Iman
Chaerudin1, Atikah2
STIE Unisadhuguna
1iman.chaerudin@ubs-usg.ac.id atikaclinque@gmail.com
Abstrak
COVID-19 telah melanda dunia dalam hitungan bulan, membahayakan nyawa, merusak bisnis dan memicu keterpurukan ekonomi global. Pembatasan physical distancing dan stay at home memaksa semua segmen
konsumen untuk berbelanja secara berbeda terutama consumer goods termasuk home entertainment. Saat ini
kosmetik sudah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian
wanita & bahkan pria dewasa untuk
membersihkan & mempercantik
diri, maka penelitian belanja online ini termasuk belanja
produk kecantikan wanita & pria dewasa yang dalam kesehariannya tidak lepas dari kosmetik.
Di Era Industri 4.0 dimana
internet menjadi alat utama untuk mengatur
kegiatan produksi dan non produksi, mendorong perubahan perilaku masyarakat. Salah satunya adalah pola promosi
& belanja online. Kondisi
hiperkompetisi & perubahan
perilaku belanja on-line menjadi tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas promosi on-line khusus produk kosmetik
merek Clinique. Dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif, ternyata 9 dari 10 responden melakukan belanja online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan memanfaatkan jaringan internet untuk tinggal di rumah. Promosi digital, personal
care dan publisitas dengan menggunakan alat komunikasi mobile, komputer/laptop
dan personal selling mampu mempertahankan
penjualan sebesar 60% dari target penjualan.
Kata Kunci: Covid-19; Klinik; Hiperkompetisi; Kosmetik
Abstract
COVID-19
has swept the world in a matter of months, endangering lives, damaging
businesses and triggering a global economic downturn. Restrictions on physical
distancing and staying at home have forced all segments of consumers to shop
differently especially consumer goods including home entertainment. Currently,
cosmetics have become a basic need for some women & even adult men to clean
& beautify themselves, so this online shopping reseach
includes shopping for beauty products for adult women & men who in their
daily life cannot be separated from cosmetics. In the Industrial Era 4.0 where
the Internet is the main tool to regulate production and non-production
activities, encouraging changes in people's behavior. One of them is the
pattern of promotion & online shopping. The condition of hypercompetition
& changes in on-line shopping behavior is the purpose of this study to determine
the effectiveness of on-line promotions specifically for Clinique brand
cosmetic products. Using quantitative analysis techniques, it turns out that 9
out of 10 respondents do online shopping to meet their daily needs by using the
internet network to stay at home. Digital promotion, personal care and
publicity using mobile, computer/laptop communication tools and personal
selling were able to maintain sales of 60% of the sales target.
Keywords: Covid-19;
Clinique; Hypercompetition; Cosmetics
Pendahuluan
Pada awal tahun 2020 dunia menghadapi tantangan yang berbeda dengan adanya pandemi
COVID-19 yang melanda seluruh
dunia dalam hitungan bulan (Martoredjo, 2020), membahayakan nyawa, merusak bisnis, dan memicu kemerosotan ekonomi dunia untuk memenuhi kebutuhan pokok maupun hiburan dirumah. Ternyata beberapa bulan setelah COVID-19 berlangsung, belanja secara online meningkat secara signifikan (Sudaryono, Rahwanto,
& Komala, 2020), terutama belanja kebutuhan pokok dan hiburan rumah, seperti digambarkan pada grafik dibawah ini.
