Ahmad Kennedy Yoenoes
Universitas Muslim
Indonesia Makassar
Email: ahmadbappedasoq@gmail.com
Abstrak
Pengembangan Kawasan Industri di Wilayah Timur Indonesia pada periode awal Pemerintahan
Jokowi-Jusuf Kalla telah dicanangkan
salah satunya di Wilayah Provinsi
Papua Barat yaitu di Kabupaten
Sorong, pada tanggal 1 Agustus 2016 telah diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 31 Tahun 2016 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) (KEK) Sorong di Kabupaten Sorong Distrik Mayamuk dengan Luas Kawasan 523,7 Ha, yang memiliki
kegiatan utama berupa Industri Pengolahan Pertambangan, logistik dan Agroindustri. Dalam hal
menindaklanjuti implementasi
PP tersebut maka perlu direalisasikan
program-program pembangunan KEK Sorong dengan sumber pendanaan
dari berbagai pihak (Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan pihak swasta). Pada tahun 2016 hingga 2019 dilakukan Pembangunan
Infrastruktur utama dan penunjang Kawasan dalam rangka penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan ekonomi dan geo strategis (dari sisi letak Kabupaten
Sorong Strategis sebagai pintu gerbang Pulau
Papua). Pemerintah Pusat melalui
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian meresmikan pengoperasian berjalannya KEK
Sorong di tahun 2019. Dari sisi
infrastruktur, selama tiga tahun terakhir,
Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) bersama PEMDA Kabupaten
Sorong telah membangun akses jalan utama
beserta saluran drainase sepanjang 3,5 km
dan jalanlingkungan sepanjang
6,5 km. Telah terbangun pula Pembangkit
Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) oleh PT. Perusahaan
Listrik Negara (PT.PLN) untuk memasok kebutuhan listrik di Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) dan wilayah Sorong Raya, yang terdiridari 5 kabupaten dan 1 Kota sehingga saat ini telah
tersedia Daya Listrik sebesar
46 MW dengan cadangan sebesar 9 MW. Selain itu untuk jangka pendek,
pemenuhan kebutuhan terhadap air bersih untuk Pelabuhan Arar dan industri
existing akan menggunakan sumur bor dengan kapasitas 5 liter/detik dan Penampung Air Hujan (PAH). Sementara untuk jangka panjang akan dibangun Sistem
Penyediaan Air Baku yang menggunakan sumber air dari Sungai Klasafet (Klamono) dengan memenuhi kebutuhan air industri. Tujuan
Penelitian;1) Menganalisis Kinerja Infrastruktur pada kawasan terhadap Dukungan Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) (KEK) Kabupaten Sorong ke
2) Menganalisis Faktor yang berpengaruh
dominan pada Kinerja Infrastruktur
Terhadap Pengelolaan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten
Sorong Metode Penelitian Menggunakan
analisis deskriftif kualitatif melalui Statistic
package for Sicial Sciens (SPSS;Ver 21), melibatkan empat variabel, hasil yang diperoleh; X1: Waktu
Pembangunan angka kofisien
0,092; X2: kualitas Pembangunan angka
koefisien 0,597; X3: Biaya
Pembangunan angka koefisien
0,088 dan X4 Kuantitas Pembangunan angka koefisien pengaruh sebesar 0,299
Kata
kunci: Kinerja, Infrastruktur,
Waktu, kualitas, Biaya, Kuamtitas
Abstract
The
development of industrial estates in the Eastern Region of Indonesia during the
early period of the Jokowi-Jusuf Kalla Administration was announced, one of
which was in the West Papua Province Region, namely in Sorong Regency, on
August 1 2016 Government Regulation (PP) number 31 of 2016 was issued
concerning the Sorong Special Economic Zone (SEZ) in Sorong District, Mayamuk District with an area of 523.7 Ha,
which has main activities in the form of the Mining Processing Industry,
logistics and Agro-industry. In terms of following up
the implementation of the PP, it is necessary to realize development programs
for the SEZ Sorong with funding sources from various parties (Local Government,
Central Government and the private sector). capacity of 500 liters/second for
2016 to 2019 the development of the main and supporting infrastructure for the
area is carried out in order to prepare areas that have economic and
geo-strategic advantages (in terms of the strategic location of Sorong Regency
as the gateway to Papua Island). The Central Government through the Coordinating Minister for the Economy inaugurated the
operation of the Sorong SEZ in 2019. In terms of infrastructure, over the past
three years, the Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR) together
with the Pemda of Sorong Regency have built 3.5 km of
main access roads and drainage channels and 6.5 km of neighborhood roads. A Gas
Engine Power Plant (PLTMG) has also been built by PT. State Electricity Company
(PT.PLN) to supply electricity needs in the Special Economic Zone and the
Greater Sorong area, which consists of 5 regencies and 1 city so that currently
46 MW of electricity is available with a reserve of 9 MW. Apart from that, for
the short term, meeting the need for clean water for Arar Port and the existing
industry will use drilled wells with a capacity of 5 liters/second and
Rainwater Storage (PAH). Meanwhile, for the long term, a Raw Water Supply
System will be built using water sources from the Klasafet
River (Klamono) to meet industrial water needs.
