UPAYA
MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN MELALUI DESAIN PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN KERJA
DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Irmawati
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email: irmawati9294@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk menginvestigasi hubungan antara desain pekerjaan, lingkungan kerja, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan dalam suatu organisasi.
Faktor-faktor ini dianggap memiliki peran penting dalam
menciptakan kondisi kerja yang optimal dan mendorong karyawan untuk mencapai kinerja yang tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan pendekatan
kuantitatif. Responden penelitian ini adalah karyawan dari beberapa organisasi
di berbagai sektor industri. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang diadaptasi dari instrumen yang telah teruji kehandalannya. Hasil analisis data menunjukkan adanya hubungan positif antara desain pekerjaan yang baik dan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika tugas dan tanggung jawab pekerjaan diatur dengan jelas, karyawan
memiliki kesempatan yang lebih baik untuk
mencapai tujuan kinerja yang ditetapkan. Selain itu, hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang baik berkontribusi positif terhadap kinerja karyawan. Faktor-faktor seperti dukungan sosial, fasilitas fisik yang memadai, dan budaya organisasi yang positif dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan karyawan, yang pada gilirannya meningkatkan kinerja mereka. Kesimpulannya, penelitian ini menyediakan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara desain pekerjaan,
lingkungan kerja, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan dan rekomendasi bagi praktisi manajemen untuk mengimplementasikan
strategi yang efektif guna meningkatkan kinerja karyawan di lingkungan kerja mereka.
Kata Kunci: Desain pekerjaan, Lingkungan kerja,
Kepuasan kerja, Kinerja karyawan, Variabel intervening
Abstract
This
study aims to investigate the relationship between job design, work
environment, job satisfaction, and employee performance in an organization.
These factors are considered to have an important role in creating optimal
working conditions and encouraging employees to achieve high performance. The research method used is a survey with a quantitative
approach. The respondents of this study were employees from several
organizations in various industrial sectors. Data were collected through
questionnaires adapted from instruments that have been tested for reliability. The results of data analysis showed a positive
relationship between good job design and employee performance. This suggests
that when job duties and responsibilities are clearly organized, employees have
a better chance of achieving set performance goals. In addition, the results also show that a good work
environment contributes positively to employee performance. Factors such as
social support, adequate physical facilities, and a positive organizational
culture can increase employee motivation and engagement, which in turn improves
their performance. In
conclusion, this study provides a more in-depth understanding of the
relationship between job design, work environment, job satisfaction, and
employee performance. This research is expected to provide guidance and
recommendations for management practitioners to implement effective strategies
to improve employee performance in their work environment.
Keywords:
Job
design, Work environment, Job satisfaction, Employee performance, Intervening
variable
Pendahuluan
Peningkatan kinerja karyawan merupakan tujuan utama
setiap organisasi. Karyawan berkinerja tinggi memiliki kemampuan untuk
memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pencapaian tujuan organisasi,
meningkatkan produktivitas, dan memperkuat keunggulan mereka dibandingkan
dengan perusahaan lain. Oleh karena itu, desain pekerjaan dan lingkungan kerja
sangat penting untuk meningkatkan kinerja karyawan. Desain pekerjaan yang baik
melibatkan pembagian tugas yang jelas, tanggung jawab yang sesuai, dan otonomi yang
cukup untuk karyawan. Desain pekerjaan yang efektif membuat karyawan merasa
lebih terlibat dan termotivasi, dan mereka memiliki pemahaman yang jelas
tentang peran dan tanggung jawab mereka di tempat kerja (Setiawan, 2018).
Selain itu, lingkungan
kerja yang baik juga berkontribusi pada peningkatan kinerja karyawan.
Lingkungan kerja yang baik mencakup hal-hal seperti komunikasi yang efektif,
dukungan tim, kerjasama antar rekan kerja, dan kepemimpinan yang baik (Dinh
et al., 2021). Karyawan yang merasa
didukung, terhubung dengan rekan kerja mereka, dan memiliki pemimpin yang
menginspirasi cenderung bekerja dengan lebih baik dan mencapai hasil yang lebih
baik (Adelia &
Gunawan, 2023).
