PENGARUH MUTU LAYANAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIMEDIASI KEPUASAN PASIEN DI
RS TELOGOREJO SEMARANG
Silvia Sudjadi1, Erliany Syaodih2, Rian
Andriani3
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya
Email: silvia.sudjadi@gmail.com, erlianysyaodih15@gmail.com, rian_andriani@ars.ac.id
Abstrak
Penelitian dilakukan untuk menguji pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan terhadap kepercayaan pasien, dimana variasi dari kualitas pelayanan
adalah: berwujud, empati, keandalan,
keresponsifan dan keyakinan. Variasi
dari kepuasan adalah: kualitas
pelayanan, faktor emosional, harga, biaya, dan kualitas produk dan jasa, sedangkan variasi
kepercayaan pasien adalah: kehandalan, kejujuran,
kepedulian, dan kredibilitas. Dalam penelitian
ini populasinya adalah seluruh pasien yang berkunjung di unit rawat inap Rumah Sakit Telogorejo Semarang dengan
rata-rata kunjungan per bulan
pada tahun 2020 untuk rawat inap sebanyak
125. Berdasarkan perhitungan rumus slovin diperoleh sampel sejumlah 95 responden.
Teknik analisis penelitian ini menggunakan analisis regressi berganda.
Penelitian ini dilakukan uji instrumen reliabilitas dan validitas, uji asumsi
klasik: normalitas, heteroskedastisitas dan multikolinieritas, serta uji
hipotesis melalui uji t, uji kelayakan model melalui uji F dan koefisien
determinasi. Hasil penelitian menunjukkan kualitas pelayanan berpengaruh positif
terhadap kepercayaan pasien. Arah
koefisien regresi positif menunjukkan adanya pengaruh positif kualitas pelayanan terhadap kepercayaan pasien, sehingga
hipotesis 1 diterima. Kepuasan berpengaruh
positif terhadap kepercayaan pasien. Arah koefisien
regresi positif menunjukkan adanya pengaruh positif kepuasan terhadap kepercayaan pasien, sehingga
hipotesis 2 diterima.
Kata
kunci: Kualitas
pelayanan, kepuasan, dan kepercayaan pasien
Abstract
The study was conducted to examine the effect of
service quality and satisfaction on patient trust, where the variations of
service quality are: tangible, empathy, reliability, responsiveness and
confidence. Variations of satisfaction are: service quality, emotional factors,
price, cost, and quality of products and services, while variations of patient trust
are: reliability, honesty, caring, and credibility. In this study, the
population was all patients who visited the inpatient unit of Telogorejo Semarang Hospital with an average visit per
month in 2020 for inpatients of 125. Based on the calculation of the Slovin
formula, a sample of 95 respondents was obtained. This research analysis
technique uses multiple regression analysis. This research was carried out
reliability and validity instrument tests, classical assumption tests:
normality, heteroscedasticity and multicollinearity, as well as hypothesis
testing through the t test, model feasibility tests through the F test and the
coefficient of determination. The results showed that service quality has a
positive effect on patient trust. The direction of the positive regression
coefficient indicates a positive effect of service quality on patient trust, so
hypothesis 1 is accepted. Satisfaction has a positive effect on patient trust.
The direction of the positive regression coefficient indicates a positive
effect of satisfaction on patient trust, so hypothesis 2 is accepted.
Keywords: Service quality, Satisfaction, and Patient Trust
Pendahuluan
Rumah sakit merupakan sebuah
organisasi yang dilakukan oleh tenaga medis professional dengan
mengorganisasikan dengan baik mulai dari sarana dan prasarana medis yang
permanen, pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan,
diagnosis hingga pengobatan penyakit (Wirawan, 2019). Pada tahun 2010, World Trade
Organization (WHO) membuat strategi baru dimana dokter asing diperbolehkan
praktek di Indonesia untuk menangani era globalisasi. Sehingga terjadilah
persaingan secara kompetitif dalam rumah sakit (Romli Atmasasmita, 2016).
