ANALISIS KEUNTUNGAN INVESTASI BITCOIN DENGAN IHSG

 

Charis Masduki1, Amalia Nur Chasanah2, Lenni Yovita3, Dian Prawitasari4

Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Email: 211201905798@mhs.dinus.ac.id1 , amalia.nurchasanah@dsn.dinus.ac.id2 , lenni.yovita@dsn.dinus.ac.id3 , sari.dianprawita@dsn.dinus.ac.id4

 

 

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan return investasi antara Bitcoin dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan periode waktu antara April 2013 sampai dengan Maret 2023 dengan rentang waktu 1 tahun, 5 tahun dan 10 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode komparatif. Data yang digunakan adalah data historis Harga Bitcoin dan harga IHSG. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa investasi Bitcoin dengan IHSG dalam jangka waktu 1 tahun dan 5 tahun Tidak terdapat perbedaan pengembalian investasi antara Bitcoin dengan IHSG, sedangkan jangka waktu 10 tahun terdapat perbedaan pengembalian atau return investasi antara Bitcoin dengan IHSG.

 

Kata kunci: investasi, bitcoin, IHSG

 

Abstract

The purpose of this study is to compare investment returns between Bitcoin and the Composite Stock Price Index (IHSG) using the time period between April 2013 to March 2023 with a time span of 1 year, 5 years and 10 years. This research is a quantitative research using a comparative method. The data used is historical data on Bitcoin prices and IHSG prices. Data analysis used the Mann-Whitney test. The results of this study indicate that investment in Bitcoin with the IHSG for a period of 1 year and 5 years There is no difference in return on investment between Bitcoin and the IHSG, while for a period of 10 years there is a difference in return on investment between Bitcoin and the IHSG.

 

Keywords: investment, bitcoin, IHSG

 

Pendahuluan  

Investasi telah menjadi kegiatan yang dilakukan manusia sejak zaman dulu. Pada masa itu investasi lebih bersifat barter atau pertukaran barang dengan barang. Seiring berjalannya waktu, bentuk investasi semakin berkembang dan berubah. Pada zaman dulu orang-orang berinvestasi dengan cara membeli tanah, hewan ternak dan alat-alat pertanian sebagai investasi. Kemudian berkembang dimana terjadi perdagangan komoditas dan investasi awal seperti saham, investor pada saat itu membeli saham langsung dari perusahaan. Pada masa ini, investasi semakin berkembang dan beragam. Investor dapat memilih berbagai jenis investasi seperti saham, surat utang, property, instrument pasar uang dan sebagainya. Selain itu, terdapat pula inovasi baru seperti cryptocurrency dan crowdfunding. Dalam investasi risk dan return memiliki hubungan yang teramat tangguh. Apbila memiliki risk tinggi, maka imbal hasil atau keuntungan yang diterima juga sangat tinggi, dan juga sebaliknya jikaa risk rendah, maka imbal hasil atau keuntungan yang diterima juga akan rendah. Menurut Fahmi,(dalam Lumbantobing & Sadalia, (2021), return adalah salah satu alasan yang memberikan suatu dorongan kepada pemodal juga merupakan imbalan atas apa yang dilakukan dengan keberanian pemodal akan tanggungan risk atas modal yang ditanamkannya. Menurut (Rizal & Ana, 2016), menyatakan return menguatkan para pemodal guna melakukan perbandingan pada suatu keuntungan yang didapat secara nyata atau keuntungan yang telah dipersediakan oleh beberapa macam investasi pada tingkat pengembalian tertentu.  Untuk itu, dalam mengambil keputusan berinvestasi, investor melakukan analisis terlebih dahulu untuk memilih investasi yang akan dipilih.

