OMNICHANNEL
MARKETING
Reza Suriansha
Program Studi Ekonomi Pembangunan, STIE Unisadhuguna
Jalan Terogong Raya
No.32, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12430, Indonesi
Email: reza@ubs-usg.ac.id
Abstrak
Pendahuluan: Perkembangan teknologi membawa berbagai perubahan
dalam bidang marketing. Saat ini, konsumen melakukan
interaksi melalui saluran ritel dengan menggunakan perangkat gadget untuk
menemukan suatu produk, membandingkan harga dan melakukan interaksi pembelian
melalui transaksi digital. Hal ini
akan memberikan penjual lebih banyak kemungkinan untuk memuaskan keinginan dan
harapan konsumen, serta dapat menyesuaikan produk dan layanan yang sesuai
dengan kebutuhan konsumen. Fenomena ini disebut dengan omnichannel yang
didasarkan pada konsep multichannel dari World Wide Web, dimana konsumen
berevolusi dari multichannel dengan menggunakan saluran yang berbeda secara
bersamaan. Studi ini akan membahas mengenai pemahaman omnichannel, pengalaman
konsumen menggunakan omnichannel, apa saja tantangan yang dihadapi pemasaran
dengan menggunakan omnichannel dan bebrapa perusahaan di Indonesia yang telah
menggunakan omnichannel. Studi ini menggunakan literature review yang artinya
penulis menghimpun literature-literature yang berupa, jurnal ilmiah, text book,
artikel ilmiah dan lain-lain yang berkaitan dengan omnichannel.
Tujuan: Tujuan dari studi ini adalah agar pembaca dapat
memahami apa itu omnichannel, baik dari sisi konsumen dan pedagang, serta
beberapa perusahaan di Indonesia yang telah menerapkan omnichannel. Diharapkan
setelah membaca tulisan ini pembaca dapat memahami dan mengaplikasikan
omnichannel dalam proses pemasarannya.
Metode: Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan
literarture review yaitu penulis menghimpun
literature-literature yang berupa, jurnal ilmiah, text book, artikel ilmiah dan lain-lain yang
berkaitan dengan
omnichannel.
Hasil: Hasil dari penelitian ini adalah Omnichannel menggunakan konsep click-and-mortar, menggambarkan
pengalaman konsumen dalam berbelanja pada sebuah toko yang memiliki toko fisik
dan proses penjualan dapat dilakukan secara offline
dan online
Kesimpulan: Berdasarkan pembahasan
di atas, dapat disimpulkan bahwa omnichannel
merupakan pengembangan secara bertahap dari multichannel. Pada makalah ini telah diklasifikasikan
penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan konsep dan definisi omnichannel, pengalaman konsumen
terhadap omnichannel, dan tantangan implementasi omnichannel. Selain itu makalah ini juga
membahas beberapa implementasi omnichannel
di Indonesia. Secara garis besar, omnichannel
merupakan penerapan teknologi baru untuk meningkatkan strategi penjualan
dengan mengintegrasikan saluran penjualan offline
dan saluran penjualan online.
Implikasi dari makalah untuk penelitian selanjutnya adalah terkait
topik analisis proses
bisnis serta pola perilaku konsumen terhadap
implementasi omnichannel.
Kata Kunci: Omnichannel; Literature Review dan Penerapan Omnichannel
Abstract
Introduction: The development of technology
brings various changes in the field of marketing. Currently, consumers interact
through retail channels by using gadgets to find a product, compare prices and
make purchase interactions through digital transactions. sellersmore possibilities to satisfy consumer wants and expectations, as well
as being able to customize products and services to suit consumer needs. This
phenomenon is called omnichannel which is based on the multichannel concept of
the World Wide Web, where consumers evolve from multichannel by using different
channels simultaneously. This study will discuss the understanding of
omnichannel, consumer experiences using omnichannel, what are the challenges
faced by marketing using omnichannel and several companies in Indonesia that
have used omnichannel. This study uses a literature review, which means the
author collects literature in the form of scientific journals, text books,
scientific articles and others related to omnichannel.
Objective: The purpose of this study is
for readers to understand what omnichannel is, both from the consumer and
merchant perspective, as well as several companies in Indonesia that have
implemented omnichannel. It is hoped that after reading this article the reader
can understand and apply omnichannel in the marketing process.
Methods: The research method used in
this research is literature review, where the author collects literature in the
form of scientific journals, text books, scientific articles and others related
to omnichannel.
Results: The results of this study are Omnichannel using the click-and-mortar, describing the
consumer experience in shopping at a store that has a physical store and the
sales process can be done offline and
online.
Conclusion: Based on the above discussion,
it can be concluded that omnichannel is
a development gradually from multichannel.
This paper has classified previous studies related to the concept and
definition of omnichannel,
consumer experiences with omnichannel,
and challenges of omnichannel.
In addition, this paper also discusses several omnichannel in Indonesia. Broadly speaking, omnichannel is the application of new
technology to improve sales strategy by integrating offline channels and online.
The implications of the paper for further research are related to the topic of
business process analysis and consumer behavior patterns towards omnichannel.
Keywords: Omnichannel; Literature Review and Application of Omnichannel
Pendahuluan
Perkembangan teknologi membawa berbagai perubahan dalam bidang marketing.
