PENGARUH NILAI TAMBAH
EKONOMIS, PROFITABILITAS, DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA
Ari Muslem, Zuraida ZURAIDA, Indayani
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala
Email: aries090794@gmail.com,
zuraida@feb.unsyiah.ac.id,
inya74@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini
menguji pengaruh nilai tambah ekonomi,
profitabilitas, dan arus
kas operasi terhadap kebijakan dividen pada perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2016-2019. Sampel penelitian
ini terdiri dari 44 perusahaan. Data dari perusahaan-perusahaan tersebut dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tambah
ekonomi, profitabilitas,
dan arus kas operasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Secara parsial hanya profitabilitas yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen, sedangkan nilai tambah ekonomi dan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen
Kata
kunci: nilai tambah ekonomi,
profitabilitas, arus kas operasi, kebijakan dividen
Abstract
This study examines the effect of economic
value added, profitability, and operating cash flow on dividend policy in Food
and Beverage Manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange
(IDX) for the 2016-2019 period. The sample of this study consists of 44
companies. Data from these companies was analyzed using multiple linear
regressions. The results of this study indicate that economic value added,
profitability, and operating cash flow together have an effect on dividend
policy. Partially, only profitability has an effect on dividend policy, while
economic value added and operating cash flow have no effect on dividend policy
Keywords: economic
value added, profitability, operating cash flow, dividend policy
Pendahuluan
Persaingan
bisnis pada era globalisasi
ini sangat tinggi sehingga menuntut manajemen untuk mengelola perusahaan seefektif dan seefisien mungkin. Pengelolaan perusahaan membutuhkan dana yang cukup banyak. Sebuah
perusahaan membutuhkan dana
untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam
perusahaan itu sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar
perusahaan Namun dana tersebut dapat diperoleh baik dari pihak internal maupun pihak eksternal
perusahaan atau investor. Namun, para investor yang menanamkan
modalnya di sebuah perusahaan cenderung mengharapkan imbalan dari perusahaan tersebut berupa dividen. Oleh karena itu, investor cenderung lebih memilih perusahaan
yang dapat memberikan dividen yang relatif stabil dan meningkat. Perusahaan
yang dapat memberikan dividen secara stabil menunjukkan laba perusahaan tersebut juga stabil dan hal ini diminati
oleh investor (Khasanah, Salam, &
Hakim, 2019).
Berikut ini adalah lima sampel Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan
Minuman yang membagikan dividen secara rutin dari tahun
2016 -2019 dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Tabel Daftar
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan
dan Minuman yang membagikan
dividen 2016-2019
Sumber
:Data dari idx
Dari 5 (lima) perusahaan
yang menjadi representatif
sub sektor makanan dan minuman tersebut terlihat dari 2016-2019, perusahaan-perusahaan tersebut konsisten membagikan dividen. Namun demikian, dari 5 (lima) sampel perusahaan tersebut hanya perusahaan PT. Delta Jakarta, Tbk.
dan PT Multi Bintang Indonesia, Tbk. yang pembagian kas dividennya secara konsisten meningkat setiap tahun. Sedangkan keempat perusahaan lainnya membagikan dividen tunai secara
berfluktuasi dari tahun ke tahun
Kebijakan deviden
yang tepat oleh perusahaan akan membereikan pengharapan deviden yang sesuai bagi investor. Kebijakan deviden merupakan trade off kebijkan laba yang akan dibagikan dengan kebijakan laba ditahan untuk
di investasikan (Damayanti, Marwati, & Widayanti, 2017). Kebijakan deviden
yang sesuai akan meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan
signaling theory yang menjelaskan mengenai perilaku manajemen perusahaan dalam memberikan petujuk kepada para investor berkaitan dengan prospek perusahaan dimasa mendatang (Damayanti et al., 2017). Oleh karena itu, kenaikan dividen dapat menjadi sinyal
untuk para investor bahwa perusahaan memproyeksikan suatu penghasilan yang baik dimasa mendatang.
Kebijakan dividen yang tepat juga dapat mengurangi konflik keagenan antara manajer dan para investor (Khasanah et al., 2019).