Berbagai rumah sakit berupaya
untuk memperoleh kepuasan pasien sehingga mampu mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat dengan memberikan kualitas pelayanan yang efisien dan berkualitas (Tanjung,
Nadapdap, & Muhammad, 2023). Mutu pelayanan rumah sakit
merupakan suatu yang unik, karena dimensi dan indikatornya dapat berbeda
diantara semua yang terlibat dalam pelayanan kesehatan. Indikator untuk mutu
pelayanan empathy, assurance, tangible, reliability,
dan responsiveness. Menurut (Prana, 2013), untuk mengatasinya digunakan
pedoman sebagai hakikat dasar dari penyelenggara pelayanan kesehatan, yaitu
memenuhi kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa pelayanan Kesehatan. Mutu
pelayanan bukan hanya dilihat dari kemewahan fasilitas, kelengkapan teknologi,
maupun penampilan fisik, tetapi juga dilihat dari sikap dan perilaku
profesionalisme dan komitmen yang tinggi.
Setiap rumah sakit di tuntut
untuk meningkatkan kualitas layanan supaya meningkatkan kepuasan pada pasien.
Kepuasan bisa disebut sebagai outcome dari layanan kesehatan. Dimana
kepuasan pasien mempunyai arti suatu tingkat perasaan pasien yang timbul
sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang didapat dari perbandingan
apa yang diperoleh dengan apa yang diharapkan. Dengan masyarakat yang puas
mampu membangun kepercayaan kepada rumah sakit. Kepercayaan merupakan hal yang
penting dalam menjaga hubungan antara pemberi layanan dan penerima layanan. Kepercayaan
pasien dapat dilihat dari keterikatan pasien atas jasa yang ada pada rumah
sakit dihubungkan dengan pola penggunaan jasa secara berulang atau penggunaan
di masa depan. (Gultom, Arif, &
Fahmi, 2020) menjelaskan bahwa kepercayaan pelanggan (trust) dapat dilihat
sebagai faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan.
Penelitian (Gunawan &
Sugiarto, 2013) menyatakan bahwa kepuasan pasien memperlihatkan memainkan peran mediasi
yang penting dalam meningkatkan kekuatan hubungan antara kualitas perawatan
Kesehatan dan kepercayaan pasien pada penyedia layanan. (Kotler &
Keller, 2016) mengatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan perasaan senang atau kecewa
pelanggan yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan oleh
produk atau jasa dengan harapan konsumen. (Hasan & Putra, 2018) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kualitas pelayanan dengan kepercayaan konsumen, hal ini
mengindikasikan bahwa pasien yang percaya terhadap rumah sakit akan menyukai rumah sakit tersebut
karena adanya jaminan dari kualitas
pelayanan yang bagus, sebaliknya pasien
yang tidak percaya terhadap rumah sakit tidak akan menyukai rumah sakit tersebut dikarenakan tidak adanya jaminan
akan kualitas layanan yang bagus. Kepercayaan pasien juga dipengaruhi oleh
kepuasan pasien, semakin puas pasien dengan layanan medis yang dirasakan mampu
meningkatkan rasa percaya pasien (Oisina & Osidhi, 2018).
Hasil lainnya didapatkan
dari peneliti (Supartiningsih, 2017) menunjukkan bahwa dimensi
kualitas layanan rumah sakit yang mempunyai hubungan signifikan terhadap
kepuasan pasien hanya empathy dan assurance, sedangkan tangible,
reliability, dan responsiveness tidak signifikan. Berbeda dengan
penelitian (Hasan & Putra,
2018) menunjukkan kualitas layanan tidak mempengaruhi kepuasan pasien rumah sakit
milik pemerintah. Sedangkan dari penelitian (Pratama, Furmawati,
& Rustam, 2019) didapatkan hasil yang berlawanan yaitu dengan semakin baik kualitas
pelayanan yang diberikan maka akan semakin baik pula kepuasan pasien dimana
meningkatkan kepercayaan pasien terhadap rumah sakit.
Dengan adanya perbedaan hasil
dari penelitian terdahulu dan pengamatan langsung dimana banyaknya pasien di
Rumah Sakit Telogorejo Semarang bukan berarti Rumah Sakit ini minim complain.
Setelah melakukan pengamatan langsung dengan mensurvei beberapa orang pasien
pada Rumah Sakit Telogorejo Semarang, ditemukan bahwa beberapa pasien
mengeluhkan respon dari staf puskesmas, waktu tunggu layanan yang cukup lama,
kemudian beberapa pasien juga ternyata mempertimbangkan kembali untuk
menggunakan Rumah Sakit Telogorejo Semarang sebagai Faskes I dalam pelayanan
pasien JKN dan mengalihkan ke Faskes lainnya. Hasil pengamatan peneliti ini
menunjukkan bahwa kualitas layanan dan kepuasan pasien di Rumah Sakit
Telogorejo Semarang perlu untuk lebih diperhatikan, karena akan dapat berdampak
kepada menurunnya kepercayaan pasien.