Terutama dalam rangka menarik perhatian konsumen modern saat ini dimana
hampir tidak mungkin dilakukan tanpa implementasi yang berkelanjutan dilingkungan online dan
jejaring sosial. Saat ini, konsumen
melakukan interaksi melalui saluran ritel dengan menggunakan
perangkat gadget
untuk menemukan suatu produk, membandingkan harga dan melakukan interaksi pembelian melalui transaksi digital. Menanggapi hal tersebut akan
memberikan penjual lebih banyak kemungkinan
untuk memuaskan keinginan dan harapan konsumen, serta dapat menyesuaikan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen (Wojciech Piotrowicz and Richard Cuthbertson, 2014). Fenomena ini disebut
dengan omnichannel
yang didasarkan pada konsep
multichannel dari
World Wide Web, dimana
konsumen berevolusi dari multichannel dengan menggunakan saluran yang berbeda secara bersamaan (Parker, R, 2009).
Istilah omnichannel pertama kali didefinisikan sebagai integrasi pengalaman penjualan yang mengintegrasikan toko fisik dengan informasi dan pengalaman berbelanja secara online (Rigby, 2011). Selanjutnya, definisi lain menyatakan omnichannel
merupakan penawaran multichannel yang terkoordinasi
dan memberikan pengalaman tanpa batas terhadap
konsumen (Levy, Weitz, Grewal, & Madore, 2004). Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen menggunakan semua jenis saluran penjualan dan dapat mengintegrasikannya secara bebas. Hal ini dilakukan penjual dengan tujuan untuk
memaksimalkan kehadirannya
di tengah konsumen.
Konsep
omnichannel telah
muncul dalam berbagai penelitian terkait marketing dan penjualan, seperti pada bidang e-commerce dan teknologi
aplikasi dengan layanan berbasis lokasi di perangkat selular yang memungkinkan penjual untuk menentukan
lokasi yang akurat untuk target pemasaran mereka. Teknologi tersebut menguntungkan bagi penjual untuk
menentukan promosi dan iklan yang tepat sesuai dengan target pasar secara real time (Verhoef et al., 2017).
Inovasi ini juga memungkinkan konsumen untuk memilih berbagai
saluran penjualan dengan aksesibilitas yang tinggi, dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti kedekatan,
harga, kenyataman, ketersediaan produk dan informasi (Verhoef et al., 2017).
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan literarture
review yaitu penulis menghimpun literature-literature yang berupa,
jurnal ilmiah, text book, artikel ilmiah dan lain-lain yang
berkaitan dengan
omnichannel (Danandjaja,
2014). Tujuan
dari literature review adalah
memperdalam pengetahuan, mengetahui hasil penelitian yang relevan, mengetahui perkembangan ilmu di bidang omnichannel, memperjelas masalah yang diteliti, dan mengetahui metode terbaru dalam menyelesaikan masalah (Triandini,
Jayanatha, Indrawan, Putra, & Iswara, 2019). Sebagian besar literature yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal ilmiah.
Hasil dan Pembahasan
a. Memahami
Omnichannel
Omnichannel merupakan
serangkaian kegiatan yang memungkinkan penjual menjual produknya melalui
beberapa saluran yang berbeda (Michael Levy, Weitz, dan Ajay 2009). Omnichannel menggunakan konsep click-and-mortar, menggambarkan
pengalaman konsumen dalam berbelanja pada sebuah toko yang memiliki toko fisik
dan proses penjualan dapat dilakukan secara offline
dan online. Konsep click-and-mortar merupakan bentuk dari
penjualan pengecer yang disempurnakan melalui penjualan di dunia maya, dalam
hal ini e-commerce digunakan dalam
konvergensi dengan ritel konvensional untuk meningkatkan nilai pengalaman
berbelanja konsumen (Otto & Chung, 2000). Konsep
berbelanja seperti ini lebih disukai karena konsumen dapat lebih mengeksplorasi
pengalaman berbelanja yang berbeda, seperti mencari informasi produk secara online sebelum berbelanja di toko fisik
atau berbelanja secara online dan
mengambil pesanan di toko fisik (Burke,
2002). Penjual
dapat memanfaatkan konsep ini untuk meningkatkan kepuasan
konsumen dengan memberikan informasi yang sama pada
seluruh saluran yang digunakan (Shankar,
Inman, Mantrala, Kelley, & Rizley, 2011).
Pertumbuhan
ritel yang mengadopsi omnichannel didorong
oleh berkembangnya perangkat seluler dan jejaring sosial yang mempengaruhi
penjualan, serta konsumen dapat memilih berbagai saluran penjualan kapan saja
dan dimana saja (Beck & Rygl, 2015). Omnichannel mengakibatkan penjual harus terus berusaha untuk
melakukan inovasi dan menerobos batas-batas virtual dan fisik untuk
mengintegrasikan saluran penjualan dan layanan seperti toko fisik, situs web,
televisi, perangkat seluler, dan berbagai media teknologi lainnya untuk
meningkatkan kinerja operasional penjualan. Oleh karena itu, ritel omnichannel menekankan pada beberapa
titik kontak interaksi penjualan dan mengambil perspektif saluran yang lebih
luas (Verhoef, Kannan, & Inman, 2015). Omnichannel merupakan jalan untuk mendapatkan keuntungan
dengan menjalin hubungan konsumen yang lebih dalam, memanfaatkan potensi pasar
baru, dan menarik heterogenitas dalam orientasi belanja konsumen untuk tujuan
memberikan pengalaman lintas saluran yang nyaman (Yrjölä, Spence, & Saarijärvi, 2018).
