PENGARUH IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. BANGUN KARYA PERSADA NUSANTARA

 

Erwin Rasyid, Arin Novianto

STIE Unisadhuguna Jakarta, Indonesia

Email: erwin.rasjid@ubs-usg.ac.id, arinovianto23@gmail.com

 

Abstrak

Perusahaan pertambangan merupakan salah satu industri yang berpengaruh besar dalam mendukung pembangunan dan pemasukan di Indonesia, terutama pertambangan batubara yang masih eksis sebagai sumber energi yang ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada efek penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja mempengaruhi kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara 76,90%. Hasil tes T menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja sebagian memiliki efek positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dan hasil tes F menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja secara bersamaan memiliki efek positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara.

 

Kata Kunci: Kesehatan dan Keselamatan Kerja; Lingkungan Kerja; kinerja karyawan.

 

Abstract

Mining companies are one of the industries that have a big influence in supporting development and income in Indonesia, especially coal mining which still exists as an economical energy source. This study aims to determine whether there is an effect on the application of occupational safety and health (K3) and the environment. work on the performance of employees of PT. Build the Karya Persada Nusantara. The analytical method used is multiple linear regression analysis. Based on the coefficient of determination test results indicate that occupational safety and health (K3) and the work environment affect the performance of employees of PT. Bangun Karya Persada Nusantara 76.90%. The T test results show that occupational safety and health (K3) and the work environment partially have a positive and significant effect on employee performance, and the F test results show that occupational safety and health (K3) and the work environment simultaneously have a positive and significant effect on performance. employees of PT. Build the Karya Persada Nusantara.

 

Keywords: Occupational Health and Safety; Work Environment; Employee performance.

 

 

 

 

Pendahuluan  

Perusahaan pertambangan merupakan salah satu industri yang berpengaruh besar dalam mendukung pembangunan dan pemasukan di Indonesia, terutama pertambangan batubara yang masih eksis sebagai sumber energi yang ekonomis (Fitriyanti, 2018). Jumlah cadangan di alam yang masih melimpah mencapai puluhan ton membuat eksistensi batubara semakin naik sampai saat ini. Perusahaan jasa pertambangan pun semakin berlomba-lomba untuk meningkatkan produktivitas kerjanya (Tanadi, 2014). Untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, perusahaan harus didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang kuat (Rahmalia & Siswoyo, 2021). Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan mempunyai peran yang paling besar dalam suatu perusahaan (Riniwati, 2016). Karyawan sebagai sumber daya yang dominan pada perusahaan merupakan salah satu faktor internal perusahaan yang berperan penting menghasilkan suatu kinerja yang berkualitas (Sinambela, 2021).

PT. Bangun Karya Persada Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa kontraktor pertambangan yang saat ini bekerja sama dengan pemilik tambang / Owner PT. Kutai Energi. PT. Bangun Karya Persada Nusantara dituntut oleh Owner untuk melaksanakan target produksi sesuai dengan rencana produksi yang telah disetujui bersama. Di lain pihak PT. Bangun Karya Persada Nusantara terlibat langsung dalam persaingan usaha yang menuntut kinerja tinggi dari perusahaannya. Oleh karena itu PT. Bangun Karya Persada Nusantara dituntut untuk memiliki karyawan dengan kinerja dan loyalitas yang tinggi.

Menurut (Mangkunegara, 2005) kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut (Abdillah et al., 2021) beberapa di antara faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan antara lain adalah kepuasan karyawan, kemampuan kerja, kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan kerja. Selain faktor tersebut diatas, keselamatan dan kesehatan kerja termasuk salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Menurut (Mangkunegara, 2011) keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan sangatlah penting karena bertujuan untuk menciptakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mengurangi kecelakaan (Simanjuntak & Abdullah, 2018).

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa untuk meningkatkan kinerjanya, sumber daya manusia yang bekerja pada perusahaan tersebut membutuhkan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja, mengingat bahwa pekerjaan yang mereka lakukan mengandung risiko yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan kerjanya (Maulana & Rosmayati, 2020). Dengan adanya implementasi keselamatan dan kesehatan kerja maka kinerja karyawan pun akan menjadi lebih baik.

Selain tingkat keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan kerja juga harus diperhatikan karena juga berpengaruh dalam pencapaian keberhasilan / kinerja karyawan didalam perusahaan (Wibowo & Widiyanto, 2019). Karyawan yang bekerja didalam perusahaan umumnya membutuhkan suasana kerja yang kondusif agar tercipta kinerja karyawan. Menurut (Sedarmayanti & Pd, 2001) lingkungan kerja merupakan semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja yang akan mempengaruhi karyawan baik secara langsung atau tidak langsung terhadap pekerjaannya.

