ANALISIS PELAKSANAAN
VIRTUAL EVENT “EQUAL” BERTEMAKAN KESETARAAN GENDER DI BIDANG EKONOMI DI TENGAH
PENDEMI COVID-19
Claresta Cynthia1,
Tania San Laurensia2, Regina Br Perangin-Angin3
Institut Bisnis dan Komunikasi LSPR Jakarta
Email: 21173160032@lspr.edu, 21173160062@lspr.edu,
21173160044@lspr.edu
Abstrak
Peran perempuan sangatlah penting dan diperhitungkan
demi mencapai kemajuan ekonomi serta pembangunan berkelanjutan. Namun,
masalah-masalah kesetaraan gender di bidang ekonomi masih menjadi pekerjaan
rumah bagi bangsa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kesenjangan-kesenjangan
yang masih dialami perempuan Indonesia yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi
seperti: tingkat partisipasi perempuan dalam ketenagakerjaan yang lebih rendah
dibanding laki-laki, kesempatan pemberdayaan perempuan yang lebih rendah dibanding
laki-laki, serta gaji yang lebih kecil dibandingkan laki-laki. Maka dari itu,
munculah gerakan-gerakan yang dibentuk untuk mendobrak masalah kesetaraan
gender di bidang ekonomi. Walaupun di tengah kondisi COVID-19, gerakan-gerakan
virtual seperti ‘Equal’ menjadi wadah untuk terus menggabungkan isu ini.
Melalui acara virtual yang berisikan serangkaian acara berbasis online seperti:
kampanye online, pameran virtual, dan webinar ‘Equal’ mengkaji mengenai
pentingnya kesetaraan gender di bidang ekonomi dan masalah yang masih harus
dihadapi. Maka penelitian ini ditujukan untuk mengetahui analisis pelaksanaan
virtual event “Equal” bertemakan kesetaraan gender di bidang ekomoni di tengah
pandemi Covid-19. Melalui metode kualitatif deskriptif untuk mengetahui
perencanaan dan pelaksanaan dengan Teknik pengumpulan data wawancara, studi
dokumen serta pencarian internet. Maka hasil penelitian adalah, berhasil
dilaksanakan terutama dalam membangun kesadaran dan perubahan sikap audiens
baik perempuan maupun laki-laki yakni mayoritas pada generasi X dan Y yang
banyak menggunakan akses media sosial.
Kata kunci: Efektifias, Acara virtual, Kesetaraan Gender, Ekonomi
Abstract
The role of women is very important and calculated
in order to achieve economic progress and sustainable development. However,
issues of gender equality in the economic field remain a challenge for the
Indonesian nation. This can be seen from the existing gaps that are still
experienced by Indonesian women related to economic activities such as: the
level of participation of women in the workforce is lower than that of men, the
opportunity for women's empowerment is lower than of men, and the salary is
lower compared to men. Because of that, movements emerged that were formed to
break down the problem of gender equality in the economic field. Even during
the COVID-19 condition, virtual movements such as 'Equal' have become a
platform to continue to incorporate this issue. Through virtual events which
contain a series of online-based events such as: online campaigns, virtual
exhibitions, and webinars, 'Equal' examines the importance of gender equality
in the economic sector and the problems that still need to be faced. This
research is intended to determine the analysis of implementing the virtual
event "Equal" with the theme of gender equality in the economic field
amid the Covid-19 pandemic. Through a descriptive method to find out the
planning and implementation of the data collection techniques of interviews,
document studies and internet searches. The results of the research are, it was
successfully carried out especially in building awareness and changing the
attitude of the audience, both women and men, namely the majority in
generations X and Y who use a lot of access to social media.
