EFEKTIFITAS BIAYA
DI NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU): SEBUAH SCOPING REVIEW
Ditia Gilang Shah Putra Rahim1, Prastuti
Soewondo2, Biancha Andardi1
1Program Studi Administrasi
Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia
2Departemen Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Indnesia
Corresponding Author:
Ditia Gilang Shah Putra Rahim, E-mail: ditia.gilang11@ui.ac.id
Abstrak
Bayi
baru lahir yang membutuhkan perawatan intensif biasanya dirawat di unit khusus
yang disebut unit perawatan intensif neonatal (NICU).
Selama 20 tahun terakhir, perawatan neonatal yang lebih baik telah meningkatkan
tingkat kelangsungan hidup bayi berisiko tinggi ini. Bayi berisiko tinggi ini dirawat
di NICU selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau berbulan-bulan.
Lama tinggal di rumah sakit mengakibatkan biaya rawat inap yang lebih tinggi
dan biaya perawatan neonatal yang jauh lebih tinggi. Proses seleksi
dilakukan dalam tiga tahap. Selama tahap pertama penulis mengumpulkan 168
artikel untuk mengidentifikasi artikel yang relevan. Penulis secara independen
memfilter semua artikel untuk menentukan pengecualian artikel, dan kemudian
menemukan 138 artikel setelah menghapus artikel duplikat. Pada fase kedua,
artikel yang relevan diberi kode untuk mencerminkan abstrak (misalnya, studi,
populasi, dan sampel). Selanjutnya, penulis memfilter studi teks lengkap dari
30 artikel yang tersisa untuk melakukan inklusi abstrak. Pada fase berikutnya,
11 artikel teks lengkap yang membahas efektifitas dan efisiensi di NICU dipilih
untuk diulas secara lengkap. Ditemukan beberapa hal yang mempengaruhi
efektivitas biaya di NICU meliputi usia kehamilan (sangat prematur, sangat
prematur, sedang hingga akhir prematur, atau cukup bulan), peralatan (ventilasi
mekanik, pompa infus, insersi vena umbilikalis yang dipandu USG, tambahan
lembar reflektif dalam fototerapi), dan obat-obatan (pemberian surfaktan untuk
bayi prematur dengan sindrom gangguan pernapasan, pemberian penambah kalori ASI
dengan liquid human milk fortifier, opioid untuk terapi nyeri dan
sedasi, dan transfusi darah). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas
biaya di NICU: usia kehamilan, penggunaan peralatan di NICU, dan obat-obatan
yang diberikan.
Kata
kunci: Efektivitas biaya, neonatus, NICU
Abstract
Newborn
babies who need intensive medical care are often put in a special area of the
hospital called the neonatal intensive care unit (NICU). In last two decades,
the improvement in neonatal care have increased the survival rate of these high-risk
infants. These high-risk infants stay in NICU from few days to few weeks to few
months. Long stay in the hospital leads to high hospital bills and increase the
cost of neonatal care substantially. Selection process was done in three
phases. During the first phase authors pooled 168 articles to identify the
relevant ones. The authors independently filtered out all articles to determine
exclusion with approval, and then found 138 articles after clearing out
duplicate articles. In the second phase, relevant articles were coded to
reflect the abstracts (e.g., study, population, and sample). Furthermore,
authors filtered full-text study from 30 articles left to do abstract
inclusion. In the past phase, 11 full-text articles which discuss findings cost
efficiency in neonatal intensive care unit were chosen for full text reviewed.
It was found that several things that affect cost-effectiveness in the NICU
include gestational age (extremely preterm, very preterm, moderate to late
preterm, or term), equipment (mechanical ventilation, infusion pump,
ultrasound-guided umbilical venous insertion, additional reflective sheets in
phototherapy), and drugs (surfactant administration for preterm infant with
respiratory distress syndrome, administration of human milk fortifier, opioid
for pain therapy and sedation, and blood transfusion). In summary, there are
several influencing factors that influence cost-effectiveness in NICU: gestational
age, equipment use in NICU, and drugs administered.
Keywords: Cost effectivenes,
neonate, neonatal intensive care unit.
Pendahuluan
Secara global 2,4 juta anak meninggal
pada bulan pertama kehidupan pada tahun 2019 (Suwartawan & Ariani, 2022). Di
Indonesia, sebanyak 15 per 1.000 bayi baru lahir (bayi usia 0 - 28 hari)
meninggal pada tahun 2017, turun dari 19 per 1.000 pada tahun 2012 (Statistik, 2018). Penyebab utama
kematian bayi baru lahir terbanyak adalah kelahiran prematur, berat lahir
sangat rendah (BLSR), berat lahir amat sangat rendah (BLASR), asfiksia atau
ketidakmampuan bernapas saat lahir, infeksi, dan cacat bawaan lahir. Kurangnya
perawatan berkualitas pada atau segera setelah lahir dan pada hari-hari pertama
kelahiran dikaitkan dengan kematian bayi baru lahir dari kondisi tersebut (Sharma D, n.d.) (Newborn Mortality, n.d.).
