EVALUASI KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (2017-2022)
Dameria
Naibaho1, Friska Sipayung2, Ratna3,
Rehulina Bangun4, Darmawati
Simanjuntak5
Politeknik Negeri Medan, Sumatera
Utara1,3,4,5, Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara2
Email: damerianaibaho@polmed.ac.id,
friska@usu.ac.id, ratnapolmed@gmail.com, rehulinabangun@polmed.ac.id
simanjuntakdarmawati@gmail.com
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kinerja
keuangan perusahaan farmasi yang ada
di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
menggunakan analisis rasio profitabilitas. Data yang dikumpulkan berasal dari
laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan catatan
atas laporan keuangan periode 2017-2022. Berdasarkan perhitungan
angka rasio Gross Profit Margin, Net
Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity disetiap tahun
untuk masing-masing perusahaan
farmasi dan angka rasio industri perusahaan farmasi tersebut di setiap tahun dilakukan analisis perbandingan dengan angka rasio
perusahaan dengan rasio industri setiap tahun selama
periode 2017-2022.
Hasil memperlihatkan yaitu bahwa kinerja keuangan PT Muncul
Tbk secara keseluruhan adalah yang terbaik dan stabil disepanjang periode 2017-2022 dibandingkan dengan perusahaan farmasi lainnya yang disebabkan oleh penjualan jamu dan suplemen yang merupakan produk unggulan serta efisiensi biaya produksi dan ekspansi pasar ke luar negeri, sementara PT Indofarma (Persero) Tbk memiliki kinerja
terburuk sepanjang tahun 2017-2022 disebabkan oleh kenaikan biaya financial yang berasal dari hutang
jangka panjang, dan kenaikan biaya produksi dan operasional jauh lebih besar
dari kenaikan penjualannya
Kata
kunci: Kinerja
Keuangan, Rasio Profitabilitas, Perusahaan Farmasi.
Abstract
This
research aims to determine the financial performance of pharmaceutical
companies on the Indonesia Stock Exchange (BEI) using profitability ratio
analysis. The data collected comes from the financial position report, profit
and loss report and notes to the financial statements for the 2017-2022 period.
Based on the calculation of the ratio figures for Gross Profit Margin, Net
Profit Margin, Return On Assets, and Return On Equity
each year for each pharmaceutical company and the industry ratio figures for
the pharmaceutical companies each year, a comparative analysis is carried out
with the company ratio figures and the industry ratios for each year. during
the 2017-2022 period. The results show that the overall financial performance
of PT Muncul Tbk is the
best and most stable throughout the 2017-2022 period compared to other
pharmaceutical companies which is due to sales of herbal medicine and
supplements which are superior products as well as production cost efficiency
and market expansion abroad, while PT Indofarma
(Persero) Tbk had the worst performance throughout
2017-2022 due to an increase in financial costs originating from long-term
debt, and an increase in production and operational costs far greater than the
increase in sales
Keywords: Financial
Performance, Profitability Ratios, Pharmaceutical Companies
Pendahuluan
Virus Covid-19 merupakan musibah yang tidak diduga kehadirannya, mengakibatkan pemerintah Indonesia
menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membatasi
segala pergerakan Masyarakat
(Suri, 2020). Covid-19 memberi
dampak luar biasa bagi Indonesia tidak hanya kepada
aspek kesehatan dan kemanusiaan, tetapi juga aspek sosial dan ekonomi (Prasetya, 2021). Kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Work
From Home dan protokol kesehatan yang mengurangi mobilitas manusia, barang dan jasa mengakibatkan kegiatan ekonomi diberbagai sektor menurun drastis.
Dampak pandemi kepada 34.559 pelaku usaha mengungkapkan bahwa 82,55% pelaku usaha yang disurvei Badan Pusat Statistik mengalami penurunan pendapatan, meski ada beberapa
perusahaan yang menyatakan pendapatannya tidak terdampak pandemi, bahkan ada sebagian
kecil perusahaan yang mengaku pendapatannya meningkat selama masa pandemi (Andayana,
2020). Perusahaan farmasi
menjadi salah satu sektor ekonomi yang mampu mencatatkan pertumbuhan positif meski secara umum
perekonomian Indonesia mengalami
kontraksi pada kuartal
II 2020. Badan Pusat Statistik
(BPS) menyebutkan, pandemi
virus corona (COVID-19) telah mengubah
pola konsumsi rumah tangga di Indonesia, terutama dari ragam
kebutuhan masyarakat. Kebutuhan untuk alat kesehatan seperti obat, vitamin dan sanitasi, mengalami kenaikan. Sebanyak 73,28%
responden
mengaku
mengalami
perubahan pengeluaran
dengan memasukkan alat kesehatan sebagai kebutuhan sehari-hari mereka saat ini. Hasil penelitian (Kustinah,
2021) mengenai dampak pandemi COVID-19 terhadap kinerja keuangan pada 214 perusahaan publik yang tercatat di
Bursa Efek
Indonesia menunjukkan sektor yang
mengalami
peningkatan
rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas jangka pendek namun penurunan rasio leverage adalah sektor industri barang konsumsi, sedangkan sektor yang mengalami penurunan rasio likuiditas dan rasio profitabilitas adalah sektor properti, riil, perkebunan, konstruksi bangunan, keuangan, perdagangan, jasa, dan investasi (Dewata,
2022).
Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan
metode dan Teknik analisis
yang tepat sehingga menghasilkan keputusan yang tepat yang sangat bermanfaat bagi stakeholders (Petty
Aprilia Sari & Hidayat, 2022).
Menurut IAI (2015) dalam PSAK
No. 1, menyatakan bahwa laporan keuangan
adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas (Aditya,
Dan, & Xi, n.d.). Laporan keuangan
merupakan ikhtisar yang menunjukkan ringkasan posisi keuangan dan hasil usaha
sebuah organisasi yang menyelenggarakan transaksi keuangan, dalam praktiknya
ada beberapa
jenis laporan
keuangan yaitu seperti laporan laba
rugi, laporan posisi keuangan (neraca), laporan
perubahan modal, laporan arus kas dan laporan catatan
atas laporan keuangan (Samryn,
2013)..
Laporan Posisi Keuangan (Statement Of Financial
Position) adalah laporan yang menampilkan posisi
keuangan perusahaan pada waktu tertentu, berisikan aset, liabilitas dan ekuitas atau posisi jumlah dan jenis aktiva dan pasiva
sebuah
perusahaan (Salamahu,
Haumahu, Kssia, & Tuankotta, 2023). Laporan laba
rugi (Income
statement) merupakan laporan keuangan yang menunjukkan hasil
usaha perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Di dalam laporan
laba rugi ini terlihat jumlah pendapatan, sumber pendapatan yang
diperoleh, jumlah
biaya, dan macam-macam biaya yang
dikeluarkan selama periode waktu tertentu. Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menunjukkan jumlah dan jenis
modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini menjelaskan perubahan modal dan
sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. Laporan arus kas merupakan
laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan,
baik yang berpengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap kas perusahaan.
Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi apabila
ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu, sehingga informasi keuangan diungkapkan secara lengkap (Septa,
2018).
(Kurniawan,
2020) menyebutkan
analisis laporan keuangan dilakukan supaya laporan keuangan
menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami oleh berbagai pihak, karena itu perlu
dilakukan analisis laporan keuangan. Hasil analisis laporan keuangan ini akan memberikan
informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan adanya
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, akan tergambar kinerja manajemen selama
ini.
Analisis laporan keuangan merupakan analisis
yang menelaah hubungan, tendensi (trend) posisi keuangan dan hasil operasi
dan perkembangan
perusahaan yang bersangkutan, dengan demikian laporan
keuangan menjadi lebih berarti dalam pengambilan
keputusan oleh berbagai pihak. Hasil analisis
laporan keuangan ini akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan
yang dimiliki perusahaan
yang menggambarkan kinerja
manajemen selama ini. Dengan membandingkan angka rasio perusahaan dengan rata-rata rasio industri akan memberikan informasi tentang kelemahan
dan kekuatan yang dimiliki perusahaan (Subramayan,
2010).
Beberapa metoda dan
teknik analisa laporan keuangan yang merupakan analisa internal, analisa eksternal, analisa horizontal dan analisa vertikal antara lain, analisa perbandingan neraca, laporan laba rugi dan laporan
laba yang ditahan diperlihatkan dalam angka absolut; kenaikan dan penurunan dalam jumlah rupiah, persentase; perbandingan dalam rasio; persentase
dari total, analisa trend serta analisa perbandingan
dengan rasio industry (Petty
Aprilia Sari & Hidayat, 2022).
Analisa internal adalah analisa yang dilakukan oleh mereka yang bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan terperinci mengenai suatu Perusahaan (Abdullah,
Setiawan, & Ummi, 2013). Analisa demikian
terutama dilakukan oleh manajemen dalam mengukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan.
Bagi seorang penganalisa
intern, selain laporan-laporan
keuangan yang diumumkan
pada khalayak ramai, juga tersedia laporan-laporan intern
yang biasa tidak diumumkan dan hanya dipakai untuk maksud-maksud
intern. Analisa eksternal adalah
analisa yang dilakukan oleh
mereka yang tidak bisa mendapatkan data yang terperinci mengenai suatu perusahaan. Analisa demikian dilakukan oleh
bank-bank, para kreditur, pemegang
saham, calon pemegang saham dan lain-lain seperti dalam hal
mengukur tingkat likuiditas dan profitabilitas.
Analisa horizontal atau disebut juga analisis dinamis adalah analisa perkembangan data keuangan dan data operasi dari tahun ke
tahun guna mengetahui kekuatan atau kelemahan keuangan perusahaan yang bersangkutan (Dian
Indah Sari, 2017). Analisa vertikal
atau disebut juga analisa statis adalah analisa laporan keuangan yang terbatas hanya pada satu periode akuntansi saja, misalnya berupa analisa rasio.
