MEMBANGUN STRATEGI
KEUNGGULAN BERSAING
PADA BISNIS KONSTRUKSI STUDI
KASUS: PT NINDYA KARYA (PERSERO)
Bangun Arifanto1, Paulus Wardoyo2,
Indarto3
Universitas Semarang,
Indonesia
Email: bangun79@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi alasan perusahaan belum bisa masuk 3 (tiga)
besar dan menganalisis serta membangun strategi kompetitif dalam menciptakan keunggulan bersaing dalam bisnis konstruksi. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa alasan belum
masuk 3 (tiga) besar adalah karena
keterlambatan dalam bersaing secara kompetitif dengan kompetitor, kemudian dalam membangun strategi kompetitif setelah melihat kondisi internal dan eksternal dilakukan analisis daya tarik
pasar serta daya saing perusahaan menunjukan bahwa sektor sumber daya
air adalah sektor yang
paling potensial. Pada analisis
persaingan Porter menunjukan
semua faktor tinggi, kecuali ancaman produk pengganti yang rendah. Pada analisis SWOT perusahaan berada pada kuadran 1 (satu) strategi growth. Kesimpulannya
strategi keunggulan bersaing
yang tercipta adalah penetrasi pasar segmen besar, pengembangan produk/ diversifikasi bisnis, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meningkatkan estimating proyek, transformasi digital teknologi, membangun sistem digital terintegrasi supply chain, meningkatkan
kapasitas keuangan, peningkatan produktifitas SDM.
Kata
kunci: konstruksi, keunggulan bersaing, analisis daya tarik dan daya saing, analisis
persaingan Porter, analisis
SWOT
Abstract
This
research aims to identify the reasons why companies have not been able to enter
the top 3 and analyze and build competitive strategies in creating competitive
advantages in the construction business. This research was carried out using a
qualitative descriptive method. The results of this research show that the
reason it is not yet in the top 3 is due to delays in competing competitively
with competitors, then in building a competitive strategy after looking at
internal and external conditions, an analysis of market attractiveness and
company competitiveness shows that the water resources sector is the sector
with the most potential. In Porter's competitive analysis, all factors are high
except the threat of substitute products is low. In the SWOT analysis the
company is in quadrant 1 of the growth strategy. In conclusion, the competitive
advantage strategies created are large segment market penetration, product
development/business diversification, increasing efficiency and productivity,
improving project estimating, digital technological transformation, building an
integrated digital supply chain system, increasing financial capacity,
increasing HR productivity.
Keywords: construction,
competitive advantage, attractiveness and competitiveness analysis, Porter
competitive analysis, SWOT analysis
Pendahuluan
Persaingan dalam industri konstruksi bukan merupakan persaingan bisnis baru, melainkan
persaingan yang sudah
sangat ketat (Felia, 2016). Dalam bisnis konstruksi terlihat dari munculnya
pesaing-pesaing baru di sisi lain pesaing-pesaing yang sudah mapan masih
eksis di industri ini seperti PT Adhi Karya, PT Hutama Karya dan PT Waskita Karya. Pasar dari industri konstruksi sangat beragam tetapi porsi terbesar masih dari proyek
Pemerintah, sedangkan investasi dari swasta hanya menjadi
pelengkap saja bagi perusahaan konstruksi besar, proyek-proyek yang menjadi sasaran utama berasal
dari proyek bendungan, gedung, jalan dan fasilitas umum lainya sebagai
penunjang ekonomi nasional (Faniyah, 2018).
Tabel 1 Sembilan (9) Perusahaan Konstruksi BUMN
No |
Perusahaan |
2021 (dalam juta) |
|||
Aset |
Pendapatan |
Ekuitas |
Laba |
||
1 |
PT Hutama Karya (Persero) |
132.917.503 |
20.484.998 |
54.808.750 |
(2.390.143) |
2 |
PT Waskita Karya (Persero) |
103.601.611 |
2.671.364 |
15.461.433 |
(87.869) |
3 |
PT Wijaya Karya (Persero) |
69.385.794 |
17.809.717 |
17.435.077 |
236.800 |
4 |
PT PP (Persero) |
55.573.843 |
2.838.749 |
14.330.149 |
13.213 |
5 |
PT Adhi Karya (Persero) |
39.900.337 |
11.530.471 |
5.657.707 |
82.866 |
6 |
Perum. Perumnas |
7.110.566 |
795.605 |
321.419 |
(355.847) |
7 |
PT Brantas Abipraya (Persero) |
6.969.714 |
2.663.513 |
1.714.094 |
72.961 |
8 |
PT Nindya Karya (Persero) |
4.899.999 |
4.415.364 |
1.598.302 |
65.794 |
9 |
PT Amarta Karya (Persero) |
1.007.334 |
331.210 |
155.635 |
(14.327) |
Sumber
data: Laporan Keuangan BEI
(2022)
PT Nindya
Karya (Persero) adalah mantan badan usaha milik Belanda yang mempunyai peran yang baik dalam sejarah pembangunan
infrastruktur Indonesia. Banyak konstruksi
sudah dikerjakan dan diselesaikan oleh PT Nindya Karya (Persero) seperti misalnya proyek jalan tol, rumah
sakit, bandara, dan jenis konstruksi lain yang sudah dibangun (Respatiningsih, 2012). Proyek lainnya yang telah dikerjakan adalah Stadion Gelora Bung Karno sebagai mahakarya yang diselesaikan.
