PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN
KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP KEPUASAN KINERJA GURU
SMA
Misludin1, Arif Mansyur2,
Tetty Yanuati3, Lucky Freza
Indra4,
Antoni Ludfi Arifin5
Fakultas Ilmu Administrasi,
Institut STIAMI
Email: dienmesa72@gmail.com1, arifmansyur.pajak@gmail.com2, ty9229@gmail.com3, lucky.frezin@gmail.com4, ludfi@stiami.ac.id5
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh
budaya organisasi dan komunikasi internal terhadap kepuasan kinerja guru SMA terhadap kepuasan kinerja guru. Dalam penelitian
ini penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif
menggunakan teknik pengambilan sampling purposive sampling. Responden
penelitoan adalah guru yang mengajar di SMA
Uji hipotesis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan hasil
penelitian menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan secara bersama
Kata
kunci: iklim organisasi,
komunikasi internal, kepuasan kerja guru
Abstract
This
study aims to determine the effect of organizational culture and internal
communication on high school teacher performance satisfaction on teacher
performance satisfaction. In this study the authors used quantitative research
methods using a purposive sampling technique. Respondents to the research were
teachers who teach at SMA. The hypothesis test used was multiple regression
analysis and the results of the study showed a positive and significant
influence simultaneously.
Keywords: organizational
climate, internal communication, teacher job satisfaction
Pendahuluan
Pendidikan adalah salah satu sarana dan aset untuk
menjawab berbagai tantangan yang berkaitan dengan perkembangan informasi,
globalisasi serta pasar bebas yang terjadi pada saat ini. Seiring dengan
globalisasi, perubahan dan kemajuan teknologi di semua bidang pada masa
sekarang ini sangat memberikan dampak pada setiap organisasi termasuk organisasi bidang pendidikan
untuk mampu berkompetensi dengan organisasi lainnya agar tetap hidup dan berkembang mencapai visi dan
misi sekolah yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan pendidikan mendorong organisasi pendidikan untuk
meningkatkan tenaga pendidik yang memiliki kualitas dan profesionalisme yang
tinggi.
Seiring dengan perkembangan serta pesatnya kemjuan teknologi pada saat ini yang memberikan dampak perubahan serta kemajuan di
berbagai bidang kehidupan tak terkecuali
pada bidang. Salah
satu organisasi yang harus meyesuaikan pada perubahan
global ini adalah organisasi
pendidikan. Organisasi pendidikan ini harus mampu berkompetensi dengan organisasi
lainnya untuk tetap hidup dan berkembang mencapai visi dan misi organaisasi yang
telah ditentukan sebelumnya. Tuntutan masyarakat yang begitu tinggi
terhadap pelayanan
di bidang pendidikan mendorong organisasi pendidikan untuk
meningkatkan kompetensi tenaga pendidik yang berkualitas dan
profesionalisme yang tinggi.
Di setiap sekolah dapat di rasakan iklim dan suasana sekolah yang
berbeda-berbeda, baik dari sisi lingkungan fisik maupun non fisik. misalnya
dalam suatu hubungan antara kepala sekolah selaku pimpinan dan guru sebagi bawahan terjalin hubungan baik
dan terlihat kesamaan pola dan semangat dalam mewujudkan visi, misi sekolah, hubungan
yang baik yang di didukung dengan fasilitas sekolah dan lingkungan sekolah yang
memadai. Begitu juga sebaliknya apabila suatu sekolah suasana hubungan antara guru
dan kepala sekolahselaku pimpinan tidak
harmonis, ini akan memberikan dampak pada lambatnya pencapaian visi dan misi
sekolah. Dengan demikian maka di setiap sekolah akan memiliki iklim yang
berbeda tergantung bagaimana seluruh warga sekolah dengan kepala sekolah mampu membangun
komunikasi dan mampu menciptakan hubungan yang harmonis baik secara vertikal
maupun horizontal dan mampu menciptkan iklim organisasi yang menyejukan suasan
kerja di sekolah.
Untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik pada sebuah
organisasi dapat dilakukan denga cara yang berbeda beda antara oragani satu dengan organisasi
lainnya salah
satunya dengan adanya suasan iklim
organisasi. Hal ini tergantung
bagaimana organisasi tersebut mengaturnya. Dalam iklim
organisasi terdapat tiga sifat yaitu organisasi
yang menekan, organaisasi yang netral, dan organaisasi yang dapat bersifat
mendukung. Dalam sebuah organisasi ada kecenderungan menarik dan
mempertahankan pegawai-pegawai yang sesuai dengan iklim
organisasi yang diciptakan. Iklim organisasi menurut (Syahier, 2016) adalah
lingkungan di mana para guru suatu organisasi melakukan pekerjaan mereka. Iklim
mengitari dan mempengaruhi segala hal yang bekerja dalam organisasi sehingga
iklim dikatakan sebagai suatu konsep yang dinamis.
Sukriani dan Kasmirudin (2015) dalam
penelitiannya mengatakan bahwa komunikasi, perhatian dan hubungan yang baik
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, serta dapat
meningkatkan kepuasan karyawan melalui dari pimpinan kepada bawahan, sehingga
karyawan dapat merasakan bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari
organisasi kerja. Komunikasi dalam organisasi merupakan unsur
yang penting, baik ditinjau dari segi proses administrasi maaupun manajemen
serta
keterlibatan semua pihak didalam suatu organisasi. Untuk menciptakan suatu iklim yang
menyenangkan sehingga karyawan dapat nyaman dalam bekerja maka komunikasi
internal yang harmonis sangat diperlukan karena
komunikasi yang terjalin secara harmonis diantara
pimpinan dan karyawan. Di
dalam sebuah organisasi dapat dikatakan memiliki iklim organisasi yang baik
apabila organisasi ini memiliki hubungan komunikasi yang baik sesama
teman kerja, hubungan antara atasan maupun bawahan, serta karyawan mendapatkan
informasi yang dibutuhkannya untuk melakukan pekerjaan. Demikina juga pada
kepuasan di sebuah organisasi jika terdapat kepuasan kerja pegawai rendah dapat
disebakan karena terjadinya hubungan
komunikasi sesama teman kerja, hubungan dengan atasan maupun bawahan tejadi
ketidak harmonisan, serta adanya perselisihan. Selain itu karyawan tidak
mendapatkan informasi yang dibutuhkannya untuk melakukan pekerjaan sehingga
mereka merasa tidak puas dengan hasil yang dilakukannya
Upaya untuk dapat menjaga kestabilan
organisasi yang dapat dirasakan oleh setiap individu dalam organisasi maka kepuasan kerja merupakan
sebuah hal yang penting. Menurut Nurendra & Saraswati, 2016 “kepuasan kerja
adalah suatu tingkat perasaan yang positif/negatif tentang beberapa aspek dari
pekerjaan, situasi kerja, dan hubungan dengan rekan”. Demikian
juga menurut Jumiyati et al
2019 mengatakan bahwa “kepuasan
kerja merupakan sikap yang ditunjukkan setelah kebutuhan mereka terpenuhi oleh
organisasi”. kepuasan
kerja guru akan meningkat apabila mereka menerima penghargaan ataupun kebutuhan dalam
proporsi yang sesuai dengan prestasi ataupun kinerja mereka. Apabila kepuasan kerja
tinggi maka loyalitas guru terhadap organisasi akan tinggi juga. Faktor faktor yang dapat memepengarhui
prilaku guru seperti semangat bekerja, kenyamanan kerja, citra organisasi,
serta kepuasan kerja bisa terjadi baik langsung maupun secara tidak langsung.
Untuk mendapatkan kepuasan kerja maka sekolah ataupun organisasi harus dapat
menciptakan iklim organisasi yang dapat mendukung terciptanya perilaku positif
yang akan ditunjukkan oleh guru sebab iklim organisasi yang mendukung tersebut
merupakan salah satu kebutuhan bagi guru.
Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi seorang guru dapat memperoleh kepuasan dalam bekerja atau bahkan
sebaliknya guru kehilangan semangat dan motivasi, mendapatkan tekanan dalam
pekerjaan, kebosanan, kehilangan percaya diri dan merasa tidak dihargai dalam
pekerjaannya dapat disebabkan oleh iklim organisasi yang tidak baik atau
kondusif. Kondisi ini akan mempengaruhi dan berdampak terhadap
kualitas pembelajaran di sekolah. Dengan adanya iklim organisasi sekolah yang
baik dan suasana yang kondusif maka akan mempengaruhi sikap dan perilaku setiap
individu atau guru ke arah yang positif
bahkan dengan sendirinya akan meningkatkan kualitas dan produktivitas
pembelajaran di sekolah. Bertitik tolak dari permasalahan diatas, peneliti dapat menyoroti masalah yang bagaimana
pengaruhnya suatu iklim organisasi dan komunikasi
internal terhadap kepuasan kerja guru. Penelitian dibatasi pada guru pada
beberapa Sekolah Menengah Atas Negeri Bekasi.