Keywords: Analysis, Virtual events, Gender Equality, Economy
Pendahuluan
Gender berperan sebagai variabel sosial penting dalam kehidupan
bermasyarakat dan memiliki kesetaraan dengan variabel lainnya seperti usia, ras,
kasta, etnis, letak geografis maupun tingkatan kelas ekonomi-sosial (Dzuhayatin,
2015). Dalam konsep
Gender, tercakup di dalamnya perbedaan antara Gender dan Jenis Kelamin. Di
mana, Gender mengacu pada sifat sosial yang melekat pada perempuan maupun
laki-laki, dapat berubah-ubah seiring waktu dan dipertukarkan sedangkan Jenis
Kelamin memiliki arti sebagai pembeda secara biologis atau kodrat yang berlaku
universal dan tidak dapat berubah (Zaifullah, 2019). Pembedaan
antara dua istilah tersebut, digagas pertama kali oleh Oakley yang merupakan
seorang ahli sosiologi Inggris (Saptari, 1997).
Berdasarkan Webster’s New World
Dictionary, Gender merupakan istilah yang berfungsi sebagai alat penggolong
atau pemisah antara laki-laki dan perempuan dari segi nilai dan tingkah laku (Saputra & Zaini, n.d.). Dalam aspek
kehidupan, perbedaan Gender dapat memicu bahkan menimbulkan adanya fenomena
kesenjangan kedudukan sosial di mana kedudukan perempuan yang dipandang lebih rendah
dibandingkan laki-laki (Sulistyowati, 2021). Kesenjangan
atau ketidaksetaraan Gender dapat diartikan sebagai kondisi di mana salah satu
kedudukan baik perempuan maupun laki-laki tidak setara, bahkan tertinggal oleh
kedudukan lainnya. Muncul stereotip bahwa kaum perempuan hanya diperbolehkan
menjalankan pekerjaan rumah tangga serta mengurus keluarga. Fenomena ini
dinilai merugikan kaum perempuan dalam pelbagai bidang terutama dalam masyarakat
yang masih menganut kuat sistem patriarki.
Gambar 1. Sustainable Development Goals
Sumber: United Nations (Nations,
2023)
Kesetaraan dan Pemberdayaan
Perempuan adalah salah satu
dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,
tetapi juga merupakan bagian integral dari semua dimensi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Singkatnya, semua SDGs bergantung
pada pencapaian Goal no 5, yaitu
kesetaraan gender (Sustainable Development Goal 5: Gender Equality, 2021). Namun dalam
perencanaan karya ini, SDGs no.5 berkaitan erat dengan SDGs no. 8. Di tingkat internasional, Indonesia telah membuat komitmen
yang sangat kuat untuk mewujudkan pekerjaan layak dan memainkan peranan penting guna memastikan bahwa persoalan ketenagakerjaan dan tenaga kerja dimasukkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Pentingnya kerja layak dalam
mencapai pembangunan berkelanjutan disoroti oleh Tujuan 8 yang bertujuan untuk “mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja produktif serta kerja layak
untuk semua”.
Pandemi
COVID-19 menurut (World Economic Forum, 2021) telah menghambat pencapaian Gender secara global
di dalam laporan Kesenjangan Gender Global 2021. Kesenjangan Gender Global berfokus pada kesenjangan berbasis gender di antara empat dimensi utama
(Partisipasi dan Peluang Ekonomi, Pencapaian Pendidikan, Kesehatan dan Kelangsungan Hidup, dan Pemberdayaan Politik). Ditulis
di laporan bahwa kemerosotan ekonomi berdampak lebih parah pada perempuan
daripada laki-laki. Secara global, turunnya kesetaraan Gender didorong oleh
kinerja negara-negara besar dan juga berkembang yang buruk. Laporan yang dibuat
sejak 2006 ini menyebutkan bahwa dibutuhkan waktu 135,6 tahun untuk menutup
kesenjangan Gender di seluruh dunia. (Global Gender Gap
Report, 2021)
Gambar
2. Kesenjangan upah (Income
Gap)
Sumber: (World
Economic Forum, 2021)
Laporan data awal menunjukkan bahwa dampak pandemi di bidang ekonomi dan sosial berdampak lebih parah terhadap perempuan dibandingkan laki-laki. Masalah terkait upah juga perempuan masih mendapatkan upah yang rendah dibandingkan dengan laki-laki. Proyeksi dari ILO menunjukkan 5% dari semua wanita yang bekerja kehilangan pekerjaan mereka, dibandingkan dengan 3,9% pria yang bekerja. Data
lebih lanjut menunjukkan penurunan perekrutan wanita dalam peran kepemimpinan
di linkedIn dalam berbagai industri. (Global
Gender Gap Report, 2021).