Organisasi memiliki
kemampuan untuk menciptakan kondisi kerja yang mendukung karyawan dalam
mencapai kinerja optimal dengan mempertimbangkan desain pekerjaan yang baik dan
menciptakan lingkungan kerja yang positif (Norawati et al., 2021). Dalam kombinasi
dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervensi, faktor-faktor ini menjadi
kunci penting dalam memotivasi dan meningkatkan produktivitas dan kinerja
karyawan secara keseluruhan (Jufrizen,
2016).
Desain pekerjaan yang baik mencakup
aspek-aspek seperti penugasan tugas yang menarik, otonomi dalam pengambilan
keputusan, kesempatan pengembangan dan pertumbuhan, serta jelasnya tujuan dan
harapan kerja. Lingkungan kerja yang kondusif mencakup aspek fisik (seperti
lingkungan kerja yang nyaman dan fasilitas yang memadai) dan elemen sosial
(seperti hubungan kerja yang baik, dukungan dari atasan dan rekan kerja) (Srimulyani & Jelita, 2022).
Namun, ada banyak
situasi di mana hubungan langsung antara desain pekerjaan, lingkungan kerja,
dan kinerja karyawan tidak selalu mudah dilihat. Variabel kepuasan kerja
berfungsi sebagai perantara dalam hubungan ini. Kepuasan kerja adalah istilah
yang mengacu pada evaluasi subjektif yang diberikan oleh seorang karyawan
terhadap pekerjaan mereka, yang mencakup pendapat mereka tentang sejauh mana
pekerjaan mereka memenuhi kebutuhan, ekspektasi, dan harapan mereka (Joanna & Jerzy, 2020). Kepuasan kerja dapat
meningkatkan motivasi, komitmen, dan keterlibatan karyawan, yang pada
gilirannya meningkatkan kinerja mereka (Akhter &
Naveed, 2023) (Rene &
Wahyuni, 2018).
Dalam konteks ini,
penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara desain pekerjaan,
lingkungan kerja, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan. Dengan mengidentifikasi
faktor-faktor desain pekerjaan dan lingkungan kerja yang berpengaruh serta
memahami peran kepuasan kerja sebagai variabel perantara, penelitian ini dapat
memberikan wawasan yang berharga bagi organisasi dalam upaya meningkatkan
kinerja karyawan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja, organisasi dapat merancang strategi dan intervensi yang
lebih efektif dalam meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan bisnis mereka.
Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis hubungan antara desain
pekerjaan, lingkungan kerja, dan kinerja karyawan, dengan fokus khusus pada
peran mediasi kepuasan kerja di waktu pasca Covid-19. Temuan penelitian ini
akan berkontribusi pada pengetahuan yang ada tentang perilaku organisasi dan
memberikan wawasan berharga bagi organisasi untuk merancang intervensi dan
praktik yang efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan di lingkungan kerja
yang baru.
PT. GEN 9 Beef
Processing merupakan divisi perusahaan yang bergerak di bidang rumah potong
hewan dan pengolahan daging sapi. Daging merupakan sumber protein penting dalam
kehidupan, dan permintaan akan produk daging segar atau olahan tetap stabil
atau bahkan meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan perubahan gaya
hidup masyarakat.
Bisnis pemrosesan
daging sapi, atau yang dikenal sebagai bisnis beef processing, melibatkan
pengolahan daging sapi dari tahap awal hingga menjadi produk daging yang siap
dikonsumsi (Suprianto &
Serip, 2021). Ini termasuk
pemotongan, pengemasan, penyimpanan, dan pengiriman daging sapi kepada konsumen
atau pengecer.
Fenomena bisnis beef
processing dapat bervariasi tergantung pada pasar dan tren terkini. Beberapa
fenomena yang terkait dengan bisnis ini adalah sebagai berikut:
1. Permintaan akan daging
berkualitas tinggi: Konsumen semakin sadar akan kualitas makanan yang mereka
konsumsi, termasuk daging sapi. Permintaan akan daging sapi berkualitas tinggi,
seperti daging organik, daging bebas hormon, atau daging yang diproses dengan
metode yang ramah lingkungan, semakin meningkat. Hal ini mendorong bisnis beef
processing untuk fokus pada penyediaan daging sapi berkualitas tinggi.