Mengintegrasikan
berbagai saluran dalam omnichannel merupakan
pekerjaan yang penting sekaligus sulit untuk dilakukan oleh penjual. Hal ini
menjadi tantangan tersendiri bagi penjual untuk mengelola saluran penjualan offline dan online secara bersamaan untuk memastikan integrasi saluran yang
jelas sehingga dapat meningkatkan efektivitas
penjualan dan loyalitas
konsumen (Bendoly, Blocher, Bretthauer, Krishnan, &
Venkataramanan, 2005). Kunci dari pelaksanaan konsep
ini adalah penjual
harus mengintegrasikan seluruh
saluran yang digunakan atau tidak menjalankan setiap saluran secara
mandiri (Chatterjee, 2006). Melakukan
integrasi pada setiap saluran, penjual juga harus melakukan mengklarifikasi
peran dan makna setiap saluran
dan menghubungkan setiap
saluran dengan tepat (Joo & Park, 2008)..
Penjual harus memastikan transisi pada saluran penjualan offline ke saluran penjualan online
berjalan dengan mulus (Hahn
& Kim, 2009). Hal
ini akan menghasilkan integrasi tanpa batas serta membentuk citra yang selaras
pada setiap saluran (Kwon & Lennon, 2009).
Peralihan
antar saluran, pengambilan keputusan, pembelian konsumen dan loyalitas konsumen
merupakan aspek penting dalam pelaksanaan omnichannel.
Konsumen akan melakukan evaluasi informasi yang tersedia dari setiap saluran
yang disediakan oleh penjual untuk menentukan pilihan pembelian yang terbaik (Kwon & Lennon, 2009). Pada kasus
lain, konsumen juga menggunakan salah satu saluran penjualan untuk mendapatkan
informasi dan melakukan penilaian produk, selanjutnya melakukan pembelian
melalui saluran lainnya. Menggunakan konsep omnichannel dapat menguntungkan bagi penjual. Pada sebuah
penelitian menunjukkan omnichannel dapat
digunakan untuk mendorong keterlibatan konsumen di saluran penjualan
offline sehingga dapat meningkatkan konsumsi pada toko konvensional (Sands,
Ferraro, & Luxton, 2010). Selain itu pada penelitian lain
menemukan konsumen yang memiliki loyalitas tinggi cenderung memilih untuk
menggunakan beberapa saluran penjualan yang berbeda (Schramm-Klein,
Wagner, Steinmann, & Morschett, 2011).
Penerapan omnichannel tidak terlepas dari
pemanfaatan teknologi dan inovasi yang selalu berkembang, tujuannya adalah
untuk meningkatkan pengalaman konsumen dalam berbelanja serta meningkatkan
hubungan penjual dengan konsumen (Hui, Inman, Huang, & Suher, 2013). Pada sebuah
penelitian menemukan bahwa konsumen dapat memperoleh pengalaman belanja yang
nyaman melalui layanan dari beberapa saluran yang berkualitas (Oh & Teo, 2006). Kenyamanan
merupakan salah satu penyebab konsumen mulai beralih pada saluran belanja online dan belanja melalui aplikasi
selular (Huang, Lu, & Ba, 2016). Selanjutnya
dari segi penjual, pemanfaatan teknologi melalui saluran media sosial dan User-Generated Content (UGC) membantu
proses marketing dan mengembangkan jangkauan pasar yang lebih luas (Ahearne & Rapp, 2010).
Tujuan utama
penjual adalah untuk memberikan pengalaman positif dan unik kepada konsumen,
mengumpulkan informasi untuk pengambilan keputusan dan mencari cara terbaik
dalam upaya memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (Gong & Janssen, 2015). Memperoleh
kinerja yang tepat dalam mendekati pasar tergantung pada jenis produk yang
didistribusikan yaitu produk yang bernilai rendah dan produk yang bernilai
tinggi (Chopra, 2016), saluran
distribusi yang digunakan ritel atau penjual, dan sejauh mana penjual mampu
meningkatkan pengalaman berbelanja konsumen dengan berkembang dari strategi multichannel yang
berfokus pada format
ritel tradisional ke ritel
omnichannel berdasarkan internet dan
jejaring sosial, perangkat seluler dan aplikasi seluler (Gonzalez-Lafaysse
& Lapassouse-Madrid, 2016).
Walaupun
memiliki konsep yang mirip, omnichannel berbeda
dengan multichannel. Meskipun ritel multichannel berfokus pada interaksi
antar saluran penjualan, ritel omnichannel
lebih dari itu dengan juga berfokus pada komunitas tertentu dan mengembangkan akses ke media massa atau media social (Verhoef et al., 2017). Dari
perspektif penjual, ritel omnichannel memungkinkan
integrasi berbagai saluran penjualan dan dapat membantu ritel secara instan
mengumpulkan pendapat konsumen terkait produk dan jasa yang ditawarkan.
Sedangkan dari perspektif konsumen, ritel omnichannel
menyediakan saluran penjualan tambahan untuk lebih memahami produk dan cara
berbelanja yang lebih luas (Verhoef et al., 2015).
Ulalan online yang cepat dan perilaku konsumen
yang berubah secara alami mengikuti pertumbuhan tersebut (Kozlenkova, Hult, Lund, Mena, & Kekec, 2015). Penjual
pertama kali mengembangkan sistem multichannel
untuk mengatasi tantangan
yang berkembang terkait
dengan banyaknya e-commerce yang bermunculan. Hal ini semakin
berkembang sehingga mengarah
pada omnichannel dimana
perbedaan antara saluran
penjualan offline dan saluran
online akan hilang (Beck
& Rygl, 2015).
Pada faktanya, baik penjual maupun konsumen tidak dapat membedakan saluran offline dan saluran online saat ritel melaksanakan metode omnichannel dengan baik dan efektif (Gallino
& Moreno, 2014). Selanjutnya, omnichannel berfokus pada pendekatan yang inklusif di seluruh
operasi ritel untuk memberikan pengalaman konsumen yang lancar melalui seluruh
saluran pembelian yang tersedia (Saghiri et al. 2017).