Bayi baru lahir yang membutuhkan perawatan
medis intensif seringkali ditempatkan di area khusus rumah sakit yang disebut
unit perawatan intensif neonatal (NICU) (The Neonatal Intensive Care Unit (NICU), n.d.). Di NICUbayi
sakit atau bayi prematur akan
dirawat dan dipantau secara intensif sepanjang hari (The newborn intensive care unit (NICU), n.d.). Sebuah studi cross
sectional di Rumah Sakit Umum Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo di Indonesia
melaporkan penyebab paling umum masuk ke NICU berturut-turut adalah kasus
operasi (34,4%), gangguan pernapasan (29,3%), dan sepsis neonatus awitan dini
(12,6%) (Marsubrin, Ameliana, Sari, & Rohsiswatmo, 2018).
Dalam dua dekade terakhir, peningkatan
dalam perawatan neonatal telah meningkatkan tingkat kelangsungan hidup bayi berisiko
tinggi ini. Berbagai intervensi diperlukan ketika bayi-bayi ini dirawat di NICU
tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan perjalanan pascakelahiran
seperti kebutuhan ventilasi mekanis atau ventilasi non-invasif, pemberian
surfaktan, penempatan jalur sentral, nutrisi parenteral total, dan banyak obat.
Bayi berisiko tinggi ini tinggal di NICU dari beberapa hari hingga beberapa
minggu hingga beberapa bulan. Tinggal lama di rumah sakit menyebabkan tagihan rumah
sakit yang tinggi dan meningkatkan biaya perawatan neonatal secara substansial (Sharma D, n.d.).
Sharma dkk. dari India melaporkan biaya
NICU pada tahun 2019 bervariasi dari 90 USD hingga 1.250–2.500 USD per hari (Sharma D, n.d.). Zainal dkk.
dari Malaysia dilaporkan biaya rata-rata per rawat inap bayi prematur berkisar
antara 1.722 USD untuk prematur akhir (32-37 minggu) hingga 11.532 USD untuk prematur
ekstrim (kurang dari 28 minggu) (Zainal, Dahlui, Soelar, & Su, 2019). Para
peneliti dari India mempelajari rawat inap neonatal ke rumah sakit pendidikan
rujukan tersier India menemukan bahwa biaya per rawat inap tergantung pada berat
lahir dalam urutan dari yang terkecil adalah 4.950 USD untuk 500–999 gm berat
lahir, 2.600 USD untuk 1.000–1.249 gm, 1.240 USD untuk 1.250–1.499 gm, 850 USD
untuk 1.500–1.749 gm dan 620 USD untuk yang di atas atau sama dengan 1.750 gm
berat lahir (Narang, Kiran, & Kumar, 2005). Para peneliti dilaporkan
bahwa rata-rata total biaya rawat inap untuk bayi prematur ditentukan sebesar
4.187 USD (Cömert et al., 2012). Dapat
disimpulkan bahwa biaya NICU bergantung pada tingkat perawatan dan penyakit bayi
yang dirawat (Sharma D, n.d.) (Zainal et al., 2019) (Narang et al., 2005) (Cömert et al., 2012).
Tarif rumah sakit harian, terapi
pernapasan (ventilasi mekanis dan terapi oksigen lain), laboratorium
(pengukuran rutin elektrolit serum, gula darah, gas darah, penanda infeksi,
dll), rontgen dada portabel, ultrasonografi portabel adalah beberapa komponen
biaya di NICU (Shanmugasundaram, Padmapriya, & Shyamala, 1998). Proporsi
terbesar dari biaya operasional adalah biaya peralatan
dan gaji pegawai (Narang et al., 2005).
Para peneliti dari Indonesia dilaporkan
biaya NICU untuk 307 bayi antara Januari dan Juni 2015 di Rumah Sakit Dr.
Sardjito Yogyakarta dari 32 USD menjadi 7.936 USD tergantung pada tingkat
perawatan dan penyakit. Total tarif rumah sakit untuk semua pasien adalah
292.777 USD dengan biaya dokter, konsultan, dan visite sebagai komponen terbesar
yang menyumbang 27,25% dari total biaya. Selisih antara tarif rumah sakit dan
pertanggungan oleh tarif paket Jaminan Kesehatan Nasional (Asuransi Kesehatan
Nasional Indonesia) adalah 80.274 USD atau 27,4% dari total biaya yang
ditanggung oleh rumah sakit. Pada penelitian ini faktor yang mempengaruhi total
biaya adalah usia kehamilan, berat badan lahir, jumlah diagnosa, jumlah
tindakan/prosedur, dan lama rawat inap (Mufarrihah, Andayani, & Suparniati, n.d.).
Tujuan dari scoping review ini adalah
untuk mengetahui berbagai intervensi yang telah terbukti dapat mengurangi biaya
NICU dan menjadikannya lebih efektif dengan luaran perawatan neonatal yang
setara dan lebih baik, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Metode
Komponen penelitian
dalam penelitian ini dirumuskan dengan menggunakan kerangka PCC (Population-Concept-Context). Daftar ceklis
PRISMA-ScR (Preferred Reporting Items for Systematic Review Extension for
Scoping Review) digunakan untuk memfasilitasi penulisan scoping review ini (Hilary, 2005).