Menentukan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen tidaklah mudah. Namun, berdasarkan hasil penelitian terdahulu banyak faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen diantaranya yaitu nilai tambah
ekonomis, profitabilitas,
dan arus kas operasi. Faktor
pertama nilai tambah ekonomis. Hasil penelitian (Marleadyani, Wiksuana, & Gusti, 2016) menunjukkan bahwa nilai tambah ekonomis
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen tunai. Hasil tersebut didukung juga oleh hasil penelitian (Khasanah et al., 2019)
Faktor yang kedua dapat mempengaruhi kebijakan dividen adalah profitabilitas, dimana semangkin tinggi profitabilitas sebuah perusahaan maka semakin tinggi
pula kebijakan deviden di perisahaan tersebut. Hal ini akan memberikan
sinyal positif bagi para pemegang saham. hasil penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen (Wicaksono & Nasir, 2014) Hasil tersebut juga didukung
oleh (Puspitaningtyas, Prakoso, & Masruroh, 2019)
Arus kas operasi
juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen yaitu. Berdasarkan penelitian sebelumnya, (Masrifah, 2014) menemukan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur. Hasil tersebut juga didukung oleh hasil penelitian (Siregar & Hasanah, 2019) yang menemukan arus
kas operasi berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki arus kas operasi positif maka dana untuk dividen akan tersedia
sehingga dapat dibagikan kepada para investor. Namun, (Chandra, Ervina, & Fadrul, 2016) menemukan bahwa arus kas operasi berpengaruh negatif terhadap dividen tunai.
Untuk mengisi
gap penelitian diatas dan hasil penelian masih belum konsisten
maka peneliti bermaksud menguji kembali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen, yaitu nilai tambah
ekonomi, profitabilitas,
dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen pada Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Makanan dan Minuman
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Objek penelitian
ini adalah Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan
Minuman ini penting untuk dicermati
karena di Indonesia. industri
ini telah menjadi sektor andalan bagi pertumbuhan
ekonomi baik sebelum maupun saat pandemi Covid-19. Misalnya, pada semester 1 2018, memberikan
kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu sebesar 6,33%.
Sub Sektor Makanan dan Minuman juga mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan Industri Manufaktur lainnya (https://ekonomi.kompas.com).
Pada tahun 2019, sebagai contoh, perusahaan air minum PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) mencatatkan lonjakan pendapatan dan laba bersih sebesar 30,64% dari Rp 593,76 miliar menjadi Rp 775,69 miliar. Selanjutnya, Menteri Perindrustian
melaporkan bahwa Sub-Sektor
Industri Agro pada Triwulan III 2020 telah memberikan kontribusi besar pada PDB Indonesia untuk sektor pengolahan nonmigas yang berasal dari industri Makanan
dan Minuman (39,51%) dan industri
pengolahan tembakau (4,8%),
yang diikuti oleh industri kertas dan barang dari kertas (4,22%), serta industri kayu, barang dari
kayu, rotan dan furnitur
(2,84%) (www.idxchannel.com).
Ketahanan Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan
Minuman tersebut menjadi pendorong bagi peneliti untuk
meneliti apakah perusahaan dengan tren pertumbuhan positif tersebut dapat membagikan dividen secara stabil kepada para investor. Selanjutnya dalam penelitian ini akan dibahas kajian
pustaka dan pengembangan hipotesis kemudian penjabaran metode penelitian dan hasil pembahasan serta pada bagian akhir kesimpulan,
keterbatasan dan saran penelitian.
Metode
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini terdiri dari semua
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan
dan Minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada 2016-2019 yang berjumlah 81 perusahaan. Pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling. Sementara
sampel penelitian ini terdiri dari
44 perusahaan. Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
1. Semua Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan
Minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia 2016-2019.
2. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan
Minuman yang membayar dividen kas pada periode
2016-2019.
Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian
Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis
dalam penelitian ini adalah regresi
linear berganda untuk menguji pengaruh atau hubungan antara
variabel independen (nilai tambah ekonomis,
profitabilitas, dan arus
kas operasi) dengan variabel dependen (kebijakan dividen). Sebelum pengujian hipotesis, dalam penelitian ini akan dilakukan uji statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Model persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b1EVA1 + b2 PROFIT2
+ b3AKO3 + b4SIZE4 + b5LEVERAGE5+ b6LIKUIDITAS
6 +Є
Keterangan:
Y : Kebijakan
Deviden
α :
Konstanta
EVA : Nilai Tambah
Ekonomis
PROFIT :
Profitabilitas
AKO : Arus
Kas Operasi
SIZE : Ukuran
perusahaan
LEVERAGE : Leverage
LIKUIDITAS : Likuiditas
: Koefisien Regresi
: Standar Errors
Hasil dan Pembahasan
Analisis Deskriptif
Tabel di bawah
ini menunjukkan nilai stasistik deskriptif dari masing-masing variabel.
Statistik Deskriptif
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2021
Tabel memperlihatkan
nilai minimum, maksimum,
rata-rata, dan standar deviasi
dari variabel yang diteliti. Untuk variabel Kebijakan Dividen diperoleh nilai minimum sebesar 0,00083, nilai maksimum sebesar 1,77733, dan nilai
rata-rata sebesar 0,42551 dengan
standar deviasi sebesar 0,38544. Hal ini memiliki makna bahwa secara umum
perusahan- perusahaan manufaktur pada sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
memiliki tingkat kebijakan dividen sebesar 42,5%.
Untuk variabel nilai tambah ekonomi diperoleh nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1, dan nilai rata-rata sebesar 0,50 dengan standar deviasi sebesar 0,506. Hal ini memiliki makna
bahwa secara umum perusahan- perusahaan manufaktur pada sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki tingkat nilai tambah
ekonomi sebesar 50%.
Untuk variabel profitabilitas diperoleh nilai minimum sebesar -0,06679, nilai maksimum sebesar 0,53374, dan nilai rata-rata sebesar 0,15899 dengan standar deviasi sebesar 0,15976. Hal ini memiliki makna bahwa secara umum
perusahan- perusahaan manufaktur pada sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
memiliki tingkat profitabilitas sebsar 53,3 %.
Untuk variabel arus kas koperasi diperoleh nilai minimum sebesar -7,25039, nilai maksimum sebesar 9,42205, dan nilai
rata-rata sebesar 0,317041 dengan
standar deviasi sebesar 2,36077. Hal ini memiliki makna bahwa secara umum
perusahan- perusahaan manufaktur pada sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
memiliki tingkat arus kas operasi sebesar 31,7%.
Untuk variabel size diperoleh nilai minimum sebesar 14,63751, nilai maksimum sebesar 30,57745, dan nilai
rata-rata sebesar 22,51404 dengan
standar deviasi sebesar 6,04983. Hal ini memiliki makna bahwa secara umum
perusahan- perusahaan manufaktur pada sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
memiliki ukuran perusahaan 22,5%
Untuk variabel leverage diperoleh nilai minimum sebesar 0,13057, nilai maksimum sebesar 3,6, dan nilai rata-rata sebesar 0,89978 dengan standar deviasi sebesar 0,75704. Hal ini memiliki makna bahwa secara umum
perusahan- perusahaan manufaktur pada sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
memiliki tingkat leverage 89,9%. Untuk variabel Likuiditas diperoleh nilai minimum sebesar 0,00222, nilai maksimum sebesar 16,50699, dan nilai rata-rata sebesar 3,64795 dengan standar deviasi sebesar 3,95645. Hal ini memiliki makna
bahwa secara umum perusahan- perusahaan manufaktur pada sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki tingkat likuiditas 36,4%.
Pengujian Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas
dilakukan pada nilai
residual model regresi. Untuk
mengetahui normalitas
residual model regresi pada penelitian
ini yaitu menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Jika nilai signifikansi uji Kolmogorov
Smirnov > 0,05 (α=5%), maka dapat dinyatakan bahwa residual model regresi terdistribusi normal.
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2021
Hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa signifikansi sebesar 0,200. Dari hasil tersebut membuktikan hasil signifikansi > 0,05 (α=5%) yang berarti
residual model regresi terdistribusi
normal. Dengan demikian asumsi uji normalitas residual telah terpenuhi.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas
digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen.
