PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PT. IPSOS JAKARTA SELATAN
Endah Dwi Rosanti, Halimah
STIE UniShaduGuna
Business School Jakarta, Indonesia
Email: halimah4@gmail.com, endahdwi@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan PT IPSOS di Jakarta Selatan. Hipotesis
pertama menguji apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT IPSOS. Hipotesis kedua menguji apakah
pengalaman kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hipotesis ketiga adalah apakah tingkat
pendidikan dan pengalaman kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan
PT IPSOS di Jakarta Selatan. Data penelitian dikumpulkan dengan metode survei dan dianalisis dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
dan pengalaman kerja secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT IPSOS di
Jakarta Selatan. Hasil lain yang dapat disimpulkan adalah tingkat pendidikan dan pengalaman kerja secara simultan berpengaruh terhadap disiplin pegawai.
Kata
kunci: Tingkat Pendidikan; Pengalaman
Kerja dan Kinerja Karyawan.
Abstract
This
study aims to determine whether there is an influence of the level of education
and work experience on the performance of PT IPSOS employees in South Jakarta.
The first hypothesis tests whether the level of education has an effect on the
performance of PT IPSOS employees. The second hypothesis examines whether work
experience has an effect on employee performance. The third hypothesis is
whether the level of education and work experience have a simultaneous effect
on employee performance. The population in this study were employees of PT
IPSOS in South Jakarta. Research data were collected by survey method and
analyzed by multiple linear regression. The results of the study indicate that
the level of education and work experience partially affect the performance of
PT IPSOS employees in South Jakarta. Another result that can be concluded is
that the level of education and work experience simultaneously affects employee
discipline.
Keywords: Education
level; Work Experience and Employee Performance.
Pendahuluan
Manajemen sumber daya manusia (SDM) memiliki
kewajiban untuk membangun perilaku kondusif karyawan. Selain itu, manajemen SDM
juga memiliki tugas untuk menciptakan kinerja terbaik bagi perusahaan dan
karyawan. Menurut Prof. Dr. Moeheriono, M.Si. dalam bukunya yang berjudul
“Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi”, kinerja karyawan merupakan hasil
kinerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
organisasi baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif, sesuai dengan
kewenangan, tugas, dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan
moral ataupun etika. Seluruh kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan bisnis perusahaan atau
organisasi merupakan bentuk kinerja.
Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008) yaitu proses perubahan sikap dan tata laku sesorang atau
sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 ayat (1) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang menghendaki kebaikan
di dunia maka dengan ilmu, Barangsipa yang menghendaki kebaikan di akhirat maka
dengan ilmu, Barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu” (HR.
Bukhori dan Muslim). Menurut para ahli maka Menurut Sondang P. Siagian
(2013:180) “pendidikan adalah keseluruhan proses, teknik dan metode mengajar
dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang yang
lain dengan standart yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan tingkat pendidikan menurut
Tirta Rahadja dan La Sulo, dalam Pengantar Pendidikan (Jakarta; DEPDIKBUD,
1994), hal 37 adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur
sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga keja manajerial mempelajari
pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Menurut (Suhardjo,
2007) Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemauan yang
dikembangkan.
Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi
akan memudahkan sesorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan
mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya
dalam hal kesehatan. Pendidikan formal membentuk nilai bagi seseorang terutama
dalam menerima hal baru.
Pengalaman kerja menunjukan kemampuan
pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar
bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Banyaknya pengalaman
kerja yang dimiliki seseorang pekerja maka orang tersebut akan lebih menguasai
pekerjaannya, sehingga dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan
benar. Hal ini berarti orang tersebut mempunyai efektivitas kerja yang baik.
Selain itu, pengalaman kerja akan ikut mematangkan seseorang dalam menghadapi tugas-tugas
manajerial yang akan dijalankannya. Semakin luas pengalaman kerja seseorang,
maka semakin terampil seseorang dalam melakukan pekerjaan dan semakin sempurna
pula pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Menurut Marwansyah dalam Wariati (2015) pengalaman kerja adalah suatu
pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang dimiliki pegawai untuk mengemban tanggungjawab dari pekerjaan
sebelumnya.