Penelitian ini menggunakan kerangka
populasi, konsep, dan konteks (PCC) seperti yang direkomendasikan oleh Joanna
Briggs Institute for Scoping Review (Hilary, 2005). Kerangka PCC untuk penelitian ini dapat
diamati pada Tabel 1. Artikel dari pencarian awal, yang digunakan dalam
penelitian ini, diperoleh dari database elektronik berikut: Embase, ProQuest,
Pubmed, dan Ebsco. Artikel ditulis dalam bahasa Inggris dan diterbitkan antara
tahun 2012 dan 2022 (Tabel 1).
Langkah pertama yang dilakukan dalam
pencarian artikel adalah mengidentifikasi judul menggunakan kata kunci dan
menentukan kesesuaian dengan konteks penelitian dan pemenuhan kriteria baik
inklusi maupun eksklusi. Kriteria inklusi adalah: (1) Studi penelitian asli
atau studi kasus di rumah sakit, (2) tahun publikasi antara 2012-2022, (3)
ditulis dalam bahasa Inggris, dan (4) tidak ada studi duplikasi. Artikel
dikecualikan jika: (1) tinjauan sistematis, meta-analisis, scoping review,
tinjauan literatur, (2) tahun publikasi sebelum 2012, (3) ditulis dalam bahasa
selain bahasa Inggris, dan (4) tidak dapat diakses di teks lengkap.
Tabel 1. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
(Format PCC)
Kriteria (PCC) |
Inklusi |
Eksklusi |
Population (P) |
Neonate |
|
Concept (C) |
Cost efficiency |
|
Context (C) |
NICU |
|
Disain studi dan tipe publikasi |
Studi penelitian asli atau studi kasus di rumah sakit |
Systematic review, Meta analysis |
Tahun publikasi |
2012 - 2022 |
pre 2012 |
Bahasa |
Bahasa Inggis |
bahasa lain |
Lain-lain |
Tidak ada duplikasi studi antar database |
Tidak dapat diakses dalam teks lengkap |
Penulis memfilter semua judul dan
abstrak artikel yang diidentifikasi dari database. Pada langkah selanjutnya,
penulis membaca semua artikel dari abstrak hingga teks lengkap untuk menentukan
kesesuaian konteks dan kriteria yang akan dimasukkan dalam scoping review.
Pencarian studi dalam penelitian ini dilakukan pada dua database online,
yaitu Pubmed dan Cochrane menggunakan kata kunci dan operator Boolean
"OR/AND". Kata kunci berikut digunakan untuk mencari studi dalam database
termasuk dalam penelitian ini: (1) newborn, (2) cost
effectiveness, and (3) neonatal intensive care unit (NICU).
Pencarian literatur dilakukan pada 1 Mei hingga 8 Mei 2022.
Tabel 2. Strategi pencarian yang
melibatkan thesaurus menggunakan OR dan menggabungkan kata kunci menggunakan
AND
No |
Database |
Kata kunci |
1 |
Embase |
'Cost
effectiveness analysis' AND 'neonatal intensive care unit' AND 'newborn' |
2 |
ProQuest |
ab(cost
efficiency OR cost effectiveness) AND ab(NICU OR neonatal intensive care
unit) AND ab(neonates OR neonatal OR newborn OR infant) |
3 |
Ebsco |
AB ( cost effectiveness or cost benefit or economics or cost
management or economics ) AND AB ( neonatal intensive care unit or nicu ) AND AB ( neonate or neonatal or premature or
preterm or newborn or infant ) |
4 |
Pubmed |
((((('cost
effectiveness'[Title/Abstract]) OR ('cost efficiency'[Title/Abstract])) ) AND (((NICU[Title/Abstract]) OR (neonatal intensive
care unit[Title/Abstract])))) AND ((neonate[Title/Abstract] OR
newborn[Title/Abstract] OR neonates[Title/Abstract])) |
Hasil dan Pembahasan
No |
Author |
Tahun |
Negara |
Fokus
Studi |
Tipe Penelitian |
Temuan
yang relevan |
1 |
Robertson K, dkk14 |
2012 |
Inggris |
Analisis efektivitas biaya pada resusitasi bayi sangat prematur |
Kohort Retrospektif |
Non-resusitasi adalah strategi yang dominan,
karena lebih murah (71.036 USD vs 259.358 USD) dan lebih efektif (24,7 QALY
vs 24,4 QALY). Dalam analisis sensitivitas univariat, non-resusitasi adalah strategi
hemat biaya pada semua rentang input untuk biaya perawatan NICU dan risiko
kematian dan kecacatan. Dari perspektif masyarakat, tampaknya tidak hemat
biaya untuk melakukan resusitasi 23 minggu neonatus melalui berbagai asumsi. Resusitasi pada neonatus
dengan usia kehamilan yang ekstrim (dibawah 23 minggu) tidak efektif karena
biaya perawatan jangka panjang yang lama karena kecacatan jangka panjang. |
2 |
Dani C, dkk15 |
2014 |
Italia |
Analisis efektivitas biaya pemberian surfaktan untuk bayi prematur dengan
sindrom gangguan pernapasan: strategi "penyelamatan awal"
dibandingkan dengan strategi "penyelamatan lambat". |
Kohort Retrospektif |
Tujuan dari penelitian ini adalah
evaluasi biaya perawatan pernapasan untuk bayi prematur dengan Respiratory
Distress Syndrome (RDS) yang diobati dengan surfaktan "early-rescue" dibandingkan
dengan strategi "late-rescue". Analisis efektivitas biaya yang
dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan pemberian surfaktan"early-rescue"
selain lebih efektif secara klinis, dikaitkan dengan biaya yang sedikit
lebih rendah. |
3 |
Guest J dkk16 |
2017 |
Amerika Serikat |
Analisis efektifitas biaya penggunaan liquid human milk fortifier (LHMF) dibandingkan dengan powdered human milk fortifier (PHMF) pada bayi prematur di Amerika Serikat |
Kohort retrospektif |
Menggunakan LHMF alih-alih PHMF pada
