ANALISIS PENGARUH
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN AKUNTANSI BERKELANJUTAN TERHADAP KINERJA SDM
Windhy Puspitasari1, Risa Nurmala
Dewi2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti
Email: windhy.puspitasari@trisakti.ac.id,
risa.nurmala@trisakti.ac.id
Abstrak
Sistem akuntansi
berkelanjutan digunakan untuk mengukur dan melaporkan kinerja keuangan dan non-keuangan perusahaan dengan cara yang lebih holistik, yang mencerminkan dampak yang dihasilkan pada masyarakat, lingkungan, dan karyawan serta mencakup pertimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam sebuah organisasi. Selain itu, ada SDM yang memiliki peran penting dalam organisasi
sehingga perlunya penelitian mengenai kaitan antara sistem
manajemen akuntansi berkelanjutan dengan kinerja SDM. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh implementasi sistem manajemen akuntansi berkelanjutan terhadap kinerja SDM. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang digunakan untuk menganalisis, menggambarkan dan meringkas berbagai kondisi, dan situasi dari berbagai data yang dikumpulkan dari hasil pengamatan mengenai masalah yang diteliti pada saat penelitian berlangsung. Sedangkan, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan
triangulasi (gabungan). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik akuntansi
berkelanjutan membantu organisasi untuk mempertimbangkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial dari keputusan
bisnis, yang pada gilirannya
dapat menciptakan karyawan yang lebih berkomitmen, termotivasi, dan berkinerja tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan implementasi
manajemen berkelanjutan yang
baik berpengaruh terhadap kinerja SDM dan mendorong keberlanjutan organisasi secara keseluruhan.
Kata
kunci: Manajemen, akuntansi, SDM
Abstract
Sustainable
accounting systems are used to measure and report on the financial and
non-financial performance of companies in a more holistic way, which reflects
the resulting impact on society, the environment, and employees and includes
economic, social, and environmental considerations in an organization. In
addition, there are human resources who have an important role in the
organization so that research is needed regarding the link between the
sustainable accounting management system and HR performance. This study aims to
analyze the effect of sustainable accounting management system implementation
on HR performance. This research uses a descriptive method which is used to
analyze, describe and summarize various conditions, and situations of various
data collected from observations regarding the problem under study at the time
of the research. Meanwhile, the approach used is a qualitative approach with
triangulation (combined) collection techniques. Based on the results of the
study, it shows that sustainable accounting practices help organizations to
consider the economic, environmental, and social impacts of business decisions,
which in turn can create more committed, motivated, and high-performing
employees. Thus, it can be concluded that the implementation of good
sustainable management affects HR performance and promotes overall
organizational sustainability.
Keywords: Management,
accountancy, human resource
Pendahuluan
Sumber Daya Manusia
(SDM) merupakan unsur yang strategis dalam menentukan sehat tidaknya suatu organisasi. Pengembangan SDM yang
terencana dan berkelanjutan
merupakan kebutuhan yang mutlak terutama untuk masa depan organisasi (Dahlan, Hasim, & Hamdan, 2017). Manajemen SDM yang efektif
mengharuskan manajer menemukan cara terbaik dalam mengkaryakan
orang-orang agar mencapai tujuan
perusahaan dan meningkatkan
kinerja organisasi. Kemampuan suatu organisasi sangat bergantung pada
ketersediaan dan kemampuan
SDM dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan
(Faroman Syarief, 2022). Manajemen manusia adalah pekerjaan yang sangat penting dan menantang karena sifat dinamis
dari manusia. Kemunduran suatu perusahaan ditentukan dari salah satu indikator kualitas SDM pekerja di perusahaan tersebut.
Perkembangan dan peradaban
di wilayah Indonesia memberikan tantangan
dan perubahan pada kurun waktu sangat cepat. Perubahan demikian dipengaruhi dengan adanya keterlibatan teknologi di dunia bisnis. (Faroman Syarief, 2022) era globalisasi. Pada industri 4.0, sebuah organisasi dituntut untuk mampu melakukan banyak hal termasuk
pada manajemen akuntansi untuk meningkatkan kinerja SDM yang ada didalamnya dengan formatur (Herman, 2011).
Penerapan Good Corporate Governance telah menjadi isu utama
dalam mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Ketika ekonomi global tumbuh dan berkembang, perusahaan harus mampu mengikutinya. Oleh karena itu, perusahaan
harus memiliki sistem manajemen dan pengendalian yang tepat. Adanya
tata kelola perusahaan yang
baik seharusnya memberikan pengaruh positif baik secara
internal maupun eksternal (Margaret & Daljono, 2023). Good corporate governance muncul sebagai akibat dari masalah
keagenan yang timbul, dimana ada perilaku
untuk mendatangkan keuntungan pribadi khususnya dari agent dengan merugikan kepentingan dari pihak lain (principal).