Grafik 1
Nilai Nominal Transaksi Online,
Tahun 2017-2020
Sumber : Bank Indonesia, Tahun
2021
Grafik diatas menggambarkan bahwa nilai penjualan
e-commerce pada tahun 2017 hanya
sebesar Rp.42,2 Triliun, dengan perkembangan teknologi internet digital serta aplikasi belanja on-line sebelum pandemic covid-19 melanda
dunia pada tahun 2018 & 2019 penjualan
e-commerce masing-masing hanya senilai
Rp 105.6 & Rp. 205,5 Trilun atau
meningkat hingga100% dibandingkan
tahun 2017. Belanja online tersebut telah mencakup kebutuhan sandang & pangan seperti makanan, pakaian, alas kaki, hiburan di rumah, kosmetika dan pengiriman / pengantara (Wibowo, 2020). Disadari bahwa pola belanja
online ini akan bertahan dalam jangka Panjang yang didorong oleh
adanya pandemi Covid-19, perkembangan teknologi komunikasi digital turut serta mendorong perubahan perilaku belanja konsumen saat ini yang disebut
dengan “budaya digital” (Tahliani, 2020). Seiring perkembangan zaman
(jumlah penduduk, teknologi & lingkungan yang polutan), kosmetik telah menjadi kebutuhan
dasar bagi sebagian kaum wanita
& bahkan kaum pria dewasa untuk
membersihkan & mempercantik
diri, sehingga belanja on line ini termasuk belanja produk kecantikan untuk para wanita & pria dewasa yang dalam kesehariannya tidak bisa lepas
dari kosmetik. Produk kosmetik tersebut digunakan sejak pagi hari
hingga malam hari, hal ini
didukung oleh data nilai penjualan produk kosmetik secara global pertumbuhan kosmetik pada tahun 2020 (Yanthi, Hadi, &
Astuti, 2020) diperkirakan mencapai
nilai US$ 335.6 Juta yang sebelumnya
berada pada nilai US $323.7
Juta atau naik sebesar
3.6%. Nilai ini diperkirakan
akan terus bertumbuh hingga mencapai nilai US $ 344.4 Juta pada
tahun 2021. Kondisi tersebut telah menjadi life style, seperti pendapat Kottler & Keller (2012), “Lifestyle is a
person's pattern of living in the world which is reflected in activities,
interests, and opinions (Kamaludin &
Juanim, 2019). Lifestyle captures a person's interaction as a whole with his
environment. This lifestyle factor is considered important because producers
see that existing trends have changed the habits, tastes and buying behavior of
consumers”. Kosmetik merupakan
barang yang sensitif, yakni dapat merusak
kulit jika tidak dipelajari kandungannya serta cara pemakaiannya (Latifah, Latifah,
Fatma, & Iswari, 2013). Muncul pertanyaan,
bagaimanakah memenuhi kebutuhan kosmetik tanpa mencobanya? Bagaimana konsumen mengetahui cara penggunaan kosmetik selama masa pandemic covid 19? Bagaimanakah
efektifitas promosi on-line
bagi kosemetik terhadap keputusan pembelian konsumen di Jakarta?
Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, maka dilakukan penelitian pada kosmetik merek Clinique yang merupakan
brand kosmetik dari grup usaha Estee Lauder yang telah ada di Indonesia sejak beberapa puluh tahun silam
(Lavari & Afrizal,
2016). Namun saat ini produk skincare merek Clinique harus bersaing dengan produk nasional & intersional lainnya di Indonesia ditambah dengan adanya Pademi Covid-19 dimana konsumen lebih banyak dirumah
serta adanya perkembangan teknologi komunikasi on-line menyebabkan membawa perusahaan memasuki fase yang disebut hypercompetition yang menyebabkan
turunnya penjualan hingga 48% dari tahun 2019 hingga tahun 2021. Namun disisi lain pertumbuhan pasar kosmetik memberikan peluang kepada produl Clinique untuk merebut pangsa
pasar melaui kegiatan pemasaran & promosi on-line
agar timbul kembali brand awerness atas kehadiran
dan kualtas produk Clinique
(Sumarwan, 2019).
Metode
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualititatif yang berlandaskan pada filsafat positivismne/ intepretatif, digunakan untuk meneliti obyek yang alamiah yakni mencari faktor-faktor
stimulus promosi terhadap keputusan pembelian kosmetik dimana penelitisebagai intrumen kunci. Metode pengumpulan data dilakukan secara triangulasi menggunakan wawancara, focus
group discusssion (untuk mendapatkan data dari akedemisi, praktisi, komunitas & media) dan pengamatan
langsung (grand tour survey) sebagai
alat uji. Data yang diperoleh
di analisis menggunakan metode kualitiatif deskriptif dengan analisis domain dan semantik.