Namun demikian, banyak perusahaan konstruksi di
Indonesia menghadapi kesulitan
karena daya saing yang rendah, diperlukan penentuan strategi
yang tepat untuk meningkatkan memperoleh keunggulan bersaing, menurut (Sianturi, 2020), begitu juga PT Nindya Karya dalam upaya
meningkatkan daya saing agar dapat menuju 3 (tiga) besar perusahaan konstruksi di Indonesia.
Pada penelitian
sebelumnya yang meneliti tentang pemilihan strategi perusahaan konstruksi di
Indonesia dijelaskan oleh (Pramesti & Tulhanifah, 2021), penelitian ini menunjukan bahwa PT Adhi Karya memiliki strategi-strategi khusus untuk menghadapi
resesi dengan analisis SWOT menunjukan pilihan strategi intensif,
strategi diversifikasi terkait,
memberikan harga yang terjangkau untuk para mitranya, memberikan pelatihan untuk SDM dan pendisiplinan SOP.
Penelitian lainya dari (Mahendra, Najib, & Kirbrandoko, 2020) menjelaskan
PT Adhi Persada Properti dengan menggunakan metode analisis data PEST, FGD (focus
group discussion), dan analisis SWOT, BMC (business
model canvas). Dengan menggunakan
analisis tersebut menunjukan bahwa tingkat daya beli
dari masyarakat, pertumbuhan ekonomi serta kemajuan teknologi informasi (Nasution, Hariani, Hasibuan, & Pradita, 2020). Pada tingkatan daya beli dan pertumbuhan, lebih memiliki pengaruh terhadap penjualan produk yang dihasilkan PT Adhi Persada Properti. Sedangkan pada Business
Model Canvas diidentifikasi di setiap bagian bisa
dipetakan dengan sangat jelas, segmen apa
yang bisa dikembangkan dan segmen apa yang perlu dipertahankan (Fauzi, 2020).
Penelitian lainnya dari (Firdaus & Mellita, 2021) menjelaskan
bahwa PT Wijaya Karya Beton
menggunakan metode dalam penelitian ini adalah analisis
internal dan analisis eksternal,
untuk tahap input mempergunakan matriks EFE dan
IFE, berikutnya menggunakan
matriks SWOT, hasil penelitian ini adalah strategi Kekuatan ke Peluang atau
SO strategy sebagai strategi utama, realisasinya adalah memanfaatkan kekuatan dari internal perusahaan digunakan untuk memanfaatkan peluang dari eksternal
perusahaan dengan cara peningkatan kualitas produk konstruksi yang dihasilkan, melengkapi jaringan distribusi, penetapan harga, persyaratan-persyaratan pembayaran, pengiriman produk dan menurunkan biaya pengiriman untuk memperluas pasar (Suciasih, 2018).
Dari
case study PT Nindya Karya
(Persero) diatas dan dari penelitian-penelitian sebelumnya
yang juga dijabarkan diatas,
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang alasan PT Nindya Karya (Persero) belum bisa menjadi 3 (tiga) besar perusahaan
konstruksi Indonesia serta membangun strategi untuk menciptakan strategi kompetitif
pada bisnis konstruksi dengan dengan melihat
kondisi internal dan eksternal
perusahaan, melakukan analisis daya tarik
pasar & daya saing perusahaan, melakukan analisis persaingan Porter dan melakukan analisis SWOT untuk membangun strategi bersaing dalam bisnis konstruksi di Indonesia (Muiz, 2019).
Metode
Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan case study.