Hal ini terjadi karena adanya pemisahan
kepentingan antara
principal dan agent. Pemisahan kepentingan
ini didasarkan pada agency theory yang dalam
hal ini manajemen
cenderung akan meningkatkan keuntungan pribadinya daripada tujuan perusahaan sehingga akan menimbulkan
konflik kepentingan antara pemilik perusahaan (principal) dengan pihak manajemen (agent) (Wulanda & Aziza, 2019).
Menurut Rifai, (2019) manajemen merupakan suatu proses
yang kontinu yang bermuatan
kemampuan dan ketrampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara
perorangan ataupun bersama orang lain. Burhany, (2013) menyatakan bahwa akuntansi lingkungan khususnya akuntansi manajemen lingkungan berguna bagi manajemen karena dapat menyediakan
informasi fisik mengenai input (bahan, air, energi) dan output (produk, limbah, emisi) serta informasi moneter Burhany, (2013) inti dari pembangunan berkelanjutan adalah memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang, dengan
cara memenuhi tiga aspek yaitu
lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Pemimpin perusahaan
sebagai CEO dapat memperhatikan sikap dan komitmen dalam peningkatan kualitas pekerja di suatu perusahaan. Menurut, DINUKA & Amalia, (2022) tiga faktor yaitu attitude toward behavior (sikap), norma subjektif (subjective
norm), dan semakin individu
mempersepsikan bahwa social referent yang mereka
miliki mendukung mereka untuk melakukan
suatu perilaku maka individu tersebut
akan cenderung merasakan tekanan sosial untuk memunculkan
perilaku. Beberapa terjadinya permasalahan dari dua dekade terakhir, kerusakan lingkungan, pemanasan global (global
warming) dan perubahan iklim
(climate change) kian serius
dan menakutkan, serta telah menimbulkan dampak-dampak negatif yang luar biasa bagi
kehidupan umat manusia dan menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat internasional.
Akibat terjadinya kegagalan dalam mengatur keuangan dapat menyebabkan kondisi krisis keuangan. Menurut, Gibbs, (2020) terjadinya krisis lingkungan, tapi juga menyebabkan krisis sosial, krisis ekonomi, krisis energi dan sumberdaya, serta krisis-krisis lainnya yang serius. Komputer & Jikem, (2022) juga menyatakan bahwa perusahaan yang ingin terus menghasilkan keuntungan dan membawa kesejahteraan bagi para
stakeholder harus menyesuaikan
diri dengan perubahan. Adaptasi terhadap tuntutan pasar, perubahan lingkungan eksternal dan internal, kondisi ekonomi dan regulasi,
Kurniawan, (2019) menjelaskan bahwa konsep sustainability accounting kini menjadi isu
menarik yang telah dibahas oleh para akuntan profesional. Permasalahan pada akuntansi konvensional adalah akuntansi konvensional tidak dapat mengukur mengenai aktivitas-aktivitas perusahaan yang tidak bersifat kuantitatif, namun aktivitas-aktivitas tersebut dapat menambah value bagi perusahaan. Contoh aktivitas tersebut adalah dampak aktivitas
bisnis perusahaan pada komunitas sosial dan lingkungan hidup, hubungan perusahaan dengan pelanggan, komitmen yang kuat dari karyawan, dan motivasi tinggi manajemen perusahaan merupakan aktivitas perusahaan yang tidak dapat diukur dengan
angka.
Berdasarkan latar
belakang yang dipaparkan di
atas bahwa manajemen akuntansi berkelanjutan memiliki kedudukan yang penting dalam mengatur berbagai keuangan pada sebuah perusahaan. Jika tidak dilaksanakan denga serius maka tidak
hanya akan terjadi krisis lingkungan, tapi juga menyebabkan krisis sosial, krisis ekonomi, krisis energi dan sumberdaya, serta krisis-krisis lainnya dan akan berdampak pada kinerja SDM. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh implemetasi sistem manajemen akuntasi terhadap kinerja SDM.
Metode
Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Metode ini digunakan untuk menganalisis, menggambarkan dan meringkas berbagai kondisi, dan situasi dari berbagai data yang dikumpulkan dari hasil pengamatan mengenai masalah yang diteliti pada saat penelitian berlangsung (Arifudin,
2019). Adapun pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan kualitataif. Menurut Komputer
& Jikem, (2022) dalam Sugiyono (2010:14) mendefinisikan
pendekatan kualitatif sebagai pendekatan yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Pendekatan merupakan
salah satu pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian akuntansi. Pendekatan ini berfokus pada pemahaman dan interpretasi tentang pengalaman individu dalam konteks tertentu. Dalam penelitian akuntansi, pendekatan kualitatif i digunakan untuk
memahami bagaimana individu memahami dan mengalami peristiwa dan situasi akuntansi dalam konteks organisasi.