2. Peningkatan pemrosesan
daging halal: Di banyak negara dengan populasi Muslim yang signifikan,
permintaan akan daging sapi halal terus meningkat. Bisnis beef processing yang
mampu memenuhi persyaratan halal dan mendapatkan sertifikasi halal dapat
mengalami pertumbuhan yang pesat.
3. Inovasi dalam pengolahan
daging: Bisnis beef processing terus berinovasi dalam metode pengolahan dan
pembuatan produk daging. Hal ini termasuk penggunaan teknologi canggih untuk
meningkatkan efisiensi dan keamanan, pengembangan produk baru yang inovatif,
dan penemuan cara baru untuk meningkatkan rasa dan kualitas daging sapi.
4. Peningkatan kesadaran
akan kesejahteraan hewan: Ada peningkatan kesadaran masyarakat tentang
kesejahteraan hewan dan etika dalam industri pemrosesan daging. Konsumen lebih
cenderung mencari produk daging dari hewan yang dihasilkan dengan standar etis,
seperti hewan yang dipelihara dengan baik dan diberi makanan sehat. Bisnis beef
processing yang dapat menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan hewan dapat
menarik pelanggan yang lebih banyak.
5. Perubahan gaya hidup
dan preferensi konsumen: Perubahan gaya hidup dan preferensi konsumen juga
mempengaruhi bisnis beef processing. Misalnya, adopsi diet vegetarian atau
vegan yang semakin populer di beberapa negara dapat mempengaruhi permintaan
daging sapi. Di sisi lain, tren seperti peningkatan konsumsi daging olahan atau
produk daging yang mudah disiapkan juga dapat membuka peluang baru bagi bisnis
beef processing.
Fenomena-fenomena ini
dapat berdampak pada strategi bisnis, inovasi produk, dan pemasaran dalam
industri beef processing. Bisnis yang mampu menyesuaikan diri dengan tren dan
permintaan pasar terkini memiliki peluang yang lebih baik untuk bertahan dan
berkembang dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.
Dengan tingginya
permintaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan PT. GEN 9 dengan tingginya
overtime pada tahun 2022 Gambar 1 namun data presensi Gambar 2 masih banyak
karyawan yang telat, dapat dilihat dari data tersebut desain pekerjaan yang
belum maksimal sert lingkungan kerja yang belum baik dapat mengakibatkan kinerja
yang kurang maksimal.
Gambar 1. Data Overtime Tahun
2022
Sumber : Data
Departemen HR & GA (2023)
Berdasarkan Gambar
diatas dapat disimpulkan tingginya Actual Overtime yang melebihi dari Budget
yang direncanakan oleh perusahaan yang diakibatkan desain pekerjaan yang kurang
maksimal. Sedangkan berdasarkan data Presensi pegawai pada Gambar 2 rendahnya
tingkat kedisiplinan karyawan yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang
kurang baik.
Gambar 2. Data Presensi Tahun
2022
Sumber : Data
Departemen HR & GA (2023)
Mengacu pada penelitian
terdahulu bahwa penelitian juga menunjukkan bahwa budaya organisasi yang
positif, yang mendorong kolaborasi, inovasi, dan penghargaan terhadap prestasi,
dapat berdampak positif terhadap kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang mempromosikan
keadilan, kesetaraan, dan peluang yang adil juga dapat memotivasi karyawan
untuk memberikan yang terbaik.Penelitian yang dilakukan oleh (Agatha & Damayanti, 2022) membuktikan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sari & Nugroho, 2023) dan um(Arjun et al., 2022). Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa desain pekerjaan yang baik, seperti memberikan otonomi dalam
pengambilan keputusan, tanggung jawab yang jelas, kesempatan pengembangan, dan
variasi tugas yang memadai, dapat berkontribusi pada tingkat kepuasan kerja
yang tinggi. Ketika karyawan merasa memiliki kontrol dan tanggung jawab yang
memadai atas pekerjaan mereka, mereka cenderung lebih puas dengan pekerjaan
mereka.
Selain itu, desain
pekerjaan yang menawarkan tantangan dan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang
juga dapat meningkatkan kepuasan kerja. Karyawan yang merasa bahwa pekerjaan
mereka memberikan peluang untuk belajar, mengembangkan keterampilan, dan mencapai
pencapaian pribadi, biasanya memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Penelitian juga
menyoroti pentingnya konsistensi antara kemampuan karyawan dan tuntutan
pekerjaan dalam desain pekerjaan. Ketika karyawan merasa bahwa tugas-tugas yang
diberikan sesuai dengan kemampuan mereka, mereka cenderung lebih puas dalam
menjalankan pekerjaan mereka.Penelitian yang dilakukan oleh (Hasibuan & Hendry, 2020) membuktikan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan desain pekerjaan terhadap kepuasan
kerja.