(Noor
& Aeni, 2022) dan (Prasetya,
2021) menyatakan
bahwa menunjukkan adanya peningkatan sebelum Covid 19 dan penurunan kinerja keuangan setelah Covid 19, dimana PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
Tbk ternyata memperlihatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan
dengan PT. Kalbe Farma Tbk
dan Kimia Farma Tbk.
Metode
Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini merupakan data kuantitatip yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia terkait dengan Perusahaan Farmasi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia, untuk
tahun 2017 sampai 2022. Ada
9 (Sembilan) perusahaan farmasi
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Data yang diperlukan
berasal dari laporan keuangan seperti Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Catatan atas Laporan
Keuangan dan Kebijakan akuntansi serta Informasi Manajemen yang ada di Annual Report selanjutnya
akan digunakan untuk perhitungan angka rasio profitabilitas
seperti Gross Profit Margin, Net Profit Margin,
Return On Asset dan Return On Equity, selanjutnya dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan pembanding yanitu angka rasio rata-rata industri setiap tahunnya.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Angka Gross Profit Margin dengan Angka Rasio Rata-Rata Industri
Tahun 2017-2022
1.
PT
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
Pada
tahun 2017, gross profit meningkat
karena perubahan bauran penjualan perseroan, CGS mengalami penurunan pada penggunaan bahan baku dan beban produksi
tidak langsung sedangkan sales hanya
meningkat 0,5% karena perlambatan ekonomi di seluruh industri nasional. Pada
tahun 2018, gross profit meningkat
karena adanya peningkatan penjualan bersih dan penurunan beban pokok penjualan
sedangkan sales meningkat karena
semua segmen usaha memberikan kontribusi pertambahan penjualan. Pada tahun
2019, gross profit meningkat sejalan
dengan pertumbuhan penjualan dan CGS mengalami sedikit kenaikan sebesar 3,6%
sedangkan sales mengalami peningkatan
karena adanya peningkatan permintaan di pasar domestik dan ekspor perdana di
Filipina. Pada tahun 2020 dan 2021, gross
profit meningkat karena semua segmen usaha mengalami kenaikan penjualan dan
CGS meningkat karena keberhasilan
perseroan efisiensi di semua lini tercermin dari persentase pertumbuhan beban
pokok penjualan yang lebih kecil dibandingkan persentase pertumbuhan penjualan.
Pada tahun 2022, gross profit menurun
karena beban pokok penjualan menurun sejalan dengan penurunan kinerja penjualan
sedangkan sales pada semua segmen
mengalami penurunan kecuali segmen farmasi.
2.
PT
Pyridam Tbk
Pada tahun 2017, gross profit mengalami
peningkatan karena selama tahun buku 2017, penjualan bersih Perseroan mencapai
Rp. 223 milyar atau naik sebesar 2,79%. Produk farmasi dan maklon memberikan
kontribusi sebesar 96,70% dari penjualan bersih. Sedangkan produk alat
kesehatan memberikan kontribusi sebesar 3,30% dari penjualan bersih. Pada tahun
2018, gross profit mengalami sedikit penurunan namun masih stabil karena selama
tahun buku 2018, penjualan bersih perseroan mencapai Rp. 250,45 milyar atau
naik sebesar 12,31%. Pada tahun 2019, gross profit mengalami sedikit penurunan
namun masih stabil karena selama tahun buku 2019 penjualan bersih perseroan
mencapai Rp. 247,12 milyar atau turun sebesar 1,33%. Produk farmasi dan maklon
memberikan kontribusi sebesar 95,16% dari penjualan bersih. Sedangkan produk
alat kesehatan berkontribusi sebesar 4,64% dari penjualan bersih. Laba kotor
untuk tahun 2019 mencapai Rp. 140,20 milyar menurun sebesar 7,21% dari tahun
2018. Penurunan laba kotor disebabkan kenaikan harga pokok penjualan. Pada
tahun 2020, gross profit mengalami kenaikan karena kenaikan penjualan terutama
didorong oleh pertumbuhan penjualan produk alat kesehatan yang meningkat
sebanyak 222% yang disebabkan oleh penjualan produk-produk yang berkaitan dengan
COVID-19 pada triwulan III dan IV tahun 2020. Pada tahun 2021, gross profit
mengalami penurunan karena Harga Pokok Penjualan 2021 lebih besar dibandingkan
Harga Pokok Penjualan 2020 yaitu terjadi karena
meningkatnya bahan baku dan adanya peningkatan beban pokok penjualan yang disebabkan karena pembelian persediaan barang dagangan di tahun 2021 yang mana lebih besar dibandingkan tahun 2020. Pada tahun 2022, gross
profit mengalami penurunan karena Marjin laba bruto pada tahun 2022 mengalami
penurunan 38,79% disebabkan oleh perubahan komposisi portofolio produk dan
fluktuasi harga bahan baku pada tahun 2022 dan juga Peningkatan Beban pokok
penjualan terutama berasal dari meningkatnya Beban Pokok Penjualan dari produk-
produk yang diproduksi Perseroan.
3.