Penelitian kualitatif fenomenologi menggunakan metode pengumpulan data yang cenderung mendalam dan reflektif, seperti wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan cara yang sistematis dan reflektif untuk menemukan tema-tema utama yang muncul dari pengalaman individu.
Penelitian akuntansi dengan pendekatan kualitatif dapat membantu peneliti untuk memahami bagaimana individu dalam organisasi mengalami dan memahami fenomena akuntansi seperti pengambilan keputusan, pengelolaan risiko, dan audit. Dalam konteks ini, penelitian kualitatif fenomenologi dapat membantu dalam mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena akuntansi dalam organisasi dan membantu untuk menghasilkan penjelasan yang lebih akurat dan lengkap tentang bagaimana individu dalam organisasi berinteraksi dengan fenomena akuntansi. Namun, sebagaimana dengan pendekatan kualitatif lainnya, penelitian kualitatif memiliki keterbatasan dalam hal generalisasi
hasil penelitian. Oleh karena itu, penelitian
kualitatif lebih tepat digunakan untuk memahami fenomena akuntansi dalam konteks organisasi
tertentu, daripada untuk menghasilkan generalisasi yang berlaku untuk populasi yang lebih luas.
Hasil dan Pembahasan
Organisasi adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan bersama dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan tersebut. Organisasi merupakan sebuah sistem dimana terjadi
saling mempengaruhi antara orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk sebuah tujuan
tertentu. Timbulnya sebuah organisasi bisa dipengaruhi oleh beberapa hal antara
lain, karena adanya beberapa orang, kerja sama, dan tujuan. Hal-hal tersebutlah yang saling mengkait satu sama lain sehingga terjadi saling ketergantungan, saling membutuhkan satu sama lain dan tidak bisa lepas
dan berdiri sendiri tanpa adanya faktor
lain yang mendukung (Jabani,
2015).
SDM yang ada di organisasi
maupun di berbagai sektor bisnis, dituntut untuk mampu menguasai perkembangan teknologi dan disrupsi digital yang begitu cepat, disiplin serta mematuhi penerapan protokol kesehatan yang ketat, serta responsif dan tanggap terhadap kehidupan tatanan normal baru. SDM dalam suatu organisasi pada hakikatnya adalah suatu sumber daya
yang vital terhadap kelangsungan
organisasi tersebut. SDM adalah penentu jalannya organisasi, sekaligus sebagai pihak pengambil keputusan terkait keberlangsungan dan kesuksesan organisasi tersebut (Diah,
Siregar, & Saputri, 2021).
Sumber daya manusia (SDM) adalah individu produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam institusi
maupun perusahaan yang memiliki fungsi sebagai aset sehingga
harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya. Pengertian sumber daya manusia makro
secara umum terdiri dari dua yaitu SDM makro yaitu jumlah penduduk
dalam usia produktif yang ada di sebuah wilayah dan SDM mikro dalam arti sempit yaitu individu yang bekerja pada sebuah institusi atau perusahaan (Susan,
2019).
SDM (Sumber Daya Manusia) atau tenaga
kerja merupakan salah satu faktor penting
dalam organisasi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa SDM penting dalam organisasi:
1. SDM merupakan
sumber daya yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi, pelaksanaan fungsi dan kegiatan organisasi untuk menjamin bahwa mereka dipergunakan secara efektif dan adil demi kepentingan organisasi, individu, dan masyarakat (Rahmawati,
2012).
2. Peningkatan kualitas
SDM merupakan persyaratan mutlak untuk mencapai
pembangunan.
3. SDM yang handal
dan berkualitas dapat membantu organisasi dalam bersaing dan bertahan di era pasar bebas (Prahara
& Hanafi, 2017).
4. SDM yang kreatif
dan produktif dapat membantu organisasi dalam memasarkan produk dengan modal seminimum mungkin (Susanti
& Halimah, 2021).
5. SDM yang terampil
dan berkualitas dapat membantu organisasi dalam mengelola keuangan dan menghadapi krisis seperti pandemi COVID-19 (Rohman,
Wulandari, & Putri, 2022).
6. SDM yang memiliki
karakteristik yang kuat dapat membantu organisasi dalam mengimplementasikan manajemen berbasis risiko (Mudrifah
& Wisyastuti, 2021).