Setiap pengalaman kerja yang diperoleh
seseorang, akan membantunya memberikan keterampilan dan pengetahuan khusus
sesuai dengan pekerjaan yang digelutinya. Seseorang yang melakukan jenis
pekerjaan tertentu secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang cukup lama
akan menjadikan dirinya cukup terampil dalam pekerjaan tersebut. Pengalaman
merupakan faktor yang penting dalam perkembangan suatu usaha, terutama
pekerjaan yang membutuhkan keahlian, kecakapan dan inisiatif dalam berkreasi,
sehingga menghasilkan produk yang lebih baik dilihat dari segi kuantitas maupun
kualitas.
Kinerja yang baik adalah kinerja yang
optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya
tujuan organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha
meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan
faktor kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kualitas dan kuantitas
produk/jasa sangat tergantung pada sumber daya yang ada pada perusahaan.
Upaya peningkatan kinerja perusahaan
tidak hanya mengandalkan pada mesin modern, modal dan bahan baku. Faktor lain
yang perlu diperhatikan adalah faktor tenaga kerja, yang dalam hal ini adalah
manusia. Upaya untuk meningkatkan hasil yang maksimal untuk perusahaan adalah
dengan meningkatkan kinerja karyawan. Dengan peningkatan tersebut, maka
diharapkan kinerja karyawan dapat tercapai dengan efisiensi dan efekhtif.
Karyawan memegang peran utama dalam
menjalankan roda kehidupan perusahaan. Apabila karyawan memiliki produktivitas
dan kualitas kerja yang tinggi, maka laju roda akan berjalan kencang dan pada
akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan.
Namun sebaliknya, jika karyawan bekerja tidak produktif dan tidak memiliki
kualitas kerja yang tinggi, tidak ulet dalam bekerja dan memiliki moril yang
rendah maka dapat menurunkan performa perusahaan.
Kinerja karyawan ditentukan oleh
seberapa baik pengetahuan yang dimiliki karyawan. Lebih lanjut untuk
menghasilkan kinerja yang baik, maka perusahaan membutuhkan sistem yang baik
pula. Sistem ini bukan hanya peraturan atau standar yang ada melainkan juga
melibatkan pihak-pihak yang terkait langsung yaitu sumber daya manusia. Kinerja
karyawan sangat berpengaruh bagi kesuksesan sebuah perusahaan.
Kinerja atau performa karyawan yang
bagus akan berbanding lurus dengan hasil baik dalam perkembangan bisnis
perusahaan. Sebaliknya, kinerja yang buruk akan berdampak buruk pula pada
perusahaan. Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapaioleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya menurut Edy Sutrisno (2015, hlm149). Hasil
performa karyawan ini dapat dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, waktu
kerja, dan kerja sama untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan. Semuanya tergantung pada kuantitas dan waktu yang digunakan
karyawan dalam menjalankan tugas. Faktor kinerja karyawan juga bisa dinilai
dari waktu kerja, jumlah absen, keterlambatan, dan lamanya masa kerja.
Salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan adalah pendidikan. Ketatnya persaingan dalam mendapatkan
posisi pekerjaan mempengaruhi profesi seseorang tidak sesuai dengan kompetensi atau bidang yang
dimiliki. Akibatnya banyak karyawan yang kesulitan, kurang menguasai, dan
kurang menyenangi pekerjaannya sehingga kinerjanya menjadi tidak efektif
(Zahrotul, 2017:4).
Metode
Menurut Sugiyono (2013:215) “sampel adalah sebagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Adapun ketentuan pengambilan sampel sebagai berikut: Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil
semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 105 orang maka di ambil seluruhnya namun yang mengembalikan kuesioner hanya sebanyak 50 orang responden. Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik simple random sampling.
Di sini penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi dan data yang berkaitan
dengan kondisi nyata atau fakta
yang ada dilapangan.