PT
Indofarma (Persero) Tbk
Menurunnya penjualan bersih
sebesar 2,59% hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: Tidak terjadinya penjualan untuk produk bermargin
tinggi, penundaan tender untuk obat kombinasi
dosis tetap
Tenofovir/Lamivudine/ Efavirenz, penurunan pasokan albumin infus yang didistribusikan oleh PT IGM serta
penurunan jumlah item pemenangan obat e-catalogue dan
juga penurunan penjualan alat kesehatan. Penjualan obat disektor reguler juga menurun karena harga yang kurang kompetitif. Selain itu, belum beroperasinya beberapa fasilitas produksi yang masih dalam proses renovasi mengakibatkan pasokan produk berkurang.
Sedangkan pada beban pokok
penjualan mengalami peningkatan. Kenaikan ini disebabkan banyaknya portofolio produk Perseroan yang diproduksi
dan dipasarkan memiliki
margin yang rendah. Tren harga
e-catalogue yang cenderung turun
juga menyebabkan rasio harga pokok produksi
terhadap harga penyedia menjadi tinggi. Tingginya kenaikan harga dan bahan baku meliputi
kenaikan upah, Adanya biaya Toll Manufakturing akibat fasilitas produksi masih dalam tahap renovasi,
bersamaan dengan turunnya volume produksi sehingga terjadi kenaikan rasio beban pokok produksi.
Selain itu terdapat peningkatan nilai pembelian produk non Perseroan yang didistribusikan
oleh entitas anak Perseroan
yang juga mempengaruhi kenaikan
beban pokok penjualan. Sehingga menyebabkan penjualan lebih kecil dari
pada beban pokok penjualan maka terjadi kerugian.
Tabel 2. Angka Net
Profit Margin dengan
Angka Rasio Rata-Rata Industri
Tahun 2017-2022
No |
Company
Name |
Year |
|||||
2017 |
2018 |
2019 |
2020 |
2021 |
2022 |
||
1 |
PT
Merck Indonesia Tbk |
5,06% |
6,11% |
10,51% |
10,96% |
12,37% |
15,99% |
2 |
PT
Kalbe Farma Tbk |
12,16% |
11,85% |
11,21% |
12,11% |
12,31% |
11,92% |
3 |
PT
Tempo Scan Pacifik Tbk |
5,83% |
5,36% |
5,41% |
7,615 |
7,81% |
8,47% |
4 |
PT
Darya Varia Laboratoria Tbk |
10,30% |
11,81% |
12,23% |
8,86% |
7,71% |
7,79% |
5 |
PT Indofarma (Persero) Tbk |
0,00% |
0,00% |
0,59% |
0,00% |
0,00% |
0,00% |
6 |
PT
Kimia Farma Tbk |
5,30% |
5,26% |
0,17% |
0,20% |
3,10% |
0,00% |
7 |
PT Pyridam Tbk |
3,20% |
3,37% |
3,78% |
7,97% |
0,87% |
38,50% |
8 |
PT Muncul Tbk |
20,74% |
24,02% |
26,33% |
28,00% |
31,36% |
28,58% |
9 |
PT
Pharos Tbk |
12,50% |
13,03% |
9,26% |
4,96% |
1,07% |
2,34% |
|
Industry
Average |
8,34% |
8,98% |
8,83% |
8,96% |
8,51% |
12,62% |
1.
PT
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
Pada tahun 2017, net profit meningkat karena adanya perubahan bauran penjualan serta
melakukan efisiensi dan efektivitas biaya yang tepat sasaran sedangkan sales hanya meningkat 0,5% karena
perlambatan ekonomi di seluruh industri nasional. Pada tahun 2018, net profit meningkat karena perseroan
telah berupaya meningkatkan penjualan dan efisiensi biaya untuk mendapatkan
tingkat profitabilitas yang maksimal sedangkan sales meningkat karena semua segmen usaha memberikan kontribusi
pertambahan penjualan. Pada tahun 2019, net
profit meningkat dan melampaui target pertumbuhan laba bersih sedangkan sales mengalami peningkatan karena
adanya peningkatan permintaan di pasar domestik dan ekspor perdana di Filipina.
Pada tahun 2020, net profit meningkat
karena kenaikan penjualan bersih didukung upaya efisiensi biaya yang dilakukan
oleh perseroan sedangkan sales
meningkat karena permintaan yang kuat dari segmen herbal & suplemen dan
segmen makanan & minuman. Pada tahun 2021, net profit meningkat karena didukung oleh kenaikan pendapatan
lain-lain sedangkan sales meningkat
karena permintaan yang signifikan pada segmen farmasi. Pada tahun 2022, net profit menurun terutama karena
kenaikan beban umum dan administrasi sedangkan sales pada semua segmen mengalami penurunan kecuali segmen farmasi.
2.
PT
Pyridam Tbk
Pada tahun 2017, net profit mengalami
peningkatan karena selama tahun buku 2017, penjualan bersih Perseroan mencapai
Rp. 223 milyar atau naik sebesar 2,79%. Produk farmasi dan maklon memberikan
kontribusi sebesar 96,70% dari penjualan bersih. Dan juga perseroan membukukan
laba bersih 2017 meningkat 38,45%. Peningkatan laba bersih ini dikarenakan
turunnya beban penjualan dan beban keuangan. Pada tahun 2018, net profit
mengalami sedikit penurunan namun masih stabil karena selama tahun buku 2018,
penjualan bersih perseroan mencapai Rp. 250,45 milyar atau naik sebesar 12,31%.