Research Objectives; 1) Analyze the performance of the infrastructure in the
area already against the Management Support for the Special Economic Zones
(KEK) of Sorong Regency 2) Analyze the factors that have a dominant influence
on Infrastructure Performance on the Management of Special Economic Zones in
Sorong Regency Research Methods Using qualitative descriptive analysis through
the Statistical Package for Social Sciences (SPSS; Ver 21), involving four
variables, the results obtained; X1: Development time coefficient 0.092; X2:
Development quality coefficient is 0.597; X3: Development Cost coefficient
number 0,088 and X4 Construction Quantity the effect coefficient number is
0.299
Keywords: Performance,
Infrastructure, Time, Quality, Cost, Quantity
Pendahuluan
Lapisan permukaan jalan dibeberapa ruas jalan di Indonesia khususnya wilayah Timur saat musim hujan sangatlah
kurang baik, kondisi tersebut membutuhkan solusi. Solusi atas permasalahan/alternatifuntuk mengurangi dampak adanya genangan
air tersebut adalah mempergunakan lapisan perkerasan berpori
Pada tahun
2016 hingga 2019 dilakukan
Pembangunan Infrastruktur utama
dan penunjang Kawasan dalam
rangka penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan ekonomi dan geostrategis (dari sisi letak Kabupaten
Sorong Strategis sebagai pintu gerbang Pulau
Papua). Pemerintah Pusat melalui
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian meresmikan pengoperasian berjalannya KEK
Sorong di tahun 2019. Dari sisi
infrastruktur, selama tiga tahun terakhir,
Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) bersama PEMDA Kabupaten
Sorong telah membangun akses jalan utama
beserta saluran drainase sepanjang 3,5 km
dan jalan lingkungan sepanjang 6,5 km. Telah terbangun
pula Pembangkit Listrik Tenaga Mesin
Gas (PLTMG) oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PT.PLN) untuk memasok kebutuhan listrik di Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) dan wilayah Sorong Raya, yang terdiri dari 5 kabupaten dan 1 Kota sehingga saat ini
telah tersedia Daya Listrik
sebesar 46 MW dengan cadangan sebesar 9 MW. Selain itu untuk jangka
pendek, pemenuhan kebutuhan terhadap air bersih untuk Pelabuhan Arar dan industri existing akan menggunakan sumur bor dengan kapasitas
5 liter/detik dan Penampung
Air Hujan (PAH). Sementara untuk jangka panjang akan dibangun Sistem
Penyediaan Air Baku yang menggunakan sumber air dari Sungai Klasafet (Klamono) dengan kapasitas 500 liter/detik untuk memenuhi
kebutuhan air industry.
Dalam pelaksanaannya
hingga tahun 2022 ini, Investasi dalam skala besar
yang masuk ke Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) (KEK) belum ada yang baru, hanya Industri Existing yang telah ada sebelum
penetapan Kawasan tersebut sebagai Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) (KEK) Sorong. Padahal dengan
berbagai kelebihan dan kemudahan regulasi berinvestasi di dalam Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) (KEK), serta
letak geografis dan geoekonomi KEK Sorong, seharusnya
menjadi daya tarik bagi Investor untuk berinvestasi di dalamnya.
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi pembangunan Infrastruktur dan pengelolaan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (KEK) Sorong yang dinilai lambat perkembangannya dengan cara: 1. Menganalisis Kinerja Infrastruktur pada kawasan terhadap Dukungan Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) (KEK) Kabupaten Sorong. 2. Menganalisis
Faktor yang berpengaruh dominan
pada Kinerja Infrastruktur Terhadap
Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) (KEK) di Kabupaten Sorong.
Berdasarkan judul penelitian yang diambil penulis, terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dan dapat mendukung penelitian yang sekarang serta dapat diajukan bahan acuan, antara
lain:
Dalam komponen Contex hasil penelitian
menunjukan bahwa aspek tujuan dan landasan serta skema program sudah memenuhi kriteria standar namun pelibatan
pemerintah daerah masih belum optimal. Sehingga perlu ada optimalisasi penguatan dan integrasi kebijakan atau program baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Rekomendasi dari penelitian ini adalah diperlukan
Rencana detail implementasi
(RDI). Rencana detail implementasi
(RDI) adalah pemetaan rencana aksi berbasis
penanganan secara holistik, integratif, tematik dan spasial.
Metode
Ditinjau dari jenis datanya
pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah
Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data.
Jenis penelitian deskriptif
kualitatif yang digunakan
pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai sejauh mana aspek Kinerja Pembangunan infrastruktur
terhadap pengelolaan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (KEK) di Kabupaten Sorong.
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, dalam penelitian ini dari segi samplingnya
tergolong penelitian survei.
Sejalan dengan itu maka
Dalam penelitian ini berusaha mendeskripsikan
data tentang obyek atau variabel penelitian
terkait Kinerja Pembangunan Infrastruktur.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari aspek
metodologinya, penelitian ini adalah penelitian
deskriptif analisis kualitatif. Jenisnya dapat berupa penelitian
survei jika dilihat dari teknik
pengumpulan datanya, dan jenis penelitian korelasional jika ditinjau dari teknik
analisis datanya. Analisis ini dilakukan
melalui penganalisaan terhadap data primer dan sekunder
yang diperoleh dari survei, peninjauan langsung, pengukuran langsung di lapangan, kompilasi data sekunder, maupun dari kuesioner
Populasi dan Sampel
Menurut
Dalam
Hasil dan Pembahasan
Profil Responden
Profil responden pada
penelitian paradigma kualitatif memiliki pengaruh yang cukup penting, karena responden
sebagai sampel dari keterwakilan jumlah populasi diharapkan adalah orang-orang
yang tentunya memahami materi kuesioner yang diberikan untuk diberi jawaban.