Dengan demikian,
SDM merupakan faktor penting dalam organisasi
karena dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi, membantu organisasi dalam bersaing dan bertahan di era pasar bebas, serta membantu organisasi dalam menghadapi krisis dan mengimplementasikan manajemen berbasis risiko. Oleh karena itu, organisasi
perlu memperhatikan pengelolaan SDM secara baik dan optimal. Sehingga peran corporate
governance sangatlah diperlukan
untuk dapat menjalankan pemeriksaan kepada perilaku manajerial dalam pengelolaan sumber daya sehingga dapat
mewujudkan laporan keuangan yang berkualitas (Suryanto
& Refianto, 2019). Corporate
governance merupakan konsep
yang digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengawasan kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholders dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Penerapan corporate governance yang baik oleh perusahaan merupakan salah satu upaya untuk mengurangi
adanya asimetri informasi (Ghazali,
2020).
Menurut Price dalam
Wulansari
& Irwanto, (2020) menyatakan
bahwa perusahaan dengan praktik corporate governance yang baik akan dapat
meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham karena visi, misi
dan strategi perusahaan dinyatakan
dengan jelas, nilai-nilai perusahaan serta kode etik
disusun untuk memastikan adanya kepatuhan seluruh jajaran perusahaan, terdapat kebijakan untuk menghindari benturan kepentingan dan transaksi dengan pihak ketiga yang tidak tepat, risiko
perusahaan dikelola dengan baik dan terdapat sistem pengendalian dan monitoring yang baik.
Adapun prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam peranan good corporate governance yang disusun komite nasional kebijakan Governance menurut PBI No.
11/33/PBI/2009 dalam Nuha
et al., (2020) sebagai berikut :
1. Transparansi (Transparency)
Perusahaan dituntut
untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu
kepada segenap stakeholdersnya. Informasi yang diungkapkan antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan, kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham dan orang lain mengetahui keadaan perusahaan sehingga nilai pemegang saham dapat ditingkatkan.
2. Kemandirian (Indenpency)
Perusahaan dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak
maupun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlau dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
3. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus
dapat mempertanggungjawabkan
kinerjanya secara transparan dan wajar, untuk itu perusahaan
harus dikelola secara benar, terukur
dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain.
4. Pertanggung jawaban (Responsibility)
Para pengelola wajib memberikan pertanggungjawaban atas semua tindakan
dalam mengelola perusahaan kepada para pemangku kepentingan sebagai wujud kepercayaan
yang diberikan kepadanya.
5. Kewajaran (Fairness)
Perusahaan harus
senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham, pemangku kepentingan lainnya dan semua orang yang terlibat didalamnya berdasarkan prinsipprinsip kesetaraan dan kewajaran stakeholder.
Good Corporate Governance mampu memberikan dorongan bagi anggota dewan dan manajemen untuk dapat memperoleh tujuan perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya secara
efisien serta efektif (Prihati
& Khabibah, 2022).
Teori akuntansi berkelanjutan
mencoba untuk menggabungkan prinsip akuntansi tradisional dengan tujuan keberlanjutan,
yang mencakup pertimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Teori ini bertujuan untuk mengukur dan melaporkan kinerja keuangan dan non-keuangan perusahaan dengan cara yang lebih holistik, yang mencerminkan dampak yang dihasilkan pada masyarakat, lingkungan, dan karyawan. Asumsi Akuntansi Berkelanjutan: Beberapa asumsi yang mendasari akuntansi berkelanjutan meliputi: Pertimbangan Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan Asumsi ini mengasumsikan
bahwa perusahaan harus mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari kegiatan bisnisnya
ketika mengambil keputusan. Perhitungan Biaya Total Asumsi ini mengasumsikan bahwa perusahaan harus memperhitungkan biaya total dari kegiatan bisnisnya, termasuk biaya sosial dan lingkungan. Akuntansi Berbasis Masalah Asumsi ini mengasumsikan
bahwa akuntansi berkelanjutan harus berbasis pada masalah yang dihadapi oleh perusahaan, bukan pada aturan atau standar yang diatur oleh pihak luar.
