Efrita Wulandari1, Muhammad Nuryatno2
Universitas Trisakti, Indonesia
Email: efrita.w@gmail.com, nuryatno@trisakti.ac.id
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris adanya ambiguitas peran dan
kelebihan peran terhadap kinerja auditor internal pemerintah di Indonesia,
dengan kecerdasan emosional sebagai pemoderasinya. Subjek penelitian adalah
auditor internal yang bekerja pada instansi pemerintah Indonesia, dengan jumlah
sampel sebanyak 114 orang yang dipilih melalui teknik purposive sampling.
Teknik analisis regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini dan SPSS
versi 29 digunakan untuk menguji hipotesis. Berdasarkan analisis data pada
penelitian ini, ambiguitas peran dan kelebihan peran mempunyai dampak negatif
terhadap kinerja auditor. Kecerdasan emosional dapat melemahkan pengaruh
ambiguitas peran terhadap kinerja auditor, namun tidak terbukti melemahkan
pengaruh role overflow terhadap kinerja auditor. Ketika seorang individu
mengalami ambiguitas peran dan kelebihan peran, kinerjanya cenderung menurun.
Namun semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional individu maka pengaruh
ambiguitas peran terhadap kinerja auditor semakin menurun.
Kata
kunci: Ketidakjelasan Peran,
Kelebihan Peran, Kecerdasan Emosional, Kinerja Auditor, Auditor Internal
Pemerintah
Abstract
This study
aims to empirical of role ambiguity and role overload on the performance of
internal government auditors in Indonesia, with emotional intelligence as a
moderating. The research subjects are internal auditors working in Indonesian
government agencies, with a sample size of 114 individuals selected through
purposive sampling technique. The multiple
regression analysis techniques used in this research and SPSS version 29 are
used to test the hypotheses. According to the analysis of the data in this
research, role ambiguity and role overload have a negative impact on the
performance of auditors. Emotional intelligence can weaken the influence of
role ambiguity on auditor performance, but it is not proven to weaken the
influence of role overload on auditor performance. When an individual experiences role ambiguity and role overload, their
performance tends to decrease. However, the higher the level of emotional
intelligence of the individual, the influence of role ambiguity on auditor
performance decreases.
Keywords: Role Ambguity, Role Overload, Emotional Quotient, Auditor
Performance, Government Internal Auditor
Pendahuluan
Pengumuman oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2020 bahwa Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah menjadi pandemi
yang berdampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Setelah mengeluarkan Instruksi Nomor 4 Tahun 2020 untuk refocussing anggaran, Presiden Republik Indonesia bergerak cepat dalam rangka
percepatan penanganan
COVID-19. Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) dipercaya
untuk mengawasi proses pengadaan barang dan jasa pemerintah yang bermuara pada penambahan beban kerja, menurut
Menteri Keuangan (Sri Mulyani).
Hal ini dikarenakan,
auditor harus memperkuat pengawasan mengingat langkah-langkah pemerintah selama pandemi dalam rangka menutup
pengeluaran negara yang diperlukan,
termasuk meningkatkan defisit anggaran negara (Suryowati, 2020).
Tujuan audit internal, menurut International
Professional Practices Framework (IPPF) yang diterbitkan
oleh The Institute of Internal Auditors
(IIA), adalah untuk melindungi dan meningkatkan nilai organisasi dengan memberikan penjaminan, nasihat, dan wawasan berbasis risiko yang tidak bias. Beberapa atribut harus dimiliki oleh seorang auditor internal agar peran
pemberian nasihat atau advisnya dapat
mencapai tingkatan Trusted Advisor (Chambers, 2017) antara
lain profesionalitas, relasi,
dan personal. Seorang auditor rentan
terhadap role
stress atau tekanan peran saat bekerja
dengan pihak yang berbeda yang memiliki keinginan dan harapan yang berbeda (Sari, Suwandi, & Amalia, 2018). Role stress adalah situasi
pada saat seorang auditor kesulitan memahami hal-hal yang dituntut dari pekerjaannya dan pemilihan pengambilan tugas yang berbeda (Sugiarmini dan Datrini, 2017). Role stress akan berdampak
pada kinerja auditor maupun
lingkungan tempatnya bekerja. Konflik peran, ambiguitas peran, dan kelebihan peran adalah semua
bentuk stres peran yang dapat memengaruhi auditor (Fogarty, Singh, Rhoads, & Moore, 2000).