Jawaban responden sangat menentukkan tingkat validitas atau kebenaran data yang
diharapkan oleh peneliti. Data
deskriptif penelitian disajikan agar dapat dilihat profil dari data penelitian
dan hubungan yang ada antar variabel yang digunakan dalam penelitian
Responden dalam
penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait dengan Infrastruktur Pengelolaan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Sorong sebanyak 40 responden. Dari 40
responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini selanjutnya dikelompokkan berdasarkan
jenis kelamin, usia dan pendidikan
a.
Deskripsi
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada bagian ini akan memberikan
gambaran secara umum mengenai keberadaan responden ditinjau dari jenis kelamin.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini.
Tabel 1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No |
Kategori Jenis Kelamin |
Jumlah (Orang) |
Persentase (%) |
1 |
Laki-Laki |
36 |
90 |
2 |
Perempuan |
4 |
10 |
Jumlah |
40 |
100 |
Sumber: Pengolahan Data, 2023
Berdasar Tabel 1 diatas
menunjukkan bahwa dari 40 responden jumlah responden berjenis kelamin laki-laki
mendominasi dengan persentase sebesar 90% sedangkan perempuan 10%. Persentase kategori
jenis kelamin responden diperlihatkan pada pie chart berikut.
Gambar
1
Persentase
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
b.
Deskripsi
Responden Berdasarkan Usia
Pada bagian
ini akan memberikan gambaran secara umum mengenai
keadaan responden ditinjau dari usia.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel
2
Responden
Berdasarkan Usia
No |
Kategori Usia |
Jumlah (Orang) |
Persentase (%) |
1 |
< 20 tahun |
0 |
0 |
2 |
20-30 tahun |
4 |
10 |
3 |
31-40 tahun |
15 |
38 |
4 |
41-50 tahun |
21 |
52 |
5 |
> 50 tahun |
0 |
0 |
Jumlah |
40 |
100 |
Sumber:
Pengolahan Data, 2023
Berdasar Tabel 2 diatas
menunjukkan bahwa dari 40 responden jumlah responden yang berusia 41-50 tahun
lebih dominan yaitu sebesar 52%, kemudian diikuti dengan usia 31-40 tahun
dengan persentase sebesar 38%, usia 20-30 tahun dengan persentase 10%, usia
< 20 tahun dan usia > 50 tahun
sebesar 0%. Grafik kategori usia responden diperlihatkan pada pie chart
berikut.
Gambar
2
Persentase
Responden Berdasarkan Usia
c.
Deskripsi
Responden Berdasarkan Pendidikan
Pada bagian
ini akan memberikan gambaran secara umum mengenai
keadaan responden ditinjau dari pendidikan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. berikut ini
Tabel
3 Responden Berdasarkan Pendidikan
No |
Kategori Pendidikan |
Jumlah (Orang) |
Persentase (%) |
1 |
SMA/SMK |
2 |
5 |
2 |
Sarjana |
38 |
95 |
Jumlah |
40 |
100 |
Sumber:
Pengolahan Data, 2023
Berdasar Tabel 3 diatas
menunjukkan bahwa dari 40 responden jumlah responden yang berpendidikan Sarjana lebih dominan yaitu sebesar 95%, kemudian
diikuti dengan SMA/SMK dengan persentase sebesar 95%. Grafik kategori pendidikan responden
diperlihatkan pada grafik berikut.
Gambar
3
Persentase
Responden Berdasarkan Pendidikan
Frekuensi Jawaban
Kuesioner Terhadap Variabel Penelitian
Frekuensi jawaban
kuesioner terhadap variabel penelitian diperoleh dari penyebaran kuesioner
kepada 40 responden dimana kuesioner tersebut memiliki pilihan jawaban atas
pertanyaan berdasarkan skala likert yaitu :
1.
Sangat Setuju (SS) dengan
nilai 5
2.
Setuju (S) dengan nilai 4
3.
Ragu-Ragu (RG) dengan
nilai 3
4.
Tidak Setuju (TS) dengan
nilai 2
5.
Sangat Tidak Setuju (STS)
dengan nilai 1
Adapun frekuensi jawaban
kuesioner terhadap variabel penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Variabel
Waktu Pelaksanaan (X1)
Frekuensi
jawaban responden terkait variabel Waktu Pelaksanaan sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel 4 Frekuensi Jawaban
Responden Terhadap Variabel
Waktu Pelaksanaan (X1)
Indikator |
Frekuensi Jawaban |
|||||||||
STS |
TS |
RG |
S |
SS |
||||||
f |
% |
f |
% |
F |
% |
f |
% |
f |
% |
|
X1.1 |
0 |
0 |
1 |
2.50 |
8 |
20.00 |
19 |
47.50 |
12 |
30.00 |
X1.2 |
0 |
0 |
0 |
0.00 |
8 |
20.00 |
20 |
50.00 |
12 |
30.00 |
X1.3 |
0 |
0 |
0 |
0.00 |
9 |
22.50 |
19 |
47.50 |
12 |
30.00 |
X1.4 |
0 |
0 |
2 |
5.00 |
7 |
17.50 |
19 |
47.50 |
12 |
30.00 |
Rata-Rata |
0 |
0 |
1 |
1.88 |
8 |
20.00 |
19 |
48.13 |
12 |
30.00 |
Sumber:
Pengolahan Data, 2023
Berdasarkan Tabel 4
rata-rata pilihan jawaban responden terhadap variabel Waktu Pelaksanaan dengan
4 (empat) indikator yang mendominasi adalah jawaban Setuju (S) dengan
persentase rata-rata 48,13%, kemudian diikuti dengan Sangat Setuju (SS) 30,00%,
Ragu-Ragu (RG) 20,00%, jawaban Tidak Setuju (TS) 1,88% dan Sangat Tidak Setuju
(STS) 0,00%.