Pengalaman Akuntansi Berkelanjutan: Beberapa perusahaan di seluruh dunia telah mempraktikkan akuntansi berkelanjutan dalam operasinya. Beberapa contoh pengalaman dalam Komputer
& Jikem, (2022) yang menganalisis
tersebut didukung oleh teori,asumsi dan pengalaman. Kun et
al., (2016) menyebutkan
faktor kinerja karyawan merupakan kunci kemajuan dan keberhasilan organisasi. Dalam Kurniawan,
(2019) menjelaskan
riset yang dilakukan oleh
Farneti & Guthrie (2009) yang meneliti mengenai praktek pengungkapan informasi melalui pelaporan keberlanjutan pada organisasi sektor publik di Australia. Riset
ini menemukan bahwa pelaporan keberlanjutan yang dilakukan di dalam organisasi sektor publik sangat bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan organisasi. Riset
lain dilakukan oleh Adams et al. (2014) yang meneliti mengenai pengukuran dari kinerja keberlanjutan (sustainability performance) dari organisasi sektor publik. Riset dari Adams et al. (2014) menemukan
bahwa pengukuran kinerja keberlanjutan pada organisasi sektor publik dapat berfokus
pada aspek sustainability, environmental
responsibility, dan social responsibility. Riset lain dari
Adams (2013) bertujuan untuk
menyusun konsep pelaporan keberlanjutan bagi universitas dan riset ini memiliki implikasi.
Menurut Lako, (2013) laporan keuangan hanya menyajikan sinyal-sinyal atau indikator kesuksesan keuangan sementara dampak-dampak sosial-ekologi yang ditimbulkan
oleh aktivitas ekonomi
negara atau aktivitas bisnis korporasi diabaikan. Laporan keuangan memang bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai kondisi keuangan suatu organisasi, tetapi hal ini tidak
berarti bahwa dampak sosial-ekologi yang ditimbulkan oleh aktivitas ekonomi atau bisnis
korporasi diabaikan. Sebagai tambahan pada laporan keuangan, banyak organisasi juga menyusun laporan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Report)
yang memberikan informasi tentang dampak sosial-ekologi dari kegiatan mereka. Laporan ini mencakup
informasi tentang inisiatif sosial, lingkungan dan keberlanjutan yang
dilakukan oleh organisasi, serta cara organisasi
berkontribusi pada masyarakat
dan lingkungan. Selain itu,
beberapa negara juga telah menerapkan standar pelaporan non-keuangan yang mewajibkan perusahaan untuk melaporkan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan bisnis mereka. Misalnya, Global
Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah
kerangka kerja pelaporan non-keuangan yang digunakan oleh banyak organisasi untuk melaporkan dampak sosial-ekologi dari kegiatan mereka. Dengan demikian, sinyal-sinyal atau indikator kesuksesan keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan
tidak selalu mengabaikan dampak sosial-ekologi dari kegiatan ekonomi atau bisnis korporasi.
Namun, untuk memastikan bahwa informasi tentang dampak sosial-ekologi yang lebih lengkap dan mendalam disampaikan, perusahaan dapat memperluas pelaporan mereka melalui laporan tanggung jawab sosial perusahaan
dan pelaporan non-keuangan lainnya.
Lubis,
(2017) menjelaskan
perspektif manajemen keuangan, privatisasi diinterprestasikan sebagai perubahan struktur kepemilikan yang mengakibatkan perubahan pada tata kelola perusahaan. Perubahan tersebut pada akhirnya mempengaruhi kinerja perusahaan. Perspektif manajemen keuangan memandang privatisasi sebagai proses penjualan atau pengalihan saham atau kepemilikan
suatu entitas dari sektor publik
(pemerintah) ke sektor swasta (perusahaan atau individu). Dalam hal ini, privatisasi diinterpretasikan sebagai perubahan struktur kepemilikan, dimana kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dialihkan dari pemerintah ke sektor swasta.
Proses privatisasi ini kemudian akan mengakibatkan
perubahan pada tata kelola,
yaitu cara pengelolaan dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Pada umumnya, entitas publik (pemerintah) memiliki peran yang berbeda dalam tata kelola dibandingkan dengan entitas swasta. Dalam entitas publik, keputusan pengelolaan seringkali dipengaruhi oleh tujuan-tujuan politik dan sosial, sedangkan di entitas swasta keputusan pengelolaan didasarkan pada kepentingan bisnis dan keuntungan. Oleh karena itu, perubahan
kepemilikan akan mempengaruhi struktur tata kelola dan cara pengambilan keputusan dalam organisasi. Namun demikian, perspektif manajemen keuangan juga melihat privatisasi sebagai upaya untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pengelolaan menyebabkan dampak negatif menyesatkan para pihak dalam pengambilan keputusan
Lia, (2022) menjelaskan
bahwa sistem informasi untuk mengkomunikasikan manajemen investasi di setiap daerah di Indonesia telah dirancang dalam desain sistem informasi
investasi daerah (SIID) (Peraturan BKPM, No. 9, 2017). Suatu
sistem yang dirancang untuk memenuhi kesesuaian peran dalam konteks siklus
manajemen investasi global untuk mengkomunikasikan tujuan pembangunan berkelanjutan (Malmborg, 2002; OECD, 2014; Pineiro et al.,
2018).
