PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP PENGEMBANGAN
USAHA SEJIWA COFFEE BANDUNG
Maria Sugiat,
Wafda Qinthara Konjala
Univeristas Telkom, Bandung,
Indonesia
Email: mariasugiat@telkomuniversity.ac.id,
wafdaqinthara@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini mengangkat
topik Kualitas produk terhadap pengembangan usaha Sejiwa Coffee Bandung. Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara kulitas produk
terhadap pengembangan usaha Sejiwa Coffee Bandung. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode Kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif,
penelitian ini memfokuskan pada pengembangan usaha, yang mencakup kualitas
produk dan loyalitas konsumen sebagai variabel independen dan pengembangan usaha
sebagai variabel dependen. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu skala ordinal dengan menggunakan skala likert. Penelitian ini menggunakan
teknik non probabilitas dengan jenis convenience sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 150 responden yang pernah mengunjungi Sejiwa Coffee di Bandung.
Kata
kunci: Kualitas Produk; Pengembangan Usaha; Loyalitas Konsumen; Sejiwa Coffee.
Abstract
This
research raises the topic of product quality on the business development of
Sejiwa Coffee Bandung. The purpose of this study is to determine whether there
is an influence between product quality on the business development of Sejiwa
Coffee Bandung. The method used in this research is quantitative method with
descriptive research type, this research focuses on business development, which
includes product quality and consumer loyalty as independent variables and
business development as the dependent variable. The measurement scale used in
this study is the ordinal scale using a Likert scale. This study uses a
non-probability technique with the type of convenience sampling with a sample
size of 150 respondents who have visited Sejiwa Coffee in Bandung.
Keywords: Product
quality; Business development; Consumer Loyalty; Sejiwa Coffee.
Pendahuluan
Saat ini coffee shop dikota Bandung
sedang digemari oleh masyarakat khususnya anak muda, maka tak mengherankan saat
ini coffee shop sangat menjamur di Kota Bandung dengan berbagai menu dan konsep
yang ditawarkan. Salah satu nya Sejiwa coffee yang menawarkan menu kopi dan
pastry yang enak dan juga menawarkan segi konsep yang menarik atau biasa
disebut dengan istilah instagramable.
Gambar 1. Sumber: pergidulu.com
Sejiwa coffee merupakan coffee shop yang
berada dibawah manajemen TSVC Establisment dan terletak di pusat Kota Bandung
tepatnya di jalan Progo no. 15 yang buka pada 23 Desember 2016, namanya kian
melejit setelah disambangi oleh Presiden Jokowi pada 4 Desember 2017 lalu.
Setelah berdiri kurang lebih 3 tahun, akhirnya pada bulan Juli 2020 Sejiwa
Coffee membuka rumah kedua nya yang berada di jalan Kiputih no. 1A dengan
konsep outdoor yang lebih luas (Rahadian, 2020).
Sejiwa coffee memiliki konsep yang unik,
dapat dilihat dari ruangan lantai satu yang memiliki konsep rumah kaca
dipadukan dengan pop art dan memiliki konsep open kitchen bar dimana pengunjung
dapat melihat para barista saat sedang meramu minuman yang ditawarkan (Ravenika, 2018). selain itu hal
unik dari Sejiwa Coffee adalah seluruh barista dan staf memakai seragam yang
mirip dengan jas laboratorium dengan tulisan Sejiwa “staff uniform” dibagian
belakang (Akbar, 2018).
Menu sejiwa coffee yang paling terkenal
dan menjadi best seller adalah es kopi jiwa, saat sedang menikmati secangkir
kopi sebagian konsumen mungkin akan terasa hampa jika tidak ditemani dengan
pastry yang manis. Beberapa yang menjadi favorit adalah red velvet, oreo mille
crepe, dan nastar cheese cake. Es kopi jiwa dan beberapa pastry menjadi produk
yang di favoritkan konsumen saat ini. Hal ini lah yang membuat konsumen menjadi
loyal terhadap produk yang ditawarkan oleh sejiwa coffee, sehingga membuat
konsumen mau untuk datang kembali ke sejiwa coffee (Gemilang, 2019).
Coffee shop mulai tumbuh di Indonesia
dan menarik banyak pecinta kopi, fenomena tumbuhnya coffee shop juga terjadi di
Kota Bandung (Wardhana et al., 2018). Perkembangan
coffee shop di Kota Bandung terus tumbuh dan berkembang dengan hadirnya berbagai
coffee shop di Kota Bandung, hal ini disebabkan oleh berkembangnya tren minum
kopi di coffee shop (Sijabat, 2019). Banyaknya
pengusaha yang melihat pasar penikmat kopi yang cukup tinggi maka tak heran banyak
cabang baru atau bahkan banyak pengusaha yang membuka coffee shop baru di
Bandung (Nilawati, 2019).
Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Bandung persebaran coffee shop dibagi kedalam dua kategori yaitu kelas
atas dan kelas menengah. Kelas atas yaitu coffee shop yang menawarkan produk
dengan modal awal yang tinggi sedangkan kelas menengah merupakan coffee shop
yang menawarkan produk dengan harga yang terjangkau dan modal awal yang tidak
terlalu tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka dibuatkan tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Kategori Coffee Shop
Coffee Shop Kelas Atas |
Coffee Shop Kelas Menengah |
Starbucks Coffee |
Sejiwa Coffee |
Maxx Coffee |
Didago Coffee |
Excelso Coffee |
Blue Door |
The Coffee Bean |
Lacamera Coffee |
Djournal Coffee |
Dua Coffee |
Fore Coffee |
Yumaju Coffee |
Kopi Kenangan |
Two Cent |
Janji Jiwa |
Mimiti Coffee & Space |
|
Two Hand Full |
|
Marka Coffee |
|
Lalune Coffee & Lucheonette |
|
Morning Glory |
|
Sydwic |
Sumber: data yang telah diolah 2020
Berdasarkan table tersebut dapat
disimpulkan bahwa persebaran coffee shop di Kota Bandung berdasarkan
kepemilikan nya lebih di dominasi oleh coffee shop kelas menengah, hal ini
dapat terjadi karena banyak pelaku bisnis baru yang membuka usaha coffee shop
dengan tempat dan fasilitas yang tidak kalah dengan coffee shop kelas atas.
Melihat dari hal tersebut, tak dapat
dipungkiri bahwa bisnis coffee shop merupakan bisnis yang memiliki prospek baik
kedepannya. Para pelaku bisnis hanya perlu menginovasikan konsep coffee shop
yang unik agar menarik minat konsumen sehingga mampu bersaing dengan kompetitor
(Sijabat, 2019). Persaingan
bisnis coffee shop saat ini sangat ketat, karena saat ini hampir di setiap
sudut Kota Bandung terdapat coffee shop, dengan menawarkan produk yang
berkualitas dan unik serta tempat dengan konsep yang menarik dan nyaman hal
tersebut akan membuat bisnis yang dijalankan dapat bersaing dan mampu
mempertahankan konsumen serta dapat membuat konsumen menjadi loyal terhadap
bisnis yang dijalankan (BisnisUKM, 2019).
Metode
Penelitian
ini akan menggunakan metode kuantitatif. Sujarweni (2015:39) menyatakan bahwa
metode kuantitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan suatu penemuan
yang dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur statistik atau cara lain dari
suatu pengukuran. Dalam penelitian kuantitatif mempunyai karakteristik tertentu
yang dinamakan sebagai variabel, hubungan antar variabel biasa dianalisi dengan
menggunakan teori yang objektif.
Sedangkan
menurut (Silalahi
& Atif, 2015) yang menyatakan bahwa metode kuantitatif
merupakan suatu penelitian yang menjelaskan suatu fenomena melalui pengumpulan
data yang diolah atau dianalisis dengan menggunakan statistik tertentu, hal ini
digunakan guna melihat masalah-masalah yang nyata. Jadi dapat diketahui bahwa
elemen penting dari metode kuantitatif yaitu menjelaskan fenomena, mengumpulkan
data, dan diolah menggunakan statistik guna mendapatkan hasil yang nyata.
Jenis
penelitian yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah
jenis penelitian deskriptif. Menurut (Bahri,
2018) penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau objek yang
menjadi perhatian dalam kegiatan penelitian secara sistematis. Sedangkan
menurut (Silalahi
& Atif, 2015) penelitian deskriptif menyajikan
satu gambar yang rinci tentang satu situasi khusus, setting sosial, atau
hubungan.
Pada
penelitian ini tipe penyelidikan yang digunakan yaitu penelitian kausal.
Penelitian kausal menurut (Silalahi
& Atif, 2015) yaitu mengenai hubungan pengaruh
atau hubungan sebab akibat antara satu atau lebih variabel dengan variabel
lainnya. Strategi penelitian yang digunakan yaitu dengan menyebarkan kuisioner,
menurut (Silalahi
& Atif, 2015) kuisioner merupakan satu set tulisan
tentang pertanyaan yang diformulasikan guna mendapatkan jawaban dari responden.