2.
Variabel
Kualitas Pelaksanaan (X2)
Frekuensi jawaban responden terkait Variabel Kualitas Pelaksanaan, sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 5 Frekuensi Jawaban
Responden Terhadap Variabel
Kualitas Pelaksanaan (X2)
Indikator |
Frekuensi jawaban |
|||||||||
STS |
TS |
RG |
S |
SS |
||||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
f |
% |
f |
% |
|
X2.1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
4 |
10.00 |
26 |
65.00 |
10 |
25.00 |
X2.2 |
0 |
0 |
0 |
0 |
3 |
7.50 |
29 |
72.50 |
8 |
20.00 |
X2.3 |
0 |
0 |
0 |
0 |
3 |
7.50 |
29 |
72.50 |
8 |
20.00 |
X2.4 |
0 |
0 |
0 |
0 |
5 |
12.50 |
26 |
65.00 |
9 |
22.50 |
Rata-Rata |
0 |
0 |
0 |
0 |
4 |
9.38 |
28 |
68.75 |
9 |
21.88 |
Sumber:
Pengolahan Data, 2023
Berdasarkan Tabel 5
pilihan jawaban responden terhadap variabel Kualitas Pelaksanaan dengan 4 (empat)
indikator yang mendominasi adalah jawaban Setuju (S) dengan persentase 68,75%, kemudian diikuti dengan Ragu- Sangat
Setuju (SS) 21,88%, Ragu (RG) 9,38%, jawaban Tidak Setuju (TS) sebesar 0,00% dan Sangat Tidak Setuju (STS) 0,00%.
3.
Variabel
Biaya Pelaksanaan (X3)
Frekuensi jawaban responden terkait variabel Biaya Pelaksanaan, sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 6 Frekuensi Jawaban
Responden Terhadap Variabel Biaya Pelaksanaan (X3)
Indikator |
Frekuensi Jawaban |
|||||||||
STS |
TS |
RG |
S |
SS |
||||||
f |
% |
f |
% |
F |
% |
f |
% |
f |
% |
|
X3.1 |
0 |
0 |
1 |
2.50 |
8 |
20.00 |
21 |
52.50 |
10 |
25.00 |
X3.2 |
0 |
0 |
2 |
5.00 |
6 |
15.00 |
23 |
57.50 |
9 |
22.50 |
X3.3 |
0 |
0 |
1 |
2.50 |
7 |
17.50 |
23 |
57.50 |
9 |
22.50 |
X3.4 |
0 |
0 |
1 |
2.50 |
8 |
20.00 |
22 |
55.00 |
9 |
22.50 |
Rata-Rata |
0 |
0 |
1 |
3.13 |
7 |
18.13 |
22 |
55.63 |
9 |
23.13 |
Sumber:
Pengolahan Data, 2023
Berdasarkan Tabel 6
pilihan jawaban responden terhadap variabel Biaya Pelaksanaan dengan 4 (empat)
indikator yang mendominasi adalah jawaban Setuju (S) dengan persentase
rata-rata 55,63%, kemudian diikuti dengan Sangat Setuju (SS) 23,13%, Ragu-Ragu
(RG) 18,13%, Tidak Setuju (TS) 3,13% dan jawaban Sangat Tidak Setuju 0,00% (STS).
4.
Variabel
Kuantitas Pelaksanaan (X4)
Frekuensi jawaban responden terkait variabel Kuantitas Pelaksanaan, sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel 7 Frekuensi Jawaban
Responden Terhadap Variabel Kuantitas Pelaksanaan (X4)
Indikator |
Frekuensi Jawaban |
|||||||||
STS |
TS |
RG |
S |
SS |
||||||
F |
% |
f |
% |
f |
% |
f |
% |
f |
% |
|
X4.1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
5 |
12.50 |
23 |
57.50 |
12 |
30.00 |
X4.2 |
0 |
0 |
0 |
0 |
3 |
7.50 |
27 |
67.50 |
10 |
25.00 |
X4.3 |
0 |
0 |
0 |
0 |
3 |
7.50 |
27 |
67.50 |
10 |
25.00 |
X4.4 |
0 |
0 |
0 |
0 |
4 |
10.00 |
26 |
65.00 |
10 |
25.00 |
Rata-Rata |
0 |
0 |
0 |
0 |
4 |
9.38 |
26 |
64.38 |
11 |
26.25 |
Sumber:
Pengolahan Data, 2023
Berdasarkan Tabel 7
pilihan jawaban responden terhadap variabel Kuantitas Pelaksanaan dengan 4 (empat)
indikator yang mendominasi adalah jawaban Setuju dengan persentase 64,38%,
kemudian diikuti dengan jawaban Sangat Setuju (SS) 26,25%, Ragu-Ragu (RG)
sebesar 9,38%, jawaban Tidak Setuju (TS) 0,00% dan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
0,00%.
5.
