Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan dan Tingkat Kemampuan Keuangan Daerah dalam Era Otonomi Daerah

Authors

  • Novia Aminuddin Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran
  • Srihadi Winarningsih Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran

DOI:

https://doi.org/10.52644/joeb.v13i1.1416

Keywords:

pengukuran kinerja, tingkat kemampuan keuangan, otonomi daerah

Abstract

Karakteristik daerah mampu melaksanakan otonomi dapat dilihat dari kemampuan keuangannya yang diukur melalui analisis kinerja keuangan daerah dan tingkat kemampuan daerah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan daerah dan kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah di pemerintah daerah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2017-2021 dengan menggunakan data sekunder dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Metode penelitian yang digunakan ialah kuantitatif deskriptif untuk mengukur kinerja keuangan dengan rasio keuangan diantaranya adalah rasio kemandirian keuangan daerah, rasio ketergantungan keuangan daerah, rasio desentralisasi fiskal, rasio efektivitas PAD, dan rasio efisiensi belanja daerah sedangkan untuk mengukur kemampuan keuangan menggunakan share and growth, peta kemampuan daerah, dan IKK (Indeks kemampuan Keuangan). Hasil penelitian dari kinerja keuangan menunjukkan sebagai berikut: Rasio kemandirian keuangan daerah tergolong rendah yang memiliki pola hubungan konsultatif dengan rata-rata mencapai 35,54%. Rasio ketergantungan keuangan daerah tergolong sangat tinggi dengan rata-rata mencapai 70,56%. Rasio desentralisasi fiskal tergolong sedang dengan rata-rata mencapai 22,77%. Rasio efektivitas PAD tergolong efektif secara rata-rata sebesar 99,64%. Rasio efisiensi belanja daerah tergolong kurang efisien dengan rata-rata mencapai 90,90%. Hasil penelitian dari kemampuan keuangan daerah menunjukkan sebagai berikut: rasio share seluruh secara-secara mencapai 22,94% yang berarti peran PAD dalam membiayai belanja daerah masih sangat minim dan hasil dari rasio growth secara rata-rata mencapai 10,72% yang menunjukkan seluruh pertumbuhan PAD Kabupaten/Kota Se-Provinsi Jawa Barat masih rendah. Berdasarkan hasil analisis share and growth dalam Peta Kemampuan Keuangan, terdapat 21 daerah di Kuadran II, 10 daerah di Kuadran III, dan sisanya sejumlah 14 masuk ke dalam Kuadran IV. Berdasarkan Indeks Kemampuan Keuangan (IKK) kemampuan keuangan tinggi sebanyak 13 daerah, sedangkan 13 daerah dengan kemampuan sedang dan sisanya 1 daerah berada di kemampuan rendah.

Downloads

Published

2024-02-28