EVALUASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (2017-2022)

 

Dameria Naibaho1, Friska Sipayung2, Ratna3, Rehulina Bangun4, Darmawati Simanjuntak5

Politeknik Negeri Medan, Sumatera Utara1,3,4,5, Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara2

Email: damerianaibaho@polmed.ac.id, friska@usu.ac.id, ratnapolmed@gmail.com, rehulinabangun@polmed.ac.id simanjuntakdarmawati@gmail.com

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan farmasi yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan analisis rasio profitabilitas.  Data yang dikumpulkan berasal dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan periode 2017-2022. Berdasarkan perhitungan angka rasio Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity disetiap tahun untuk masing-masing perusahaan farmasi dan angka rasio industri perusahaan farmasi tersebut di setiap tahun dilakukan analisis perbandingan dengan angka rasio perusahaan dengan rasio industri setiap tahun selama periode 2017-2022. Hasil memperlihatkan yaitu bahwa kinerja keuangan PT Muncul Tbk secara keseluruhan adalah yang terbaik dan stabil disepanjang periode 2017-2022 dibandingkan dengan perusahaan farmasi lainnya yang disebabkan oleh penjualan jamu dan suplemen yang merupakan produk unggulan serta efisiensi biaya produksi dan ekspansi pasar ke luar negeri, sementara PT Indofarma (Persero) Tbk memiliki kinerja terburuk sepanjang tahun 2017-2022 disebabkan oleh kenaikan biaya financial yang berasal dari hutang jangka panjang, dan kenaikan biaya produksi dan operasional jauh lebih besar dari kenaikan penjualannya

 

Kata kunci: Kinerja Keuangan, Rasio Profitabilitas, Perusahaan Farmasi.

 

Abstract

This research aims to determine the financial performance of pharmaceutical companies on the Indonesia Stock Exchange (BEI) using profitability ratio analysis. The data collected comes from the financial position report, profit and loss report and notes to the financial statements for the 2017-2022 period. Based on the calculation of the ratio figures for Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, and Return On Equity each year for each pharmaceutical company and the industry ratio figures for the pharmaceutical companies each year, a comparative analysis is carried out with the company ratio figures and the industry ratios for each year. during the 2017-2022 period. The results show that the overall financial performance of PT Muncul Tbk is the best and most stable throughout the 2017-2022 period compared to other pharmaceutical companies which is due to sales of herbal medicine and supplements which are superior products as well as production cost efficiency and market expansion abroad, while PT Indofarma (Persero) Tbk had the worst performance throughout 2017-2022 due to an increase in financial costs originating from long-term debt, and an increase in production and operational costs far greater than the increase in sales

 

Keywords: Financial Performance, Profitability Ratios, Pharmaceutical Companies

 

Pendahuluan  

Virus Covid-19 merupakan musibah yang tidak diduga kehadirannya, mengakibatkan pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membatasi segala pergerakan Masyarakat (Suri, 2020). Covid-19 memberi dampak luar biasa bagi Indonesia tidak hanya kepada aspek kesehatan dan kemanusiaan, tetapi juga aspek sosial dan ekonomi (Prasetya, 2021). Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Work From Home dan protokol kesehatan yang mengurangi mobilitas manusia, barang dan jasa mengakibatkan kegiatan ekonomi diberbagai sektor menurun drastis.

Dampak pandemi kepada 34.559 pelaku usaha mengungkapkan bahwa 82,55% pelaku usaha yang disurvei Badan Pusat Statistik mengalami penurunan pendapatan, meski ada beberapa perusahaan yang menyatakan pendapatannya tidak terdampak pandemi, bahkan ada sebagian kecil perusahaan yang mengaku pendapatannya meningkat selama masa pandemi (Andayana, 2020). Perusahaan farmasi menjadi salah satu sektor ekonomi yang mampu mencatatkan pertumbuhan positif meski secara umum perekonomian Indonesia mengalami kontraksi pada kuartal II  2020. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, pandemi virus corona (COVID-19) telah mengubah pola konsumsi rumah tangga di Indonesia, terutama dari ragam kebutuhan masyarakat. Kebutuhan untuk alat kesehatan seperti obat, vitamin dan sanitasi, mengalami   kenaikan.   Sebanyak   73,28%   responden   mengaku   mengalami   perubahan pengeluaran dengan memasukkan alat kesehatan sebagai kebutuhan sehari-hari mereka saat ini. Hasil  penelitian (Kustinah, 2021) mengenai  dampak  pandemi COVID-19 terhadap  kinerja  keuangan  pada  214  perusahaan  publik  yang  tercatat  di  Bursa  Efek Indonesia   menunjukkan   sektor   yang   mengalami   peningkatan   rasio   likuiditas,  rasio profitabilitas,  dan  rasio  aktivitas  jangka  pendek  namun  penurunan  rasio  leverage  adalah sektor  industri  barang  konsumsi,  sedangkan  sektor  yang  mengalami  penurunan  rasio likuiditas  dan  rasio  profitabilitas adalah  sektor  properti,  riil, perkebunan, konstruksi bangunan, keuangan, perdagangan, jasa, dan investasi (Dewata, 2022).

Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan Teknik analisis yang tepat sehingga menghasilkan keputusan yang tepat yang sangat bermanfaat bagi stakeholders (Petty Aprilia Sari & Hidayat, 2022).

Menurut IAI (2015) dalam PSAK No. 1, menyatakan bahwa laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (Aditya, Dan, & Xi, n.d.). Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menunjukkan ringkasan posisi keuangan dan hasil usaha sebuah organisasi yang menyelenggarakan transaksi keuangan, dalam praktiknya ada beberapa jenis laporan keuangan yaitu seperti laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (neraca), laporan perubahan modal, laporan arus kas dan laporan catatan atas laporan keuangan (Samryn, 2013)..

Laporan Posisi Keuangan (Statement Of Financial Position) adalah laporan yang menampilkan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu, berisikan aset, liabilitas dan ekuitas atau posisi jumlah dan jenis aktiva dan pasiva sebuah perusahaan (Salamahu, Haumahu, Kssia, & Tuankotta, 2023). Laporan laba rugi (Income statement) merupakan laporan keuangan yang menunjukkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Di dalam laporan laba rugi ini terlihat jumlah pendapatan, sumber pendapatan yang diperoleh, jumlah biaya, dan macam-macam biaya yang dikeluarkan selama periode waktu tertentu. Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menunjukkan jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap kas perusahaan. Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu, sehingga informasi keuangan diungkapkan secara lengkap (Septa, 2018).

(Kurniawan, 2020) menyebutkan analisis laporan keuangan dilakukan supaya laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami oleh berbagai pihak, karena itu perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Hasil analisis laporan keuangan ini akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, akan tergambar kinerja manajemen selama ini.

Analisis laporan keuangan merupakan analisis yang menelaah hubungan, tendensi (trend) posisi keuangan dan hasil operasi dan perkembangan perusahaan yang bersangkutan, dengan demikian laporan keuangan menjadi lebih berarti dalam pengambilan keputusan oleh berbagai pihak. Hasil analisis laporan keuangan ini akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan yang menggambarkan kinerja manajemen selama ini. Dengan membandingkan angka rasio perusahaan dengan rata-rata rasio industri akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan (Subramayan, 2010).

Beberapa metoda dan teknik analisa laporan keuangan yang merupakan analisa internal, analisa eksternal, analisa horizontal dan analisa vertikal antara lain, analisa perbandingan neraca, laporan laba rugi dan laporan laba yang ditahan diperlihatkan dalam angka absolut; kenaikan dan penurunan dalam jumlah rupiah, persentase; perbandingan dalam rasio; persentase dari total, analisa trend serta analisa perbandingan dengan rasio industry (Petty Aprilia Sari & Hidayat, 2022).

Analisa internal adalah analisa yang dilakukan oleh mereka yang bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan terperinci mengenai suatu Perusahaan (Abdullah, Setiawan, & Ummi, 2013). Analisa demikian terutama dilakukan oleh manajemen dalam mengukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan. Bagi seorang penganalisa intern, selain laporan-laporan keuangan yang diumumkan pada khalayak ramai, juga tersedia laporan-laporan intern yang biasa tidak diumumkan dan hanya dipakai untuk maksud-maksud intern. Analisa eksternal adalah analisa yang dilakukan oleh mereka yang tidak bisa mendapatkan data yang terperinci mengenai suatu perusahaan. Analisa demikian dilakukan oleh bank-bank, para kreditur, pemegang saham, calon pemegang saham dan lain-lain seperti dalam hal mengukur tingkat likuiditas dan profitabilitas.

Analisa horizontal atau disebut juga analisis dinamis adalah analisa perkembangan data keuangan dan data operasi dari tahun ke tahun guna mengetahui kekuatan atau kelemahan keuangan perusahaan yang bersangkutan (Dian Indah Sari, 2017). Analisa vertikal atau disebut juga analisa statis adalah analisa laporan keuangan yang terbatas hanya pada satu periode akuntansi saja, misalnya berupa analisa rasio.

(Noor & Aeni, 2022) dan (Prasetya, 2021) menyatakan bahwa menunjukkan adanya peningkatan sebelum Covid 19 dan penurunan kinerja keuangan setelah Covid 19, dimana PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk ternyata memperlihatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan PT. Kalbe Farma Tbk dan Kimia Farma Tbk.