Kinerja
Infrastruktur (Y)
Frekuensi jawaban responden terkait variabel Kinerja Infrastruktur sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel 8 Frekuensi
Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Infrastruktur (Y)
Indikator |
Frekuensi Jawaban |
||||||||||
STS |
TS |
RG |
S |
SS |
|||||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
f |
% |
f |
% |
||
Y1.1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
2 |
5.00 |
23 |
57.50 |
15 |
37.50 |
|
Y1.2 |
0 |
0 |
0 |
0 |
3 |
7.50 |
23 |
57.50 |
14 |
35.00 |
|
Y1.3 |
0 |
0 |
0 |
0 |
2 |
5.00 |
24 |
60.00 |
14 |
35.00 |
|
Y1.4 |
0 |
0 |
0 |
0 |
3 |
7.50 |
24 |
60.00 |
13 |
32.50 |
|
Rata-Rata |
0 |
0 |
0 |
0 |
3 |
6.25 |
24 |
58.75 |
14 |
35.00 |
|
Sumber:
Pengolahan Data, 2023
Berdasarkan Tabel 8
pilihan jawaban responden terhadap variabel Kinerja Infrastruktur dengan 4 (empat) indikator yang mendominasi adalah
jawaban Setuju (S) dengan persentase rata-rata 58,75%, kemudian diikuti dengan Sangat
Setuju (SS) 35,00%, Ragu-Ragu (RG) 6,25%, jawaban Tidak Setuju (TS) 0,00% dan
jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) 0,00%.
Pengujian Instrumen
Uji
Validitas
Menurut
Perhitungan validitas
dapat menggunakan rumus korelasi product
moment atau korelasi Pearson
sebagai berikut :
rxy =
dimana:
rxy = koefisien korelasi
n = jumlah responden
x =
skor butir pada nomor butir ke-i
y =
skor total responden
Ada dua cara sebagai
dasar pengambilan keputusan dalam uji validitas yaitu:
a.
Membandingkan nilai r
hitung dengan nilai r tabel
1.
Jika nilai r hitung lebih
besar dari r tabel maka dinyatakan valid
2.
Jika nilai r hitung lebih
kecil dari r tabel maka dinyatakan tidak valid
Untuk penelitian ini untuk menentukan r tabel, nilai df
dapat dihitung sebagai berikut df = n-k atau 40-2 = 38, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 maka didapat r tabel sebesar 0,3120.
b.
Membandingkan nilai
Sig.(2-tailed) dengan probabilitas 0,05
1.
Jika nilai Sig.
(2-tailed) < 0,05 dan pearson correlation bernilai positif maka dinyatakan
valid
2.
Jika nilai Sig.
(2-tailed) > 0,05 dan pearson correlation bernilai positif maka dinyatakan
tidak valid.
Adapun hasil uji
validitas data yang duji dengan menggunakan aplikasi SPSS ver. 21 sebagai
berikut:
Tabel 9
Hasil
Uji Validitas
Variabel/Indikator |
r hitung |
r tabel |
Signifikansi |
Keterangan |
Waktu Pelaksanaan (X1) |
||||
X1.1 |
0.949 |
0.3120 |
0.000 |
Valid |
X1.2 |
0.942 |
0.000 |
Valid |
|
X1.3 |
0.937 |
0.000 |
Valid |
|
X1.4 |
0.954 |
0.000 |
Valid |
|
Kualitas Pelaksanaan (X2) |
||||
X2.1 |
0.917 |
0.3120 |
0.000 |
Valid |
X2.2 |
0.884 |
0.000 |
Valid |
|
X2.3 |
0.884 |
0.000 |
Valid |
|
X2.4 |
0.906 |
0.000 |
Valid |
|
Biaya Pelaksanaan (X3) |
||||
X3.1 |
0.943 |
0.3120 |
0.000 |
Valid |
X3.2 |
0.942 |
0.000 |
Valid |
|
X3.3 |
0.912 |
0.000 |
Valid |
|
X3.4 |
0.924 |
0.000 |
Valid |
|
Kuantitas Pelaksanaan
(X4) |
||||
X4.1 |
0.920 |
0.3120 |
0.000 |
Valid |
X4.2 |
0.910 |
0.000 |
Valid |
|
X4.3 |
0.910 |
0.000 |
Valid |
|
X4.4 |
0.913 |
0.000 |
Valid |
|
Kinerja Infrastruktur (Y) |
||||
Y1.1 |
0.929 |
0.3120 |
0.000 |
Valid |
Y1.2 |
0.920 |
0.000 |
Valid |
|
Y1.3 |
0.919 |
0.000 |
Valid |
|
Y1.4 |
0.912 |
0.000 |
Valid |
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2023
Berdasarkan Tabel 9, yang merupakan hasil
uji validitas dapat dilihat bahwa nilai rhitung > rtabel,
dan nilai signifikansi < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh butir
pernyataan dalam penelian ini valid.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal ketika jawaban responden terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur
reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha ( α ), suatu konstruk
atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60
Adapun hasil pengujian
reliabilitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel
10
Hasil Uji Reliabilitas
|
Reliability Statistics |
|
Variabel |
Cronbach's Alpha |
N of Items |
X |
0.940 |
16 |
Y |
0.981 |
4 |
Sumber:
Hasil Pengolahan Data, 2023
Hasil uji reliabilitas
menunjukkan bahwa nilai Cronbachs Alpha
0.940 dan 0.981 > 0,60, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa semua pengukur variabel dalam kuesioner adalah reliabel.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan
untuk menguji apakah dalam suatu model regresi variabel dependen, variabel
independen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Dan dalam SPSS metode
yang sering digunakan adalah uji one sample Kolmogorov Smirnov, dengan syarat
data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi > 0,05.
Adapun hasil uji
normalitas pada penelitian ini yang diolah dengan aplikasi SPSS ver. 21 adalah
sebagai berikut:
Tabel
11
Hasil
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
40 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
1.49195421 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.200 |
Positive |
.200 |
|
Negative |
-.157 |
|
Kolmogorov-Smirnov Z |
1.265 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.081 |
|
a. Test distribution is Normal. |
||
b. Calculated from data. |
Sumber:
Hasil Pengolahan Data, 2023
Tabel
11 menunjukkan bahwa nilai
signifikansi (2-tailed) sebesar 0.081
> 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan
dalam penelitian ini berdistribusi normal dan layak untuk digunakan.