Metode survei itu sendiri digunakan untuk memperoleh data dari tempat tertentu
yang bersifat alamiah (bukan data buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan pengumpulan data dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (Yani, n.d.). Penelitian ini menggunakan bermacam-macam cara pengujian kredibilitas, yakni berupa uji triangulasi dari berbagai sumber, berbagai cara dan berbagai waktu. Hasil analisa data & uji triangulasi
atas situasi social yang terdiri atas elemen
tempat (place), pelaku
(actors), dan aktivitas (activity) atas kasus simulasi
promosi secara on-line kosmetik Clinuque yang penjualannya menurun pada masa
pandemic covid-19 akan menghasilkan
generalisasi factor-faktor perilaku konsumen dalam memutuskan pembelian
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan pemikiran tersebut perlu di analisis efektifitas melaksanakan promposi secara on-line, yang meliputi pencarian informasi, penilaian alternative keputusan pembelian, pilihan produk dan pilihan merek (Arsianti, Hanila,
& Damarsiwi, 2021). Hasil analisa stimulus pemasaran tersebut dapat dijadikan strategi promosi
on-line yang efektif mempengaruhi
brand awerness dalam keputusan pembelian khusus nya produk
kosmetik seperti gambarkan pada kerangka pemikiran dibawah ini.
Gambar 1.
Kerangka Pemikiran
Menurut data jenis kosmetik yang dibeli konsumen diseluruh dunia menjelaskan bahwa 69% wanita & 55% pria serta personal grooming sebagai
product perawatan tubuhnya seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini
Gambar 2.
Pembelian Jenis Kosmetik Berdasakan Gender
Sumber : Global Index Cosmetics, 2021
Brand Clinique adalah sebuah produk perawatan
kulit, kosmetika, parfum
& perawatan rambut mewah yang berasal dari Amerika Serikat (Ayunani, 2016). Clinique adalah salah satu merek kosmetik
di bawah Estée Lauder Companies. Berdiri
sejak 1968, Clinique dikenal sebagai pelopor brand kosmetik pertama yang dikembangkan oleh dokter kulit. Berkat formula paling aman dan
paling efektif dalam rutinitas sederhana yang membawa hasil luar
biasa. Tidak heran Clinique
adalah merek perawatan kulit bergengsi #1 di Amerika Serikat. Selama 53 tahun berdiri, brand kosmetik asal Amerika Serikat ini kini tersebar
di lebih 250 negara, termasuk
Indonesia (Abdurrahman Misno,
Shi, & Ll, 2020). Misi Clinique selalu menyediakan formula teraman dan
paling efektif dalam rutinitas sederhana yang membawa hasil luar
biasa. Estee
Lauder Companies, perusahaan prestige beauty terkemuka di dunia yang berkantor
pusat di New York, mulai mengembangkan bisnisnya di
Indonesia dan mendirikan PT Estee Lauder Companies Beauty Indonesia (ELCBI) bulan Juni 2017 dan membawa 5
brand besar nya : Estee Lauder, Clinique, MAC, La Mer, Bobbi Brown, dan Jo
Malone London. Clinique sebagai brand dari Estee Lauder Companies sudah
hadir di Indonesia, dan selama
ini tersedia di Department
Store terkemuka di Indonesia. Salah satu strategi pengembangan bisnis Clinique di Indonesia adalah
dengan ekspansi ke jalur distribusi
yang baru specialist store dan butik.
18 Januari 2019, Clinique mencatatkan sejarah baru kehadiran
nya di Indonesia dengan membuka butik pertamanya
di Indonesia, tepatnya di Galaxy Mall Surabaya, Jawa
Timur. Namun pada awal tahun 2020 terajdi pandemic covid
19, sehingga Butik Clinique tidak
dapat melaksanakan ‘WE TIME
SERVICE’ bagi pelanggan maupun calon pelanggan.
Dengan demikian promosi & penjualan kosemetik harus merubah strateginya agar konsumen tetap dapat melihat & membeli kosmetik khususnya kosmetik Clinique.