 

Metode

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatip yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia terkait dengan Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, untuk tahun 2017 sampai 2022. Ada 9 (Sembilan) perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Data yang diperlukan berasal dari laporan keuangan seperti Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Catatan atas Laporan Keuangan dan Kebijakan akuntansi serta Informasi Manajemen yang ada di Annual Report selanjutnya akan digunakan untuk perhitungan angka rasio profitabilitas seperti Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset dan Return On Equity, selanjutnya dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan pembanding yanitu angka rasio rata-rata industri setiap tahunnya.

 

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Angka Gross Profit Margin dengan Angka Rasio Rata-Rata Industri Tahun 2017-2022

 

1.        PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

 Pada tahun 2017, gross profit meningkat karena perubahan bauran penjualan perseroan, CGS mengalami penurunan pada penggunaan bahan baku dan beban produksi tidak langsung sedangkan sales hanya meningkat 0,5% karena perlambatan ekonomi di seluruh industri nasional. Pada tahun 2018, gross profit meningkat karena adanya peningkatan penjualan bersih dan penurunan beban pokok penjualan sedangkan sales meningkat karena semua segmen usaha memberikan kontribusi pertambahan penjualan. Pada tahun 2019, gross profit meningkat sejalan dengan pertumbuhan penjualan dan CGS mengalami sedikit kenaikan sebesar 3,6% sedangkan sales mengalami peningkatan karena adanya peningkatan permintaan di pasar domestik dan ekspor perdana di Filipina. Pada tahun 2020 dan 2021, gross profit meningkat karena semua segmen usaha mengalami kenaikan penjualan dan CGS meningkat karena keberhasilan perseroan efisiensi di semua lini tercermin dari persentase pertumbuhan beban pokok penjualan yang lebih kecil dibandingkan persentase pertumbuhan penjualan. Pada tahun 2022, gross profit menurun karena beban pokok penjualan menurun sejalan dengan penurunan kinerja penjualan sedangkan sales pada semua segmen mengalami penurunan kecuali segmen farmasi.

 

2.        PT Pyridam Tbk

Pada tahun 2017, gross profit mengalami peningkatan karena selama tahun buku 2017, penjualan bersih Perseroan mencapai Rp. 223 milyar atau naik sebesar 2,79%. Produk farmasi dan maklon memberikan kontribusi sebesar 96,70% dari penjualan bersih. Sedangkan produk alat kesehatan memberikan kontribusi sebesar 3,30% dari penjualan bersih. Pada tahun 2018, gross profit mengalami sedikit penurunan namun masih stabil karena selama tahun buku 2018, penjualan bersih perseroan mencapai Rp. 250,45 milyar atau naik sebesar 12,31%. Pada tahun 2019, gross profit mengalami sedikit penurunan namun masih stabil karena selama tahun buku 2019 penjualan bersih perseroan mencapai Rp. 247,12 milyar atau turun sebesar 1,33%. Produk farmasi dan maklon memberikan kontribusi sebesar 95,16% dari penjualan bersih. Sedangkan produk alat kesehatan berkontribusi sebesar 4,64% dari penjualan bersih. Laba kotor untuk tahun 2019 mencapai Rp. 140,20 milyar menurun sebesar 7,21% dari tahun 2018. Penurunan laba kotor disebabkan kenaikan harga pokok penjualan. Pada tahun 2020, gross profit mengalami kenaikan karena kenaikan penjualan terutama didorong oleh pertumbuhan penjualan produk alat kesehatan yang meningkat sebanyak 222% yang disebabkan oleh penjualan produk-produk yang berkaitan dengan COVID-19 pada triwulan III dan IV tahun 2020. Pada tahun 2021, gross profit mengalami penurunan karena Harga Pokok Penjualan 2021 lebih besar dibandingkan Harga Pokok Penjualan 2020 yaitu terjadi karena meningkatnya bahan baku dan adanya peningkatan beban pokok penjualan yang disebabkan karena pembelian persediaan barang dagangan di tahun 2021 yang mana lebih besar dibandingkan tahun 2020. Pada tahun 2022, gross profit mengalami penurunan karena Marjin laba bruto pada tahun 2022 mengalami penurunan 38,79% disebabkan oleh perubahan komposisi portofolio produk dan fluktuasi harga bahan baku pada tahun 2022 dan juga Peningkatan Beban pokok penjualan terutama berasal dari meningkatnya Beban Pokok Penjualan dari produk- produk yang diproduksi Perseroan.