Uji Multikolinieritas
Pengujian ada tidaknya
multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dengan melihat nilai tolerance
dan nilai VIF (Variance
Inflation Factor). Untuk menguji adanya kolinearitas ganda
digunakan uji VIF dan toleransi
Apabila nilai VIF berada
dibawah 10 dan nilai toleransi > 0,10, maka diambil kesimpulan bahwa model
regresi tersebut tidak terdapat multikolinieritas
Tabel
12
Hasil Uji
Multikolinieritas
|
|
Collinearity Statistics |
|
|
Variabel |
Tolerance |
VIF |
|
Waktu Pelaksanaan |
0.367 |
2.724 |
|
Kualitas Pelaksanaan |
0.785 |
1.274 |
|
Biaya Pelaksanaan |
0.410 |
2.442 |
|
Kuantitas Pelaksanaan |
0.686 |
1.457 |
Sumber:
Hasil Pengolahan Data, 2023
Tabel 12 menunjukkan
nilai toleransi lebih besar dari 0,10, dan nilai VIF masing-masing variabel
dibawah 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas
dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan
varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain
Tabel
13
Hasil Uji Heteroskedastisitas
|
Variabel |
Signifikansi |
Keterangan |
|
Waktu Pelaksanaan |
0.451 |
Nilai sig > 0.05 |
|
Kualitas Pelaksanaan |
0.614 |
Nilai sig > 0.05 |
|
Biaya Pelaksanaan |
0.449 |
Nilai sig > 0.05 |
|
Kuantitas Pelaksanaan |
0.705 |
Nilai sig > 0.05 |
Sumber:
Hasil Pengolahan Data, 2023
Berdasar Tabel 13 menunjukkan
bahwa nilai signifikansi untuk semua variabel > 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Teknik Analisis Data
Persamaan Regresi Linier
Berganda
Hasil analisis regresi linier berganda
yang diperoleh dengan menggunakan
aplikasi SPSS Ver 21 adalah sebagai berikut:
Tabel
14
Hasil
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
2.195 |
2.462 |
|
.891 |
.379 |
Waktu Pelaksanaan |
.092 |
.138 |
.126 |
.665 |
.510 |
|
Kualitas Pelaksanaan |
.597 |
.143 |
.540 |
4.170 |
.000 |
|
Biaya Pelaksanaan |
-.088 |
.141 |
-.112 |
-.622 |
.538 |
|
Kuantitas Pelaksanaan |
.299 |
.144 |
.288 |
2.082 |
.045 |
|
a. Dependent Variable: Kinerja Pelaksanaan |
Sumber:
Hasil Pengolahan Data, 2023
Berdasarkan Tabel 14 Hasil Analisis
Regresi Linier Berganda diperoleh Persamaan Regresi sebagai berikut:
Y = 2.195 + 0.092X1
+ 0.597X2 -
0.088X3 + 0.299X4
Pengujian Hipotesis
Uji F
Uji F digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap
variabel terikat. Adapun hasil uji F pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel
15
Hasil
Uji F
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
101.589 |
4 |
25.397 |
10.239 |
.000b |
Residual |
86.811 |
35 |
2.480 |
|
|
|
Total |
188.400 |
39 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable:
Kinerja Pelaksanaan |
||||||
b. Predictors: (Constant), Kuantitas Pelaksanaan, Biaya Pelaksanaan, Kualitas Pelaksanaan, Waktu Pelaksanaan |
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2023
Berdasarkan Tabel 15 dapat diuraikan
sebagai berikut:
a)
Menentukan Ho = Hipotesis
Nol dan Ha = Hipotesis Alternatif
Ho
= Variabel Waktu Pelaksanaan (X1),
Kualitas Pelaksanaan (X2), Biaya Pelaksanaan (X3), dan Kuantitas Pelekasanaan (X4), secara
bersama-sama tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel Kinerja Infrastruktur (Y)
Ha=
Variabel Waktu Pelaksanaan (X1), Kualitas
Pelaksanaan (X2), Biaya Pelaksanaan (X3),
dan Kuantitas Pelekasanaan (X4) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Pengendalian Material (Y)
b)
Membandingkan antara nilai probabilitas (sig.)
dengan nilai a Nilai
Probabilitas (0,000) dan nilai a
(0,05)
c)
Membuat Keputusan
Berdasarkan
data yang ada dapat dilihat bahwa nilai probabilitas (p value) untuk variabel Variabel Waktu Pelaksanaan (X1), Kualitas Pelaksanaan (X2), Biaya
Pelaksanaan (X3), dan Kuantitas
Pelekasanaan (X4) sebesar 0,000 atau lebih kecil dari nilai a
(0,000 < 0,05), maka Ho ditolak yang artinya Variabel Waktu Pelaksanaan (X1), Kualitas Pelaksanaan (X2), Biaya
Pelaksanaan (X3), dan Kuantitas
Pelekasanaan (X4) secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel Pengendalian Material (Y).
Uji t
Uji
t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t
dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance).
Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara
parsial. Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Adapun hasi uji t
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel
16
Hasil
Uji t
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
2.195 |
2.462 |
|
.891 |
.379 |
Waktu Pelaksanaan |
.092 |
.138 |
.126 |
.665 |
.510 |
|
Kualitas Pelaksanaan |
.597 |
.143 |
.540 |
4.170 |
.000 |
|
Biaya Pelaksanaan |
-.088 |
.141 |
-.112 |
-.622 |
.538 |
|
Kuantitas Pelaksanaan |
.299 |
.144 |
.288 |
2.082 |
.045 |
|
a. Dependent Variable: Kinerja Pelaksanaan |
Sumber:
Hasil Pengolahan Data, 2023
Berdasarkan tabel 16 diatas, maka dapat
diuraiakan sebagai berikut.