Laba bersih perseroan untuk tahun 2018 meningkat 18,51% disebabkan karena penjualan
bersih meningkat. Pada tahun 2019, net profit mengalami kenaikan karena laba
bersih perseroan untuk tahun 2019 meningkat 10,60% disebabkan karena pendapatan
lain-lain meningkat. Pada tahun 2020, net profit mengalami kenaikan karena
kenaikan penjualan terutama didorong oleh pertumbuhan penjualan produk alat
kesehatan yang meningkat sebanyak 222% yang disebabkan oleh penjualan
produk-produk yang berkaitan dengan COVID-19 pada triwulan III dan IV tahun
2020. Pada tahun 2021, net profit mengalami penurunan karena laba neto menurun
sebesar 75,21%. Marjin laba Perseroan tercatat turun dibandingkan dengan tahun
2020 menjadi 0,87% dari total penjualan bersih. Hal ini dikarenakan Perseroan
mencatat beban keuangan sebesar Rp. 43,83 Miliar yang terutama berasal dari
bunga obligasi. Pada tahun 2022, net profit mengalami kenaikan karena tahun
2022 mengalami peningkatan penjualan neto sebesar 13,46%.
3.
PT
Indofarma (Persero) Tbk
Penurunan Rasio Net Profit margin di
sebabkan oleh bebrapa faktor yaitu penjualan mengalami penurunan pada segmen
usaha alat kesehatan dan penjualan obat, tidak tercapainya penjualan di sektor
pemerintahan serta menurunnya kinerja keuangan.
Tabel 3. Angka Return On Asset dengan Angka Rasio Rata-Rata Industri Tahun 2017-2022
No |
Company
Name |
Year |
|||||
2017 |
2018 |
2019 |
2020 |
2021 |
2022 |
||
1 |
PT
Merck Indonesia Tbk |
3,48% |
2,96% |
8,68% |
7,73% |
12,83% |
17,33% |
2 |
PT
Kalbe Farma Tbk |
14,76% |
13,76% |
12,52% |
12,41% |
12,59% |
12,66% |
3 |
PT
Tempo Scan Pacifik Tbk |
7,50% |
6,87% |
7,11% |
9,16% |
9,10% |
9,16% |
4 |
PT Darya
Varia Laboratoria Tbk |
9,89% |
11,92% |
12,12% |
8,16% |
7,03% |
7,43% |
5 |
PT Indofarma (Persero) Tbk |
0,00% |
0,00% |
0,58% |
0,00% |
0,00% |
0,00% |
6 |
PT
Kimia Farma Tbk |
5,44% |
4,25% |
0,09% |
0,12% |
1,66% |
0,00% |
7 |
PT Pyridam Tbk |
4,47% |
4,52% |
4,90% |
9,67% |
0,68% |
18,12% |
8 |
PT Muncul Tbk |
16,90% |
19,89% |
22,88% |
24,26% |
30,99% |
27,07% |
9 |
PT
Pharos Tbk |
10,65% |
7,13% |
4,88% |
2,54% |
0,61% |
1,52% |
|
Industry
Average |
8,12% |
7,92% |
8,20% |
8,23% |
8,39% |
10,37% |
1.
PT
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
Pada tahun 2017, net profit meningkat karena adanya perubahan bauran penjualan serta
melakukan efisiensi dan efektivitas biaya yang tepat sasaran sedangkan aset
lancar menurun karena adanya penurunan kas dan setara kas serta penurunan
persediaan dan aset tidak lancar meningkat karena pembangunan fasilitas produksi
baru serta adanya kenaikan uang muka pembelian mesin. Pada tahun 2018, net profit meningkat karena perseroan
telah berupaya meningkatkan penjualan dan efisiensi biaya untuk mendapatkan
tingkat profitabilitas yang maksimal sedangkan aset lancar menurun karena
adanya penurunan pada akun kas dan setara kas untuk pembayaran dividen dan
penurunan piutang usaha karena adanya manajemen pengawasan piutang yang lebih
baik dan aset tidak lancar meningkat terutama karena kenaikan pada aset tetap.
Pada tahun 2019, net profit meningkat
dan melampaui target pertumbuhan laba bersih sedangkan aset lancar meningkat
terutama didorong dari peningkatan piutang usaha seiring dengan pertumbuhan
penjualan dan kenaikan kas dan setara kas dan aset tidak lancar sedikit
meningkat karena adanya finalisasi pembangunan fasilitas produksi. Pada tahun
2020, net profit meningkat karena
kenaikan penjualan bersih didukung upaya efisiensi biaya yang dilakukan oleh
perseroan sedangkan aset lancar meningkat terutama karena kenaikan kas dan setara
kas dan kenaikan piutang usaha dan aset tidak lancar mengalami sedikit
penurunan terutama didorong oleh penurunan pada aset tetap neto. Pada tahun 2021,
net profit meningkat karena didukung
oleh kenaikan pendapatan lain-lain sedangkan aset lancar meningkat terutama
karena persediaan neto, piutang usaha, dan kas dan setara kas yang naik dan
aset tidak lancar mengalami sedikit kenaikan karena kenaikan aset tetap neto.