Mengacu pada research gap tersebut yang membuktikan
bahwa adanya beberapa hasil penelitian yang berbeda dan tidak konsisten, maka
peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian untuk mencari akar penyebab
masalah mengacu kepada data fenomena bisnis yang berhasil dikumpulkan. Adapun
judul penelitian yang dilakukan adalah Upaya Meningkatkan Kinerja Karyawan
Melalui Desain Pekerjaan Dan Lingkungan Kerja Dengan Kepuasan Kerja Sebagai
Variabel Intervening. Besar harapan Peneliti dapat memberikan saran untuk
memecahkan masalah yang dihadapi oleh Organisasi.
Metode Penelitian
Dalam melakukan
penelitian ini, Penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif.
Menurut (Sugiyono, 2016), metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang menggunakan
pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data yang dapat diukur secara numerik,
dan kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik statistik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih dalam tentang suatu fenomena. Penelitian ini juga bersifat
deskriptif. Menurut (Sugiyono, 2016), penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fenomena atau keadaan yang ada dalam
populasi atau sampel penelitian, tanpa adanya manipulasi atau pengendalian
variabel.
Terdapat 2 jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni
data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan secara
langsung oleh peneliti dari sumber pertama, melalui penyebaran kuesioner yang
dikirimkan kepada Karyawan PT GEN 9. Data sekunder yang Penulis gunakan adalah
dokumen berupa survey kepuasan tahun 2022, record data desain Kerja yang kurang
maksimal. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yakni Desain pekerjaan
(X₁), Lingkungan Kerja (X₂), Kinerja Karyawan (Y),dan Kepuasan
Kerja( (Z).
Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan PT GEN 9. Sesuai hasil
perhitungan yang dilakukan dengan rumus Slovin didapatkan sampel sebanyak 71
responden dari populasi sebanyak 250 orang dengan tingkat kesalahan ditetapkan
10%. Sampel didapat dari responden dengan penyebaran kuesioner melalui google form.
Peneliti
menyimpulkan Hipotesis sebagai berikut:
H1 : Terdapat
dugaan bahwa Desain Kerja (X1) pengaruh dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan
(Y) melalui variabel Kepuasan Kerja (Z) sebagai variabel intervening
H2: Terdapat
dugaan bahwa Lingkungan Kerja (X2) pengaruh dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan (Y) melalui variabel Kepuasan Kerja (Z) sebagai variabel intervening
H3: Terdapat
dugaan bahwa Kepuasan kerja (Z) pengaruh dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan (Y)
Gambar 3. Kerangka
Penelitian.
Sumber: Data Yang
Diolah Dalam Penelitian, 2023
Hasil dan Pembahasan
Untuk analisa data dalam
penelitian ini, Peneliti menggunakan bantuan software SmartPLS versi 4. Jumlah responden yang memberikan feedback sebanyak 65 responden.
Berdasarkan Karyawan PKWTT, responden mayoritas berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 85%. Kemudian jika dilihat dari usia, responden paling banyak adalah
karyawan yang berusia rentang 27-48 tahun sebanyak 75%. Dan jika dilihat
berdasarkan masa kerja, responden paling banyak adalah karyawan yang masa
kerjanya di atas 5 tahun sebanyak 83%. Selanjutnya jika dilihat berdasarkan
pendidikan, responden paling banyak adalah karyawan dengan pendidikan SMA atau
sederajat dengan prosentase 61%.
Tahap pertama dilakukan uji kualitas data dengan SEM PLS algorithm. Hasil
uji ditampilkan berupa gambar berikut ini:
Gambar 4. Hasil Uji Outer Model.
Sumber: Pengolahan data penelitian dengan SmartPLS 4, 2023
Berikut ini adalah hasil pengukuran untuk
indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 1 Outer Loadings
Sumber: Pengelola Data Penelitian, 2023.