bayi prematur memungkinkan sumber daya dibebaskan untuk penggunaan alternatif
dalam sistem. Tidak ada alasan ekonomi kesehatan mengapa LHMF tidak boleh digunakan
sebagai preferensi untuk PHMF di NICU. |
4 |
Peregrino A dkk17 |
2018 |
Brazil |
Untuk menganalisis efektifitas biaya penggunaan drug library infusion pumps untuk mengurangi kejadian obat yang merugikan selama pemberian obat intravena pada pasien anak dan bayi baru lahir. |
|
Penggunaan drug library Infusion pumps lebih mungkin hemat
biaya dibandingkan dengan pompa infus konvensional (dengan minimal efektivitas
biaya tambahan sebesar 1.501,28 USD). Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan drug
library infusion pump di pediatrik dan unit perawatan intensif neonatal dapat
meningkatkan hasil dari strategi pengurangan efek samping obat. |
5 |
Abushanab D dkk18 |
2019 |
Qatar |
Untuk melakukan analisis efektivitas biaya penggunaan morfin versus fentanyl pada neonatus dengan RDS yang menjalani ventilasi mekanis di pengaturan NICU |
|
Morfin mencapai keberhasilan sedasi 68%,
berbanding 43% dengan fentanyl, rasio risiko 1,72, 95% CI 1,16 hingga 2,56,
Pvalue= 0,0075. Morfin dikaitkan dengan rasio efektivitas biaya
tambahan minimal ≤135 per kasus sedasi tambahan dibandingkan fentanil. |
6 |
Guzman-de
la Garza F dkk19 |
2020 |
Meksiko |
Studi ini membandingkan efektifitas biaya kateterisasi vena umbilikal yang dipandu ultrasound (USG) dengan kateterisasi konvensional di unit perawatan intensif neonatal Rumah Sakit Universitas Negeri. |
Studi observasional
retrospektif |
Rasio efektivitas biaya dari
kateterisasi terpandu USG adalah €153,9, dan €484,6 untuk yang
konvensional. Rasio efektivitas biaya tambahan adalah €45,5. Analisis sensitivitas
menunjukkan peningkatan €2,6 dalam rasio efektivitas biaya dari kateterisasi
terpandu dan €47 pada yang konvensional. Penggunaan ultrasonografi untuk memandu
kateterisasi umbilikalis lebih efisien daripada kateterisasi konvensional
karena, meskipun menggunakan sumber daya yang lebih ekonomis, ia menawarkan
efektivitas yang lebih besar. |
7 |
Grosso A dkk20 |
2020 |
Inggris |
Menganalisis efektivitas biaya pencegahan sepsis neonatus awitan diri pada bayi prematur terkait perifer kateter sentral (AM-PICCs) dibandingkan dengan PICC standar (S-PICCs). |
|
Model menghitung kerugian kesehatan dan
biaya kesehatan tambahan yang disebabkan oleh infeksi selama perawatan
neonatal. Mengingat konsekuensi ini, intervensi mencegah LOI, bahkan dalam skala
kecil, dapat menjadi hemat biaya. AM-PICC, karena kurang efektif dan lebih
mahal daripada S-PICC. |
8 |
Abushanab dkk21 |
2021 |
Qatar |
Analisis klinis dan ekonomi monoterapi morfin versus morfin plus midazolam pada bayi dengan RDS terpasang ventilator |
A decision-analytic model |
Morfin memiliki tingkat keberhasilan
analgesia yang lebih tinggi (65,4 vs 34,6%; rasio risiko 1,91; interval
kepercayaan 95% 1,11-3,28; p = 0,019). Biaya keseluruhan juga mendukung morfin
dibandingkan kombinasinya dengan midazolam, dengan penghematan biaya sebesar
11.222 USD. Monoterapi morfin memungkinkan penghilang rasa sakit yang lebih baik
dibandingkan kombinasinya dengan midazolam di NICU, dengan biaya keseluruhan
yang berkurang. |
9 |
Sabry A dkk22 |
2021 |
Mesir |
Untuk menentukan apakah tambahan lembar reflektif pada fototerapi meningkatkan penurunan kadar bilirubin dan durasi tinggal di rumah sakit. |
|
Penggunaan lembar tambahan reflektif mengurangi total durasi fototerapi
dan biaya serta durasi rawat inap tanpa komplikasi tambahan. |
10 |
Kopsidas I dkk23 |
2021 |
Yunani |
Untuk menilai keefektifan intervensi biaya dan sumber daya rendah untuk mengurangi penggunaan antibiotik di NICU Yunani menerapkan pendekatan "buah yang tergantung rendah. |
Studi kuasi-eksperimen |
Intervensi yang dipilih adalah
penghentian antibiotik dalam 5 hari untuk neonatus dengan usia kehamilan
≥ 37 minggu, tidak ada tanda atau gejala sepsis yang terdokumentasi,
CRP ≤ 10 mg/L dan kultur negatif dalam 3 hari setelah inisiasi
antibiotik. Secara keseluruhan, 615 hari penggunaan antibiotik per 1000 pasien
terselamatkan. |
11 |
Haghpanah S dkk.24 |
2021 |
Iran |
Sebuah studi analisis biaya penggunaan paket sel darah merah dewasa dan Pedi-Packs di unit perawatan intensif bayi baru lahir di Iran Selatan. |
cross sectional study |
Penugasan paket pediatrik khusus untuk
neonatus akan dapat meningkatkan efektivitas biaya dengan pengurangan
substansial dalam tingkat pajanan donor dan pemborosan darah. |
Hasil
Tahap identifikasi
literatur menghasilkan 168 temuan
artikel (14 dari PubMed, 76
dari ProQuest, 30 dari Scopus, dan 48 dari Embase). Arikel ini kemudian
disaring menggunakan data bibliografi, menghasilkan pengecualian 30 duplikat
dan 108 artikel yang tidak relevan, menyisakan 30 artikel lengkap. Setelah itu,
artikel-artikel ini dinilai kelayakannya, dimana 19 di antaranya dikeluarkan
mengikuti kriteria eksklusi. Selanjutnya, 11 artikel dipilih untuk dimasukkan
dalam review.