 

3.        PT Indofarma (Persero) Tbk

Menurunnya penjualan bersih sebesar 2,59% hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:  Tidak terjadinya penjualan untuk produk bermargin tinggi, penundaan tender untuk obat kombinasi dosis tetap Tenofovir/Lamivudine/ Efavirenz, penurunan pasokan albumin infus yang didistribusikan oleh PT IGM serta penurunan jumlah item pemenangan obat e-catalogue dan juga penurunan penjualan alat kesehatan. Penjualan obat disektor reguler juga menurun karena harga yang kurang kompetitif. Selain itu, belum beroperasinya beberapa fasilitas produksi yang masih dalam proses renovasi mengakibatkan pasokan produk berkurang.

Sedangkan pada beban pokok penjualan mengalami peningkatan. Kenaikan ini disebabkan banyaknya portofolio produk Perseroan yang diproduksi dan dipasarkan memiliki margin yang rendah. Tren harga e-catalogue yang cenderung turun juga menyebabkan rasio harga pokok produksi terhadap harga penyedia menjadi tinggi. Tingginya kenaikan harga dan bahan baku meliputi kenaikan upah, Adanya biaya Toll Manufakturing akibat fasilitas produksi masih dalam tahap renovasi, bersamaan dengan turunnya volume produksi sehingga terjadi kenaikan rasio beban pokok produksi. Selain itu terdapat peningkatan nilai pembelian produk non Perseroan yang didistribusikan oleh entitas anak Perseroan yang juga mempengaruhi kenaikan beban pokok penjualan. Sehingga menyebabkan penjualan lebih kecil dari pada beban pokok penjualan maka terjadi kerugian.

 

Tabel 2. Angka Net Profit Margin dengan Angka Rasio Rata-Rata Industri Tahun          2017-2022

No

Company Name

Year

2017

2018

2019

2020

2021

2022

1

PT Merck Indonesia Tbk

5,06%

6,11%

10,51%

10,96%

12,37%

15,99%

2

PT Kalbe Farma Tbk

12,16%

11,85%

11,21%

12,11%

12,31%

11,92%

3

PT Tempo Scan Pacifik Tbk

5,83%

5,36%

5,41%

7,615

7,81%

8,47%

4

PT Darya Varia Laboratoria Tbk

10,30%

11,81%

12,23%

8,86%

7,71%

7,79%

5

PT Indofarma (Persero) Tbk

0,00%

0,00%

0,59%

0,00%

0,00%

0,00%

6

PT Kimia Farma Tbk

5,30%

5,26%

0,17%

0,20%

3,10%

0,00%

7

PT Pyridam Tbk

3,20%

3,37%

3,78%

7,97%

0,87%

38,50%

8

PT Muncul Tbk

20,74%

24,02%

26,33%

28,00%

31,36%

28,58%

9

PT Pharos Tbk

12,50%

13,03%

9,26%

4,96%

1,07%

2,34%

 

Industry Average

8,34%

8,98%

8,83%

8,96%

8,51%

12,62%

 

1.        PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

Pada tahun 2017, net profit meningkat karena adanya perubahan bauran penjualan serta melakukan efisiensi dan efektivitas biaya yang tepat sasaran sedangkan sales hanya meningkat 0,5% karena perlambatan ekonomi di seluruh industri nasional. Pada tahun 2018, net profit meningkat karena perseroan telah berupaya meningkatkan penjualan dan efisiensi biaya untuk mendapatkan tingkat profitabilitas yang maksimal sedangkan sales meningkat karena semua segmen usaha memberikan kontribusi pertambahan penjualan. Pada tahun 2019, net profit meningkat dan melampaui target pertumbuhan laba bersih sedangkan sales mengalami peningkatan karena adanya peningkatan permintaan di pasar domestik dan ekspor perdana di Filipina. Pada tahun 2020, net profit meningkat karena kenaikan penjualan bersih didukung upaya efisiensi biaya yang dilakukan oleh perseroan sedangkan sales meningkat karena permintaan yang kuat dari segmen herbal & suplemen dan segmen makanan & minuman. Pada tahun 2021, net profit meningkat karena didukung oleh kenaikan pendapatan lain-lain sedangkan sales meningkat karena permintaan yang signifikan pada segmen farmasi. Pada tahun 2022, net profit menurun terutama karena kenaikan beban umum dan administrasi sedangkan sales pada semua segmen mengalami penurunan kecuali segmen farmasi.