Kinerja auditor secara signifikan dipengaruhi oleh role
overload (Islami & Sukarmanto, 2020). Hal ini
sesuai dengan temuan penelitian Layn dan Atawarman (2020). Pelaksanaan
peran auditor dalam kegiatan assurance
dan consulting dengan
objek yang sama, dalam beberapa titik memberikan dilema dan kebingungan pada
auditor untuk memilih peran mana yang harus diutamakan. Auditor internal harus
mendukung pencapaian tujuan organisasi namun harus tetap
bersikap objektif dan independen. Penelitian Husain et al. (2022) menunjukkan
bahwa peran yang ambigu dapat mengurangi
kinerja auditor. Sedangkan dalam penelitian Maheswari et al. (2019), diungkapkan
bahwa peran yang ambigu atau samar dapat meningkatkan kinerja auditor.
Kinerja auditor intern pemerintah berperan penting dalam penjaminan
efisiensi sistem dan administrasi pemerintahan guna mendorong perkembangan perekonomian suatu bangsa. Namun,
auditor menghadapi banyak tekanan yang mempengaruhi proses kerja dan hasil kerja mereka sehari-hari
(Johari, Ridzoan, & Zarefar, 2019). Dampak dari tekanan dalam
pekerjaan bisa berbentuk negatif dan bisa juga positif. Hal tersebut dipengaruhi oleh cara individu memandang,
menafsirkan, dan merespons tekanan serta faktor
pemicu stres. Selain itu, kemampuan individu dalam mengelola emosi mereka juga memainkan peran penting dalam
mengubah hambatan menjadi tantangan yang meningkatkan kinerja Dalam penelitian Ismail et al. (2015), dinyatakan
bahwa kemampuan mengelola stres seseorang, berpengaruh positif signifikan pada kinerjanya. Kemampuan individu untuk mengelola tekanan serta menyalurkan emosinya menjadi hal yang sangat bermanfaat dengan tanpa menghilangkan
emosi yang dirasakan seseorang (Adila & Kurniawan, 2020). Dalam penelitian Husain et al. (2022) d bahwa,
emotional quotient tidak konflik peran dan ambiguitas peran kinerja auditor. Namun dalam penelitian Wiguna (2014), role ambiguity dan kinerja auditor tidak memiliki hubungan dengan emotional quotient.
Studi ini
diperlukan untuk memperoleh generalisasi tentang temuan studi dengan banyak
faktor, mengingat latar belakang yang telah diberikan dan berbagai variasi hasil penelitian yang dibahas di atas.
Kahn et al. (1964) mengemukakan bahwa karakter individu penting ditonjolkan dalam rangka menjalankan tugas sosial sesuai
dimana tempat seseorang di kelas masyarakat. Menurut Shaw dan
Costanzo (1970), gagasan kunci pada teori peran adalah peran
(role) itu sendiri. Konsep peran dan istilah perilaku yang terkait dengannya menjadi hal yang tak terpisah.
Kedudukan seseorang dalam struktur sosial yang terdiri dari hak, kewajiban,
wewenang, dan tanggung jawab ditunjukkan oleh fungsinya. Orang harus dapat memprediksi perilaku orang lain untuk terlibat dengan mereka. Prosedur dalam sistem sosial
yang memungkinkan ini, merupakan fungsi dari peran. Setiap
orang memiliki tanggung jawab, baik di kantor maupun di tempat lain. Perilaku
yang berbeda diperlukan untuk setiap posisi.
Di tempat kerja, seseorang dapat melakukan banyak peran.
Menurut Hardy dan Conway (1988), ketika
kewajiban peran tidak jelas, sulit,
kontradiktif, atau tidak mungkin dipenuhi,
itu disebut tekanan peran. Tekanan peran, yang dengan kata lain digambarkan sebagai keadaan dimana setiap posisi memiliki
harapan tertentu yang dipengaruhi oleh orang lain. Sulit untuk
memerankan posisi tersebut karena ekspektasi ini seringkali kabur dan kontradiktif. Role
stress dihasilkan dari perbedaan antara bagaimana setiap orang melihat kualitas kunci dari posisi
mereka dan tekanan yang benar-benar dibebankan pada mereka oleh tanggung jawab tersebut (Gitosudarmo,
2017).