Bitcoin diciptakan oleh seseorang atau mungkin sekelompok orang yang menamakan diri mereka dengan sebutan Satoshi Nakamoto sampai saat ini kita belum mengetahui siapa sebenarnya orang dibalik nama satoshi nakamoto tersebut. Sejarah Bitcoin dimulai pada 2008 dimana satoshi nakamoto mempublikasikan sebuah paper yang menjelaskan protocol elektronik yang akan memungkinkan pertukaran mata uang digital tanpa menggunakan pihak ketiga atau intermediary seperti bank misalnya. Mata uang ini sangatlah unik karena tidak memiliki suatu badan yang secara operasional mengatur peredaran sekaligus percetakannya (Mulyanto, 2015). pada tahun 2009 protokol ini diimplementasikan oleh Satoshi Nakamoto sebagai Bitcoin yaitu sebuah system pertukaran mata uang digital secara peer-to-peer. Lain dengan rupiah yang percetakannya telah diatur oleh PERURI (Perusahaan Umum Uang Republik Indonesia) danjuga distribusinya diatur oleh pihak BI (Bank Indonesia). Bitcoin memiliki nilai tukar hingga ratusan juta rupiah per koin, dan secara fisik tidak berwujud. Namun, karena bitcoin tidak berbentuk fisik, maka tidak bisa disimpan seperti uang fisik. Pencetakan dan distribusi bitcoin tidak diatur oleh suatu badan, dan tidak ada pihak yang secara otomatis membatasi transaksi bitcoin individual.

Harga barang dan jasa terus naik akibat inflasi, yang berarti walaupun kita hanya menyimpan uang kertas, lambat laun asset kita akan berkurang karena kelemahan utama system keuangan ini. Desain Bitcoin memungkinkan individu untuk memiliki dan mentransfer kekayaan secara anonym dari satu dompet elektronik ke dompet elektronik lainnya. Walaupun transaksi secara anonymus tetapi semua transaksi tercatat pada database publik yang bisa dilihat semua orang. Bitcoin tidak seperti saham atau perusahaan. Bitcoin tidak memiliki tempat kerja. Namun, platform perdagangan atau exchange bitcoin adalah yang memiliki kantor atau perusahaan. Hal ini dikarenakan Satoshi Nakamoto mengembangkan Bitcoin dengan system yang mencegah pihak manapun untuk menguasai atau mengendalikan jaringan atau operasinya. Namun, bergantung pada bagaimana pasar memandang poin tersebut, harga dapat berfluktuasi secara signifikan dari waktu ke waktu, baik meningkat tajam atau turun. Menurut Nurcahya (2019), mengemukakan Bitcoin dan saham mempunyai resiko dan pengembalian risk dan return yang lebih besar apabila memperbandingkannya dengan perangkat masa depan, seperti emas dan forex.

Di dalam cryptocurrency tidak hanya bitcoin tetapi juga ada yang namanya Altcoin (Alternative coins), merupakan token atau coin kecuali Bitcoin. Perbedaan bitcoin dengan altcoin, contohnya altcoin lebih maju karena altcoin baru ada setelah bitcoin dan altcoin memiliki fitur yang lebih baik daripada bitcoin. Missal ethereum yang jaringannya bisa dipakai banyak token, litecoin memiliki kelebihan memungkinkan user melakukan transaksi lebih cepat, kemudian ada polygon (MATIC) dimana polygon ini dapat menanggulangi tingginya gas fee tanpa melepaskan keamnan pengguna. Untuk investasi dengan membeli cryptocurrency seperti bitcoin, ethereum atau litecoin ada baiknya mempelajari karakteristik harga cryptocurrency. Karena nilai cryptocurrency sangat tidak stabil dan berubah dari hari ke hari, sebab dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran.

