STRATEGIC MANAGEMENT
MODEL WITH LENS OF KNOWLEDGE MANAGEMENT AND COMPETITIVE INTELLIGENCE
Reza Suriansha, Hendro Sasongko
Program Doktor Ilmu
Manajemen Fakultas Pascasarjana
Universitas Pakuan
Bogor
Email: reza_suriansha@gmail.com,
hendro12@gmail.com
Abstrak
Lingkungan bisnis yang
dinamis, bergejolak dan kompleks telah memaksa organisasi masa kini untuk
menggunakan informasi dan pengetahuan yang akurat dari lingkungan internal dan
eksternal mereka dalam membuat keputusan strategis, operasional dan taktis.
Keputusan yang diambil melalui cara ini dapat menghasilkan keunggulan
kompetitif berdasarkan sumber daya informasi dan pengetahuan. Inilah sebabnya
mengapa abad kedua puluh satu disebut “Abad Pengetahuan” atau “Era
Pengetahuan”. Dalam konteks era pengetahuan ini, Peter Drucker, bapak teori
manajemen, dengan tepat menggambarkan bahwa baik modal maupun manusia, bahkan
sumber daya alam, tidak akan menjadi alat produksi. Sebaliknya itu akan menjadi
pengetahuan tambahan yang disajikan dengan teori pandangan berbasis pengetahuan
perusahaan. Penelitian ini menggunakan
metode systematic literature review pada
penelitian-penelitian dalam rentang waktu tahun 2000-2016. Peneliti menggunakan
model manajemen strategis Fred David. Untuk
mencapai tujuan tersebut, melibatkan pemutakhiran matriks evaluasi internal dan
eksternal kunci secara terus menerus, terbentuk pada tahap perencanaan
strategis, dan identifikasi faktor internal dan eksternal lainnya yang muncul. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan dan
informasi merupakan sumber daya strategis agar organisasi dapat unggul dan
kompetitif.
Kata
kunci: Manajemen Strategis; Manajemen Pengetahuan; Kecerdasan Kompetitif.
Abstract (12pt Bold)
The
dynamic, volatile and complex business environment has forced today's
organizations to use accurate information and knowledge of their internal and
external environment in making strategic, operational and tactical decisions.
Decisions taken in this way can generate competitive advantages based on
information and knowledge resources. This is why the twenty-first century is
called the “Age of Knowledge” or “The Age of Knowledge”. In the context of this
knowledge age, Peter Drucker, the father of management theory, aptly illustrates
that neither capital nor people, even natural resources, will become means of
production. Instead it will be additional knowledge presented with the theory
of the knowledge-based view of the firm. This study uses a systematic
literature review method on studies in the period 2000-2016. The researcher
uses Fred David's strategic management model. To achieve this goal, involves
updating the key internal and external evaluation matrices continuously, formed
at the strategic planning stage, and identifying other emerging internal and
external factors. The conclusion of this study is that knowledge and
information are strategic resources so that organizations can excel and be
competitive.
Keywords: Strategic
Management; Knowledge Management; Competitive Intelligence.
Pendahuluan
Lingkungan bisnis yang dinamis,
bergejolak dan kompleks telah memaksa organisasi masa kini untuk menggunakan
informasi dan pengetahuan yang akurat dari lingkungan internal dan eksternal
mereka dalam membuat keputusan strategis, operasional dan taktis (Suprihanto,
2018).