Berdasarkan uraian diatas dan pengamatan peneliti, implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja memiliki pengaruh yang dominan terhadap kinerja karyawan (Qurbani & Selviyana, 2018). Oleh karena itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitianPengaruh Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara”.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui dan menganalisis implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara, 2) Untuk mengetahui dan menganalisis implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara, dan 3) Untuk mengetahui dan menganalisis lingkungan kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara.

 

Metode Penelitian

Populasi yang akan digunakan sebagai penelitian adalah karyawan yang bekerja di PT. Bangun Karya Persada Nusantara Jobsite (wilayah kerja) project PT. Kutai Energi sebanyak 229 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik probability sampling yaitu proportionate stratified random sampling dengan menggunakan rumus slovin (Suliyanto & MM, 2017). Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dengan batas ketelitian 5% dan didapat jumlah sampel minimum sebanyak 146 responden.

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian yaitu:

1.    Penyebaran angket (kuesioner)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang disebar melalui bantuan google form.

2.    Teknik wawancara

Teknik wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan bertanya langsung kepada informan yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Dalam subjek penelitian ini wawancara dilakukan dengan Senior Manager Mining & SHE Superintenden.

3.    Studi literatur

Studi literatur yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi, laporan-laporan, jurnal jurnal dan karya tulis lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.

4.    Dokumentasi

 

Teknik analisis data dalam penelitian yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

1.    Analisis deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2017).

2.    Analisis regresi linier berganda

Analisis regresi linear berganda pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependent (terikat) dengan satu atau lebih variabel independent (variabel bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/ atau memprediksi seberapa besar pengaruh antara variabel dependent terhadap variabel independent.

3.    Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel dependent.

4.    Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel independent secara parsial terhadap variabel dependent.

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Hasil Penelitian

1.    Analisis Deskriptif

Berdasarkan hasil tanggapan responden terkait variabel keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di dominasi oleh jawaban sangat setuju yaitu sebesar 43,20%, kemudian diikuti oleh jawaban setuju sebesar 39,54%, jawaban netral sebesar 14,16%, dan jawaban tidak setuju sebesar 2,88%, adapun jawaban sangat tidak setuju berada diposisi paling bawah yaitu sebesar 0,23%.

Hasil tanggapan responden terkait variabel lingkungan kerja di dominasi oleh jawaban sangat setuju yaitu sebesar 58,17%, kemudian diikuti oleh jawaban setuju sebesar 34,79%, jawaban netral sebesar 6,03%, dan jawaban tidak setuju sebesar 0,96%, adapun jawaban sangat tidak setuju berada diposisi paling bawah yaitu sebesar 0,05%.

Hasil tanggapan responden terkait variabel kinerja karyawan di dominasi oleh jawaban sangat setuju yaitu sebesar 59,68%, kemudian diikuti oleh jawaban setuju sebesar 35,30%, jawaban netral sebesar 4,52%, dan jawaban tidak setuju sebesar 0,32%, adapun jawaban sangat tidak setuju berada diposisi paling bawah yaitu sebesar 0,18%.

2.    Analisis regresi linier berganda

Pada penelitian ini analisis regresi linier berganda meliputi analisis koefisien determinasi (R2), uji F, dan uji t. Berikut ini disajikan hasil olahan SPSS atas analisis tersebut:

 

3.    Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja secara bersama-sama terhadap variabel kinerja karyawan.

Tabel 1

Uji F (Uji Simultan)

ANOVAa

Model

Sum of square

Df

Mean Square

F

Sig

Regresion

20.866

2

10.433

238, 674

,000a

Residual

6.251

143

,044

 

 

Total

27,117

145

 

 

 

  1. Dependent Variabel : Kinerja Karyawan
  1. Predictors (constant), lingkungan kerja, keselamatan dan Kesehatan kerja

Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22

Hipotesis 1:

Ho = Implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja secara simultan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara. Hα = Implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga keputusannya adalah Ho ditolak. Maka dapat dinyatakan bahwa implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara.

 

4.    Analisis Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) adalah digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasivariasi dependen. Nilai determinasi adalah antara nol dan satu, yaitu 0 ≤ R2 ≤ 1. Semakin angkanya mendekati 1 (satu) maka semakin baik garis regresi karena mampu menjelaskan data aktualnya, namun jika semakin kecil nilai R2 maka kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin terbatas.