Investasi di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah pilihan yang menarik bagi para investor yang mencari potensi pertumbuhan dan keuntungan jangka panjang. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG adalah tolak ukur utama pergerakan pasar saham di Indonesia, mencakup saham-saham dari berbagai sector industry yang terdiversifikasi dengan baik. Menurut Kurniawan, (2019), awal pertama kali memperkenalkan pada 1 April 1983, sebagai indeks saham yang bergerak di BEI, penanda ini meliputi harga yang bergerak pada keseluruhan saham biasa maupun saham preferen yang sudah tercantum dalam BEI. Pergerakan IHSG menjadi panduan penting dalam menganalisis kinerja saham yang diperdagangkan di BEI (Paranita, Suhaji, & Setyawan, 2018). Pada saatd pasar modal diIndonesia mengalami liberalisasi di tahun 1989, perkembangan secara pesat dialami pada pasar modal Indonesi. Beberapa tanda-tanda perkembangan bursa efek itu sendiri bisa diperhatikan dari jumlah emiten yang urutan sahamnya di Indonesia, yang mencapai 560 emiten pada akhir tahun 2012 menurut statistika pasar modal. Pergerakan IHSG disebabkan oleh beberapa macam aspek, baik eksternal maupun internal. Aspek internal yang berada didalam negeri bisa di dapatkan melalui fluktuasi nilai tukar uang suatu negara dengan negara lainnya, inflasi, BI Rate, damjuga suku bunga negara, perkembangan ekonomi, kondisi social, politik dan keamanan nasional dan lainnya. Melainkan aspek eksternal (luar negeri) bermula dari lain negara, negara maju seperti inggris, amerika, jepang, china, dan sebagainya, Tindakan para penanam modal juga dapat memberikan pengaruh pada performa kerja indicator saham gabungan.  Berinvestasi di masa globalisasi berarti melihat IHSG di berbagai negara sangatlah penting karena menjadi acuan guna berinvestasi, pasar apakah sedang memiliki antusias tinggi atau seang merosot. Seperti contoh waktu saat pandemi covid, banyak negara terdampak atau terkena penyakit pandemic seperti china, amerika yang merupakan negara maju maupun sebgai negara berkembang. Dampak dari pandemi membuat investasi menurun dikarenakan banyaknya perusahaan atau pekerjaan yang terhambat dikarenakan terdampak pada pandemi covid.

Berdasarkan data dari www.investing.com dan www.finance.yahoo.com , Bitcoin mengalami harga yang sangat tinggi, yaitu sebesar 7.755,71 persen dari awal april 2013 hingga maret 2023 dibandingkan dengan IHSG yang meningkat 30,76 persen pada periode yang sama. Beberapa peneliti juga telah melakukan penelitian tentang bitcoin, saham dan emas. Menurut Mahessara & Kartawinata, (2018) melakukan penelitian terhadap return, risiko dan kinerja pada bitcoin, emas dan saham, hasil penelitiannya menyatakan bahwa bitcoin, emas dan saham memiliki performa yang sama, namun hasil analisisnya menyatakan bahwa bitcoin adalah instrument investasi terbaik berdasarkan perbandingan menggunakan model sharpe, treyner, dan jansen.

Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, maka diperoleh pokok permasalahan: Bagaimana menentukan investasi yang terbaik antara Bitcoin atau IHSG dalam jangka waktu 1 tahun, 5 tahun dan 10 tahun.

Penelitian ini bertujuan guna mencari tahu akan perbandingan investasi Bitcoin dengan IHSG. Melalui penelitian ini, peneliti berharap pada pembaca bisa menentukan instrument investasi yang paling cocok untuk berbagai periode investasi, seperti jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan jangka panjang (10 tahun).

Investasi adalah kegiatan menanamkan uang atau dana pada suatu asset dengan tujuan mendapatkan suatu keuntungan di masa depan. Keterkaitan antara sumber dalam jangka waktu yang panjang dapat menghasilkan sebuah keuntungan yang cukup besar di masa depan (Adiyono, Suryaputri, & Kumala, 2021). Tujuan dari investasi adalah untuk meningkatkan nilai dari modal yang diinvestasikan, investor membeli asset dengan harapan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada biaya investasi yang dikeluarkan. Kegiatan investasi yang digunakan dalam transaksi alternative ini membawa banyak manfaat yang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini (Huda, Lake, & Korbaffo, 2022)

 

Metode

Jenis dan Periode Penelitian

Periode pengambilan data mengambil data 10 tahun terakhir yaitu dari April 2013 sampai April 2023. Jenis data yang diambil adalah data rata-rata harga penutupan yang diperdagangkan untuk instrumen investasi tersebut dalam waktu 1 minggu.

Pengumpulan dan Jenis Data

Sumber data penelitian ini akan menggunakan data yang berasal dari investing.com untuk harga historical Bitcoin, dan finance.yahoo.com untuk harga IHSG.