Mardijono,
(2009) menyebutkan
faktor yang diperlukan dalam kesuksesan kinerja adalah (1) komitmen top manajemen dan kepemimpinan, yaitu Komitmen yang kuat dari top manajemen dan kepemimpinan sangat penting untuk menciptakan budaya kerja yang sehat, memberikan arah yang jelas, dan memotivasi karyawan. Tanpa dukungan dari atas, sulit
bagi organisasi untuk mencapai keberhasilan jangka panjang. Partisipasi Pegawai dan Manajer Menengah: Partisipasi dan keterlibatan (2) partisipasi pegawai dan manajer menengah sebagai Partisipasi dan keterlibatan pegawai dan manajer menengah sangat penting untuk menciptakan budaya yang inklusif dan memotivasi karyawan. Keterlibatan ini juga memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan keahlian dan pengalaman karyawan secara optimal. (3) budaya kinerja yang baik, Budaya Kinerja yang Baik: Budaya kinerja yang baik menempatkan fokus pada hasil yang dicapai dan memberikan penghargaan kepada karyawan yang berhasil mencapai target tersebut. Budaya ini menciptakan
lingkungan kerja yang positif dan memotivasi karyawan untuk melakukan yang terbaik. (4) pelatihan dan pendidikan, Pelatihan dan pendidikan sangat penting untuk meningkatkan
kemampuan karyawan, memperbaiki produktivitas, dan meningkatkan keterlibatan karyawan.
Pelatihan dan pendidikan
juga membantu mempersiapkan
karyawan untuk tugas-tugas yang lebih menantang dan meningkatkan kesadaran mereka terhadap perubahan di lingkungan kerja. (5) membuatnya relatif sederhana, mudah digunakan dan dipahami, Produk atau layanan
yang mudah digunakan dan dipahami oleh konsumen akan memungkinkan organisasi untuk mencapai target pasar dan meningkatkan
kepuasan pelanggan. Hal
yang sama berlaku untuk sistem, proses, dan perangkat lunak yang digunakan di dalam organisasi dan (6) kejelasan visi, strategi Kejelasan visi dan strategi organisasi
sangat penting untuk memotivasi karyawan dan memperkuat arah perusahaan. Visi dan strategi yang jelas
juga membantu karyawan untuk memahami tujuan organisasi dan merancang tindakan yang tepat untuk mencapai
tujuan tersebut. Menurut Mayasari
et al., (2021) penerapan Sistem Informasi Manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan mutu pelayanan akademik sekolah sehingga menjadi indikator utama bahwa sekolah itu
efektif, beberapa. Kunci kemajuan dan keberhasilan organisasi meliputi beberapa hal yang saling terkait, antara lain: Visi dan
Misi yang Jelas: Organisasi harus
memiliki visi dan misi yang jelas untuk memberikan arah yang tepat bagi kegiatan dan tindakan yang dilakukan. Kejelasan visi dan strategi organisasi sangat penting untuk memotivasi karyawan dan memperkuat arah perusahaan. Visi dan
strategi yang jelas juga membantu
karyawan untuk memahami tujuan organisasi dan merancang tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Kurniawan,
(2019) menjelaskan
juga bahwa praktek sustainability accounting adalah melakukan pengungkapan informasi keuangan, informasi sosial, dan informasi lingkungan dalam bentuk laporan keberlanjutan perusahaan (corporate sustainability reporting). Rekayasa SDM atau Manajemen Rekayasa Sumber Daya Manusia (HR Engineering) adalah
sebuah pendekatan yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi dan kinerja sumber daya manusia dalam
sebuah organisasi. Pendekatan ini berfokus pada pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi karyawan, serta perancangan sistem manajemen sumber daya manusia
yang efektif dan efisien. Beberapa langkah dalam rekayasa SDM antara lain Analisis kebutuhan organisasi: Identifikasi kebutuhan organisasi dalam hal keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan visi organisasi. Analisis kebutuhan karyawan: Identifikasi keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi karyawan untuk mencapai tujuan dan visi organisasi. Perancangan sistem manajemen sumber daya manusia:
Merancang sistem manajemen sumber daya manusia yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan karyawan. Sistem ini meliputi rekrutmen
dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, penilaian kinerja, kompensasi dan insentif, serta manajemen karir. Implementasi: Menerapkan sistem manajemen sumber daya manusia
yang dirancang, termasuk
program pelatihan dan pengembangan,
penilaian kinerja, dan
program penghargaan dan insentif.