Pada
penelitian ini penulis tidak melakukan intervensi data karena menggunakan data
yang sudah ada dan tidak melalukan perubahan. Serta pada penelitian ini unit
analisis bersifat individu dan peneliti menggunakan penelitian cross-sectional
berdasarkan waktu pelaksanaanya. Menurut (Silalahi
& Atif, 2015) waktu pelaksanaan cross-sectional
merupakan penelitian yang dilakukan dalam satu periode tertentu untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan. Karakteristik penelitian ini dijelaskan secara
ringkas seperti pada Tabel 2. berikut ini:
Tabel 2. Karakteristik Penelitian
No |
Karakteristi Penelitian |
Jenis |
1 |
Metode yang digunakan |
Kuantitatif |
2 |
Tujuan Penelitian |
Deskriptif |
3 |
Tipe penyelidikan
penelitian |
Kausal |
4 |
Strategi penelitian yang
digunakan |
Kuisioner |
5 |
Keterlibatan peneliti dalam
penelitian |
Tidak terjadi intervensi
data oleh peneliti |
6 |
Unit analisis individu |
Individu |
7 |
Waktu pelaksanaan |
Cross-sectional |
Sumber: Hasil
olah penulis (2020)
Penelitian
ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk memastikan dan mampu menggambarkan
karakteristik dari variabel yang menarik. Penelitian ini termasuk dalam
penelitian deskriptif karena peneliti hanya menggambarkan faktor atau variabel
tersebut, tanpa melihat atau melakukan tes hubungan atau pengaruh antar faktor
atau variabel (Indrawati,
2015).
Pengumpulan
data merupakan proses mendapatkan data dari responden atau objek yang telah
ditentukan, alat pengumpulan data yang digunakan yaitu kuisioner dan observasi.
Pada bagian ini pun akan dibahas mengenai jenis variabel yang digunakan oleh
penulis, operasional variabel sebagai rancangan dalam membuat kuisioner serta
dibahas pula mengenai skala pengukuran yang akan digunakan pada penelitian ini.
Skala
pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah skala ordinal dengan
menggunakan metode skala Likert. Menurut (Silalahi
& Atif, 2015) menyatakan bahwa skala ordinal
digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan yang hasilnya dapat dilakukan
suatu pengukuran, sedangkan skala Likert menurut (Silalahi
& Atif, 2015) adalah teknik pengskalaan yang
digunakan untuk mengukur persepsi seseorang tentang dirinya atau kelompok yang
berhubungan dengan suatu hal.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolah mengenai
kualitas produk terhadap pengembangan usaha maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
8.165 |
1.779 |
|
4.590 |
.000 |
X1 |
.245 |
.081 |
.255 |
3.012 |
.003 |
|
X2 |
.573 |
.083 |
.584 |
6.907 |
.000 |
|
a.
Dependent
Variable: Y Sumber: Olahan Peneliti Output IBM SPSS
Versi 24 (2021) Berdasarkan tabel
diatas diperoleh hasil P1: 0,255X dengan nilai signifikan 0,003 < 0,5 yang
berarti bahwa kualitas produk memiliki korelasi terhadap pengembangan usaha
dengan pengaruh sebesar 0,255. Dengan terus meningkatkan kualitas produk yang
ditawarkan maka akan menarik banyak konsumen dan akan berdampak pada
pengembangan usaha dari Sejiwa Coffee itu sendiri karena sudah mengetahui apa
yang pasar butuhkan dengan terus meningkatkan kualitas produk yang
ditawarkan. Hasil analisis yang
didapatkan menyatakan bahwa analisis pengaruh variabel kualitas produk
terhadap variabel pengembangan usaha diperoleh nilai korelasi sebesar 0,255.