Perkembangan internet dalam bidang bisnis telah
mengubah secara revolusioner pasar tradisional menjadi E-market, dari bisnis konvensional menjadi E-Business (Hasibuan et al., 2020). Bisnis adalah
sebuah usaha atau upaya aktif
untuk mendatangkan keuntungan berupa uang, yaitu dari usaha
perdagangan, usaha jasa, jual beli
produk hingga investasi. Online
artinya menggunakan fasilitas jaringan internet untuk melakukan upaya penjualan atas produk-produk. Dari pengertian tersebut pengertian bisnis online adalah segala upaya yang dilakukan untuk mendatangkan keuntungan berupa uang dengan cara memanfaatkan internet untuk menjual produk
atau jasa (Khoiroh, 2016). E-commerce
lebih terfokus pada
strategi fungsi yang menggunakan
kemampuan elektronik dan melibatkan seluruh rantai nilai dalam
proses bisnis, yaitu pembelian elektronik dan manajemen pelayanan pelanggan yang bekerja sama dengan mitra
usaha. E-commerce
merupakan sistem bisnis berbasis internet. Hal ini
didukung dengan data jenis penjualan & transaksi melalui e-commerce seperti
grafik dibawah ini.
Grafik 2.
Transaksi
e-commerce Jenis Produk
Sumber : Asosiasi Digital
Marketing Indonesia, 2021
Berdasarkan hasil surver
Team Asosiasi Digital Marketing Indonesia pada tahun 2021 yang digambarkan diatas, pernjualan perawatan kecantikan menempati urutan pertama transaksi e-commerce, diikuit dengan perlengkapan rumah tangga, pakaian, makanan & minuman. Atas dorongan situasi PSBB, Internet
Of Things berdasarkan data transaksi
e-commerce diatas, Tempo Scan sejak April 2020 telah mengembangkan layanan unik pengiriman ke rumah dengan
nama Tempo Scan Home Delivery (“TSHD”) yang memberikan layanan kepada konsumen yang dengan mudah dapat
memesan melalui WA API dan
TSHD mengirimkan produk ke rumah mereka
dengan bebas ongkos kirim. Tempo Scan untuk mempercepat kontribusi penjualan produknya melalui e-commerce. Sebagai hasilnya penjualan online kelompok produk Kosmetik yang berasal dari platform e-commerce
dan penjualan online Tempo Scan telah
meroket masing-masing sebesar
305% dan 1981% untuk kosmetik
berlisensi dengan harga menengah dan kosmetik berlisensi dengan harga premium. Lebih lanjut lagi,
kontribusi penjualan online
tersebut juga meningkat signifikan menjadi masing-masing sekitar 11% dan 21% dari total penjualan kosmetik harga menengah dan total penjualan kosmetik berlisensi harga premium.
Strategi utama Tempo Scan adalah
membangun ekuitas merek yang lebih kuat melalui produk-produk
berkualitas baik dan dipasarkan dengan harga yang kompetitif dibandingkan dengan produk-produk pesaing langsung. Melalui proses Innovation Funnel, kelompok
ini terus mengeksplorasi kategori atau segmen produk
yang potensial, meningkatkan
kualitas produk, mempertahankan atau mengurangi biaya produk, memahami tren dan peluang pasar, atau menargetkan segmen konsumen baru. Kelompok tersebut juga mempelajari ukuran kemasan produk untuk memastikan
bahwa produk tersebut memberikan ukuran kemasan yang tepat untuk setiap
segmen konsumen.