Tabel 17. Analisis Hasil
Uji t
Variabel Independen |
Nilai Sig. |
Hipotesis |
Keputusan |
X1= Waktu Pelaksanaan |
0.510 |
Ho=variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen jika α >
0,05 Ha=variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen jika α < 0,05 |
Tidak Berpengaruh |
X2= Kualitas Pelaksanaan |
0.000 |
Berpengaruh |
|
X3= Biaya Pelaksanaan |
0.538 |
Tidak berpengaruh |
|
X4= Kuantitas Pelaksanaan |
0.045 |
Berpengaruh |
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2023
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi
(Rē) dilakukan untuk melihat adanya hubungan yang sempurna atau tidak, yang ditunjukkan
pada apakah perubahan variabel independen(X) akan diikuti oleh variabel
dependen (Y) pada proporsi yang sama. Pengujian ini dengan melihat nilai R
Square (R2).Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai
dengan 1.Selanjutnya nilai Rē yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen
Adapun hasil uji
koefisien determinasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel
18
Hasil
Uji Koefisien Determinasi
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.734a |
.539 |
.487 |
1.575 |
a. Predictors: (Constant), Kuantitas Pelaksanaan, Biaya Pelaksanaan, Kualitas Pelaksanaan, Waktu Pelaksanaan |
Sumber:
Hasil Pengolahan Data, 2023
Tabel 18 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,539 atau 53,9%. Hal ini dapat diartikan bahwa
variabel independen (Waktu Pelaksanaan, Kualitas Pelaksanaan, Biaya Pelakdanaan
dan Kuantitas Pelaksanaan) dapat menjelaskan variabel dependen Kinerja
Infrsatruktur sebesar 53,9% dan sisanya sebesar
46,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Pembahasan
Berdasar uraian hasil
analisis diatas, maka selanjutnya dapat dikemukakan bentuk pembahasan hasil penelitian melalui Model persamaan Regresi, dan table klasifikai
Nilai koefisien korelasi berdasar Sugiono, berikut :
Y = 2.195 + 0.092X1
+ 0.597X2 -
0.088X3 + 0.299X4
Tabel : Nilai Koefisien Korelasi
dan Keterangan Pengaruh
Koefisien Korelasi |
Keterangan |
0,00 - 0,199 |
sangat rendah |
0,20 - 0,399 |
rendah |
0,40 - 0,599 |
sedang |
0,60 - 0,799 |
kuat |
Sumber: Sugiyono, 2007
Variabel
Fependen atau Terikat : (Y) = Kinerja Infrastruktur Terhadap Pengelolaan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (KEK), merupakan variabel yang mendapat pengaruh
dari variabel bebas (X), Bahwa Kinerja Infrastruktur pada Terhadap Pengelolaan
Infrastruktur Khusus (KEK) di Kabupaten Sorong.
Dimana
Kinerja Infrastruktur, terukur berdasar hasil analisis, yaitu :
X1= Waktu Pelaksanaan |
X2= Kualitas Pelaksanaan |
X3= Biaya Pelaksanaan |
X4= Kuantitas Pelaksanaan |
1.
Angka koefisie Variabel
: X1 Waktu Pelaksanaan Infrastruktur pada
Pengelolaan Kawasan Khusus (KEK) di Kabupaten Sorong dengan nilai koefisien
sebesar 0,092, memiliki pengaruh atau signifikansi yang Sangat Rendah dan hal
ini diartikan sebagai kondisi yang tidak mendukung tercapainya Kinerja
Infrastruktur pada Pengelolaan Kawasa Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Sorong
2.
Angka koefisie Variabel
: X2 Kualitas Pelaksanaan Infrastruktur pada
Pengelolaan Kawasan Khusus (KEK) di Kabupaten Sorong dengan nilai koefisien
sebesar 0,597, memiliki pengaruh atau signifikansi yang Cukup Kuat dan hal ini
diartikan sebagai kondisi yang mendukung tercapainya Kinerja Infrastruktur pada
Pengelolaan Kawasa Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Sorong
3.
Angka koefisie Variabel
: X3 Biaya Pelaksanaan Infrastruktur pada
Pengelolaan Kawasan Khusus (KEK) di Kabupaten Sorong dengan nilai koefisien
sebesar 0,088, memiliki pengaruh atau signifikansi yang Sangat Rendah dan hal ini diartikan sebagai kondisi yang
tidak mendukung tercapainya Kinerja Infrastruktur pada Pengelolaan Kawasa
Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Sorong
4.