 

2.        PT Pyridam Tbk

Pada tahun 2017, net profit mengalami peningkatan karena selama tahun buku 2017, penjualan bersih Perseroan mencapai Rp. 223 milyar atau naik sebesar 2,79%. Produk farmasi dan maklon memberikan kontribusi sebesar 96,70% dari penjualan bersih. Dan juga perseroan membukukan laba bersih 2017 meningkat 38,45%. Peningkatan laba bersih ini dikarenakan turunnya beban penjualan dan beban keuangan. Pada tahun 2018, net profit mengalami sedikit penurunan namun masih stabil karena selama tahun buku 2018, penjualan bersih perseroan mencapai Rp. 250,45 milyar atau naik sebesar 12,31%. Laba bersih perseroan untuk tahun 2018 meningkat 18,51% disebabkan karena penjualan bersih meningkat. Pada tahun 2019, net profit mengalami kenaikan karena laba bersih perseroan untuk tahun 2019 meningkat 10,60% disebabkan karena pendapatan lain-lain meningkat. Pada tahun 2020, net profit mengalami kenaikan karena kenaikan penjualan terutama didorong oleh pertumbuhan penjualan produk alat kesehatan yang meningkat sebanyak 222% yang disebabkan oleh penjualan produk-produk yang berkaitan dengan COVID-19 pada triwulan III dan IV tahun 2020. Pada tahun 2021, net profit mengalami penurunan karena laba neto menurun sebesar 75,21%. Marjin laba Perseroan tercatat turun dibandingkan dengan tahun 2020 menjadi 0,87% dari total penjualan bersih. Hal ini dikarenakan Perseroan mencatat beban keuangan sebesar Rp. 43,83 Miliar yang terutama berasal dari bunga obligasi. Pada tahun 2022, net profit mengalami kenaikan karena tahun 2022 mengalami peningkatan penjualan neto sebesar 13,46%.

 

3.        PT Indofarma (Persero) Tbk

Penurunan Rasio Net Profit margin di sebabkan oleh bebrapa faktor yaitu penjualan mengalami penurunan pada segmen usaha alat kesehatan dan penjualan obat, tidak tercapainya penjualan di sektor pemerintahan serta menurunnya kinerja keuangan.

 

Tabel 3. Angka Return On Asset dengan Angka Rasio Rata-Rata Industri Tahun   2017-2022

No

Company Name

Year

2017

2018

2019

2020

2021

2022

1

PT Merck Indonesia Tbk

3,48%

2,96%

8,68%

7,73%

12,83%

17,33%

2

PT Kalbe Farma Tbk

14,76%

13,76%

12,52%

12,41%

12,59%

12,66%

3

PT Tempo Scan Pacifik Tbk

7,50%

6,87%

7,11%

9,16%

9,10%

9,16%

4

PT Darya Varia Laboratoria Tbk

9,89%

11,92%

12,12%

8,16%

7,03%

7,43%

5

PT Indofarma (Persero) Tbk

0,00%

0,00%

0,58%

0,00%

0,00%

0,00%

6

PT Kimia Farma Tbk

5,44%

4,25%

0,09%

0,12%

1,66%

0,00%

7

PT Pyridam Tbk

4,47%

4,52%

4,90%

9,67%

0,68%

18,12%

8

PT Muncul Tbk

16,90%

19,89%

22,88%

24,26%

30,99%

27,07%

9

PT Pharos Tbk

10,65%

7,13%

4,88%

2,54%

0,61%

1,52%

 

Industry Average

8,12%

7,92%

8,20%

8,23%

8,39%

10,37%

 

1.        PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

Pada tahun 2017, net profit meningkat karena adanya perubahan bauran penjualan serta melakukan efisiensi dan efektivitas biaya yang tepat sasaran sedangkan aset lancar menurun karena adanya penurunan kas dan setara kas serta penurunan persediaan dan aset tidak lancar meningkat karena pembangunan fasilitas produksi baru serta adanya kenaikan uang muka pembelian mesin. Pada tahun 2018, net profit meningkat karena perseroan telah berupaya meningkatkan penjualan dan efisiensi biaya untuk mendapatkan tingkat profitabilitas yang maksimal sedangkan aset lancar menurun karena adanya penurunan pada akun kas dan setara kas untuk pembayaran dividen dan penurunan piutang usaha karena adanya manajemen pengawasan piutang yang lebih baik dan aset tidak lancar meningkat terutama karena kenaikan pada aset tetap. Pada tahun 2019, net profit meningkat dan melampaui target pertumbuhan laba bersih sedangkan aset lancar meningkat terutama didorong dari peningkatan piutang usaha seiring dengan pertumbuhan penjualan dan kenaikan kas dan setara kas dan aset tidak lancar sedikit meningkat karena adanya finalisasi pembangunan fasilitas produksi. Pada tahun 2020, net profit meningkat karena kenaikan penjualan bersih didukung upaya efisiensi biaya yang dilakukan oleh perseroan sedangkan aset lancar meningkat terutama karena kenaikan kas dan setara kas dan kenaikan piutang usaha dan aset tidak lancar mengalami sedikit penurunan terutama didorong oleh penurunan pada aset tetap neto. Pada tahun 2021, net profit meningkat karena didukung oleh kenaikan pendapatan lain-lain sedangkan aset lancar meningkat terutama karena persediaan neto, piutang usaha, dan kas dan setara kas yang naik dan aset tidak lancar mengalami sedikit kenaikan karena kenaikan aset tetap neto. Pada tahun 2022, net profit menurun terutama karena kenaikan beban umum dan administrasi sedangkan aset lancar menurun karena penurunan kas dan setara kas namun piutang usaha neto dan persediaan neto naik dan aset tidak lancar naik karena kenaikan uang muka dan aset tetap neto.