Tabel 2

Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Model

R

R Square

Adjused R Square

Std. Error of The Estimate

1

,877

,769

,766

20908

  1. Predictors (constant), Lingkungan Kerja, keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sumber: Hasil Olah Data SPSS 22

 

Berdasarkan tabel hasil koefisien determinasi dapat dilihat bahwa nilai R Square sebesar 0,769. Hal ini menyatakan bahwa variabel keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja (Independent) memiliki pengaruh sebesar 76,90% terhadap variabel kinerja karyawan (dependent). Sedangkan sisanya sebesar 23,10% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.

 

5.    Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja secara parsial terhadap variabel kinerja karyawan.

 

Tabel 3

Uji t (Uji Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig

B

Std. Error

Beta

(constant), keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lingkungan Kerja,

288,

512

 

 

 

465

198

066

 

 

 

056

 

454

 

 

 

490

1,456

7,740

 

 

 

8,350

148

,000

 

 

 

,000

  1. Dependent Variabel : Kinerja Karyawan

Sumber : Hasil Olahan Data (SPSS 22)

Hipotesis 2:

Ho = Implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara.

Ha = Implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga keputusannya adalah Ho ditolak. Maka dapat dinyatakan bahwa implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara.

 

Hipotesis 3:

Ho = Lingkungan kerja secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara.

Ha = Lingkungan kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa lingkungan kerja memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga keputusannya adalah Ho ditolak. Maka dapat dinyatakan bahwa lingkungan kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara.

 

B.  Pembahasan

1.    Berdasarkan distribusi jawaban responden tentang variabel keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat disimpulkan bahwa jawaban responden didominasi oleh jawaban sangat setuju dengan presentasi sebesar 43,20%, tetapi pada indikator kebersihan lingkungan kerja jawaban sangat setuju presentasinya sangat rendah. Hal ini berarti pada indikator kebersihan lingkungan kerja item pernyataan “area kerja saya sesuai dengan standard lingkungan yang bersih, tempat kerja saya menyediakan air bersih dengan baik, dan sistem pembuangan limbah di tempat kerja saya baikternyata belum terimplementasi dengan baik. Oleh karena itu perusahaan harus meningkatkan indikator kebersihan lingkungan kerja. Perusahaan harus membuat program – program tentang kebersihan lingkungan kerja dan menyediakan fasilitas untuk kebersihan lingkungan kerja. Perusahaan harus lebih giat dalam mensosialisasikan pentingnya kebersihan lingkungan kerja bagi karyawan dan perusahaan harus lebih tegas dalam mengambil tindakan apabila karyawan melanggar aturanaturan kebersihan lingkungan karena kebersihan lingkungan sejatinya dimulai dari setiap karyawan itu sendiri. Selain indikator kebersihan lingkungan kerja, indikator sarana kesehatan kerja pada item pernyataanperusahaan menyediakan sarana kamar mandi dengan baikpresentasi jawaban sangat setuju juga sangat rendah. Hal ini berarti sarana fasilitas kamar mandi belum terimplementasi dengan baik. Oleh karena itu perusahaan perlu memperbaiki sarana fasilitas kamar mandi. Untuk indikator lainnya perusahaan dapat tetap terus mempertahankan dan lebih dimaksimalkan lagi supaya tujuan perusahaan tentang implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat tercapai dengan baik dan tentunya akan meningkatkan kinerja karyawan.

2.    Berdasarkan distribusi jawaban responden tentang variabel lingkungan kerja dapat disimpulkan bahwa jawaban responden didominasi oleh jawaban sangat setuju dengan presentasi sebesar 58,17%, tetapi pada indikator pencahayaan / penerangan pada item pernyataanpenerangan di area tambang menggunakan Tower Lamp sudah cukup baikmendapatkan presentasi terendah dari jawaban sangat setuju dan juga terdapat jawaban tidak setuju sebesar 2,74%. Hal ini berarti masih terdapat karyawan yang tidak setuju dengan penggunaan Tower Lamp untuk penerangan di lokasi tambang. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan evaluasi terhadap penerangan di lokasi tambang. Untuk indikator lainnya perusahaan bisa tetap terus mempertahankan indikator tersebut, sehingga dengan adanya lingkungan kerja yang baik dapat mencapai tujuan perusahaan dan dapat meningkatkan kinerja karyawan.

3.    Berdasarkan distribusi jawaban responden tentang variabel kinerja karyawan dapat disimpulkan bahwa jawaban responden didominasi oleh jawaban sangat setuju dengan presentasi sebesar 59,68%, tetapi pada indikator keterampilan kerja pada item pernyataan “Saya mampu mengoperasikan setiap peralatan yang digunakan dalam bekerja secara teknismendapatkan presentasi terendah dari jawaban sangat setuju dan juga mendapatkan jawaban netral tertinggi sebesar 15,07%. Hal ini berarti masih terdapat keterampilan kerja karyawan untuk mengoperasikan peralatan secara teknis. Perusahaan perlu meningkatkan keterampilan kerja karyawan seperti melakukan program – program pelatihan yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan. Untuk indikator lainnya perusahaan bisa tetap terus mempertahankan indikator tersebut, sehingga dengan adanya kinerja karyawan yang baik maka dapat mencapai tujuan perusahaan.