Table 4.
Karakteristik Artikel yang di review (n=11)
Karakteristik |
Studies = n (%) |
Negara Inggris Qatar Brazil Mesir Yunani Italia USA Iran Meksiko |
2 (18%) 2 (18%) 1 (9%) 1 (9%) 1 (9%) 1 (9%) 1 (9%) 1 (9%) 1 (9%) |
Bahasa Inggris |
11 (100%) |
Usia Gestasional
Preterm didefinisikan
sebagai bayi yang lahir hidup sebelum 37 minggu kehamilan selesai. Ada
sub-kategori kelahiran prematur, berdasarkan usia kehamilan: amat sangat
prematur (kurang dari 28 minggu), sangat prematur (28 hingga 32 minggu), sedang
hingga akhir prematur (32 hingga 37 minggu) (Levita, 2022). Lama rawat inap (LOS) ) di rumah sakit dipengaruhi terutama
oleh usia kehamilan mereka (GA) saat lahir dan kondisi medis yang menyebabkan
tinggal lebih lama, misalnya, displasia bronkopulmoner (BPD), apneu persisten,
atau nutrisi enteral dengan menggunakan feeding tube (Maier et
al., 2018). Artikel dari Robertson K dkk. adalah tentang analisis
efektivitas biaya resusitasi pada neonatus pada usia kehamilan 23 minggu.
Kemajuan dalam perawatan intensif neonatal dan teknologi medis selama dua
dekade terakhir telah menyebabkan peningkatan kelangsungan hidup sebesar 31% di
antara bayi yang lahir pada usia kehamilan 23 minggu. Meskipun demikian, hanya
15-40% bayi yang lahir pada usia kehamilan 23 minggu yang bertahan hidup hingga
keluar dari rumah sakit dan mereka yang bertahan hidup memiliki tingkat
gangguan neurologis jangka panjang yang tinggi seperti defisit kognitif,
cerebral palsy, dan defisit neurosensori yang cukup signifikan untuk
mempengaruhi kualitas kehidupan. kehidupan. Sementara distribusi hasil mulai
dari yang sangat cacat hingga bertahan hidup utuh berbeda di seluruh penelitian
terbaru, 51-86% dari yang selamat pada usia kehamilan 23 minggu bertahan hidup
dengan cacat berat atau gangguan sedang dan hanya 13-36% yang bertahan hidup
utuh (Partridge et al., 2015).
Resusitasi neonatus
yang dilakukan pada usia gestasi 23 minggu akan menyebabkan peningkatan keseluruhan
biaya perawatan ibu-neonatus sebesar $845 juta, peningkatan 62 kali lipat
dibandingkan dengan tanpa strategi resusitasi. Pada saat yang sama, strategi
resusitasi universal akan menurunkan quality-adjusted life year (QALYS)
ibu sebesar 6.572 QALYS dibandingkan dengan non-resusitasi. Resusitasi selektif
akan menghemat biaya sebesar $825 juta, peningkatan 41 kali lipat dibandingkan
dengan strategi tanpa resusitasi. Resusitasi selektif akan menurunkan QALY ibu
sebesar 5964 dibandingkan dengan non-resusitasi. Analisis keputusan ini
menunjukkan bahwa baik resusitasi universal maupun selektif pada bayi GA 23
minggu tidak hemat biaya dalam berbagai asumsi dari perspektif maternal
selektif (Partridge et al., 2015).
Peralatan
Pengiriman obat
adalah salah satu intervensi yang paling umum dalam praktek klinis. Dibutuhkan
keterlibatan langsung perawat dan pompa infus presisi tinggi untuk meningkatkan
akurasi infus. Setiap kesalahan dalam proses pengiriman obat dapat menyebabkan
kesalahan pengobatan, yang mengakibatkan efek samping dengan peningkatan yang
cukup besar dalam lama rawat inap dan biaya. Peregrino dkk. dicoba untuk membandingkan
efektivitas biaya " intelligent drug library infusion pump"
dengan "pompa infus konvensional". Analisis probabilistik menunjukkan
intelligent drug library infusion pump menjadi lebih hemat biaya
daripada pompa konvensional (dengan minimal efektivitas biaya tambahan sebesar
1.501,28 USD) (Peregrino et al., 2018).