Langkah-langkah yang ditempuh
antara lain:
1. Kuesioner (Questionnaire)
Merupakan suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada para karyawan PT. IPSOS Jakarta Selatan dengan
harapan dapat memberikan respon terhadap daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner disusun menggunakan pertanyaan tertutup diberi skor menurut
skala Likert.
Tabel 1. Aspek
Aspek Kinerja Karyawan
Variabel |
Indikator |
Indikator |
Kinerja Karyawan |
Kualitas |
Pekerjaan Yang Karyawan Selesaikan Telah Memenuhi Standar Yang Ditetapkan Oleh Perusahaan |
Karyawan Memiliki Inisiatif Agar Hasil Kerjanya Maksimal Dan Memuaskan |
||
Kuantitas |
Pekerjaan Yang Karyawan Hasilkan Telah Memenuhi Target Yang Diberikan |
|
Karyawan Dapat Menyelesaikan Semua Pekerjaan Yang Diberikan Sebaik Mungkin Untuk Memperoleh Hasil Yang Maksimal |
||
Ketepatan Waktu |
Karyawan Berusaha Agar Selalu Hadir Di Kantor
Tepat Waktu |
|
Karyawan Selalu Menyelesaikan Tugas Tepat Pada Waktunya |
||
Efektivitas |
Adanya Kerjasama Yang Baik
Antar Karyawan Dan Rekan Kerjanya |
|
Perusahaan Memberikan Edukasi Kepada Paara Karyawan |
||
Kemandirian |
Karyawan Memiliki Motivasi Yang
Tinggi Dalam Bekerja |
|
Karyawandapat Menyelesaikan Pekerjaannya Baik Secara Individu Maupun Kelompok Dengan Hasil
Yang Memuaskan |
||
Pengalaman Kerja |
Latar Belakang Pribadi |
Pengalaman Kerja Yang Saya Miliki Membatu
Saya, Membantu Saya Menyelesaikan Tugas-Tugas Secara Efektif Dan Efisien |
Pelatihan Yang Sya Lakukan Sangat
Membantu Dalam Menyelesaikan Tugas Tugas Yang
Sulit |
||
Bakat Dan Minat |
Saya Sangat Menghargai Pekerjaan Yang Saya Lakukan |
|
Pekerjaan Yang Saja Lakukan Sangat Sesuai Dengan Bidang Yang Saya Kuasai |
||
Sikap Dan Tanggung Jawab |
Saya Selalu Masuk Kerja Tepat Waktu Dan
Menyelesaikan Pekerjaan Tepat Waktu |
|
Saya Mampu Bekerja Sama
Dengan Baik Dengan Sesama Rekan Kerja Di Kantor |
||
Kemampuan Analisis |
Saya Mampu Menganalisa Pekerjaan Sesuai Dengan Skala Prioritas |
|
Saya Berpikir Secara Trategis Dalam Melakukan Pekerjaan Yang Saya
Lakukan |
||
Kemampuan Dan Keterampilan Teknik Pekerjaan |
Saya Memiliki Pengetahuan Dan Ketrampilan
Yang Dapat Mempermudah Pekerjaan |
|
Saya Mampu Menguasai Peralatan Yang Disediakan Perusahaan |
||
Tingkat Pendidikan |
Materi Yang Di Ajarkan |
Materi Pelajaran Yang Diajarkan Dan Diberikan Oleh Perusahaan Dapat
Menunjang
Pekerjaan |
Metode Yang Di Gunakan |
Metode pendidikan telah sesuai dengan subjek yang diajarkan |
|
Metode pendidikan yang Digunakan mudah dimengerti |
||
Sarana/Fasilitas Pendukung |
Kondisi ruang kelas saat mengikuti
pendidikan kondusif |
|
Peralatan yang layak
selalu tersedia untuk kelancaran praktek kerja |
||
Kemampuan Instruktur |
Keterampilan para