Angka koefisie Variabel :
X4 Kuantitas Pelaksanaan Infrastruktur pada Pengelolaan Kawasan Khusus (KEK) di
Kabupaten Sorong dengan nilai koefisien sebesar 0,299, memiliki pengaruh atau
signifikansi yang Rendah dan hal ini diartikan sebagai kondisi yang belum
mendukung tercapainya Kinerja Infrastruktur pada Pengelolaan Kawasa Ekonomi
Khusus (KEK) di Kabupaten Sorong
Hasil pembahasan diatas diadasarkan pada hasil analisis dengan nilai koefisien
pada variabel yang diteliti,
menurut Segiyono : Bahwa Semakin
Kecil angka koefisien variabel, maka Dukungan terhadap Kinerja Infrastruktur Terhadap Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) di Kabupaten Sorong tidak
dicapai, sebaliknya jika angka koefisien
tinggi, maka angka ini memberi
pengaruh Kinerja Infrastruktur
Terhadap Pengelolaan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten
Sorong. Sebagaimana klasifikasi
Skala angka koefisien antara 0,00 sampai dengan 1,00 (Sumber : Menurut Sugiyono).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil identifikasi risk event (kejadian
risiko) pada aktivitas
proses inbound di gudang pusat
PT XYZ didapatkan 20 risk event yang terdiri dari proses aktivitas plan, source, dan return. Berdasarkan hasil identifikasi dari risk agent
(agen penyebab risiko) didapatkan 18 risk
agent yang kemudian terpilih
8 prioritas risk agent berdasarkan
perhitungan ARP dan sesuai dengan hasil 80% dari diagram pareto antara lain: Kelalaian karyawan, Banyaknya barang masuk disatu waktu,
Penundaan pengiriman dari vendor atau gudang alokasi, Keterlambatan pengiriman oleh
driver, Kesalahan dalam menentukan jadwal pengiriman, Karyawan tidak bekerja tepat
waktu, Pengiriman tidak aman, dan Operator salah membaca dokumen.
Setelah mengetahui
perhitungan dengan menggunakan metode HOR tahap 2, maka didapatkan
hasil 10 usulan aksi mitigasi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Urutan usulan aksi mitigasi
prioritas yang telah diketahui yaitu: Membuat jadwal tetap untuk pengiriman
barang, Mengevalusi karyawan setiap bulannya dengan memberi penilaian kinerja, Meningkatkan komunikasi yang baik secara internal, Menata tempat penyimpanan barang atau rak dengan
baik menggunakan WMS, Membuat SOP baru untuk driver dan sanksi atas keterlambatan, Mengevaluasi vendor-vendor yang bekerjasama, Memberikan pelatihan dan brainstorming kepada
karyawan, Membuat jadwal lain atau cadangan untuk pengiriman barang, Tim operasional mengecek dokumen secara bertingkat, dan Menjaga kerapian tempat penyimpanan barang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Sabaruddin
Hatta, & Fahmi, Muhammad. (2022). Studi Pengaruh
Penggunaan Agregat Togafo terhadap Parameter
Marshall Campuran Beraspal
Berpori. Syntax Literate; Jurnal
Ilmiah Indonesia, 7(6), 70747087.
Anggara, Sahya. (2015). Metode Penelitian
Administrasi. CV Pustaka Setia.
Apituley, Marvin, Bachmid, Sofyan,
& Musa, Ratna. (2022). Kajian Owner Estimate Dengan
Assignment Method pada Proyek Pembangunan Stadion Bewela Kota Sorong. Jurnal
Konstruksi: Teknik, Infrastruktur
Dan Sains, 1(7), 2229.
Firrean, F. (2018). Evaluasi
Program/Proyek Pengembangan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke Dalam Rangka
Pelaksanaan Kebijakan
Mp3ei 2011-2025 Di Koridor Ekonomi Sumatera. Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana, 1(6).
https://doi.org/https://doi.org/10.35137/jmbk.v6i1.176
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Edisi
7, Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang. Quarterly Journal of Economics, 128, 15471584.
Hair, Joseph F., Black, William C.,
Babin, Barry J., & Anderson, Rolph E. (2019). Multivariate data
analysis.
Handayati, Ratna. (2016). Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Kinerja Karyawan di
Bank Jatim Cabang Lamongan (Suatu
Studi pada Bank Jatim Cabang Lamongan). Jurnal Penelitian
Ekonomi Dan Akuntansi (JPENSI), 1(2),
14-Halaman.
Haq, Bima Zikrillah,
Jhoansyah, Dicky, & Komariah,
Kokom. (2022). Analisis
EPS, PER, TVA dan PBV Terhadap Keputusan Stock
Split: Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di BEI Tahun 2016-2020.
Ekuitas: Jurnal
Pendidikan Ekonomi, 10(1), 100107.
Kurniasari, Christiana, & Ghozali,
Imam. (2013). Analisis pengaruh
rasio CAMEL dalam memprediksi financial distress perbankan
Indonesia. Fakultas Ekonomika
dan Bisnis.
Moleong, Lexy J. (2021). Metodologi
penelitian kualitatif.
PT Remaja Rosdakarya.
Ningsih, Setia, & Dukalang,
Hendra H. (2019). Penerapan Metode Suksesif Interval pada Analsis Regresi Linier Berganda. Jambura Journal of Mathematics, 1(1),
4353.
Ramdhan, Muhammad. (2021). Metode penelitian. Cipta Media Nusantara.
Santoso, Imam, & Madiistriyatno,
Harries. (2021). Metodologi penelitian kuantitatif.
Indigo Media.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, F. X. (2017). Instrumen
Pengendalian Moneter: Operasi Pasar Terbuka (Vol. 10). Pusat Pendidikan Dan
Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.
Sugiyono, P. D. (2019). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D (Sutopo. Bandung: CV. Alfabeta.
Supriyadi, Eko. (2017). Perbandingan Metode Partial Least Square (Pls) Dan
Principal Component Regression (Pcr) Untuk Mengatasi Multikolinearitas Pada Model Regresi
Linear Berganda. Unnes
Journal of Mathematics, 6(2), 117128.
Wijaya, Abi Surya, Rohimi, Upit Elya, & Asyifah, Alifiatun. (2023). The Effect of Information Security Systems on Service Quality in E-Commerce Systems. Journal of World Science, 2(4), 566570.