Jika tidak terdapat atau tidak mengandung
multikolinieritas dari hasil uji tersebut maka model regresi tersebut baik. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan Variance Inflation Factor (VIF), apabila nilai tolerance > 0,10
atau nilai VIF < 10, maka tidak terdapat
multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi. Berikut adalah nilai tolerance dan VIF dalam penelitian ini:
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2021
Uji multikolinieritas
menunjukkan bahwa nilai tolerance Variance Inflation Factor (VIF) variabel independen memiliki nilai lebih dari 0,10. Nilai VIF sebesar di bawah nilai 10. Kesimpulannya adalah model regresi variabel independen tidak terdapat multikolinieritas dan telah memenuhi asumsi uji multikolinieritas.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi
digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode waktu (t) dengan kesalahan pengganggu pada periode waktu sebelumnya (t-1). Model regresi baik adalah
variabel yang tidak terdapat autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi pada penelitian
ini yaitu dengan melakukan uji durbin watson (DW-test). Jika nilai dU < dw
< 4-dU maka tidak terdapat autokorelasi (Ghozali Imam, 2014). Berikut
hasil dari uji Durbin
Watson:
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2021
Hasil Uji Autokorelasi
di dapat bahwa masing-masing
nilai DW sebesar 2,124.
Nilai DW berada di antara
Du sebesar 1,777 dan 4-Du sebesar
2,223. Kesimpulannya adalah
data tidak terdapat autokorelasi dan model regresi telah terpenuhi.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas
digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Untuk menguji ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara melihat grafik
scatterplot, dimana jika
data menyebar secara acak maka dapat
dipastikan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas. Berikut
adalah hasil uji heteroskedastisitas.
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil
Pengujian Hipotesis
Pada regresi
penelitian ini digunakan beberapa variabel control, yaitu ukuran perusahaan (Size),
leverage dan likuiditas. Variabel ini sendiri digunakan
dalam regresi agar menghindari terjadinya kesalahan spesifikasi model empiris yang digunakan dalam penelitian dan menghindari adanya hasil perhitungan yang bias.
Adapun hasil analisis regresi dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Hasil Uji Analisil Regresi
Linier Berganda
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan statistik Tabel di atas maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut.
Y = -0,075 + 0,121EVA1 + 1,205PROFIT2 + 0,019AKO3
+,004SIZE4 + 0,205LEVERAGE5 + 0,039LIKUIDITAS 6 + e
Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi, Profitabilitas, dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen
Hasil pengujian
regresi untuk hipotesis pertama dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui Nilai Tambah
Ekonomi, Profitabilitas, dan Arus
Kas Operasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap Kebijakan Dividen. Hasil pengujian bersama-sama menunjukkan nilai F hitung sebesar 22,323 dengan signifikansi sebesar 0,000. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa jika sig.<0,05 maka Ha diterima, artinya Nilai Tambah Ekonomi, Profitabilitas,
dan Arus Kas Operasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen.
Nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar
0,784. Artinya bahwa Nilai Tambah Ekonomi, Profitabilitas,
dan Arus Kas Operasi mampu menjelaskan variasi dari variabel
Kebijakan Dividen sebesar 78,4% sedangkan sisanya 21,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam
variabel penelitian ini.
Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi terhadap Kebijakan Dividen
Hasil pengujian
regresi untuk hipotesis kedua dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah Nilai Tambah Ekonomi berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Hasil pengujian parsial menunjukkan nilai T hitung sebesar 1,694 dengan signifikansi sebesar 0,099. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa jika sig.>0,05 maka Ha ditolak, artinya nilai tambah ekonomi
tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen.
Pengaruh Profitabilitas terhadap
Kebijakan Dividen
Hasil pengujian
regresi untuk hipotesis ketiga dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil pengujian parsial menunjukkan nilai T hitung sebesar 5,561 dengan signifikansi sebesar 0,000. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa jika sig.<0,05 maka Ha diterima, artinya Profitabilitas berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Besar nilai koefisien adalah 1,205, artinya bahwa Profitabilitas
berpengaruh positif terhadap Kebijakan Dividen. Semakin besar Profitabilitas maka akan meningkatkan
Kebijakan Dividen perusahaan.