Dengan hasil uji reliabilitas yang memenuhi kriteria, saya memiliki
keyakinan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini relatif akurat dan
konsisten dalam mengukur konstruk yang diteliti. Ini membantu meningkatkan
kepercayaan terhadap hasil analisis dan kesimpulan yang diambil dari penelitian
tersebut.
Tabel 2 Construct
Reliability and Validity
Sumber: Pengelola Data Penelitian, 2023.
Hasil uji ditampilkan berupa gambar berikut ini:
Gambar 2 Inner
Model.
Sumber: Pengolahan data dengan SmartPLS 4, 2023.
Melalui pengolahan data yang diuji menggunakan program PLS (Partial Least Squares) 4 sesuai dengan
tampilan pada Gambar 2 diatas, diperoleh hasil pengujian hipotesis dalam bentuk
tabel 3 Path Coefficient seperti yang ditampilkan di bawah ini. Hasil ini kemudian dapat
diinterpretasikan dalam bentuk data deskriptif.
Tabel 3. Path Coefficients
Sumber: Pengelola Data Penelitian, 2023
Tabel 4. Total Inderect Effect
Sumber: Pengelola Data Penelitian, 2023
Pada uji path coefficient ini, nilai koefisien path
menunjukkan seberapa kuat hubungan antara variabel laten dalam skema inner
model yang telah disajikan pada Gambar 2. Tabel 3. Path Coefficient memberikan informasi tentang pengaruh variabel laten
yang paling signifikan hingga yang paling kecil.
Berdasarkan hasil pengujian, jawaban dari hipotesis penelitian dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a.
H1 :Desain
Pekerjaan terhadap Kepuasan Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desain Pekerjaan
memiliki dampak signifikan terhadap Kepuasan Kerja di PT. GEN 9. Hal ini dapat
diinterpretasikan dari nilai T statistik sebesar 2,320, yang melebihi nilai t
tabel sebesar 1,96, dan P-Value sebesar 0,020, yang lebih kecil dari tingkat
signifikansi yang ditentukan (0,05).
Artinya, semakin tinggi Desain Pekerjaan dalam
merancang tugas-tugasnya, akan semakin meningkatkan Kepuasan Kerja di PT. GEN
9. Ini menunjukkan bahwa aspek Desain Pekerjaan, seperti penyebaran tugas yang
jelas, tingkat otonomi, dan kesesuaian antara tugas dan keterampilan karyawan,
memiliki pengaruh positif terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan.
Dengan adanya peningkatan kepuasan kerja,
diharapkan akan terjadi efek langsung terhadap peningkatan produktivitas dan
kinerja karyawan di PT. GEN 9. Karyawan yang merasa puas dengan desain
pekerjaan mereka akan cenderung lebih termotivasi, bersemangat, dan
berkontribusi secara maksimal dalam melaksanakan tugas-tugas mereka.
Secara keseluruhan, hasil ini memberikan dukungan
empiris untuk pentingnya perhatian terhadap Desain Pekerjaan dalam menciptakan
lingkungan kerja yang memadai dan memastikan bahwa tugas-tugas yang ditugaskan
kepada karyawan sesuai dengan keahlian dan minat mereka. Hal ini dapat
berdampak positif pada kepuasan kerja dan kinerja karyawan di PT. GEN 9.
b.
H2: Lingkungan
Kerja terhadap Kepuasan Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lingkungan Kerja memiliki dampak
signifikan terhadap Kepuasan Kerja di PT. GEN 9. Hal ini dapat
diinterpretasikan dari nilai T statistik sebesar 2,019, yang melebihi nilai t
tabel sebesar 1,96, dan P-Value sebesar 0,044, yang lebih kecil dari tingkat
signifikansi yang ditentukan (0,05).
Artinya, semakin tinggi kualitas Lingkungan Kerja yang nyaman di PT. GEN
9, akan semakin meningkatkan Kepuasan Kerja. Lingkungan Kerja yang nyaman
mencakup faktor-faktor seperti suasana kerja yang positif, dukungan dari rekan
kerja dan atasan, fasilitas yang memadai, dan keamanan kerja.
Dengan adanya peningkatan kepuasan kerja, diharapkan akan terjadi efek
langsung terhadap peningkatan produktivitas dan kinerja karyawan di PT. GEN 9.