instruktur dalam menyampaikan materi mudah dimengerti |
|
Instruktur menguasai
terhadap materi yang diberikan |
||
Kemampuan Peserta |
Saya menguasai berbagai materi yang diberikan dengan cepat |
|
Setelah meningkatkan
tingkat pendidikan, saya dapat menaikan
jenjang karir saya ke tahap
selanjutnya |
Hasil dan Pembahasan
Uji Validitas
Tabel 2. Uji Validitas
Variabel Tingkat pendidikan
(X1)
Pernyataan |
Tingkat pendidikan (X1) |
Keterangan |
|
Rhitung |
rtabel
n = 50 |
||
1 |
0.687 |
0.279 |
Valid |
2 |
0.236 |
0.279 |
Valid |
3 |
0.652 |
0.279 |
Valid |
4 |
0.564 |
0.279 |
Valid |
5 |
0.592 |
0.279 |
Valid |
6 |
0.551 |
0.279 |
Valid |
7 |
0.786 |
0.279 |
Valid |
8 |
0.611 |
0.279 |
Valid |
9 |
0.771 |
0.279 |
Valid |
10 |
0.747 |
0.279 |
Valid |
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat
bahwa untuk masing-masing pernyataan pada variabel Kompensasi (X1) seluruh instrumen dapat dikatakan valid, karena nilai rhitung yang dihasilkan jauh lebih besar dari
pada nilai rtabel yang ada untuk n = 50 (Lima Puluh) yaitu 0,279.
Tabel 3. Uji Validitas Variabel
Pengalaman kerja (X2)
Pernyataan |
Pengalamankerja (X2) |
Keterangan |
|
Rhitung |
rtabel
n = 50 |
||
1 |
0.658 |
0.279 |
Valid |
2 |
0.520 |
0.279 |
Valid |
3 |
0.423 |
0.279 |
Valid |
4 |
0.758 |
0.279 |
Valid |
5 |
0.691 |
0.279 |
Valid |
6 |
0.604 |
0.279 |
Valid |
7 |
0.679 |
0.279 |
Valid |
8 |
0.373 |
0.279 |
Valid |
9 |
0.577 |
0.279 |
Valid |
10 |
0.791 |
0.279 |
Valid |
Berdasarkan tabel di atas,
dapat dilihat bahwa untuk masing-masing pernyataan pada variabel Pengembangan Karier (X2) seluruh instrumen dapat dikatakan valid, karena nilai rhitung yang dihasilkan jauh lebih besar dari
pada nilai rtabel yang ada untuk n = 50 (lima puluh) yaitu 0,279.
Tabel 4. Uji Validitas
Variabel Kinerja karyawan
(Y)
Pernyataan |
Kinerja karyawan (Y) |
Keterangan |
|
Rhitung |
rtabel
n = 50 |
||
1 |
0.290 |
0.279 |
Valid |
2 |
0.675 |
0.279 |
Valid |
3 |
0.426 |
0.279 |
Valid |
4 |
0.374 |
0.279 |
Valid |
5 |
0.461 |
0.279 |
Valid |
6 |
0.456 |
0.279 |
Valid |
7 |
0.483 |
0.279 |
Valid |
8 |
0.655 |
0.279 |
Valid |
9 |
0.626 |
0.279 |
Valid |
10 |
0.654 |
0.279 |
Valid |
Berdasarkan tabel di atas,
dapat dilihat bahwa untuk masing-masing pernyataan pada variabel Kinerja Karyawan (Y) seluruh instrumen dapat dikatakan valid, karena nilai rhitung yang
dihasilkan jauh lebih besar dari
pada nilai rtabel yang ada untuk n = 50 (lima puluh) yaitu 0,279.
Uji Reliabilitas
Tabel 5. Uji Reliabilitas
Variabel Tingkat pendidikan
(X1)
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
.824 |
10 |
Sumber:
Hasil Olahan Data (SPSS 22)
Berdasarkan tabel di atas,
untuk uji instrumen penelitian mengenai variabel Tingkat pendidikan (X1) adalah Reliabel tinggi.