Metode
Penelitian dilakukan menggunakan teknik kuantitatif dengan strategi pelaksanaan melalui survei kepada para anggota asosiasi auditor intern pemerintah
indonesia dengan masa kerja lebih dari
satu tahun dalam format elektronik. Rentang waktu data penelitian yang dilakukan adalah one-shot
period pada tahun 2023 sampling seorang auditor, bekerja pada instansi pemerintah, serta telah menjalani
profesi minimal satu tahun. Informasi primer dikumpulkan melalui 114 kuesioner yang disampaikan secara elektronik menggunakan metode Maximum
Likelihood Estimation (MLE) yang dimana minimal
data ialah berkisar antara 100-200 data pada data yang tidak
diketahui secara pasti jumlahnya (Hair, Hult, Ringle, & Sarstedt, 2022).
Auditor
performance sebagai variabel dependen diukur dengan tiga
dimensi yaitu: (a) volume pekerjaan; (b) kualitas pekerjaan; dan (3) periode penyelesaian (Goldwasser, 1993) dengan
enam instrumen kuesioner yang dikembangkan oleh Adha dan Syarif (2022). Role ambiguity sebagai variabel independen diukur dengan dua dimensi yaitu perspektif
proses bisnis internal dan perspektif
kapasitas diri. Variabel independen selanjutnya adalah role overload dengan
keterukuran dimensi rentang waktu, sumber daya manusia,
dan kriteria penugasan. Kedua variabel independen tersebut diterjemahkan dengan instrumen kuesioner yang dikembangkan oleh Adha dan Syarif (2022) Tarmizi dan Dewantoro (2012). Seluruh
pertanyaan dalan kuesioner memiliki lima skala likert (5 = sangat
setuju; 1 = sangat tidak setuju)
Hasil dan Pembahasan
Analisis regresi linier berganda dilakukan pada data studi untuk mengevaluasi hipotesis. Variabel independen dan variabel dependen terhubung secara kausal. Ketika ada lebih dari dua variabel dalam persamaan regresi, pendekatan analisis berganda digunakan untuk analisis (Ghozali, 2018). Data yang dikumpulkan diolah dengan pengelolahan statistik data yaitu Statistical Package for the Social Science
(SPSS). Uji F, Uji T, dan Uji R2nilai
signifikansi kurang dari 0,05.
Y
= α + β1X1 + β2X2 + β3X1*Z + β4X2*Z + ε Y = Auditor Performance α = Nilai konstanta β1 = Koefisien regresi dari Role Ambiguity β2 = Koefisien regresi dari Role Overload β3 = Koefisien regresi dari Role Ambiguity dengan moderasi Kecerdasan Emosional β4 = Koefisien regresi dari Role Overload dengan moderasi Kecerdasan Emosional X1 = Role Ambiguity X2 = Role Overload Z = Kecerdasan Emosional ε = Standar eror |
Sebanyak 114 responden telah memenuhi kriteria yang ditetapkan atas sampel yang diperlukan dalam penelitian. Seluruh responden berprofesi sebagai auditor intern
pada instansi pemerintah dengan masa kerja lebih dari satu
tahun.
Tabel 1 Hasil Analisis Deskriptif
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
Role Ambiguity (X1) |
114 |
2,00 |
5,00 |
4,083 |
0,666 |
Role Overload (X2) |
114 |
1,00 |
5,00 |
3,312 |
0,896 |
Emotional Quotient (Z) |
114 |
2,00 |
5,00 |
4,061 |
0,654 |
Auditor Performance (Y) |
114 |
2,00 |
5,00 |
4,177 |
0,632 |
Sumber: Data
primer yang diolah (2023)
Hasil analisis pada
Tabel 1, ditunjukkan bahwa
rata-rata seluruh variabel lebih besar dari
standar deviasi, hal ini berarti
bahwa bias dalam variabel penelitian bernilai rendah.