Sumber data dalam penelitian ini adalah dari keterangan
informan penelitian yang terpercaya dari pelaku dari internal perusahaan dan eksternal yang memiliki pemahaman tentang industri konstruksi di Indonesia. Pada penelitian
ini, peneliti memilih jenis penelitian
kualitatif, maka data yang diperoleh harus bersifat mendalam, jelas dan spesifik. Selanjutnya pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan
adalah model analisis Miles
& Huberman. Pada tahap pengumpulan
data informan yang sudah ditentukan, akan dilakukan wawancara secara mendalam mengenai masalah yang sedang diteliti. Dari hasil data yang diperoleh akan dibandingkan antara informan satu dengan informan
lainya serta dibandingkan juga dengan data sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi-dokumentasi penelitian hingga diperoleh hasil yang benar-benar akurat. Uji validitas data dalam penelitian ini dengan triangulasi penelitian
Hasil dan Pembahasan
Perusahaan Belum Masuk 3 (tiga) Besar Konstruksi di Indonesia
Pada prakteknya
PT Nindya Karya yang juga merupakan perusahaan lama seperti BUMN Karya lainnya tetapi masih berada di peringkat 7 (tujuh) (dari sisi ekuitas)
perusahaan konstruksi nasional. Dari hasil penelitian, PT Nindya Karya belum bisa
masuk 3 (tiga) besar adalah karena
pertama, PT Nindya Karya telat memulai
proyek-proyek investasi dimana pada saat itu, BUMN Karya lain sudah memulainya. Nindya Karya perlu
ada switching ke proyek atau pasar yang lain, dengan mengurangi proyek lama dengan laba kecil dan menambah proyek baru dengan laba
yang lebih besar. Yang kedua adalah kesalahan
pada tahap operasi yaitu pada bagian pemasaran, dari pemasaran yang baik akan memperoleh banyak proyek, lalu laba usaha,
lalu laba bersih, pada akhirnya adalah equity (Fatihudin & Firmansyah, 2019). Departemen
Pemasaran terlambat dalam mendapatkan proyek, BUMN Karya lain sudah bergerak sebelum tender proyek itu tayang sedangkan
Nindya Karya baru akan bergerak
setelah proyek tersebut tayang/ atau muncul tender. Yang ketiga adalah jumlah
pesaing yang sangat tinggi.
Yang keempat adalah teknologi, kesisteman dan HC belum maksimal dimana di-era digitalisasi perlu upgrade untuk dapat meningkatkan kinerja yang dilakukan, teknologi yang dilakukan PT Nindya Karya masih
banyak yang konvensional sehingga diperlukan peningkatan teknologi dan kesisteman untuk bisa menjadi yang lebih baik dari
perusahaan konstruksi lain.
Strategi Keunggulan
Bersaing
Dalam membangun
strategi keunggulan bersaing
PT Nindya Karya dilakukan dengan menganalisa industri konstruksi dengan melihat kondisi internal dan eksternal perusahaan sebagai bahan dalam
membuat analisis daya tarik industri
dan daya saing perusahaan, analisis 5 pilar/ analisis persaingan Porter, analisis SWOT (Anwar,
2020).
Analisis Daya Tarik Pasar dan Daya Saing
Perusahaan
Dari hasil penelitian diperoleh hasil terangkum pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2 Analisis Daya Tarik
Pasar dan Daya Saing Perusahaan
No. |
Keterangan |
|
Segmen |
|||||
A |
B |
C |
D |
E |
F |
|||
1 |
Daya
Saing Perusahaan |
(X) |
4,00 |
3,30 |
3,10 |
3,30 |
2,30 |
2,45 |
2 |
Daya Tarik Pasar |
(Y) |
3,90 |
3,35 |
3,85 |
3,30 |
2,90 |
3,20 |
Keterangan:
A : Sumber
Daya Air (SDA)
B : Jalan dan Jembatan
C : Bangunan/
Gedung
D : Bandara, Pelabuhan
dan Dermaga
E : Properti
dan Realti
F : Engineering,
Procurement dan Construction (EPC)
Berikut ini
adalah bentuk dari matriks Daya Tarik Pasar dan
Daya Saing Perusahaan, tercermin dari
gambar berikut ini:
Gambar 1 Matriks
Daya Tarik Pasar dan Daya Saing
Kesimpulan:
a.
Segmen
pasar SDA, koordinat (4,00-3,90) artinya
daya tarik pasar “tinggi” dan daya saing perusahaan “tinggi”.
b.