Menurut Tagiuri
(1968) bahwa pengaruh perilaku setiap individu dapat dilukiskan dalam pengertian satu set karakteristik atau sifat organisasi
di yang disebabkan oleh iklim
organisasi dan kualitas lingkungan internal organisasi
yang bersifat konstan terus berlangsung, yang dialami oleh anggota organisasi,. Davis
dan Newstorm (2001) memandang bahwa yang membedakan sebuah organisasi dengan organisasi lainnya adalah iklim organisasi sebagai kepribadian sebuah organisasi yang mengarah pada persepsi masing-masing anggota Sedangkan Luthans
(2005) mengatakan
bahwa iklim organisasi adalah lingkungan internal atau psikologi organisasi. Menurut Luthans bahwa
praktik dan kebijakan sumber daya manusia
yang diterima oleh setiap anggota organisasi dapat dipengaruhi oleh iklim organisasi. Iklim dan budaya organisasi di setiap organisasi akan memiliki yang iklim organisasi yang berbeda-beda. Gambaran perbedaan keragaman disetiap organisasi dapat dilihat dari keanekaragaman
pekerjaan yang dirancang di
dalam organisasi, atau sifat individu
yang ada,Masih menurut Lutfans organisasi adalah iklim kerja yang diciptakan dan dikembangkan secara sengaja, terjamin dan mendapat perlindungan dalam bekerja.
Menurut Brenan dalam Efendy dan Uchjana (2005)
mendefinisikan Komunikasi internal sebagai pertukaran gagasan diantara
administrator dan pegawai dalam suatu organisasi atau jawatan yang menyebabkan
terwujudnya organisasi atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang
khas dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam organisasi
atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (Operasi dan Manajemen).
Muhyadi dalam Kambey dan Daniel (2003),
mengemukakan bahwa komunikasi internal adalah proses penyampaian pesan-pesan
yang berlangsung antar anggota organisasi. Antar anggota organisasi yang
dimaksud adalah antar bawahan dengan pimpinan, pimpinan dengan bawahan maupun
bawahan dengan bawahan, yang saling berhubungan satu dengan lainnya dalam
pelaksanaan kegiatan organisasi.
Berdasarkan teori Pace, Wyne dan Faules (2013),
komunikasi internal organisasi dapat dibagi menjadi dua dimensi, yaitu komunikasi
vertikal yaitu komunikasi kebawah dan komunikasi keatas dan horizontal adalah
komunikasi antar rekan sejawat. Menurut Pace dan Faules (2013) komunikasi
vertikal berdasarkan arah aliran komunikasi terbagi menjadi dua arah yaitu
komunikasi kebawah dan komunikasi keatas. Komunikasi Vertikal Dalam komunikasi
vertikal, pimpinan biasanya memberikan intruksi, petunjuk, dan informasi kepada
bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan, saran, pengaduan kepada
pimpinan. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi vertikal
terdiri dari komunikasi vertikal kebawah (downward communication) dan vertikal
ke atas (upward communication) dengan komunikator dan komunikan pimpinan atau
bawahan bergantung dari kepentingan masing-masing. Komunikasi kebawah mengalir
dari level pimpinan ke level bawah dalam hierarki organisasi. Komunikasi ini
adalah tipe komunikasi yang bersifat formal. Ada lima jenis komunikasi yang
dapat dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan menurut Katz dan Kanh (dalam Pace et al., 2013), antara
lain : (1) Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan. (2) Informasi
mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan. (3) Informasi mengenai
kebijakan dan praktek-praktek organisasi. (4) Informasi mengenai kinerja karyawan.
Siagian (2019)
mengungkapkan bahwa kepuasan kerja adalah sikap umum individu terhadap pekerjaannya.
Artinya bila seseorang merasa puas terhadap pekerjaannya, maka akan membawa
sikap yang baik pula terhadap pekerjaannya. Jika orang tersebut tidak puas
terhadap pekerjaannya, maka akan membawa sikap tidak baik atau tidak menyenangkan
terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan
dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan (Hasibuan, 2009). Yukl (2011) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja merupakan cara seseorang merasakan pekerjaannya.