Sedangkan pada metode multichannel berfokus pada transaksi melalui saluran
penjualan yang dikelola
secara independen.
Omnichannel menggunakan
seluruh saluran penjualan secara bergantian dan selaras selama proses pencarian
dan pembelian produk (Verhoef et al., 2015). Karakteristik
penting lainnya dari omnichannel adalah
adanya integrasi data, dimana jika dibandingkan dengan metode multichannel, omnichannel menggunakan lebih banyak data. Peluang baru untuk
sumber data terkait transaksi dan interaksi dapat diperoleh terutama oleh
saluran jejaring sosial dan perangkat seluler. Untuk dapat memanfaatkan peluang
dari jumlah data yang besar dalam lingkungan omnichannel, penjual harus mengintegrasikan data konsumen dari
seluruh saluran dan memiliki kemampuan untuk menganalisis data tersebut. Hal
ini dapat menciptakan wawasan konsumen yang tepat untuk meningkatkan pengalaman
konsumen dalam berbelanja
b.
Pengalaman Konsumen Terhadap Omnichannel
Pertama
adalah faktor yang termasuk dalam dimensi kognitif konsumen. Beberapa
penelitian sebelumnya melakukan eksplorasi terhadap persepsi dan motivasi
konsumen untuk terlibat
dalam pembelitan dengan
metode omnichannel. Faktor motivasi hedonis, kesenangan dan kenikmatan
terkait dengan penggunaan teknologi tertentu berdampak pada penerimaan konsumen
dan motivasi untuk berbelanja melalui saluran omnichannel (Juaneda-Ayensa, Mosquera, & Sierra Murillo, 2016). Selain itu juga dipengaruhi oleh motivasi
utilitarian yaitu aspek rasional dan
orientasi pada tugas yang berkaitan dengan manfaat, fungsi dan keunggulan
produk tertentu (Lynch & Barnes, 2020). Artinya,
konsumen omnichannel cenderung menggunakan
beberapa saluran penjualan secara bersamaan dan juga lebih berorientasi pada tugas,
dengan kecenderungan untuk
mengejar harga terbaik
atau kenyamanan paling optimal pada waktu terntentu (Kazancoglu & Aydin, 2018).
Faktor sosial
normatif mengacu pada persepsi konsumen tentang perilaku yang sesuai untuk
memenuhi tujuan tertentu, seperti menjadi bagian dari komunitas atau kelompok
tertentu. Pada konteks perilaku konsumen, norma subjektif dianggap sebagai
penentu motivasi konsumen untuk berbelanja dan menggunakan teknologi (Paul, Sankaranarayanan, & Mekoth, 2016). Konsumen
lebih tertarik menggunakan jejaring sosial selama mereka percaya bahwa pendapat
dan saran dari kelompok sosial dapat menyederhanakan proses berbelanja dan
meningkatkan pengalaman dalam berbelanja secara keseluruhan (Yan,
Chen, Zhou, & Fang, 2019).
Faktor
objektif entrinsik seperti strategi komunikasi, model dan metode pembayaran yang tersedia, serta
umpan balik dari media sosial terbukti memberikan pengaruh terhadap keputusan
konsumen dalam menggunakan saluran omnichannel (Lynch &
Barnes, 2020)Salah
satu contohnya seperti pesan pemasaran yang dipersonalisasikan dapat
meningkatkan keterlibatan konsumen, yang pada gilirannya dapat meningkatkan sikap positif terhadap produk dan meningkatkan
pengalaman konsumen dalam berbelanja
dengan saluran omnichannel (Hickman,
Kharouf, & Sekhon, 2020). Selain itu, sifat produk juga
mempengaruhi preferensi konsumen untuk memilih solusi dengan menggunakan omnichannel. Konsumen cenderung memilih
ritel omnichannel ketika mereka
mengejar produk ekspresif atau membandingkan kualitas produk tertentu dalam memutuskan melakukan pembelian (Chatterjee, 2006) Selanjutnya,
faktor yang termasuk dimensi afektif yang dirasakan oleh konsumen.
Penelitian-penelitian
sebelumnya terkait emosi, penilaian evaluatif dan pendapat konsumen yang dalam
ruang lingkup pemasaran diterjemahkan sebagai faktor kepuasan, loyalitas dan
kepercayaan konsumen. Emosi positif dan emosi negatif konsumen mempengaruhi
nilai dan tingkat kepuasan yang dirasakan oleh konsumen tersebut (Lee, 2020). Konsumen
merasa puas ketika kinerja suatu produk atau jasa melebihi di atas harapan
mereka (Meesala
& Paul, 2018). dan loyalitas
konsumen dalam saluran omnichannel dipengaruhi
oleh kualitas integrasi omnichannel dengan
nilai-nilai yang dirasakan konsumen (Hamouda, 2019).
Rasa
kepercayaan konsumen mengenai ritel, perusahaan pengiriman dan sistem penjualan
secara keseluruhan juga mempengaruhi preferensi konsumen untuk memilih saluran
belanja tertentu (Kazancoglu & Aydin, 2018) Begitu juga
dengan risiko yang dirasakan konsumen, sehingga konsumen cenderung mencari
saluran tambahan untuk menambah pengalaman dalam berbelanja (Shi, Wang, Chen, & Zhang, 2020). Selain itu,
pengalaman konsumen dalam berbelanja pada ritel omnichannel dapat menentukan preferensi
konsumen untuk kembali memilih berbelanja pada ritel omnichannel pada kesempatan selanjutnya (Shi et al., 2020). Secara
keseluruhan, pengalaman perasaan positif yang dirasakan konsumen selama berbelanja di ritel omnichannel mempengaruhi motivasi dan
loyalitas konsumen tersebut (Ieva & Ziliani, 2018).