Karyawan yang merasa nyaman dengan lingkungan kerja mereka akan cenderung lebih
termotivasi, bahagia, dan berkontribusi secara maksimal dalam melaksanakan
tugas-tugas mereka.
Secara keseluruhan, hasil ini memberikan dukungan empiris untuk
pentingnya menciptakan dan mempertahankan Lingkungan Kerja yang nyaman di PT.
GEN 9. Faktor-faktor seperti suasana kerja yang positif, saling dukung antar
rekan kerja, dan fasilitas yang memadai dapat berdampak positif pada kepuasan
kerja dan kinerja karyawan. Dengan demikian, perusahaan diharapkan dapat fokus
pada peningkatan kualitas Lingkungan Kerja untuk meningkatkan kepuasan kerja
karyawan di PT. GEN 9.
c.
H3: Kepuasan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepuasan Kerja
memiliki dampak signifikan terhadap Kinerja Karyawan di PT. GEN 9. Hal ini
dapat diinterpretasikan dari nilai T statistik sebesar 32,739, yang jauh lebih
besar dari nilai t tabel sebesar 1,96, dan P-Value sebesar 0,000, yang jauh
lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditentukan (0,05).
Artinya, semakin tinggi tingkat Kepuasan Kerja yang
menyenangkan dan mencintai pekerjaan di PT. GEN 9, akan semakin meningkatkan
Kinerja Karyawan. Kepuasan Kerja yang tinggi mencakup faktor-faktor seperti
pengakuan atas hasil kerja, kesempatan pengembangan diri, balas jasa yang adil,
dan lingkungan kerja yang mendukung.
Dengan adanya peningkatan Kinerja Karyawan,
diharapkan akan terjadi efek langsung terhadap keberhasilan organisasi dan pencapaian
tujuan perusahaan. Karyawan yang merasa puas dengan pekerjaan mereka akan
cenderung lebih termotivasi, berdedikasi, dan berkontribusi secara maksimal
dalam melaksanakan tugas-tugas mereka.
Secara keseluruhan, hasil
ini memberikan dukungan empiris untuk pentingnya menciptakan lingkungan kerja
yang memungkinkan terciptanya Kepuasan Kerja yang tinggi di PT. GEN 9. Dukungan
dan pengakuan terhadap karyawan, pengembangan karir, dan keseimbangan kerja-kehidupan
dapat berdampak positif pada Kepuasan Kerja dan kinerja karyawan. Dengan
demikian, diharapkan perusahaan dapat berfokus pada peningkatan Kepuasan Kerja
untuk meningkatkan Kinerja Karyawan di PT. GEN 9.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis
penelitian yang telah dilakukan di PT. GEN 9, ditemukan
beberapa temuan penting yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dan kepuasan karyawan. Pertama, Desain Pekerjaan (X1) memainkan peran krusial dalam menentukan
Kepuasan Kerja (Z) karyawan. Ini berarti bahwa perusahaan harus memperhatikan bagaimana tugas-tugas dirancang agar sesuai dengan kemampuan dan minat karyawan untuk meningkatkan kepuasan mereka. Kedua, kualitas Lingkungan Kerja (X2) juga menjadi faktor penting yang tidak bisa diabaikan. Sebuah lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman dapat meningkatkan
moral dan motivasi karyawan,
yang pada akhirnya akan berdampak positif pada Kepuasan Kerja (Z). Terakhir, namun tidak kalah pentingnya,
Kepuasan Kerja (Z) ternyata memiliki korelasi positif dengan Kinerja Karyawan (Y). Hal ini menekankan pentingnya upaya perusahaan dalam memastikan karyawan merasa puas dengan
pekerjaan mereka, karena kepuasan ini akan berkontribusi
langsung pada kinerja dan produktivitas mereka. Oleh karena itu, PT. GEN 9 disarankan untuk terus mempertahankan dan meningkatkan aspek-aspek tersebut dalam strategi manajemen sumber daya manusia mereka.
Dengan mempertimbangkan temuan dari
penelitian di PT. GEN 9, penting bagi perusahaan untuk mengambil
langkah-langkah strategis guna meningkatkan kinerja karyawan. Pertama, PT. GEN
9 harus fokus pada perancangan tugas-tugas pekerjaan yang efisien dan efektif.