Tabel 2 Uji Validitas Instrumen
Variabel Independen
Sumber: Data
primer yang diolah dengan
SPSS
Tabel 3 Uji Validitas Instrumen
Variabel Moderasi
Sumber: Data
primer yang diolah dengan
SPSS
Tabel 4 Uji Validitas Instrumen
Variabel Dependen
Sumber: Data
primer yang diolah dengan
SPSS
Pada penelitian ini nilai r tabel
adalah 0,1548. Kedua puluh item survei tersebut diketahui memiliki nilai r hitung lebih dari
nilai r tabel berdasarkan informasi dari Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4. Dengan
demikian, seluruh hasil survei dapat
dikatakan dan dapat dipercaya.
Tabel 5 Uji Reabilitas
N |
Items |
Cronbach's Alpha |
Keterangan |
|
Role
Ambiguity |
114 |
6 |
0,817 |
Reliabel |
Role
Overload |
114 |
3 |
0,808 |
Reliabel |
Emotional
Quotient |
114 |
5 |
0,732 |
Reliabel |
Auditor
Performance |
114 |
6 |
0,793 |
Reliabel |
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS
Semua variabel penelitian memiliki nilai Cronbach's
Alpha lebih dari 0,7
yang menunjukkan dependabilitas
semua instrumen variabel.
Tabel 6 Uji Normalitas
Normalitas |
Sig |
Hasil Analisis |
Asymp. Sig. (2-tailed) |
0,200 |
Terdistribusi Normal |
Menurut hasil uji normalitas Tabel 6, nilai signifikansi lebih dari 0,05. Dengan demikian, distribusi semua data penelitian adalah normal.
Tabel 7 Uji Muktikolinearitas
Variabel |
Tolerance |
VIF |
Hasil Analisis |
Role Ambiguity |
0,370 |
2,706 |
Bebas Multikolinearitas |
Role Overload |
0,444 |
2,254 |
Bebas Multikolinearitas |
Emotional Quotient |
0,286 |
3,491 |
Bebas Multikolinearitas |
Sumber: Data primer
yang diolah dengan SPSS
Korelasi antar variabel dalam penelitian ini dibuktikan dengan pengujian Variance Inflation Factor (VIF). Temuan analisis data Tabel 6 mengungkapkan nilai VIF di bawah 10 dan toleransi di atas 0,1. Dapat disimpulkan,
model terhindar dari gangguan multikolinearitas.
Tabel 8 Uji Heterokedastisitas
Variabel |
Standar |
Sig. |
Hasil
Analisis |
Role Ambiguity |
0,05 |
0,879 |
Bebas Heterokedastisitas |
Role Overload |
0,05 |
0,418 |
Bebas Heterokedastisitas |
Emotional Quotient |
0,05 |
0,182 |
Bebas Heterokedastisitas |
Sumber: Data
primer yang diolah dengan
SPSS
Sifat residu
dalam model regresi penelitian ini diuji dengan Uji Glejser untuk membuktikan apakah terjadi heterogenitas atau homogenitas atas data penelitian. Nilai absolute residual penelitian
pada Tabel 8 adalah lebih dari 0,05 yang berarti bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas.
Tabel 9 Uji Koefisien Determinasi
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
0,554 |
0,538 |
1,880 |
Pengujian tingkat hubungan antar variabel penelitian pada Tabel 9, menujukkan hasil bahwa pengaruh dari variabel independen
penelitian hanya bisa menjelaskan variabel dependen sebesar 53,8%, sedangkan 46,2% disebabkan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 10 Hasil Uji F
Variabel |
F |
Sig. |
Regression |
33,872 |
<0,001b |
Sumber: Data
primer yang diolah dengan
SPSS
Hasil pengujian
Tabel 10 mengindikasikan bahwa
dengan signifikansi kurang dari 0,05 dan F hitung lebih tinggi
dari F tabel (2,69), maka hipotesis diterima dan semua variabel secara bersama-sama mempengaruhi auditor performance secara
signifikan.