Faktor-faktor
yang telah dijelaskan di atas, menghasilkan sejumlah perilaku konsumen terkait
berbelanja di ritel omnichannel yang
termasuk dalam dimensi perilaku (behaviour).
Beberapa penelitian sebelumnya menemukan niat untuk berbelanja, keputusan
pembelian dan rekomendasi penggunaan lingkungan omnichannel adalah beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen berbelanja dengan menggunakan saluran omnichannel (Juaneda-Ayensa et al., 2016). Selain itu juga dipengaruhi oleh
faktor konektivitas, integrasi, konsistensi, fleksibilitas dan personalisasi
pada masing- masing saluran yang digunakan ritel (Shi et al., 2020) Lebih jauh lagi, motivasi
berbelanja yang tinggi mempengaruhi konsumen dalam membagikan kembali
informasi produk, pemberian ulasan dan merekomendasikan produk dengan konsumen
atau calon konsumen lainnya (Kang, 2019).
c.
Tantangan Implementasi Omnichannel
Berpindah
dari metode multichannel ke omnichannel yang mengintegrasikan
seluruh saluran melibatkan perubahan operasional. Setelah kapabilitas multichannel tersedia, penjual dapat
membuat keputusan strategi operasional untuk memimpin bisnis menuju ke omnichannel. Ritel omnichannel memiliki kesempatan untuk mengambil praktik terbaik
dari click-and-mortar dan e-commerce (Brynjolfsson, Hu, & Rahman, 2013). Pada omnichannel, operasi tradisional harus
diintegrasikan dengan promosi, manajemen transaksi, manajemen informasi produk
dan harga, akses informasi, pemenuhan pesanan, dan layanan konsumen (McCormick et al., 2014).
Mengintegrasikan
saluran online dan offline dapat menimbulkan dampak negatif
bagi penjual, yaitu integrasi saluran dapat meningkatkan kinerja dan di sisi
lain merusak kinerja penjualan (Herhausen, Binder, Schoegel, & Herrmann, 2015) Beberapa
ahli berpendapat mengenai
tantangan keterkaitan dan saling mempengaruhi antar saluran (Avery, Steenburgh, Deighton, & Caravella, 2012). beberapa
ahli yang lain berpendapat setiap saluran dapat
saling menjatuhkan saluran
lainnya. Kepuasan
konsumen pada
saluran tertentu mengurangi penilaian positif dari saluran lain karena
meningkatnya harapan terhadap saluran alternatif tersebut (Falk, Schepers, Hammerschmidt, & Bauer, 2007). Hal ini
menyebabkan fenomena saling menjatuhkan antar saluran.
Kemungkinan
saling menjatuhkan tersebut dapat disertai dengan pengurangan sebagian
penjualan saluran offline karena
melakukan integrasi dengan saluran online.
Saluran penjualan online dilihat sebagai pedoman, memiliki
tingkat kualitas layanan
yang lebih tinggi dan risiko yang lebih rendah
yang pada akhirnya
dapat meningkatkan harapan
dan menurunkan penilaian
positif dari saluran
offline (Montoya-Weiss,
Voss, & Grewal, 2003). Akibatnya,
peningkatan kualitas layanan pada saluran online
dan konsekuensi pengurangan risiko, yang timbul dari integrasi saluran online dan offline dapat mempengaruhi reaksi konsumen pada toko fisik (Herhausen et al., 2015).
Sebaliknya
jika mempertimbangkan sinergi integrasi, beberapa ahli percaya bahwa efek
langsung dan negatif terkait dengan harapan yang lebih tinggi untuk saluran
alternatif diimbangi oleh efek tidak langsung dan positif yang lebih kuat
melalui peningkatan pengalaman layanan (Wallace,
Giese, & Johnson, 2004).
Sinergi juga dapat terjadi ketika asosiasi merek yang
berharga seperti layanan kualitas tertinggi terkait saluran dan asosiasi
positif yang dibentuk oleh pengetahuan saluran, seperti risiko yang lebih
rendah dalam saluran online dapat
ditransfer dari saluran ke saluran lainnya (Kwon
& Lennon, 2009). Hal ini juga
disebut sebagai halo effect ketika
saluran alternatif dapat mengambil
manfaat dari investasi pada saluran yang berbeda (Wallace et al., 2004).
Tantangan
selanjutnya adalah kesiapan dan ketersediaan sumber daya, kesiapan dan
penguasaan teknologi (Napolitano, 2013), serta
pengelolaan persediaan atau inventaris produk (Kumar, Eidem, & Perdomo, 2012). Ketika retail
memutuskan untuk menerapkan omnichannel,
juga harus mempertimbangkan pengembalian dengan cara yang lebih inovatif dari
sebelumnya. Tingkat pengembalian penjualan online
jauh lebih tinggi daripada penjualan offline.
Sangat penting bagi retail omnichannel untuk
menentukan dengan cermat terkait kebijakan pengembalian produk, untuk menemukan
keseimbangan yang tepat antara efisiensi biaya dan mampu menawarkan tingkat layanan tertinggi kepada konsumen (Bell, Gallino, & Moreno, 2018).
Jika penjual
berhasil merancang sistem pengembalian produk yang efisien, pihak retail dapat
mencapai keuntungan menarik dalam hal penghematan biaya yang besar termasuk
pengurangan biaya transportasi, pergudangan dan persediaan (Wallace et al., 2004). Manajemen
pengembalian produk biasanya sangat dihargai oleh konsumen karena hal ini
berkaitan langsung dengan kenyamanan layanan. Pada retail omnichannel, pilihan pembelian secara online dan proses pengembalian produk ke toko fisik menjadi layanan
yang menarik bagi konsumen (Napolitano, 2013). Hal ini juga
bentuk integrasi yang efektif dan efisien antara saluran online dan saluran offline.