Hal ini akan memastikan bahwa karyawan diberikan tugas yang sesuai dengan
keahlian dan minat mereka, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas
dan kepuasan kerja. Kedua, perusahaan perlu berinvestasi dalam menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman. Ini melibatkan penyediaan fasilitas yang memadai
dan dukungan yang berkelanjutan untuk memastikan karyawan merasa dihargai dan
terjaga kesejahteraannya. Terakhir, PT. GEN 9 juga harus memperhatikan
aspek-aspek penting yang mempengaruhi kepuasan kerja, seperti memberikan
pengakuan atas hasil kerja karyawan, menawarkan kesempatan pengembangan diri,
dan memastikan adanya sistem balas jasa yang adil. Dengan mengimplementasikan
saran-saran ini, PT. GEN 9 berpotensi untuk mencapai peningkatan kinerja karyawan
yang signifikan dan memperkuat posisinya sebagai tempat kerja yang dihormati
dan diinginkan oleh para profesional.
DAFTAR
PUSTAKA
Adelia, P., & Gunawan, A. (2023).
Pengaruh Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Displin Kerja pada
Pekerja Generasi Milenial. ULIL ALBAB: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2(12),
5571–5581.
Agatha, G. C., & Damayanti, K.
(2022). Analisis pengaruh komunikasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan pada UD. Nirwana Kabupaten Blitar. Parsimonia-Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis, 9(1), 11–19.
Akhter, A., & Naveed, A. (2023).
Role of skill development in job satisfaction through employee engagement as
mediator. Dinkum Journal of Economics and Managerial Innovations, 2(04),
238–249.
Arjun, I. K., Pradana, G. Y. K.,
& Suarmana, I. W. R. (2022). Pengaruh lingkungan kerja dan motivasi
terhadap kinerja karyawan. Jurnal Ilmiah Pariwisata Dan Bisnis, 1(12),
3656–3673.
Dinh, J. V, Reyes, D. L., Kayga, L.,
Lindgren, C., Feitosa, J., & Salas, E. (2021). Developing team trust:
Leader insights for virtual settings. Organizational Dynamics, 50(1),
100846.
Hasibuan, D., & Hendry, R. S. M.
(2020). Pengaruh Kesejahteraan dan Desain Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja
Pada PT. Perkebunan Nusantera III (Persero) PKS Torgamba Kabupaten Labuhanbatu
Selatan. Ekonomi Bisnis Manajemen Dan Akuntansi (EBMA), 1(1),
17–24.
Joanna, W., & Jerzy, K. (2020).
Conceptualizing job satisfaction and its determinants: A systematic literature
review. Экономическая
Социология, 21(5),
138–167.
Jufrizen, J. (2016). Efek mediasi
kepuasan kerja pada pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan. Jurnal
Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 17(1).
Norawati, S., Yusup, Y., Yunita, A.,
& Husein, H. (2021). Analisis Lingkungan Kerja Dan Beban Kerja Dan
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pegawai Bapenda Kabupaten Kampar. Menara Ilmu,
15(1), 95–106.
Rene, R., & Wahyuni, S. (2018).
Pengaruh work-life balance terhadap komitmen organisasi, kepuasan kerja, dan
motivasi kerja terhadap kinerja individu pada karyawan perusahaan asuransi di
jakarta. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Sriwijaya, 16(1), 53–63.
Sari, A. P., & Nugroho, B. S.
(2023). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Stres Kerja, dan Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan. REMIK: Riset Dan E-Jurnal Manajemen Informatika Komputer,
7(2), 1032–1051.
Setiawan, T. (2018). Pemberdayaan
sumber daya manusia sebagai instrumen peningkatan kinerja organisasi. Media
Mahardhika, 16(3), 430–442.
Srimulyani, V. A., & Jelita, S.
P. P. (2022). DAMPAK PENGEMBANGAN KARIR DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP
PENINGKATAN RETENSI KARYAWAN. JRMA (Jurnal Riset Manajemen Dan Akuntansi),
10(2), 153–162.
Sugiyono, S. (2016). Metode
penelitian kuantitatif, kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprianto, S., & Serip, S.
(2021). Analisis Efisiensi Dan Nilai Tambah Produk Agroindustri Olahan Kerupuk
Kulit Sapi. Distribusi-Journal of Management and Business, 9(1),
39–54.