Tabel 6. Uji Reliabilitas
Variabel Pengalaman kerja (X2)
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
.806 |
10 |
Sumber:
Hasil Olahan Data (SPSS 22)
Berdasarkan tabel di atas,
untuk uji reliabilitas variabel Kinerja karyawan (Y) dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.628, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian mengenai variabel Kinerja karyawan (Y) adalah Reliabel tinggi.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
|
Standardized Residual |
|
N |
|
50 |
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
|
Std. Deviation |
.97937923 |
Most Extreme Differences |
Absolute |
.102 |
|
Positive |
.102 |
|
Negative |
-.053 |
Test Statistic |
|
.102 |
Asymp.
Sig. (2-tailed) |
.200c,d |
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true
significance
Berdasarkan tabel di atas,
nilai signifikansi
(2-tailed) sebesar 0.200, dapat
diartikan bahwa nilai signifikansi (2-tailed) alat ukur tersebut
berada di atas 0.05.
Berdasarkan tabel di atas, untuk uji reliabilitas variabel Tingkat pendidikan (X1) dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0.824, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dikatakan berdistribusi normal. Sedangkan nila Kolmogorov-
Smirnov sebesar 0.102, berarti
data residual terdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Tabel 8. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
10.485 |
3.308 |
|
3.170 |
.003 |
|
|
|
X1 |
.352 |
.090 |
.434 |
3.897 |
.000 |
.669 |
1.495 |
|
X2 |
.360 |
.090 |
.446 |
4.000 |
.000 |
.669 |
1.495 |
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel di atas,
dapat diketahui bahwa nilai Variance Inflation
Factor (VIF) dari masing-masing variabel
independent tidak memiliki nilai yang lebih dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak mengandung
multikolinieritas.
Uji Linier Berganda
Tabel 9. Hasil Uji Linier Berganda
Coefficientsa |
|||
Model |
Unstandardized Coefficients |
||
B |
Std. Error |
||
1 |
(Constant) |
10.485 |
3.308 |
|
X1 |
.352 |
.090 |
|
X2 |
.360 |
.090 |
a. Dependent Variable: Y |
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui
persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = 10.485 +
0.352 (X1) + 0.360 (X2)
Berdasarkan persamaan tersebut,
maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai koefisien
intersep sebesar 10.485 menyatakan bahwa jika variabel Tingkat pendidikan (X1), variabel Pengalaman kerja (X2) tetap (tidak mengalami
perubahan) maka nilai variabel untuk Kinerja karyawa (Y) akan meningkat sebesar 10.485.
2. Nilai koefisien
regresi variabel Tingkat pendidikan (X1) terhadap variabel Kinerja karyawa (Y) adalah sebesar 0.352. Hal ini berarti jika
variabel Tingkat pendidikan
(X1) naik maka akan meningkatkan variabel Kinerja karyawa (Y) sebesar 0.352 persen, dengan asumsi variabel lainnya tetap. Tingkat pendidikan berkorelasi positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawa. Yang berarti semakin tinggi Tingkat pendidikan yang diberikan, maka semakin tinggi pula kualitas Kinerja karyawan, begitupula sebaliknya, semakin rendah Tingkat pendidikan yang diberikan, maka semakin rendah
pula kualitas Kinerja karyawan.
3. Nilai koefisien
regresi variabel Pengalaman kerja (X2) terhadap variabel Kinerja karyawa (Y) adalah sebesar 0.360. Hal ini berarti jika variabel
Pengalaman kerja (X2) naik satu persen akan
meningkatkan variabel
Kinerja karyawa (Y) sebesar
0.360 persen, dengan asumsi variabel lainnya tetap. Sama dengan variable Tingkat pendidikan,
variable Pengalaman kerja
juga berkorelasi positif
dan signifikan terhadap
Kinerja karyawa. Yang berarti
semakin banyak pengalaman kerja maka semakin tinggi
pula kualitas kinerja karyawan, begitupun sebaliknya sedikit pengalaman yang dimiliki karyawan, semakin rendah kialitas kinerja karyawan.