Berdasarkan uraian latar belakang
dan pembatasan masalah diatas, maka terdapat beberapa perumusan masalah yang
perlu dikaji dan diteliti secara mendalam dan dicari pemecahannya, antara lain:
1) Adakah pengaruh kualitas layanan terhadap kepercayaan pasien pada Rumah
Sakit Telogorejo Semarang? 2) Adakah
pengaruh kepuasan pasien terhadap kepercayaan pasien pada Rumah Sakit Telogorejo
Semarang? 3) Adakah
pengaruh kualitas layanan dan kepuasan pasien secara bersama-sama terhadap
kepercayaan pasien pada Rumah Sakit Telogorejo Semarang?
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis dalam meningkatkan profesionalisme bagi rumah sakit
dan memberi bahan referensi bagi akademi.
Menurut (Fandy & Greforius, 2016), Konsep kualitas dianggap sebagai ukuran kesempurnaan sebuah produk atau
jasa yang terdiri dari kualitas desain
dan kualitas kesesuaian (conformance quality). Kualitas desain merupakan fungsi secara spesifik dari sebuah produk
atau jasa, kualitas kesesuaian adalah ukuran seberapa
besar tingkat kesesuaian antara sebuah produk atau
jasa dengan persyaratan atau spesifikasi kualitas yang ditetapkan sebelumnya.
Maka
dari itu yang dimaksud kualitas adalah apabila beberapa faktor dapat memenuhi harapan konsumen seperti pernyataan tentang kualitas oleh Goetsh dan Davis dalam (Fandy & Greforius, 2016), Kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber
daya manusia, proses, dan lingkungan memenuhi atau melebihi harapan.
Menurut beberapa definisi di atas dalam kata lain, kualitas adalah sebuah bentuk pengukuran
terhadap suatu nilai layanan yang telah diterima oleh konsumen dan kondisi yang dinamis suatu produk
atau jasa dalam memenuhi harapan konsumen. Layanan menurut pendapat Kotler dalam (Fandy & Greforius, 2016), Setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada
pihak lain yang pada dasarnya
bersifat intangible
(tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikian sesuatu.
Menurut Gummesson dalam (Fandy & Greforius, 2016) mengungkapkan bahwa layanan/ jasa adalah
Something which can be bought and sold
but which you cannot drop on your feet. Sehingga
dikatakan bahwa layanan merupakan hal yang dapat dipertukarkan melalui beli dan jual namun
tidak dapat dirasakan secara fisik. Sama halnya yang diungkapkan oleh Vargo & Lusch dalam
(Tjiptono, 2017), Service is an interactive process of doing
something for someone. Diartikan bahwa layanan/ jasa merupakan proses interaksi dalam melakukan sesuatu kepada seseorang.
Dari
beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa layanan/ jasa adalah sebuah
aktifitas atau tindakan interaksi antara pihak pemberi
dan pihak penerima layanan/ jasa yang ditawarkan oleh pihak pemberi secara tidak berwujud sehingga tidak dapat dirasakan oleh fisik.
Metode
Metode penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. (Sugiyono, 2012) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Untuk pendekatan kuantitatif yaitu dengan menggunakan data berbentuk angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran data tersebut,
hingga hasilnya.