Ketimpangan Gender di sektor ekonomi
sendiri masih menjadi masalah yang cukup krusial di Indonesia. Menurut data dari
Indeks Kesenjangan Gender Global (Global
Gender Gap Index Report) pada tahun 2021, Indonesia menduduki posisi ke-101
dari 156 negara yang mendorong kesetaraan Gender dalam segi kesempatan
berpartisipasi ekonomi dan berusaha.
Gambar 3. Data Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: (Lokadata,
2020)
Walaupun tingkat kesempatan dan kesetaraan perempuan di sektor ekonomi Indonesia dibanding dengan negara lain masih terbilang rendah, namun indeks kesenjangan
antara perempuan dan laki-laki di sektor ekonomi mengalami perbaikan. Hal ini dapat dilihat dari data Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terhadap perempuan, yang dimana menunjukan kenaikan yang signifikan semenjak tahun 2006. Kini partisipasi perempuan Indonesia per-tahun
2020 sudah mencapai 51,89%. Namun
dalam hal ini, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah dalam terus meningkatkan angka partisipasi kerja perempuan, dikarenakan persentase TPAK terhadap perempuan
masih jauh lebih rendah dibanding laki-laki yang sudah mencapai angka partisipasi kerja sebanyak 83,13%.
Selain masalah kesempatan
dalam bekerja, perempuan Indonesia juga harus menghadapi kesenjangan dalam perihal distribusi
seperti upah, gaji, maupun tunjangan.
Menurut data KEMENKEU per-Agustus 2019, pekerja perempuan memiliki rata-rata upah lebih rendah, yakni sebesar
Rp 3,17 juta untuk laki-laki,
dan perempuan hanya mendapatkan sebesar Rp 2,45 juta untuk perempuan.
Berdasarkan masalah-masalah
kesetaraan Gender di sektor
ekonomi Indonesia, pembuat karya kemudian merancang virtual
event yang bertajuk “Equal” untuk mengkaji secara mendalam mulai dari, faktor, dampak,
studi kasus, hingga solusi yang dapat dilakukan dalam meminimalisir adanya kesenjangan Gender khususnya bagi kaum perempuan dalam mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi di sektor ekonomi maupun usaha (Hasanuddin,
Mulyadi, Amrullah, & Tardin, 2022).
“Equal” akan mengkaji
seluruh aspek yang berkaitan dengan Gender Equality di bidang
Ekonomi Indonesia melalui serangkaian
acara yang akan dilakukan secara online, mulai dari konten ataupun
program edukatif di media sosial,
seperti: kampanye media sosial di Instagram, TikTok, Podcast Spotify di Pre-Event, Virtual Exhibition dan Webinar mengenai Gender Equality
di bidang Ekonomi Indonesia yang dilakukan
melalui lini online meeting yaitu
ZOOM yang akan diselenggarakan
sebagai Main Event.
Pembuat karya telah melakukan survey dalam bentuk kuesioner
terhadap minat dan pengetahuan
tentang Gender
Equality di sektor Ekonomi yang ditujukan kepada responden khususnya GEN-Z dan
GEN-Y (Millennials). Survey tersebut berbentuk lima pertanyaan, yang berisikan: data diri (umur dan nama), pendapat tentang Gender Equality di Indonesia, pemahaman mengenai isu Gender Equality
di sektor ekonomi
Indonesia, serta minat dalam mengikuti event gender equality terutama
secara online atau virtual.