 

2.        PT Pyridam Tbk

Pada tahun 2017, return on asset mengalami peningkatan karena di tahun 2017 laba bersih meningkat 38,45% berkat penurunan beban penjualan dan beban keuangan sedangkan aset lancar turun 5,71% dari tahun 2016 menjadi Rp 78,36 milyar pada tahun 2017, dan juga aset tidak lancar menurun 3,28% menjadi Rp 81,20 milyar. Penurunan aset lancar disebabkan oleh saldo kas, persediaan, uang muka, dan beban yang dibayar di muka yang menurun, sedangkan penurunan aset tidak lancar disebabkan oleh penyusutan aset tetap.  Pada tahun 2018, return on asset mengalami peningkatan laba bersih meningkat 18,51%. Sedangkan aset tidak lancar meningkat sebesar 17,82% dari Rp. 81,20 milyar pada tahun 2017 menjadi Rp. 95,67 milyar pada tahun 2018. Peningkatan aset lancar secara signifikan disebabkan karena saldo kas dan bank, piutang usaha, persediaan, uang muka dan beban dibayar di muka yang meningkat, sedangkan peningkatan aset tidak lancar disebabkan oleh pembelian aset tetap.  Pada tahun 2019, return on asset mengalami peningkatan karena laba bersih meningkat sebesar 10,60% yang disebabkan karena pendapatan lain-lain meningkat dan kenaikan laba bersih tersebut menyebabkan laba bersih per saham meningkat sedangkan aset lancar meningkat sebesar 4,99% dan aset tidak lancar menurun sebesar 0,88% dari tahun 2018. Peningkatan aset lancar disebabkan karena saldo kas dan bank dan persediaan yang meningkat, sedangkan penurunan aset tidak lancar disebabkan oleh penyusutan aset tetap. Pada tahun 2020, return on asset mengalami kenaikan karena total aset meningkat 19,81% . Komposisi aset pada akhir tahun 2020 terdiri dari 56,59 % aset lancar dan 43,41% aset tidak lancar. Dan juga Laba tahun 2020 meningkat 136,59%. disebabkan oleh kombinasi antara peningkatan penjualan dan efisiensi biaya. Pada tahun 2021, return on asset profit mengalami penurunan karena tahun 2021 laba neto menurun sebesar 75,21% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada tahun 2022, return on asset mengalami peningkatan karena jumlah aset tahun 2022 mengalami peningkatan sebesar 88,60% dan laba neto meningkat sebesar 4927,78% dibanding periode yang sama tahun lalu.

 

3.        PT Indofarma (Persero) Tbk

Laba (Rugi) bersih mengalami penurunan yang disebabkan adanya kenaikan harga pokok penjualan, beban penjualan, dan beban keuangan. Pada total Aset adanya kenaikan pada aset tetap yang disebabkan kas dan setara kas, pajak dibayar dimuka serta penambahan aset tetap perseroan, dan juga terjadi penurunan aset lancar yang disebabkan turunnya nilai persediaan.

 

Tabel 4. Angka Return On Equity dengan Angka Rasio Rata-Rata Industri Tahun      2017-2022

No

Company Name

Year

2017

2018

2019

2020

2021

2022

1

PT Merck Indonesia Tbk

4,79%

7,21%

13,17%

11,74%

19,25%

23,75%

2

PT Kalbe Farma Tbk

12,66%

16,33%

15,19%

15,32%

15,20%

15,61%

3

PT Tempo Scan Pacifik Tbk

10,97%

9,95%

10,28%

13,08%

12,77%

13,74%

4

PT Darya Varia Laboratoria Tbk

14,53%

16,72%

16,98%

12,22%

10,53%

10,64%

5

PT Indofarma (Persero) Tbk

0,00%

0,00%

1,58%

0,01%

0,00%

0,00%

6

PT Kimia Farma Tbk

12,89%

11,97%

0,21%

0,29%

4,07%

0,00%

7

PT Pyridam Tbk

6,55%

4,52%

7,49%

14,02%

3,28%

62,29%

8

PT Muncul Tbk

18,43%

22,87%

26,35%

28,99%

36,32%

31,51%

9

PT Pharos Tbk

17,86%

16,88%

12,45%

6,57%

1,52%

3,55%

 

Industry Average

11,52%

11,83%

17,29%

11,36%

11,44%

17,90%

 