Populasinya
yang digunakan adalah pasien yang berkunjung di unit rawat inap Rumah Sakit Telogorejo Semarang dengan
rata-rata kunjungan per bulan
pada tahun 2020 untuk rawat inap sebanyak
125. Berdasarkan perhitungan rumus slovin diperoleh sampel sejumlah 95 responden. Kriteria responden berdasarkan jenis kelamin pria sebanyak
33 responden (34,74%) dan Wanita 62 responden (65,26%). Berdasarkan usia dibawah 30 tahun 21 responden (22,11%), antara 30-45 tahun sebesar 30 responden (3158%), dan
di atas 45 tahun sebanyak 44 responden (46,32%). Berdasarkan tingkat Pendidikan lulusan SMP/ SMA sebanyak 36 responden (37,89%), lulusan
diploma/ sarjana sebanyak
48 responden (50,53%), dan lulusan
pascasarjana sebanyak 11 responden (11,58). Teknik analisis penelitian ini
menggunakan analisis regressi berganda. Penelitian ini dilakukan uji instrumen
reliabilitas dan validitas, uji asumsi klasik: normalitas, heteroskedastisitas
dan multikolinieritas, serta uji hipotesis melalui uji t, uji kelayakan model
melalui uji F dan koefisien determinasi
Hasil dan Pembahasan
Uji validitas
Pengujian validitas dengan metode analisis
factor. Perhitungan dengan bantuan SPSS. Nilai loading factor berada
di atas 0,196 akan menunjukkan hasil valid. Dalam hasil penelitan didapatkan dari lebih nilai loading factor, sehingga dinyatakan bahwa responden memahami pertanyaan dalam kuisioner.
Uji Reliabilitas
Uji ini digunakan
untuk menguji sejauh mana keadnalah suatu alat pengukur
untuk digunakan lagi dalam penelitian
yang sama. Dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha.
Dalam hasil penelitian
didapatkan hasil di atas 0,6, yang memiliki pengertian reliabel sehingga dinyatakan bahwa kuisioner ini dapat digunakan
kembali dalam penelitian yang sama.
Normalitas Data
Untuk menentukan
normalitas data dengan uji
Kolmogorov-Smirnov, dimana nilai
signifikasi harus diatas 5%. Dengan hasil tes ini
di dapatkan hasil diatas 5% yang menandakan bahwa tidak ada
jawaban yang ekstrim sehingga dapat membuat hasil menjadi
bias.
Uji Multikoliniearitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikoliniearitas antar variabel independen digunakan variance
inflation factor (VIF). Berdasar hasil penelitian pada output SPSS
versi 21.5.
Jika VIF lebih
besar dari 5, maka antar variabel-variabel
independen terjadi persoalan multikolinearitas. Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat variabel independen yang mempunyai nilai VIF > 5, artinya kedua
variable independen tersebut tidak saling mempengaruhi sehinga tidak
menunjukkan adanya gejala multikolinieritas.
Hasil Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel independen
terhadap variabel residualnya, dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas, hal tersebut dapat dilihat bahwa titik-titiknya
menyebar, sehingga
tidak terdapat pengaruh variable independen
terhadap variabel residualnya (variabel lain selain kepercayaan pasien).
Hasil Analisis Regressi
Persamaan regressi untuk hasil analisis regressi dapat dijelaskan sebagai berikut: Kepercayaan pasien =
0,235 Kualitas
pelayanan + 0,268 Kepuasan
Berdasarkan persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa kualitas pelayanan mampu meningkatkan kepercayaan
pasien sebesar 0,235,
arah koefisien
regresi positif menunjukkan adanya pengaruh positif kualitas
pelayanan terhadap kepercayaan
pasien. Hal ini mengindikasikan bahwa RS
Telogorejo Semarang memiliki kualitas pelayanan yang baik
dalam persepsi pasien mampu meningkatkan rasa percaya pasien dalam menggunakan
jasa medis di RS Telogorejo Semarang. Kepuasan mampu meningkatkan kepercayaan
pasien sebesar 0,268, arah koefisien regresi positif menunjukkan adanya pengaruh positif kepuasan terhadap kepercayaan pasien. Hal ini mengindikasikan
bahwa pasien yang memiliki tingkat kepuasan
tinggi atas jasa layanan medis yang diberikan RS Telogorejo Semarang mampu
meningkatkan rasa percaya atas layanan medis yang diberikan RS Telogorejo
Semarang.
Hasil Uji Hipotesis
Untuk menguji hipσtesis dengan menggunakan uji-t diperlukan analisis regressi, analisis regresi linier digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
variabel bebas. Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier yang digunakan dalam penelitian menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows 22.5. Adapun ringkasan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS untuk
uji t tersebut adalah sebagai berikut: Berdasarkan Tabel diatas, dijelaskan bahwa hipotesis diterima bila nilai t hitung
lebih besar dari t tabel (1,96) dan signifikansi dibawah 0,05. Dari
tabel 2 maka dapat disusun persamaan
regresi linier berganda sebagai berikut:
Pengaruh Kualitas
pelayanan (X1) terhadap Kepercayaan
pasien (Y)
Pengujian secara parsial variabel XI (kualitas
pelayanan) memiliki koefisien
regressi sebesar 0,235, nilai t hitung sebesar 2,373 dengan signifikansi sebesar 0,027. Nilai t hitung sebesar 2,373 yang lebih besar dari t tabel (1,96) dan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,027, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan
pasien, maka hipσtesis 1 dapat diterima.