Keputusan yang diambil melalui cara ini dapat menghasilkan keunggulan
kompetitif berdasarkan sumber daya informasi dan pengetahuan. Inilah sebabnya
mengapa abad kedua puluh satu disebut “Abad Pengetahuan” atau “Era
Pengetahuan”. Dalam konteks era pengetahuan ini, Peter Drucker, bapak teori
manajemen, dengan tepat menggambarkan bahwa baik modal maupun manusia, bahkan
sumber daya alam, tidak akan menjadi alat produksi. Sebaliknya itu akan menjadi
pengetahuan tambahan yang disajikan dengan teori pandangan berbasis pengetahuan
perusahaan. Teori ini berpendapat bahwa pengetahuan adalah sumber organisasi
yang paling strategis untuk keunggulan kompetitif, karena tidak dapat ditiru
dengan mudah. Ini juga menyatakan bahwa perusahaan yang menggunakan aset
pengetahuannya secara lebih efektif akan mengungguli mereka yang tidak
melakukannya (Kasmawati,
2018).
(Shujahat
et al., 2017) Dengan
demikian, pengetahuan dianggap sebagai sumber keunggulan kompetitif bagi suatu
organisasi. Bisnis dikelola dan keunggulan kompetitif diperoleh melalui proses
yang disebut manajemen strategis. Salah satu model proses manajemen strategis
atau strategic management adalah
model Fred David. Menurut model strategis Fred David, proses manajemen
strategis terdiri dari tiga tahap, yaitu, perumusan
strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi Ini mendorong semua
kegiatan organisasi. Perumusan strategi,
juga dikenal sebagai perencanaan strategis, melibatkan langkah-langkah berikut:
pengembangan pernyataan visi dan misi, audit lingkungan internal dan eksternal,
tujuan dan generasi jangka panjang, evaluasi dan pemilihan strategi. Tahap
kedua dari proses manajemen strategis umumnya dikenal sebagai implementasi strategi. Pada tahap ini,
strategi bisnis benar-benar diimplementasikan. Ini melibatkan kegiatan seperti
menetapkan tujuan tahunan, merancang kebijakan untuk setiap fungsi bisnis,
mengalokasikan sumber daya, dll untuk pencapaian tujuan. Tahap terakhir dari
proses manajemen strategis adalah evaluasi
strategi. Tahap ini bertujuan untuk mengubah atau mengambil tindakan
korektif dalam strategi dan mengukur serta mengevaluasi kinerja (Fadhli,
2020).
Untuk mencapai tujuan tersebut,
melibatkan pemutakhiran matriks evaluasi internal dan eksternal kunci secara
terus menerus, terbentuk pada tahap perencanaan strategis, dan identifikasi
faktor internal dan eksternal lainnya yang muncul. Selain itu, melibatkan
membandingkan kinerja aktual dengan yang direncanakan. Jika faktor-faktor
internal dan eksternal utama berubah selama penilaian lingkungan yang
berkelanjutan atau faktor-faktor baru diidentifikasi, dan/atau selama
perbandingan kinerja standar dengan kinerja aktual, kinerja aktual ditemukan
kurang dari kinerja standar. Kemudian, ini membutuhkan tindakan korektif yang
harus diambil dalam tahap proses manajemen strategis ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk membahas sinergi dan penggunaan terpisah dari pengetahuan dan kecerdasan,
melalui manajemen pengetahuan dan inteligensi kompetitif, pada setiap tahap
proses manajemen strategi. Selain itu, penelitian ini juga membahas
implementasi dari setiap tahapan proses manajemen strategis untuk manajemen
pengetahuan dan kecerdasan kompetitif dan sebaliknya. Pada akhirnya penelitian
ini diharapkan dapat menjadi referensi agar organisasi dapat menerapkan
manajemen pengetahuan dan kecerdasan kompetitif dalam
menyusun keputusan strategis perusahaan.
Penelitian ini mengembangkan model
manajemen strategis Fred David yang diintegrasikan dengan manajemen pengetahuan
dan kecerdasan kompetitif, sehingga organisasi dapat melakukan identifikasi dan
penilaian terhadap lingkungan internal dan eksternal dalam menentukan proses
manajemen strategis (Rahmi,
2019).
Pendekatan baru ini dapat menjadi sudut pandang baru baik bagi penelitian
selanjutnya maupun perusahaan dalam meningkatkan manajemen pengetahuan dan
kecerdasan kompetitif untuk menyusun strategi jangka panjang perusahaan.