Untuk mendapatkan informasi awal, dilakukan FGD terhadap 9 pelanggan berusia 35-60 tahun dan sudah bekerja sebagai informan kunci untuk mendapatkan gambaran awal pembelian
& penggunaan produk
skin care brand Clinique pada masa pandemic covid-19. Wawancara
tersebut dilakukan pada tanggal 20 September 2021 pada tempat
& waktu yang berbeda dengan hasil sebagai
berikut :
No |
Pertanyaan |
Jawaban |
1 |
Dimana Bapak/Ibu melakukan Pembelian Pertama Kali Kosemtik Clinique ? |
60% pelanggan membeli
di Sogo Dept Store, 30% pelanggan membeli di Metro Dep Store, dan 10% membeli
di Sheppora Seibu Dept Store |
2. |
Bagaimana pembelian Kosmetik Clinique pada saat Pandemi Covid 19 ? |
Beauty Consultant via tilpon, program
discount on-line & TSHD |
3. |
Bagaiman Bapak/Ibu mengetahui
info tentang kosmetik Clinique ? |
Melalui media Instagram, web atau dihubungi oleh Beauty
Consultant. |
4. |
Mengapa kosmetik menjadi kebutuhan Ibu/Bapak ? |
Diperlukan untuk perawatan kulit khususnya pada masa pandemic covid-19 karena
tidak/jarang ketempat umum |
5. |
Jenis kosmetik apa
yang dibeli pada masa pendemi
covid 19 ? |
Hanya membeli skin care & pewangi badan karena bekerja dari rumah dan jarang keluar rumah. |
Selama masa pandemic covid-19, di Indonesia brand Clinique menutup seluruh gerainya sehingga informasi disampaikan melalui promosi on-line, dan pembelian dilakukan secara on-line setelah mengikuti penjelasan beauty
consultant melalui zoom. Dimana 60 % kosumen Top Income Group memakai kosmetik Clinique
yang mereka beli produk tersebut
di toko retail Sogo, Metro dept store, dan Sheporra yang menjual produk Clinique Skin Care di tempat-tempat
tersebut sesuai dengan produk Kosmetik/
Skin Care kelas premium. Untuk
mengetahui efektifitas promosi online, dilakukan analisa domain untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian berdaasarkan promosi on-line terhadap konteks perubahan perilaku belanja konsumen kosmetik pada masa pandemic covid-1. Spradley menyarankan untuk melakukan analisis hubungan antar kategori yang meliputi 9 tipe (Spradley, 1984). Kesembilan
hubungan semantic tersebut adalah:
1.
Jenis Hubungan;
2.
Tempat Hubungan;
3.
Hubungan Sebab-Akibat;
4.
Hubungan Rasional;
5.
Lokasi;
6.
Fungsi Hubungan;
7.
Cara Mencapai Tujuan;
8.
Urutan;
9.
Atribut;
Analisis domain perilaku belanja pada masa pandemi
Covid-19 atas data yang terkumpul
dari hasil wawancara, pengamatan dan dokumentasi penelitian terdahulu serta grounded theory, maka dibuat lembaran
kerja analisis domain seperti tabel 4.5 dibawah ini :
Tabel 1.
Analisis Domain Promosi Kosmetik
No |
Rincian Domain |
Hubungan Semantik |
Cover Term |
1 |
·
Promosi
Off-Line ·
Promosi
On Line ·
Promosi Campuran |
Adalah Jenis dari |
Macam-macam
Promosi |
2 |
·
On-line
Promotion ·
Beauty
Consultant Call ·
Instagram/FB ·
Web
Clinique |
Adalah Tempat |
Untuk melakukan Promosi |
3 |
·
Peraturan
PSBB ·
Pandemin
Covid-19 ·
Internet
of Things |
Adalah Sebab
dari |
Perubahan Perilaku |
4 |
·
Kemudahan/kepraktisan ·
Cepat ·
Aman/
Sec & Health |
Rasional/Alasan |
Menggunakan internet untuk
melakukan belanja |
5 |
·
Iklan
on-Line ·
Publisitas
on-line ·
Event
off-line (Personal Sellling) |
Adalah cara |
Tempat Mencari Informasi |
6 |
·
Hand
Phone ·
Komputer/Laptop ·
Personal
Care/ Beauty Advisor |
Alat yang digunakan
untuk |
Mendapatkan informasi
& memesan barang |
7 |
·
Motivasi ·
Persepsi ·
Pembelajaran ·
Keyakinan
& Sikap |
Adalah Cara Mencapai |
Tujuan Promosi |
8 |
·
Pengenalan
Masalah ·
Pencarian
Informasi ·
Evaluasi
Alternatif ·
Pembelian ·
Purna
Jual |
Urutan |
Keputusan Pembelian |
9 |
·
Umur ·
Siklus
Hidup ·
Pekerjaan ·
Gaya
Hidup ·
Peran
Status Sosial |
Adalah Atribut
dari |
Karakteristik Konsumen |
Sumber: Data Observasi. Diolah
kembali, 2020
Pola belanja secara online (virtual) menggunakan
jaringan internet, dengan informasi yang akan disampaikan atau dijual biasanya menggunakan media website atau aplikasi. Kondisi pandemi yang dialami berimplikasi pada perubahan pola konsumen dalam
berbelanja, dimana konsumen akan lebih
sering berada di rumah untuk melakukan
transaksi mereka. Dengan menggunakan gadget konsumen akan memiliki
preferensi yang lebih luas mengenai tujuan
berbelanja, mereka akan lebih banyak
untuk mencari tahu tentang sebuah
produk, dan harga yang ditawarkan oleh berbagai penjual. Sehingga muncul yang disebut pasar on-line
yang dikenal dengan sebutan market place.