Tabel 11 Hasil Regresi Linear Berganda
Variabel |
B |
Sig. |
(Constant) |
36,647 |
<0,001 |
Role Ambiguity (X1) |
-0,215 |
0,004 |
Role Overload (X2) |
-0,659 |
<0,001 |
X1*Z |
-0,632 |
0,007 |
X2*Z |
0,519 |
0,031 |
Sumber: Data
primer yang diolah dengan
SPSS
Tingkat pengaruh
variabel independen dan moderasi secara individual terhadap auditor
performance dapat dilihat
dengan Uji T. Berdasarkan informasi pada Tabel 11, nilai t hitung seluruh variabel lebih besar dari t tabel
(1,65833) dengan signifikansi
kurang dari 0,05.
Disimpulkan bahwa H1, H2, dan H3 diterima,
namun H4 ditolak.
Model regresi
untuk pengujian ini yang didasarkan pada Tabel 11
adalah sebagai berikut.
Y = 36,647 - 0,215 - 0,659 - 0,632X1*Z + 0,519X2*Z + ε
Hipotesis pertama (H1) yang diterima adalah peran yang tidak pasti atau
ambigu berpengaruh negatif terhadap kinerja auditor pemerintah. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kinerja para auditor intern pemerintah di Indonesia dapat menurun ketika terjadi ambiguitas peran. Hasil penelitian ini mendukung Teori Penetapan Tujuan oleh Locke (1996) yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara tujuan dan kinerja individu yakni individu yang menetapkan tujuan khusus atau
sulit cenderung bisa mencapai kinerja
yang lebih baik dari individu yang menetapkan tujuan secara umum atau
mudah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Islami dan Sukarmanto (2020) serta Husain et al.
(2022).
Hipotesis selanjutnya yang diterima (H2) adalah role overload menurunkan kinerja auditor intern
pemerintah. Teori
Hardy dan Conway (1988) mengenai
Tekanan Peran yang mengungkapkan
bahwa kondisi struktur sosial dimana kewajiban peran menjadi samar,
sulit, dan bertentangan dapat muncul pada seseorang didukung oleh hasil penelitian ini. Setiap orang dimungkinkan memiliki banyak peran berbeda
yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari (Kahn et al., 1964). Hasil penelitian
ini mendukung penelitian Sahabuddin (2016) serta
Islami dan Sukarmanto (2020).
Hipotesis ketiga yang diterima (H3) adalah bahwa emotional quotient memperlemah hubungan antara role ambiguity terhadap
auditor performance. Hal ini berarti bahwa
dampak negatif dari ambiguitas peran terhadap kinerja auditor dapat diturunkan oleh kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang. Hasil penelitian ini mendukung Teori Penetapan Tujuan oleh Locke (1996) yang menyatakan
bahwa ketika seorang auditor memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan dari kinerjanya, auditor akan tetap berusaha
mematuhi aturan meskipun menghadapi tekanan dari berbagai
pihak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Ermawati, Sinarwati dan Sujana (2014) serta
Ismail et al (2015).
Hipotesis keempat (H4) tidak diterima. Emotional quotient
tidak terbukti menurunkan hubungan role overload terhadap
kinerja auditor intern pemerintah
di Indonesia. Beban kerja yang harus
dipikul seseorang, berhubungan juga dengan beban kerja rekan
sejawat dan unit yang menaunginya.
Sehingga dimungkinkan, ketika seseorang mengalami kelebihan beban kerja, individu
di sekitar orang tersebut
juga sedang mengalami hal serupa. Beban kerja yang terlalu berlebihan akan kelelahan
fisik mental dan emosional.
Ketika individu sadar bahwa ia memiliki
beban kerja yang melebihi kemampuannya, dan ia telah mencoba
berkomunikasi dengan rekan dan atasan mengenai kondisinya namun tidak mendapatkan
respon yang diinginkan. Individu tersebut bisa mengalami demotivasi dan kinerjanya menjadi menurun karena orang disekitarnya tidak mampu mengurangi
beban yang dialaminya. Pengembangan komunikasi yang efektif sangat penting bagi organisasi untuk berhasil mencapai tujuannya. Tujuan berkomunikasi adalah tercapainya saling pengertian antar pihak-pihak yang berkomunikasi. Hasil
penelitian ini mendukung Teori Peran oleh Kahn et al.