Meskipun penggunaan
ultrasonografi untuk pemasangan kateter sentral telah terbukti hemat biaya pada
orang dewasa, tidak diketahui apakah hal ini terjadi pada populasi neonatal.
Guzman-de la Garza dkk. mencoba untuk membandingkan keefektifan biaya dari
kateterisasi vena umbilikal yang dipandu ultrasound di unit perawatan intensif
neonatal Rumah Sakit Universitas Umum. Rasio efektivitas biaya dari
kateterisasi terpandu adalah €153,9, dan €484,6 untuk yang konvensional. Rasio
efektivitas biaya tambahan adalah €45,5. Analisis sensitivitas menunjukkan
peningkatan €2,6 dalam rasio efektivitas biaya dari kateterisasi terpandu dan
€47 pada yang konvensional. Penggunaan ultrasonografi untuk memandu
kateterisasi umbilikalis lebih efisien daripada kateterisasi konvensional
karena, meskipun menggunakan sumber daya yang lebih ekonomis, ia menawarkan
efektivitas yang lebih besar (Guzmán-de la Garza et
al., 2020).
Metode alternatif
ekonomis untuk meningkatkan intensitas cahaya fototerapi untuk ikterus
neonatorum adalah penggunaan lembaran reflektif yang diletakkan di sisi inkubator.
Peneliti melaporkan bahwa penggunaan lembar reflektif mengurangi total durasi
fototerapi dan biaya serta durasi rawat inap tanpa komplikasi tambahan (Sabry, El-Shabrawi,
Abdelrazek, & Ali, 2021). Penelitian ini dilakukan di unit perawatan intensif
neonatal Rumah Sakit Anak Universitas Kairo. Tingkat rata-rata (SD) penurunan
bilirubin dalam 24 jam pertama fototerapi lebih besar pada kelompok studi [3,7
(0,86) µmol/L/jam] daripada kelompok kontrol [2,2 (0,14) µmol/L/jam] (
p<0,001) (Sabry et al., 2021).
Drugs
Dani C dkk.
mengevaluasi biaya perawatan pernapasan untuk bayi prematur dengan RDS yang
diobati dengan surfaktan "early rescue" dibandingkan dengan
strategi surfaktan "late rescue". Biaya untuk pasien yang
diobati dengan strategi awal sedikit lebih rendah daripada pasien yang diobati
dengan strategi lambat (Euro 4.901,70 vs. Euro 4.960,07). Biaya perawatan
dengan surfaktan lebih besar pada kelompok awal (Euro 458,49 vs. Euro 311,74),
tetapi hal ini diimbangi oleh biaya perawatan dengan Ventilasi Mekanik (MV)
yang lebih besar pada kelompok akhir (masing-masing Euro 108,85 vs. Euro 259,25)
(Guest, Moya, Sisk, Hudak,
& Kuehn, 2017). Pemberian surfaktan "early
rescue" lebih hemat biaya daripada "late rescue" (Dani, Ravasio,
Fioravanti, & Circelli, 2014) (Abdelaal, Valappil,
Alsokhni, Babiker, & Al-Badriyeh, 2020).
ASI umumnya dapat dilengkapi
dengan fortifier ASI yang disiapkan secara komersial untuk memenuhi kebutuhan
gizi tambahan bayi prematur (Alyahya, Simpson, Garcia,
Mactier, & Edwards, 2020). Para peneliti melaporkan penggunaan LHMF alih-alih PHMF
pada bayi prematur lebih efektif secara biaya (Guest et al., 2017). Lebih banyak bayi dalam kelompok LHMF yang dipulangkan
ke rumah (92% berbanding 89%) dan lebih banyak bayi dalam kelompok PHMF
dipindahkan ke unit lain (9% berbanding 5%). Usia kehamilan adalah prediktor
independen untuk dipulangkan ke rumah (rasio odds 2,18; p = 0,006 untuk setiap
minggu usia kehamilan). Rata-rata lamanya tinggal di unit perawatan intensif
neonatal (NICU) adalah 1 hari lebih sedikit di LHMF dibandingkan kelompok PHMF
(62,3 berbanding 63,4 hari), tetapi rata-rata lama tinggal di NICU di antara
bayi yang infeksi adalah 79,3 hari dan 61,2 hari di Grup PHMF dan LHMF,
masing-masing. Total biaya manajemen hingga pemulangan adalah 10.497 USD per
bayi lebih sedikit pada kelompok LHMF dibandingkan dengan kelompok PHMF
(240.928 USD versus 251.425 USD) (Guest et al., 2017).