Situasi pandemic Covid-19 dan perkembangan
internt of things yang juga berpenagruh
pada pasar kosmetik, mendorong
perusahaan seperti Tempo
Scan Pacific menciptkan promosi
melalui digital advertising & penjualan
on-line seperti contoh gambar dibawah ini
Gambar 3
Digital Advertising 2020
Sumber : TSP, Digital Advertising, 2020
Gambar 3 diatas adalah digital advertising yang menjelaskan
kepada konsumen program
discount hingga 55% dan penjualan
harga murah. Informasi seperti diatas & memesan barang dapat menggunakan gadget, laptop
& televisi, teknik ini merupakan cara
publisitas kepada konsumen kosmetik yang dibantu dengan penjelasan oleh Consultant/Beuaty
Advisor secara on-line pada masa pandemic covid-19. Pemberian informasi secara digital merupakan urutan dalam proses keputusan pembelian, dan dapat dilihat efektifitas
promosi digital ini terhadap data penjualan selama tahun 2020 & 2021 seperti grafik dibawah
Grafik 3.
Penjualan Online Tahun
2020 & Tahun 2021
Sumber : TSP, Digital Advertising, 2021
Komestik CLINIQUE mengalami penurunan penjualan dari tahun 2020 sebesar Rp.56,17 Miliar menjadi Rp.51,97 Miliar pada tahun 2021, Namun penjualan yang berasal dari TSHD –‘Aplikasi
Online milik Tempo Scan’ meningkat
dari Rp. 3,05 Miliar menjadi sebesar Rp 3,47 Miliar pada tahun 2021 setelah menggunakan promosi digital & market place.
Untuk memastikan data diatas bersih, benar dan bermanfaat, pada awal tahun 2022 dilakukan proses validasi silang (cross validation) atas
data sekunder terhadap data
primer dalam wawancara dengan konsumen & FGD dengan beauty consultant serta praktisi pemasaran kosmetik. Dan dibuat sebuah diagram analisa semantic atas hasil data sekunder dan data primer hubungan
antara promosi dan keputusan pembelian kosmetik Clinique sebagai berikut :
Gambar diatas menunjukkan bahwa konsumen Clinique melakukan pencarian informasi melalui promosi digital, personal
care dan publisitas dengan menggunakan alat komunikasi seperti pada gambar dibawah ini.
Hand Phone, Lap Top, & Personal Care merupakan alat yang digunakan untuk melakukan pembelian. Hal ini sejalan dengan
propgram online Tempo Scan Home Delivery, dimana personal Care dapat mengirimkan langsung kosemetik yang dibutuhkan.
Dari hasil penelitian ini diperoleh hubungan data primer
dan sekunder sebagai berikut ini:
1.
Promosi online merupakan strategi penyampaian pesan akan keberadaan produk Clinique yang dapat mempertahankan penjualan pada
masa pandemic covid 19.
2.
Konsumen dapat mencari
informasi tersebut melalui handphone, computer/lap top, dan melalui customer care.
Faktor umur, jenis kelamin, pekerjaan, gaya hidup, dan kelas social mempengaruhi keberhasilan promosi hingga menghasilkan penjualan seperti pada peningkatan kontribusi penjualan dari TIMOS & TSHD.