1.        PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

Pada tahun 2017, net profit meningkat karena adanya perubahan bauran penjualan serta melakukan efisiensi dan efektivitas biaya yang tepat sasaran. Pada tahun 2018, net profit meningkat karena perseroan telah berupaya meningkatkan penjualan dan efisiensi biaya untuk mendapatkan tingkat profitabilitas yang maksimal. Pada tahun 2019, net profit meningkat dan melampaui target pertumbuhan laba bersih. Pada tahun 2020, net profit meningkat karena kenaikan penjualan bersih didukung upaya efisiensi biaya yang dilakukan oleh perseroan. Pada tahun 2017,2018,2019, dan 2020 total ekuitas sedikit meningkat karena adanya transaksi saham treasuri. Pada tahun 2021, net profit meningkat karena didukung oleh kenaikan pendapatan lain-lain. Pada tahun 2022, net profit menurun terutama karena kenaikan beban umum dan administrasi. Pada tahun 2021 dan 2022 total ekuitas meningkat karena penambahan saldo laba yang belum ditentukan penggunannya.

 

2.        PT Pyridam Tbk

Pada tahun 2017, return on equity mengalami peningkatan karena peningkatan laba bersih sebesar 38,45% yang disebabkan oleh penurunan beban penjualan dan beban keuangan. Pada akhir tahun 2017, ekuitas perusahaan juga meningkat sebesar 3,17%, sementara saldo laba ditahan naik sekitar 6,70%. Pada tahun 2018, return on equity mengalami penurunan karena peningkatan ekuitas tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh laba yang diperoleh selama tahun tersebut. Dan juga laba bersih yang meningkat sebesar 18,51% menjadi Rp 8,45 miliar. Ekuitas perusahaan pada akhir tahun 2018 naik sekitar 9,25%, sementara saldo laba ditahan meningkat sebesar 18,90%. Seperti tahun sebelumnya, kenaikan ekuitas tersebut disebabkan oleh laba yang diperoleh selama tahun berjalan. Pada tahun 2019, return on equity mengalami peningkatan karena peningkatan laba bersih sebesar 10,60% yang disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan lain-lain. Laba bersih per saham juga mengalami kenaikan menjadi Rp 17,46 pada tahun 2019. Ekuitas perusahaan pada akhir tahun 2019 juga meningkat sebesar 4,87%, seiring dengan tren positif tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, return on equity mengalami peningkatan karena tahun 2020 menjadi tahun yang signifikan, meskipun gejolak COVID-19. Laba rugi tahun berjalan melonjak 136,59%, dipicu oleh peningkatan penjualan dan efisiensi biaya. Pertumbuhan penjualan utamanya terjadi pada produk alat kesehatan yang melonjak 222% berkat penjualan produk terkait COVID-19. Produk farmasi dan jasa maklon juga mengalami kenaikan 2%. Kontribusi penjualan ekspor mencapai 0,36% dari total penjualan bersih. Pada tahun 2021, return on equity mengalami penurunan karena laba neto yang turun sebesar 75,21%. Beban keuangan, terutama bunga obligasi, menyebabkan marjin laba perusahaan menurun menjadi 0,87% dari total penjualan bersih. Meskipun demikian, ekuitas naik 6,01%. Kenaikan ini disebabkan oleh saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya, yang berkontribusi sebesar 57,11% terhadap total ekuitas. Pada tahun 2022, return on equity mengalami peningkatan karena peningkatan penjualan dan piutang usaha sebesar 58,24% dibandingkan tahun 2021 mendorong laba usaha perseroan naik sebesar 566,46% menjadi Rp 345,76 miliar. Total ekuitas perusahaan pada tahun 2022 melonjak 164,73% dibandingkan tahun sebelumnya, utamanya karena naiknya saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya menjadi Rp 370,67 miliar atau sebesar 288,43% dibandingkan tahun 2021.

 

3.        PT Indofarma (Persero) Tbk

Nilai ROE mengalami penurunan karena beberapa tahun perusahaan mengalami kerugian setelah pajak yang disebabkan oleh besarnya beban – beban dan pajak sehingga mengakibatkan tingginya jumlah ekuitas daripada laba. Hal ini menyebabkan posisi investor perusahaan rentan, karena turnnya rasio.

 

Kesimpulan

Berdasarkan analisis laporan keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas dari perseroan memiliki angka yang stabil dari tahun 2017 sampai dengan 2022. Hal ini disebabkan oleh perubahan bauran penjualan seperti peningkatan penjualan pada segmen jamu herbal dan suplemen setiap tahunnya, adanya produk baru “tolak linu” yang diproduksi pada tahun 2017, ekspor perdana produk tolak angin ke Filipina dan ekspor produk kukubima energi ke Nigeria dan Malaysia pada tahun 2019. Kontribusi terbesar terhadap penjualan perseroan terletak pada segmen jamu herbal dan suplemen, segmen makanan dan minuman pada produk kukubima ener-g! dan pada segmen farmasi juga berkontribusi walaupun tidak terlalu mendominasi.