Pengaruh Arus Kas Operasi
terhadap Kebijakan Dividen
Hasil pengujian
regresi untuk hipotesis keempat dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Hasil pengujian parsial menunjukkan nilai T hitung sebesar 1,404 dengan signifikansi sebesar 0,169. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa jika sig.>0,05 maka Ha ditolak, artinya Arus Kas Operasi tidak berpengaruh
terhadap Kebijakan Dividen.
Pembahasan
Hasil pengujian
regresi untuk hipotesis pertama dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui Nilai Tambah
Ekonomi, Profitabilitas, dan Arus
Kas Operasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap Kebijakan Dividen. Hasil pengujian bersama-sama menunjukkan nilai F hitung sebesar 22,323 dengan signifikansi sebesar 0,000. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa jika sig.<0,05 maka Ha diterima, artinya Nilai Tambah Ekonomi, Profitabilitas,
dan Arus Kas Operasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,784. Artinya bahwa Nilai Tambah Ekonomi, Profitabilitas, dan Arus Kas Operasi mampu menjelaskan
variasi dari variabel Kebijakan Dividen sebesar 78,4% sedangkan sisanya 21,6% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan ke dalam variabel
penelitian ini.
Hasil pengujian
regresi untuk hipotesis kedua dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah Nilai Tambah Ekonomi berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Hasil pengujian parsial menunjukkan nilai T hitung sebesar 1,694 dengan signifikansi sebesar 0,099. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa jika sig.>0,05 maka Ha ditolak, artinya EVA tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian Khasanah et al (2016) menunjukkan
bahwa EVA berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. EVA positif menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan laba bersih melebihi biaya modal. Artinya, perusahaan dinilai mampu melunasi kewajiban dan mampu membagikan dividen kepada pemegang saham. (Larasati, 2011) juga menemukan
bahwa EVA berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Namun, (Haque, Siddikee, Hossain, Chowdhury, & Rahman,
2013) menemukan bahwa EVA berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen
Jika dihubungkan
dengan signalling teori, nilai tambah
ekonomi yang tinggi maka akan menarik
bagi dividen investor.
Nilai tambah ekonomi yang tinggi maka diharapkan
dividen yang akan dibagikan juga tinggi. Namun, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata nilai tambah ekonomis tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hal ini mungkin dapat terjadi
karena pada Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Makanan dan Minuman
tidak menggunakan indikator nilai tambah ekonomi dalam menentukan kebijakan dividen.
Hasil pengujian
regresi untuk hipotesis ketiga dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil pengujian parsial menunjukkan nilai t hitung sebesar 5,561 dengan signifikansi sebesar 0,000. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa jika sig.<0,05 maka Ha diterima, artinya Profitabilitas berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Besar nilai koefisien adalah 1,205, artinya bahwa Profitabilitas
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Semakin besar Profitabilitas maka akan meningkatkan
kebijakan dividen perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian (Wicaksono & Nasir, 2014) menunjukkan
bahwa profirabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian (Abrar, Ghazyla, & Arisandi, 2019) Hal ini
berarti semakin tinggi profitabilitas, semakin tinggi dividen yang akan dibagikan.
Jika dihubungkan
dengan signalling theory, perusahaan yang membayar dividen menciptakan sinyal positif bagi pemegang saham.
Oleh karena itu, profitabilitas merupakan salah satu indikator perusahaan dalam menentukan kebijakan pembayaran deviden.
Hasil pengujian
regresi untuk hipotesis keempat dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil pengujian parsial menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,404 dengan signifikansi sebesar 0,169. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa sig.>0,05 maka Ha ditolak, artinya arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Noviyanto (2016)
dan (Triatmojo, Kirmizi, & Al Azhar, 2016) yang menunjukkan
bahwa arus kas operasi berpengaruh positif pada kebijakan dividen.