Selain
kebijakan pengembalian produk, penjual juga menghadapi tantangan dan mengelola
aktivitas bisnis lainnya, seperti layanan pengiriman, pengemasan, alat
penjualan, aktivitas promosi, dan sistem pembayaran. Penjual harus memutuskan tingkat keseragaman dan integrasi antar saluran dalam
hal harga, promosi,
pengiriman, kebijakan
pengembalian dan informasi produk, karena konsistensi antar saluran yang
berbeda sangat penting untuk meningkatkan loyalitas konsumen (Zhang et al., 2010) Konsistensi
tersebut juga berlaku dalam sistem pembayaran, yang harus diintegrasikan antara saluran online dan offline. Penjual juga harus mempertimbangkan ketersediaan konsumen
terhadap sistem pembayaran terbaru serta ketersediaan berbagai alternatif
sistem pembayaran yang sesuai dengan pasar konsumen yang lebih luas, terutama
pada saluran online (Schierz,
Schilke, & Wirtz, 2010).
d.
Contoh Implementasi Omnichannel di Indonesia
Konsep omnichannel
juga mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya e-commerce di Indonesia. Dikutip dari
Dailysocial.id, penerapan strategi omnichannel pada
e-commerce Bukalapak dan Tokopedia ditujukan untuk meningkatkan pengalaman konsumen. Tujuan
utama penerapan omnichannel adalah bentuk pemanfaatan teknologi inovatif
sebagai akselerator usaha UMKM di Indonesia.
Program Mitra Bukalapan dan Mitra Tokopedia merupakan bentuk usaha untuk
meningkatkan nilai tambah agen individu dan warung tradisional agar dapat
memanfaatkan teknologi dan fitur e-commerce.
Pengembangan strategi omnichannel juga dilakukan oleh salah satu jaringan
gerai toko yang menjual barang
kebutuhan sehari-hari terbesar
di Indonesia. PT. Matahari Putra Prima Tbk Indonesia melakukan kerja
sama dengan Tokopedia untuk menghadirkan toko virtual Hypermart, Foodmart,
Primo dan Hyfresh ke dalam e-commerce Tokopedia untuk memberikan lebih banyak akses dan kenyamanan bagi konsumen untuk berbelanja
berbagai macam produk harian dan kebutuhan rumah tangga secara online.
Penerapan omnichannel
di Indonesia tidak hanya pada e-commmerce
dan retail. PT. Pegadaian (Persero) juga mengimplementasikan strategi omnichannel dalam pelayanan Pegadaian
Digital. Pada penelitian sebelumnya yang melihat penerapan omnichannel PT. Pegadaian Syariah terhadap minat beli konsumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan melalui aplikasi seluler dapat
membantu nasabah dalam mendapatkan pelayanan dari Pegadaian, selain itu
meningkatkan minat nasalah terhadap produk tabungan emas dan meningkatkan minat
beli nasabah (Sugesti,
Kusniawati, & Prabowo, 2019).
Selanjutnya pada penelitian sebelumnya melakukan
analisis terhadap kesiapan penerapan omnichannel
pada Communication Service Provider (CSP)
PT. Telkom Indonesia, sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia.
Pada penelitian tersebut menyebutkan terdapat lima langkah utama dalam
implementasi omnichannel terkait CSP, yaitu merumuskan strategi, memilih teknologi yang mendukung, membentuk tim, melakukan identifikasi,
dan menetapkan proses bisnis layanan yang menjamin konsumen mendapatkan
palayanan yang sama di semua saluran. PT. Telkom Indonesia telah berada pada
titik crosschannel, dimana perusahaan
tersebut telah memiliki kemampuan awal untuk melakukan integrasi
antar saluran, meniadakan technology gaps, dan mempersiapkan
kebijakan-kebijakan yang didasarkan pada konsep omnichannel (Yanuardi, Wahyudi, & Nainggolan, 2016).
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa omnichannel merupakan
pengembangan secara bertahap dari multichannel.
Pada makalah ini telah diklasifikasikan penelitian-penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan konsep dan definisi omnichannel,
pengalaman konsumen terhadap omnichannel,
dan tantangan implementasi omnichannel. Selain itu makalah ini juga
membahas beberapa implementasi omnichannel
di Indonesia. Secara garis besar, omnichannel
merupakan penerapan teknologi baru untuk meningkatkan strategi penjualan
dengan mengintegrasikan saluran penjualan offline
dan saluran penjualan online.
Implikasi dari makalah untuk penelitian selanjutnya adalah terkait
topik analisis proses
bisnis serta pola perilaku konsumen terhadap
implementasi omnichannel.
DAFTAR PUSTAKA
Ahearne, Michael, &
Rapp, Adam. (2010). The role of technology at the interface between salespeople
and consumers. Journal of Personal Selling & Sales Management, 30(2),
111–120.
Avery, Jill, Steenburgh,
Thomas J., Deighton, John, & Caravella, Mary. (2012). Adding bricks to
clicks: Predicting the patterns of cross-channel elasticities over time. Journal
of Marketing, 76(3), 96–111.
Beck, Norbert, & Rygl,
David. (2015). Categorization of multiple channel retailing in Multi-, Cross-,
and Omni‐Channel Retailing for retailers and retailing. Journal of
Retailing and Consumer Services, 27, 170–178.
Bell, David R., Gallino,
Santiago, & Moreno, Antonio. (2018). Offline showrooms in omnichannel
retail: Demand and operational benefits. Management Science, 64(4),
1629–1651.