Berdasarkan analisis laporan keuangan PT Pyridam TBK, dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas dari perusahaan tersebut memiliki angka yang stabil dari tahun 2017 hingga tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh peningkatan penjualan yaitu pada produk farmasi, maklon dan produk alat kesehatan yang memberikan kontribusi besar dari penjualan bersih. Peningkatan penjualan juga dikarenakan penjualan produk alat kesehatan yang berkaitan dengan COVID-19. Serta adanya peningkatan laba bersih yang dikarenakan turunnya beban penjualan dan beban keuangan. Kemudian, pada tahun 2021 mengalami penurunan angka rasio profitabilitas yang sangat drastis yang disebabkan oleh perusahaan mencatat beban keuangan yang sangat besar terutama berasal dari bunga obligasi sehingga laba yang diperoleh sangat rendah. Lalu, pada tahun 2022 rasio profitabilitas kembali meningkat. Hal ini disebabkan oleh peningkatan penjualan yang disumbang dari 2 (dua) segmen usaha, yaitu segmen Produk Farmasi, Esthetic, dan Jasa Maklon, dan segmen Produk Alat Kesehatan. Penjualan tersebut masih didominasi oleh penjualan lokal. Serta adanya peningkatan total aset yang disebabkan oleh peningkatan pada saldo kas dan bank serta persediaan. Dan juga adanya peningkatan total ekuitas karena naiknya saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Abdullah, Achmad Syarif, Setiawan, Hadi, & Ummi, Nurul. (2013). Perancangan Sistem Informasi Berbasis Website dengan Metode Framework For The Applications of System Thinking. Jurnal Teknik Industri Untirta, 1(4).

 

Aditya, K., Dan, Pemahaman Terhadap Prosedur Confined Space, & Xi, Kapal M. T. MPMT. (n.d.). Abdullah, T., & Tantri, F.(2017). Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Abdullah, T., & Wahjusaputri, S.(2018). Bank dan Lembaga Keuangan Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Medis. Achmad, F.(2018). Peran Analis Kredit terhadap NPL pada PT X. JMBI UNSRAT. Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Inovasi Universitas Sam Ratulangi, 5(2), 75–83.

 

Andayana, Made Ngurah Demi. (2020). Perubahan prilaku konsumen dan eksistensi UMKM di era pandemi Covid-19. GLORY: Jurnal Ekonomi & Ilmu Sosial, 1(2-Des), 39–50.

 

Dewata. (2022). Industri Farmasi Nasional Tumbuh 10% saat pandemic.

 

Kurniawan, Moh Zaki. (2020). Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan PT Mandom Indonesia Tbk Periode Tahun 2015-2018. Competence: Journal of Management Studies, 14(1), 47–59.

 

Kustinah, Siti. (2021). Kinerja Keuangan Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Selama Masa Pandemi Covid-19. Komitmen: Jurnal Ilmiah Manajemen, 2(2), 83–101.

 

Noor, Surya Ramadhan, & Aeni, Rahma Nur. (2022). Analisis Laporan Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2019-2021. Jurnal Akuntansi, 16(02), 66–77.

 

Prasetya, Victor. (2021). Analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum dan saat pandemi covid 19 pada perusahaan farmasi yang tercatat di bursa efek Indonesia. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(5), 579–587.

 

Salamahu, Nathalia Putri, Haumahu, Gesy, Kssia, Sri Rizki Wulandani, & Tuankotta, Gabriela Laura. (2023). Analisis Kinerja Keuangan Pada Usaha Dump Truck Di Desa Hatu, Maluku Tengah. Trending: Jurnal Manajemen Dan Ekonomi, 1(4), 258–268.

 

Samryn, L. M. (2013). Akuntansi Manajemen: Informasi biaya untuk mengendalikan aktivitas operasi dan investasi.

 

Sari, Dian Indah. (2017). Analisa Rasio Likuiditas Laporan Keuangan Pada Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Moneter-Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 4(1), 48–55.

 

Sari, Petty Aprilia, & Hidayat, Imam. (2022). Analisis Laporan Keuangan.

 

Septa, Purwaningrum. (2018). Pengaruh penyajian laporan keuangan dan aksesibilitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan kabupaten ponorogo. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

 

Subramayan, K. R. (2010). Analisis laporan keuangan. Salemba Empat.

 

Suri, Murnia. (2020). Proteksi Diri Dari Covid 19 Dan Pendistribusian Bantuan Makanan Bagi Warga Dusun Lampu’uk Jaya Gampong Batoh Kota Banda Aceh. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Pendidikan), 2(2).