Kesimpulan
Berdasarkan analisa diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa: Kosmetik telah menjadi kebutuhan konsumen khusus nya produk skin care (perawatan kulit)
dan minyak wangi pada masa
pandemic covid-19. Kebutuhan skin care & minyak wangi diperoleh
melalui pembelian on-line maupun discount paket perawatan melalui Beauty
Consultant yang sekaligus menjelaskan
manfaat & cara pemakaiannya dan TSHD (Temp Scan Home Delivery). Konsumen sudah terbiasa menggunakan handphone,
laptop dan personal care untuk melakukan
pencarian informasi & pembelian skin care & parfum Clinique. Promosi secara on-line melalui Instagram, Face Book maupun
web Clinique memberikan peningkatan
konstribusi terhadap penjualan kosmetik Clinique. Kondisi ini di dukung dengan order on-line melalui aplikasi TiMOS (Tempo Scan Integrated Mobile Order System) untuk pengecekan status barang di tempat terdekat dengan lokasi konsumen.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdurrahman Misno, B. P., Shi, M. E.
I., & Ll, B. (2020). Menggenggam Nusantara Raya. Gramedia Pustaka
Utama.
Arsianti, Devi, Hanila, Siti, &
Damarsiwi, Eska Prima Monique. (2021). Marketing Strategy Analysis Of Arco Azka
Manna Kitchen Msmes, Bengkulu Selatan. Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi
Dan Keuangan, 2(3), 222–229.
Ayunani, Enggar Devita. (2016). Dampak
Penerapan Skema Harmonisasi Regulasi Kosmetik di ASEAN terhadap Industri dan
Perdagangan Kosmetik di Indonesia.
Hasibuan, Abdurrozzaq, Jamaludin,
Jamaludin, Yuliana, Yayuk, Sudirman, Acai, Wirapraja, Alexander, Kusuma, Aditya
Halim Perdana, Hwee, Teng Sauh, Napitupulu, Darmawan, Afriany, Joli, & Simarmata,
Janner. (2020). E-Business: Implementasi, Strategi dan Inovasinya.
Yayasan Kita Menulis.
Kamaludin, Ahmad, & Juanim, H.
(2019). PENGARUH DESAIN PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
HELM GM (Studi Pada Konsumen Toko Istana Helmet Kopo Bandung). Perpustakaan
FEB Unpas.
Khoiroh, Zainatul. (2016). Pengaruh
Kepercayaan, Kemudahan, dan Kualitas Informasi Terhadap Keputusan Pembelian
Secara Online (Studi Pada Mahasiswa FEBI IAIN Tulungagung). Skripsi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Tulungagung. Unpublished
Bachelor Thesis, Retrieved from Http://Repo. Iain-Tulungagung. Ac. Id/4225.
Latifah, Latifah, Fatma, &
Iswari, Retno. (2013). (2013). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Gramedia Pustaka Utama.
Lavari, Hafhazah, & Afrizal,
Afrizal. (2016). Strategi Bisnis PT. Unilever Dalam Persaingan Produk
Kosmetik Di Indonesia Tahun 2010-2015. Riau University.
Martoredjo, Nikodemus Thomas. (2020).
Pandemi covid-19: Ancaman atau tantangan bagi sektor pendidikan. Jurnal Binus,
7(1), 1–15.
Sudaryono, Sudaryono, Rahwanto,
Efana, & Komala, Ratna. (2020). E-Commerce Dorong Perekonomian Indonesia,
Selama Pandemi Covid 19 Sebagai Entrepreneur Modern Dan Pengaruhnya Terhadap
Bisnis Offline. Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 2(02), 110–124.
Sumarwan, Ujang. (2019). Strategi
Produk. Strategi Pemasaran Dalam Perspektif Perilaku Konsumen, 237.
Tahliani, Hani. (2020). Tantangan
Perbankan Syariah dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Madani Syari’ah, 3(2),
92–113.
Wibowo, Agus. (2020). PERILAKU
KONSUMEN & HUBUNGAN MASYARAKAT. Penerbit Yayasan Prima Agus Teknik,
1–174.
Yani, Jenderal Achmad. (n.d.). Sugiyono.
2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Ferrari, JR, Jhonson, JL, & McCown, WG (1995). Procrastination And
Task Avoidance: Theory, Research & Treatment. New York: Plenum Press.
Yudistira P, Chandra. Diktat Ku.
Yanthi, Afifah Dwi, Hadi, Prasetyo,
& Astuti, Miguna. (2020). Peran Kore Wave, Lifestyle, dan Brand Ambassador
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Innisfree. Prosiding BIEMA (Business
Management, Economic, and Accounting National Seminar), 1, 179–195.