(1964) yang menyebutkan bahwa untuk berinteraksi dengan orang lain, individu memerlukan peran untuk mengantisipasi perilaku orang lain dalam sistem sosial. Namun hasil penelitian
ini tidak mendukung penelitian Adha and Syarif (2022)
Kesimpulan
Studi ini telah
mendapatkan bukti empiris bahwa role ambiguity dan role
overload berpengaruh negatif
terhadap kinerja auditor
intern pemerintah di Indonesia. Hasil analisis juga membuktikan bahwa kecerdasan emosional mampu menurunkan dampak dari role ambiguity terhadap auditor
performance. Namun dari
hasil analisis, didapatkan hasil bahwa kecerdasan emosional tidak terbukti menurunkan pengaruh role
overload terhadap auditor performance. Bagi instansi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan memberi pertimbangan dalam peningkatan kapabilitas dan pembinaan auditor intern dalam lingkup instansinya. Dan bagi auditor intern secara individu, hasil studi ini dapat
memberikan gambaran bahwa dengan kecerdasan
emosional yang baik, kinerja yang dihasilkan dimungkinkan bisa tetap baik walaupun
terjadi role
ambiguity dan role overload. Sehingga auditor dapat memetakan langkah-langkah selanjutnya untuk mengoptimalkan kinerja yang diharapkan. Beberapa kondisi yang membatasi penyusunan penelitian sehingga mempengaruhi hasil akhir penelitian
antara lain: (a) sebesar 46,2%
variabel lain masih mungkin berpengaruh terhadap auditor
performance berdasarkan pengujian
koefisien determinasi, (b) metode yang digunakan hanya survei melalui kuesioner tanpa melakukan wawancara langsung kepada responden, sehingga dimungkinkan informasi yang disampaikan responden bersifat bias bergantung pada kondisi internal
dan eksternal responden ketika mengisi kuesioner, (c) jumlah sampel penelitian yang kurang signifikan jika dibandingkan dengan jumlah seluruh
auditor intern pemerintah di Indonesia. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menambah variabel penelitian, melaksanakan wawancana pada responden yang outlier, dan pelaksanaan
studi kasus sehingga signifikansi jumlah responden meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Adha, Wahyu Maulid, & Syarif,
Darman. (2022). The Important Role of Emotional Intelligence in Supporting
Auditor Performance. Atestasi : Jurnal Ilmiah Akuntansi, 5(2),
347361. https://doi.org/10.57178/atestasi.v5i2.331
Adila, Dina Rahma, & Kurniawan,
Afif. (2020). Proses Kematangan Emosi Pada Individu Dewasa Awal yang Dibesarkan
dengan Pola Asuh Orang Tua Permisif. INSAN Jurnal Psikologi Dan Kesehatan
Mental, 5(1), 21. https://doi.org/10.20473/jpkm.v5i12020.21-34
Chambers, Richard F. (2017). Trusted
Advisors: Key Attributes of Outstanding Internal Auditors. Florida:
Internal Audit Fondation.
Ermawati, Made Dewi, Sinarwati, Ni
Kadek, & Sujana, Edy. (2014). Pengaruh Role Stress Terhadap Kinerja Auditor
dengan Emotional Quotient sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada
Kantor Akuntan Publik di Bali). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi UNDIKSHA,
2(1).
Fogarty, Timothy J., Singh, Jagdip,
Rhoads, Gary K., & Moore, Ronald K. (2000). Antecedents and Concequences of
Burnnout in Accounting: Beyond the Role Stress Model. Behavioral Research in
Accounting, 12, 3167.
Ghozali, Imam. (2018). Analisis
Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Gitosudarmo, Indriyo. (2017). Manajemen
Pemasaran (2nd ed.). Yogyakarta: BPFE.
Goldwasser, Dan L. (1993). The
Plaintiffs Bar Discusses Auditor Performance. The CPA Journal, 63(10),
48.
Hair, Joseph F., Hult, G. Thomas,
Ringle, Christian M., & Sarstedt, Marko. (2022). A Primer on Partial
Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Sage Publications.