Bendoly, Elliot, Blocher,
James D., Bretthauer, Kurt M., Krishnan, Shanker, & Venkataramanan,
Munirpallam A. (2005). Online/in-store integration and customer retention. Journal
of Service Research, 7(4), 313–327.
Brynjolfsson, Erik, Hu, Yu
Jeffrey, & Rahman, Mohammad S. (2013). Competing in the age of
omnichannel retailing. MIT Cambridge.
Burke, Raymond R. (2002).
Technology and the customer interface: what consumers want in the physical and
virtual store. Journal of the Academy of Marketing Science, 30(4),
411–432.
Chatterjee, Patrali.
(2006). Cross-channel product ordering and payment policies in multichannel
retailing: Implications for shopping behavior and retailer profitability. Journal
of Shopping Center Research, 13(2), 31–56.
Chopra, Sunil. (2016). How
omni-channel can be the future of retailing. Decision, 43(2),
135–144.
Danandjaja, James. (2014).
Metode Penelitian Kepustakaan. Antropologi Indonesia.
Falk, Tomas, Schepers,
Jeroen, Hammerschmidt, Maik, & Bauer, Hans H. (2007). Identifying
cross-channel dissynergies for multichannel service providers. Journal of
Service Research, 10(2), 143–160.
Gallino, Santiago, &
Moreno, Antonio. (2014). Integration of online and offline channels in retail:
The impact of sharing reliable inventory availability information. Management
Science, 60(6), 1434–1451.
Gong, Yiwei, &
Janssen, Marijn. (2015). Demystifying the benefits and risks of Lean service
innovation: a banking case study. Journal of Systems and Information
Technology.
Gonzalez-Lafaysse, Linda,
& Lapassouse-Madrid, Catherine. (2016). Facebook and sustainable
development: a case study of a French supermarket chain. International
Journal of Retail & Distribution Management.
Hahn, Kim Hongyoun, &
Kim, Jihyun. (2009). The effect of offline brand trust and perceived internet
confidence on online shopping intention in the integrated multi‐channel
context. International Journal of Retail & Distribution Management.
Hamouda, Manel. (2019).
Omni-channel banking integration quality and perceived value as drivers of
consumers’ satisfaction and loyalty. Journal of Enterprise Information
Management.
Herhausen, Dennis, Binder,
Jochen, Schoegel, Marcus, & Herrmann, Andreas. (2015). Integrating bricks
with clicks: retailer-level and channel-level outcomes of online–offline
channel integration. Journal of Retailing, 91(2), 309–325.
Hickman, Ellie, Kharouf,
Husni, & Sekhon, Harjit. (2020). An omnichannel approach to retailing:
demystifying and identifying the factors influencing an omnichannel experience.
The International Review of Retail, Distribution and Consumer Research, 30(3),
266–288.
Huang, Lei, Lu, Xianghua,
& Ba, Sulin. (2016). An empirical study of the cross-channel effects
between web and mobile shopping channels. Information & Management, 53(2),
265–278.
Hui, Sam K., Inman, J.
Jeffrey, Huang, Yanliu, & Suher, Jacob. (2013). The effect of in-store
travel distance on unplanned spending: Applications to mobile promotion
strategies. Journal of Marketing, 77(2), 1–16.
Ieva, Marco, &
Ziliani, Cristina. (2018). Mapping touchpoint exposure in retailing:
Implications for developing an omnichannel customer experience. International
Journal of Retail & Distribution Management.
Joo, Young Hyuck, &
Park, Michael Hyung Jin. (2008). Information search and purchase channel choice
across in-home shopping retail formats. Academy of Marketing Studies Journal,
12(2), 49.
Juaneda-Ayensa, Emma,
Mosquera, Ana, & Sierra Murillo, Yolanda. (2016). Omnichannel customer
behavior: key drivers of technology acceptance and use and their effects on
purchase intention. Frontiers in Psychology, 7, 1117.
Kang, Ju Young M. (2019).
What drives omnichannel shopping behaviors? Fashion lifestyle of
social-local-mobile consumers. Journal of Fashion Marketing and Management:
An International Journal.
Kazancoglu, Ipek, &
Aydin, Hatice. (2018). An investigation of consumers’ purchase intentions
towards omni-channel shopping: A qualitative exploratory study. International
Journal of Retail & Distribution Management.
Kozlenkova, Irina V, Hult,
G. Tomas M., Lund, Donald J., Mena, Jeannette A., & Kekec, Pinar. (2015).
The role of marketing channels in supply chain management. Journal of
Retailing, 91(4), 586–609.
Kumar, Sameer, Eidem,
Jessica, & Perdomo, Diana Noriega. (2012). Clash of the e‐commerce
titans: A new paradigm for consumer purchase process improvement. International
Journal of Productivity and Performance Management.
Kwon, Wi Suk, &
Lennon, Sharron J. (2009). What induces online loyalty? Online versus offline
brand images. Journal of Business Research, 62(5), 557–564.
Lee, Won jun. (2020).
Unravelling consumer responses to omni-channel approach. Journal of
Theoretical and Applied Electronic Commerce Research, 15(3), 37–49.
Levy, Michael, Weitz,
Barton A., Grewal, Dhruv, & Madore, Michael. (2004). Retailing
management. McGraw-Hill Irwin New York.
Lynch, Samantha, &
Barnes, Liz. (2020). Omnichannel fashion retailing: examining the customer
decision-making journey. Journal of Fashion Marketing and Management: An
International Journal.
McCormick, Helen,
Cartwright, Jo, Perry, Patsy, Barnes, Liz, Lynch, Samantha, & Ball, Gemma.