Dari survey yang telah disebarkan,
pembuat karya mampu mengumpulkan 50 responden dengan rentang umur 17 hingga 27 tahun. Didominasi oleh responden dengan umur 21 tahun. Dari 50 responden yang merespon pertanyaan terkait pemahaman mengenai isu kesetaraan
gender di sektor ekonomi
Indonesia, sebanyak 48% menyatakan
kurang memahami isu tersebut. Selain itu, 82% dari 50 responden merespon berminat dalam mengikuti event bertemakan kesetaraan gender di bidang ekonomi. Pertanyaan terakhir yang diajukan melalui survey terhadap responden mengenai minat responden dalam menghadiri virtual event. Sebanyak
86% responden menyatakan berminat untuk menghadiri virtual.
Penelitian ini juga menggunakan
teori Model Komunikasi
Massa Defleur (Mulyana
& Phd, 2022) yang merupakan
perluasan para ahli terkait unsur-unsur medianya yaitu perangkat umpan balik (feedback device). Proses komunikasi
massa yang terdiri dari yaitu sumber
(source), penerima
(receiver), pemancar
(transmitter), dan sasaran (destination)
sebagai fase-fase oleh Schramm (source, encoder, signal, decoder, destination). Defleur menjelaskan fungsi receiver ialah
menerima informasi dan mengubah suatu peristiwa atau informasi tersebut menjadi sebuah pesan.
Gambar
4. Model Komunikasi Massa Defleur
Sumber: (Community, 2022)
Maka lewat virtual event sebagai cara seorang individu dapat berpartisipasi secara online pada satu
tempat Bersama, diterapkan untuk memveri peluang dan harapan baru bagi
para pelaku event (Cvent, 2020). Sehingga penyelenggaraan
virtual event untuk dapat mencapai
kecepatan dan kemudahan
audience. Sehingga dalam hal ini
peneliti dapat meneliti Analisis Pelaksanaan Virtual Event “Equal” Bertemakan
Kesetaraan Gender Di Bidang Ekonomi Di Tengah Pendemi Covid-19.
Metode
Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif menurut (Yusuf, 2014) adlah
penelitian yang berusaha memahami arti suatu situasi, kejadian dan peristiwa
yang berkaitan dengan sebuah fenomena. Maka peneliti akan memberikan penfasiran
atau deskripsi dari tiap proses yang dilakukan dalam proses penelituan yang dilaksanakan
selama 3 bulan mulai dari Januari hingga Maret 2023, dengan Teknik pengumpulan
data yakni wawancara oleh pembuat karya, studi dokumen untuk mengkaji data terkait
dengan kesetaraan gender khususnya di bidang ekonomi, serta internet searching.
Selain itu penelitian ini menggunakan
paradigma interpretatif menurut (Sugiyono, 2017) menyatakan
paradigma interpretative sebagai cara melihat sebuah realitas sosial secara
menyeluruh, kompleks, dinamis, penuh makna, serta hubungan gejala yang bersifat
interaktif (reciprocal) dimana peneliti tidak memanipulasi dan kehadiran
peneliri tidak begitu mempengaryhi dinamika objek yang diteliti.
Wawancara diterapkan kepada Salma Alma
Hanifa selaku Head of Project dari pembuat dan pelaksanan Virtual Event “Equal”
Bertemakan Kesetaraan Gender Di Bidang Ekonomi di Tengah Pendemi Covid-19.
Teknik keabsahan data penulis diterapkan melalui adanya triangulasi sumber data
dengan menelaah kebenaran data informasi dengan berbagai sumber data yang berbeda.
Teknik triangulasi ditetapkan dengan adanya sumber
data primer dan data sekunder.
Hasil dan Pembahasan
Virtual Event “Equal” mengkaji secara mendalam mulai dari, faktor, dampak,
studi kasus, hingga solusi yang dapat dilakukan dalam meminimalisir adanya kesenjangan gender khususnya bagi kaum perempuan
dalam mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi di sektor ekonomi maupun usaha. “Equal” juga mengkaji peran signifikan dan pentingnya partisipasi perempuan di sektor ekonomi. Sesuai dengan artinya “Equal” yang berarti “Setara”, Virtual Event ini dibentuk
berlandaskan pemikiran atas
pentingnya peran perempuan di sektor ekonomi dan haknya untuk diperlakukan setara, sebanding, dan seimbang dengan kaum laki-laki khususnya di sektor ekonomi.