Strategi didasari bahwa organisasi
harus menyesuaikan kemampuan dengan lingkungan eksternal yang kompleks dan terus
berubah. Pada penelitian ini mengintegrasikan manajemen strategis dengan
manajemen pengetahuan dan kecerdasan kompetitif. Sebaliknya, manajemen
pengetahuan merupakan sumber daya organisasi yang paling berharga sehingga
memerlukan sistem untuk mendapatkan dan mentransfer pengetahuan internal dan
praktik terbaik (Allerton,
1997).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebelum mengimplementasikan manajemen
pengetahuan dalam manajemen strategis, pertama-tama manajemen pengetahuan harus
dikembangkan terlebih dahulu.
Baik manajemen pengetahuan dan
manajemen strategis memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk meningkatkan
kinerja, produktivitas dan daya saing organisasi. Penelitian ini tidak membahas
lebih lanjut terkait manajemen pengetahuan yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi manajemen strategis organisasi. Implementasi manajemen pengetahuan
sangat berkaitan dengan daktor budaya dan manusia. Menurut (Mårtensson, 2000), budaya dan
manusia adalah inti dari menciptakan organisasi berbasis pengetahuan yang
sukses dan menjadi permasalahan yang sulit untuk diselesaikan. Sehingga sebelum
mengintegrasikan manajemen pengetahuan dengan manajemen strategis maka
organisasi harus mempertimbangkan faktor tersebut.
Menurut (Joo
& Lee, 2006)
adanya ketidaknyamanan, pencarian dan integrasi adalah faktor pembatas yang
signifikan untuk mencapai kualitas sistem dalam manajemen pengetahuan, sedangkan
di sisi lain ketidaksesuaian dan ketidak percayaan merupakan faktor pembatas
untuk kualitas pengetahuan. Penelitian - penelitian selanjutnya diperlukan
untuk mempertimbangkan faktor-faktor penghambat terkait manajemen pengetahuan
sehingga hambatan tersebut tidak mempengaruhi integrasi antara manajemen
pengetahuan dengan manajemen strategis. Selain itu, organisasi juga memerlukan
kemampuan dalam mengendalikan dorongan teknologi dengan mencerminkan kebutuhan
bisnis dalam tahap perkembangannya (Joo & Lee, 2006).
Penelitian ini berfokus pada model
manajemen strategis Fred David yang terdiri dari tiga tahapan yaitu perumusan
strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Terdapat beberapa model
manajemen strategis lain seperti yang dikembangkan oleh (Thompson & Strickleand, 1996) yang terdiri
dari lima tahapan yaitu mengembangkan visi dan misi bisnis, menetapkan tujuan,
menyusun strategi, implementasi strategi, dan evaluasi kinerja. Selanjutnya
model yang dikembangkan oleh (Jauch & Glueck, 1988) yang
mengembangkan manajemen strategis sebagai aliran keputusan dan tindakan yang
mengarah pada pengembangan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan
perusahaan. Tahapan dimulai dari analisis dan diagnosis, pilihan, implementasi
dan evaluasi.
Dari ketiga model manajemen strategi
tersebut dapat disimpulkan bahwa secara garis besar manajemen strategi
dilakukan dalam beberapa tahap yang hampir mirip. Fred David mengembangkan
langkah yang lebih sederhana, sehingga integrasi dengan manajemen pengetahuan
dapat diimplementasikan dengan lebih mudah oleh perusahaan. Sebuah model manajemen
strategis adalah representasi dari struktur yang diusulkan dalam kombinasi
strategi dan kegiatan manajemen. Tugas manajemen strategis adalah memanfaatkan
sumber daya perusahaan dengan baik dalam lingkungan yang berubah-ubah.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode systematic literature review pada
penelitian-penelitian dalam rentang waktu tahun 2000-2016. Peneliti menggunakan
model manajemen strategis Fred David. Hasil tinjauan literatur yang dilakukan
selanjutnya akan diintegrasikan dan disesuaikan dengan tahapan dalam model
manajemen strategis Fred David untuk memperoleh integrasi antara manajemen
pengetahuan dan kecerdasan kompetitif dalam perencanaan manajemen strategis.