Pemantauan dan evaluasi
yaitu melakukan evaluasi sistem manajemen sumber daya manusia untuk
memastikan keefektifan dan efisiensi dalam mencapai tujuan organisasi dan memenuhi kebutuhan karyawan. Tujuan dari rekayasa SDM adalah untuk menciptakan
lingkungan kerja yang produktif dan efektif, meningkatkan kinerja SDM, dan memaksimalkan potensi karyawan. Dalam implementasinya, penting untuk memperhatikan
keberlanjutan organisasi
dan kesejahteraan karyawan,
serta memastikan bahwa program yang dirancang dapat memberikan nilai tambah bagi
organisasi dan karyawan. Lubis,
(2017) menyebutkan
bahwa perspektif manajemen keuangan, privatisasi diinterprestasikan sebagai perubahan struktur kepemilikan yang mengakibatkan perubahan pada tata
kelola perusahaan. Perubahan tersebut pada akhirnya mempengaruhi kinerja SDM.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa organisasi adalah sebuah sistem
di mana orang-orang bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama. Kinerja SDM merupakan faktor penting dalam kesuksesan
organisasi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa implementasi sistem manajemen akuntansi berkelanjutan dapat mempengaruhi kinerja SDM secara positif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh implementasi sistem manajemen akuntansi berkelanjutan terhadap kinerja SDM dengan tujuan memahami bagaimana praktik manajemen berkelanjutan dapat meningkatkan kinerja SDM dalam organisasi.
SDM merupakan aset
yang vital bagi kelangsungan
dan kesuksesan organisasi. Kualitas SDM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja organisasi. Implementasi sistem manajemen akuntansi berkelanjutan dapat menjadi faktor
yang berpengaruh terhadap kinerja SDM. Praktik akuntansi berkelanjutan membantu organisasi untuk mempertimbangkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial dari keputusan bisnis, yang pada gilirannya dapat menciptakan karyawan yang lebih berkomitmen, termotivasi, dan berkinerja tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan implementasi
manajemen berkelanjutan yang
baik berpengaruh terhadap kinerja SDM dan mendorong keberlanjutan organisasi secara keseluruhan. Selain itu juga, didukung oleh corporate
governance yang berperan penting
dalam mengelola manajemen untuk dapat memperoleh tujuan perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya secara
efisien serta efektif
DAFTAR PUSTAKA
Arifudin, Opan. (2019). Manajemen
Sistem Penjaminan Mutu Internal (Spmi) sebagai upaya meningkatkan mutu
perguruan tinggi. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi Dan Akuntansi), 3(1),
161167. https://doi.org/10.31955/mea.vol3.iss1.pp161-169
Burhany, Dian Imanina dan Nurniah.
(2013). Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu Untuk Meningkatkan Kinerja
Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan. Ekuitas: Jurnal Ekonomi Dan
Keuangan Nurniah Politeknik Negeri Ujung Pandang, 17.3(80), 279298.
Dahlan, Hasim, Djamil, & Hamdan.
(2017). The Influence of Human Resource Management and Organizational Culture
on Service Quality at the Tamalate District Office, Makassar City. Jurnal
Administrare, 4(2), 6975.
Diah, Yuliansyah M., Siregar, Lina
Dameria, & Saputri, Nyimas Dewi Murnila. (2021). Strategi Mengelola Sumber
Daya Manusia (SDM) Unggul dalam Tatanan Normal Baru bagi Pelaku UMKM di Kota
Palembang. Sricommerce: Journal of Sriwijaya Community Services, 2(1),
6776.
DINUKA, VINA KHOLISA, & Amalia,
Diah. (2022). Skeptisisme Project Based Learning Dan Problem Based Learning
Dalam Pembelajaran Akuntansi Berkelanjutan: Perspektif Mahasiswa Akuntansi. Journal
of Applied Managerial Accounting, 6(2), 330344.
https://doi.org/10.30871/jama.v6i2.4774
Faroman Syarief, Andrie Kurniawan,
Zandra Dwanita Widodo, Hari Nugroho, Rimayanti Rimayanti, Edison Siregar,
Astrid Aprica Isabella, Fitriani Fitriani, Daniel J. I. Kairupan, Zufri Hasrudy
Siregar, Yuhanin Zamrodah, Muhammad Jahri, I. Wayan Gede Suarjana, Salmia
Salmia. (2022). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Ghazali, Maulana Fariz. (2020).
Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks Lq 45. Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Airlangga, 29(2), 119.
https://doi.org/10.20473/jeba.v29i22019.119-131
Gibbs, David. (2020). Green economy. Essential
Concepts of Global Environmental Governance, (December), 116117.
https://doi.org/10.4324/9780367816681-49
Herman. (2011). Implementasi
Manajemen SDM Berbasis Kompetensi: Solusi Proaktif Permasalahan SDM Aparatur. Jurnal
Kebijakan Dan Manajemen PNS, 5(1), 6878.