Hardy, Margaret E., & Conway,
Mary E. (1988). Role Theory: Perspectives for Health Professionals (Margaret
E. Hardy & Mary E. Conway, eds.). Appleton & Lange.
Husain, Hamdan, Wawo, Andi, Anwar,
Puspita Hardianti, Negeri, Universitas Islam, & Makassar, Alauddin. (2022).
Pengaruh Role Conflict Dan Role Ambiguity Terhadap Kinerja Auditor Dengan
Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel Moderasi. ISAFIR Islamic Accounting
and Finance Review, 3(2012), 4053.
Islami, Hafizuddin, & Sukarmanto,
Edi. (2020). Pengaruh Role Conflict, Role Ambiguity, dan Role Overload terhadap
Kinerja Auditor. Prosiding Akuntansi, 6(2), 608611.
Ismail, Azman, Ghani, Ahmad Bashawir
Abdul, Subhan, Muhammad, Joarder, Mohd Hasanur Raihan, & Ridzuan, Ahmad
Azan. (2015). The relationship between stress and job satisfaction: An evidence
from Malaysian peacekeeping mission. Mediterranean Journal of Social
Sciences, 6(4), 647655.
https://doi.org/10.5901/mjss.2015.v6n4s3p647
Johari, Razana Juhaida, Ridzoan,
Nordayana Sri, & Zarefar, Arumega. (2019). The influence of work overload,
time pressure and social influence pressure on auditors job performance. International
Journal of Financial Research, 10(3), 88106.
https://doi.org/10.5430/ijfr.v10n3p88
Kahn, R. .., Wolve, D. M., Quin, R.
.., Snoeck, J. D., & Rosenthal, R. A. (1964). Organizational Stress:
Studies in Role Conflict and Role Ambiguity. Wiley.
Layn, Yuyunyuniarti, & Atarwaman,
Rita J. D. (2020). The Influence of Role Conflict, Role Ambiguity and Role
Overload on Auditor Performance (Empirical Study at the BPK Representative
Office of the Republic of Indonesia in Maluku Province). 1(1), 4957.
https://doi.org/10.31098/ic-smart.v1i1.26
Locke, Edwin A. (1996). Motivation
Through Conscious Goal Setting. Applied and Preventive Psychology, 5(2),
117124.
Maheswari, Ida Ayu Jiva, RM, Ketut
Muliartha, Wiratmaja, I. Dewa Nyoman, & Wirasedana, I. Wayan Pradnyantha.
(2019). The Effect of Role Conflict, Role Ambiguity, and Self Efficacy on
Auditor Performance. International Journal of Management and Commerce
Innovations, 7(2), 662668.
Sahabuddin, Romansyah. (2016).
Pengaruh Role Overload Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan Kepegawaian
Dan Diklat Daerah Kabupaten Mamuju Tengah. Jurnal Economix, 4(1),
2434.
Sari, Nur Rahmah, Suwandi, Mewen,
& Amalia, Andi Nurul Izmi. (2018). Pengaruh Role Stress dan Emotional
Intelligence Terhadap Kinerja Auditor Dengan Aspek Psycological Well-Being
Sebagai Pemoderasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Peradaban, IV(1), 4969.
Shaw, Marvin E., & Costanzo,
Philip R. (1970). Theories of Social Psychology. McGraw-Hill.
Sugiarmini, Ni Luh Arlia, &
Datrini, Luh Kade. (2017). Pengaruh Skeptisme Profesional, Independensi,
Kompetensi, Etika, Dan Role Stress Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor
Bpk Ri Perwakilan Provinsi Bali. Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi,
9(1), 114.
Suryowati, Estu. (2020). Sri Mulyani
Akui Pandemi Covid-19 Tambah Beban Kerja APIP.
Tarmizi, Rosmiarty, & Dewantoro,
Gilang Suryo. (2012). Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual
Terhadap Kinerja Auditor Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Wilayah Lampung. Jurnal
Akuntansi & Keuangan, 3(1), 3954.
Wiguna, Meilda. (2014). Pengaruh
Role Conflict, Role Ambiguity, Self-Efficacy, Sensitifitas Etika Profesi, Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor Dengan Emotional Quotient Sebagai
Variabel Moderating. 11(2), 503519.