Hasil dan Pembahasan
Proses manajemen strategis yang baik
adalah proses di mana analisis dan intuisi terintegrasi dalam pengambilan
keputusan (Yunus,
2016).
Organisasi yang berdasarkan manajemen pengetahuan dan kecerdasan kompetitif
dapat mengintegrasikan analisis dan intuisi dalam proses manajemen strategis,
karena manajemen pengetahuan yang efektif dan sistem kecerdasan kompetitif
menyebabkan organisasi memiliki akses penuh ke pengetahuan dan kecerdasan
lingkungan internal dan eksternal. Manajemen pengetahuan dan kecerdasan
kompetitif menawarkan strategi, alternatif, potensi masalah dan solusi baik
secara terpisah maupun sinergi dalam proses manajemen strategi.
Berdasarkan penelitian-penelitian
yang ditinjau dalam penelitian ini, peneliti merumuskan integrasi antara manajemen pengetahuan dan kecerdasan
kompetitif dengan manajemen strategis (Lestari,
2019).
Pada perencanaan strategis, terdapat beberapa
langkah, langkah pertama yaitu pengembangan visi dan misi, dimana manajemen
pengetahuan dan kecerdasan kompetitif memiliki implikasi penting dan berdampak
pada misi organisasi. Organisasi dapat menyelaraskan pengetahuannya dalam
fungsi dan strategi manajemen dengan visi dan misinya. Sehingga organisasi
dapat mengembangkan komponen pertanyaan misi seperti konsumen, produk dan
layanan, pasar, teknologi, kepedulian terhadap keberlangsungan hidup,
pertumbuhan dan keuntungan, citra publik dan kepedulian terhadap karyawan.
Langkah kedua adalah melakukan
penilaian terhadap lingkungan internal dan eksternal organisasi. Lingkungan
internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam organisasi,
sedangkan lingkungan eksternal terdiri dari peluang dan ancaman dari lingkungan
bisnis maupun faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi berjalannya proses
bisnis dalam organisasi. Langkah ketiga adalah menetapkan tujuan jangka
panjang, baik tujuan keuangan maupun tujuan pertumbuhan. Tahap terakhir adalah
evaluasi strategi, yaitu organisasi menghasilkan, memilih dan mengevaluasi
strategi untuk mendapatkan strategi yang terbaik. Manajemen pengetahuan dan
intelejen kompetitif dapat membantu organisasi dalam menyusun strategi saat
ini, strategi alternatif, potensi masalah dan solusi (Hadijaya,
2013).
Pada implementasinya, organisasi harus memastikan bahwa jumlah dan
bentuk yang tepat dari pengetahuan dan kecerdasan yang secara sinergi dan
terpisah diberikan kepada orang yang tepat dan pada waktu yang tepat. Setiap
keputusan membutuhkan pengetahuan internal yang dapat diperoleh dari manajemen
pengetahuan dalam organisasi, sedangkan informasi dan pengetahuan lingkungan
eksternal dapat diperoleh dari kecerdasan kompetitif (Sutrisno,
2019).
Menggabungkan keduanya akan menghasilkan integrasi informasi internal dan
eksternal serta sinergi antara pengetahuan dan kecerdasan untuk membantu organisasi
dalam membuat keputusan yang efektif dan efisien.
Terakhir yaitu evaluasi, yang dilakukan melalui pembaruan secara terus- menerus
informasi internal dan eksternal untuk menilai perubahan signifikan yang
terjadi sehingga dapat merumuskan strategi baru (Rismawati
& Mattalata, 2018).