Kepuasan kerja adalah generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang
didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya bermacam-macam.
Sedangkan definisi kepuasan kerja
menurut Robbins dan Judge (2017)
adalah sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi dengan
rekan kerja, atasan, peraturan dan kebijakan organisasi, standar kinerja,
kondisi kerja dan sebagainya. Individu dengan tingkat kepuasan kerja tinggi
menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan itu, sebaliknya individu yang
tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap negatif.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Malayu (2003)
kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaanya.
Sikap ini dicerminkan oleh moral, kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Jika
seseorang merasa senang dan mencintai pekerjaannya maka dengan otomatis akan
menciptakan rasa puas terhadap pekerjaan yang dijalaninya. Indikator Kepuasan
Kerja Faktor-faktor yang dapat mengukur kepuasan kerja seseorang karyawan
menurut Rivai dan Veithzal (2004)
adalah:
a. Kepuasan
terhadap isi pekerjaan
b. Kepuasan
terhadap supervisi
c. Kepuasan
terhadap manajemen
d. Kepuasan
terhadap kesempatan
e. Kepuasan
terhadap gaji
f.
Kepuasan terhadap rekan kerja
Kepuasan terhadap kondisi pekerjaan
Metode
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan tehnik pengambilan
sample purposive sampling. Populasi dan sample penelitian ini adalah guru sekolah menengah atas negeri (SMA Negeri) yang ada
di kota Bekasi, dengan jumlah sampel yang mengisi data angket berjumlah 40 responden. Penelitian ini menggunakan dua kuesioner sesuai dengan variabel yang diukur.
Penelitian ini menggunakan
tiga kuesioner sesuai dengan variabel
yang diukur. Variabel dalam
penelitian ini terdiri dari satu variabel
terikat dan dua variabel bebas, yaitu kepuasan
kerja guru sebagai variabel terikat
dan iklim kerja dan komunikasi
internal sebagai variabel bebas.
Hasil dan Pembahasan
Uji Validitas
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 1 dijelaskan bahwa skala iklim organisasi
diperoleh koofisien item total correlation sebesar 0,657 sampai 0,943. Pada skala komunikasi internal koofisien item correlation diperoleh
hasil sebesar 0,883 sampai 0,936 serta pada skala kepuasan kerja diperoleh koofisien item correlation
sebesar 0,603 sampai
0,884 dengan batas kritis r
tabel sebesar 0,263. Maka dapat disimpulkan bahwa uji validitas dari skala iklim
organisasi, komunikasi
internal dan kepuasan kerja adalah
valid sehingga layak dignakan ke seluruh responden.
Tabel 1 Hasil Uji Validitas
No |
Variabel |
Corrected
item correlation |
Keputusan |
1 |
Iklim
Organisasi |
0,657-0,943 |
Valid |
2 |
Komunikasi Internal |
0,883-0,936 |
Valid |
3 |
Kepuasan
Kerja Guru |
0,603-0,884 |
Valid |
Uji Realibilitas
Setelah diuji validitasnya dan di peroleh item-item yang valid, kemudian
dicari koofisien realibiltasnya. Perhitungan reliabilitas ini dilakukan dengan Cronbach’s Alpha lebih dari
0,6. Pada tabel 2 hasil uji
reliabilitas pada skala iklim organisasi, komunikasi internal dan kepuasan
kerja didapatkan nilai
Cronbach Alpha lebih dari 0,6 sehingga
dapat dinyatakan bahwa instrumen penelitian reliabel dan dapat dipergunakan dalam penelitian.
Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel |
Uji
Reliabilitas |
r
Tabel |
Keputusan |
Iklim
Organisasi |
0,984 |
0,349 |
Reliabel |
Komunikasi Internal |
0,987 |
0,349 |
Reliabel |
Kepuasan
Kerja Guru |
0,964 |
0,349 |
Reliabel |
Uji Regresi
Uji regresi
dalam penelitian ini, menggunakan uji regrsi berganda yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari variabel iklim
organisasi dan komunikasi
internal terhadap variabel kepuasan
kerja. Uji regresi yang dilakukan
dengan melihat hasil hitung statistik
pada uji t dengan dasar pengambilan keputusan uji t yaitu jika t hitung
lebih besar dari t tabel maka terdapat
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Selain itu analisis regresi juga dapat dilihat dari nilai
signifikansi, dengan dasar pengambilan keputusan bahwa jika nilai signifikansi
lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 maka dapat disimpulkan
terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai t hitung dari variabel
iklim organisasi sebesar 13.978 dan nilai t tabel sebesar 1,68 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai t hitung variabel komunikasi internal
0,357 dan nilai signifikansi
sebesar 0,003. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji regresi dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Regresi
Model |
Unstandarized Coefficients |
Standarized Coefficients |
t |
Sig |
|
B |
Std.