Pelaksanaan Rangkaian
Virtual Event “Equal” memanfaatkan platform virtual dan
didukung dengan kondisi pandemi Covid-19 menjadi salah satu
alasan utama rangkaian ini dilaksanakan
secara virtual. Segala rangkaian
virtual event disampaikan menggunakan media digital yang membantu
baik dalam proses promosi, pelaksanaan hingga pasca acara. Dalam pelaksanaannya, Virtual Event Equal memanfaatkan
secara maksimal konsep digitalisasi yang dikemas secara indepth, menarik, edukatif, dan impactful yang disuguhkan dalam bentuk konten Visual, Audio, dan
Audio-Visual yang menjadi kekuatan
dalam pelaksanaannya.
Virtual event “Equal” ini menargetkan audiens dari Generasi
Z dan Y dalam peningkatan kesadaran dan pemahaman akan kesetaraan gender di bidang ekonomi.
Segmentasi dari
target audiens yang dituju dilihat dari segi
demografi yakni semua jenis kelamin,
berusia 17 - 32 tahun, memiliki tingkat pendidikan SMA, Pelajar, Fresh Graduate, Pekerja, & Pengusaha. Secara geografis menetap di seluruh Indonesia tanpa dibatasi penyebaran akan informasi dan upaya peningkatan awareness dan perubahan atau aksi khususnya bagi Generasi Z & Y mengenai gender equality di bidang ekonomi. Target audiens dari Virtual Event memiliki ketertarikan dan minat dalam mempelajari dan memahami isu kesetaraan
Gender khususnya dalam aspek ekonomi
di Indonesia.
Dalam pelaksanaannya Virtual Event “Equal” dilakukan
dengan beberapa tingkatan aktivitas dalam penyelenggaraannya yang terdiri dari Pre Event, Main Event,
dan Post Event. Dimulai dengan membangun awareness mengenai adanya Virtual Event “Equal” dan dikemas dengan melangsungkan kegiatan-kegiatan
yang sesuai dengan tema yaitu kesetaraan gender di bidang ekonomi. Pada tahap Pre Event, penentuan konsep yang berbeda dan memiliki Unique Selling Point menjadi krusial sebelum masuk pada tahap promosi dan produksi Virtual Event “Equal” melalui
sosial media. Sosial Media
yang digunakan adalah
Instagram dan Spotify sebagai wadah
pelaksanaan Kampanye Media Sosial yang akan berlangsung dari Pre-Event hingga Post Event. Berikut merupakan Profile Instagram @equal_ind.
Pembuat karya menggunakan
instagram (@equal_ind) untuk
penyebaran informasi, promosi, dan konten untuk menarik perhatian
audiens yang berisi informasi mengenai kesetaraan gender khususnya di bidang ekonomi yang bersifat edukatif dan bermanfaat. Konten yang dibuat yaitu berbentuk visual dan audio
visual (reels) dengan bentuk
Indepth Post, Fun Facts, Figure of The Week,
Trivia, Games, dan Short Interview (Tutur Puan).
Dengan menggunakan instagram,
pembuat karya ingin menarik perhatian
Gen Z dan Millenials di Indonesia yang memang mayoritas menggunakan instagram, dan juga
untuk menjangkau target peserta
dengan lebih banyak lagi. Beberapa cara yang dilakukan yaitu menggunakan hashtags,
repost instagram
story, dan juga membuat template instagram story dan tag @equal_ind. Adapun hashtags yang sering
digunakan untuk yaitu
#equalid, #kesetaraangender, #genderequality, #economy, dan #ekonomi. Berdasarkan hasil analisa dari aktivitas
profil Instagram @equal_ind terdapat
kunjungan profil sebanyak 4,147 & Tap Situs Web sebanyak
554.