Pada tahun 2022, net profit menurun
terutama karena kenaikan beban umum dan administrasi sedangkan aset lancar
menurun karena penurunan kas dan setara kas namun piutang usaha neto dan
persediaan neto naik dan aset tidak lancar naik karena kenaikan uang muka dan
aset tetap neto.
2.
PT
Pyridam Tbk
Pada tahun 2017, return on asset mengalami
peningkatan karena di tahun 2017 laba bersih meningkat 38,45% berkat penurunan
beban penjualan dan beban keuangan sedangkan aset lancar turun 5,71% dari tahun
2016 menjadi Rp 78,36 milyar pada tahun 2017, dan juga aset tidak lancar
menurun 3,28% menjadi Rp 81,20 milyar. Penurunan aset lancar disebabkan oleh
saldo kas, persediaan, uang muka, dan beban yang dibayar di muka yang menurun,
sedangkan penurunan aset tidak lancar disebabkan oleh penyusutan aset tetap. Pada tahun 2018, return on asset mengalami
peningkatan laba bersih meningkat 18,51%. Sedangkan aset tidak lancar meningkat
sebesar 17,82% dari Rp. 81,20 milyar pada tahun 2017 menjadi Rp. 95,67 milyar
pada tahun 2018. Peningkatan aset lancar secara signifikan disebabkan karena
saldo kas dan bank, piutang usaha, persediaan, uang muka dan beban dibayar di
muka yang meningkat, sedangkan peningkatan aset tidak lancar disebabkan oleh
pembelian aset tetap. Pada tahun 2019,
return on asset mengalami peningkatan karena laba bersih meningkat sebesar
10,60% yang disebabkan karena pendapatan lain-lain meningkat dan kenaikan laba
bersih tersebut menyebabkan laba bersih per saham meningkat sedangkan aset
lancar meningkat sebesar 4,99% dan aset tidak lancar menurun sebesar 0,88% dari
tahun 2018. Peningkatan aset lancar disebabkan karena saldo kas dan bank dan
persediaan yang meningkat, sedangkan penurunan aset tidak lancar disebabkan
oleh penyusutan aset tetap. Pada tahun 2020, return on asset mengalami kenaikan
karena total aset meningkat 19,81% . Komposisi aset pada akhir tahun 2020
terdiri dari 56,59 % aset lancar dan 43,41% aset tidak lancar. Dan juga Laba
tahun 2020 meningkat 136,59%. disebabkan oleh kombinasi antara peningkatan
penjualan dan efisiensi biaya. Pada tahun 2021, return on asset profit
mengalami penurunan karena tahun 2021 laba neto menurun sebesar 75,21%
dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada tahun 2022, return on asset
mengalami peningkatan karena jumlah aset tahun 2022 mengalami peningkatan sebesar
88,60% dan laba neto meningkat sebesar 4927,78% dibanding periode yang sama
tahun lalu.
3.
PT
Indofarma (Persero) Tbk
Laba (Rugi) bersih mengalami penurunan
yang disebabkan adanya kenaikan harga pokok penjualan, beban penjualan, dan
beban keuangan. Pada total Aset adanya kenaikan pada aset tetap yang disebabkan
kas dan setara kas, pajak dibayar dimuka serta penambahan aset tetap perseroan,
dan juga terjadi penurunan aset lancar yang disebabkan turunnya nilai
persediaan.
Tabel 4. Angka Return On Equity dengan Angka Rasio Rata-Rata Industri Tahun 2017-2022
No |
Company
Name |
Year |
|||||
2017 |
2018 |
2019 |
2020 |
2021 |
2022 |
||
1 |
PT
Merck Indonesia Tbk |
4,79% |
7,21% |
13,17% |
11,74% |
19,25% |
23,75% |
2 |
PT
Kalbe Farma Tbk |
12,66% |
16,33% |
15,19% |
15,32% |
15,20% |
15,61% |
3 |
PT
Tempo Scan Pacifik Tbk |
10,97% |
9,95% |
10,28% |
13,08% |
12,77% |
13,74% |
4 |
PT
Darya Varia Laboratoria Tbk |
14,53% |
16,72% |
16,98% |
12,22% |
10,53% |
10,64% |
5 |
PT Indofarma (Persero) Tbk |
0,00% |
0,00% |
1,58% |
0,01% |
0,00% |
0,00% |
6 |
PT
Kimia Farma Tbk |
12,89% |
11,97% |
0,21% |
0,29% |
4,07% |
0,00% |
7 |
PT Pyridam Tbk |
6,55% |
4,52% |
7,49% |
14,02% |
3,28% |
62,29% |
8 |
PT Muncul Tbk |
18,43% |
22,87% |
26,35% |
28,99% |
36,32% |
31,51% |
9 |
PT
Pharos Tbk |
17,86% |
16,88% |
12,45% |
6,57% |
1,52% |
3,55% |
|
Industry
Average |
11,52% |
11,83% |
17,29% |
11,36% |
11,44% |
17,90% |
1.