Arah koefisien regresi positif menunjukkan adanya pengaruh positif kualitas pelayanan terhadap kepercayaan pasien. Hal ini mengindikasikan
bahwa RS Telogorejo Semarang memiliki
kualitas pelayanan yang baik dalam persepsi pasien mampu meningkatkan rasa
percaya pasien dalam menggunakan jasa medis di RS Telogorejo Semarang.
Pengaruh Kepuasan (X2) terhadap Kepercayaan pasien (Y)
Pengujian secara parsial variabel X2 (kepuasan) memiliki koefisien regressi sebesar 0,268, nilai t hitung sebesar 2,595 dengan signifikansi sebesar 0,019 Nilai
t hitung sebesar 2,595 yang lebih besar dari t tabel (1,96) dan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,019, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel kepuasan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan
pasien, maka hipσtesis 2 dapat
diterima.
Arah koefisien regresi positif menunjukkan adanya pengaruh positif kepuasan terhadap kepercayaan pasien. Hal ini mengindikasikan
bahwa pasien yang memiliki tingkat kepuasan
tinggi atas jasa layanan medis yang diberikan RS Telogorejo Semarang mampu
meningkatkan rasa percaya atas layanan medis yang diberikan RS Telogorejo
Semarang.
Hasil Uji Model
Pengujian regresi secara overall dilakukan dengan menggunakan uji F. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%.
Hasil pengujian uji-f yang menunjukkan kelayakan model memiliki estimasi F sebesar 2,702 dengan signifikansi 0,012, artinya bila nilai
F hitung sebesar 2,702 lebih besar dari F tabel (1,96) dan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,012, maka mengindikasikan bahwa model layak
untuk diteliti.
Hasil Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi
merupakan penunjuk mengenai besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikatnya. Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R2.
Koefisien determinasi
merupakan penunjuk mengenai besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikatnya. Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R2.
Hasil penelitian ini memberikan hasil nilai adjusted R2 sebesar 0,301.
Hal ini mengindikasikan bahwa 30,1%
kepercayaan pasien dapat dijelaskan oleh kualitas
pelayanan, dan kepuasan, sedangkan selebihnya 69,9%
kepercayaan pasien dipengaruhi oleh variabel lainnya
yang tidak termasuk dalam model ini. Hal ini mengindikasikan bahwa kepercayaan
pasien tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas
pelayanan, dan kepuasan, namun ada variabel lain yang
mempengaruhi kepercayaan pasien.
Pembahasan
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepercayaan Pasien
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh keterangan bahwa variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepercayaan pasien di RS Telogorejo Semarang secara signifikan. Persepsi kualitas pelayanan yang baik akan sangat berpengaruh terhadap kepercayaan pasien. Ini berarti semakin baik kualitas pelayanan berakibat pada semakin baiknya kepercayaan pasien.
RS Telogorejo Semarang mempunyai pelayanan UGD yang
prima, dimana RS Telogorejo Semarang memiliki UGD 24 jam dengan dokter dan petugas jaga dengan kuantitas yang cukup sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima dan sigap terkait keadaan darurat pasien, selain itu dikarenakan
juga oleh profesionalisme tim
dokter RS Telogorejo Semarang dalam memberikan diagnosa dan penanganan yang tepat terhadap keluhan pasien.