ASI yang
diekspresikan (EBM) umumnya dilengkapi dengan fortifier ASI yang disiapkan
secara komersial untuk memenuhi kebutuhan gizi tambahan bayi prematur (Alyahya et al., 2020). Guest J dkk. dilaporkan menggunakan LHMF alih-alih PHMF
pada bayi prematur memungkinkan sumber daya dibebaskan untuk penggunaan
alternatif dalam sistem (Guest et al., 2017). Lebih banyak bayi dalam kelompok LHMF yang dipulangkan
ke rumah (92% berbanding 89%) dan lebih banyak bayi dalam kelompok PHMF
dipindahkan ke unit lain (9% berbanding 5%). Usia kehamilan adalah prediktor
independen untuk dipulangkan ke rumah (rasio odds 2,18; p = 0,006 untuk setiap
minggu usia kehamilan). Rata-rata lamanya tinggal di unit perawatan intensif
neonatal (NICU) adalah 1 hari lebih sedikit di LHMF dibandingkan kelompok PHMF
(62,3 berbanding 63,4 hari), tetapi rata-rata lama tinggal di NICU di antara
bayi yang mengalami NEC atau sepsis adalah 79,3 hari dan 61,2 hari di Grup PHMF
dan LHMF, masing-masing. Total biaya manajemen hingga pemulangan adalah 10.497
USD per bayi lebih sedikit pada kelompok LHMF dibandingkan dengan kelompok PHMF
(240.928 USD versus 251.425 USD) (Guest et al., 2017).
Strategi manajemen
nyeri akan difokuskan untuk mengurangi (atau meminimalkan) nyeri selama
prosedur dan mengelola nyeri melaporkan evaluasi efektivitas biaya morfin
versus fentanil di NICU. Morfin mencapai keberhasilan sedasi 68%, berbanding
43% dengan fentanyl, rasio risiko 1,72, 95% CI 1,16 hingga 2,56, Pvalue=
0,0075 (Abushanab, Alsoukhni,
AbouNahia, & Al-Badriyeh, 2019) (Abushanab, Abounahia,
Alsoukhni, Abdelaal, & Al-Badriyeh, 2021).
Neonatus adalah salah
satu pasien yang menjalani transfusi paling sering selama rawat inap. Lebih
dari 90% bayi dengan berat lahir sangat rendah (ELBW) dengan berat kurang dari
1.000 g diperkirakan menerima setidaknya 1 transfusi sel darah merah (RBC)
selama perawatan di unit perawatan intensif neonatal (NICU). Selain itu, 60%
bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) akan menerima transfusi sel darah merah
selama tinggal di NICU (Kim, 2018). Para peneliti melaporkan total biaya yang lebih tinggi per
transfusi untuk menggunakan paket dewasa dibandingkan dengan paket pediatrik (Haghpanah et al., 2021). Selain itu, menggunakan paket pediatrik menyebabkan
pengurangan 24% dalam pemborosan sel darah merah per transfusi dan pengurangan
68,13% dalam tingkat paparan donor (Haghpanah et al., 2021).
Kesimpulan
Ditemukan bahwa beberapa hal yang
mempengaruhi efektivitas biaya di NICU meliputi usia kehamilan (sangat
prematur, sangat prematur, sedang hingga akhir prematur, atau cukup bulan),
peralatan (ventilasi mekanik, pompa infus, insersi vena umbilikalis yang
dipandu ultrasound, lembar reflektif tambahan dalam fototerapi), dan
obat-obatan (pemberian surfaktan untuk bayi prematur dengan sindrom gangguan
pernapasan, pemberian penguat ASI, opioid untuk terapi nyeri dan sedasi, dan
transfusi darah).
DAFTAR
PUSTAKA
Abdelaal, M., Valappil, R., Alsokhni,
O., Babiker, A., & Al-Badriyeh, D. (2020). Pih24 A Clinical And Economic
Evaluation Of Surfactant Therapy For Meconium Aspiration Syndrome In The
Neonatal Intensive Care Setting In Qatar. Value in Health, 23,
S155.
Abushanab, D., Abounahia, F. F.,
Alsoukhni, O., Abdelaal, M., & Al-Badriyeh, D. (2021). Clinical and
Economic Evaluation of the Impact of Midazolam on Morphine Therapy for Pain
Relief in Critically Ill Ventilated Infants with Respiratory Distress Syndrome.
Pediatric Drugs, 23, 143–157.
Abushanab, D., Alsoukhni, O.,
AbouNahia, F., & Al-Badriyeh, D. (2019). Clinical and economic analysis of
morphine versus fentanyl in managing ventilated neonates with respiratory
distress syndrome in the intensive care setting. Clinical Therapeutics, 41(4),
714–727.
Alyahya, W., Simpson, J., Garcia, A.
L., Mactier, H., & Edwards, C. A. (2020). Early versus delayed
fortification of human milk in preterm infants: a systematic review. Neonatology,
117(1), 24–32.
Cömert, S., Ağzıkuru, T.,
Akin, Y., Telatar, B., Tan, P. D., Ergen, S. G., & Dervişoğlu, P.
(2012). The cost analysis of preterm infants from a NICU of a state hospital in
Istanbul. Iranian Journal of Pediatrics, 22(2), 185.
Dani, C., Ravasio, R., Fioravanti,
L., & Circelli, M. (2014). Analysis of the cost-effectiveness of surfactant
treatment (Curosurf®) in respiratory distress syndrome therapy in preterm
infants: early treatment compared to late treatment. Italian Journal of
Pediatrics, 40(1), 1–7.