PT
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
Pada tahun 2017, net profit meningkat karena adanya perubahan bauran penjualan serta
melakukan efisiensi dan efektivitas biaya yang tepat sasaran. Pada tahun 2018, net profit meningkat karena perseroan
telah berupaya meningkatkan penjualan dan efisiensi biaya untuk mendapatkan
tingkat profitabilitas yang maksimal. Pada tahun 2019, net profit meningkat dan melampaui target pertumbuhan laba bersih.
Pada tahun 2020, net profit meningkat
karena kenaikan penjualan bersih didukung upaya efisiensi biaya yang dilakukan
oleh perseroan. Pada tahun 2017,2018,2019, dan 2020 total ekuitas sedikit
meningkat karena adanya transaksi saham treasuri. Pada tahun 2021, net profit meningkat karena didukung
oleh kenaikan pendapatan lain-lain. Pada tahun 2022, net profit menurun terutama karena kenaikan beban umum dan
administrasi. Pada tahun 2021 dan 2022 total ekuitas meningkat karena
penambahan saldo laba yang belum ditentukan penggunannya.
2.
PT
Pyridam Tbk
Pada tahun 2017, return on equity
mengalami peningkatan karena peningkatan laba bersih sebesar 38,45% yang
disebabkan oleh penurunan beban penjualan dan beban keuangan. Pada akhir tahun
2017, ekuitas perusahaan juga meningkat sebesar 3,17%, sementara saldo laba
ditahan naik sekitar 6,70%. Pada tahun 2018, return on equity mengalami
penurunan karena peningkatan ekuitas tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh
laba yang diperoleh selama tahun tersebut. Dan juga laba bersih yang meningkat
sebesar 18,51% menjadi Rp 8,45 miliar. Ekuitas perusahaan pada akhir tahun 2018
naik sekitar 9,25%, sementara saldo laba ditahan meningkat sebesar 18,90%.
Seperti tahun sebelumnya, kenaikan ekuitas tersebut disebabkan oleh laba yang
diperoleh selama tahun berjalan. Pada tahun 2019, return on equity mengalami
peningkatan karena peningkatan laba bersih sebesar 10,60% yang disebabkan oleh
pertumbuhan pendapatan lain-lain. Laba bersih per saham juga mengalami kenaikan
menjadi Rp 17,46 pada tahun 2019. Ekuitas perusahaan pada akhir tahun 2019 juga
meningkat sebesar 4,87%, seiring dengan tren positif tahun sebelumnya. Pada
tahun 2020, return on equity mengalami peningkatan karena tahun 2020 menjadi
tahun yang signifikan, meskipun gejolak COVID-19. Laba rugi tahun berjalan
melonjak 136,59%, dipicu oleh peningkatan penjualan dan efisiensi biaya.
Pertumbuhan penjualan utamanya terjadi pada produk alat kesehatan yang melonjak
222% berkat penjualan produk terkait COVID-19. Produk farmasi dan jasa maklon
juga mengalami kenaikan 2%. Kontribusi penjualan ekspor mencapai 0,36% dari
total penjualan bersih. Pada tahun 2021, return on equity mengalami penurunan
karena laba neto yang turun sebesar 75,21%. Beban keuangan, terutama bunga
obligasi, menyebabkan marjin laba perusahaan menurun menjadi 0,87% dari total
penjualan bersih. Meskipun demikian, ekuitas naik 6,01%. Kenaikan ini
disebabkan oleh saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya, yang
berkontribusi sebesar 57,11% terhadap total ekuitas. Pada tahun 2022, return on
equity mengalami peningkatan karena peningkatan penjualan dan piutang usaha
sebesar 58,24% dibandingkan tahun 2021 mendorong laba usaha perseroan naik
sebesar 566,46% menjadi Rp 345,76 miliar. Total ekuitas perusahaan pada tahun
2022 melonjak 164,73% dibandingkan tahun sebelumnya, utamanya karena naiknya
saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya menjadi Rp 370,67 miliar atau sebesar
288,43% dibandingkan tahun 2021.
3.
PT
Indofarma (Persero) Tbk
Nilai ROE mengalami penurunan karena beberapa tahun perusahaan mengalami kerugian setelah pajak yang disebabkan oleh besarnya beban beban dan pajak sehingga mengakibatkan tingginya jumlah ekuitas daripada laba. Hal ini menyebabkan
posisi investor perusahaan rentan, karena turnnya rasio.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis laporan keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
Tbk, dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas dari perseroan memiliki angka yang stabil dari tahun
2017 sampai dengan 2022.