Pelayanan
yang diberikan oleh rumah sakit merupakan faktor yang sangat berperan sebagai dasar bagi
pasien untuk memanfaatkan jasa rumah sakit. Kualitas pelayanan adalah hal yang sangat penting dalam persaingan pasar yang
sangat kompetitif seperti saat ini, penampilan,
kehandalan dan jaminan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kepada pasien merupakan
faktor utama terhadap kesan yang akan dirasakan pasien selama memanfaatkan
pelayanan yang diberikan rumah sakit, dengan
begitu akan muncul persepsi pengguna jasa dalam
hal ini pasien
terhadap kualitas pelayanan yang dirasakan. Persepsi mengenai kualitas pelayanan yang baik akan berakibat
pada munculnya kepuasan, retensi dan bahkan loyalitas, dengan demikian akan mendukung
terlaksananya strategi perusahaan
serta tercapainya tujuan perusahaan. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian (Adabi, 2020) yaitu terdapat
hubungan yang positif antara kualitas pelayanan dengan kepercayaan konsumen,
hal ini mengindikasikan bahwa pasien yang percaya terhadap rumah sakit akan
menyukai rumah sakit tersebut karena adanya jaminan dari kualitas pelayanan
yang bagus, sebaliknya pasien yang tidak percaya terhadap rumah sakit tidak
akan menyukai rumah sakit tersebut dikarenakan tidak adanya jaminan akan
kualitas layanan yang bagus.
Pengaruh Kepuasan Terhadap Kepercayaan Pasien
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh keterangan bahwa variabel kepuasan berpengaruh positif terhadap kepercayaan pasien secara signifikan.
Terciptanya kepercayaan merupakan salah satu keberhasilan proses pemasaran, karena pada dasarnya kepercayaan yang baik dapat dianggap sebagai pengakuan dan penghargaan dari konsumen terhadap kegunaan produk atau jasa yang diberikan oleh penyedia layanan yang sesuai dengan harapan pelanggan.
RS Telogorejo Semarang tetap memberikan perawatan dan pengobatan kepada pasien yang belum memiliki biaya untuk berobat
dan menerima pasien yang menggunakan ASKES, JAMKESMAS maupun
JAMPERSAL, dengan demikian dapat memberikan rasa senang bagi para pasien.
Kepercayaan berkaitan langsung dengan persepsi pasien tentang reputasi rumah sakit (kemampuan yang dimiliki, kebaikan hati, dan juga integritas rumah sakit). Apabila
pasien memperoleh produk jasa yang sesuai dengan harapan,
pelayanan yang menyenangkan,
dapat dirasakan manfaat dari produk
jasanya, mendapatkan kepuasan setelah memanfaatkan layanan dan merasa aman ataupun
nyaman setelah menggunakan produk jasa dan layanan dari RS Telogorejo Semarang, maka pasien akan
memberikan kepercayaan terhadap RS Telogorejo Semarang.
Hal tersebut yang akan membuat pasien terus memanfaatkan layanan rumah sakit
dan pada akhirnya akan merekomendasikan rumah sakit kepada orang lain karena merasa puas
dengan layanan dari RS Telogorejo Semarang. Hasil
penelitian ini mendukung Penelitian (Wididana, 2016) dimana
kepercayaan pasien juga dipengaruhi oleh kepuasan pasien, semakin puas pasien
dengan layanan medis yang dirasakan mampu meningkatkan rasa percaya pasien.
Pengaruh Kualitas Layanan dan Kepuasan Terhadap Kepercayaan Pasien
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh keterangan bahwa variabel kualitas pelayanan dan kepuasan berpengaruh secara
bersama-sama terhadap kepercayaan pasien di RS Telogorejo Semarang secara signifikan. Persepsi kualitas pelayanan dan kepuasan yang baik akan sangat berpengaruh terhadap kepercayaan pasien. Ini berarti semakin baik kualitas pelayanan dan kepuasan berakibat
pada semakin baiknya kepercayaan pasien.
Pembaruan dari penelitian ini ditemukan
hasil bahwa kepuasan memiliki pengaruh yang lebih besar daripada kualitas pelayanan
dalam meningkatkan kepercayaan pasien, artinya pelayanan yang diberikan rumah
sakit tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan pasien tidak mampu membuat pasien
merasa puas, sehingga kepercayaan pasien tidak meningkat, sehingga sebaiknya
rumah sakit dalam memberikan layanan disesuaikan apa yang menjadi harapan dan
kebutuhan pasien, hal tersebut mampu memberikan rasa puas dan menambah tingkat
kepercayaan yang tinggi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian (Adabi, 2020) dan (Wididana, 2016) dimana pasien yang percaya terhadap rumah
sakit akan menyukai rumah sakit tersebut karena adanya jaminan dari kualitas
pelayanan yang bagus, sebaliknya pasien yang tidak percaya terhadap rumah sakit
tidak akan menyukai rumah sakit tersebut dikarenakan tidak adanya jaminan akan
kualitas layanan yang bagus. Sedangkan (Wididana, 2016) menyatakan bahwa
kepercayaan pasien juga dipengaruhi oleh kepuasan pasien, semakin puas pasien
dengan layanan medis yang dirasakan mampu meningkatkan rasa percaya pasien.