Jabani, Muzayyanah. (2015).
Pentingnya Perencanaan Sumberdaya Manusia Dalam Sebuah Organisasi. Jurnal
Muamalah, 5(1), 110.
Komputer, Jurnal Ilmu, & Jikem,
Manajemen. (2022). Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi dan Manajemen (JIKEM). 2(1),
923926.
Kun, Liu, Xiaoqi, Lyu, Yu, Gu,
Hefeng, Yu, & Ming, Guoyin Zhang. (2016). 快速数字影像重建的2维_3维医学图像配准_刘坤. 2(2), 6977.
Kurniawan, Putu Sukma. (2019). Akuntansi
Keberlanjutan Dan Pengukuran Kinerja Keberlanjutan Universitas: Mungkinkah
Mengaplikasikan Akuntansi Keberlanjutan Pada Institusi Pendidikan Tinggi? 117.
Lako, Andreas. (2013). Transformasi
Akuntansi Menuju Akuntansi Keberlanjutan: Tantangan dan Strategi Pendidikan
Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi XVI, (September).
Lia, Santika. (2022). No Titleהכי
קשה לראות את מה
שבאמת לנגד העינים.
הארץ, (8.5.2017), 20032005.
Lubis, Tona Aurora. (2017). KINERJA
BUMN Tbk Indonesia. In Dk (Vol. 53).
Mardijono, Didik Eko. (2009). KINERJA
ORGANISASI ( Studi Pada RSUD Kabupaten Temanggung ) Tesis Diajukan kepada
Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Tahun 2009. Magister Akuntansi.
Margaret, Ermalyani, & Daljono.
(2023). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap. Diponegoro Journal Of
Accounting, 12(4), 114.
Mayasari, Annisa, Supriani, Yuli,
& Arifudin, Opan. (2021). Implementasi Sistem Informasi Manajemen Akademik
Berbasis Teknologi Informasi dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Pembelajaran di
SMK. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 4(5), 340345.
https://doi.org/10.54371/jiip.v4i5.277
Mudrifah, Mudrifah, & Wisyastuti,
Aviani. (2021). Penguatan Karakteristik SDM dalam Implementasi Manajemen
Berbasis Risiko di Lazis Muhammadiyah (LazisMu) Kabupaten Malang. Jurnal
Pengabdian Nasional (JPN) Indonesia, 2(1), 1927.
Nuha, Mochammad Ulin, Afifa, Sayyida,
& Safitri, Karin Amelia. (2020). Analisis Penerap Alisis Penerapan Good
Corpora An Good Corporate Governance PT Ance PT Asuransi Purna Artanugraha. Jurnal
Administrasi Bisnis Terapan (JABT), 2(2).
Prahara, Rahma Sandhi, & Hanafi,
Syahrul. (2017). Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Anggota Dan Alat Perangkat
Organisasi Koperasi Di Era Pasar Bebas Asia. Physics.
Prihati, Anggun, & Khabibah,
Nibras Anny. (2022). Studi Literatur: Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance Terhadap Financial Distress. Jurnal Akuntansi Universitas Jember,
20(2), 125135.
Rahmawati, I. (2012). Manajemen
Sumber Daya Manusia (Sdm) Dalam Peningkatan Kualitas Sekolah(Studi Empirik
Madrasah Ibtidayah (Mi) Muhammadiyah Program Khusus Kartasura Tahun Pelajaran
2011/2012 ). Engineering.
Rifai, Muhammad. (2019). Manajemen
Organisasi Pendidikan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53,
1339.
Rohman, Taufiqur, Wulandari, Yuli,
& Putri, Khalifah Eka Yaniar. (2022). Analisis Pengembangan Manajemen SDM
dalam Menghadapi Krisis Covid-19. Benchmark.
Suryanto, Agus, & Refianto.
(2019). Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan. Jurnal Bina Manajemen, 8(1), 133.
Susan, Eri. (2019). Manajemen sumber
daya manusia. Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 9(2),
952962.
Susanti, Fahmi, & Halimah, Vinda.
(2021). Meningkatkan SDM Yang Kreatif Dan Produktif Dalam Memasarkan Produk
Dengan Modal Seminimum Mungkin. Semantic Schoolar.
Wulanda, Monika, & Aziza, Nurna.
(2019). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan dan Manajemen
Laba Sebagai Variabel Intervening. AKTSAR: Jurnal Akuntansi Syariah, 2(1),
83. https://doi.org/10.21043/aktsar.v2i1.5518
Wulansari, Rhetno, & Irwanto,
Andry. (2020). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan
Manufaktur. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Airlangga, 28(1), 5773.
https://doi.org/10.20473/jeba.V28I12018.5815