Variabel Penelitian

Hanya satu variabel yang dipakai dalam penelitian ini yaitu return on investment. Pengembalian modal yang ditanamkan adalah nilai selisih antara harga pengembalian (harga pembelian kembali) periode t dan harga pembelian (harga pembelian) periode sebelumnya (t-1). Untuk menghitung pengembalian modal yang diinvestasikan, rumus digunakan yakni:

Pengembalian Investasi =

 

Keterangan:

Pt         = Harga jual kembali Bitcoin periode sekarang

     = Harga beli Bitcoin periode sebelumnya

 

Teknik Analisa Data

1.      Uji Normalitas data

Uji normalitas menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Deteksi normalitas data dilakukan dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov. Hasil pengukuran normal dengan Kolmogrov-Smirnov.

2.      Uji Beda

-          Independent Sample t Test

Independent sample t test adalah metode perbandingan atau pengujian untuk menentukan apakah terdapat perbedaan signifikan antara rerata dua kelompok bebas yang memiliki data skala interval atau rasio. Dalam hal ini, dua kelompok bebas mengacu pada dua kelompok yang tidak berhubungan, yang berarti data berasal dari subjek yang berbeda. Sebelum dilakukan uji t test (Independent sample t test) dilakukan uji kesamaan varian dengan F test (Leven’s Test), artinya jika varian sama, maka penggunaan Equel Variances Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equel Variances Not Assumed (diasumsikan varian berbeda pemrosesan data ini menggunakan SPSS (Statistical Package for the social science)

-          Mann-whitney

Uji Mann-Whitney digunakan sebagai alternatif uji-t parametrik ketika asumsi yang diperlukan oleh uji-t tidak terpenuhi. Teknik ini digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan antara dua populasi dengan menggunakan sampel acak dari populasi yang sama. Uji ini berfungsi sebagai alternatif untuk menggunakan uji-t ketika persyaratan parameter tidak terpenuhi dan data dalam skala ordinal.

 

Hasil dan Pembahasan

Uji Normalitas

Table 1.1 uji normalitas 1 Tahun

 

Berdasarkan tabel diatas data klasifikasi return bitcoin pada kolom Shapiro-Wilk tertulis sig 0,002, dan klasifikasi return ihsg diketahui signifikansinya sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa data untuk return investasi berdistribusi tidak normal

 

Table 1.2 uji normalitas 5 Tahun

Berdasarkan tabel diatas data klasifikasi return bitcoin pada kolom Shapiro-Wilk tertulis sig 0,000, dan klasifikasi return ihsg diketahui signifikansinya sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa data untuk return investasi berdistribusi tidak normal

 

Table 1.3 uji normalitas 10 Tahun

Berdasarkan tabel diatas data klasifikasi return bitcoin pada kolom Shapiro-Wilk tertulis sig 0,000, dan klasifikasi return ihsg diketahui signifikansinya sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa data untuk return investasi berdistribusi tidak normal

 

Analisis Statistik

            Analisis statistik digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kedua sampel atau tidak. Yang diolah melalui program SPSS.

 

Tabel 1.4 Ranking 1 Tahun

Tabel 1.5 Uji Mann-Whitney 1 Tahun

Berdasarkan table 1.4 menunjukkan Mean rank atau rata-rata peringkat tiap kelompok atau klasifikasi, yaitu pada klasifikasi bitcoin rerata peringkatnya 50,16 lebih rendah dari pada rerata klasifikasi ihsg, yaitu 54,84.

Berdasarkan tabel 1.5 menunjukkan nilai U sebesar 1230.5 dan nilai W sebesar 2608.5. apabila dikonversikan ke nilai Z maka besarnya -.790 Nilai Sig P Value sebesar 0,43 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan untuk periode 1 tahun dari April 2022 – Maret 2023 Ho diterima. Dengan demikian tidak ada perbedaan yang signifikan antara return investasi bitcoin dengan investasi IHSG dalam periode 1 tahun April 2022 – Maret 2023. Karena tidak ada perbedaan yang signifikan untuk periode 1 tahun maka rumusan masalah penelitianpun juga dapat terjawab yaknidalam periode atau jangka waktu 1 tahun untuk pemilihan instrument investasi antara Bitcoin dan IHSG, didapatkan hasil bahwa Bitcoin dan IHSG dalam periode 1 tahun nilai return investasi tidak jauh berbeda diantara keduanya.” 