(2014). Fashion retailing–past, present and future. Textile Progress, 46(3),
227–321.
Meesala, Appalayya, &
Paul, Justin. (2018). Service quality, consumer satisfaction and loyalty in
hospitals: Thinking for the future. Journal of Retailing and Consumer
Services, 40, 261–269.
Montoya-Weiss, Mitzi M.,
Voss, Glenn B., & Grewal, Dhruv. (2003). Determinants of online channel use
and overall satisfaction with a relational, multichannel service provider. Journal
of the Academy of Marketing Science, 31(4), 448–458.
Napolitano, Maida. (2013).
Omni-channel distribution: moving at the speed of" now". Logistics
Management (Highlands Ranch, Colo.: 2002), 52(6).
Oh, Lih Bin, & Teo,
Hock Hai. (2006). A value-based approach to developing a multi-channel
shopper typology.
Otto, James R., &
Chung, Q. B. (2000). A framework for cyber-enhanced retailing: Integrating
e-commerce retailing with brick-and-mortar retailing. Electronic Markets,
10(3), 185–191.
Parker, R, dan L. Hand.
(2009). Satisfying the omnichannel consumers whenever and wherever they
shop.”. IDC Retail Insights report.
Paul, Justin,
Sankaranarayanan, Koloth G., & Mekoth, Nandakumar. (2016). Consumer
satisfaction in retail stores: Theory and implications. International
Journal of Consumer Studies, 40(6), 635–642.
Rigby, Darrell. (2011).
The future of shopping. Harvard Business Review, 89(12), 65–76.
Sands, Sean, Ferraro,
Carla, & Luxton, Sandra. (2010). Does the online channel pay? A comparison
of online versus offline information search on physical store spend. The
International Review of Retail, Distribution and Consumer Research, 20(4),
397–410.
Schierz, Paul Gerhardt,
Schilke, Oliver, & Wirtz, Bernd W. (2010). Understanding consumer
acceptance of mobile payment services: An empirical analysis. Electronic
Commerce Research and Applications, 9(3), 209–216.
Schramm-Klein, Hanna,
Wagner, Gerhard, Steinmann, Sascha, & Morschett, Dirk. (2011).
Cross-channel integration–is it valued by customers? The International
Review of Retail, Distribution and Consumer Research, 21(5), 501–511.
Shankar, Venkatesh, Inman,
J. Jeffrey, Mantrala, Murali, Kelley, Eileen, & Rizley, Ross. (2011).
Innovations in shopper marketing: current insights and future research issues. Journal
of Retailing, 87, S29–S42.
Shi, Si, Wang, Yi, Chen,
Xuanzhu, & Zhang, Qian. (2020). Conceptualization of omnichannel customer
experience and its impact on shopping intention: A mixed-method approach. International
Journal of Information Management, 50, 325–336.
Sugesti, Nina Laela,
Kusniawati, Aini, & Prabowo, Faizal Haris Eko. (2019). PENGARUH
OMNI-CHANNEL MARKETING TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (Studi Kasus pada Produk
Tabungan Emas PT. Pegadaian Syariah cabang Padayungan). Business Management
and Entrepreneurship Journal, 1(4), 92–101.
Triandini, Evi, Jayanatha,
Sadu, Indrawan, Arie, Putra, Ganda Werla, & Iswara, Bayu. (2019). Metode
Systematic Literature Review untuk Identifikasi Platform dan Metode
Pengembangan Sistem Informasi di Indonesia. Indonesian Journal of
Information Systems, 1(2), 63–77.
Verhoef, Peter C., Kannan,
Pallassana K., & Inman, J. Jeffrey. (2015). From multi-channel retailing to
omni-channel retailing: introduction to the special issue on multi-channel
retailing. Journal of Retailing, 91(2), 174–181.
Verhoef, Peter C., Stephen,
Andrew T., Kannan, P. K., Luo, Xueming, Abhishek, Vibhanshu, Andrews, Michelle,
Bart, Yakov, Datta, Hannes, Fong, Nathan, & Hoffman, Donna L. (2017).
Consumer connectivity in a complex, technology-enabled, and mobile-oriented
world with smart products. Journal of Interactive Marketing, 40,
1–8.
Wallace, David W., Giese,
Joan L., & Johnson, Jean L. (2004). Customer retailer loyalty in the
context of multiple channel strategies. Journal of Retailing, 80(4),
249–263.
Wojciech Piotrowicz and
Richard Cuthbertson. (2014). Introduction to the Special Issue: Information
Technology in Retail: Toward Omnichannel Retailing. International Journal of
Electronic Commerce, 18, 4.
Yan, Bo, Chen, Yan Ru,
Zhou, Xiao Tai, & Fang, Jing. (2019). Consumer behavior in the omni-channel
supply chain under social networking services. Industrial Management &
Data Systems.
Yanuardi, Andreas W.,
Wahyudi, Wulan Tri, & Nainggolan, Bilpen. (2016). Analisis omnichannel
customer experience maturity Di Pt. telekomunikasi Indonesia. Jurnal Manajemen
Indonesia, 16(2), 81–94.
Yrjölä, Mika, Spence, Mark
T., & Saarijärvi, Hannu. (2018). Omni-channel retailing: propositions,
examples and solutions. The International Review of Retail, Distribution and
Consumer Research, 28(3), 259–276.
Zhang, Jie, Farris, Paul
W., Irvin, John W., Kushwaha, Tarun, Steenburgh, Thomas J., & Weitz, Barton
A. (2010). Crafting integrated multichannel retailing strategies. Journal of
Interactive Marketing, 24(2), 168–180.