Kesimpulan
Setelah penulis melakukan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan:
1. Kualitas pelayanan
berpengaruh positif terhadap kepercayaan pasien. Artinya jika kualitas pelayanan
semakin baik maka kepercayaan pasien akan meningkat.
2. Kepuasan berpengaruh
positif terhadap kepercayaan pasien. Artinya jika kepuasan
pasien meningkat maka kepercayaan pasien akan meningkat. 3.
Kualitas layanan dan kepuasan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kepercayaan pasien. Artinya jika kualitas
pelayanan semakin baik dan pasien semakin puas maka
kepercayaan pasien akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Adabi, Nadhril. (2020). Pengaruh
citra merek, kualitas pelayanan dan kepercayaan konsumen terhadap keputusan
pembelian indihome di witel telkom depok. Jurnal Manajemen, 12(1),
3239.
Fandy, Tjiptono, & Greforius,
Chandra. (2016). Pemasaran Jasa (Prinsip, Penerapan, dan Penelitian). Yogyakarta:
Andi, 32.
Gultom, Dedek Kurniawan, Arif,
Muhammad, & Fahmi, Muhammad. (2020). Determinasi kepuasan pelanggan
terhadap loyalitas pelanggan melalui kepercayaan. Maneggio: Jurnal Ilmiah
Magister Manajemen, 3(2), 171180.
Gunawan, Wely Hadi, & Sugiarto,
Yohanes. (2013). Analisis pengaruh kualitas pelayanan medis dan pelayanan
administrasi terhadap loyalitas pasien (Studi pada pasien rawat inap rumah
sakit Pertamina Cirebon). Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Hasan, Sabri, & Putra, Aditya
Halim Perdana Kusuma. (2018). Loyalitas pasien rumah sakit pemerintah: ditinjau
dari perspektif kualitas layanan, citra, nilai dan kepuasan. Jurnal
Manajemen Indonesia, 18(3), 184196.
Kotler, Philip, & Keller, Kevin
Lane. (2016). Marketing management.
Oisina, Ilona Vicenovie, &
Osidhi, Ivonne Ruth Vitamaya. (2018). Korelasi Komunikasi Interpersonal Efektif
& Kualitas Layanan Tim Medis terhadap Kepuasan Pasien. Jurnal Komunikasi
Islam (Journal of Islamic Comunication), 8(1), 129154.
Prana, Merry Martha Mahayu. (2013).
Kualitas pelayanan kesehatan penerima jamkesmas di RSUD Ibnu Sina Gresik. Jurnal
Kebijakan Dan Manajemen Publik, 1(01), 173185.
Pratama, Adhitio, Furmawati, Alvi,
& Rustam, Bambang Rianto. (2019). Pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan dan kepercayaan pasien rawat inap rumah sakit umum daerah selasih kab.
pelalawan. Jurnal Economica, 7(2), 469493.
Romli Atmasasmita, S. H. (2016). Hukum
kejahatan bisnis: Teori & praktik di era globalisasi. Prenada Media.
Sugiyono. (2012). Metode
Penelitian Kuantitatif. 4657.
Supartiningsih, Solichah. (2017).
Kualitas pelayanan kepuasan pasien rumah sakit: kasus pada pasien rawat jalan. Jurnal
Medicoeticolegal Dan Manajemen Rumah Sakit, 6(1), 915.
Tanjung, Issumi Maharani, Nadapdap,
Thomson, & Muhammad, Iman. (2023). Evaluasi Mutu Pelayanan Kesehatan
Terhadap Kepuasan Pasien Di Instalasi Rawat Inap RS Imelda Pekerja Indonesia
Medan. Detector: Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan, 1(4), 121134.
Tjiptono, Fandy. (2017). Service,
quality, dan satisfaction.
Wididana, Kadek Brahma Shiro. (2016).
Analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan dan kepercayaan pasien
rumah sakit umum shanti graha buleleng. Jurnal Ekonomi & Bisnis
Jagaditha, 3(1), 7893.
Wirawan, Ganis. (2019). Analisis
Pengelolaan Logistik Non Medis di Gudang RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. Prima
Ekonomika, 5(1).