 

Tabel 1.6 Ranking 5 Tahun

 

Tabel 1.7 Uji Mann-Whitney 5 Tahun

Berdasarkan table 1.6 menunjukkan Mean rank atau rata-rata peringkat tiap kelompok atau klasifikasi, yaitu pada klasifikasi bitcoin rerata peringkatnya 269.82 lebih tinggi dari pada rerata klasifikasi ihsg, yaitu 252.14.

Berdasarkan table 1.7 diatas menunjukkan nilai U sebesar 31627.5 dan nilai W sebesar 65557.5. apabila dikonversikan ke nilai Z maka besarnya -1.340 Nilai Sig P Value sebesar 0,18 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan untuk periode 5 tahun dari April 2018 – Maret 2023 Ho diterima. Dengan demikian tidak ada perbedaan yang signifikan antara return investasi bitcoin dengan investasi IHSG dalam periode 5 tahun April 2018 – Maret 2023. Karena tidak ada perbedaan yang signifikan untuk periode 5 tahun maka rumusan masalah penelitianpun juga dapat terjawab yakni dalam periode atau jangka waktu 5 tahun untuk pemilihan instrument investasi antara Bitcoin dan IHSG, didapatkan hasil bahwa Bitcoin dan IHSG dalam periode 5 tahun nilai return investasi tidak jauh berbeda diantara keduanya.” 

 

Tabel 1.8 Ranking 10 Tahun

 

Tabel 1.9 Uji Mann-Whitney 10 Tahun

Berdasarkan table 1.8 menunjukkan Mean rank atau rata-rata peringkat tiap kelompok atau klasifikasi, yaitu pada klasifikasi bitcoin rerata peringkatnya 543.49 lebih tinggi dari pada rerata klasifikasi ihsg, yaitu 495.33.

Berdasarkan table 1.9 diatas menunjukkan nilai U sebesar 122180.5 dan nilai W sebesar 256083.5. apabila dikonversikan ke nilai Z maka besarnya -2.588 Nilai Sig P Value sebesar 0,01 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan untuk periode 10 tahun dari April 2013 – Maret 2023 Ha diterima. Dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara return investasi bitcoin dengan investasi IHSG dalam periode 10 tahun April 2013 – Maret 2023. Karena ada perbedaan yang signifikan untuk periode 10 tahun maka rumusan masalah penelitianpun juga dapat terjawab yaknidalam periode atau jangka waktu 10 tahun untuk pemilihan instrument investasi antara Bitcoin dan IHSG, didapatkan hasil bahwa Bitcoin dan IHSG dalam periode 10 tahun nilai return investasi ada perbedaan yang signifikan, dimana nilai rata-rata Bitcoin lebih Tinggi dari pada IHSG.” 

Harga saham di pasar modal dan harga bitcoin sangat ditentukan oleh pertemuan antara penawaran dan permintaan saham atau bitcoin di bursa. Saham merupakan investasi jangka panjang yang memiliki kredibilitas dan reliabilitas yang lebih tinggi, sehingga memiliki kredibilitas dan reliabilitas yang lebih tinggi dalam pandangan banyak investor (Kharisma, 2022; Moh. Afaf El Kurniawan, 2023). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembalian dalam jangka pendek dan menengah, pengembalian saham dan bitcoin cenderung tidak memiliki perbedaan yang signifikan, sementara pada jangka panjang terdapat perbedaan pengembalian investasi saham dan bitcoin, dimana investasi bitcoin lebih tinggi dibandingkan dengan investasi saham. Hal ini diduga disebabkan oleh memiliki volatilitas harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan saham. Dalam jangka panjang, bitcoin juga memiliki korelasi yang rendah dengan aset tradisional seperti saham dan obligasi. Ini berarti pergerakan harga bitcoin seringkali tidak berkorelasi langsung dengan pergerakan pasar saham, yang memberikan potensi diversifikasi dalam portofolio sehingga lebih aman dalam memperoleh pengembalian secara jangka panjang dibandingkan pada jangka pendek atau menengah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Lumbantobing & Sadalia, 2021) yang menemukan bahwa pengembalian bitcoin lebih besar dibandingkan dengan saham di pasar modal.

