Xi Tahun Pelajaran 2021/2022 Di Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Plosoklaten Kabupaten Kediri. Universitas Islam Negeri Kiai
Haji Achmad Shiddiq Jember.