Berdasarkan hasil analisa
peneliti, audiens dari Instagram @equal_ind didominasi
oleh audiens berjenis kelamin laki-laki sebanyak 52.1% dan perempuan sebanyak 47.8% dengan rentang usia 18-24 tahun dengan persentase
47.1%, usia 25-34 tahun dengan persentase 24.5%, serta usia 35-44 tahun dengan persentase 15.1%. Hal ini sesuai
cakupan target usia dari Virtual Event “Equal” yaitu
audiens dengan rentang
usia 17 hingga 27 tahun. Dari segi Geografis didominasi oleh audiens
yang berdomisili di Pulau Jawa. Mayoritas
ditemukan di Jakarta dengan persentase 24.9%, Bandung sebanyak 4.7%, Yogyakarta sebanyak
4%, Makassar sebanyak 3%,
dan Surabaya dengan persentase
2.6%.
Dalam
Pelaksanaan Pre Event dari Virtual Event “Equal” diadakan Kompetisi Fotografi dengan mengusung tema Realitas Kartini Masa Kini. Para peserta dengan perspektif mereka masing-masing menangkap potret sosok perempuan yang sedang aktif melakukan
kegiatan dan berpartisipasi
dalam ekonomi. Kegiatan ini dilakukan
selama satu bulan melalui Media Sosial Instagram. Pada kompetisi fotografi ini,
peserta yang berpartisipasi mencapai 215
orang dengan keberagaman usia 17 hingga 48 tahun serta keberagaman asal dari sabang
hingga merauke. Upaya promosi terhadap
kompetisi fotografi dilakukan melalui postingan instagram baik postingan foto maupun stories, instagram ads, menggunakan hashtag
#photographychallenge, #photography, #fotografi, #kartinimasakini, dan
#EqualBersamaKartiniMasaKini, serta bekerjasama dengan 19 media partner dan 2 pihak sponsor.
Bentuk kampanye media sosial yang terakhir yakni dirancang dan dilaksanakannya Podcast melalui
platform Spotify yang bertajuk Equally Talking by
Equal dan bersegmen #CommuTalk, “Equal” berhasil berbincang dengan dua komunitas yang berfokus terhadap kesetaraan
gender, yaitu: Women for Indonesia dengan judul podcast ‘Different
Perspective of Equality’ dengn Girls Support Girls dengan judul podcast ‘Creating
Support System In Between Girls’. Promosi dilakukan dengan memposting instagram posts dengan bentuk audio sebagai teaser yang bisa
didengar oleh audiens.
Pelaksanaan Main Event dimulai dengan kegiatan promosi webinar melalui instagram (@equal_ind) menggunakan
semua fitur instagram, seperti instagram story, instagram post berbentuk
countdown, guess our speakers, penggunaan hashtag,
dan reels. Pemanfaatan fitur
reminder, penggunaan stiker,
dan musik dimaksimalkan
agar menarik perhatian audiens terutama di kalangan Gen Z dan Millennials. Kegiatan
promosi dilanjutkan dengan Kampanye dengan bentuk Takeover Instagram
Equal Indonesia, dimana para pembicara
di webinar membuat instagram
story yang akan diupload di
Instagram Equal (@equal_ind). Webinar menjadi acara utama dari Virtual Event “Equal” yang bertajuk:
“Equity: Breaking the Economic Gender Obstacle”.
Dengan mengundang
3 (tiga) pembicara yang mewakili bidangnya masing-masing,
yaitu: Pembicara tersebut antara lain: Puteri Anetta Komarudin (Komisi IX Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang membawahi bidang Keuangan, Perbankan,
dan Perencanaan Pembangunan Nasional), Tiara Adikusumah (Co-Founder dari Polka Cosmetics), Sabrina Bawazier (Diplomat Ahli Pertama pada Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia). Webinar ini menelisik mengenai pentingnya kesetaraan gender di bidang ekonomi, masalah-masalah kesetaraan gender yang dihadapi
oleh perempuan, hingga hal yang bisa dilakukan
Gen Z maupun Gen Y dalam menyikapi isu ini. Dari 221 orang yang
mendaftar, webinar ini dihadiri
oleh 131 peserta dengan rentang usia yang beragam. Tingkat pendidikan dan pekerjaan pun beragam namun mayoritas
merupakan mahasiswa yaitu dengan persentase
61,5%, karyawan dengan persentase 17,2%, entrepreneur dengan persentase 4,5%, serta pekerjaan lainnya sebesar 16,8%.