Error |
Beta |
|||
Iklim
Organisasi Komunikasi Internal |
.819 .065 |
.058 .187 |
.917 .357 |
14.180 .351 |
.000 .003 |
a.
Dependent Variabel :
Kepuasan Kerja Guru
Uji Simultan F
Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 4, diketahui bahwa nilai F hitung
sebesar 98,074 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Jika signifikansi
kurang dari 0,005 maka artinya hipotesis
(Ho) dalam penelitian ini ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Kesimpulan
Ho ditolah dengan kata lain
terdapat pengaruh antara iklim organisasi
dan komunikasi internal terhadap kepuasan
kerja guru.
Tabel 4. Hasil Uji F
Model |
Sum
Of Square |
df |
Mean
Square |
F |
Sig |
Regression Residual Total |
218.549 41.226 259.775 |
2 37 39 |
109.275 1.114 |
98.074 |
.000 |
a.
Dependent Variable :
Kepuasan Kerja Guru
b.
Predictors (constant),
Iklim Organisasi, Komunikasi Internal
Uji Koofisien
Determinasi (R²)
Berdasarkan hasil output
data statistik pada tabel 5
dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh dan signifikan antara variabel iklim organisasi dan komunikasi internal terhadap kepuasan
kerja guru. Pada hasil uji korelasi
koofisien determinasi diketahui nilai R Suare sebesar 0,841 atau 84,1 %. Dapat diartikan bahwa pengaruh iklim organisasi dan komunikasi
internal terhadap kepuasan kerja guru sebesar 84,1 % dan sisanya 15.9 %
dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain diluar kepuasan kerja
guru.
Tabel 5. Uji Koofisien Determinasi
Model |
R |
R
Square |
Adjusted
R Square |
Std.
Error Of The Estimate |
1 |
.917 |
.841 |
,833 |
1.05556 |
Predictors: (Constant), Iklim Organisasi,
Komunikasi Internal
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang diperoleh dari pengujian statistik, dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara iklim organisasi
dan komunikasi internal terhadap kepuasan
kerja guru. Pengaruh iklim organisasi
dan komunikasi internal terhadap kepuasan
kerja guru sebesar 84,1 % dan 15.9 % dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Davis, Keith, & Newstorm, John W.
(2001). Perilaku dalam organisasi (ke 7). Jakarta: Erlangga.
Efendy, & Uchjana, Onong. (2005).
Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hasibuan, & Malayu. (2003). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi, Bumi Aksara : Jakarta.
Hasibuan, Malayu. (2009). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kambey, & Daniel, C. (2003). Landasan
Teori Administrasi Manajemen. Manado: Yayasan Tri Ganesa.
Luthans, Fred. (2005). Perilaku
organisasi (sepuluh). Yogyakarta: Andi.
Nurendra, & Saraswati. (2016).
Model Peranan Work Life Balance, Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja Pada Karyawan. Jurnal
Humanitas, 13 No 2, 84–94.
Pace, R, Wayne, & Faules. (2013).
Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rivai, & Veithzal. (2004). Manajemen
Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Robbins, Stephen P., & Judge,
Timothy A. (2017). Organizational Behaviour (Seventeen). New Jersey:
Pearson.
Siagian, Sondang P. (2019). Managemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukriani, Mena, & Kasmirudin.
(2015). Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bagian
Produksi Pada PT. DUTA PALMA NUSANTARA SEI. KUKO, BENAI. Jom FISIP, Volume
2 N.
Syahier. (2016). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Iklim Organisai terhadap Kepuasan Kerja Guru pada SMK
Berdikari Jember. Manajemen Dan Bisnis Indonesia, 2 No 1, 61–75.
Tagiuri, Renato, Litwin, George H., & Barnes,
Louis B. (1968). Organizational climate : explorations of a concept.
Boston: Division of Research.
Yukl, Gary. (2011). Leadership in Organizations
(Eighth Edi). Pearson.