Guest, J. F., Moya, F., Sisk, P. M.,
Hudak, M. L., & Kuehn, D. (2017). Relative cost-effectiveness of using a
liquid human milk fortifier in preterm infants in the US. ClinicoEconomics
and Outcomes Research, 49–57.
Guzmán-de la Garza, F. J.,
Laredo-Flores, A. D., Cárdenas-del Castillo, B., Cordero-Franco, H. F.,
Salinas-Martínez, A. M., Fernández-Garza, N. E., & Ochoa-Correa, E. (2020).
Cateterización venosa umbilical guiada por ultrasonografía: un análisis de
coste-efectividad. In Anales de pediatría (Vol. 92, pp. 215–221).
Elsevier.
Haghpanah, S., Miladi, S., Zamani,
A., Abadi, A. M. K. H., Gholami, M., & Gholami, M. (2021). A cost-analysis
study of using adult red cell packs and Pedi-Packs in newborn intensive care
units in Southern Iran. Cost Effectiveness and Resource Allocation, 19(1),
1–8.
Hilary, A. (2005). O’malley Lisa.
2005. Scoping Studies: Towards a Methodological Framework. International
Journal of Social Research Methodology, 8(1), 19–32.
Kim, D.-H. (2018). Transfusion
practice in neonates. Korean Journal of Pediatrics, 61(9), 265.
Levita, S. (2022). Hubungan Berbagai
Faktor Risiko dengan Bayi Berat Lahir Rendah di RSU Kota Tangerang Selatan
Periode Maret sampai dengan Oktober 2021. Universitas Kristen Indonesia.
Maier, R. F., Blondel, B., Piedvache,
A., Misselwitz, B., Petrou, S., Van Reempts, P., … Boerch, K. (2018). Duration
and time trends in hospital stay for very preterm infants differ across
European regions. Pediatric Critical Care Medicine, 19(12), 1153.
Marsubrin, P. M. T., Ameliana, E.,
Sari, R., & Rohsiswatmo, R. (2018). Referral case of neonatal admission and
outcome at neonatal unit in cipto mangunkusumo hospital. In Asia Pacific
Congress of Pediatrics 2018.
Mufarrihah, M., Andayani, T. M.,
& Suparniati, E. (n.d.). Biaya Perawatan Pasien Neonatal Jkn Rawat Inap Di
Rumah Sakit Umum Pusat. Jurnal Manajemen Dan Pelayanan Farmasi (Journal of
Management and Pharmacy Practice), 6(2), 101–114.
Narang, A., Kiran, P. S. S., &
Kumar, P. (2005). Cost of neonatal intensive care in a tertiary care center. Indian
Pediatrics, 42(10), 989.
Newborn Mortality. (n.d.). No Title Efektifitas
Biaya Di Neonatal Intensive Care Unit (Nicu): Sebuah Scoping Review.
Partridge, J. C., Robertson, K. R.,
Rogers, E. E., Landman, G. O., Allen, A. J., & Caughey, A. B. (2015).
Resuscitation of neonates at 23 weeks’ gestational age: a cost-effectiveness
analysis. The Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, 28(2),
121–130.
Peregrino, A., Silva, R., Itria, A.,
Silva, C., Tolentino, A., Marta, C., … De Oliveira, C. (2018). PP88 Intravenous
Medication Delivery System Cost-Effectiveness Analysis. International
Journal of Technology Assessment in Health Care, 34(S1), 99.
Sabry, A. M., El-Shabrawi, M. H. F.,
Abdelrazek, A. A., & Ali, M. F. (2021). Efficacy of single phototherapy
with low-cost reflective sheets versus single phototherapy alone in
mild-to-moderate unconjugated hyperbilirubinaemia in full-term neonates. Paediatrics
and International Child Health, 41(3), 206–210.
Shanmugasundaram, R., Padmapriya, E.,
& Shyamala, J. (1998). Cost of neonatal intensive care. The Indian
Journal of Pediatrics, 65, 249–255.
Sharma D, M. S. M. neonatal intensive
care: cost effective. https://doi. org/101080/147670582019166076. 2019; 34:
2375–2383. (n.d.). No Title Efektifitas Biaya Di Neonatal Intensive Care Unit
(Nicu): Sebuah Scoping Review.
Statistik, B. P. (2018). Luas Lahan
Sawah Menurut Provinsi (ha), 2003–2015 https://www. bps. go.
id/dynamictable/2015/09/10/895/luas-lahan-sawah-menurut-provinsi-ha-2003-2015.
html updated on Feb 2018. Diakses Pada, 3.
Suwartawan, D., & Ariani, R.
(2022). Dengue Prevention In Gilimanuk Port Buffer Area During The Covid-19
Pandemic. In Proceeding Book Of International Scientific Meeting On
Epidemiology (ISME) (Vol. 90).
The Neonatal Intensive Care Unit
(NICU). (n.d.). Efektifitas Biaya Di Neonatal Intensive Care Unit (Nicu):
Sebuah Scoping Review.
The newborn intensive care unit
(NICU). (n.d.). Efektifitas Biaya Di Neonatal Intensive Care Unit (Nicu): Sebuah
Scoping Review.
Zainal, H., Dahlui, M., Soelar, S.
A., & Su, T. T. (2019). Cost of preterm birth during initial
hospitalization: A care provider’s perspective. PLoS One, 14(6),
e0211997.