Uji T
Tabel 10. Hasil Uji T
Coefficientsa
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardize d Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
10.485 |
3.308 |
|
3.170 |
.003 |
|
X1 |
.352 |
.090 |
.434 |
3.897 |
.000 |
|
X2 |
.360 |
.090 |
.446 |
4.000 |
.000 |
1. Hubungan Variabel
Tingkat pendidikan (X1) dengan
Kinerja karyawan (Y) Jika diperhatikan
hasil tabel coefficients di
atas dengan menggunakan perhitungan analisis SPSS Versi 22, maka nilai thitung
untuk variabel X1 (Tingkat pendidikan) sebesar 3.897, sedangkan nilai ttabel untuk n = 50 sebesar 2.009. Jadi 3.897 > 3.170, dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel Tingkat pendidikan (X1) berkorelasi positif terhadap Kinerja karyawan (Y).
2. Hubungan Variabel Pengalaman kerja (X2) dengan Kinerja karyawan (Y) Jika diperhatikan hasil tabel coefficients di atas dengan menggunakan perhitungan analisis SPSS Versi 22, maka nilai thitung untuk
variabel X2 (Pengalaman kerja) sebesar 4.000, sedangkan nilai ttabel untuk n = 50 sebesar 2.009. Jadi 4.000 > 3.170, dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel Pengalaman kerja (X2) berkorelasi positif terhadap Kinerja karyawan (Y).
Uji F
Tabel 11. Hasil Uji F
ANOVAa
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
318.340 |
2 |
159.170 |
36.718 |
.000b |
Residual |
203.740 |
47 |
4.335 |
|||
Total |
522.080 |
49 |
|
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Dari hasil uji ANOVA atau fhitung didapat nilai fhitung sebesar
36.718 dimana lebih besar dari nilai
ftabel untuk n = 50 sebesar 3.10 atau 36.718 >
3.10 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 karena 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan Tingkat pendidikan (X1) dan Pengalaman kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja karyawan (Y)
pada α = 5%.
Tabel 12. Model Summary
Model Summaryb
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.781a |
.610 |
.593 |
2.08204 |
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan pada tabel tersebut
di atas yakni Model Summary
Angka R sebesar 0.781(a), menunjukkan
bahwa besarnya hubungan positif antara Tingkat Pendidikan dengan
Kinerja adalah kuat, karena nilainya melebihi dari 0.5.
Berdasarkan pada tabel tersebut di atas yakni Model Summary yang menghasilkan nilai R Square sebesar 0.610, artinya bahwa Tingkat pendidikan dan Pengalaman kerja secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel Kinerja karyawan 61.0% sedangkan sisanya sebesar 39.0% adalah faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Kesimpulan
Hasil
regresi memperoleh persamaan Y = 10.485 + 0.352 (X1) + 0.360 (X2) yang artinya kinerja karyawan di pengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengalaman kerja. Hasil analisis regresi juga memperoleh Angka R sebesar
0.781(a), menunjukkan bahwa
besarnya hubungan positif antara Tingkat Pendidikan
dengan Kinerja adalah kuat, karena nilainya
melebihi dari 0.5. Nilai R
Square sebesar 0.610, artinya
bahwa Tingkat pendidikan
dan Pengalaman kerja secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel Kinerja karyawan 61.0% sedangkan sisanya sebesar 39.0% adalah faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Tingkat
pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT Ipsos Field
Force Jakarta selatan. Hal ini
terbukti dari hasil memperoleh t hitung untuk variabel
X1 (Tingkat pendidikan) sebesar
3.897, sedangkan nilai ttabel untuk n = 50 sebesar 2.009. Jadi 3.897 > 3.170, dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel Tingkat pendidikan (X1) berkorelasi positif terhadap Kinerja karyawan (Y).
Pengalaman kerja berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan PT Ipsos Field
Force Jakarta selatan. Hal ini
terbukti dari hasil memperoleh t hitung untuk variable X2 (Pengalaman kerja) sebesar 4.000, sedangkan nilai ttabel untuk
n = 50 sebesar 2.009. Jadi 4.000 > 3.170, dapat disimpulkan bahwa secara parsial
variabel Pengalaman kerja (X2) berkorelasi positif terhadap Kinerja karyawan (Y).