Pihak penyelenggara
memiliki hak untuk menetapkan media yang digunakan dalam memaksimalkan sebuah
virtual event. Pemanfaatan peran media dalam pelaksanaan event dapat menjadi
alternatif untuk terus berkompetisi ditengah krisis. Dalam pelaksanaannya, Virtual
Event “Equal” menggunakan Instagram Ads sebagai salah satu bentuk promosi. Dengan menggunakan Facebook Ads Manager, tujuan
iklan atau instagram ads yang dibuat adalah untuk Awareness (Kesadaran).
Target
yang ditujukan adalah umur 17-27 tahun di Indonesia dengan minat Gender,
Perempuan, Ekonomi, dan Fotografi. Hasil yang didapatkan selama 1 bulan yakni 127,797
jangkauan.
Serta penyebaran informasi melalui 16 media partner.
Sebagai salah satu inti dari rangkaian acara Virtual Event Equal, dilaksanakan
Virtual Exhibition yang bertemakan: “Realitas Kartini Masa Kini - Exhibition” melalui platform Artsteps. Virtual
Exhibition ini merupakan pameran
dari 30 besar pemenang kompetisi fotografi dan juga 3 pemenang utama dari kompetisi
fotografi Realitas Kartini
Masa Kini yang dikurasi oleh juri
dan juga panitia dari kompetisi fotografi tersebut. Virtual Exhibition ini telah
dihadiri sebanyak 76 orang selama 1 bulan.
Dalam rangka
memonitori kenaikan awareness
audiens “Equal” setelah mengikuti
rangkaian acara Virtual Event “Equal” disebarkannya Post Test pada akhir
kegiatan Webinar. Hasil dari
131 responden menunjukan bahwa “Equal” berhasil menaikan awareness mengenai gender
equality di bidang ekonomi
karena dapat dilihat bahwa respon
para audiens tidak ditemukan kekurang pahaman dan ketidak tahuan audiens mengenai isu tersebut.
Keberhasilan virtual event ini diidentifikasi
dengan beberapa tolak ukur,
yakni:
Hasil yang didapatkan dari platform
Instagram dilakukan dari
bulan Februari hingga Mei 2022 menggunakan
Reach dan Engagement. Reach pada Instagram merupakan
jumlah total dari audiens atau pengguna
instagram yang telah melihat konten. Berikut merupakan Reach dari
Instagram (@equal_ind):
Reels |
Posts |
Videos |
Stories |
26.000 |
3,726 |
1,344 |
726 |
Selain Reach, Engagement pada Instagram merupakan jumlah total dari akun atau
pengguna instagram yang
sudah melihat dan berinteraksi
dengan konten yang sudah diunggah dengan jumlah like,
comments, shares, dan saves. Berikut merupakan total Engagement akun
instagram @equal_ind pada bulan Februari hingga Mei:
Engagement (2,519) |
|||
|
|||
Reels |
Posts |
Videos |
Stories |
733 |
1,641 |
89 |
45 |
2. Spotify
Evaluasi menggunakan podcast spotify dilakukan mulai bulan April hingga Mei 2022 melalui website
anchor atau aplikasi untuk memproduksi podcast yang akan didistribusikan langsung ke aplikasi spotify. Evaluasi ini berupa overview dari jumlah podcast didengarkan (plays), jangkauan audiens (audiens size), serta jumlah rata-rata berapa
kali rata-rata episode didengarkan per-minggunya (plays per-episode). Hasil yang didapatkan dari 2 Episode berjudul Different Perspective of Equality & Creating Support System In Between Girls yakni total Plays sebanyak 27, Audiens Size sebanyak 20, & Plays
per-Episode (Weekly) sebanyak 7 kali.