Sehingga dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa secara langsung terdapat
pengaruh signifikan variabel kualitas produk terhadap variabel pengembangan
usaha. Hasil penelitian ini
diperoleh dari hasil kuesioner yang disebar kepada 150 responden dengan
kriteria: pria dan wanita, berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya,
rentang umur 17 - >40 tahun, pernah mengunjungi Sejiwa Coffee, dan pernah
melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh Sejiwa Coffee. Berdasarkan hasil
analisis deskriptif dari kedua variabel yaitu kualitas produk dan
pengembangan usaha masing – masing mendapatkan skor sebesar 85,3 % untuk
kualitas produk dan 85,5 % untuk pengembangan usaha. Berdasarkan garis
kontium kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini berada pada
kategori sangat setuju. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan bahwa
variabel kualitas produk (X) terhadap pengembangan usaha (Y) memiliki
pengaruh sebesar 0,255. |
Kesimpulan
Variabel
kualitas produk memiliki persentase skor sebesar 85,3 % dan masuk kedalam
kategori sangat setuju, dapat diartikan bahwa kualitas produk dari Sejiwa
Coffee dinilai sangat penting bagi konsumen. Dengan indikator paling tinggi
berada pada indikator nomer 1 dengan persentase 87,7% yang berarti bahwa
konsumen setuju jika Sejiwa Coffee memiliki ciri khas dan harus dipertahan kan,
sedangkan indikator terendah berada pada indikator nomer 5 dengan persentase
82,7% yang berarti bahwa tidak ada pengaruh terhadap harga yang ditawarkan oleh
Sejiwa Coffee.
Variabel
pengembangan usaha memiliki persentase skor sebesar 85,5 % dan masuk kedalam
kategori sangat setuju, dapat diartikan bahwa skor dari kualitas produk dan
loyalitas konsumen yang tinggi dapat berpengaruh terhadap pengembangan usaha
dari Sejiwa Coffee itu sendiri. Dengan indikator tertinggi berada pada
indikator nomer 1 dengan persentase 90,7% yang berarti konsumen setuju bahwa
Sejiwa Coffee menawarkan tempat yang nyaman, sedangkan indikator terendah
berapa pada indikator nomer 4 dengan persentase 80,3% yang berarti tidak semua
konsumen mengetahu Sejiwa Coffee dari sosial media atau aplikasi review.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T., &
Tantri, F. (2012). Manajemen Pemasaran. Depok: Raja Grafindo Persada.
Adam, M. (2015). Manajemen Pemasaran
Jasa: teori dan aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Akbar, M. F. (2018). Berkunjung Ke
Cafe Sejiwa Coffee, Sejiwa Dalam Rasa. Keluyuran.Com.
https://keluyuran.com/sejiwa-coffee/
Bahri, S. (2018). Metodologi Penelitian
Bisnis Lengkap Dengan Teknik Pengolahan Data SPSS. Yogyakarta: ANDI.
BisnisUKM. (2019). Strategi
Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Bisnisukm.Com.
https://bisnisukm.com/strategi-meningkatkan-kepuasan-pelanggan.html
Indrawati, P. D. (2015). Metode
Penelitian Manajemen dan Bisnis Konvergensi Teknologi Komunikasi dan Informasi.
Bandung: Refika Aditama.
Kotler, P. H., Armstrong, G., Harris,
L., & Piercy, N. (2017). Principles of Marketing. European, Harlow. United
Kingdom: Pearson Education Limited.
Nilawati, P. P. (2019). Bisnis
Kopi Masih Diminati, Terminal Coffee Buka Cabang Kelima di Kota Bandung.
Jabar.Tribunnews.Com.
https://jabar.tribunnews.com/2019/08/06/bisnis-kopi-masih-diminati-terminal-coffee-buka-cabang-kelima-di-kota-bandung
Rahadian, B. (2020). Sejiwa Coffee
Bandung. Bintangrahadian.Com.
http://www.bintangrahadian.com/2020/07/15/sejiwa-coffee-bandung/
Ravenika, S. A. (2018). Sejiwa
Coffee: Kedai Kopi Instagramable di Bandung. Decode.Uai.Ac.Id.
https://decode.uai.ac.id/?p=3815
Sijabat, M. (2019). Kedai Kopi:
Bisnis Masa Kini, Menjanjikan Di Masa Depan. Hariannusa.
https://hariannusa.com/2019/10/25/kedai-kopi-bisnis-masa-
kini-menjanjikan-di-masa-depan/
Silalahi, U., & Atif, N. F.
(2015). Metode penelitian sosial kuantitatif. Bandung: Refika Aditama.
Sunyoto, D., & Admojo, T. (2014).
Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.
Utami, C. W. (2010). Manajemen Ritel
Strategi dan Implementasi Operasional Bisnis Ritel Modern Di Indonesia.
Jakarta: Salemba Empat.
Wardhana, A., Kartawinata, B. R.,
& Syahputra, S. (2018). Analisis Positioningtop Brand Coffee Shop
berdasarkan Persepsi Pelanggandi Kota Bandung. Prosiding SNaPP: Sosial,
Ekonomi Dan Humaniora, 4(1), 303–310.