Jika dihubungkan
dengan signalling theory, maka dengan arus
kas operasi yang positif diindikasi dapat membayar dividen tepat waktu. Namun,
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian Hafsah
(2016) yang menemukan bahwa
arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Pada saat perusahaan memiliki arus kas operasi positif belum tentu
dapat membayar dividen yang besar kepada para investor yang dimana biasanya kas tersebut lebih dioptimalkan untuk modal perusahaan. Hal ini juga mungkin dapat terjadi karena
pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman tidak menggunakan indikator arus kas operasi dalam menentukan
kebijakan dividen.
Selanjutnya, diantara satu dari
tiga variable kontrol hanya ukuran perusahaan
(size) yang tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen dikarenakan ukuran perusahaan memiliki t hitung -0,660 dengan signifikansi 0,514 sedangkan leverage
dan likuiditas memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Leverage memiliki t hitung 4,058 dengan sig 0,000. Hal ini menujukkan bahwa leverage memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Selanjutnya, likuiditas memililiki nilai t hitung sebesar 3,616 dengan sign 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Nilai Tambah Ekonomi, Profitabilitas, dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen, dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Nilai Tambah
Ekonomi, Profitabilitas, dan Arus
Kas Operasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Makanan dan Minuman
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016-2019.
2. Nilai Tambah
Ekonomi tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Makanan dan Minuman
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016-2019.
3. Profitabilitas berpengaruh
terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Makanan dan Minuman
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016-2019.
4. Arus Kas Operasi
tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Makanan dan Minuman
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016-2019.
DAFTAR PUSTAKA
Abrar, Besnedi, Ghazyla, Riandra,
& Arisandi, Dila. (2019). Analysis the impact of profitability, liquidity,
leverage and company size on dividend policy. Indonesian Management and
Accounting Research, 16(2), 1–16.
Chandra, Teddy, Ervina, & Fadrul.
(2016). Analysis Of Net Earnings And Operating Cash Flow Of Cash Dividends In
Retail Trade In Indonesia Stock Exchange. International Journal of Applied
Business and Economic Research, 14(3), 2059–2076.
Damayanti, Ratna, Marwati, Fithri
Setya, & Widayanti, Rochmi. (2017). Analisa kebijakan dividen berdasarkan
teori lintner. AGREGAT: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 1(2), 183–194.
Haque, Reiazul, Siddikee, Jahangir
Alam, Hossain, Shamim, Chowdhury, Sourav Paul, & Rahman, M. (2013).
Relationship between dividend payout and economic value added: A case of square
pharmaceuticals limited, Bangladesh. International Journal of Innovation and
Applied Studies, 3(1), 98–104.
Imam, Ghozali. (2014). Structural
Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Squares (PLS). Universitas
Diponogoro: Semarang.
Khasanah, Zumrotul, Salam, Abdul,
& Hakim, Lukmanul. (2019). Pengaruh Economic Value Added Dan Invesment
Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Kasus pada Sektor Jasa yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017). Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Indonesia, 4(2).
Larasati, Eva. (2011). Pengaruh kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan kebijakan dividen terhadap kebijakan
hutang perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis, 16(2), 103–107.
Marleadyani, Dwi Varanty, Wiksuana,
Bagus, & Gusti, I. (2016). Pengaruh Economic Value Added dan Investment
Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai
Variabel Moderating. Udayana University.
Masrifah, Ifah. (2014). Analisis
hubungan laba bersih, arus kas operasi dan rups dengan dividen tunai pada
industri manufaktur. Jurnal Organisasi Dan Manajemen, 10(2), 113–123.
Puspitaningtyas, Zarah, Prakoso,
Aryo, & Masruroh, Andaratul. (2019). Pengaruh profitabilitas terhadap
kebijakan dividen dengan likuiditas sebagai pemoderasi. Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB), 9(3), 1–17.
Siregar, Siska Riani, & Hasanah,
Uswatun. (2019). Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen
Kas. JASa (Jurnal Akuntansi, Audit Dan Sistem Informasi Akuntansi), 3(1),
63–72.
Triatmojo, Pandu, Kirmizi, Kirmizi,
& Al Azhar, L. (2016). Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi Dan
Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013. Riau University.
Wicaksono, Santiko, & Nasir,
Mohamad. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2013. Diponegoro
Journal of Management.