Tingkat
pendidikan dan pengalaman kerja secara bersamaan
berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan PT Ipsos Field
Force Jakarta selatan hal ini terbukti dari
hasil uji nilai f yang menunjukan nilai 36.718 dengan tingkat probabilitas 0.000 yang jauh di bawah alpha 5%.
Menurut latar belakang
masalah bahwa tingkat kedisplinan dan tanggung jawab karyawan paling rendah sebesar 72% tertinggi sebesar 81% sedangkan perusahaan mengharapkan tingkat kedisiplinan dan tanggung jawab karyawan 100% agar perusahaan dapat berjalan dengan baik maka
tingkat pendidikan dan pengalaman kerja sangat berperan penting agar dapat memperoleh kinerja yang baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al- Quran dan terjemahnya. Bandung: CV Penerbit Diponegoro,
2008. Hamriani, Manajemen Sumber Daya Manusia.
Tirta Rahadja dan La Sulo pengantar pendidikan
(Jakarta; DEPDIKBUD, 1994), hal 37
Suharjo 2008 Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:
IKIP Yogyakarta.
Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta, 1998 Suryani and Hendryadi.
Makassar: Alauddin University Press, 2014. Handoko,
Hani. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Hasibuan, S.P Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001.
Moleong. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2007: 330-331
Ardana, I
Komang, Mujiati Ni Wayan, dan Utama I Wayan Mudiarta. 2012.
Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Bangun, W. 2012.
Manajemen sumber Daya Manusia. Erlangga. Bandung.
Dessler, G. 2006. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh. PT. Indeks.
Klaten. Fauziah, H. 2012.
Hasibuan, H. Malayu S.P. Organisasi dan motivasi Dasar
peningkatan produktivitas, Jakarta: Bumi
Pengantar Pendidikan, Jakarta: Depdikbud, 1994.digilib.unila.ac.id/5538/14/BAB%20I
I.pd
Foster, Bill. 2001. Pembinaan untuk Peningkatan
Kinerja Karyawan. Jakarta: PPM. 12 Ghozali, Imam. 2011.
Edy Sutrisno 2015.faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi prestasi kerja atau kinerja (hal 151-152):
Anwar Prabu Mangkunegara 2001.Faktor- faktor yang
mempengaruhi pencapaian kinerja (hlm 67-68):
Hani Hartono 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengalaman kerja hal 179.
Sugiyono, 2011.Manajemen pengertian observasi hal
245.Bandung
Wisnu dan Nurhasanah 2005. Desain Organisasi hal 11.
Sadili Samsudin 2015.Sistem penilaian kerja memiliki
elemen pokok hal 121.
H. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Personalia,
Yogyakarta: BPFE UGM, 2005 Hariandja, Marihot T.E.
Ricky W,2015.Pengantar Manajemen hal 190, Jakarta
indonesia.
Kotler dan Armstrong (2001).Pengertian Characteristics
Demograpic (Penduduk).
Prof. Dr. Moeheriono, M.Si. “Pengukuran Kinerja
Berbasis Kompetensi”.
Moleong 2011.metode penelitian kualitatif hal 6,
yogyakarta.
Stainback (1988) dalam Sugiyono (2007 ) Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia
Manajemen sumber Daya Manusia. Erlangga. Bandung.
Dessler, G. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh. PT. Indeks.
Klaten. Fauziah, H. 2012.
Adibah, Ayuk Wahdanfiari. 2014. Pengaruh Latar
Belakang Pendidikan Dan Terhadap Kinerja Karyawan Pengalaman Kerja.
Mufidah, Zahrotul. 2017. Pengaruh Latar Belakang
Pendidikan, Beban Kerja dan Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Kinerja
Karyawan PT. Bank BNI Syariah Cabang Kediri. Jurnal Ekonomi Manajemen. Volume 1
Nomor 5.