4.    Hasil pengujian hipotesis dengan uji simultan (uji F) diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. artinya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara. Hal ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh (June & Siagian, 2020) dengan judulPengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Lautan Lestari Shipyard” dengan hasil uji F yang menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja karyawan.

5.    Hasil pengujian hipotesis dengan uji parsial (uji t) pada variabel keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05, artinya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara. Pada variabel lingkungan kerja diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. artinya  dilakukan oleh (Bhastary & Suwardi, 2018) dengan judul penelitianAnalisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Samudera Perdana” dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja secara parsial menunjukkan pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

6.    Jika keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja ditingkatkan di PT. Bangun Karya Persada Nusantara maka kinerja karyawan akan meningkat. lingkungan kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bangun Karya Persada Nusantara. Hal ini sependapat dengan penelitian yang

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Bangun Karya Persada Nusantara, dapat ditarik kesimpulan bahwa Variabel keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja secara simultan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan di PT. Bangun Karya Persada Nusantara. Variabel keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja secara bersama dapat menjelaskan perubahan kinerja karyawan sebesar 76,90%, dan sisanya 23,10% dijelaskan oleh variabel lain.

Variabel keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan di PT. Bangun Karya Persada Nusantara. Variabel lingkungan kerja secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan di PT. Bangun Karya Persada Nusantara.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Abdillah, Leon A., Effendy, Faried, Rachim, Fatmawaty, Kato, Iskandar, Yuniwati, Ika, Sudarmanto, Eko, Tjahjana, David, Kuswandi, Sony, Masdiana, Masdiana, & Purba, Bonaraja. (2021). Proses Bisnis Pengadaan. Yayasan Kita Menulis.

 

Bhastary, Manda Dwipayani, & Suwardi, Kusri. (2018). Analisis Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di Pt. Samudera Perdana. Jurnal Manajemen Dan Keuangan, 7(1), 47–60.

 

Fitriyanti, Reno. (2018). Pertambangan Batubara: Dampak Lingkungan, Sosial Dan Ekonomi. Jurnal Redoks, 1(1).

 

June, Siong, & Siagian, Mauli. (2020). Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt Lautan Lestari Shipyard. Jurnal Apresiasi Ekonomi, 8(3), 407–420.

 

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. (2005). Evaluasi kinerja SDM. Tiga Serangkai.

 

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. (2011). Manajemen sumber daya manusia perusahaan.

 

Maulana, Arman, & Rosmayati, Siti. (2020). Manajemen Sumber Daya Manusia.

 

Qurbani, Derita, & Selviyana, Upay. (2018). Pengaruh Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Trakindo Utama Cabang BSD. Jimf (Jurnal Ilmiah Manajemen Forkamma), 1(3).

 

Rahmalia, Bella Gita, & Siswoyo, Slamet Tedy. (2021). Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Perusahaan Jasa Pertambangan dan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Manajemen DIVERSIFIKASI, 1(2), 342–354.

 

Riniwati, Harsuko. (2016). Manajemen Sumberdaya Manusia: Aktivitas Utama dan Pengembangan SDM. Universitas Brawijaya Press.

 

Sedarmayanti, M., & Pd, M. (2001). Sumber daya manusia dan produktivitas kerja. Bandung: CV. Mandar Maju.

 

Simanjuntak, Rika Almaida, & Abdullah, Rijal. (2018). Tinjauan Sistem dan Kinerja Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja Tambang Bawah Tanah CV. Tahiti Coal, Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. Bina Tambang, 3(4), 1536–1545.

 

Sinambela, Lijan Poltak. (2021). Manajemen Sumber Daya Manusia: Membangun tim kerja yang solid untuk meningkatkan kinerja. Bumi Aksara.

 

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung.

 

Suliyanto, S. E., & MM, Suliyanto. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif.

 

Tanadi, Monica. (2014). Pemetaan Budaya Organisasi di PT. Wisata Dewa Tour dan Travel tahun 2013. E-Journal Graduate Unpar, 1(1).

 

Wibowo, F. X. Pudjo, & Widiyanto, Gregorius. (2019). Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada Perusahaan Tom’s Silver Yogyakarta. Primanomics: Jurnal Ekonomi & Bisnis, 17(2), 23–37.