Segmen
pasar Jalan dan Jembatan, koordinat
(3,30-3,35) artinya daya tarik pasar “sedang” dan daya saing perusahaan
“sedang”.
c.
Segmen
pasar Bangunan / Gedung, koordinat
(3,10-3,85) artinya daya tarik pasar “tinggi” dan daya saing perusahaan
“sedang”.
d.
Segmen
pasar Bandara, Pelabuhan dan Dermaga, koordinat (3,30-3,30) artinya daya Tarik pasar “sedang” dan daya saing perusahaan
“sedang”.
e.
Segmen
pasar Properti dan Realti, koordinat (2,30-2,90) artinya daya tarik pasar “sedang” dan daya saing perusahaan “sedang”.
f.
Segmen
pasar EPC, koordinat (2,45-3,20) artinya
daya tarik pasar “sedang” dan daya saing perusahaan “sedang”.
Dari
6 (enam) segmen pasar yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya, segmen Sumber
Daya Air (SDA) adalah segmen
yang memiliki potensi yang
sangat tinggi dan bisa memiliki pertumbuhan/ growth
yang tinggi sehingga diperlukan investasi yang tinggi juga untuk segmen SDA ini.
Analisis Persaingan (Porter Analysis)
Pengaplikasian analisis
lima kekuatan Porter (Porter Five Forces Analysis),
yang telah dilakukan terhadap industri konstruksi disimpulkan bahwa:
1.
Ancaman produk substitusi
® Rendah.
2.
Tingkat
persaingan ® Tinggi.
3.
Ancaman dari pendatang
baru ® Tinggi.
4.
Daya
tawar pemasok ® Tinggi.
5.
Daya
tawar konsumen ® Tinggi.
Analisis SWOT
Dari hasil penelitian didapatkan hasil pembobotan analisis SWOT adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Pembobotan Analisis
SWOT
Kekuatan |
||||
No |
Indikator |
Bobot |
Rating |
Nilai |
1 |
Pemasaran |
30% |
3 |
0,90 |
2 |
Perencanaan Strategis
& Investasi |
20% |
3 |
0,60 |
3 |
Produksi |
20% |
3 |
0,60 |
4 |
Human Capital |
10% |
2 |
0,20 |
5 |
Keuangan, Akuntansi
& Perpajakan |
10% |
3 |
0,30 |
6 |
Sistem &Teknologi
Informasi |
10% |
3 |
0,30 |
|
Jumlah |
100% |
|
2,90 |
Kelemahan |
||||
No |
Indikator |
Bobot |
Rating |
Nilai |
1 |
Pemasaran |
30% |
2 |
0,60 |
2 |
Perencanaan Strategis
& Investasi |
20% |
2 |
0,40 |
3 |
Produksi |
20% |
2 |
0,40 |
4 |
Human Capital |
10% |
3 |
0,30 |
5 |
Keuangan, Akuntansi
& Perpajakan |
10% |
2 |
0,20 |
6 |
Sistem &Teknologi
Informasi |
10% |
2 |
0,20 |
|
Jumlah |
100% |
|
2,10 |
Peluang |
||||
No |
Indikator |
Bobot |
Rating |
Nilai |
1 |
Ekonomi dan Politik |
25% |
3 |
0,75 |
2 |
Sosial dan Budaya |
25% |
2 |
0,50 |
3 |
Regulasi |
25% |
3 |
0,75 |
4 |
Teknologi |
25% |
3 |
0,75 |
|
Jumlah |
100% |
|
2,75 |
Ancaman |
||||
No |
Indikator |
Bobot |
Rating |
Nilai |
1 |
Ekonomi dan Politik |
25% |
3 |
0,75 |
2 |
Sosial dan Budaya |
25% |
2 |
0,50 |
3 |
Regulasi |
25% |
2 |
0,50 |
4 |
Teknologi |
25% |
2 |
0,50 |
|
Jumlah |
100% |
|
2,25 |
Berdasarkan pembobotan di atas, selanjutnya menentukan koordinat titik X dan Y, sebagai berikut:
Tabel 4 Nilai Koordinat
Faktor |
Indikator |
Nilai |
Indikator |
Nilai |
Titik X dan Y |
X |
Kekuatan (S) |
2,90 |
Kelemahan (W) |
2,10 |
0,80 |
Y |
Peluang (O) |
2,75 |
Ancaman (T) |
2,25 |
0,50 |
Posisi PT Nindya Karya berada pada koordinat titik (0,80 ; 0,50), tercermin dari diagram berikut ini:
Gambar 2 Koordinat
Posisi Perusahaan
Sesuai analisis yang telah dilakukan, PT Nindya Karya berada
pada posisi memiliki kekuatan dan peluang yang tinggi sehingga berada pada kuadran 1 (satu) yaitu perusahaan
pada posisi dan dengan
strategi growth atau tumbuh.