3. Post Test
Selain
itu feedback audiens juga diukur
melalui pre dan post test. Pada hasil Pre
Test tercatat bahwa dari
131 Respondens, terdapat
28.5% peserta familiar dengan
isu Kesetaraan Gender di Bidang Ekonomi, 49.8% peserta cukup familiar, 19.5% peserta kurang familiar, dan 2.3% peserta
tidak familiar sama sekali mengenai isu ini.
Sedangkan untuk melihat apakah webinar Equal
berhasil menaikan awareness terhadap isu yang disediakan, pembuat karya juga membuat
post-test yang disebarkan setelah webinar berlangsung. Dari
131 responden menunjukan bahwa tidak ditemukan
kekurang pahaman dan ketidak tahuan audiens mengenai gender equality.
Tidak hanya itu terjadi
pula kenaikan 8.9% terhadap audiens
dalam katagori “sangat
familiar” terhadap isu yang disediakan.
Dapat disimpulkan, webinar equal juga berhasil menaikan awareness mengenai gender equality di bidang
ekonomi.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan untuk melihat Analisis Pelaksanaan Virtual
Event “Equal” yang berkaitan dengan isu gender equality terkhusus di bidang
ekonomi dapat peneliti simpulkan dalam tercapainya tujuan dalam meningkatkan
kesadaran dan membawa perubahan sikap terhadap Gen Z dan Gen Y. Hal ini
diwujudkan melalui pemanfaatan sosial media Instagram & Spotify yang
menyajikan konten secara audio, visual, dan audio visual. Serta mengadakan
berbagai rangkaian acara berupa social mediacampaign, webinar, dan
virtual event yang edukatif & interaktif.
Saran yang diberikan untuk penulis
selanjutnya dapat mengkaji terkait isu gender equality dalam bidang lainnya
dengan pengemasan virtual eventnya sesuai dengan perkembangan trend yang ada
untuk dapat menjangkau lebih banyak lagi audience. Maupun juga dapat
bekerjasama dengan banyak pihak eksternal dalam membangun dampak yang lebih
besar.
DAFTAR PUSTAKA
Community, Dictio. (2022). Model
Komunikasi Massa Defleur.
Cvent.
(2020). Ultimate Guide to Virtual Events.
Dzuhayatin,
Siti Ruhaini. (2015). Rezim Gender Muhammadiyah: Kontestasi Gender,
Identitas dan Eksistensi. Suka Press Bekerjasama dengan Pustaka Pelajar.
Hasanuddin,
Hasanuddin, Mulyadi, Mulyadi, Amrullah, Andi, & Tardin, Tardin. (2022).
Penguatan Manajemen dan Sistem Pemasaran Usaha Kuliner Pasca Pandemi Covid-19
di Desa Telajung Cikarang Barat Kabupaten Bekasi. Jurnal Locus Penelitian
Dan Pengabdian, 1(9), 709–716.
Lokadata.
(2020). Tenaga Kerja Perempuan Paling Terpukul Pandemi?
Mulyana,
Deddy, & Phd, M. A. (2022). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Remaja
Rosdakarya.
Nations,
United. (2023). Sustainable Development Goals.
Saptari,
Ratna. (1997). Perempuan, kerja, dan perubahan sosial: sebuah pengantar
studi perempuan (Vol. 1). Pustaka Utama Grafiti.
Saputra,
Nanda, & Zaini, Yayasan Penerbit Muhammad. (n.d.). Peran Perempuan Dalam
Pelestarian Mangrove.
Sugiyono.
(2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung.
Sulistyowati,
Yuni. (2021). Kesetaraan gender dalam lingkup pendidikan dan tata sosial. Ijougs:
Indonesian Journal of Gender Studies, 1(2), 1–14.
World
Economic Forum. (2021). Global Gender Gap Report 2021.
Yusuf,
Muri. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif Dan Penelitian
Gabungan, Jakarta: Prenadamedia Group.
Zaifullah,
Zaifullah. (2019). Kajian Teori Androgini Terhadap Jenis Permainan Dalam
Pemahaman Karakter Gender Anak. Musawa: Journal for Gender Studies, 11(2),
202–221.