 

Kesimpulan

   Berdasarkan hasil pengujian dan analisis mengenai perbandingan return investasi pada bitcoin dan IHSG, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1.      Pada investasi jangka pendek (1 tahun) periode April 2022 sampai Maret 2023 tidak terdapat perbedaaan pengembalian investasi antara bitcoin dan IHSG. Hal ini didasarkan pada nilai asymp sig 0,43. Oleh karena p value > 0,05, maka Ho diterima atau tidak terdapat perbedaan pengembalian nilai investasi antara Bitcoin dengan IHSG dalam jangka waktu 1 tahun.

2.      Pada investasi jangka menengah (5 tahun) periode April 2018 sampai Maret 2023 tidak terdapat perbedaaan pengembalian investasi antara bitcoin dan IHSG. Hal ini didasarkan pada nilai asymp sig 0,18. Oleh karena p value > 0,05, maka Ho diterima atau tidak terdapat perbedaan pengembalian nilai investasi antara Bitcoin dengan IHSG dalam jangka waktu 5 tahun.

Pada investasi jangka pendek (10 tahun) periode April 2013 sampai Maret 2023 tidak terdapat perbedaaan pengembalian investasi antara bitcoin dan IHSG. Hal ini didasarkan pada nilai asymp sig 0,01. Oleh karena p value < 0,05, maka Ha diterima atau terdapat perbedaan pengembalian nilai investasi antara Bitcoin dengan IHSG dalam jangka waktu 10 tahun.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Adiyono, Meitta, Suryaputri, Rossje V, & Kumala, Hendy. (2021). Analisis Alternatif Pilihan Investasi Pada Era. Jurnal Akuntansi Trisakti, 0832(September), 227–248.

 

Huda, Nurul, Lake, Yeremias, & Korbaffo, Yesus Armiro. (2022). Money Management Dalam Investasi Cryptocurrency. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Performa, 19(2), 50–57. https://doi.org/10.29313/performa.v19i2.9973

 

Kharisma, Atta. (2022). Pemula Wajib Tahu, Ini Perbedaan Antara Aset Kripto & Pasar Saham.

 

Kurniawan, Moh. Afaf El. (2023). Perbedaan Saham dan Crypto: Mana yang Lebih Menguntungkan untuk Investasi?

 

Kurniawan, Ihsan. (2019). Analisis Keuntungan Investasi Emas Dengan Ihsg. In Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan (Vol. 3). https://doi.org/10.24912/jmbk.v3i2.4955

 

Lumbantobing, Christopher, & Sadalia, Isfenti. (2021). Analisis Perbandingan Kinerja Cryptocurrency Bitcoin, Saham, dan Emas sebagai Alternatif Investasi. Studi Ilmu Manajemen Dan Organisasi, 2(1), 33–45. https://doi.org/10.35912/simo.v2i1.393

 

Mahessara, Radinka Dynand, & Kartawinata, Budi Rustandi. (2018). Comparative Analysis of Cryptocurrency in Forms of Bitcoin, Stock, and Gold as Alternative Investment Portfolio in 2014 – 2017. Journal of Secretary and Business Administration, 2(2), 38. https://doi.org/10.31104/jsab.v2i2.58

 

Mulyanto, Ferry. (2015). Pemanfaatan Cryptocurrency sebagai Penerapan Mata Uang Rupiah ke dalam Bentuk Digital Menggunakan Teknologi Bitcoin. Indonesian Journal on Networking and Security, 4(4), 16.

 

Nurcahya, Eka. (2019). Perbandingan Tingkat Risiko dan Keuntungan dari Investasi Foreign Exchange dan Emas Pada PT. Valbury Asia Futures Terhadap Investasi Saham dan Bitcoin. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 10–27.

 

Paranita, Ekayana Sangkasari, Suhaji, & Setyawan, Daud Johar. (2018). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Studi Manajemen Organisasi, 14(2), 10.

 

Rizal, Noviansyah, & Ana, Selvia Roos. (2016). Pengaruh Laba Akuntansi Dan Arus Kas Serta Ukuran Perusahaan  Terhadap Return Saham  (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012 – 2014). Jurnal Spread, 6(2), 65–76.