Perusahaan disarankan untuk
terus berinvestasi untuk mengembangkan segmen pasar yang sudah ada dan juga mencoba masuk ke segmen
pasar baru untuk meningkatkan volume dari perusahaan.
Kemudian dibuatkan matriks SWOT sebagai berikut:
Berdasarkan perhitungan analisis
SWOT, PT Nindya Karya berada pada kuadran 1 (satu) maka strategi yang digunakan adalah SO (Strength
to Opportunity), pilihan strateginya
adalah:
SO Strategi
1.
Memperkuat market intelligence dalam mendapatkan peluang proyek-proyek di Ibu Kota baru
dan pasar global (S3,O7).
2.
Peningkatan ekuitas melalui Perpetual
Loan dan Initial Public Offering (IPO) dalam
mendukung rencana bisnis perusahaan (S1,S3,O3).
3.
Meningkatkan mutu dan ketepatan
waktu penyelesaian pekerjaan untuk menjaga kerjasama bisnis dengan sesama
BUMN (S2,S4,O2).
4.
Menyiapkan talent SDM yang unggul dan inovatif untuk mendukung Program Making Digital Talent KBUMN (S6,O4,O5).
5.
Mengimplementasikan integrasi fungsi pendukung dalam bentuk shared service Holding BUMN Klaster Danareksa (S3,S7,O6).
6.
Meningkatkan target tranformasi digital INDI 4.0 dengan skor 3,5 sesuai dengan arahan
Presiden dalam Making
Indonesia 4.0. (S7,O6).
7.
Memberikan pendidikan dan pelatihan
untuk memperoleh sertifikasi guna mendukung kinerja SDM (S2, O4).
Dengan demikian dapat disimpulkan strategi-strategi keunggulan
PT Nindya Karya dari setiap bidang
untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive
advantage) terangkum berikut
ini:
1.
Bidang Pemasaran,
penjabaran strategi:
·
Penetrasi pasar segmen besar.
2.
Bidang Strategi dan Investasi, penjabaran strategi:
·
Pengembangan produk/
diversifikasi bisnis.
3.
Bidang Produksi,
penjabaran strategi:
·
Meningkatkan efisiensi
dan produktivitas.
4.
Bidang Estimating, penjabaran strategi:
·
Meningkatkan estimating proyek.
5.
Bidang Riset dan Teknologi Informasi, penjabaran strategi:
·
Transformasi digital teknologi.
6.
Bidang Supply Chain
Management, penjabaran strategi:
·
Membangun sistem
digital terintegrasi supply chain.
7.
Bidang Keuangan,
penjabaran strategi:
·
Meningkatkan kapasitas
keuangan.
8.
Bidang Human Capital,
penjabaran strategi:
· Peningkatan produktifitas
SDM.
Bangunan Model Teori
Gambar 3 Bangunan Model Teori Strategi Keunggulan Bersaing Pada Bisnis Konstruksi
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada PT Nindya Karya dan industri konstruksi di Indonesia,
penyebab PT Nindya Karya belum dapat
masuk 3 (tiga) besar seperti perusahaan
BUMN lain dalam bisnis konstruksi Indonesia ada beberapa alasan yang melatar belakangi. Pertama PT Nindya Karya telat memulai
proyek-proyek investasi
pada saat itu, disaat BUMN Karya lain sudah memulainya, Nindya Karya perlu
ada switching ke proyek atau pasar yang lain dengan mengurangi proyek lama dengan laba kecil dan menambah proyek baru dengan laba
yang lebih besar. Yang kedua adalah kesalahan
pada tahap operasi, yaitu pada bagian pemasaran, dari pemasaran yang baik akan memperoleh banyak proyek, lalu laba usaha,
lalu laba bersih, pada akhirnya adalah equity. Departemen Pemasaran terlambat dalam mendapatkan proyek, BUMN Karya lain sudah bergerak sebelum tender proyek itu tayang sedangkan
Nindya Karya baru bergerak setelah
proyek tersebut tayang/ atau muncul
tender. Yang ketiga adalah jumlah pesaing yang sangat tinggi. Yang keempat adalah teknologi, kesisteman dan HC belum maksimal dimana di-era digitalisasi perlu upgrade
untuk dapat meningkatkan kinerja yang dilakukan, teknologi yang dilakukan PT Nindya masih banyak yang konvensional sehingga diperlukan peningkatan teknologi dan kesisteman untuk bisa menjadi
yang lebih baik dari perusahaan konstruksi lain.