Pada tahap ini organisasi juga menilai kinerja organisasi dengan membandingkan
dengan kinerja yang seharusnya. Oleh sebab itu, manajemen pengetahuan dan
kecerdasan kompetitif diperlukan dalam melakukan identifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
pengetahuan dan informasi merupakan sumber daya strategis agar organisasi dapat
unggul dan kompetitif. Manajemen pengetahuan dan kecerdasan kompetitif dalam
hal ini dapat diimplementasikan dalam setiap tahapan manajemen strategis mulai
dari menentukan tujuan, penerapan dan evaluasi. Pengetahuan dan kecerdasan
melalui manajemen pengetahuan dan kecerdasan kompetitif dapat digunakan secara
sinergis dan terpisah pada setiap tahap manajemen strategis dan proses
pengambilan keputusan pada tingkat operasional dan taktis strategis. Ahli dalam
menajemen pengetahuan, kecerdasan kompetitif dan manajemen strategis dapat
menggunakan hasil penelitian ini untuk meningkatkan keunggulan kompetitif
berdasarkan pengetahuan dan sumber daya informasi. Organisasi harus memiliki
fungsi manajemen pengetahuan dan kecerdasan kompetitif untuk mendukung
perumusan strategi, implementasi dan evaluasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Allerton, H. (1997). News you can use
about intranets-No matter where you are on the technology food chain. Here we
serve it up fast-food style and easy to digest. Training & Development,
Vol. 51, Pp. 55–56. Amer Soc Training Development 1640 King ST, Box 1443,
Alexandria, VA 22313 ….
Fadhli, Muhammad. (2020).
Implementasi Manajemen Strategik Dalam Lembaga Pendidikan. Continuous
Education: Journal of Science and Research, 1(1), 11–23.
Hadijaya, Yusuf. (2013). Menyusun
Strategi Berbuah Kinerja Pendidik Efektif.
Jauch, Lawrence R., & Glueck,
William F. (1988). Business policy and strategic management.
McGraw-Hill.
Joo, Jaehun, & Lee, Sang M.
(2006). Technical limitation factors of knowledge management systems and a new
Approach. Management Review: An International Journal, 1(1),
5–17.
Kasmawati, Kasmawati. (2018). Sumber
daya manusia sebagai sumber keunggulan kompetitif. Idaarah: Jurnal Manajemen
Pendidikan, 2(2), 229–242.
Lestari, Endah Rahayu. (2019). Manajemen
Inovasi: Upaya Meraih Keunggulan Kompetitif. Universitas Brawijaya Press.
Mårtensson, Maria. (2000). A critical
review of knowledge management as a management tool. Journal of Knowledge
Management.
Rahmi, Sri Rahmi Sri. (2019).
Perencanaan Sdm Melalui Manajemen Strategik Di Lembaga Pendidikan. Intelektualita,
5(1).
Rismawati, S. E., & Mattalata, S.
E. (2018). Evaluasi Kinerja: Penilaian Kinerja Atas Dasar Prestasi Kerja
Berorientasi Kedepan (Vol. 1). Celebes Media Perkasa.
Shujahat, Muhammad, Hussain, Saddam,
Javed, Sammar, Malik, Muhammad Imran, Thurasamy, Ramayah, & Ali, Junaid.
(2017). Strategic management model with lens of knowledge management and
competitive intelligence: A review approach. VINE Journal of Information and
Knowledge Management Systems.
Suprihanto, John. (2018). Manajemen.
UGM PRESS.
Sutrisno, H. Edy. (2019). Budaya
organisasi. Prenada Media.
Thompson, Authur A., &
Strickleand, A. J. (1996). Strategic management: concepts and cases. Long
Range Planning, 6(29), 907–908.
Yunus, Eddy. (2016). Manajemen
Strategis. Penerbit Andi.