Hal ini disebabkan oleh perubahan bauran penjualan seperti peningkatan penjualan pada segmen jamu herbal dan suplemen setiap tahunnya, adanya produk baru
tolak linu yang diproduksi pada tahun 2017, ekspor perdana produk tolak angin
ke Filipina dan ekspor produk kukubima energi ke Nigeria dan Malaysia pada
tahun 2019. Kontribusi terbesar terhadap penjualan perseroan terletak pada segmen jamu herbal
dan suplemen, segmen makanan dan minuman pada produk kukubima ener-g! dan pada segmen farmasi juga berkontribusi walaupun tidak terlalu mendominasi.
Berdasarkan analisis laporan keuangan PT Pyridam TBK, dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas dari perusahaan tersebut memiliki angka yang stabil dari tahun 2017 hingga tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh peningkatan penjualan yaitu pada produk farmasi, maklon dan produk alat kesehatan
yang memberikan kontribusi besar dari penjualan
bersih. Peningkatan penjualan juga dikarenakan penjualan produk alat kesehatan yang berkaitan dengan COVID-19. Serta adanya peningkatan laba bersih yang dikarenakan turunnya beban penjualan dan beban keuangan. Kemudian, pada tahun 2021 mengalami penurunan angka rasio profitabilitas
yang sangat drastis yang disebabkan
oleh perusahaan mencatat beban keuangan yang sangat besar terutama berasal dari bunga
obligasi sehingga laba yang diperoleh sangat rendah. Lalu, pada tahun 2022 rasio profitabilitas kembali meningkat. Hal ini disebabkan oleh peningkatan penjualan yang disumbang dari 2 (dua) segmen usaha, yaitu
segmen Produk Farmasi,
Esthetic, dan Jasa Maklon, dan segmen
Produk Alat Kesehatan. Penjualan
tersebut masih didominasi oleh penjualan lokal. Serta adanya peningkatan total aset yang disebabkan oleh peningkatan pada saldo kas dan bank serta persediaan. Dan juga adanya peningkatan total ekuitas karena naiknya saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Achmad Syarif, Setiawan,
Hadi, & Ummi, Nurul. (2013). Perancangan Sistem Informasi Berbasis Website
dengan Metode Framework For The Applications of System Thinking. Jurnal
Teknik Industri Untirta, 1(4).
Aditya, K., Dan, Pemahaman Terhadap
Prosedur Confined Space, & Xi, Kapal M. T. MPMT. (n.d.). Abdullah, T.,
& Tantri, F.(2017). Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada. Abdullah, T., & Wahjusaputri, S.(2018). Bank dan Lembaga Keuangan
Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Medis. Achmad, F.(2018). Peran Analis Kredit
terhadap NPL pada PT X. JMBI UNSRAT. Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan
Inovasi Universitas Sam Ratulangi, 5(2), 7583.
Andayana, Made Ngurah Demi. (2020).
Perubahan prilaku konsumen dan eksistensi UMKM di era pandemi Covid-19. GLORY:
Jurnal Ekonomi & Ilmu Sosial, 1(2-Des), 3950.
Dewata. (2022). Industri Farmasi
Nasional Tumbuh 10% saat pandemic.
Kurniawan, Moh Zaki. (2020). Analisis
Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan PT Mandom Indonesia Tbk Periode
Tahun 2015-2018. Competence: Journal of Management Studies, 14(1),
4759.
Kustinah, Siti. (2021). Kinerja
Keuangan Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Selama Masa Pandemi Covid-19. Komitmen:
Jurnal Ilmiah Manajemen, 2(2), 83101.
Noor, Surya Ramadhan, & Aeni,
Rahma Nur. (2022). Analisis Laporan Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas
Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi
yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2019-2021. Jurnal
Akuntansi, 16(02), 6677.
Prasetya, Victor. (2021). Analisis
kinerja keuangan perusahaan sebelum dan saat pandemi covid 19 pada perusahaan
farmasi yang tercatat di bursa efek Indonesia. Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 1(5), 579587.
Salamahu, Nathalia Putri, Haumahu,
Gesy, Kssia, Sri Rizki Wulandani, & Tuankotta, Gabriela Laura. (2023).
Analisis Kinerja Keuangan Pada Usaha Dump Truck Di Desa Hatu, Maluku Tengah. Trending:
Jurnal Manajemen Dan Ekonomi, 1(4), 258268.
Samryn, L. M. (2013). Akuntansi
Manajemen: Informasi biaya untuk mengendalikan aktivitas operasi dan investasi.
Sari, Dian Indah. (2017). Analisa
Rasio Likuiditas Laporan Keuangan Pada Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Moneter-Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, 4(1), 4855.
Sari, Petty Aprilia, & Hidayat,
Imam. (2022). Analisis Laporan Keuangan.
Septa, Purwaningrum. (2018). Pengaruh
penyajian laporan keuangan dan aksesibilitas laporan keuangan terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan kabupaten ponorogo. Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Subramayan, K. R. (2010). Analisis
laporan keuangan. Salemba Empat.
Suri, Murnia. (2020). Proteksi Diri
Dari Covid 19 Dan Pendistribusian Bantuan Makanan Bagi Warga Dusun Lampuuk
Jaya Gampong Batoh Kota Banda Aceh. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
(Pendidikan), 2(2).