Kemudian juga berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada PT Nindya Karya dan industri konstruksi di Indonesia dengan melihat kondisi internal dan eksternal, membuat analisis daya tarik
industri dan daya saing perusahaan, analisis 5 pilar/ analisis persaingan Porter, analisis SWOT menghasilkan rumusan strategi untuk PT Nindya Karya di setiap bidang sebagai berikut ini: 1. Penetrasi pasar segmen besar. 2. Pengembangan produk/ diversifikasi bisnis. 3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas 4. Meningkatkan estimating proyek.
5. Transformasi digital teknologi.
6. Membangun sistem digital
terintegrasi supply chain. 7. Meningkatkan kapasitas keuangan. 8. Peningkatan produktifitas SDM.
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan
penelitian, adanya keterbatasan penelitian ini diharapkan dapat dilakukan perbaikan pada penelitian yang akan datang. Untuk
menciptakan keunggulan bersaing pada bisnis konstruksi dalam penelitian ini merupakan sudut pandang dari PT Nindya Karya sebagai
BUMN Karya diluar 3 (tiga) besar untuk
menjadi perusahaan konstruksi terbaik di Indonesia, dimana untuk merumuskan
strategi kompetitif pada bisnis
konstruksi perlu juga dilakukan penelitian berdasarkan sudut pandang penguasa pasar yaitu PT Hutama Karya (Persero).
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Muhadjir. (2020). Manajemen
Strategik: Daya saing dan globalisasi. Sasanti Institute.
Faniyah, Iyah. (2018). Kepastian
Hukum Sukuk Negara Sebagai Instrumen Investasi di Indonesia. Deepublish.
Fatihudin, Didin, & Firmansyah,
Anang. (2019). Pemasaran Jasa (strategi, mengukur kepuasan dan loyalitas
pelanggan). Deepublish.
Fauzi, Arif Rakha. (2020). Business
Model Canvas (BMC) Studi Kasus Torabika Moka di Wilayah Sukabumi. Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pakuan.
Felia, Florencia. (2016). Analisa
Strategi Bersaing PT. Surya Cipta Mandiri. Agora, 4(2), 250–258.
Firdaus, Yusqi Audah, & Mellita,
Dina. (2021). Strategi Pemasaran Precast Beton Pada PT Wijaya Karya Beton, Tbk
Wilayah Penjualan II. Jurnal Ilmiah Bina Manajemen, 4(1), 1–16.
Mahendra, Muhammad Irdy Eka, Najib,
Mukhamad, & Kirbrandoko, Kirbrandoko. (2020). Strategi Pengembangan Bisnis
PT. Adhi Persada Properti. Jurnal Aplikasi Bisnis Dan Manajemen (JABM), 6(2),
281.
Muiz, Enong. (2019). Penerapan
Strategi Diferensiasi Memiliki Pengaruh terhadap Kinerja Perusahaan.
Nasution, Eri Yanti, Hariani,
Prawidya, Hasibuan, Lailan Safina, & Pradita, Wita. (2020). Perkembangan
Transaksi Bisnis E-Commerce terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jesya
(Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Syariah), 3(2), 506–519.
Pramesti, Yesi, & Tulhanifah,
Iqna. (2021). Strategi Perusahaan Bidang Konstruksi Dalam Menghadapi Resesi
Ekonomi: Studi Kasus Pt Adhi Karya (Persero) Tbk. Jurnal Ekonomi, Manajemen,
Bisnis, Dan Sosial (Embiss), 1(3), 210–218.
Respatiningsih, Ariani. (2012). Analisis
Peranan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 Dalam Perencanaan Dan Pengendalian
Kualitas Terhadap Peningkatan Pendapatan Perusahaan Konstruksi (Studi Kasus PT
Nindya Karya). STIE Indonesia Banking School.
Sianturi, Ronda Deli. (2020).
Manajemen pemasaran menggunakan analisis SWOT pada UMKM guna meningkatkan daya
saing UMKM. Journal of Business and Economics Research (JBE), 1(1),
45–50.
Suciasih, Junia. (2018). Strategi
Pemasaran Produk Bsm Tabungan Mabrur Melalui Program Abatana Di Bank Syariah
Mandiri Kc Purwokerto. IAIN Purwokerto.